Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PERULANGAN LITOLOGI PADA

STRATIGRAFI JALUR SUNGAI NITEN BERDASARKAN


METODE RANTAI MARKOV

Monica Megita Veronika Assa1


1
Jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
*Email: monicamegita11@gmail.com

ABSTRAK
Stratigrafi Jalur Sungai Niten yang berada di daerah Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon
Progo memiliki litologi batuan yang beragam. Kondisi ini dipengaruhi oleh lokasi sungai secara geologi regional
berada pada batas antara formasi sentolo bagian bawah diendapkan selaras diatas old andesit formation. Stratigrafi
terukur pada lintasan sepanjang 20 meter menunjukan adanya perulangan litologi batuan sedimen. Analisis
perulangan litologi dapat dilakukan dengan perhitungan statistik melalui metode rantai markov. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pola perulangan litologi dan kaitanya terhadap pola sedimentasi yang terjadi di daerah
sungai niten tepatnya pada batas antara dua formasi yang telah disebutkan. Berdasarkan hasil analisis melalui metode
rantai markov didapatkan perulangan litologi jalur sungai niten memiliki pola tidak random. Pernyataan ini
dibuktikan dengan penolakan H0 berdasarkan hasil uji chi square dimana 𝒳 2 hitung 275.775 > 𝒳 2 tabel 78.86 sesuai
level of significance 10% pada 9 variasi litologi dengan nilai derajat bebas 64. Perulangan Litologi jalur Sungai Niten
bergantung pada kehadiran litologi sebelumnya terkait variabel ukuran butir yang ditunjukan oleh angka probabilitas
transisi cukup besar 0.69 pada kemunculan batu lempung setelah batupasir tuffan dan 0.375 pada kemunculan
kalkarenit setelah batulanau. Pola perulangan tersebut mengarah pada pola sedimentasi yang menghalus kebawah
dengan lingkungan pengendapan dari darat, transisi, hingga laut dangkal.

Kata Kunci : Litologi, Markov Chains, Niten, Sedimentasi.

ABSTRAC
The stratigraphy of Niten River that located at the Giripurwo area, Girimulyo District, Kulon Progo
Regency has varieted lithology. This condition caused by the river area that regionally located at the bottom of
sentolo formation conformable deposited on old andesit formation. Detailed stratigraphic sections were measured
along twenty kilometers section reveal the repetition of sedimentary rocks pattern. Statistic analyze bye Markov
Chains method is used to determine the repetition of sedimentary rocks pattern, relation to the dinamik deposition in
the niten river. Based on the result of the research shown that repetition of sedimentary rocks pattern in niten river
section is not random. This statement is proved by the hypothesis H0 that was rejected according to chi square test
result revealed the value of chi square calculation 275.775 is more than the value of chi square table 78.86 which
corresponding to 10% level of significance at 9 lithological variations with 64 degree of fredoom value. The
appearance lithology in niten river section is depending bye grainsize of the rocks that formed before, indicated by
considerable transition probability numbers 0.69 on claystone occurrences after tuffaceous sandstone and 0.375 on
the kalkarenit occurrence after siltstone. The sedimentary rocks pattern shown the gradation dinamik depositioning
related to depositional process beginning from land depositional environment to outer neritic zone.

Key Words: Lithology, Markov Chains, Niten, Deposition.

