Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GEOFISIKA UMUM

PENGAPLIKASIAN GEOFISIKA EKSPLORASI

METODA ELEKTROMAGNETIK TDEM

Disusun Oleh:

Kelompok : TUJUH (7)

Anggota Kelompok :

1. RATNA FITRI F1D317006

2. SALMI ANNISA F1D317

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat allah SWT yang mana berkat
rahmattnya kami dapat menyelesaikan pokok materi pembelajaran dalam bentuk
makalah dengan judul Metode Elektromagnetik TDEM dalam keilmuan geofisika
yang disusun secara teliti yang sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Semua
pencapaian kali ini tidak terlepas dari peran serta dukungan dari rekan-rekan
sekalian, yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan rangkaian pembelajaran
yang telah diembankan.
Serangkaian cangkupan materi yang telah disusun kali ini semoga dapat
bermanfaat, dan menambah ilmu pengetahuan yang mana bila nantinya akan dapat
bermanfaat bagi yang mengetahui. Diharapkan agar rekan-rekan sekalian dapat
menerima dan terbuka dalam hasil pencapaian karya tulis kami ini.
Apabila terdapat kesalahan-kesalahan baik mengenai tulisan ataupun makna
yang tidak jelas, sangat berarti bagi kami agar rekan sekalian dapat memberi
arahan ataupun masukan agar pencapaian dapat lebih baik lagi. Terimakasih.

Jambi, April 2018


Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................

1.2 Tujuan ................................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................

2.1. Metode Elektromagnetik ..................................................................................................

2.2 Pemodelan metode Elektromagnetik TDEM ...................................................................

2.2.1 Metode TDEM.........................................................................................................

2.2.2 Operasi Pengukuran TDEM ................................................................................

2.2.3 Operasi Pengukuran TDEM ................................................................................

BAB IIIPENUTUP ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1950an dan 1960an, metode elek- tromagnetik dengan


sumber yang terkontrol dan pengukuran dalam domin-frekuensi telah banyak
digunakan. Kebutuhan untuk menghasilkan data elektromagnetik dengan
kedalaman yang lebih besar menjadi penting, seperti dalam kasus penentuan
reservoir atau lapisan pembawa minyak bumi pada kedalaman beberapa kilometer
di bawah permukaan. Dengan perumusan skin-depth, kedalaman investi- gasi
berbanding terbalik dengan bilangan gelom- bang. Dengan demikian, semakin
dalam target eksplorasi, maka sinyal frekuensi rendah dibutuhkan dalam
operasinya. Untuk memenuhi kebutuhan itu, kita memerlukan sumber dengan
jangkauan frekuensi mulai dari kurang dari 1 Hz hingga orde 1 MHz. Di sisi
lain, sumber arus bolak-balik dengan amplitudo besar tidak mudah dibuat,
sehingga dibutuhkan solusi lain untuk mendeteksi anomali dalam tersebut.
Hasil lainnya adalah bahwa respon sinyal model bumi berlapis hasil
pemodelan 1D serupa dengan hasil pemodelan 3D. Dari hasil pemodelan
anomali balok secara 3D didapati bahwa dimensi lateral dari anomali balok
mempengaruhi respon secara signifikan. Namun, pemodelan 1D menghasilkan
respon sinyal yang sama untuk model balok yang berbeda. Dari penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa pemodelan 3D model homogen isotropis menggunakan
parameter akuisisi yang berbeda dapat mempengaruhi intesitas dari respon sinyal
yang berujung pada sensitivitas pengukuran untuk mendeteksi anomali tertentu. Hal
lain yang perlu dicermati adalah anomali 3D dapat menghasilkan model yang
berbeda pada pemodelan 1D dan 3D, sehingga dimensi struktur perlu
diperkirakan dalam mengolah data TDEM.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat memperdalam bidang ilmu kebumian terutama mengenai


elektromagnetik pada bumi
2. Dapat mengetahui siklus dan prosesing dari metoda elektromagnetik TDEM
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Metode Elektromaagnetik


