PENDAHULUAN
1
I.3. Metode
2
BAB II
DASAR TEORI
11.1. Mikropalentologi
3
Dari dua bagian itu digunakan pada ilmu perminyakan dimana dari kedua
fosil itu identik dengan hidrokarbon yang terdapat pada trap (jebakan). Dalam
geologi struktur dimana dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya sesar,
kekar serta lipatana
11.2. Foraminifera
Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai
cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan
melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang
foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung-
menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling
sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu
lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau
partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO3 (kalsit
atau aragonit) tergantung dari spesiesnya. Foraminifera yang telah dewasa
mempunyai ukuran berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter.
Penelitian tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus
berkembang sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi. Fosil
foraminifera bermanfaat dalam biostratigrafi, paleoekologi, paleobiogeografi, dan
eksplorasi minyak dan gas bumi.
a. Biostratigrafi
Foraminifera memberikan data umur relatif batuan sedimen laut. Ada
beberapa alasan bahwa fosil foraminifera adalah mikrofosil yang sangat berharga
khususnya untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut.
Data penelitian menunjukkan foraminifera ada di bumi sejak jaman Kambrium,
lebih dari 500 juta tahun yang lalu.
Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan
demikian spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-
beda. Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan penyebaran
horizontal yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan
4
terakhir, karena ukuran fosil foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara
mendapatkannya relatif mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.
c. Eksplorasi Minyak
Foraminifera dimanfaatkan untuk menemukan minyak bumi. Banyak
spesies foraminifera dalam skala biostratigrafi mempunyai kisaran hidup yang
pendek. Dan banyak pula spesies foraminifera yang diketemukan hanya pada
lingkungan yang spesifik atau ter-tentu. Oleh karena itu, seorang ahli paleontologi
dapat meneliti sekeping kecil perconto batuan yang diperoleh selama pengeboron
sumur minyak dan selanjutnya menentukan umur geologi dan lingkungan saat
batuan tersebut terben-uk.
5
Sejak 1920-an industri perminyakan memanfaatkan jasa penelitian
mikropaleontologi dari seorang ahli mikrofosil. Kontrol stratigrafi dengan
menggunakan fosil foraminifera memberikan sumbangan yang berharga dalam
mengarahkan suatu pengeboran ke arah samping pada horison yang mengandung
minyak bumi guna meningkatkan produktifikas minyak.
Selain ketiga hal tersebut diatas foraminifera juga memiliki kegunaan dalam
analisa struktur yang terjadi pada lapisan batuan. Sehingga sangatlah penting
untuk mempelajari foraminifera secara lengkap.
Secara umum tubuh tersusun oleh protoplasma yang terdiri dari endoplasma
dan ectoplasma. Alat gerak berupa Pseudopodia ( kaki semua ) yang berfungsi
untuk menagkap makanan. Ciri-ciri morfologi :
1. Komposisi dinding test (bahan pembentuk test)
2. Bentuk test, bentuk kamar, susunan kamar dan jumlah kamar
3. Bentuk dan letak mulut, aperture utama dan aperture tambahan serta
jumlah aperture
4. Bentuk dan posisi suture
5. Bentuk dan letak ornamentasi/hiasan
6
Angular truncate, contohnya Virgulina gunteri.
Hemispherical, contohnya Pulleniatina obliquiloculata.
Angular rhomboid, yaitu Globorotalia tumida.
Radial elongate, contohnya Clavulina insignis.
Clavate, contohnya Hastigerinella bermudezi.
Tubulospinate, contohnya Hantkeninaalabamensis.
Cyclical, contohya Cycloloculina miocenica.
Flatulose, contohnya Pleurostamella clavata.
Semicircular, contohnya Pavonina flabelliformis.
7
mempunyai jumlah kamar yang banyak pula , namun jumlah putaran itu juga
jumlah kamarnya dalam satu spesies mempunyai kisaran yang hampir pasti.
Pada susunan kamar trochospiral jumlah putaran dapat diamati pada sisi
dorsal, sedangkan pada planispiral jumlah putaran pada sisi ventral dan dorsal
mempunyai kenampakan yang sama.
Cara menghitung putaran adalah dengan menentukan arah putaran dari
cangkang. Kemudian menentukan urutan pertumbuhan kamar-kamarnya dan
menarik garis pertolongan yang memotong kamar 1 dan 2 dan menarik garis tegak
lurus yang melalui garis pertolongan pada kamar 1 dan 2.
Aperture
Aperture foraminifera plankton
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak pada
kamar terakhir. Khusus foraminifera plankton mempunyai bentu aperture maupun
variasinya lebih sederhana. Umumnya mempunyai bentuk aperture utama
interiomarginal yang terletak pada dasar (tepi) kamar terakhir (septal face) dan
melekuk kedalam, terdapat pada bagian ventral (perut).
