Anda di halaman 1dari 44

EKSPLORASI

PANAS BUMI
KELOMPOK 6
OLEH :

1. SALSABILA ALVINANDORA P

2. ANDRI FATKHUL AMRI

3. TIYAS DWI KUSUMA

4. RIZKY ERIK SETYAWAN

5. CHANDRA AHMAD G

6. FERYAN ADI ANGGANA

7. FAHMI MAULANA
OUTLINE
 METODE MT UNTUK GEOTHERMAL
 METODE GEOKIMIA PANAS BUMI
 PERHITUNGAN CADANGAN PANAS BUMI
 PENGEMBANGAN PANAS BUMI
METODE MT UNTUK
GEOTHERMAL
OLEH :
SALSABILA ALVINANDORA
TIYAS DWI KUSUMA
METODE MT SECARA UMUM
– Metoda magnetotellurik (MT) merupakan salah satu metoda eksplorasi geofisika yang
memanfaatkan medan elektromagnetik alam.
– Spektrum frekuensinya sangat lebar yaitu sebesar 10-5 Hz - 104 Hz
– Medan EM tersebut ditimbulkan oleh berbagai proses fisik yang cukup kompleks. Sumber dari
medan EM yaitu sebagai berikut :
a. Pada frekuensi yang cukup rendah (kurang dari 1 Hz)
Memiliki sumber berupa solar wind yang mengandung partikel-partikel bermuatan listrik berinteraksi
dengan medan magnet permanen bumi, yang menyebabkan variasi medan EM.
b. Variasi pada jangkah frekuensi audio (audio frequency band, di atas 1 Hz)
Terutama disebabkan oleh aktivitas meteorologis berupa petir. Petir yang terjadi di suatu tempat
menimbulkan gelombang EM yang terperangkap antara ionosfer dan bumi (wave guide) dan menjalar
mengitari bumi.
– Kebergantungan fenomena listrik − magnet terhadap sifat kelistrikan terutama konduktivitas
medium (bumi) dapat dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi menggunakan metoda MT.
METODE MT SECARA UMUM
– Metode Magnetotellurik (MT) dapat
didefinisikan pula sebagai metode
geofisika pasif yang memanfaatkan
penetrasi gelombang Elektromagnetik
(EM) ke bawah permukaan bumi untuk
mengetahui nilai impedansi suatu
materi
– Metode Magnetotellurik (MT) juga
dapat mengetahui resistivitas batuan
di bawah permukaan
– Nilai impedansi didapatkan dengan
mengukur variasi medan magnet dan PRINSIP METODE MT
medan elektrik dari gelombang EM di
bawah permukaan secara simultan
METODE MT SECARA UMUM
Variasi medan magnet (Hy) dan medan elektrik (Ex) yang diukur secara simultan
dapat diaplikasikan pada persamaan impedansi (Zxy) untuk memperoleh nilai
resistivitas. Nilai impedansi menurut Ward and Wannamaker (1983) diperoleh dari
persamaan berikut :
𝐸𝑥 𝐸𝑦
𝑍𝑥𝑦 = =
𝐻𝑦 𝐻𝑥
Sedangkan nilai resistivitas, dapat diperoleh dari persamaan berikut :
𝐸𝑥 2
𝜌𝑥𝑦 = 0.2𝑇 ( 𝑍𝑥𝑦 )2 = 0.2𝑇 ( )
𝐻𝑦
MT untuk GEOTHERMAL
- Metode Magnetotellurik merupakan salah satu metode geofisika pasif
- Metode Magnetotellurik merupakan salah satu metode yang sering dipakai dalam
penyelidikan panas bumi karena biaya yang relatif murah dan teknologi pengolahan
data yang semakin berkembang
- Metode Magnetotellurik dapat digunakan untuk :
a. Menggambarkan struktur resistivitas di bawah permukaan
b. Membantu dalam penentuan zona konduktif atau mineral lempung yang menjadi
penudung bagi reservoar sistem panas bumi
c. Medote MT juga dapat mendukung hasil penelitian dari studi geologi dan geokimia
dalam penyusunan strategi pengembangan lapangan panas bumi
Struktur Resistivitas Sistem
Panas Bumi
- Perbedaan nilai resistivitas tiap bagian komponen sistem panas bumi dapat digambarkan
sebagai suatu struktur resistivitas bawah permukaan yang membantu pembuatan model
konseptual sistem panas bumi. Komponen sistem panas bumi umumnya memiliki tatanan
geologi yang khas dan aktivitas hidrotermal
- Menurut Flovenz et al (2005) struktur resistivitas sistem panas bumi akan bergantung pada
parameter fisik seperti berikut :
1. Temperatur
2. Porositas batuan
3. Salinitas fluida hidrotermal
4. Saturasi fluida dalam pori batuan
5. Nilai konduktivitas antar muka batuan (interface conductivity)
Struktur resistivitas sistem panas
bumi umumnya terdiri dari
beberapa bagian yang memiliki
karakter nilai resistivitas
tersendiri.
CONTOH APLIKASI METODE
MT UNTUK GEOTHERMAL
DIAMBIL DARI
DARI HASIL
PENAMPANG 1
DIMENSI DAN
PEMODELAN INVERSI
2 DIMENSI, DAPAT
DIKETAHUI
DIDAPATKAN PERSEBARAN BATUAN
DENGAN NILAI
RESISTIVITASNYA DAN
DAPAT DIPERKIRAKAN
PERSEBARAN
STRUKTUR
GEOTERMALNYA (
BATUAN CLAY CLAP,
RESERVOAR, dsb )
HASIL PENAMPANG RESISTIVITAS 1 HASIL PEMODELAN INVERSI
DIMENSI RESISTIVITAS 2 DIMENSI
METODE GEOKIMIA
PANAS BUMI
OLEH :
ANDRI FATKHUL AMRI
PENGENALAN EKSPLORASI GEOKIMIA
– Survei geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi fisis dan kimia dari tiga
unsur utama yaitu air, gas, dan tanah

