Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode seismik adalah suatu metode yang sering digunakan untuk
mengetahui suatu lapisan atau struktur yang ada pada bawah permukaan bumi,
terutama untuk suatu ekplorasi yang dimana eksplorasi tersebut untuk mencari
keberadaan minyak dan gas. Metode pada seismik penggunaannya
memerlukan suatu alat yang dioperasikan pada atas permukaan bumi, tentunya
harus menguasai ilmu geofisika dan ilmu geologi yang secara umum metode
ABC dan plus minus ini memerlukan ilmu geologi karena tujuan pencarian
yang berada pada bawah permukaan bumi sangat berhubungan dengan
geologinya yakni tentang lapisan bumi, struktur bumi, batuan yang berbedabeda dll dan untuk ilmu geofisika diperlukan untuk pengoperasian alat serta
melakukan pengolahan data yang didapat dari alat geofisika tentunya
menggunakan metode ABC dan plus minus, sampai dengan melakukan
pemodelan data menjadi suatu interpretasi yang bisa dibaca dan dipahami.
Metode ABC dan plus minus ini adalah metode paling sederhana namun untuk
hasil yang didapatkannya yakni cukup kasar, metode ini memerlukan waktu
terhadap jarak. Dari data yang didapatkan bisa dibuat grafik dan sebuah peta
yang dimana data tersebut didapat dari sebuah alat yaitu dengan menggunakan
palu lalu muncul sumber atau getaran yang akan ditangkap oleh seismometer
dan untuk pengambilan datanya diambil pada waktu first brake pada
seismometer.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud pada pertemuan acara ini untuk pemahaman cara pengolahan data
dan cara pembacaan data dari pengukuran menggunakan alat seismometer.
Selain itu membrikan suatu referensi pada pembaca dengan adanya suatu
pembahasan serta proses langkah-langkahnya.
Untuk tujuan dari metode ini akan menghasilkan peta kedalaman, peta
kecepatan dan grafik untuk perbandingan suatu kedalaman dan lapisan.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Seismik Refraksi
Seismik refraksi adalah metoda geofisika eksplorasi yang menggunakan
sifat pembiasan gelombang seismik untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan. Asumsi dasar yang digunakan menggunakan pendekatan bahwa batasbatas perlapisan batuan merupakan bidang datar dan miring, terdiri dari satu lapis
atau banyak lapis, serta kecepatan seismik bersifat seragam pada setiap lapisan.
Umumnya seismik refraksi digunakan untuk memperkirakan kedalaman lapisan
batuan yang lapuk, tetapi dapat pula digunakan untuk mendeteksi lapisan lain di
bawah zona pelapukan tersebut.
Pada eksplorasi minyak & gas bumi, penentuan kedalaman zona pelapukan
berguna untuk mengetahui kedalaman geophone pada metode seismik refleksi.
Metode seismik refraksi banyak digunakan pada studi geologi teknik, ekplorasi
mineral, penyelidikan air tanah, pertambangan, geodinamik, arkeologi, pertanian
dan studi regional geologi lainnya. Metode seismik refraksi menggunakan analisis
muka gelombang head wave untuk pendugaan sifat fisis batuan. Metoda ini
memiliki keterbatasan yaitu bahwa metode ini dapat berhasil baik bila harga cepat
rapat gelombang seismik makin besar kearah lapisan bawah, sehingga selalu
terdapat gelombang yang terbiaskan ke permukaan.
Kelemahan lainnya bahwa tebal suatu lapisan harus memenuhi criteria
tertentu supaya tidak menghasilkan Blind Zone, yang diakibatkan oleh lapisan
tipis. Seismik refraksi dilakukan dengan menimbulkan sumber getaran di suatu
titik dan menerima getaran tersebut menggunakan serangkaian geophone. Waktu
tempuh gelombang dari setiap geophone dibaca dan diplot dalam grafik waktu
tempuh Vs jarak. Ketebalan lapisan batuan dan harga cepat rambat gelombang
didapatkan dari analisa grafik tersebut. Interpretasi gelombang seismik refraksi
tersebut dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara antara lain Reciprocal
metods, Hagiwara, Kakeno, dll.
2.2 Hukum Dasar
2

Prinsip dasar metoda seismik refraksi mengikuti prinsip fisika tentang


perambatan gelombang antara lain :
1.