Macam-macam aperture yang dikenal pada foraminifera plankton :
1. Primary aperture interiomarginal, yaitu :
Primary aperture interiomarginal umbilical adalah aperture utama
interiomarginal yang terletak pada daerah umbilical atau pusat
putaran. Contoh : Globigerina.
Primary aperture interiomarginal umbilical extra umbilical yaitu
aperture utama interiomarginal yang terletak pada daerah
umbilicus melebar sampai peri-peri. Contohnya : Globorotalia.
Primary aperture interiomarginal equatorial yaitu aperture utama
interiomarginal yang terletak pada daerah equator, dengan cirri-
ciri dari samping terlihat simetri dan hanya dijumpai pada susunan
kamar planispiral. Equator merupakan batas putaran akhir dengan
putaran sebelumnya pada peri-peri. Contohnya : Hestigerina.
8
2. Secondary aperture/supplementary aperture
Merupakan lubang lain dari aperture utama dan lebih kecil atau lubang
tambahan dari aperture utama.contoh : Globigerinoides.
3. Accessory aperture
Yaitu aperture sekunder yang terletak pada struktur accessory atau
aperture tambahan. Contohnya : Catapsydrax.
Aperture foraminifera benthos
Golongan benthos memiliki bentuk aperture yang bervariasi dan aperture
itu sendiri merupakan bagian penting dari test foraminifera, karena merupakan
lubang yang protoplasma organisme tersebut bergerak keluar dan masuk. Macam-
macam aperture foraminifera benthos antara laian :
1. Simple aperture
Open end of tube/at end of tabular chamber.
At base of aperture face.
In middle apertural face.
Aperture yang bulat dan sederhana, biasanya terletak diujung
sebuah test (terminal) lubangnya bulat. Contoh : Lagena,
Frondioularia.. Falmula.
Aperture Virgulina/Loop shaped/comma shaped, mempunyai
koma/melengkung, tetapi tegak lurus pada permukaan
septum/septal face. Contoh: Virgulina, Bulimina.
With neck and phialine lip.
Aperture Phyaline, merupakan sebuah lubang yang terletak di
ujung neck yang pendek tapi menyolok.
Entosolenia tube.
Aperture slit like, berbentuk lubang sempit yang memanjang,
umum dijumpai pada foraminifera yang bertest hyaline. Contoh:
Nonion, Fullenia, Nonionela, Textularia.
Lateral/Hooded, Subterminal.
Cruciform.
Aperture Crescentic, lubangnya berbentuk tapal kuda. Contoh:
Nodosarella.
9
2. Apertural teeth
Sangle/With single tooth.
Apertural flap/with valvular tooth.
Pleurostomelline bifid /bifid tooth.
Umbilical teeth.
Modified tooth.
Lateral flanges .
3. Supplementary aperture
Sangle/With single tooth.
Apertural flap/with valvular tooth.
Pleurostomelline bifid /bifid tooth.
Umbilical teeth.
Modified tooth.
Lateral flanges .
Dendritik.
Apertur yang memancar (radiate), terminal sangat umum pada famili
Nodosaridae dan 'Yolymorphinidae merupakan sebuah lubang yang,bulat, tetapi
mempunyai pematang yang memancar dari pusat lubang. Contoh Nodosaria,
Folymorphina.
Radiate with apertural chamberlet.
Median and peripheral/peripheral and areal.
4. Multiple aperture
Multiple sutural, aperture yang terdiri dari banyak, lubang, terletak
di sepanjang suture.
Multiple equatorial, Interiomarginal at base of apertural face.
Aperture cribrate/areal, cribrate/inapertural face cribrate.
Bentuknya seperti saringan, lubang umumnya halus dan terdapat
pada permukaan kamar akhir. Contoh Cribostomun.. Hiliola.,
Ammomassilina.
At base and in apertural face/areal multiple.
Terminal.
10
Areal supplementary.
Sutural and umbilical canal openings
5. Primary aperture
Umbilical.
Interiomarginal'umbilical extra umbilical/simple aperture
lip/ventral and peripheral.
Spilo umbilical/interiomarginal equatorial
Oranamen (hiasan) foraminifera
Ornament atau hiasan juga dapat dipakai sebagi penciri khas untuk genus
atau spesies tertentu contohnya pada genus Globoquadina yang memiliki hiasan
pada aperture yaitu flap.
Berdasarkan letak hiasannya dapat dibagi mejadi :
1. Pada suture antara lain
Suture bridge (bentuk suture yang menyerupai jembatan),
contohnya Sphaeroidinella dehiscens
Suture limbate (bentuk suture yang tebal), contohnya
Globotruncana angusticarinata.
Retral processes (bentuk suture zig-zag), contohnya Elphidium
incertum.