PENDAHULUAN
Stratigrafi Jalur Sungai Niten memiliki litologi batuan yang beragam. Hal tersebut
dikarenakan secara fisiografi jalur sungai niten termasuk dalam fisiografi Pegunungan Kulon
Progo sebelah timur susunan stratigrafi termasuk ke dalam stratigrafi di Pegunungan Kulon
Progo Formasi Andesit Tua dan Formasi Sentolo yang berumur Oligosen – Miosen (van
Bemmelen, 1949). Lingkungan pengendapan batuan Formasi Andesit Tua yakni berada pada
lingkungan darat hingga lingkungan laut Berdasarkan data kolom stratigrafi kali niten pada
penelitian terdahulu (Rizqi, A. H. F, 2019) diperoleh satuan litologi batuan yang ada di sungai
niten adalah satuan breksi Andesit, satuan Batupasir Karbonatan Tufan, satuan Batulempung
Tufan, satuan Batupasir Kasar Tufan, satuan Batulanau, satuan Batulempung Karbonatan,
satuan Kalkarenit diurutkan dari yang tua ke muda. Dalam kaitanya dengan pola pengendapan
batuan sedimen, didapati bahwa sungai niten memiliki pola perulangan litologi batuan sedimen
yang cukup rumit sehingga perlu untuk dilakukan analisis lebih lanjut terkait pola perulangan
litologi yang memungkinkan terjadi. Hal inilah yang mendasari penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode geostatistik yaitu Rantai Markov. Metoda Rantai Markov adalah salah
satu cara untuk melakukan analisis perulangan litologi atau jenis batuan yang nantinya akan
membantu dalam memprediksi dinamika sedimentasi. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perulangan dari litologi batuan sedimen yang beragam di sungai Niten daerah
Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
Adapun metode rantai markov merupakan suatu sistem stokastik di mana kejadian di
masa yang akan datang bergantung pada kejadian sesaat sebelumnya, hal ini bergantung pada
acak atau tidaknya pola perulangan variable yang dianalisis dimana dapat diketahui dari hasil
chi square calculation kemudian membandingkan hasil tersebut dengan nilai chi square table.
Matriks frekuensi transisi pengamatan (observasi) dan sebuah matriks frekuensi transisi random
harapan tersebut kita uji dengan chi square. Sebagaimana selalu diingatkan bahwa pada uji chi
kuadrat maka kita harus membuat nilai harapan (expected value), sementara sudah mempunyai
nilai pengamatan (observed value).
Setiap perpindahan variabel yang dihitung sebagai satu perulangan akan menghadirkan
kemungkinan-kemungkinan prediksi variable berikutnya dapat muncul, hal ini terkait
probabilitas transisi dari variabel yang dianalisis. Probabilitas Transisi adalah perubahan dari
satu status ke status yang lain pada periode (waktu) berikutnya dan merupakan suatu proses
random yang dinyatakan dalam probabilitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1
berikut ini:
Tabel 1. Matriks kemungkinan transisi
Dari keadaan Pindah ke keadaan ke:
Ke 1 2 ⋯ 𝑗 ⋯ 𝑛
1 𝑝11 𝑝12 ⋯ 𝑝12 ⋯ 𝑝1𝑛
2 𝑝21 𝑝22 ⋯ 𝑝2𝑗 ⋯ 𝑝2𝑛
. . . . ⋯ .
𝑖 𝑝𝑖1 𝑝𝑖2 ⋯ 𝑝𝑖𝑗 ⋯ 𝑝𝑖𝑛
. . . ⋯ . ⋯ .
𝑛 𝑝𝑛1 𝑝𝑛2 ⋯ 𝑝𝑛𝑗 ⋯ 𝑝𝑛𝑛

METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian terletak pada fisiografi Dome Kulon Progo sebelah timur dapat dilihat
pada gambar 1 tepatnya jalur Kali Niten, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar 1 Fisiografi daerah penelitian (Van Bemmelen, 1949).
Lokasi penelitian ditunjukkan dengan kotak merah
Metode penelitian yang digunakan yaitu Statistik Inferensial metode markov chains. Data dalam
penelitian berupa data sekunder stratigrafi terukur yang memiliki banyak variasi litologi dimana
data diperoleh dari peneliti sebelumnya. Data kemudian dianalisis pola perulangan litologi
sehingga di dapatkan urutan perulangan litologi yang kemudian dianaliss menghasilkan table
matriks transisi frekuansi. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan matriks probabilitas yang
akan memperlihatkan pola Rantai Markov, dari matriks probabilitas diatas dapat dibuat diagram
siklus transisi dari litologisatu terhadap litologi lainnya. Data matriks transisi frekuensi dan
observasi akan dianalisis dalam uji chi square untuk menjawab apakah hadirnya suatu litologi
tergantung pada litologi sebelumnya. Jika membagi angka jumlah total pada arah baris dari
matrik transisi frekuensi, dengan jumlah banyaknya transisi, maka didapat proporsi relatif dari 9
litologi yang ada dalam urutan stratirafi tersebut, nilai ini dinamakan marginal atau vektor
probabilitas pasti. Dari siklus markov chain dari beberapa litologi batuan sedimen yang
dominan, diinterpretasikan lingkungan pengendapan serta kaitanya dengan fase kenaikan dan
penurunan muka air laut dalam konteks pengendapan litologi batuan tersebut.