Prinsip Fermat : Penjalaran gelombang dari suatu titik ke titik lainnya akan

melewati lintasan dengan waktu minimum.


2.

Prinsip Huygen: Setiap titik yang dilalui muka gelombang akan menjadi

sumber gelombang baru.


3.

Prinsip Snellius: Gelombang yang dibiaskan atau dipantulkan akan

memenuhi persamaan sebagai berikut (sin i/sin v = V1/V2).


2.3 Asumsi-Asumsi Dasar
Menurut

Sismanto

(1999),

asumsi

dasar

yang

harus

dipenuhi

untuk

penelitianperlapisan dangkal adalah:


1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan
gelombang
seismikdengan kecepatan yang berbeda-beda.
2. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.
3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.
4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga
mematuhi hokum- hukum dasar lintasan sinar.
5. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan
kecepatan pada lapisan dibawahnya.
6. Kecepatan Gelombang bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman.
7. Gelombang seismik dianggap sebagai cahaya.
2.4 Metode Delay Time
Metode Delay Time digunakan pada bidang batas lapisan dangkal dengan
kontras kecepatan yang besar (untuk mencari ketebalan lapisan lapuk). Disebut
waktu tunda karena terdapat perbedaan waktu yang diperlukan untuk perambatan
pulsa gelombang ke arah atas atau ke arah bawah yang melalui lapisan atas
terhadap waktu yang digunakan untuk merambat di permukaan lapisan kedua
(pembias) sepanjang proyeksi lintasan normal tersebut pada bidang batas. Delay
time (waktu tunda) adalah waktu penjalaran gelombang dari AB pada V1 ke BC

pada V2 (waktu tunda pada source) ataudari DE pada V1 ke DF pada V2 (waktu


tunda pada geophone).

2.3. Metode ABC


Metode ABC merupakan perkembangan dari metode T X lapisan datar
dengan menggunakan pola pertembakan bolak balik (forward dan reverse shot)
dengan asumsi bahwa :

Lapisan pertama adalah homogen


Variasi kedalaman relatif tidak begitu kasar (bidang batas beerundulasi)
Kontras kecepatan cukup besar (V2 >>V1)
Kemiringan lapisan kecil

Gambar 2.1 Ilustrasi penembakan bolak balik menggunakan metode ABC


Pada gambar di atas, A dan B = source ; C = geophone V2>>V1. Lintasan
gelombang refraksi dari A ke C dan B ke C. Sedangkan Waktu

penjalaran

gelombang

A ke C (A-D-E-C) dinotasikan dengan tAC (data waktu penembakan forward)


B ke C (B-G-F-C) dinotasikan dengan tBC (data waktu penembakan reverse)

dan waktu total penjalaran gelombang dari A ke B (A-D-E-F-G-B) dinotasikan


dengan tAB. Tab dapat dicari dengan persamaan :