Raised bosses (bentuk suture benjol-benjol), contohnya
Globotruncana calcarat.
2. Pada umbilicus, antara lain :
Depply umbilicus (umbilicus yang berlubang dalam), contohnya
Globoquadrina dehiscens.
Open umbilicus (umbilicus yang terbuka lebar), contohnya
Spaerodinella dehiscens.
Umbilical flap (umbilicus yang mempunyhai penutup), contohnya
Robulus sp.
Ventral umbo (umbilicus yang menonjol di permukaan), contohnya
Cibicides.
3. Pada peri-peri antara lain
Keel (lapisan tipis dan bening), contohnya Globorotalia menardi.
11
Spine (bentuk menyerupai duru), contohnya Hantkenina
alabamensis.
4. Pada aperture antara lain
Lip/rim (bibir aperture yang menebal), contohnya Globogerina
nepenthes.
Flap (bentuk menyerupai anak lidah), contohnya Globoquadrina
dehiscens.
Tooth (bentuk menyerupai gigi), contohnya Globorotalia nana.
Bulla (bentuk segi enam yang teratur), contohnya Catapydrax
dissimilis
Tegilla (bentuk yang tak teratur), contohnya Catapsydrax
stainforty.
5. Pada permukaan test
Smooth (permukaan yang licin), contohnya Pulleniatina primalis.
Punotate (permukaan bintik-bintik), contohnya Orbulina bilobata
Reticulate (permukaan seperti sarang madu), contohnya
Hedbergelina washitensis.
Pustulose (permukaan dengan tonjolan-tonjolan bulat), contohnya
Rugoglobigerina rotundata.
Canceliate (permukaan dengan tonjolan yang memenjang),
contohnya Rugoglobigerina rugosa.
Axial costae (permukaan dengan garis searah sumbu), contohnya
Amphicoryna separans.
Spiral costae (permukaan dengan garis searah putaran kamar),
contohnya Lenticulina costata.
Komposisi test foraminifera
Berdasarkan komposisnya test foraminifera dikelompokkan menjadi
empat, yaitu ;
1. Dinding chitin/tektin
Dinding tersebut terbuat dari zat tanduk yang disebut chitin, namun
foraminifera dengan dinding seperti ini jarang dijumpai sebagai fosil.
Foraminifera yang mempunyai dinding chitin, antara lian :
12
Golongan allogromidae
Golongan miliolidae
Golongan lituolidae
Beberapa golongan Astroizidae
13
garamnya tinggi, tetapi masih dijumpai Globigerina bulloides dan
Globigerinoides sacculifer.
1. Susunan Kamar
a. Susunan kamar pada foraminifera plankton dapat dibagi :
1) Planispiral, sifat terputar pada satu bidang, semua kamar
terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral dan dorsal
sama. Contoh : Hastigerina
2) Trocospiral, sifat terputar tidak pada satu bidang, tidak
semua kamar terlihat, pandangan serta jumlah kamar ventral
dan dorsal tidak sama. Contoh : Globigerina
3) Streptospiral, Sifat mula-mula trochospiral, kemudian
planispiral sehingga menutupi sebagian atau seluruh kamar-
kamar sebelumnya. Contoh : Pulleniatin
2. Aperture
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera
yang terletak pada kamar terakhir. Khusus foraminifera
plankton bentuk aperture maupun variasinya lebih sederhana.
Umumnya mempunyai bentuk aperture utama interiomarginal
yang terletak pada dasar (tepi) kamar akhir (septal face) dan
melekuk ke dalam, terlihat pada bagian ventral (perut).
Foraminifera planktonik ini juga banyak ditemui serta tersebar
diseluruh benua atau laut dengan kedalaman tertentu sehingga
foraminifera planktonik dijadikan fosil indeks sebagai
penarikan umur.
14
1) Primary Aperture Interimarginal Umbilical, adalah aperture
utama interiomarginal yang terletak pada daerah umbilicus
atau pusat putaran. Contoh : Globigerina.
2) Primary Aperture Interimarginal Umbilical Extra Umbilical,
adalah aperture utama interiomarginal yang terletak pada
daerah umbilicus melebar sampai ke peri-peri. Contoh :
Globorotalia.
3) Primary Aperture Interimarginal Equatorial, adalah aperture
utama interiomarginal yang terletak pada daerah equator,
dengan ciri-ciri dari samping kelihatan simetri dan hanya
dijumpai pada susunan kamar planispiral. Equator merupakan
batas putaran akhir dengan putaran sebelum peri-peri. Contoh :
Hastigerina
b. Secondary Aperture / Supplementary Aperture
Merupakan lubang lain dari aperture utama dan lebih kecil
atau lubang tambahan dari aperture utama. Contoh :
Globigerinoides
c. Accessory Aperture
15
11.3.1. Morfologi Foraminifera Plangtonik
A. Susunan Kamar
a. Planispiral: Terputar pada satu bidang, semua kamar terlihat, pandangan
dan jumlah kamar ventral dan dorsal sama.
b. Trocospiral: terputar tidak pada satu bidang, tidak semua kamar
terlihat. Pandangan pada ventral dan dorsal berbeda.
pandangan ventral : Jumlah kamar yang terlihat adalah putaran kamar
terakhir. Terlihat adanya aperture utama, terlihat adanya umbilicus.