Metode elektromagnetik adalah metode geofisika yang memanfaatkan sifat
dari gelombang elektro-magnetik untuk memetakan kondisi bawah per-
mukaan berdasarkan perbedaan sifat konduktivitas batuan. Metode ini pada
umumnya dapat digunakanuntuk eksplorasi air tanah studi kerak bumi 1990),
gunung api dan penentuan porositas batuan Metode elektro- magnetik dapat
dibedakan menjadi dua yaitu domin- waktu dan domin-frekuensi. Perbedaan dari
kedua metode ini adalah, pada frequency-domain elec- tromagnetic (FDEM),
pengukuran data dilakukan dengan merekam kehadiran sinyal sumber yang di-
pancarkan pada frekuensi tertentu. Sedangkan pada time-domain electromagnetic
(TDEM), pengukuran data yang merupakan fungsi waktu dilakukan sesaat setelah
sinyal dari sumber dimatikan.

2.2 pemodelan metode Elektromagnetik TDEM


2.2.1 Metoda TDEM
Time Domain Elektromagnetic (TDEM) merupakan salah satu metode dalam
melakukan survey Geofisika. TDEM digunakan untuk menyelidiki parameter
elektrik dari “subsoil”. Metode TDEM adalah alat potensial berguna untuk
hidogeologi, terutama untuk mempelajari fenomena intrusi air asin. Kombinasi
dengan metode resolusi tinggi lainnya seperti geofisika seismik refleksi dan
pengetahuan dari fitur Geologi yang diberikan diperoleh dari beberapa lubang bor
dapat sangat berguna untuk menggambarkan lapisan tanah dan untuk menentukan
geometri akifer dan kualitas air tanah. Pada dasarnya prinsip kerja TDEM
memanfaatkan hukum faraday, dimana tegangan pulsa durasi pendek ditanah yang
menyebabkan loop arus mengalir langsung dari kawat pemancar. Metode ini banyak
digunakan untuk eksplorasi panas bumi, karena kemampuannya memetakan lapisan
bawah permukaan hingga puluhan kilometer.
Pada pemodelan metode elektromagnetik terdapat suatu metode yang
dinamakan TDEM 3D yang ditujukan untuk model bumi berlapis homogen dan
bersifat isotropis. Beberapa model 3D dan bumi berlapis sederhana digunakan
dalam pemodelan untuk mengetahui respon model. Pemodelan dilakukan
menggunakan metode beda hingga domin-waktu (finite difference time-domain)
secara 3D. Metode beda hingga domin-waktu merupakan metode yang cukup
intuitif untuk dipahami karena mengikuti proses induksi medan elektromagnetik di
alam. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa semakin besar jarak transmitter-
recevier, nilai arus yang diinjeksikan dan panjang transmitter, maka struktur
dalam akan semakin mudah terdeteksi atau menghasilkan respon sinyal yang
masih kuat. Fakta lain adalah bahwa nilai arus sangat berperan sebagai pengali
nilai respon, termasuk panjang transmitter jika panjang transmitter tidak lebih
besar dari jarak transmitter-receiver. Hasil lainnya adalah bahwa respon sinyal
model bumi berlapis hasil pemodelan 1D serupa dengan hasil pemodelan 3D.
Dari hasil pemodelan anomali balok secara 3D didapati bahwa dimensi
lateral dari anomali balok mempengaruhi respon secara signifikan. Namun,
pemodelan 1D menghasilkan respon sinyal yang sama untuk model balok yang
berbeda. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemodelan 3D model
homogen isotropis menggunakan parameter akuisisi yang berbeda dapat
mempengaruhi intesitas dari respon sinyal yang berujung pada sensitivitas
pengukuran untuk mendeteksi anomali tertentu. Hal lain yang perlu dicermati adalah
anomali 3D dapat menghasilkan model yang berbeda pada pemodelan 1D dan
3D, sehingga dimensi struktur perlu diperkirakan dalam mengolah data TDEM.
Pada pemodelan metode ini terdapat berbagai persamaan yakni:
a. Persamaan Maxwell pada Domin-waktu
Pemodelan metode time-domain electromagnetic (TDEM) berdasarkan
pada persamaan Maxwell pada domin-waktu. Pada pendekatan kondisi quasi-
static, medan elektromagnetik dalam medium isotropis dan bebas muatan listrik
dijelaskan dalam persamaan Maxwell sebagai berikut (Strack, 1992)
∇ × E = −δB/δt (1)
∇×H=J (2)
∇•B=0 (3)
∇•D=0 (4)
Dengan E adalah intensitas medan listrik (V /m) dan B adalah induksi
magnetik (Wb/m2 atau Tesla). Persamaan 1 diturunkan dari Hukum Fara- day
yang menyatakan bahwa perubahan induksi magnetik menghasilkan intensitas
medan listrik yang berlawanan arah. Pada persamaan 2, H adalah inten- sitas medan
magnetik (A/m) dan J merupakan rapat arus listrik (A/m2). Persamaan 2
merupakan tu- runan dari Hukum Ampere yang menyatakan bahwa medan magnetik
timbul akibat adanya arus listrik. Hukum Coulomb pada kondisi bumi bebas
muatan dapat rumuskan dengan persamaan 4, dengan D adalah perpindahan
listrik (C/m2).