(II.2)
2.4 Metode Plus-Minus

Metode yang digunakan dalam perangkat lunak tersebut untuk menetapkan


ketebalan lapisan pertama adalah plus minus metode Hagedorn (1959), yang
meliputi analisis Plus waktu untuk kedalaman analisa dan waktu analisis minus
untuk penentuan kecepatan (van Ovemeeran,1987). Dasar dari metode plusminus terletak pada timbal balik tempuh, yaitu tempuh dari gelombang seismik
antara dua lokasi di satu arah adalah sama dengan tempuh dalam arah yang
berlawanan. Analisis waktu Plus menggunakan konsep keterlambatan waktu
analisis diperkenalkan oleh Gardner (1939, 1967) dan selanjutnya dikembangkan
oleh Hawkins (1961) dan Barry (1967). Analisis waktu Plus terdiri dari kombinasi
dua keterlambatan analisis waktu dalam arah yang berlawanan. Bahkan, Plus Sisa
nilai pada penerima dalam waktu Plus-Minus analisis jendela sesuai dengan
penjumlahan kiri dan hak menunda kali pada penerima (Gambar 2.1).
Untuk dapat menggunakan analisis time Plus, data tersebar timbal balik
yang penting sehingga kedatangan penyebaran meluas ke depan setidaknya posisi
sumber reverse (Sr) dan sebaliknya kedatangan menyebar ke posisi sumber maju
(Sf) (Gambar 1). Kemudian waktu analisis metode plus minus didefinisikan oleh
dua titik crossover (forward menyebar (XF) dan reverse menyebar (Xr)), yang
menentukan batas antara lapisan pertama kedatangan dan kedatangan lapisan
kedua.
Metode plus-minus merupakan turunan dari metode delay time untuk
kasus yang lebih kompleks seperti :

Bidang batas lapisan yang tidak rata


Mencari tebal lapisan lapuk
Untuk menghitng static correction pada data seismik refleksi
Pada metode plus-minus ini juga menggunakan beberapa asumsi untuk

konfigurasi bawah permukaan bumi, yaitu sebagai berikut :

Bidang batas lapisan C-F adalah lurus


Kemiringan dari refraktor tidak terlalu besar atau <100
Dan juga menggunakan dua jenis analisis yaitu :
Analisis plus time dimana untuk mmenganalisa kedalaman (depth)
Analisa minus time yang dugunakan untuk determinasi kecepatan
gelombang

Gambar 2.2 analisis plus time berdasarkan metode plus-minus

Gambar II.2 analisis plus time berdasarkan metode plus-minus

Plus Time adalah jumlah waktu rambatan gelombang dari geophone pada
sumber dan forward dan geophone dari sumber reverse dikurangi dengan travel
time antara sumber keduanya. Tujuannya : untuk analisa kedalaman (depth). Plus
time dapat dirumuskan sebagai berikut :

Masing-masing waktu tempuh raypeth dapat digantikan dengan waktu


tempuh yang lebih kecil dari raypath. Kecepatan lapisan pertama dapat ditemukan
dengan menggunakan kemiringan kebalikan dari lapisan pertama datang. Dari
pendatang lapisan kedua (setelah XF untuk menyebar ke depan dan setelah Xr
untuk penyebaran sebaliknya), kecepatan lapisan kedua dapat diturunkan
menggunakan analisis Minus waktu

Gambar 2.3 Analisa minus time pada metode plus minus

Definisi Waktu Minus di penerima (TD) adalah pengurangan dari waktu


tempuh di penerima dari sumber reverse (THD) dari waktu tempuh pada penerima
dari sumber maju (TAD), dikurangi waktu tempuh antara dua sumber (TAH).
Kecepatan lapisan kedua (V2) sama dengan dua kali kemiringan invers fit terbaik
line melalui variasi waktu minus (DT-D) dihitung untuk setiap penerima dalam
analisis time pada metode Plus-Minus.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Diagram Alir Pengolahan Data
Mulai
Data Lapangan
Microsoft. Excell
Grafik & Kurva

Metode Plus Minus

Metode ABC

Surfer
Peta Kedalaman, Peta V1, Peta V2
Analisa Dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data

3.2 Pembahasan Diagram Alir

Untuk pembahasan data lapangan juga memiliki langkah-langkah agar


tercipta sebuah pengolahan dengan cara-cara yang benar serta data bisa sampai
dibuat peta dan penampang, yaitu dengan cara berikut:

Langkah awal setelah mendapatkan data mentah lalu dimasukan kedalam

microsoft exel.
Langkah kedua dengan pengolahan data yang dimana data offset dan

waktu digabungkan untuk membuat sebuah grafik maupun kurva.


Dari data untuk membuat kurva tersebut juga digunakan untuk membuat
sebuah metode abc dan plus minus, semua pengolahan sampai dengan

tahap ini masih menggunakan microsoft exel.