Pandangan dorsal : Biasanya seluruh kamar bisa terlihat, terlihat
adanya putaran, kamar awal terlihat.
Gambar 11.1
HemisphericalAngularRhomboidAngularConicalRadialElongateClaved
B. Bentuk
16
Dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk kamar san bentuk test. Bentuk kamar
dapat globural, rhomboid menyudut atau kerucut menyudut. Bentuk test dapat
membulat atau elips.
C. Suture
Suture merupakan garis yang terliliat pada dinding luar test, merupakan
perpotongan septa dengan dinding kamar. Suture penting dalam
pengklasifikasian foraminifera karena beberapa spesies memiliki suture yang
khas. Macam-macam bentuk suture adalah :
17
dorsal, sedangkan pada planispiral jumlah putaran pada sisi ventral dan dorsal
mempunyai kenarnpakan yang sarna. Cara menghitung putaran adalah dengan
menentukan arah perputaran dari cangkang. Kemudian menentukan urutan
pertumbuhan kamar-kamamya dan menarik garis pertolongan yang memotong
kamar 1 dan 2 dan menarik garis tegak lurns yang melalui garis pertolongan pada
kamar 1 dan 2.
Aperture adalah lubang utama dari test foraminifera yang terletak pada kamar
terakhir. Khusus foraminifera plankton bentuk aperture maupun variasinya lebih
sederhana. Umumnya mempunyai bentuk aperture utama interiomarginal yang
terletak pada dasar (tepi) kamar akhir (septal face) dan melekuk ke dalam, terlihat
pada bagian ventral (perut).
Macam-macam aperture yang dikenal pada foraminifera plankton :
Primary Aperture Interiomarginal
18
dari samping kelihatan simetri dan hanya dijumpai pada susunan
kamar planispiral. Equator merupakan batas putaran akhir dengan
putaran sebelum peri-peri.
Contoh : Hastigerina
Secondary Aperture / Supplementary Aperture
Merupakan lubang lain dari aperture utama dan lebih kecil atau
lubang tambahan dari aperture utama.
Contoh : Globigerinoides
Accessory Aperture
F. Komposisi Test
19
o Golongan Astrorhizidae
3. Dinding Siliceous
20
Dinding yang terdiri dari zat-zat gampingan dijumpai pada sebagian
besar foraminifera.bDinding yang gampingan dapat dikelompokam menjadi :
• Gampingan Porselen
Gampingan porselen adalah dinding gampingan yang tidak berpori,
mempunyai kenampakan seperti pada porselen, bila kena sinar langsung
berwarna putih opaque, contoh : Quinqueloculina, Pyrgo
• Gamping Granular
Gamping granular adalah dinding yang terdiri dari kristal-kristal kalsit yang
granular, pada sayatan tipis ini kelihatan gelap. Dijumpai pada golongan
endothyra dan beberapa spesies dari bradyina serta Hyperammina.
• Gamping Komplek
Gamping komplek adalah dinding dijumpai berlapis, kadang-kadang terdiri
dari satu lapis yang homogen, kadang-kadang dua lapis bahkan sampai empat
lapis. Terdapat pada golongan Fussulinidae.
• Gamping Hyaline
Terdiri dari zat-zat gampingan yang transparan dan berpori, Kebanyakan dari
foraminifera. plankton mempunyai dinding seperti ini.
TabularBifurcatingRadiateArborescentIrregular
21
HemisphericalZigzagConicalSpherical
SpiroconvexUmbilicoconvexLenticularBiumbilicateFusiform
Gambar 11.5 Bentuk Test
Hiasan sangat penting karena sangat khas pada genus tertentu. Misal pada
spine khas pada Hankenina, Keel (Globorotalia).
22
11.4. Foraminifera Benthonik
23
Monotalamus adalah susunan dan bentuk kamar-kamar akhir
foraminifera yang hanya terdiri dari satu kamar. macam - macam
dari bentuk monothalamus test:
24
d) Planispiral (uncoiling)
Contoh : Rectocornuspira
e) Zigzag
Contoh : Lenticulina sp
f) Radiate
Contoh : Astroshizalimi colasandhal
25
- Fusiform
- Pyriform
.Contoh: Pavaninaflabelliformis
Beberapa foraminifera yang memiliki cangkang monothalamus yang di
tunjukkan pada gambar .