Gambar 2 Bagan Alir Metode Penelitian Markov Chain


HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data stratigrafi terukur jalur sungai niten pada gambar 2 dengan skala 1:50
menunjukan bahwa terdapat keragaman atau variasi dari litologi batuan sedimen. Pada setiap
litologi memiliki perulangan dengan ciri masing-masing terkait hubungan dengan litologi yang
sama maupun antar litologi.

TOP

Gambar 3 Kolom Litologi Jalur Sungai Niten


Stratigrafi terukur dari lapisan paling bawah batupasir tuffan hingga kalkarenit pada lapisan
bagian atas berdasarkan jarak untuk mendapatkan perulangan adalah 0.25cm, didapati
perulangan sebanyak 113 dalam 9 variasi litologi. Uraian dari lapisan bawah keatas diawali
dengan perulangan tufaceous sandstone dengan batu lempung yang memiliki tebal sekitar 15cm,
diikuti dengan perulangan batupasir tuffan karbonatan, batu lempung dan batu pasir, kemudian
kemunculan perulangan batupasir tuffan karbonatan kembali mendominasi dengan tebal sekitar
4,5cm atau 2.25 meter pada keadaan di lapangan. Sementara itu semakin keatas muncul
perselingan batulanau dan kalkarenit dengan tebal sekitar 6cm, diikuti dengan kemunculan tuff
kerikilan. Berikut table urutan stratigrafi jalur Sungai Niten.
Tabel 2 table urutan stratigrafi jalur Sungai Niten
Berdasarkan tabel di atas urutan stratigrafi di atas maka dapat disusun matriks frekuensi transisi
sebagai berikut
Tabel 3 Matriks Frekuensi Transisi

Kemungkinan terjadinya perubahan dari satu keadan ke keadaan lainnya dapat dibuat dalam
bentuk fraksi desimal atau prosentase, dengan membagi setiap elemen dengan jumlah ke arah
baris. Dalam pengertian probabilitas dianalogikan sebagai estimasi suatu probabilitas atau
seberapa besar kecenderungan perubahan litologi, yang disajikan dalam table matrik
probabilitas transisi berikut
Tabel 4 Matrik Probabilitas Transisi

Berdasarkan matriks probabilitas diatas didapatkan diagram siklus Rantai Markov transisi dari
satu litologi ke litologi yang lainya dalam gambar Siklus Markov Chain berikut

Gambar 4 Rantai Markov


Rangaian siklus diatas sangat rumit karena terkait dengan lingkungan pengendapan sedimen,
melalui analisis statistik dengan metode markov chain maka diambil pola perulangan dari 4
litologi yang kemunculanya mendominasi dengan total 20 siklus yakni sebagai berikut
Tabel 5 Siklus Perulangan Litologi

