Anda di halaman 1dari 7

AREL MUTIARA SUKMA

1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA
Soal:
1. Carilah contoh sensor alat geofisika yang sederhana dan dapat dijelaskan
prinsip kerjanya : 1 sensor
1 transducer

Jawab :
1. Sensor Alat Geofisika :

Geophone/Hydrophone
Metode seismik memanfaatkan fenomena rambat gelombang seismik, yang
merupakan gelombang usikan mekanis yang menjalar dari suatu tempat ke
tempat yang lain melalui lapisan batuan bawah permukaan bumi.
Gelombang ini dapat mengalami pemantulan oleh perlapisan batuan yang
memiliki perbedaan densitas dan kecepatan dalam merambatkan
gelombang, dan kemudian terekam sebagai fungsi waktu. Sebagai unit
perekam fenomena seismik tersebut, dalam dunia seismik eksplorasi pada
khususnya, digunakan suatu sensor perekaman/receiver khusus, yang juga
jenisnya berbeda sesuai dengan daerah/lingkungan pengukuran. Untuk
survey seismik darat, alat ini berupa geophone, dan untuk survey seismik
laut berupa hydrophone.
Sensor geophone umumnya berjenis moving coil, yang bekerja atas prinsip
fisika Hukum Lenz, yang berupa kumparan kawat yang bergerak di dalam
medan magnet). Sedangkan hydrophone, sensornya berupa kristal piezo
elektrik yang peka terhadap perubahan tekanan.

Sensor geophone.
AREL MUTIARA SUKMA
1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA

Sensor hydrophone.

sensor yang digunakan dalam metode seismik. Ada dua jenis sensor dalam
metode seismik. Sensor yang pertama ini disebut Geophone, yang biasanya
digunakan dalam akuisisi seismic darat dan menggunakan konsep dasar
listrik dan magnet dalam cara kerja nya. Sensor yang kedua disebut
Hydrophone, yang biasanya digunakan dalam eksplorasi seismik laut.
Berbeda dengan geophone, hydrophone menggunakan kristal pisoelektrik
untuk dapat bekerja.

Geophone
Geophone yang paling umum digunakan dalam geofisika eksplorasi bertipe
moving coil (kumparan kawat yang bergerak didalam medan magnet).
Geophone menggunakan prinsip dasar yang mengikuti Hukum Lenz:
“Apabila sepotong kawat konduktor listrik yang panjang nya “l” digerakkan
dengan kecepatan “v” di dalam medan magnet yang kekuatannya Bt maka
akan tumbul arus listrik sesaat didalam kawat tersebut.”
Gaya gerak listrik yang timbul akan memiliki persamaan:
AREL MUTIARA SUKMA
1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA

Secara sederhana, geophone menggunakan massa yang dililiti oleh kawat


yang berada di dalam medan magnet. Ketika gelombang seismik merambat
hingga ke permukaan tanah, maka akan terjadi getaran. Getaran tersebut
yang menggerakan massa didalam geophone. Ketika massa bergerak
dengan kecepatan tertentu, maka akan menghasilkan gaya gerak listrik yang
dapat dibaca dengan voltmeter sederhana. Dapat diketahui bahwa nilai yang
terbaca pada voltmeter akan sebanding dengan kecepatan gerakan massa (v)
ketika permukaan tanah bergetar.

Proses Akuisisi Seismik Dangkal


Hydrophone

Proses Akuisisi Seismik di Samudera


AREL MUTIARA SUKMA
1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA
Hydrophone digunakan karena sensor geophone tidak dapat bekerja baik di
air. Sensor hydrophone memanfaatkan sifat kristal pizoelektrik yang peka
terhadap tekanan. Prinsip kerja kristal tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut:

Sepotong Kristal Pisoelektrik


Gelombang seismik yang menjalar hingga ke permukaan air akan ditangkap
sebagai tekanan. Ketika tekanan fx mengenai kristal pisoelektrik maka akan
terjadi deformasi pada permukaan kristal. Deformasi tersebut yang
kemudian menyebabkan terjadinya penimbunan muatan listrik pada
permukaan kristal. Penimbunan muatan listrik tersebut dapat diukur dengan
rumus:
Q = -d p lx ly
Dimana:
d = koofisien regangan Kristal
p = gaya bekerja pada suatu bidang
lx = panjang Kristal pada sumbu x
ly = panjang Kristal pada sumbu y
Kemudian muatan listrik tersebut akan sebanding dengan gaya yang bekerja
pada suatu bidang pada saat gelombang mencapai hydrophone.