26
2) Polythalamus
Merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar
foraminifera yang terdiri dari lebih satu kamar, misalnya uniserial
saja ata biserial saja. Macam-macam polythalamus test:
27
di bagian umbilical (ventral) menumpang satu sarna
lain, sehingga kelihatan karnar kamarnya lebih besar
dari bagian peri-peri dari pada di bagian umbilicus.
Contoh : Nonion
28
e.7) Triserial yang di tunjukkan pada gambar 53, test
yang tersusun oleh tiga baris kamar yang terletak
berselang-seling. Contoh : Uvigerina, Bulim
29
test foraminifera, karena merupakan. lubang tempat protoplasma
organisme tersebut bergerak keluar dan masuk.
Macam-macam aperture pad a foraminifera benthos:
1) Simple Aperture, yaitu :
a) at end of tabular chamber
b) at base of aperture face
30
5) Terminal
6) Primary Aperture, yaitu :
a) Primary aperture interiomarginal umbilical
b) Interiomarginal umbilical extra runbilical/simple aperture
lip/ ventral and peripheral.
31
11.4.1. Morfologi Foraminifera Bentonik
Gambar 11.15Saccammina
Berbentuk botol (flarkashaped), terdapat pada kebanyakan
subfamily proteonaniae. Contoh:Lagena.
Gambar 11.16lagena
32
Berbentuk tabung (tabular), terdapat pada kebanyakan
subfamily Hyperminidae. Contoh:
Hyperammina,Bathysiphon.
Gambar 11.17Hyperammina
Berbentuk antara kombinasi botol dantabung.
Terputar Planispiral
Contoh : ammodiscus.
Gambar 11.18ammodiscus
Polythalamus
Polythalamus merupakan suatu susunan kamar dan bentuk akhir kamar
foraminifera yang memiliki lebih dari satu kamar. Misalnya
uniserial saja atau biserial saja. Macam-macam polythalamus antaralain:
33
a. Rectilinear (linear punya leher) test uniserial terdiri atas
kamar-kamar bulat yang dipisahkan dengan stolonxy atau
neck. Contohnya : Siphonogerina, Nodogerina.
Gambar 11.19Siphonogerina
b. Linear tanpa leher yaitu kamar tidak bulat dan satu sama
lain tidak dipisahkan leher-leher. Contohnya :Nodosaria.
Gambar 11.20Nodosaria
c. Equitant unserial yaitu test uniserial yang tidak memiliki
leher tetapi sebaliknya kamarnya sangat berdekatan
sehingga menutupi sebagian yang lain. Contohnya
:Glandulina.
Gambar 11.21Glandulina
34
d. Curvilinier/uniserial arcuate yaitu test uniserial tetapi
sedikit melengkung dan garis batas kamar satu dengan
yang lain atau suture membentuk sudut terhadap sumbu
panjang. Contohnya:Dentalina.
Gambar 11.22Dentalina
e. Kombinasi antara rectilinier dengan linier tanpaleher.
Coiled test atau test yang terputar, macam-
macamnyaantaralain :
Involute yaitu test yang terputar dengan
putaran akhir menutupi putaran yang
sebelumnya, sehinggaputaran akhir saja
yang terlihat. Contoh :Elphidium.
Gambar 11.23Elphidium
Evolute yaitu test yang terputar
dengan seluruh putarannya dapat
terihat. Contohnya :Anomalia
Nautiloid yaitu test yang terputara dengan kamr-
kamar dibagian umbirical (ventral) menumpang
satu sama lain. Sehingga kelihatan kamar-
kamarnya lebih besar dibagian peri-peri
dibandingkan dibagian umbilicus. Contoh :Nonion.
35
Gambar 11.24Nonion
Rotaloid test merupakan test yang terputar tidak pada
satu bidang dengan posisi pada dorsal seluruh
putaran terlihat, sedangkn pada ventral hanya putaran
terakhir terlihat. Contoh : Rotalia.
Gambar 11.26Globigerina.
2) Biserial
36
Biserial yaitu test yang tersusun oleh dua baris kamar
yang terletak berselang-seling. Contoh : Textularia.
Gambar 11.27Textularia
3) Teriserial yaitu test yang tersusun oleh tiga baris kamar
yang terletak berselang-seling. Contoh :
Uvigerina,Bulmina.
Gambar 11.29Bigerina.
Triformedtest
37
Triformed test yaitu tiga bentuk susunan kamar dalam sebuah test
misalnya permulan biserial kemudian berputar sedikit dan akhirnya menjadi
uniserial. Contohnya : Vulvulina.
Gambar 11.30Vulvulina
Multiformedtest
Multiformed test merupakan dalam sebuah test lebih dari tiga susunan
kamar, bentuk ini jarang ditemukan.
