PENDAHULUAN
Maksud dari praktikum ini karena tidak fosil itu berukuran makro namun
juga ada yang memiiki ukuran mikro nah hal ini yang yang membuat analisa fosil
mikro sangat penting untuk mengetahuai pola hidup,lingkungan pengendpan
genus dll karena fosil mikro sangat banyak di jumpai.
I.3. Metode
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 1
BAB II
DASAR TEORI
11.1. Mikropalentologi
Mikropaleontologi adalah cabang dari ilmu pada ilmu paleontologi yang khusus
mempelajari sermua sisa-sisa yang berukuran kecil sehingga pada pelaksanaannya
harus menggunakan alat bantu mikroskop. Contoh mikrofosil adalah hewan
Foraminifera adalah merupakan mikrofosil yang sangat penting dalam studi
mikropaleontologi. Hal ini disebabkan karena jumlahnya yang sangat melimpah
pada batuan sedimen. Secara defenisi foraminifera adalah organisme bersel
tunggal yang hidup secara aquatik (terutama hidup di laut), mempunyai satu atau
lebih kamar-kamar yang terpisah satu dengan yang lainnya oleh sekat-sekat
(septa) yang ditembusi oleh lubang-lubang halus (foramen).Hewan foraminifera
contohnya adalah plankton dan benthos, hidup pada dasar laut. Plankton bentuk
testnya adalah bulat dan susunan kamarnya adalah trochospiral, sedangkan
benthos bentuk testnya adalah pipih dan susunan kamar planispiral. Kedua-
duanya ini adalah merupakan bagian dari fhilum protozoa.
11.2. Foraminifera
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 2
Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan demikian
spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-beda.
Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan penyebaran horizontal
yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan terakhir,
karena ukuran fosil foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara
mendapatkannya relatif mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 3
11.3Foraminifera Planktonik
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 4
Di dalam mendeskripsi foraminifera planktonik dalam
penentuan genus maupun spesies disini harus diperhatikan, antara
lain :
1. Susunan Kamar
a. Susunan kamar pada foraminifera plankton dapat dibagi :
1) Planispiral, sifat terputar pada satu bidang, semua kamar
terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal
sama. Contoh : Hastigerina
2) Trocospiral, sifat terputar tidak pada satu bidang, tidak
semua kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral
dan dorsal tidak sama. Contoh : Globigerina
3) Streptospiral, Sifat mula-mula trochospiral, kemudian
planispiral sehingga menutupi sebagian atau seluruh kamar-
kamar sebelumnya. Contoh : Pulleniatin
2. Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera
yang terletak pada kamar terakhir. Khusus foraminifera
plankton bentuk aperture maupun variasinya lebih sederhana.
Umumnya mempunyai bentuk aperture utama interiomarginal
yang terletak pada dasar (tepi) kamar akhir (septal face) dan
melekuk ke dalam, terlihat pada bagian ventral (perut).
Foraminifera planktonik ini juga banyak ditemui serta tersebar
diseluruh benua atau laut dengan kedalaman tertentu sehingga
foraminifera planktonik dijadikan fosil indeks sebagai
penarikan umur.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 5
2) Primary Aperture Interimarginal Umbilical Extra Umbilical,
adalah aperture utama interiomarginal yang terletak pada
daerah umbilicus melebar sampai ke peri-peri. Contoh :
Globorotalia.
3) Primary Aperture Interimarginal Equatorial, adalah aperture
utama interiomarginal yang terletak pada daerah equator,
dengan ciri-ciri dari samping kelihatan simetri dan hanya
dijumpai pada susunan kamar planispiral. Equator merupakan
batas putaran akhir dengan putaran sebelum peri-peri. Contoh :
Hastigerina
b. Secondary Aperture / Supplementary Aperture
Merupakan lubang lain dari aperture utama dan lebih kecil
atau lubang tambahan dari aperture utama. Contoh :
Globigerinoides
c. Accessory Aperture
A. Susunan Kamar
a. Planispiral: Terputar pada satu bidang, semua kamar terlihat, pandangan
dan jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
b. Trocospiral: terputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar
terlihat. Pandangan pada ventral dan dorsal berbeda.
pandangan ventral : Jumlah kamar yang terlihat adalah putaran kamar
terakhir. Terlihat adanya aperture utama, terlihat adanya umbilicus.
Pandangan dorsal : Biasanya seluruh kamar bisa terlihat, terlihat
adanya putaran, kamar awal terlihat.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 6
Gambar 11.1 Hemispherical Angular Rhomboid Angular Conical Radial
Elongate Claved
B. Bentuk
Dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kamar san bentuk test. Bentuk kamar
dapat globural, rhomboid menyudut atau kerucut menyudut. Bentuk test dapat
membulat atau elips.
