VULKANOLOGI
Disusun Oleh :
Oknis Puspitasari
141.10.1125
Penyusun :
OKNIS PUSPITASARI
141.10.1125
Disetuju Oleh :
Asisten Praktikum Vulkanologi
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Geologi Dinamik
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas praktikum Vulkanologi ini dengan
baik. Saya sebagai penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sri Mulyaningsih, S.T., M.T Selaku pengampu Matakuliah
Vulkanologi yang telah memberi banyak materi dan ilmu selama
perkuliahan
2. Kepada asisten dosen Vulkanologi yang sudah berusaha mengajar dan
membagikan ilmu kepada selama praktikum ini.
3. Tak lupa juga penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
uranium angkatan 2014 dan semua pihak yang telah membantu demi
terselesaikan laporan praktikum ini.
Laporan ini dibuat sebagai syarat kelulusan praktikum Vulkanologi tahun
ajaran 2016 /2017 dan sebagai syarat untuk mengikuti responsi.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum Vulkanologi ini, baik
materi maupun tata cara penulisan dan tata letak masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Untuk itu penyusun mohon masukan, kritik dan saran untuk
perbaikan laporan ini, agar dalam waktu yang akan datang, lebih baik dalam
menyusun laporan.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFATAR GAMBAR...........................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................1
1.2.1 Maksud......................................................................................................1
1.2.2 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II TEKTONISME DAN MAGMATISME.................................................3
II.1 Tektonisme........................................................................................................3
II.2 Magmatisme....................................................................................................10
BAB III AKTIFITAS DAN MEKANISME GUNUNGAPI.............................21
III.1 Beberapa Jenis Lempeng................................................................................22
III.2 Beberapa Bentuk Gunung Di Indonesia.........................................................23
III.3 Bahaya Gunungapi.........................................................................................25
BAB IV MATERIAL ERUPSI GUNUNGAPI..................................................28
IV.1 Batuan Intrusi.................................................................................................28
IV.2 Lava................................................................................................................36
IV.2.1 Lapangan 1 (Turgo Plawangan).........................................................
IV.3 Endapan Piroklastik.......................................................................................
IV.3.1 Lapangan 2 (Kali Gendol).................................................................
IV.4 Lahar..............................................................................................................
IV.4.1 Lapangan 4 (Candi Kedulan).............................................................
IV.5 Gunungapi Purba............................................................................................
IV.5.1 Lapangan 3 (Gunungapi Purba Nglanggeran)....................................
BAB V ANALISIS BATUAN GUNUNGAPI....................................................46
V.1 Analisis Petrografi...........................................................................................46
V.1.1 Petrografi Batuan Piroklastik................................................................47
V.1.2 Klasifikasi Dan Penamaan Batuan Piroklastik......................................50
V.2 Analisis Geokimia...........................................................................................52
V.2.1 Pengeplotan Data Geokimia..................................................................52
V.2.2 Analisis Kimia Isotop dan REE ...........................................................53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................54
VI.1 Kesimpulan....................................................................................................54
VI.2 Saran..............................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................56
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
1.
DAFTAR TABEL
1.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
baik proses terbentuknya maupun hal-hal lain dan segala sesuatu yang
berlangsung. Tempat keluar dan munculnya batuan lelehan atau rempah lepas
volkanik yang berasal dari dalam bumi. Bentuk yang dibangun atau himpunan
terus bergerak dari waktu ke waktu, karena ada gaya dari dalam bumi yang terus
(lempeng benua dari sial/silicon dan Allumunium dan lempeng samudera dari
dengan lempeng benua cenderung berada di bawah dan lempeng benua berada di
atas. Dari tabrakan inilah terjadi sebuah gesekan dari dua lempeng tersebut dan
karena lempeng samudra masuk kedalam dan suhunya lebih tinggi maka terjadi
dalam perut bumi sehingga terbentuklah sebuah atau jajaran gunung api.