A. Bentuk
Dibedakan menjadi dua yaitu bentuk kamar dan bentuk test. Bentuk kamar
dapat globular, rhomboid menyudut, atau kerucut menyudut. Bentuk test dapat
membulat atau ellips.
B. Komposisi test
Kebanyakan dari foraminifera benthik mempunyai dinding test gamping
hyalin, porselen, dan arenaceous.
38
11.5. Foraminifera Besar
Ordo foraminifera ini memiliki bentuk yang lebih besar di bandingkan
dengan yang lainnya. Sebagian besar hidup didasar laut degan kaki semu dan type
Letuculose, juga ada yang hidup di air tawar, seperti family Allogromidae.
Memiliki satu kamar atau lebih yang dipisahkan oleh sekat atau septa yang
disebut suture . aperture terletak pada permukaan septum kamar terakhir. Hiasan
pada permukaan test ikut menentukan perbedaan tiap–tiap jenis. Foraminifera
besar benthonik baik digunakan untuk penentu umur. Pengamatan dilakukan
degan mengunakan sayatan tipis vertical, horizontal, atau, miring di bawah
miroskop. Pemberiam sitematik foraminifera benthonik besar yang umum ( A.
Chusman 1927).
a. Famili Discocyclidae
Genus Aktinocyclina
Genus Asterocyclina
Genus Discocyclina
b. Famili Camerinidae
Genus Asslina
Genus Cycloclypeus
Genus Nummulites
c. Famili Alveolinelliadae
Genus Alveolina
Genus Alveolinella
d. Famili Miogpsinidae
Genus Miogypsian
Genus Miogypsinoides
39
e. Famili Calcarinidae
Genus Biplanispira
Genus Pellatispira
f. Famili Orbitoididae
Genus Lepidocyclina
3. Menetukan kisaran umur fosil foram plankton yang muncul akhir dan
umur yang punah awal.
4. Maka umur batuan yang didapatkan merupakan suatu range dari hasil
nomor C
40
perubahan suhuglobal yang terjadi selama jaman es. Jika sebuah perconto
kumpulan fosilforaminifera mengandung banyak spesies yang masih hidup
sampai sekarang, makapola penyebaran modern dari spesies-spesies tersebut
dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau - di tempat kumpulan
fosil foraminifera diperoleh- ketika fosil foraminifera tersebut masih hidup.
41
bagaimana iklim dan arus laut telah berubah di masalampau dan untuk
memperkirakan perubahan-perubahan di masa yang akan dating (keakurasiannya
belum teruji).
a. Cara ini biasanya pada batuan endapan. Fosil adalah sisa – sisa binatang
atau tumbuhan purba yang sudah membatu. Dasar pemikirannya: evolusi.
Pada endapan yang terletak dibawah mempunyai fosil yang berbeda
dengan endapan yang terletak di atas. Dari fosil – fosil ersebut dapat
diketahui evolusi dari binatang maupun tumbuhan. Banyak binatang /
tumbuhan yang baru muncul. Dengan mengetahui evolusi binatang /
tumbuhan tersebut dapat diketahui endapan yang tua dan yang lebih muda.
Tetapi umur yang didapat hanyalah umur kisaran (nisbi).
42
2.1.6 Penetuan Umur
Cara menentukan umur relatif pada umumnya didasarkan atas
dijumpainya fosil didalam batuan. Didalam mikropaleontologi cara
menentukan umur relative dengan menggunakan :
1. Foraminifera Kecil Planktonik: disamping jumlah genus sedikit,
planktonik sangat peka terhadap perubahan kadar garam, hal ini
menyebabkan hidup suatu spesies mempunyai kisaran umur yang
pendek sehingga baik untuk penciri umur suatu lapisan batuan.
Biozonasi foraminifera planktonik yang populer dan sering digunakan
diIndonesia adalah Zonasi Blow ( 1969 ), Bolli ( 1966 ) dan Postuma
(1971).
2. Foraminifera Besar Bentonik : Dipakai sebagai penentu umur relatif
karenaumumnya mempunyai umur pendek sehingga sangat baik
sebagai fosil penunjuk.
43
% Ratio Plankton Kedalaman %
1 - 10 0 – 70
10 – 20 0 – 70
20 – 30 60 – 120
30 – 40 100 – 600
40 – 50 100 – 600
50 – 60 550 – 700
60 – 70 680 – 825
70 – 80 700 – 1100
80 – 90 900 – 1200
90 – 100 1200 – 2000
44
BAB 111
PEMBAHASAN
Genus Orbulina
Cirikhasdari genus iniadalahadanya aperture small opening.Aperture ini adalah
akibat dari terselubungnya seluruh kamar-kamar sebelumnya oleh kamar terakhir.