C. Suture
Suture merupakan garis yang terliliat pada dinding luar test, merupakan
perpotongan septa dengan dinding kamar. Suture penting dalam
pengklasifikasian foraminifera karena beberapa spesies memiliki suture yang
khas. Macam-macam bentuk suture adalah :
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 7
Tertekan (melekuk), rata, atau muncul dipermukaan test. Contoh :
Chilostomella colina, untuk bentuk suture tertekan.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 8
E. Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak pada kamar
terakhir. Khusus foraminifera plankton bentuk aperture maupun variasinya lebih
sederhana. Umumnya mempunyai bentuk aperture utama interiomarginal yang
terletak pada dasar (tepi) kamar akhir (septal face) dan melekuk ke dalam, terlihat
pada bagian ventral (perut).
Macam-macam aperture yang dikenal pada foraminifera plankton :
Primary Aperture Interiomarginal
Merupakan lubang lain dari aperture utama dan lebih kecil atau
lubang tambahan dari aperture utama.
Contoh : Globigerinoides
Accessory Aperture
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 9
Contoh : Catapsydrax
F. Komposisi Test
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 10
lainnya dan lumpur. Zat perekatnya bisa chitin, oksida besi atau zat perekat
gampingan. Zat perekat gampingan adalah khas untuk foraminifera yang hidup
didaerah tropis, sedangan zat perekat silika adalah khas untuk foraminifera yang
hidup perairan dingin.
3. Dinding Siliceous
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 11
Gamping komplek adalah dinding dijumpai berlapis, kadang-kadang terdiri
dari satu lapis yang homogen, kadang-kadang dua lapis bahkan sampai empat
lapis. Terdapat pada golongan Fussulinidae.
• Gamping Hyaline
Terdiri dari zat-zat gampingan yang transparan dan berpori, Kebanyakan dari
foraminifera. plankton mempunyai dinding seperti ini.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 12
Spiroconvex Umbilicoconvex Lenticular Biumbilicate Fusiform
Gambar 11.5 Bentuk Test
Hiasan sangat penting karena sangat khas pada genus tertentu. Misal pada
spine khas pada Hankenina, Keel (Globorotalia).
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 13
Di dalam mendeskripsi foraminifera bentonik dalam
penentuan genus maupun spesies disini harus diperhatikan, antara
lain :
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 14
d) Planispiral (uncoiling)
Contoh : Rectocornuspira
e) Zigzag
Contoh : Lenticulina sp
f) Radiate
Contoh : Astroshizalimi colasandhal
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 15
- Fusiform
- Pyriform
.Contoh: Pavaninaflabelliformis
Beberapa foraminifera yang memiliki cangkang monothalamus yang di
tunjukkan pada gambar .
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 16
2) Polythalamus
Merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar
foraminifera yang terdiri dari lebih satu kamar, misalnya uniserial
saja ata biserial saja. Macam-macam polythalamus test:
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 17
di bagian umbilical (ventral) menumpang satu sarna
lain, sehingga kelihatan karnar kamarnya lebih besar
dari bagian peri-peri dari pada di bagian umbilicus.
Contoh : Nonion
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 18
e.7) Triserial yang di tunjukkan pada gambar 53, test
yang tersusun oleh tiga baris kamar yang terletak
berselang-seling. Contoh : Uvigerina, Bulim
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 19
test foraminifera, karena merupakan. lubang tempat protoplasma
organisme tersebut bergerak keluar dan masuk.
Macam-macam aperture pad a foraminifera benthos:
1) Simple Aperture, yaitu :
a) at end of tabular chamber
b) at base of aperture face
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 20
5) Terminal
6) Primary Aperture, yaitu :
a) Primary aperture interiomarginal umbilical
b) Interiomarginal umbilical extra runbilical/simple aperture
lip/ ventral and peripheral.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 21
subfamily proteonaniae. Contoh: Lagena.
Polythalamus
Polythalamus merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar
foraminifera yang memiliki lebih dari satu kamar. Misalnya
uniserial saja atau biserial saja. Macam-macam polythalamus antara lain :
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 22
a. Rectilinear (linear punya leher) test uniserial terdiri atas
kamar-kamar bulat yang dipisahkan dengan stolonxy atau
neck. Contohnya : Siphonogerina, Nodogerina.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 23
d. Curvilinier/uniserial arcuate yaitu test uniserial tetapi
sedikit melengkung dan garis batas kamar satu dengan
yang lain atau suture membentuk sudut terhadap sumbu
panjang. Contohnya: Dentalina.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 24
Nonion.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 25
2) Biserial
Biserial yaitu test yang tersusun oleh dua baris kamar
yang terletak berselang-seling. Contoh : Textularia.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 26
Triformed test
Triformed test yaitu tiga bentuk susunan kamar dalam sebuah test
misalnya permulan biserial kemudian berputar sedikit dan akhirnya menjadi
uniserial. Contohnya : Vulvulina.