I.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Ada pun dari praktikum vulkanologi adalah untuk memenuhi
kurikulum dari matakuliah vulkanologi dan juga sebagai salah satu bukti
1.2.2 Tujuan
petrografi batuan gunung api, dan juga mampu menganalisis data tersebut
vii
BAB II
TEKTONISME DAN MAGMATISME
II.1 Tektonisme
lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan
adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal yang
adalah permukaan bumi hasil dari gerakan tekanan horizontal dan tekanan vertikal
yang menyebabkan lapisan bumi menjadi retak dan patah. Ada dua jenis
perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi
dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah luas. Ada
dua Epirogenesa:
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
A. Tektonisme (Diastropisme)
dengan perubahan letak lapisan kulit Bumi dari kedudukan semula. Perubahan ini
bisa secara vertikal maupun horizontal. Tektonisme berpengaruh pada wilayah
yang luas. Berdasarkan kecepatan gerakan dan luas wilayah yang terkena
B. Gerak Epirogenesa
sangat pelan sehingga kadang tidak kita rasakan. Gerakan ini meliputi wilayah
luas dan tanda-tandanya dapat dilihat dari adanya perubahan garis pantai. Gerakan
ditandai dengan adanya kenaikan permukaan air laut sehingga garis pantai pindah
negatif ditandai dengan permukaan air laut yang menurun. Salah satu tandanya
berulang kali.
vii
C. Gerak Orogenesa
patahan. Terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat dan daerah yang lebih
sempit.
1. Lipatan
Lipatan terjadi ketika dua lempeng kerak Bumi yang saling berhadapan
bertabrakan. Lapisan batuan pada kerak Bumi mendapat tekanan hebat yang
yang luas terkadang juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara berulang-ulang
tingkat tenaga yang berlainan pada lapisan batuan dapat membentuk lipatan yang
batuan yang tidak elastis atau keras. Akibatnya, kerak Bumi retak kemudian
patah. Di patahan ini ada bagian yang turun disebut graben (slenk). Contohnya
graben sangat dalam yang disebut ngarai. Contohnya Ngarai Sianok di Sumatra
Barat. Jika graben itu terisi air dan menggenang akan menciptakan sebuah danau.
Misalnya, Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Tempe di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, lapisan tanah yang terangkat disebut horst yang menghasilkan
abad ke-20. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian
atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang
kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk
vii
padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala
waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear
strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer
sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih
bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri
di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang
berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini merupakan Sesar San
Andreas di California.
ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona
jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona
subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan
Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan
sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan
Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan
terjadi karena kepadatan relatif litosfer samudera dan karakter astenosfer yang
relatif lemah. Pelepasan panas dari mantel telah didapati sebagai sumber asli dari
mid ocean ridge, litosfer samudera pada mulanya memiliki kepadatan yang lebih
vii
rendah dari astenosfer di sekitarnya, tetapi kepadatan ini meningkat seiring
gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan adanya lempeng seperti lempeng
Amerika Utara, juga lempeng Eurasia yang bergerak tetapi tidak mengalami
mantel. Variasi dalam kepadatan ini bisa bersifat material (dari kimia batuan),
mineral (dari variasi struktur mineral), atau termal (melalui ekspansi dan kontraksi
termal dari energi panas). Manifestasi dari keheterogenan kepadatan secara lateral
planet masih menjadi bidang yang sedang dipelajari dan dibincangkan dalam
geodinamika. Dengan satu atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke litosfer
supaya lempeng tektonik bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang utama dalam
meliputi busur kepulauan (island arc) dan tepi benua aktif (active
continental margin).
rekahan benua.
vii
Gambar 4 : Tujuh busur magmatik
Sumber : http://zullogist.blogspot.co.id/2013/05/7-busur-magmatisme.html
A. Zona Subduksi
Zona subduksi adalah zona pertemuan antara dua buah lempeng dimana
kedua lempeng ini mengalami tumbukan, baik antara lempeng benua dengan
menyebabkan salah satu dari lempeng tersebut menunjam di bawah lempeng yang
bervariasi. Secara umum, magma yang berasal dari pelelehan kerak samudra yang
menunjam dan dari pelelehan mantel atas akan bersifat basa, namun apabila
magma naik menuju permukaan, akan terjadi proses diferensiasi sehingga magma
yang dihasilkan berubah sifat menjadi intermediet hingga asam. Sedang untuk
magma yang berasal dari pelelehan kerak benua bagian bawah (anateksis), pada
awalnya memang sudah bersifat asam sesuai dengan komposisi umum kerak
benua, kemungkinan besar jika naik menuju permukaan magma tidak akan
Secara lebih jelasnya, Zona subduksi dapat dikenali dengan adanya busur
kepulauan dan busur tepi benua aktif, yang keduanya mempunyai karakteristik
seperti adanya kepulauan yang berbentuk busur dan membentang hingga ribuan
kilometer, adanya palung samudera yang dalam, adanya volkanisme aktif dan
gempa bumi, serta asosiasi volkanik yang khas, yang disebut orogenic andesit.