– Survei geokimia bertujuan :


1 memprediksi suhu bawah permukaan
2 memperoleh informasi mengenai asal-usul fluida panas bumi
3 mengetahui arah aliran fluida bawah permukaan

Filosofi dasar penggunaan survei geokimia dalam eksplorasi adalah konsentrasi komponen
fluida panas bumi, unsur terlarut, dan kandungan gas di dalam uap
mencerminkan kondisi bawah permukaan.
– Konsentrasi unsur-unsur terlarut di dalam fluida panas bumi, berdasarkan hasil
dari beberapa studi lapangan dikontrol oleh kesetimbangan mineral di reservoar.
– Kesetimbangan antara fluida dengan mineral sangat tergantung pada
suhu konsentrasi unsur terlarut akan berubah dengan adanya perubahan suhu.

Pendidihan (Mixing)
Pendidihan (Boilling)
PARAMETER PENTING DALAM PENYELIDIKAN GEOKIMIA :
– PERKIRAAN BESARNYA SUMBERDAYA
– PREDIKSI TEMPERATUR RESERVOAR
– PERMEABILITAS FORMASI RESERVOAR
– JENIS FLUIDA DIDALAM RESERVOAR
– TINGKAT KEASAMAN FLUIDA
– JUMLAH KANDUNGAN GAS
– POTENSI PENGERAKAN
– PREDIKSI DAMPAK PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PANASBUMI BAGI LINGKUNGAN SEKITARNYA

Proses yang sangat penting mempengaruhi komposisi fluida panasbumi meliputi pelarutan
mineral utama batuan.

Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu, kandungan gas asal air, masukan dari magmatik,
tipe batuan, kondisi dan durasi interaksi antara batuan air, serta proses boiling dan
mixing.
DATA KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS BUMI
Parameter ORAKEI KARAKO (NZ)
WEEL 2 @ depth SPG 22 SPG 664
Depth (m) 1150 - -
Temp. oC 260 99 64
pH ? 9.2 8.2
SiO2 327 280 150
Ca <1 0.8 4.6
Mg - - 0.6
Na 550 370 135
K 54 34 10
Li 3.1 3.4 1.2
HCO3 290 113 201
SO4 142 185 12
C1 546 404 78
F 5.7 10.8 2.9
B 7.7 3.4 5.4
KANDUNGAN KIMIA FLUIDA PANAS BUMI DI SATU
TEMPAT DENGAN TEMPAT LAIN BERBEDA.
– Kosentrasi ion yang berbeda-beda dapat disebabkan karena perbedaan
1. Temperatur
2. Kandungan gas
3. Sumber air
4. Jenis batuan
5. Kondisi dan lamanya interaksi air batuan
6. Adanya percampuran antara air dari satu sumber dengan air dari sumber lainnya
KOMPONEN REAKTIF DAN KONSERVATIF