Setelah semua dilakukan sesuai dengan proses diatas maka diperlukan
software surfer untuk pembuatan peta kedalaman, peta V1, dan peta V2.
Untuk suatu perbandingan perbedaan kecepatan dari data yang telah

didapatkan.
Setelah semua peta serta grafik telah terbuat dengan benar dan sesuai
dengan prosedur diatas maka dapat melakukan pembahasan setiap peta

dengan masing-masing nilai yang berbeda.


Kemudian setelah semuanya berjalan dengan lancar, perlu dilakukan untuk
menarik sebuah kesimpulan tentang pengolahan data dari awal sampai
dengan pembahasan peta maupun grafik menggunakan bahasa yang jelas

serta dicantukan data dari peta yang telah dibuat.


Selesai.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


9

4.1 Pengolahan Data


4.1.1. Grafik T-X
f(x) =

Grafik T-X ABC


150
100

Waktu (ms)

f(x) = 0.79x + 18.93

50
0

f(x) = - 1.91x + 200.33


16 24 32 40 48 56 64 72 80 88 96 104 112

Offset (ms)

Gambar 4.1. Grafik T-X

Untuk grafik T-X ABC dan Plus minus ini bisa tercipta dengan
penggabungan data offset dengan waktu yang dimana grafik ini menggambarkan
suatu gelombang yang belum terefraksi dan sudah terefraksi. Pada grafik diatas
dapat ditunjukan dengan warna biru yang merupakan gelombang langsung yang
memiliki nilai offset dan waktu 0 meter sampai offset 10 ms dengan waktu 26,0
ms itu adalah gelombang pada forward dan setelah itu gelombang terefraksi
sampai dengan offset 105 ms dan mencapai waktu 98,5ms. Setelah itu membahas
tentang gelombang reverse yang dimulai pada offset 105 ms dengan waktu 0ms
sampai offset 90ms dengan mencapai waktu 25ms, gelombang ini merupakan
gelombang langsung yang dimana gelombang ini belum terefraksi. Setelah titik
akhir dari gelombang reverse lalu dilanjutkan dengan gelombang yang telah
direfraksi sampai offset 0 ms dengan waktu yang ditempuh yaitu 108,4ms. Untuk
masalah warna yaitu pertama warna biru adalah gelombang langsung pada
forward setelah itu warna abu-abu gelombang yang terefraksi. Sedangkan untuk
recerse gelombang langsung diwarnai dengan warna kuning dan gelombang yang
terefraksi diwarnai dengan warna merah. Grafik ini menunjukan suatu
perbandingan anatar reverse dan forward yang dimana setiap gelombang memiliki
nilai masing-masing.
4.1.2 Pengolahan Data ABC
10

Tabel 4.1. Pengolahan Data

11

4.1.3. Pengolahan Data Plus Minus


Tabel 4.2. Pengolahan Data plus minus

12

4.2 Metode ABC


4.2.1 Penampang Kedalaman Kelompok

PENAMPANG KEDALAMAN
METODE ABC

Gambar 4.2 Penampang Kedalaman Metode ABC

Untuk menciptakan suatu penampang kedalaman metode ABC diatas


berdasarkan data yang sudah diolah sebelumnya lalu untuk penampang dibuat
dengan software surfer. Dari penampang diatas dapat dijelaskan bahwa batas
anatar lapisan diwarnai dengan garis biru. Untuk penjelasan nilai pada penampang
yaitu mencapai nilai negatif yang berarti nilai tersebut berada pada bawah
permukaan air laut dengan melewati beberapa lapisan yang ada pada bawah
permukaan bumi. Untuk warna merah pada penampang diatas menunjukan suatu
kedalaman paling dalam daripada lapisan sebelumnya, karena untuk menempuh
lapisan pada daerah tersebut penjalaran gelombang memerlukan juga waktu yang
singkat karena saat penjalaran gelombang berlangsung gelombang menjalar pada
lapisan dengan densitas tercepat atau memiliki lapisan batuan atau lapisan yang
kompak. Nilai kedalaman dari 440m sampai mencapai kedalaman maksimal yaitu
610m, yang dimana pada warna biru merupakan kedalaman dan memiliki
kecepatan paling rendah. Penampang ini memiliki offset 10meter sampai 90
meter. Dari penampang diatas juga bertujuan untuk sutau pemahaman pembacaan
data yang didapatkan.