Di permukaan, zona subduksi dapat dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu busur
depan (fore arc), busur gunungapi (volcanic arc), dan busur belakang (back arc)
vii
Proses magmatisme di zona subduksi berbeda dengan magmatisme di tatanan
tektonik lain karena adanya peran fluida pada kerak yang menunjam dan adanya
pelelehan sebagian baik dari baji mantel, kerak samudera, ataupun kerak benua
tip effect, dimana kerak samudera yang menunjam menjadi lebih panas oleh
mantel dan gesekan yang mengakibatkan mineral melepas H2O dan adanya
pelelehan sebagian mantel. Zona subduksi atau penekukan terjadi ketika lempeng
subduksi karena memiliki densitas yang lebih tinggi. Lempeng ini kemudian
Punggung tengah samudra (Mid Oceanic Ridge) atau biasa disingkat MOR,
adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk
dari leleran magma dan aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan
daerah divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift).
Back arc basin merupakan suatu cekungan laut yang terkait dengan pulau
busur dan zona subduksi.Back arc basin ditemukan di beberapa batas lempeng
konvergen, saat ini terkonsentrasi di Pasifik Barat laut. Sebagian besar dari back
arc basin hasil dari pasukan tensional disebabkan oleh samudera parit rollback
(parit samudera yang mengembang ke arah dasar laut) dan runtuhnya tepi benua.
Busur kerak berada di bawah ekstensi / rifting sebagai akibat dari tenggelamnya
lempeng tektonik, tetapi mereka konsisten dengan model ini untuk bagaimana
Back arc basin yang diduga membentuk sebagai hasil dari proses disebut parit
rollback (juga, rollback engsel). Istilah ini menggambarkan gerakan mundur dari
zona subduksi relatif terhadap gerakan lempeng yang sedang subduksi. Sebagai
vii
zona subduksi dan parit terkait tarik mundur, lempeng utama ditarik, penipisan
kerak yang terwujud dalam cekungan busur belakang. Sedimentasi yang sangat
asimetris, dengan sebagian besar sedimen dipasok dari busur magmatik aktif yang
Sebuah busur kepulauan, sering terdiri dari rantai gunung berapi, dengan
berbentuk busur keselarasan, terletak sejajar dan dekat dengan perbatasan antara
Sebagian besar busur pulau terbentuk sebagai salah satu samudera lempeng
tektonik subduksi satu sama lain dan, dalam banyak kasus, menghasilkan magma
pada kedalaman di bawah piring over-naik. Namun, ini hanya berlaku bagi
mereka busur pulau yang merupakan bagian dari kelompok sabuk gunung yang
disebut busur vulkanik, sebuah istilah yang digunakan ketika semua elemen dari
sabuk gunung berbentuk busur terdiri dari gunung berapi. Sebagai contoh,
sebagai busur kepulauan. Di sisi lain, Aegea atau Hellenic busur di daerah
Mediterania, yang terdiri dari banyak pulau seperti Kreta, merupakan busur
kepulauan, tetapi tidak ada gunung api. Sejalan dengan itu adalah South Aegean
Volcanic Arc, yang merupakan pulau busur vulkanik dari sistem tektonik yang
sama.
E. Hotspot Zone
Tempat-tempat yang dikenal sebagai hotspot atau titik panas dalam geologi
merupakan daerah vulkanik dianggap makan oleh mantel yang mendasari anomali
panas dibandingkan dengan jubah tempat lain. Mereka mungkin bulat panas, dan
memberikan banyak magma cair. Mereka mungkin berada di, dekat, atau jauh dari
batas lempeng tektonik. Ada dua hipotesis untuk menjelaskan mereka. Satu
menunjukkan bahwa mereka adalah karena bulu mantel panas yang naik karena
diapirs termal dari batas inti-mantel. Hipotesis lain mendalilkan bahwa tidak suhu
vii
tinggi yang menyebabkan vulkanisme, tapi ekstensi litosfer yang memungkinkan
istilah "hotspot" untuk menjadi sebuah ironi, menegaskan bahwa sumber mantel
bawah mereka, pada kenyataannya, tidak anomali panas sama sekali. Contoh
di mana pulau menjadi semakin tua dan lebih mendalam terkikis ke arah barat
laut. Ahli geologi telah mencoba menggunakan rantai vulkanik hotspot untuk
F. Continental Rifting
Continental Rifting adalah zona linear di mana kerak bumi dan litosfer sedang
ditarik terpisah dan merupakan contoh dari ekstensional tektonik. Fitur keretakan
khas depresi pusat linier downfaulted, disebut graben, atau lebih umum setengah
graben sesar normal dan uplifts keretakan-sayap terutama pada satu sisi. Dimana
lembah celah yang dapat diisi oleh air membentuk danau keretakan. Sumbu
daerah keretakan mungkin berisi batuan vulkanik, dan gunung berapi aktif adalah
bagian dari banyak, tetapi tidak semua sistem keretakan aktif. Keretakan terjadi di
sepanjang poros tengah dari sebagian pegunungan di tengah laut, di mana kerak
samudera baru dan litosfer dibuat sepanjang batas divergen antara dua lempeng
tektonik.
yang gagal untuk melanjutkan ke titik break-up. Biasanya transisi dari rifting
konvergen bertemu lebih dari hotspot. Dua dari ini berevolusi ke titik dasar laut
G. Continental Intraplate
Continental intraplate ini juga terjadi pada zona hotspot tepatnya pada
mulai menipis namun magma tidak bisa keluar karena berada paling jauh dibawah
sehingga hanya terbentuk gunung. Dari lempeng continental yang terus bergerak
vii
maka terbentuk deretan pegunungan. Magma yang dihasilkan bersifat ultra basah
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan
alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermassa planet, seperti
Bumi, dimana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas
bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.
menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi
berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan
dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di
dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di
Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan
vulkanik.
terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat
akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat
vii
gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua
pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang
terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin
bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian
mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi
tersebut.
III.2 Beberapa bentuk gunung di Indonesia
dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik.
Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel.
Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut
juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana
walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal. 35 km,
berdensiti rendah dan berumur 1-2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih
tipis 7 km, lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua
posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan
vii
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak
benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan
rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan
lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua
banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai. Penampang diagram yang
dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia.
1. Lelehan lava
lelehan lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak
alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800-1200 C. Pada
bentuk infrastruktur.
Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian,
letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada
permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan
cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran
piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas darimagma atau lava atau dari udara
yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150-250
bergerak di atas air/laut. Awan panas Gunung Merapi (Badan Geologi) Awan
vii
panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagi penduduk
sekitar gunungapi.
3. Jatuhan piroklastik
Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup
tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah anginkemudian
jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi
kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalantertentu dapat merobohkan atap
mengancam bahaya bagi jalur penerbangan. Hujan abu dapat merusak tanaman,
penerbangan pesawat.
4.Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila
volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancamanlangsung saat terjadi
Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2,
HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh
manusia.
vii
BAB IV
MATERIAL ERUPSI GUNUNGAPI
Dalam geologi, sebuah intrusi adalah sebuah batuan beku yang telah
menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi.
bumi dinamakan pluton, dari nama Pluto, Dewa Romawi dunia bawah tanah.
Dalam artian lain, batuan beku intrusi adalah batuan yang membeku di
dalam permukaan bumi, atau dengan kata lain disebut batuan beku dalam atau
menjadi kasar. Intrusi terjadi ketika magma yang mempunyai sifat volatil
lainnya pada batuan. Pada intrusi sering dijumpai fragmen batuan yang masuk ke
dalam batuan lain. Kenampakan itu disebut Xenolit. Jika fragmen tersebut berupa
dalam pembagiannya dapat dilihat dalam intrusi magma antara lain yaitu :
A. Diskordan
Diskordan adalah salah satu tipe intrusi batuan beku dimana intrusi ini memotong
adalah:
a. Batolit
Tubuh intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu >100 km2 dan
membeku pada kedalaman yang sangat besar. Kata batolith berasal dari bahasa
Yunani bathos yang artinya dalam dan lithos yang artinya batu. Batolith hampir
selalu memiliki komposisi jenis batuan asam dan intermediet, seperti granit,
mempunyai struktur dengan sejarah yang komplek dan komposisi yang beragam.
Batolith dapat dibedakan dengan batuan beku yang ada di sekitarnya dengan
Batolith dapat tersingkap ke permukaan bumi dari kedalaman yang sangat besar
dengan dua proses yaitu jika lapisan di atasnya terkena gaya eksogen berupa erosi
vii
yang lama kelamaan akan menyingkapkan batolith tersebut, juga karena gaya
endogen yaitu berapa pengangkatan. Contoh batolith yang terkenal adalah batolith
b. Stock
seperti batolith, yaitu bentuknya tidak beraturan, tetapi dimensinya lebih kecil
yaitu kurang dari 10 km2. Stock merupakan penyerta tubuh suatu batolith atau
c. Dike
memanjang. Intrusi dike adalah suatu tubuh batuan beku yang mempunyai
perbandingan aspek yang sangat besar. Ini berarti bahwa ketebalannya biasanya
akan lebih kecil dari dua dimensi lainnya. Ketebalannya bisa bervariasi antara
Tekstur dan komposisi dike dapat bervariasi dari diabas atau basaltik
sampai granitik atau riolitik, tapi yang paling banyak dijumpai adalah
berkomposisi basaltik. Dike bisa disebut pegmatit apabila kristal yang ada di
meter.
vii
Leher vulkanik yang tersingkap di permukaan bumi dan terus mengalami
erosi pada Pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke pipa
batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi
disekitarnya.
Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
batuan di sekitarnya.
a. Sill
Tubuh batuan intrusif yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
di sekitarnya. Sill akan menyisip di antara bidang lemah pada batuan, sebagai
contoh pada bidang perlapisan pada batuan sedimen atau foliasi pada batuan
metamorf. Ciri kenampakan Sill di lapangan adalah adanya efek terbakar pada
bagian atas dan bawah batuan yang diintrusi. Karena magma yang sangat cair
adalah salah satu yang paling dibutuhkan pada pembentukan sill, maka sill sering
b. Laccolith
yang semula datar menjadi melengkung karena terdesak oleh intrusi ini,
sedangkan bagian bawahnya tetap datar. Diameter berkisar antara 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman mencapai ribuan meter. Bentuk laccolith bisa cembung karena
saat menyusup tekanan magma cukup besar. Laccolith cenderung terbentuk pada
tempat yang dangkal dan viskositas magma besar, dan berkomposisi seperti
c. Lopolith
diameter yang lebih besar dari Lopolith yaitu dari puluhan sampai ratusan
vii
Gambar 22 : Sketsa lapolith
Sumber : http://www.tulane.edu/~sanelson/images/lopolith.gif
d. Paccolith
Tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
kilometer.
IV.2 Lava
Lava adalah magma yang keluar dari tubuh gunung api dan bersifat panas.
Setiap gunung api memiliki karakteristik jenis lava yang berbeda. Berdasarkan
komposisi dan sifat fisik dari magma asalnya, sifat eksternal lava seperti cara
Lava basalt merupakan lava yang banyak dikeluarkan dari magma yang
rendah. Lava ini mudah mengalir mengikuti lembah dan menyebar hingga jarak
yang sangat jauh. Contoh gunung api yang mengeluarkan lava jenis ini adalah
Gunung Kilauea dan Maona Loa di Kepulauan Hawaii, dan Gunung api di
Islandia. Di Hawaii jenis lava ini sering disebut Pahoehoe (tali) oleh masyarakat
sekitar, karena bentuknya yang menyerupai sebuah tali. Lava basalt pada saat
(Columnar jointing).
vii
Gambar 24 : Lava basalt
Sumber : https://1.bp.blogspot.com/-i1YQP-
SQGu4/UbZ0ymLwN6I/AAAAAAAACnc/4VOmaI78ADI/s1600/AS_05262004_212045_1527.j
pg
Lava andesit merupakan lava yang memiliki komposisi antara basalt dan
rhyolite atau sering disebut juga intermediate. Lava andesit memiliki ciri kental
dan tidak mampu mengalir jauh dari pusat erupsi. Pada saat membeku lava jenis
ini dapat membentuk struktur seperti tiang, bantal tapi jarang membentuk struktur
Pahoehoe.
vii
BAB V
ANALISIS BATUAN GUNUNGAPI
Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari
mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi
deskripsi makroskopik spesimen tangan. Namun, alat yang paling penting bagi
mineralogi optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan struktur sangat penting
Analisis mikroskrop elektron dari butir individu serta analisis kimia batuan
petrografi modern. Butiran mineral individu dari sampel batuan juga dapat
dianalisis dengan difraksi sinar-X ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis
inklusi fluida mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada
sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Piroklastik
merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan volkanik, dan secara khusus
piroklastik. Tekstur batuan piroklastik pada sayatan petrografi ada 5 (lima) antara
1. Volcanic breccia
vulkanik.