Komponen kimia dan isotop di dalam fluida panasbumi diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Reaktif 2. Konservatif
Komponen reaktif disebut juga sebagai geoindikator, Komponen ini disebut juga dengan non
cenderung untuk mencapai kesetimbangan dengan reaktif/inert/incompatible atau secara sederhana
komponen reaktif lainnya dan atau mineral batuan sebagai komponen tracers. Komponen ini masuk
didalam sistem panasbumi. Komponen reaktif ini menjadi penyusun fluida pansbumi maka mereka akan
berguna untuk memperoleh informasi kondisi fisika tetap tinggal disana. Komponen konservatif
reservoar panas bumi (suhu reservoar, rasio menyediakan informasi tentang asal-usul air dan juga
uap terhadap air) asal komponen itu sendiri. Contoh : Cl, B, Br,
dan Li.
JENIS-JENIS AIR PANAS BUMI
1. Air Klorida (Chloride Water) 2. Air Asam Sulfat (Acid Sulphate Water)
- Cl tinggi (400-1800 ppm) - S04 tinggi
- Na dan K tinggi bersama dengan Ca, Mg sebagai Kation - HCO3- dan Cl sangat rendah (kadang-kadang nol)
- Si02 cukup tinggi - Mengandung Na, K, Ca, Mg, Fe
- pH netral-sedikit asam - pH rendah (pH <2 – 3)
- ciri khas : endapan silika sinter – 3. Air Bikarbonat
- Umumnya mengandung S04, HCO3- – - Kaya akan C02
- Sejumlah kecil F, As, Li, Rb, Cs, Mg, dan NH3- – - Cl rendah
– - pH sekitar 5-6
– - Dibeberapa tempat tercampur karena adanya batuan
limestone dibawah permukaan, sehingga muncul
endapan travertin
Pengukuran parameter pada
contoh air di lapangan
– Temperatur manifestasi dan udara di sekitarnya, dengan menggunakan
thermocouple atau thermometer maksimum
– pH air, dengan menggunakan pH meter digital
– debit air panas/dingin, dengan cara volumetric (V-nocht meter)
– daya hantar listrik dengan (DHL) air panas/dingin, dengan konduktivitimeter
– koordinat dan ketinggian lokasi pengambilan contoh dengan GPS Receiver
– kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap air, fumarol dan solfatara
dengan detector gas
– luas manifestasi
SURVAI PENDAHULUAN GEOKIMIA
– Survey geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi fisis dan kimia
dari 3 unsur utama (air, udara, gas). Kegiatan ini terdiri atas studi literatur dan
survei lapangan. Survey lapangan meliputi kegiatan pengamatan pengukuran dan
pengambilan sampel terhadap air, gas, dan tanah.
– KEGIATAN LAPANGAN
meliputi : studi literatur, analisa data sekunder, penyiapan peralatan dan pereaksi,
serta penentuan titik ukur.
Studi literatur dan analisis data sekunder merupakan kegiatan pengumpulan dan
analisis data pustaka melalui identifikasi terhadap hasil penyelidikan terdahulu
yang berkaitan dengan geokimia,
berdasarkan informasi geologi regional, peta topografi, foto udara, citra satelit, dan
geografi daerah penyelidikan yang ada atau pernah dilakukan di daerah yang akan
diselidiki.
Persiapan alat
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penentuan
titik ukur :
1. penentuan titik ukur harus memperhatikan kondisi geologi dan
keberadaan manifestasi panas bumi, misalnya posisi lintasan titik ukur
memotong arah struktur geologi dengan mempertimbangkan faktor
kesulitan medan (togografi).
2. sebaran titik ukur dapat berbentuk grid atau acak dengan spasi antara
250-2000m
3. penentun titik ukur dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur
topografi yang dapat memenuhi akurasi ketinggian maksimal 1 meter
dan akurasi koordinat maksimal 5 meter, seperti Theodolite, GPS
4. sistem koordinat titik ukur harus diproyeksikan ke dalam sistem
geodetic yang umum dipakai di Indonesia, misalnya UTM.
Pengukuran Data Manifestasi
Data yang diukur pada manifestasi antara lain :
– Temperatur manifestasi dan udara disekitarnya,
– pH air,
– debit air panas atau dingin,
– Daya hantar listrik (DHL) air panas/dingin,
– Koordinat dan lokasi pengambilan contoh,
– Kandungan CO2, CO, H2S, dan NH3 pada hembusan uap air, fumarol dan
solfatara.
– Luas manifestasi.
Penentuan Temperature Reservoir
– Mc Kanzel dan Trusdel (1977) telah
menunjukkan, bahwa sulfat
/oksigen isotop geothermometer
dapat dihitung pada 3 model ahir
yaitu :
1. Penyelidikan konduktive
2. Kehilangan temperature satu
tingkat pada berbagai
temperature tertentu.
3. Kehilangan uap secara tetap
PERHITUNGAN
CADANGAN PANAS BUMI
OLEH :
RIZKY ERIK SETYAWAN
CHANDRA AHMAD GUMILANG
DEFINISI
Potensi energi panas bumi merupakan besarnya energi yang tersimpan pada suatu
daerah/lapangan panas bumi setelah diestimasi dengan ilmu-ilmu kebumian dan
atau pengujian sumur.

