PENDAHULUAN
1
batupasir tuf serta meningkatnya kandungan karbonat di dalam Formasi Sambipitu ini
diperkirakan sebagai fase penurunan dari kegiatan gunungapi di Pegunungan Selatan
pada waktu itu (Bronto dan Hartono, 2001).
2
BAB 2
DASAR TEORI
3
Struktur fosil jejak berupa terowongan sebagai hasil galian.
- Kegunaan Fosil Jejak
Trace fossils tidak mengawetkan tubuh atau morfologi organisma, tapi
memiliki kelebihan dibandingkan fosil kerangka, yaitu :
a. Trace fossils biasanya terawetkan pada lingkungan yang berlawanan
dengan pengendapan fosil rangka (misalnya : perairan dangkal dengan
energi tinggi, batupasir laut dangkal dan batulanau laut dalam)
b. Trace fossils umumnya tidak dipengaruhi oleh diagenesa, dan bahkan
diperjelas secara visual oleh proses diagenesa.
c. Trace fossils tidak tertransport sehingga menjadi indikator lingkungan
pengendapan yang sebenarnya.
4
Dalam klasifikasi ini dihasilkan kelompok-kelompok full relief, semirelief dan
hyporelief.
Gambar 2.1. Pengertian dari klasifikasi fosil jejak berdasarkan model pengawetan
menurut Seilacher (1967, diambil dari Ekdale, dkk, 1984)
5
- Fugichnia, merupakan jejak yang terbentuk dari aktivitas melepaskan diri dari
kejaran organism pemangsa.
- Agrichnia, jejak yang berbentuk tidak teratur, belum dapat ditentukan jenis
aktivitasnya.
Gambar 2.2 Jenis – jenis fosil jejak berdasarkan perilaku organisme menurut
Seilacher (1967, diambil dari Ekdale, dkk, 1984)
6
- Scoyenia, terbentuk pada lingkungan darat ataupun air tawar. Beberapa genus
yang masuk dalam fasies ini antara lain :Scoyenia, Planolites, Isopdhichnus
dan beberapa yang lainnya.
- Skolithos, terbentuk pada daerah intertidal dengan substrat berupa pasir
dengan fluktuasi air tinggi. Didominasi oleh fosil jejak jenis vertical.
Beberapa genus yang masuk kelompok ini antara lain : Skolthos,
Diplocraterion, Thallasinoides dan Ophiomorpha.
- Cruziana, terbentuk pada laut dangkal dengan permukaan air laut surut.
Sangat dipengaruhi oleh gelombang. Hampir semua bentuk baik vertical
maupun horizontal dapat terbentuk. Beberapa genus yang termasuk kelompok
ini antara lain : Rusophycus, Cruziana dan Rhizocorallium
- Zoophycos, terbentuk pada lingkungan laut bathyal, tidak dipengaruh oleh
pengaruh gelombang. Biasanya didominasi oleh jenis horizontal. Genus yang
masuk dalam fasies ini antara lain : Zoophycos.
- Nereites, terbentuk pada lingkungan laut abyssal. Biasanya terbentuk pada
substrat lempung daripada distal turbidity beds. Genus yang masuk dalam
kelompok ini antara lain : Nereites dan Scalarituba.
7
Tabel2.1. Hubungan antara fasies fosil jejak dengan lingkungannya menurut Collison
dan Thompson (1984); dalam Pandita (2003)
BAB 3
PEMBAHASAN
Gambar 3.1. Litologi Lokasi Pengamatan 1a dengan kedudukan lapisan N 80°E/ 26°
dan azimuth N 195°E
Terdiri dari 2 unit litologi. Unit litologi ini yaitu :
a. Unit Litologi batupasir karbonatan
Dijumpai warna berupa coklat dengan tekstur yaitu ukuran butir berupa
pasir sedang sampai pasir halus (1/2 – 1/8 mm), kemudian memiliki struktur berupa
berlapis. Komposisi dari batuan tersebut yaitu terdiri dari fragmen dan matriks
berukuran pasir berupa mineral karbonatan dengan ciri khas yaitu akan bereaksi
dengan HCl dan terdapat perselingan batulanau dibawah lapisan tersebut.
b. Unit Litologi batulanau
8
Dijumpai warna berupa putih kecoklatan dengan tekstur yaitu ukuran butir
berupa pasir sangat halus sampai lanau (1/8 – 1/256 mm), kemudian memiliki
struktur berupa berlapis. Komposisi dari batuan tersebut yaitu fragmen dan matrik
berukuran lanau dengan kandungan mineral karbonatan dengan ciri khas yaitu akan
bereaksi dengan HCl.
Gambar 3.2. Litologi Lokasi Pengamatan 1B dengan kedudukan lapisan N 83°E/ 22°
dan azimuth N 170°E
9
Dijumpai warna berupa abu – abu kehitaman dengan tekstur yaitu ukuran
butir berupa pasir halus sampai pasirsangat halus (1/2 – 1/8 mm), kemudian memiliki
struktur berupa berlapis. Komposisi dari batuan tersebut yaitu terdiri dari mineral
fragmen dan litik berukuran pasir dengan semen silica.