2. Spherulites
vii
Gambar 28 : Sayatan tipis spherulites
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-
mq2uZ21KYqQ/VqbYt4OE2GI/AAAAAAAAAzw/zgJcWzhqTsQ/s1600/Shperulites.jpg
3. Vitrophyre
tipis sebagian besar fenokris adalah plagioklas dan massa dasar berupa
kaca obsidian.
Beragam klasifikasi piroklastik telah diusulkan oleh para ahli, yang masing-
vii
disimpulkan bahwa mereka sepakat memberi nama piroklastik , dari mulai yang
paling halus hingga yang sangat kasar, berkisar dari abu hingga bom. Meskipun
dasar penamaan adalah ukuran butir , tetapi tetap saja tidak ada keseragaman
dalam ukuran besar butirnya. Salah satu contoh klasifikasi penamaan batuan
William F.J Turner Dan C.M Giblert (1954) berdasarkan ukuran butir, membagi
piroklastik menjadi bom dan bongkahan apabila ukurannya lebih besar dari
32mm, lapili (4-32mm) dan abu (<4mm) . Bom merupakan bahan lepas yang
padat saat dikeluarkan sudah berupa bahan padat akan membentuk endapan breksi
gunung api.
Bomb Angglomerat
Lapili Lapili
4 - 32
Cinder (vecikuler) Cindey lapili tuft
Endapan piroklastik
terkonsolidasi) (terkonsolidasi)
Lapisan bom/blok
>64 mm Bom, blok Aglomerat, breksi piroklastik
Tefra bom atau blok
Abu/debu
1/16 - 2 mm Abu kasar Tuf kasar
kasar
Abu/debu
<1/16 mm Abu/debu halus tuf halus
halus
vii
V.2.1 Pengeplotan Data Geokimia
plot ini, yang berguna untuk klasifikasi batuan vulkanik, juga berguna
untuk membedakan antara dua jenis magma induk (atau seri batuan magmatik
atau tren), bersifat alkali dan tholeiitic. magma bersifat alkali diproduksi oleh
pencairan sebagian pada kedalaman yang cukup besar dan berdiferensiasi menjadi
kelompok tertentu dari batu, dengan yang paling dibedakan jarang, jika pernah,
menjadi SiO2 jenuh. magma Tholeiitic terbentuk pada kedalaman dangkal dan
vii
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
baik proses terbentuknya maupun hal-hal lain dan segala sesuatu yang
lipatan dan patahan pada struktur tanah di suatu daerah. Yang di maksud lipatan
adalah bentuk muka bumi hasil gerakan tekanan secara horizontal yang
batuan. Dan membentuk 7 (tujuh) busur magmatik, Zona Subduksi, MOR (Mid
Oceanic Ridge), Back arc basin, Island Arc (Busur Kepulauan), Hotspot Zone,
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
bumi, atau dengan kata lain disebut batuan beku dalam atau batuan beku plutonik.
Lava adalah magma yang keluar dari tubuh gunung api dan bersifat panas.
Setiap gunung api memiliki karakteristik jenis lava yang berbeda. Tipe-tipe lava.
compacted tuff
seperti kerak bumi dan lautan yang berada di atasnya. Dalam geologi dipakai
VI.2 Saran
lagi serta guna menambah lebih banyak referensi penunjang dalam pembelajaran
karena masih banyak yang kurang, baik dari ilmu vulkanologi, serta tektonikanya.
Dan juga mohon para asdos dapat bekerjasama lebih baik lagi dan lebih kompak.
vii
DAFTAR PUSTAKA
https://tsumasaga.wordpress.com/2013/01/08/915/
( Diakses Jam 20.05 wib, tanggal 05 desember 2016 )
http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/batuan-beku-intrusif.html
( Diakses Jam 20.16 wib, tanggal 05 desember 2016 )
https://geograph88.blogspot.co.id/2013/06/tipe-lava-gunung-api.html
( Diakses Jam 20.25 wib, tanggal 05 desember 2016 )
https://elangnaga.wordpress.com/2014/01/26/petrografi-batuan-beku-fragmental-
piroklastik/
( Diakses Jam 20.45 wib, tanggal 05 desember 2016 )
http://mentarigeologi.blogspot.co.id/2016/01/petrografi-batuan-piroklastik.html
( Diakses Jam 20.52 wib, tanggal 05 desember 2016 )
https://learning.uonbi.ac.ke/courses/SGL301/scormPackages/path_2/61_elements
_on_the_earths_crust.html
( Diakses Jam 21.00 wib, tanggal 05 desember 2016 )
vii