Oleh karena itu untuk membuktikan random tidaknya pola dalam siklus-siklus diatas dilakukan
uji chi kuadrat dimaksudkan untuk mencari tahu apakah pola yang hadir dalam siklus markov
chain adalah pola random atau bukan. Oleh karena itu kemungkinan tersebut dibuat dalam 2
pernyataan
Ho: Data tersebut berasal dari suatu populasi transisi yang random, probabilitas urutan litologi
tidak bergantung dari kehadiran litologi sebelumnya
H1: Data tersebut berasal dari suatu populasi transisi yang sifatnya tidak random, artinya
kemunculan litologi berikutnya bergantung dari litologi sebelumnya.
Analisis chi square table diperoleh derajat bebas (degree of freedom): V = { ( banyaknya
litologi) – 1 }2, maka v = (9-1)2 = 64; level of significance= 0,1 sehingga nilai kritis atau nilai
chi-kuadrat dari tabel yaitu 𝒳 2 0,1;64= 78.86. Analisis chi square calculation Digunakan
2
(𝑂𝑗 −𝐸𝑗 )
persamaan 𝜒 2 = ∑𝑘𝑗=1
𝐸𝑗
Berdasarkan analisis diatas didapatkan Nilai hasil hitungan lebih besar daripada nilai kritis dari
tabel, yaitu 𝒳 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (275.775) > 𝒳 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(78.86), sehinga hipotesa nol ditolak dan
disimpulkan bahwa ada kemunculan dari litologi selanjutnya, dalam arti luas, tergantung pada
kehadiran litologi sebelumnya.
Sedimentasi secara normal dimana ukuran yang lebih kasar diendapkan terlebih dahulu
diterapkan dalam pembahasan terkait penelitian dimana didapati bahwa yang lebih dulu
diendapkan dari lingkungan pengendapan darat ialah batu pasir tuffan karbonatan, dan semakin
mengarah pada litologi yang berbutir halus yakni batulanau dan batu lempung, kemudian
beralih ke lingkungan pengendapan laut ditunjukan dengan kemunculan kalkarenit. Hasilnya
menunjukan bahwa ada pola tertentu dalam perulangan litologi, dimana berdasar angka
probabilitas paling besar 0.69 pada kemunculan batu lempung setelah batupasir tuffan dan
0.375 pada kemunculan kalkarenit setelah batulanau. Hal ini menunjukan ada suatu variable
yang mempengaruhi. Jika dilihat dalam penampang pada gbr 5… semakin keatas dijumpai
litologi dengan grain size lebih besar, begitupun sebaliknya. Dalam kasus ini, kemunculan
litologi yang paling dominan adalah dipengaruhi oleh variabel ukuran butir yang tampak jelas
dari angka probabilitas transisi. Apabila mengambil salah satu contoh siklus pada bau pasir
tuffan yaitu bptuf-lp-bptufk-lp-bptuf, mengalami 2 kali transgresi dan regresi, pada saat
pengendapan batupasir tuffan, diikuti oleh kemunculan batulempung yang kemudian disusul
oleh kehadiran batupasir tuffan karbonatan, kemudian diikuti lagi oleh perulangan yang sama.
Sehingga dapat diinterpretasikan litologi selanjutnya yang akan muncul hadir pada lingkungan
pengendapan yang lebih dalam dengan litologi berbutir lebih halus. Hal ini terkait dengan hasil
penelitian terdahulu yang telah menyebutkan dimana stratigrafi jalur sungai niten disusun oleh
beberapa formasi dengan litologi yang berbeda. Adanya perubahan bentuk butir dan adanya
kontak gradasi pada satuan batuan yang ada di Formasi Andesit Tua membuktikan bahwa
hubungan stratigrafi Formasi Andesit Tua dengan Formasi di atasnya yaitu Formasi Sentolo
adalah selaras, akan diikuti dengan kemunculan litologi yang diendapkan secara selaras pula
pada formasi sentolo pada lingkungan pengendapan laut yang semakin dalam.

Gambar 5 Penampang Lingkungan pengendapan

KESIMPULAN
-Hipotesis 0 ditolak, kemunculan litologi yang akan datang bergantung pada kehadiran dari
litologi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan uji chi square dengan nilai
𝒳 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (275.775) > 𝒳 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(78.86)
-Perulangan Litologi jalur Sungai Niten bergantung pada kehadiran litologi sebelumnya terkait
variabel ukuran butir yang ditunjukan oleh angka probabilitas transisi cukup besar 0.69 pada
kemunculan batu lempung setelah batupasir tuffan dan 0.375 pada kemunculan kalkarenit
setelah batulanau.
-Sesuai dengan geologi regional daerah penelitian, perulangan litologi yang akan muncul
kemungkinan adalah batuan sedimen yang terbentuk pada lingkungan pengendapan yang berada
pada lingkungan laut dangkal mengarah ke laut dalam.

DAFTAR PUSTAKA
Apriani, A. (2016). Metode Markov Chains untuk Analisa Perulangan Fasies di Sub Basin
Kiliran Jao Sumatra Barat. Angkasa: Jurnal Ilmiah Bidang Teknologi, 8(1), 1-16.
Findriani, F. (2006). Analisis Perpindahan Konsumen Sebagai Sistem Pendukung Keputusan
untuk Meningkatkan Usaha Pemasaran SIM Card GSM Prabayar dengan Metode Rantai
Markov. Jakarta: Universitas Binus.
Masuku, F. N., Langi, Y. A., & Mongi, C. (2018). ANALISIS RANTAI MARKOV UNTUK
MEMPREDIKSI PERPINDAHAN KONSUMEN MASKAPAI PENERBANGAN
RUTE MANADO-JAKARTA. JURNAL ILMIAH SAINS, 18(2), 75-79.
Rizqi, A. H. F. (2019, Februari) Identifikasi Struktur Geologi Berdasarkan Data Observasi
Lapangan dan Implikasinya Terhadap Penyebaran Batuan Formasi Andesit Tua (OAF)
– Sentolo, Studi Kasus Di Jalur Sungai Niten kec. Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo,
DIY. Laporan Penelitian Program Studi Teknik Geologi, ITNY: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai