UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
ACARA III DAN IV : ENDAPAN PORFIRI DAN ENDAPAN EPITERMAL
JURNAL
OLEH :
VAN WIHEL OKRIAN MONCAI
D061181342
GOWA
2020
ENDAPAN PORFIRI DAN ENDAPAN EPITERMAL
Syahrul Ramadhan1, Van Wihel Okrian Moncai2
1
Asisten, Praktikum Endapan Mineral, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Praktikan, Endapan Mineral , Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin
ABSTRAK
Endapan porfiri (porphyry deposit) adalah jenis endapan hidrotermal yang
mempunyai penyebaran luas dengan pola bijih yang menyebar dan mengandung
konsentrasi bijih yang rendah yang dijumpai pada batuan beku dengan tekstur porfiritik
dengan komposisi asam sampai dengan menengah (Sillitoe, 2010) sedangakan endapan
epitermal adalah hasil dari sistem hidrotermal yang berskala besar dari lingkungan
vulkanik. Maksud dilaksanakannya pembahsan ini yaitu untuk memberi pemahaman
kepada mahasiswa tentang tipe pada endapan hidrotermal khususnua endapan epitermal
dan endapan porfiri. Adapun tujuan dari pembahsan ini mampu mengetahui tekstur
khusus dari tipe endapan epitermal dan endapan porfiri. Pada pembahasan ini digunakan
metode yaitu pembandingan antara jurnal berdasarkan perbedaan endapan porfiri dan
endapan epitermal. Hasil yang diperoleh pada pembahasan ini adalah dapat diketahuai
perbedaan dari masing masing endapan porfiri dan endapan epitermal yang di jumpai
pada suatu referensi jurnal.
Kata Kunci: Endapan porfiri, endapan epitermal,
ekonomis dari suatu mineral dan biji Mineral bijih (ore mineral)
merupakan salah satu kajian dari adalah mineral yang mengandung
endapan mineral. Endapan mineral logam, atau suatu agregat mineral
merupakan salah satu disiplin ilmu logam, yang dari sisi penambang
dalam geologi yang mempelajri dapat diambil suatu profit, atau dari
tentang kosentrsi mineral dalam suatu sisi ahli metalurgi dapat
deposit. Konsentarsi mineral sangat diolah/diekstrak menjadi suatu profit.
dipengaruhi oleh tekanan dan Mineral Deposit atau ore Deposit ;
temperatur serta kandungan air. penggambaran secara geologi atau
Adanya kandungan air dan panas keterjadian dari akumulasi lokal
yang dapat bersumber dari magma sumberdaya mineral tertentu yang
ataupun aktivitas vulkanisme yang memiliki ukuran dan konsentrasi
dapat membentuk larutan hidrotermal (grade) yang cukup sehingga
sehingga dapat membentuk endapan dianggap memiliki potensi ekonomis
hidrotermal. Endapan hidrotermal untuk dieksploitasi.
kemudian dibagi menjadi epitermal,
2.2 Jenis-jenis Endapan
porfiri, VMS, skarn, dan sedex yang
masing-masing memilki mineral dan 2.2.1 Endapan Hidrotermal
tekstur khusus yang membedakannya.
Larutan hidrotermal adalah
Maka dari itu diadakan pembahasan
larutan panas dengan suhu 50-500 oC
ini agara dapat diketahuai perbedaan
yang berasal dari sisa cairan magma
dari masing masing endapan porfiri
dari dalam bumi yang bergerak ke 1913 untuk menjelaskan suatu
atas dan kaya akan komponen- endapan larutan hidrotermal yang
komponen pembentuk mineral bijih dekat dengan permukaan (berkisar
dan terbentuk pada tekanan yang antara 50 – 1500 meter dari atas
relatif tinggi. Akibat larutan
hidrotermal bersifat sangat cair,
larutan ini sangat mudah untuk
melalui bidang-baidang rekahan pada
batuan yang dilewatinya kemudian
mengalami proses pendinginan dan
mengendapkan ion-ion logam yang
permukaan bumi). Tipe endapan
membentuk endapan dalam bentuk
epitermal terbentuk berkaitan erat
urat. Kuarsa sebagai mineral yang
dengan akitiftas vulkanisme pada
paling akhir terbentuk umunya hadir
suatu daerah. Biasanya sistem
dan terendapkan dalam urat-urat ini
epitermal ditandai dengan munculnya
yang sering sekali dijumpai bersama
manifestasi aktifitas vulkanisme
dengan emas. Endapan hidrotermal
dangkal diatas permukaan bumi
(skarn, porfiri, VMS, epitermal)
dalam bentuk hot spring (mata air
dicirikan dengan adanya endapan tipe
panas) atau fumarole.
urat yang merupakan daerah tempat
Endapan epitermal terbentuk
mineralisasi bijih terjadi dan
dari larutan yang dilute (yang
membentuk tubuh yang diskordan
mengandung NaCl < dari 5 wt%)
(memotong batuan yang ada
yang mengalami proses boiling
disekelilingnya).
(mendidih), pencampuran larutan dan
2.2.2 Endapan Epitermal oksidasi pada temperature antara 200
– 300 °C.
Istilah epitermal pertama kali
digunakan oleh Lindgren pada tahun
Gambar 2.1 Penampang genetik dengan cepat, pada jarak 1 km dari
Epitermal dan porfiri
sumbernya, atau di permukaan.
Pembagian jenis endapan
Perubahan komposisi ini disebabkan
hidrotermal didasarkan atas
oleh boiling (pendidihan), suatu
perbedaan cara terbentuknya
proses yang paling memungkinkan
(kedalaman) serta perbedaan tinggi
untuk terjadinya presipitasi logam
rendahnya tekanan dan temperatur
kompleks-bisulfida seperti emas.
yang berpengaruh, secara garis besar
Proses pendidihan yang diikuti
pembagian jenis endapan hidrotermal
dengan pendinginan yang cepat ini
yaitu endapan hipotermal,
juga menghasilkan berbagai fitur
mesotermal, dan epitermal.
yang berhubungan, seperti
Endapan epitermal tersebar
pengendapan mineral gangue kuarsa
dibeberapa belahan dunia dan
dengan tekstur colloform-nya,
biasanya berasosiasi dengan endapan
adularia dan bladed-calcite, serta
hidrotermal lainnya. Pada umumnya
pembentukan steam-heated waters
endapan hidrotermal, terutama yang
(air uap-panas) yang membentuk
masih berumur muda dijumpai
alterasi dan halo advanced argillic
berasosiasi dengan Circum-Pacific
dan argillic. Di samping itu,
Belt dimana hal ini menggambarkan
penurunan tekanan yang tajam juga
adanya hubungan yang dekat antara
terjadi pada larutan pembawa bijih
keberadaan endapan endapan
akibat hydraulic fracturing, di mana
hidrotermal tersebut dengan pusat
ini juga memfokuskan aliran fluida
pusat magmatisme. Proses
yang sedang mendidih tersebut.
pengendapan bijih pada lingkungan
Untuk alasan-alasan inilah, maka
epitermal terjadi karena larutan
dikenal istilah lingkungan epitermal
pembawa bijih yang terfokus dan
untuk pengendapan bijih (Hedenquist
sedang bergerak naik ke permukaan,
et al., 2000).
mengalami perubahan komposisi
2.2.3 Tekstur endapan epitermal
Tekstur pada urat LS meliputi tergantung pada kondisi awal host-
crustiform bands kalsedon, bladed rock dan tingkat silisifikasinya
quartz dan open-space fillings, yang (Hedenquist et al., 2000). Morrison et
kesemuanya mengindikasikan al., (1990) telah membuat klasifikasi
lingkungan dangkal. Tekstur tekstur kuarsa pada endapan
disseminasi kurang umum pada epitermal. Tekstur kuarsa
endapan LS, walaupun tetap hadir dikelompokkan berdasarkan
pada veins yang memotongnya. genetiknya yaitu pertumbuhan primer,
Colloform bands terbentuk pada rekristalisasi, dan tekstur penggantian.
lingkungan yang sangat dangkal, Tekstur Primer menunjukkan
disebabkan oleh akumulasi silika presipitasi atau pertumbuhan dalam
koloidal, dan merupakan host emas tahap awal kristalisasi di open space,
dendritik pada urat LS kadar-tinggi. tekstur rekristalisasi meliputi atribut
Breksiasi hidrotermal dari veins dan morfologi akibat perubahan fase
wall-rock umum terjadi baik pada metastabil atau silika amorf
endapan LS maupun HS, (misalnya, silika gel kalsedon, opal,
menampakkan pola/tekstur jigsaw kristobalit, opal-CT) menjadi kuarsa,
(gergaji ukir) dari fragmen- dan tekstur penggantian merupakan
fragmennya. Interval vertikal zona hasil dari produk silika yang
bijih LS rata-rata sekitar 300 m, tetapi menggantikan sebagian atau
bisa mencapai 600-800 m pada seluruhnya - pseudomorphs -
endapan IS, atau bisa sangat tipis precipitates mineral sebelumnya
pada endapan LS berkadar tinggi (misalnya, karbonat, sulfat, adularia)
(100-150 m). Tekstur pada endapan (Morrison et al, 1990).
HS tidak terlalu bervariasi, tekstur a) Tekstur comb, yaitu tekstur yang
pada endapan HS didominasi oleh meneyerupai sisir, tekstur ini
zona silisik masif hingga vuggy di terbentuk akibat adanya
mana kelimpahan dan ukuran vugs ini pengisian celah oleh larutan –
larutan hidrotemal yang halus yang memperlihatkan
selanjutnya mengakibatkan seperti gula.
pembentukan mineral sepanjang
2.2.4 Endapan Porfiri (Porphyry
dinding bagian dalam rekahan
Deposit)
yang selanjutnya kristal – kristal
ini tumbuh kebagian tengah dari Endapan tipe porphyry
rekahan sehingga bentuk atau merupakan endapan yang terbentuk
morfologinya menyerupai sisir. akibat asosiasi antara larutan
b) Tekstur colloform banded, yaitu hidrotermal dengan aktifitas batuan
tekstur yang memperlihatkan beku intrusif dimana mineral mineral
adanya kesan perlapisan kalsedon sulfida dan oksida terbentuk dari
yang halus dengan bentuk larutan hidrotermal pada temperature
botroydal di penampang dan yang tinggi. Batuan intrusif umumnya
permukaan seperti ginjal bertekstur porfiritik dan kadang kala
(lonjong). Ini adalah ciri khas berasosiasi dengan batuan vulkanik
dari kalsedon pada crustiform yang sejenis. Jenis endapan ini
band (Dong, et al, 1995). merupakan sumber utama dari Cu dan
c) Tekstur crustified, terbentuk Mo di dunia dan juga
akibat dari pengisian rekahan menyumbangkan cadangan Au, Ag,
pada dinding bukaan secara W dan Sn yang signifikan. Endapan
rhythmically atau berlapis dan porphyry merupakan endapan yang
berulang, pada umumnya bentuk menyumbangkan hampir 60%
atau morfologi tekstur ini tembaga dan merupakan sumber
mempunyai bentuk berlapis dan utama dari molybedum, emas dan
berulang – ulang atau Rhytme perak. Endapan jenis ini juga sering
abab. disebut dengan tembaga porfiri
d) Tekstur saccaharoidal merupakan (porphyry deposit) karena Cu
kristal kuarsa yang berukuran merupakan unsur ekonomis yang
paling banyak ditemukan pada Endapan porphyry copper
endapan ini. membentuk daerah dan cadangan
Endapan porfiri sangat erat yang sangat luas (umumnya mencapai
kaitannya dengan keberadaan intrusi ratusan sampai ribuan bahkan milyar
yang dangkal dari batuan beku meter kubik) sehingga mempunyai
plutonik yang bersifat asam sampai umur penambangan yang panjang dan
intermediate yang mengandung tingkat produksi yang tinggi. namun
fenokris. memiliki kandungan grade yang
Endapan yang terbentuk pada rendah hingga menengah dimana
tipe ini disebut disseminated deposit, mineral bijih primer secara spasial
yang tersebar diseluruh tubuh batuan dan genetiknya berhubungan dengan
beku. Penyebaran endapan ini sangat intrusi batuan asam sampai dengan
erat kaitannya dengan sabuk intermediate yang bertekstur
pegunungan (orogenic belt) dengan porfiritik. Tubuh bijih pada umumnya
batas lempeng konvergen (convergen dikontrol oleh struktur geologi dan
plate boundary) baik pada busur mempunyai bentuk konsentrik
kepulauan maupun busur kontinen. (concentric).
Pada umumnya tipe porphyry tidak 2.3 Zona Alterasi
membentuk sebuah system urat yang Adapun zona alterasi terbagi
sistematik. Pola alterasi yang menjadi beberapa bagian yaitu :
membentuk mineral bijih disebabkan
2.3.1 Zona Potasik
oleh larutan magma dan juga
percampuran dengan air metorik. Alterasi ini disebabkan oleh
Selama proses pembentukan endapan penambahan unsur potasium pada
ini, host rock dan wall rock-nya ter- prosesmetasomatism dan disertai
fractured-kan yang kemudian rekahan dengan banyak atau sedikitnya unsur
rekahan ini akan terisi dengan mineral kalsiumdan sodium dalam tubuh
tembaga dalam bentuk stockwork. batuan yang kaya akan mineral
aluminosikat.Zona alterasi mineral ini serisit yang menyebabkan mineral
dicirikan oleh ubahan biotit sekunder, feldsparyang stabil menjadi rusak dan
K-feldspar, kuarsa, serisit, dan teralterasi menjadi serisit, dengan
magnetit. Sedangkan mineral klorit, penambahan unsur H+ menjadi mineral
aktinolit,dan garnet kadang-kadang phylosilikat atau kuarsa.
dijumpai dalam jumlah yang sedikit. Zona alterasi ini berhubungan
Mineral logan sulfida yang dengan zona piritisasi dengan
berkembang dengan baik pada volumemencapai 10% dari volume
zonaalterasi ini berupa kalkopirit dan batuan sedangkan kalkopirit hanya
pirit dengan perbandingan 1:1 hingga sedikit 0,5%.Alterasi ini berhubungan
1:3. Bentuk endapannya dalam dengan tingginya rekahan dimana
bentuk mikroveinlet maupun veinlet bentuk endapannya berupa vein
serta dalambentuk maupun veinlet yang diisi oleh serisit,
menyebar (disseminated). kuarsa, danmineral sulfida.
Gambar 2.3 Zona alterasi Pada tahap ini data yang telah
diperbaiki kemudian disusun
dalam bentuk laporan berupa
jurnal sebagai hasil dari
pembahsan ini
Studi
Pustaka
Gambar 2.4 Zona alterasi dan
mineralisasi
Analisis
III. METODOLOGI
data
Dalam pembahasan kali ini ada
beberapa tahapan yang dilakukan
Pembuatan
dalam pelaksanaannya.
Jurnal
1. Tahapan Persiapan
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi logam sulfida pada kondisi tertentu
penelitian
(Bateman, 1981).
Geologi Daerah Penelitian
Pengamatan lapangan dilakukan
sepanjang sungai Cigaber, dan
Cisanun. Batuan yang hadir terdiri
atas breksi vulkanik, batupasir,
berada pada zona propilik yang fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu
ditandai dengan mineral hijau dan antara lain, Warna yang terlihat dari
temperatur serta salinitas dan pH mineral ini dalam keadaan segar yaitu
yang rendah sampai beragam. hitam dan dalam keadaan lapuk yaitu
dekoratif yang berharga dan dibuat kenampakan warna coklat. Kilap dari
untuk meja dan ornamen hias. Banyak mineral ini yaitu kilap logam. Mineral
ASISTENSI 1
1. Tambah di pembahasan 5 mineral tiap acara, jadi ada total 10 mineral
2. Buat lembar deskripsi dari mineral-mineral tersebut
ASISTENSI 2
1. Perbaiki kop abstrak, nama asisten diperbaiki.
2. Di ksih rapi lagi isi jurnalnya.
ASISTENSI 3
Acc !!!
ASISTEN PRAKTIKAN