13

4.2.2. Peta Kecepatan Kelompok 2

Gambar 4.3 Peta Kecepatan Kelompok

Untuk pembahasan peta kecepatan V1 diatas menggambarkan sebuah


kecepetan yang dimana pada lintasan kedua digambarkan dengan garis warna
merah yang terdapat pada wilayah kehijauan yang memiliki nilai kecepatan
sekitar 480m/s yang dimana pada lapisan tersebut tidak terlalu kompak
dibandingkan dengan warna merah yang berarti cukup kompak dengan asumsi
semakin dalam maka lapisan semakin kompak dan kecepatan semakin cepat atau
tinggi. Untuk peta kecepatan diatas terdapat kecepatan 300 m/s sampai dengan
nilai maksimal yaitu 660m/s. Peta V1 ini sebagian besar didominasi dengan warna
biru dengan kehijauan.
Sekarang pembahasan tentang peta kecepatan V2 yang tidak jauh berbeda
dengan peta kecepatan V1. Pada peta ini sebagian besar didominasi dengan warna
biru yang memiliki nilai kecepatan sekitar 550m/s sampai dengan 850m/s. Untuk
lintasan kelompok 2 terdapat pada warna kebiruan yang memiliki nilai kecepatan
sekitar 780 m/s. Adapun warna merah adalah nilai kecepatan paling tinggi dengan
angka 1700m/s. Pada kedua peta ini jika dilihat pada peta berada pada atas
permukaan air laut, yang memiliki nilai positif. Lapisan pada bawah permukaan
juga menjadi salah satu faktor dan penentuan cepat dan jalur rambat gelombang,

14

yang dimana rambat gelombang secara umum melewati medan lapisan yang
kompak karena penjalaran gelombang semakin mudah dilewatinya.

15

4.3 Metode Plus Minus


4.3.1 Penampang Kedalaman Kelompok 2

PENAMPANG KEDALAMAN METODE PLUS


MINUS

Gambar 4.4 Penampang Kedalaman Metode Plus minus

Untuk menciptakan penampang kedalaman dengan menggunakan metode


plus minus ini diperlukan data yang sudah diolah sebelumnya dengan microsoft
exel lalu untuk pembuatan penampang pada software surfer. Untuk penampang
diatas dapat dijelaskan bahwa pada kedalaman 400 meter sampai 3200 meter
memiliki nilai kecepatan rambat gelombang yang berbeda. Pada garis biru
merupakan suatu garis untuk membatasi anatar lapisan, yang dimana setiap
lapisan memiliki densitas atau kekompakan lapisan yang berbeda sehingga
kecepatan rambat gelombang sangat berpengaruh pada faktor tersebut. Untuk
warna biru merupakan kedalaman yang paling dangkal yang memiliki nilai
kecepatan rendah dibandingkan yang lainnya, sedangkan warna hijau kecepatan
cukup sedang dengan nilai kedalaman sekitar 1800 meter, Adapun ada sedikit
warna merah yang muncul namun memiliki kedalaman maksimal yaitu sekitar
3000 meter dengan nilai kecepatan yang sangat tinggi. Offset penampang dari
0meter sampai dengan mencapai 100 meter. untuk nilai 0 sampai -10 merupakan
suatu lapisan yang berada dalam bawah permukaan air laut.