Beberapa spesies yang termasuk dalam genus ini :
Genus Globigerina
Mempunyaisusunankamartrochospiral, aperture interiomarginal umbilical,
danhiasanpadapermukaanberupa punctate.Beberapaspesies yang termasuk genus
ini :
45
dalam penulisannya, biasanya diberi kode sebagai berikut :Contoh : Globorotalia (G)
Beberapa spesies yang termasuk.dalam subgenus ini :
Globorotaliatumida
Test trochospiral rendah sampai sedang, sisi spiral lebih convex dari padas
isi umbilical, permukaannya licin kecuali pada kamar dari putaran akhirdan
umbilical padak amar akhir yang pustulose. Suture disisi spiral pada mulanya
melengkung halus Ialu melengkung tajam mendekati akhir hamper lurus hingga
radial, pada distal kembali melengkung hamper tangensial keperi-peri.
Globorotalia plesiotumida
Test trochospiral sangat rendah, biconvex, tertekan, peri-peri equatorial
globulate, keel tipis. Suture pada bagian spiral melengkung satu pada bagian yang
terakh irsubradial, pada sisi distalnya melengkung sangat kuat. Umbilical sempit
dan tertutup dalam aperture interiomarginal umbilical extra umbilical melengkung
lemah di batasi oleh lip yang tipis.
Subgenus turborotalia
Mencakup seluruh Globorotalia yang tidak mempunyai keel.Untuk
penulisannya, biasanya diberi kode sebagai berikut :Contoh : Globorotalia
(T)
Spesies yang termasuk dalam genus ini,
antara lain:
Globorotaliasiakensis
Susunan kamar trochospiral lemah, peri-peri equatorial lobulate, kamar
tidak rata, subglobular, kamarke 5-6 terakhir membesar tidak teratur.POO
akeduasisisuturenya radial, tertekan, umbilical agak lebar sampai agak sempit,
dalam.Aperture interiomarginal umbilical extra umbilical, agak rendah, terbuka,
melengkung, dibatasi oleh bibiratau rim.
46
3.1.3 Famili Hentkenidae
Pada test terdapat dua umbilicus yang masing-masing terletak pada salah
satu sisi test yang berseberangan. Susunan kamar planispiral involute. Beberapa
genus kamar-kamar ditumbuhi oleh spine-spine panjang. Beberapa genus yang
termasuk dalam famili ini.
Genus Hantkenina
Bentuk test biumbilicate, bentuk kamar tabular spinate dan susunan kamar
planispiral involute, tiap-tiap kamar terdapat spine-spine yang panjang.
Genus Hastigerina
Bentuk test biumbilicate, susunan kamar planispiral involute atau
“loosely coiled". Mempunyai aperture equatorial yang terletak pada
apertural face.
111.1.4 Lampiran
47
111.2 Foraminifera Benthonik
48
membulat mempunyai leher dan bibir. Muncul Kapur – Resen.
3.2.6 Lampiran Hasil Praktikum
49
BAB IV
PENUTUP
4.2. Kesimpulan
Mikropaleontologi merupakan cabang dari ilmu paleontologi yang
mempelajari sisa-sisa organisme yang telah terawetkan di alam berupa fosil yang
berukuran mikro. Mikropaleontologi juga didefinisikan sebagai studi sitematik
yang membahas mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi, dan mengenai
kepentingannya terhadap stratigarfi atau ilmu yang mempelajari sisa organisme
yang terawetkan di alam dengan mengunakan alat mikroskop.
50
Beberapa manfaat fosil antara laian sebagai berikut:
1. Dalam korelasi untu membantu korelasi penampang suatu daerah dengan
daerah lain baik bawah permukaan maupun di permukan.
2. Menentukan umur misalnya umur suatu lensa batu pasir yang terletak di
dalam lapisan serpih yang tebal dapat ditentukan dengan mikrofosil yang
ada dalam batuan yang melingkupi.
3. Membantu studi mengenai species.
4. Dapat memberikan keterangan-keterengan palenteologi yang penting
dalam menyusun suatu standar section suatu daerah.
5. Membantu menentukan batas-batas suatu transgresi/regresi serta tebal/tipis
lapisan.
Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai
cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera
diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta
tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang
tersusun sambung-menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada
yang berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau
berbentuk bola dengan satu lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari
bahan organik, butiran pasir atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu
oleh semen, atau kristal CaCO3 (kalsit atau aragonit) tergantung dari
spesiesnya. Penelitian tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa
penerapan yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan
mikropaleontologi dan geologi. Fosil foraminifera bermanfaat dalam
biostratigrafi, paleoekologi, paleobiogeografi, dan eksplorasi minyak dan gas
bumi.
51
2.Taksonomi
Kingdom: prostista
Phylum :protozoa
Subphylum:Sarcodina
Superklas:Rhizopoda
Kelas: Foraminifera
Ordo : Allogromiida,Textulariida,Fusulinida,Rotallida dan Miliolida.