TRANDUCER

Pengertian
Transduser adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk mengubah bentuk
dari suatu energi ke bentuk energi lainya. Bentuk energi tersebut antara lain: energi
AREL MUTIARA SUKMA
1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA
gerak (mekanik), energi panas, energi listrik, energi bunyi, energi cahaya, energi
kimai, dsb. Contoh alat yang menggunakan transduser diantaranya: mikrofon yang
mengubah energi bunyi menjadi sinyal listrik, speaker yang mengubah sinyal listrik
menjadi energi bunyi.

Jenis-jenis transduser
jenis-jenis transduser yang sering dijumpai antara lain:

1.Transduser Input (Input Transducer)


Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik
(physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga
dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk
Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya Mikropon
(Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik
yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga
dengan Sensor.
Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang
digolongkan sebagai Transduser Input.
– LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi
(Hambatan)
– Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
– Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi
(Hambatan)
– Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik

2. Transduser Output (Output Transducer)


Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker,
Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara yang dapat di dengar oleh
manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan istilah Actuator.
Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan
sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut :

– LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya


– Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
– Heater mengubah listrik menjadi Panas
– Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

Contoh-contoh transduser
berikut ini adalah contoh-contoh transduser:
A. Transducer temperatur
Terdapat dua kategori transducer temperatur semikonduktor, yaitu transducer yang
menghasilkan tegangan tertentu sesuai dengan perubahan suhu dan transducer yang
menghasilkan arus tertentu. sesuai dengan perubahan suhu.