16

4.3.2 Peta Kecepatan Kelompok 2

Gambar 4.5 Peta kecepatan plus minus

Penggabungan

peta

ini

menggunakan

software

surfer

sebagai

perbandingan dalam pembahasan serta nilai kecepatan yang berbeda. Pertama


pada peta kecepatan V1 dengan menggunakan metode plus minus dimana metode
ini menentukan kedalaman pada setiap geophone, nilai kecepatan terendah yaitu
300 m/s dan untuk kecepatan tertinggi dengan kecepatan maksimal yaitu 660m/s.
Untuk line kelompok 2 terdapat pada warna biru dan hijau pada nilai kecepatan
380m/s sampai dengan 440m/s yang berarti pada peta diatas lintasan ini sangatlah
dangkal dibandingkan dengan yang lainnya, karena nilai kecepatan tertinggi
mencapai 660m/s dengan diperjelas dengan warna merah.
Untuk pembahasan peta kecepatan V2 diatas nilai angka kecepatan
semakin besar dibandingkan dengan peta kecepatan V1. Untuk lintasan kelompok
2 pada peta ini diperjelas dengan warna biru dengan nilai kecepatan 1350m/s,
pada peta V2 ini untuk nilai kecepatannya sangat beraneka ragam hampir semua
terbagi menjadi rata dapat dilihat bahwa warna sangat tertata dengan bagian
17

wilayah yang sama besar. untuk nilai terendah yakni 1150m/s dengan warna biru
dan sedangkan nilai tertinggi yaitu 2150m/s dengan warna merah. Peta ini sangat
dalam karena kecepatan semakin tinggi yang berarti lapisan semakin dalam
semakin kompak dan jika semakin kompak maka kecepatan rambat gelombang
semakin tinggi. Peta ini banyak melewati lapisan batuan yang berbeda, namun
rambat gelombang biasanya merambat pada medium yang kompak terlebih
dahulu.

18

4.4 PERBANDINGAN
4.4.1 Penampang Kedalaman Kelompok 2 Metode ABC dan
Plus Minus
PENAMPANG KEDALAMAN METODE PLUS MINUS

KEDALAMA
N

Gambar 4.6 Peta Perbandingan Kedalaman Plus Minus Dan Abc

Untuk suatu perbandingan pada penampang kedalaman ABC dan Plus


minus ini terlihat pada nilai kedalamannya yang terdapat pada metode ABC yaitu
nilai terendahnya yaitu 440meter sampai mencapai angka 610 meter. Pada peta ini
untuk nilai kedalamannya sangatlah jauh dibandingkan dengan penampang
metode plus minus. Sedangkan penampang metode plus minus dari 400 meter
sampai 3203 meter, untuk kedalaman pada penampang ini sangatlah dalam, yang
dimana pastinya pada kedalaman tersebut banyak melewati suatu lapisan yang
dimana lapisan tersebut jika semakin dalam kedalaman maka kecepatan rambat
gelombang semakin cepat serta jika semakin dalam maka lapisan juga semakin
kompak. Untuk kecepatan rambat gelombang tentunya rambat gelombang pada
metode plus minus lebih cepat dibandingkan dengan metode ABC.

19

4.4.2 Peta Kecepatan V2 Semua Kelompok Metode ABC Dan Plus


Minus

Gambar 4.10 Perbandingan Kecepatan V2

Untuk perbandingan peta kecepatan V2 metode ABC dan Plus Minus,


pertama membahas peta kecepatan V2 ABC terlebih dahulu bahwa lintasan
kelompok dua berada pada warna keunguan yang dapat dilihat pada garis yang
bewarna merah, keadaan tersebut menjelaskan bahwa kedalaman minimal atau
terdangkal pada peta yang memiliki nilai kecepatan sekitar 600m/s dapat
dilogikadengan asumsi bahwa lapisan ini kekompakannya tidak seperti yang
berada pada nilai maksimal yaitu 1700m/s yang memiliki lapisan sangat kompak.
Sedangkan untuk peta kecepatan V2 plus minus pada garis merah adalah
lintasan kelompok dua yang memiliki warna keunguan dengan kecepatan 500m/s.
Sebagian besar pada peta ini didominasi dengan war keunguan yang berarti
kecepatan rambat gelombang sangat rendah, dibandingkan dengan warna merah
yang muncul hanya sedikit pada peta yaitu dengan memiliki nilai kecepatan
14.500m/s. Untuk kecepatan yang memiliki nilai sedang yaitu terdapat sedikit
bagian yaitu dengan warna hijau dengan kecepatan sekitar 650m/s.
4.4.3 Peta Kedalaman Semua Kelompok Metode ABC dan Plus Minus
20

