Kelompok 5
1. Abdul Rozak (12/335015/PA/15071)
2. Hasna Mufidah (12/334770/PA/15001)
3. Kurniawan Pratama Arifin (12/331447/PA/14701)
4. Mathesa Resvi Rminda (12/333077/PA/14819)
5. Radikna Lutfiana Sari (12/334903/PA/15060)
6. Randy Achmad Saputra (12/331022/PA/14426)
7. Selly Mutiara Restika (12/331246/PA14528)
8. Suci Handayani Qolbi (12/331239/PA/14523)
9. Steven 2011
2014
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
DEKONVOLUSI
1. Buka line kerja kita yaitu line01 kemudian buat folder baru dengan cara ADD
08.DECON Enter
2. Di dalam editing flow 08.DECON dimasukan beberapa data input:
a. Disk data input
- Dataset yang digunakan adalah dataset yang telah dilakukan trace editing
maupun koreksi static sehingga dipilih data DATASCAMP
- Disk data input MB2 Trace read option : Sort Primary trace header :
FFID Secondary trace header : CHAN Sort order list for dataset (*:*)
b. Bandpass Filter
- Bandpass filter digunakan untuk memfilter dan menentukan frekuensi berapa
saja yang akan digunakan dan yang akan dibuang.
- Bandpass filter MB2 Ormsby filter frequency volume : 5-10-80-90
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Angka tersebut menunjukan bahwa low frekuensi 5-10 dan hight frekuensi
80-90 dibuang sehingga dalam pemrosesan kali ini hanya frekuensi 10-90
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Disk data output digunakan untuk perintah menyimpan hasil keluaran dari proses
dekonvolusi. Output dataset Filename : DATADECON
3. Setelah semua seismic dataset dan parameter tables telah diisi kemudian klik
EXECUTE
4. setelah di execute/di proses maka jadilah suatu data yag telah di deconvolusi bernama
DATADECON
5. dari DATASCAMP dan DATADECON dapat dilihat perbedaanya sebagai berikut:
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
HASIL DATASCAMP
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
2. 2D Supergather Formation
- Bentuk formasi CDP supergather dengan menggunakan 2D Supergather
formation.
- Select Dataset
Dataset yang digunakan adalah dataset yang telah diaplikasikan trace editing,
dekonvolusi, dan koreksi static DATADECON
- CDP Increment
- Interval analisis kecepatan yang akan diproses adalah pada setiap interval 50 CDP
- 2D supergather formation MB2 select dataset : DATADECON CDP
Increment : 50
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
3. Bandpass Filter
- Bandpass filter digunakan untuk memfilter dan menentukan frekuensi berapa saja
yang akan digunakan dan yang akan dibuang.
- Bandpass filter MB2 Ormsby filter frequency volume : 5-10-90-120
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Angka tersebut menunjukan bahwa low frekuensi 5-10 dan hight frekuensi 90-120
dibuang sehingga dalam pemrosesan kali ini hanya frekuensi 10-90 yang diambil
dan diolah.
4. Automatic Gain Control
Automatic gain control digunakan untuk mengonrol gain secara otomatis. Pada
parameter tables ini tidak perlu dilakukan editing perubahan apapun sehingga
dibiarkan sebagai mana mestinya default.
5. Velocity Analysis Precompute
Velocity analysis precomute digunakan untuk menyiapkan data sebagai input untuk
analisis kecepatan.
- Kecepatan yang akan dianalisis berkisar antara 1500-6000 dengan koreksi long
offset move out menggunakan koreksi alchalabi
- Velocity Analysis Precompute MB2 maximum semblance calculation :
6000 method of computing velocity function : Constant Velocity Guide
maximum time value : 6000 Long offset moveout correction : ALCHALABI
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Disk data output digunakan untuk perintah menyimpan hasil keluaran dari proses
dekonvolusi. Output dataset Filename : DATAVELAN
7. Setelah semua parameter tables telah diisi dengan tepat kemudian klik EXECUTE
8. Aktifkan parameter tables dibawah ----Add Flow Comment---- dan non-aktifkan
parameter tables diatas ----Add Flow Comment-------Add Flow Comment---- berfungsi sebagai pembatas proses yang dilakukan secara
bertahap dalam satu jendela editing flow
9. Disk Data Input
Data yang akan diproses meggunakan input data DATAVELAN yang telah diproses
dan dibuat sebelumnya.
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
11. Setelah semua seismic dataset dan parameter tables telah diisi kemudian klik
EXECUTE
12. setelah di execute/di proses maka jadilah suatu data yag telah dilakukan analisis
kecepatan bernama DATAVELAN.
13. Ketika diklik EXECUTE maka akan muncul Semblance Panel beserta data
seismicnya.
14. Dari semblance panel kemudian dilakukan picking kecepatan. Dari beberapa warna
yang teramati menunjukan bahwa semakin merah menunjukan energi yang besar dan
semakin biru menunjukan energy yang kecil. Dari picking kecepatan ini dipilih
energy yang besar.
15. Sebelum memulai picking, pilih pada toolbar View Object Visibility
kemudian centang Previous CDP, Next CDP dan Apply NMO
16. Pada jendela semblance panel ini merupakan tampilan tiap rentan 50 CDP dan setiap
CDP dilakukan icking sebanyak 6 kali.
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Picking yang kita buat ditunjukan dengan betuk bulat. Gari dengan warna merak
merupakan garis yang sedang kita picking saat ini. Garis warna orange menunjukan
pickingan CDP sebelumnya dan garis warna kuning menunjukan garis picking CDP
setelahnya.
Untuk melakukan picking, usahakan jumlah pickingan untuk setiap CDP sama (dalam
hal ini 6 buah picking) dan memiliki pola yang hampir mirip. Untuk gambar picking
diatas adalah contoh yang kurang baik karena jarak antar picking CDP jauh.
Sebaiknya jaraknya berdekatan dan memiliki pola yang sama agar menghasilkan
analisis velocity yang baik seperti gambar berikut ini:
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Picking untuk ketiga CDP memiliki pola yang hampir sam adengan jarak yang
berdekatan sehingga akan menghasilkan gradasi warna yang smooth (terlihat pada
volume viewer.editor panel.
18. Setelah semua CDP telah dipicking dibuat Volume Viewer/Editor Panel untuk
mengontrol fungsi kecepatan yang dihasilkan dari picking semblance panel. Volume
Viewer dapat dibuat dengan cara membuat file baru pada line01 yang kita beri nama
xx.velview.
19. xx.velview enter Velocity View/Point Editor : V1 select output velocity
database entry : V1.1 EXECUTE
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
21. Dari Volume Viewer/Editor Pnael terlihat bahwa warna belum smooth. Jika kita
menginginkan hasil velocity analysis yang baik maka warna pada Volume
Viewer/Editor Panel haruslah smooth.
22. Jendela Volume Viewer/Editor Panel juga dapat melakukan editing agar diperoleh
hasil yang lebih smooth
23. Lakukan pergeseran picking velocity secara halus (garis pink) dan garis sebelum/
sesudahnya (garis biru) dijadikan sebagai patokan garis.
24. Gambar garis-garis menunjukan pembagian per 50 CDP yang kemudian dapat diedit
melalui kolom ssebelah kanan.
Laboratorium Geofisika
Universitas Gadjah Mada
Gambar diatas menunjukan hasil gradasi warna yang lebih smooth dari sebelum
dilakukan editing.