Metode estimasi potensi energi panas bumi adalah cara untuk memperkirakan
besarnya potensi energi listrik di suatu daerah/lapangan panas bumi berdasarkan
hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, karakteristik reservoir.
METODE ESTIMASI POTENSI
ENERGI PANAS BUMI
1. Metode Volumetrik

2. Metode Perbandingan

3. Metode Simulasi Reservoar


1. Metode Volumetrik
Prinsip dasar metode volumetrik adalah menganggap reservoar panas bumi sebagai suatu bentuk kotak
yang volumenya dapat dihitung dengan mengalikan luas sebaran dan ketebalannya.
Persamaan umum “kandungan panas yang terdapat di dalam reservoar” adalah :

Dimana :
Menghitung kandungan energi di dalam reservoar pada keadaan awal (Ti) :

Menghitung kandungan energi dalam reservoar pada keadaan akhir (Tf) :

Menghitung maximum energi yang dapat dimanfaatkan (sumber


daya) :

Menghitung energi panas yang pada kenyataannya dapat diambil (cadangan panas
bumi). Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan kJ, maka besarnya cadangan
ditentukan sebagai berikut :

Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan MWth, maka besarnya cadangan


ditentukan sebagai berikut :
Menghitung besarnya potensi listrik panas bumi yaitu besarnya energi listrik yang dapat dibangkitkan selama
periode waktu t tahun (dalam satuan MWe) :

Dimana :
2. Metode Perbandingan
Prinsip dasar metode perbandingan adalah menyetarakan besar potensi energi suatu daerah panas
bumi baru (belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain (diketahui potensinya) yang memiliki kemiripan
kondisi geologinya.
Besarnya potensi energi suatu daerah prospek panas bumi dapat diperkirakan dengan cara sebagai
berikut :

Dimana :
3. Metode Simulasi Reservoar

Dalam metode ini digunakan model pendekatan parameter heterogen (distributed parameter approach).
Kegiatan pemodelan dapat dilakukan dengan membagi system reservoar menjadi sejumlah blok atau grid yang
satu sama lain saling berhubungan.

Pembagian blok dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya adalah jenis dan
karakteristik batuan, struktur batuan dan lokasi sumur. Dengan cara ini maka keanekaragaman permeabilitas,
porosistas, kandungan air dan kandungan uap di dalam reservoar serta sifat fluidanya, baik secara lateral
maupun secara vertikal dapat diperhitungkan.
Secara garis besar tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian keseluruhan data yang mencakup data manifestasi permukaan (data geologi, geofisika, geokimia), fluida reservoar dan
semua data sumur lainnya serta hasil-hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Interpretasi dengan mengintegrasikan semua data ilmu kebumian dan semua data sumur dengan data yang baru diperoleh.