Gambar 4.8 Peta Perbandingan Kedalaman Plus Minus Dan Abc

Peta diatas adalah gabungan dari peta kedalaman dengan menggunakan


metode ABC dan Plus Minus, penggabungan peta ini dengan menggunakan
software surfer. Pertama akan membahas tentang peta kedalaman metode ABC
yang dimana pada gambar peta tersebut terdapat nilai kedalaman yang berbedabeda mulai dari 0.5meter sampai mencapai -10.5 meter yang berarti kedalaman
peta ini awalnya berada dalam atas permukaan air laut dengan jarak sekitar 0.5
meter, setelah itu menembus lapisan permukaan air laut sehingga nilai kedalaman
menjadi negatif dengan jarak anatar permukaan air laut yaitu -10.5 meter. Pada
garis merah adalah lintasan kelompok dua yang dimana lintasan tersebut
mengcover semua nilai kedalaman yang ada pada peta dari 0.5 meter sampai10.5meter. Lintasan tersebut melewati warna merah, hijau dan biru dengan
kecepatan rambat gelombang yang berbeda-beda.
Sedangkan untuk peta kedalaman dengan menggunakan metode plus
minus, lintasan kelompok dua juga mengcover semua nilai kedalaman dan
kecepatan yang berbeda, Namun pada peta ini memiliki nilai 0.5 sampai dengan

21

9.5 meter. hanya selisih 0.5 meter saja dengan peta kedalaman metode ABC.
Untuk penggambaran peta jika dilihat dengan kasat mata juga hampir sama.

22

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada semua pembahasan serta langkah-langkah pengolahan data dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Bahwa dari data mentah yang telah dilakukan pengukuran dapat


diolah dengan menggunakan microsoft exel dan sedangkan
pembuatan peta dan penampang bisa dibuat menggunakan software

surfer.
Untuk peta kecepatan V1 diatas terdapat kecepatan 300 m/s sampai
dengan nilai maksimal yaitu 660m/s. Peta V1 ini sebagian besar

didominasi dengan warna biru dengan kehijauan.


Pada peta kecepatan V2 sebagian besar didominasi dengan warna
biru yang memiliki nilai kecepatan sekitar 550m/s sampai dengan
850m/s. Untuk lintasan kelompok 2 terdapat pada warna kebiruan

yang memiliki nilai kecepatan sekitar 780 m/s.


Penampang kedalaman peta ABC Nilai kedalaman dari 440m
sampai mencapai kedalaman maksimal yaitu 610m, yang dimana
pada warna biru merupakan kedalaman dan memiliki kecepatan
paling rendah. Penampang ini memiliki offset 10meter sampai 90

meter.
Pada grafik T-X Pada grafik diatas dapat ditunjukan dengan warna
biru yang merupakan gelombang langsung yang memiliki nilai
offset dan waktu 0 meter sampai offset 10 ms dengan waktu 26,0
ms itu adalah gelombang pada forward dan setelah itu gelombang
terefraksi sampai dengan offset 105 ms dan mencapai waktu
98,5ms. Setelah itu membahas tentang gelombang reverse yang
dimulai pada offset 105 ms dengan waktu 0ms sampai offset 90ms
dengan mencapai waktu 25ms, gelombang ini merupakan
gelombang langsung yang dimana gelombang ini belum terefraksi.
Setelah titik akhir dari gelombang reverse lalu dilanjutkan dengan

23

gelombang yang telah direfraksi sampai offset 0 ms dengan waktu


yang ditempuh yaitu 108,4ms.
5.2 Saran
Bahwa diperlukan suatu kemampuan khusus serta ketelitian untuk
pengolahan dari data mentah sampai tercipta suatu penampang serta peta
kecepatan. Diperlukan teori teori tentang metode ABC dan Plus Minus untuk
memberikan suatu pembahasan dan analisa pada peta serta penampang yang telah
dibuat.

24

Anda mungkin juga menyukai