Multiformed test
Multiformed test merupakan dalam sebuah test lebih dari tiga susunan
kamar, bentuk ini jarang ditemukan.
A. Bentuk
Dibedakan menjadi dua yaitu bentuk kamar dan bentuk test. Bentuk kamar
dapat globular, rhomboid menyudut, atau kerucut menyudut. Bentuk test dapat
membulat atau ellips.
B. Komposisi test
Kebanyakan dari foraminifera benthik mempunyai dinding test gamping
hyalin, porselen, dan arenaceous.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 27
11.5. Foraminifera Besar
Ordo foraminifera ini memiliki bentuk yang lebih besar di bandingkan
dengan yang lainnya. Sebagian besar hidup didasar laut degan kaki semu dan type
Letuculose, juga ada yang hidup di air tawar, seperti family Allogromidae.
Memiliki satu kamar atau lebih yang dipisahkan oleh sekat atau septa yang
disebut suture . aperture terletak pada permukaan septum kamar terakhir. Hiasan
pada permukaan test ikut menentukan perbedaan tiap–tiap jenis. Foraminifera
besar benthonik baik digunakan untuk penentu umur. Pengamatan dilakukan
degan mengunakan sayatan tipis vertical, horizontal, atau, miring di bawah
miroskop. Pemberiam sitematik foraminifera benthonik besar yang umum ( A.
Chusman 1927).
a. Famili Discocyclidae
Genus Aktinocyclina
Genus Asterocyclina
Genus Discocyclina
b. Famili Camerinidae
Genus Asslina
Genus Cycloclypeus
Genus Nummulites
c. Famili Alveolinelliadae
Genus Alveolina
Genus Alveolinella
d. Famili Miogpsinidae
Genus Miogypsian
Genus Miogypsinoides
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 28
e. Famili Calcarinidae
Genus Biplanispira
Genus Pellatispira
f. Famili Orbitoididae
Genus Lepidocyclina
3. Menetukan kisaran umur fosil foram plankton yang muncul akhir dan
umur yang punah awal.
4. Maka umur batuan yang didapatkan merupakan suatu range dari hasil
nomor C
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 29
perubahan suhuglobal yang terjadi selama jaman es. Jika sebuah perconto
kumpulan fosilforaminifera mengandung banyak spesies yang masih hidup
sampai sekarang, makapola penyebaran modern dari spesies-spesies tersebut
dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau - di tempat kumpulan
fosil foraminifera diperoleh- ketika fosil foraminifera tersebut masih hidup.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 30
bagaimana iklim dan arus laut telah berubah di masa lampau dan untuk
memperkirakan perubahan-perubahan di masa yang akan dating (keakurasiannya
belum teruji).
a. Cara ini biasanya pada batuan endapan. Fosil adalah sisa – sisa binatang
atau tumbuhan purba yang sudah membatu. Dasar pemikirannya: evolusi.
Pada endapan yang terletak dibawah mempunyai fosil yang berbeda
dengan endapan yang terletak di atas. Dari fosil – fosil ersebut dapat
diketahui evolusi dari binatang maupun tumbuhan. Banyak binatang /
tumbuhan yang baru muncul. Dengan mengetahui evolusi binatang /
tumbuhan tersebut dapat diketahui endapan yang tua dan yang lebih muda.
Tetapi umur yang didapat hanyalah umur kisaran (nisbi).
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 31
menyebabkan hidup suatu spesies mempunyai kisaran umur yang
pendek sehingga baik untuk penciri umur suatu lapisan batuan.
Biozonasi foraminifera planktonik yang populer dan sering digunakan
diIndonesia adalah Zonasi Blow ( 1969 ), Bolli ( 1966 ) dan Postuma
(1971).
2. Foraminifera Besar Bentonik : Dipakai sebagai penentu umur relatif
karenaumumnya mempunyai umur pendek sehingga sangat baik
sebagai fosil penunjuk.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 32
% Ratio Plankton Kedalaman %
1 - 10 0 – 70
10 – 20 0 – 70
20 – 30 60 – 120
30 – 40 100 – 600
40 – 50 100 – 600
50 – 60 550 – 700
60 – 70 680 – 825
70 – 80 700 – 1100
80 – 90 900 – 1200
90 – 100 1200 – 2000
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 33
BAB III
PEMBAHASAN
Genus Orbulina
Ciri khasdari genus ini adalah adanya aperture small opening.Aperture ini adalah
akibat dari terselubungnya seluruh kamar-kamar sebelumnya oleh kamar terakhir.