2.2 .2 Operasi Pengukuran TDEM


Metode TDEM adalah metode aktif yang me- manfaatkan difusi dari
gelombang elektromagnetik untuk membedakan lapisan di bawah permukaan
berdasarkan perbedaan nilai konduktivitas atau resistivitas batuan. Instrumen atau
peralatan ukur TDEM terdiri dari pemancar (transmitter) dan penerima (receiver).
Transmitter dapat berupa dipol listrik (grounded wire ) atau loop. Sedangkan
receiver dapat berupa dipol listrik untuk mengukur intensitas medan listrik (E
(V/m)). Fluxgate magnetometer, SQUID, dan feedback coil digunakan untuk
men- gukur intensitas medan magnetik (H (A/m)) dan in- duction coil digunakan
untuk mengukur perubahan intensitas medan magnetik (H/t (A/ms)) (Spies dan
Frischknecht, 1991).
Pengukuran dilakukan dengan diawali dengan mengaktifkan transmitter
dengan cara mengalirkan arus listrik searah (DC) dan mematikan arus
tersebut secara tiba-tiba. Arus listrik yang mengalir di transmitter akan
mengaktifkan medan magnetik primer. Medan listrik sekunder pada konduktor
di dalam bumi. Perubahan medan listrik sekunder ini disebut sebagai arus Eddy
(Eddy current). Eddy current akan menghasilkan medan magnetik sekunder
yang kemudian diukur oleh receiver. Ilustrasi arus pada transmitter dan pengukuran
di receiver digambarkan dalam Gambar 1a. Beberapa konfigurasi pengukuran
TDEM antara lain, vertical magnetic dipole, horizon- tal magnetic dipole, loop-
loop dan grounded wire.
2.2.3 Operasi Pengukuran TDEM

1. Akuisisi data
TDEM (time domain electromagnet), dimana arus yang dipancarkan dari Tx
berupa variasi periodik. Lalu apabila di bawah permukaan bumi terdapat bahan-
bahan konduktif, maka dalam bahan tersebut akan terjadi arus induksi (arus Eddy)
yang menimbulkan medan elektromagnet sekunder dan diukur potensial induksinya
oleh alat penerima (Rx).
2. Pengolahan data
a. Noise dan koreksi static
Terdapat 2 pengelompokkan noise yaitu periodic dan sporadic noise. Noise
jenis periodic secara umum dihasilkan dari tegangan PLN, kabel telepon. Noise jenis
saporadik disebabkan oleh sinyal geomagnetic, petir yang mengasilkan natural TEM.
Periodic noise dapat dihilangkan dengan digital filter sedangkan sporadic noise dapat
dihilangkan dengan teknik pemilihan stack. Ada juga noise yang berasal dari alam
yang disebabkan oleh arus ionosfer dan struktur geologi yang dapat mendisortasi
sinyal yang dipancarkan.
Secara umum efek static tidak dapat dihindari dan tidak dapat pula di
prediksi. Kenyataan ini mengharuskan efek static dikoreksi. Tersapat tiga macam
cara efek static yaitu : (1) Menghitung pergeseran akibat effek static secara teori, (2)
Menggunakan teknik pengolahan data seperti spatial filtering atau integrasi fase, (3)
melakukan pengukuran yang independen terhadap efek statis.

b. Preprocessing

Tahapan preprocessing digunakan dengan perangkat lunak geovisor.

1. Deleting low frequency trend


Merupakan tahapan menghilangkan atau menghapus tren frekuensi rendah
yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti noise.
2. Man-made noise filtration
Proses filterisasi dengan pemfilteran khusus. Proses pemfilteran
menghilangkan noise periodic tetapi tidak mendistorsi atau mengganggu bentuk
sinyal yang digunakan
3. Stacking operation
Digunakan robust filtering untuk menghapus impuls noise
b. Mendapatkan nilai restivitas semu
Restivitas semu merupakan restivitas bawah permukaan bumi yang homogeny
dan isotropic ayng akan memberikan hubungan tegangan arus yang sama dalam
pengukuran.
1) Mencari formula TEM

2
𝜇 2𝜋𝜇𝑟²𝑀𝐼 3
𝜌𝑎 = | |
4 𝜋𝑡 5𝑡𝑉𝑜𝑏𝑠 𝑡

Fitterman dan Stewart (1986)

2
𝜇 𝑏²𝐴²𝐼 3
𝜌𝑎 = [4𝜋𝑡] [ 5𝑡𝑉 ]

Kenneth L. Zonge (1992)

2 5
𝐼𝐴 𝐴 3 1 3
𝜌𝑎 = ( 𝑇𝑉 𝑅) ( 𝑡 ) × 6.3219𝐸 − 3

Cristensen (1995)
2
3 5
𝐼𝑎² 𝜇0 3 5
𝜌𝑎 = ( 𝜗𝑏 ) 1 𝑡 −3
20 𝜗𝑡𝑧 𝜋 3

d. Menghitung Perbedaan Relatif

[𝐷 − 𝑇]
𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = × 100%
𝐷

D = Nilai Restivitas pada data Demo

T = Nilai Restivitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan formula TEM

BAB III
PENUTUP

Adapun hasil dari proses penyusunan materi mengenai metaoda elektromagnetik


TDEM dapat diambil kesimpulan,yaitu :
1. Metode elektromagnetik adalah metode geofisika yang memanfaatkan sifat
dari gelombang elektro-magnetik untuk memetakan kondisi bawah per-
mukaan
2. Tahapan preprocessing digunakan dalam interprestasi TDEM yaitu:
a. Deleting low frequency trend
Merupakan tahapan menghilangkan atau menghapus tren frekuensi
rendah yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti noise.
b. Man-made noise filtration
Proses filterisasi dengan pemfilteran khusus. Proses pemfilteran
menghilangkan noise periodic tetapi tidak mendistorsi atau mengganggu
bentuk sinyal yang digunakan
c. Stacking operation
Digunakan robust filtering untuk menghapus impuls noise
d. Nilai restivitas semu
Restivitas semu merupakan restivitas bawah permukaan bumi yang
homogeny dan isotropic ayng akan memberikan hubungan tegangan arus
yang sama dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/ . gravity method (diakses tgl 21 april 2017 pukul


21:55).

http://cakrawala-upi.blogspot.com/2011/05/metode-gravity-eksplorasi-geofisika.html
(diakses tgl 21 april 2017 pukul 21:55).

http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/metode-metode-geofisika.html ((diakses
tgl 21 april 2017 pukul 21:55).

http://geofisika-cme.blogspot.com/p/gravity.html (diakses tgl 21 april 2017 pukul


21:55).

http://ilmupertambangan.info/2011/10/30/eksplorasi-geofisika.htm (diakses tgl 21


april 2017 pukul 21:55).

http://metoda-gravitasi-prosedurpenelitian.blogspot.com/ (diakses tgl 21 april 2017


pukul 21:55).

Anda mungkin juga menyukai