B. Transducer Gaya, Beban, dan Torsi


AREL MUTIARA SUKMA
1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA
Strain gage adalah salah satu transducer yang banyak dipakai untuk mendeteksi dan
mengukur gaya, beban, torsi, dan tegangan. Prinsip kerjanya adalah mengubah gaya
mekanik menjadi besaran resistansi yang sebanding.
Piranti ini dibuat dari kawat tahanan tipis berdiameter sekitar 1 mm. Kawat tahanan
yang biasa digunakan adalah campuran dari bahan “konstantan” (60% Cu dan 40%
Ni) atau logam campuran “479” terdiri dari 92% Pt dan 8% Wo.
Kawat tahanan ini dilekatkan pada papan penyangga membentuk strain gage
dengan kawat berliku-liku atau bengkok-bengkok yang dikenal dengan bonded
strain gage.
Bentuk kawat yang berliku-liku dimaksudkan untuk memudahkan pendeteksian
terhadap gaya tekanan yang tegak lurus dengan arah panjang lipatan, karena,
tekanan akan menarik kabel sehingga meregang. Hal ini menyebabkan perubahan
resistansi pada kawat.
Selain bonded strain gage juga terdapat tipe yang lain yaitu unhonded strain gage,
yaitu strain gage yang dibentuk oleh kawat yang dilekatkan pada sebuah rangka
terpola agar terbentuk strain gage dengan kawat tahanan yang terpasang lurus dan
simetris. Jika papan atau rangka mendapat tekanan dari luar, maka resistansinya
akan bertambah sebesar DR dan panjangnya berubah sebesar DL.
Karakteristik sebuah strain gage ditentukan oleh sensitivitas atau gage factor.
Sensitivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan nilai tahanan dan
perubahan panjang.
C. Transducer Perubahan Posisi
Jenis transducer yang banyak digunakan untuk mendeteksi perubahaan
posisi adalah Linear Paralel Differential Transformer (LVDT). Transducer ini
bekerja berdasarkan prinsip kerja transformator.
D. Transducer Tekanan
Transducer tekanan digunakan untuk mengukur dan mengendalikan
tekanan, seperti tekanan cairan atau gas. Untuk mengubah tekanan menjadi
perubahan posisi diperlukan sebuah kantong atau diapragma, ditunjukkan pada
gambar 2.20.
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti
kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan.
Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT (Center Tap), dengan demikian
apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada salah satu kumparan
bertambah sementara induktansi pada kumparan yang lain berkurang. Signal
Converter mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan menjadi
tegangan yang sebanding.
Salah satu pemanfaatan dari penerapan transducer ini adalah untuk
mengukur tinggi suatu cairan. Piranti ini digunakan untuk mengukur baik tekanan
statis ataupun perbedaan tekanan.
Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P= d. g. h
Keterangan:
P = tekanan statis (pascal)
d = kepadatan cairan (kg/m3)
g = konstanta gravitasi (9,81 m/s2)
h = tinggi cairan (m)
AREL MUTIARA SUKMA
1615051017
TUGAS INSTRUMEN GEOFISIKA
E. Transducer Kapasitif
Kapasitas sebuah kapasitor dapat ditentukan oleh perubahan jarak antara
konduktor, tipe dielektrik atau luas penampang konduktor. Sebuah transducer
kapasitif adalah variabel kapasitor yang kapasitansinya berubah karena kondisi fisik
misalnya tinggi cairan, jenis cairan kimia, tekanan, dan ketebalan atau vibrasi.
F. Transducer Kelembaban
Lembap berarti kondisi yang terdiri dari udara dan uap air. Tingkat
kelembapan ditentukan oleh perbandingan antara persentase uap air di udara.
Hygrometer adalah transducer yang menghasilkan sinyal keluaran berdasarkan
pada tingkat kelembapan.
Transducer kelembapan umumnya diklasifikasikan sebagai hygrometer atau
psychrometer. Tiga tipe hygrometer yang banyak dipakai adalah
 tipe rambut,
 resistif dan
 optik.
Hygrometer optik mengukur berdasarkan berkurangnya intensitas sinar di
atmosfer pada suatu waktu. tertentu. Gambar 2.24. menunjukkan sebuah contoh
hygrometer resistif, terdiri dari elektroda logam yang terbungkus bahan plastik dan
ditutup dengan lithium chloride yang sensitif terhadap kelembapan.
Bila kelembapan udara di sekitar hygrometer bertambah, film lithium
chloride menyerap air lebih banyak menyebabkan resistansi elektrode berkurang.
Pada kelembapan relatif 10%, resistansi turun menjadi sekitar 75 W.
Beberapa proses industri memerlukan tingkat kelembapan udara yang
terkendali. Contoh seperti pada ruang pengeringan, ruang penyimpanan atau ruang
proses. Bila kelembapan udara mencapal 100%, untuk mengurangi prosentase
kelembapan dilakukan dengan cara mcnaikkan suhu ruangan. Sebaliknya bila
persentase kelembapan terlalu rendah, dapat dinaikkan dengan cara menurunkan
suhu ruangan.
Jenis sensor kelembapan yang lain adalah psychrometer, yaitu piranti yang
menggunakan dua buah sensor suhu dan dua buah “bulb”, ditampilkan pada gambar
2.25.
Prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan pembacaan suhu pada kedua sensor.
Tegangan keluaran bervariasi sesuai dengan perbedaan suhu antara dry bulb
(tabung kering) dan wet bulb (tabung basah).
G. Transducer Elektromagnet
Piranti sensor Hall Effect (Efek Hall) menghasilkan tegangan keluaran yang
ditimbulkan karena medan magnet. Sensor Hall Effect pertama kali ditemukan pada
th. 1879 oleh Edward H. Hall.
Prinsip kerja sensor Hall Effect adalah sebagai berikut. Bila sebuah magnet
diletakkan tegak lurus terhadap sepasang keping konduktor, maka tegangan akan
muncul pada sisi yang berlawanan dengan konduktor. Tegangan yang muncul ini
disebut tegangan Hall. Besar tegangan Hall sebanding dengan arus dan kuat medan
magnet. Dengan dernikian Efek Hall dapat digunakan untuk mengukur kuat medan
magnet.

Anda mungkin juga menyukai