Beberapa spesies yang termasuk dalam genus ini :
Genus Globigerina
Mempunyai susunan kamar trochospiral, aperture interiomarginal umbilical,
dan hiasan pada permukaan berupa punctate. Beberapa spesies yang termasuk
genus ini :
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 34
Beberapa spesies yang termasuk.dalam subgenus ini :
Globorotaliatumida
Test trochospiral rendah sampai sedang, sisi spiral lebih convex dari padas
isi umbilical, permukaannya licin kecuali pada kamar dari putaran akhir dan
umbilical padak amar akhir yang pustulose. Suture disisi spiral pada mulanya
melengkung halus Ialu melengkung tajam mendekati akhir hamper lurus hingga
radial, pada distal kembali melengkung hamper tangensial keperi-peri.
Globorotalia plesiotumida
Test trochospiral sangat rendah, biconvex, tertekan, peri-peri equatorial
globulate, keel tipis. Suture pada bagian spiral melengkung satu pada bagian yang
terakh irsubradial, pada sisi distalnya melengkung sangat kuat. Umbilical sempit
dan tertutup dalam aperture interiomarginal umbilical extra umbilical melengkung
lemah di batasi oleh lip yang tipis.
Subgenus turborotalia
Mencakup seluruh Globorotalia yang tidak mempunyai keel.Untuk
penulisannya, biasanya diberi kode sebagai berikut :Contoh : Globorotalia
(T)
Spesies yang termasuk dalam genus ini,
antara lain:
Globorotaliasiakensis
Susunan kamar trochospiral lemah, peri-peri equatorial lobulate, kamar
tidak rata, subglobular, kamarke 5-6 terakhir membesar tidak teratur.POO
akeduasisisuturenya radial, tertekan, umbilical agak lebar sampai agak sempit,
dalam.Aperture interiomarginal umbilical extra umbilical, agak rendah, terbuka,
melengkung, dibatasi oleh bibiratau rim.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 35
111.1.3 Famili Hentkenidae
Pada test terdapat dua umbilicus yang masing-masing terletak pada salah
satu sisi test yang berseberangan. Susunan kamar planispiral involute. Beberapa
genus kamar-kamar ditumbuhi oleh spine-spine panjang. Beberapa genus yang
termasuk dalam famili ini.
Genus Hantkenina
Bentuk test biumbilicate, bentuk kamar tabular spinate dan susunan kamar
planispiral involute, tiap-tiap kamar terdapat spine-spine yang panjang.
Genus Hastigerina
Bentuk test biumbilicate, susunan kamar planispiral involute atau
“loosely coiled". Mempunyai aperture equatorial yang terletak pada
apertural face.
111.1.4 Lampiran
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 36
111.2 Foraminifera Benthonik
111.2.1 Genus Dentalina
Genus Dentalina Risso, 1826
Ciri-ciri:
- Cangkang uniserial tidak terputar, curvilinier, garis sutura tidak tegak lurus
- Komposisi dinding cangkang hyalin
- Apertur terminal, radiate
- Usia: Permian-Resen
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 37
111.3 Foraminifera Besar
111.3.4 Lampiran
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 38
BAB IV
PENUTUP
1V.2. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah kita dapat lebih mengenal dan
mengetahui berbagai macam jenis fosil Adapun beberapa kesimpulan yang dapat
diambil penulis selama menjalani praktikum, antara lain:
1. Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai
cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal).
2. Penelitian tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang
terus berkembang sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan
geologi. Fosil foraminifera bermanfaat dalam biostratigrafi, paleoekologi,
paleobiogeografi, dan eksplorasi minyak dan gas bumi.
3. Fosil ukurannya lebih dari 5 mm namun ada yang berukuran sampai 19
mm seperti genus fusulina yang memiliki cangkang- cangkang yang
dimiliki organisme, embrio dari foil-fosil makro serta bagian-bagian
tubuh.
4. Dalam membedakan foraminifera yang satu dengan yang lainnya harus
memperhatikan bentuk test, susunan kamar, bentuk kamar, ornament
, suturedan
5. Dlam menentukan suatu umur batuan menggunakan fosil dapat dilaukan
dengan melihat fosil muncul akhir dan punah awal.
6. Masalah – masalah geologi yang menghubungkan dengan umur suatu
batuan sampai sekarang masih mempergunakan foraminifera planktonik di
samping juga mengunakan metode – metode lain yang lebih teruji dan
lebih tepat.
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 39
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 40
LAMPIRAN
PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI 41