3. Pengkajian konsep model yang ada dan melakukan revisi (apabila diperlukan) dengan mengikut sertakan hasil interpretasi data
ilmu kebumian serta data sumur baru.

4. Penetapan bagian dari reservoar yang akan dimodelkan.

5. Simulasi model komputer (grid system)

6. Persiapan data masukan komputer, mengenai ukuran dan parameter-parameter reservoar di masing-masing blok seperti
permeabilitas, porositas, panas spesifik, konduktivitas batuan, dll.

7. Simulasi model yang merepresentasikan kondisi reservoar sebenarnya pada keadaan awal.

8. Simulasi untuk memperoleh model yang merepresentasikan kinerja semua sumur dan reservoar pada saat diproduksi.

9. Peramalan kinerja semua sumur dan reservoar dengan berbagai scenario produksi dan injeksi (selama jangka waktu 20-30 tahun).
PENGEMBANGAN
PANAS BUMI
OLEH :
FAHMI MAULANA
FERYAN ADI ANGGANA
Sejarah Pengembangan Geothermal di Indonesia

Awal abad ke-19 sampai pertengahan • Dilakukan survey geologi untuk mengetahui keberadaan geothermal oleh pemerintah
abad ke-20 kolonial Belanda

• Dibentuk suatu lembaga yaitu The Vulcanological Survey of Indonesia (VSI) untuk
Setelah Indonesia merdeka
menyelidiki keberadaan gununfg api di Indonesia

• Mulai dilakukan pengembangan geothermal modern di Kamojang dengan pembukaan


Tahun 1983
Unit-1 PLTP (30MW)

• Pembukaan 2 unit PLTP (55MW) di Kamojang disusul pembangunan PLTP di


Tahun 1985
Sibayak-Brastagi (2MW)

Tahun 2001 • Pembukaan 1 unit PLTP Lahendong (20MW)


Proyeksi Penggunaan Bahan Bakar dalam Produksi
Listrik Nasional 2011 & 2020
Target Pengembangan Geothermal di Indonesia
2006-2025
Alur Kegiatan Penyelidikan dan Pengembangan Panas Bumi
Kegiatan Usaha Panas Bumi
1 Survey Pendahuluan
• Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperkirakan letak, keberadaan sumberdaya serta wilayah kerja melalui
analisis geologi, geofisika, dan geokimia

2 Eksplorasi
• Penyelidikan secara geologi, geofisika, geokimia, pengeboran uji dan sumur untuk memperoleh informasi geologi
dan potensi panas bumi

3 Studi Kelayakan
• Merupakan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci untuk menentukan kelayakan
usaha pertambangan yang meliputi studi jumlah cadangan yang dapat dieksploitasi

4 Eksploitasi
• Merupakan kegiatan pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas lapangan dan
operasi produksi.

5 Pemanfaatan Langsung dan Tidak Langsung


• Pemanfaatan panas bumi baik untuk pembangkit tenaga listrik maupun nonlistrik.
Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan
Geothermal
– Sumber daya harus memiliki cadangan yang besar serta mampu produksi selama 25-30 tahun.
– Reservoir tidak terlalu dalam , kisaran 3 km.
– Daerah eksplorasi mudah dijangkau.
– Sumber daya geothermal memproduksi fluida dengan pH hampir netral agar laju korosi rendah.
– Daerah sumberdaya geothermal terletak di wilayah relatif rendah kemungkinan erupsi hidrotermal.
– Mempertimbangkan hasil kajian amdal.
– Mempertimbangkan kebutuhan konsumen dan ketersediaan jaringan distribusi.
– Melakukan kajian terhadap dana yang diperlukan, sumber dana, indikator ekonomi.
– Mempertimbangkan kontribusi proyek terhadap kesempatan kerja, pemberdayaan usaha kecil, alih
teknologi, kontribusi proyek terhadap pajak dan penerimaan negara.
– Mempertimbangkan kemungkinan resiko-resiko yang dapat terjadi terhadap keberlangsungan proyek.
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai