Anda di halaman 1dari 2

Gacca Permata Syurga

03411740000003
Eksplorasi Geolistrik A
Perkembangan Metoda Geolistrik
Geolistrik merupakan metoda eksplorasi geofisika untuk mengetahui sifat kelistrikan
lapisan batuan di bawah permukaan. Sifat kelistrikan batuan didapatkan dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke bawah permukaan tanah. Geolistrik adalah metode geofisika aktif
karena arus listrik di dapatkan dari injeksi arus. Namun, ada beberapa jenis metode geolistrik yang
merupakan metode geofisika pasif. Dari penginjeksian arus listrik, maka didapatkan resistivitas
atau tahanan jenis batuan. . Batuan yang memiliki resistivitas makin besar, menunjukkan bahwa batuan
tersebut sulit untuk dialiri oleh arus listrik. Selain resistivitas batuan, metode geolistrik juga dapat dipakai
untuk menentukan sifat-sifat kelistrikan lain seperti potensial diri dan medan induksi.
Metode geolistrik sudah digunakan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Dimulai dari Gray Wheeler
pada tahun 1720, beliau melakukan pengkuran pada batuan dengan mencoba pengukuran tipis
konduktivitas batuan. Lalu pada tahun 1846 oleh Watson ditemukan bahwa tanah adalah konduktor karena
ketika di beri arus terlihat titik – titik di antara dua elektroda yang dipotong dengan jarak 2 mil dan
mendapatkan hasil yang bervariasi disebabkan oleh ketidaksamaan kondisi geologi daerah tersebut dengan
daerah lainnya. Perkembangan ilmu geolistrik berkembang secara pesat. Robert W.Fox (1789 – 1877) yang
pertama kali mempelajari sifat – sifat listrik terhadap situasi geologi, temperatur, elektrisitas terrestrial,
serta geotermal. Fox mempelajari hal tersebut di tambang Corn Wall, Inggris.
Perkembangan secara bertahap terus dilakukan tentunya dengan berbagai metode disesuaikan dengan
tempat dan kondisi geologi wilayah yang diteliti. Namun perubahan dan perkembangan yang terjadi
cenderung sama dan tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Pada tahun 1912 di Prancis, Conrad
Schlumberger mengembangkan metode ini dengan dasar metode garis equipotensial dan tellurik. Di
Amerika F.Wenner menggunakan konsep pengukuran tahanan jenis semu. Di Swedia, Lundberg dan
Saundberg membangun metode elektromagnetik untuk endapan mineral atau endapat bijih. Jika diamati
penggunaan metode geolistrik sudah berkembang sejak awal abad dan mulai banyak dipakai untuk
kepentingan eksplorasi pada tahun 1970.
Di Indonesia metode aturan Schlumberger dan Wenner banyak digunakan dalam dunia eksplorasi.
Karena pada metode ini pengambilan data beda potensial dan kuat arus dilakukan dengan mengikuti
konfigurasi elektroda yang dimuat pada aturan Schlumberger dan Wenner. Terdapat beberapa jenis metode
geolistrik menurut perkembangannya yaitu Metode Geolistrik Tahanan Jenis atau Resistivitas yang
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan bawah permukaan dengan mengaliri atau menginjeksi listrik
di dalam batuan di bawah permukaan bumi dan umumnya digunakan untuk eksplorasi dangkal. Metode
Geolistrik IP atau Induce Polarization dilakukan dengan cara memustukan arus listrik yang diinjeksikan
ke dalam permukaan bumi karena pada dasarnya beda potensial jika terputus akan turun secara perlahan
pada selang waktu tertentu yang disebut gejala polarisasi terimbas dengan respon yang diukur secara
domain waktu atau frekuensi.
Metode Geolistrik SP atau Self Potential adalah metode geolistrik pasif karena tanpa
menginjeksikan listrik dapat diukur melalui dua titik yang berbeda di permukaan tanah dengan prinsip dasar
berupa pengukuran tegangan statis alam dan biasa digunakan pada daerah yang mengandung mineral
logam. Metode Magnetotellurik adalah metode pasif dihasilkan oleh induksi magnetik dari arus listrik di
ionosfer, biasanya digunakan untuk menentukan sifat listrik pada kedalaman yang relatif dalam atau pada
mantel di dalam bumi. Metode Mise a la Mase yaitu metode yang digunakan untuk eksplorasi tambang,
geotermal, minyak dan geoteknik, dengan memanfaatkan massa konduktif bawah permukaan bumi sebagai
salah satu elektroda arus listrik.
Gacca Permata Syurga
03411740000003
Eksplorasi Geolistrik A
Selain metode tersebut, juga terdapat konfigurasi yang digunakan diantaranya, pole – pole, pole –
dipole, dipole – dipole, wenner, Schlumberger dan lainnya. Untuk pengolahan data, software yang
digunakan untuk pemodelan pada saat itu belum memadai dan hasilnya masih berupa penampang semu
atau pseudo section . Tahun 1980 an, muncul dan mulai dikenal software inverse data untuk geolistrik 2D
yang dibuat oleh M.H Loke dari Malaysia yaitu Res2D. Dengan software ini, dapat didapat true section
atau penampang sebenarnya bukan lagi penampang semu atau pseudo section. Namun terdapat sejumlah
masalah pada saat pengambilan data dilapangan karena geolistrik 2D membutuhkan banyak data
dibandingkan dengan geolistrik 1D yang menggunakan aturan Schlumberger atau Wenner.
Pemodelan pada metode geolistrik sejalan dengan berkembangnya teknologi maka persoalan
dibidang numerik dapat diselesaikan dengan mudah oleh komputer besar atau personal computer. Pada
tahun 1979, Dey dan Morrison mengembangkan konsep pemodelan 3D. Namun pada tahun 1990 an saat
sudah semakin canggih maka peniliti baru mengembangkannya lebih praktis dengan teknologi yang ada
pada zamannya. Loke dan Barker pada tahun 1996, mengembangkan teknik inversi data geolistrik 3D
menggunakan metoda optimasi quasi Newton Dengan perkembangan ini, data dapat diolah dengan lebih
praktis dan cepat. Selain itu model inversi 3D geolistrik juga dikembangkan oleh Li dan Oldenburge untuk
memperoleh model awal bawah permukaan dengan teknik inversi satu tahap atau one step inversion.
Geolistrik yang awalnya hanya digunakan untuk survey yang bersifat regional mulai dikembangkan
untuk mengatasi permasalahan terkait geologi teknik dan lingkungan. Salah satu uji coba yaitu identifikasi
anomali bawah permukaan yang bersifat bergerak, misalnya pencemaran limbah atau air lindi. Polutan
sampah mempunyai konduktivitas yang berbeda dengan air tanah. Identifikasi anomali ini dapat dilakukan
dengan metode geolistrik 4D. Dilakukan dengan cara pengukuran 3D dengan pengukuran berkali – kali dan
waktu yang berbeda namun tetap pada posisi yang sama. Penelitian dengan metode geolistrik 4D dilakukan
untuk mengetahui perembesan air pada suatu lokasi tertentu. Hasil dari penelitian ini juga merupakan
bagian dari penelitian pemodelan untuk identifikasi air panas pada lokasi panas bumi.

Anda mungkin juga menyukai