1. Siklus perkembang Biakan
Foraminifera dapat Berkembang biak dengan dua cara,yaitu seksual dan
aseksual dan terjadi saling bergantian.hasil dua cara perkembang biakan
tersebut menghasilkan dua bentuk tubuh (dimorphisme) ,yaitu: Megalosfer
dan Mikrosfeer.
Megalosfer dibentuk dari hasil perkembang biakan yang aseksual.dicirikan
dengan bentuk proloculum yang besar tetapi secara keseluruhan cangkang
berukuran kecil.
Mikrosfeer dibentuk dari perkembang biakan yang seksual.dicirika dengan
bentuk proloculum yang kecil.dengan bentuk cangkang secara keseluruhan
besar.
Ciri Fisik Umum
Secara umum tubuh tersusun oleh protoplasma yangterdiri dari endaplasma
dan ectoplasma.Alat gerak berupa pseudopodia(kaki semu) yang berfungsi juga
untuk menangkap makanan.
Cangkang
Dalam mempelajari fosil foraminifera biasanya dilakukan dengan
mengamati cangkangnya.hal ini disebabkan bagian lunaknya (prptoplasma) sudah
tidak dapat diketemukan.cangkang foraminifera tersusun
olehdinding,kamar,proloculum,septa,sutura,dan aperture.
52
Aperture
genus dari foraminifera. Dapat dibedakan berdasarkan: Merupakan lobang
utama pada cangkang yang biasanya terdapat pada bagian kamar terakhir.
Aperture berfungsi untuk keluarnya protoplasma dan memasukkan makanan.
Tidak semua foraminifera mempunyai aperture terutama foraminifera
besar.Aperture merupakan salah satu kunci untuk mengenali genus dari
foraminifera. Dapat dibedakan berdasarkan:
Bentuk
Posisi
Sifat
Bentuk Aperture
53
Multiple, beberapa lobang bulat, kadang berbentuk saringan (cribrate) atau terdiri
dari satu lobang dengan beberapa lobang kecil (accessory). Contoh: Elphidium,
Globigerinoides, Cribrohantkenina.
Dendritik, berbentuk seperti ranting pohon, terletak pada septal-face. Contoh:
Dendritina
Bergigi, berbentuk lobang melengkung dimana pada bagian dalamnya terdapat
sebuah tonjolan (single tooth). Contoh: Quinqueloculina dan Pyrgo.
Berhubungan dengan umbilicus, berbentuk busur, ceruk ataupun persegi,
kadang dilengkapi dengan bibir, gigi-gigi, atau ditutupi selaput tipis (bula).
Contoh: Globigerina, Globoquadrina, dan Globigerinita.
Posisi Aperture
Aperture terminal, yaitu aperture yang terletak pada ujung kamar yangterakhir.
Contoh: Cornuspira, Nodosaria, Uvigerina.
Aperture on apertural face, yaitu aperture yang terdapat pada bagian kamar
yang terakhir. Contoh: Cribohantkenina, Dendritina.
Aperture peripheral, yaitu aperture yang memanjang pada bagian tepi(peri-peri).
Contoh: Cibicides.
Aperture umbilical, aperture yang terletak pada umbilikus (sumbu perputaran).
Sebagian besar plangtonik memiliki aperture ini.
Aperture primer, yaitu aperture utama, biasanya terdapat di kamar akhir.
Aperture sekunder, yaitu aperture lain yang dijumpai juga di kamar terakhir.
Aperture asesori, yaitu aperture yang merupakan hiasan saja, terletak di luar
kamar terakhir.
54
Hiasan/Ornamentasi
Ornamentasi adalah struktur-struktur mikro yang menghiasi bentuk fisik dari
cangkang foraminifera. Ornamentasi ini kadang-kadang sangat khas untuk
cangkang foraminifera tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai salah satu
kriteria dalam klasifikasi.
1. Keel, selaput tipis yang mengelilingi bagian periphery. Contoh:
Globorotalia, Siphonina.
2. Costae, galengan vertikal yang dihubungkan oleh garis-garis sutura yang
halus. Contoh: Bulimina, Uvigerina.
3. Spine, duri-duri yang menonjol pada bagian tepi kamar. Contoh:
Hantkenina, Asterorotalia.
4. Retral processes, merupakan garis sutura yang berkelok-kelok, biasa
dijumpai pada Amphistegina.
5. Bridged sutures, garis-garis sutura yang terbentuk dari septa yang
terputus-putus. Biasa dijumpai pada Elphidium.
6. Reticulate, dinding cangkang yang terbuat dari tempelan material asing
(arenaceous).
7. Punctate, bagian permukaan luar cangkang yang berpori bulat dan kasar.
8. Smooth, permukaan cangkang yang halus tanpa hiasan.
55
DAFTAR PUSTAKA
56
LAMPIRAN
57