10
- Litologi Lokasi Pengamatan 2b
Gambar 3.3. Litologi Lokasi Pengamatan 2B dengan kedudukan lapisan N 80°E/ 26°
dan azimuth N 315°E
11
3.2. Fosil Jejak Daerah Penelitian
Keterdapatan fosil jejak di lokasi penelitian boleh dikata sangat banyak sekali.
Akan tetapi karena kondisi singkapan tergenang air akibat arus yang cukup
deras,mengakibatkan hanya beberapa fosil yang dapat di amati.
- Fosil Jejak Lokasi Pengamatan 1
a. Fosil Jejak 1
12
b. Fosil Jejak 2
Dijumpai fosil jejak dengan model pengawetan menurut Seilacher berupa Full
relief dan menurut Martinson berupa Edhicnia.(Convex) berdasarkan klasifikasi fosil
jejak model pengawetan menurut Seilacher (1967, diambil dari Ekdale, dkk, 1984).
Pola hidup fosil jejak berdasarkan Seilacher (1967) termasuk kedalam Domichnia
yaitu jejak tempat tinggal dari suatu organisme. Ciri – ciri lain pada fosil ini yaitu
bebrbentuk membulat di permukaan dengan diameter 2 cm. Pengisi lebih halus dari
batuan. Pengisi berupa batupasir sangat halus sedangkan batuan yang diisi yaitu
batupasir sedang sampai halus.
13
- Fosil Jejak Lokasi Pengamatan 2
a. Fosil jejak 1
14
diambil dari Ekdale, dkk, 1984). Pola hidup fosil jejak berdasarkan Seilacher (1967)
termasuk kedalam Rephicnia yaitujejak yang dibentuk pada saat organisme termasuk
berlari, merayap, berjalan dengan bentuk berkelok. Ciri – ciri lain pada fosil ini yaitu
memiliki panjang sekitar lebar 2,4 cm dengan pengisi lebih halus dari batuan. Pengisi
berupa batupasir halus sedangkan batuan yang diisi yaitu batupasir sedang sampai
kasar.
c. Fosil Jejak 3
15
3.3. Analisa Lingkungan Masa Lampau
Pengamatan dilapangan banyak sekali dijumpai fosil jejak terutama di formasi
Sambipitu. Dari pengamatan dilapangan menunjukan bahwa jenis fosil jejak tersebut
adalah Chondroites isp dan Thalasinoides isp.
Berdasarkan asosiasi pada fosil jejak Chondrites isp dan Thalasionides isp
maka daerah penelitian termasuk Fasies Zoophycus. Munculnya Chondrites
menunjukan bahwa daerah penelitian termasuk lingkungan pengenadapan daerah
transisi. Chondrites sendiri terbentuk pada lingkungan pengendapan zona bathyal
didaerah continental slope. Selain itu lingkungan pengendapannya berupa lingkungan
pengendapan arus turbid ( Ekdale, dkk, 1984, dalam Pandita 2003 ). Thalasinoides
merupakan bagian dari fasies Skholites yang terbentuk pada kedalaman 0 – 200 m.
Munculnya Fosil jejak Thalasinoides jelas memeliki lingkungan pengendapan yang
sangat berbeda dengan Chondrites. Fasies Skholites terbentuk pada daerah tidal zone
didaerah Continental shelf yang memiliki arus energi yang kuat.
Menurut Ekdale, dkk, 1984 (dalam Pandita 2003 ), menyebut bahwa
Thalasionides dapat juga muncul di fasies Zoophycus. Berdasarkan fosil jejak
Chondrites dan Thalasionides yang hidup di zona bathyal maka dapat di simpulkan
bahwa daerah penelitian terjadi di Zona Tidal.
16
Tabel3.1. Hubungan antara fasies fosil jejak dengan lingkungannya menurut Collison
dan Thompson (1984); dalam Pandita (2003)
17
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari lokasi pengamatan I dijumpai dan II dapat disimpulkan bahwa daerah
tersebut dulunya merupakan lingkungan laut berupa zona tidal. Hal ini ditunjukan
dengan adanya fosil yang terkandung dalam batuan, yakni fosil jejak Chondrites dan
Thalasionides yang hidup di zona bathyal
Hubungan antara lokasi I dan lokasi II menunjukan kedudukan dimana
seakan-akan batuan pada lokasi II lebih tua dibandingkan dengan lokasi I, tetapi
berdasarkan fosil yang terkangdung, fosil pada lokasi I lebih tua dari fosil yang
terkandung pada batuan di lokasi II. Hal ini menunjukan bahwa dulunya lokasi ini
merupakan lingkungan laut dalam yang mengalami pengangkatan akibat aktivitas
tektonik sehingga lapisan batuan yang tersingkap pada saat sekarang telah mengalami
pembalikan .
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat dijadikan untuk instropeksi diri sehingga fieldtrip
praktikum paleontologi lebih baik lagi yaitu :
- Penyampaian materi di lapangan lebih banyak, sehingga praktikan dapat lebih
maksimal dalam pengambilan data di lapangan
- Asisten dosen dapat lebih maksimal dalam mendampingi praktikan saat di
lapangan maupun di laboratorium agar berjalan lebih maksimal
18
DAFTAR PUSTAKA
19