Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
ACARA III DAN IV : ENDAPAN PORFIRI DAN ENDAPAN EPITERMAL

JURNAL

OLEH :
VAN WIHEL OKRIAN MONCAI
D061181342

GOWA
2020
ENDAPAN PORFIRI DAN ENDAPAN EPITERMAL
Syahrul Ramadhan1, Van Wihel Okrian Moncai2
1
Asisten, Praktikum Endapan Mineral, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin
2
Praktikan, Endapan Mineral , Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK
Endapan porfiri (porphyry deposit) adalah jenis endapan hidrotermal yang
mempunyai penyebaran luas dengan pola bijih yang menyebar dan mengandung
konsentrasi bijih yang rendah yang dijumpai pada batuan beku dengan tekstur porfiritik
dengan komposisi asam sampai dengan menengah (Sillitoe, 2010) sedangakan endapan
epitermal adalah hasil dari sistem hidrotermal yang berskala besar dari lingkungan
vulkanik. Maksud dilaksanakannya pembahsan ini yaitu untuk memberi pemahaman
kepada mahasiswa tentang tipe pada endapan hidrotermal khususnua endapan epitermal
dan endapan porfiri. Adapun tujuan dari pembahsan ini mampu mengetahui tekstur
khusus dari tipe endapan epitermal dan endapan porfiri. Pada pembahasan ini digunakan
metode yaitu pembandingan antara jurnal berdasarkan perbedaan endapan porfiri dan
endapan epitermal. Hasil yang diperoleh pada pembahasan ini adalah dapat diketahuai
perbedaan dari masing masing endapan porfiri dan endapan epitermal yang di jumpai
pada suatu referensi jurnal.
Kata Kunci: Endapan porfiri, endapan epitermal,

I. PENDAHULUAN agregasi dari beberapa mineral yang


membentuk batuan beku dari hasil
Mineral merupakan zat padat
evolusi magma meliputi kristalisasi,
homogen yang terdapat di alam yang
asimilasi serta diferensiasi dan
terbentuk secara anorganik serta
lainnya. Batuan tertentu yang
memiliki komposisi kimia dan
mengandung mineral kemudian pada
struktur atom. Mineral merupakan zat
suatu saat akan berubah menjadi
yang membentuk batuan melalui
mineral lain oleh proses-proses
tertentu bahkan mineral-mineral dan endapan epitermal yang di jumpai
tesebut dapat menjadi suatu zat yang pada suatu referensi jurnal.
memiliki nilai ekonomis. Bukan
hanya mineral yang dapat menjadi
II. TINJAUAN PUSTAKA
sesuatu yang ekonomis akan tetapi
juga dapat berupa biji (ore). Nilai II.1. Pengertian Endapan Mineral

ekonomis dari suatu mineral dan biji Mineral bijih (ore mineral)
merupakan salah satu kajian dari adalah mineral yang mengandung
endapan mineral. Endapan mineral logam, atau suatu agregat mineral
merupakan salah satu disiplin ilmu logam, yang dari sisi penambang
dalam geologi yang mempelajri dapat diambil suatu profit, atau dari
tentang kosentrsi mineral dalam suatu sisi ahli metalurgi dapat
deposit. Konsentarsi mineral sangat diolah/diekstrak menjadi suatu profit.
dipengaruhi oleh tekanan dan Mineral Deposit atau ore Deposit ;
temperatur serta kandungan air. penggambaran secara geologi atau
Adanya kandungan air dan panas keterjadian dari akumulasi lokal
yang dapat bersumber dari magma sumberdaya mineral tertentu yang
ataupun aktivitas vulkanisme yang memiliki ukuran dan konsentrasi
dapat membentuk larutan hidrotermal (grade) yang cukup sehingga
sehingga dapat membentuk endapan dianggap memiliki potensi ekonomis
hidrotermal. Endapan hidrotermal untuk dieksploitasi.
kemudian dibagi menjadi epitermal,
2.2 Jenis-jenis Endapan
porfiri, VMS, skarn, dan sedex yang
masing-masing memilki mineral dan 2.2.1 Endapan Hidrotermal
tekstur khusus yang membedakannya.
Larutan hidrotermal adalah
Maka dari itu diadakan pembahasan
larutan panas dengan suhu 50-500 oC
ini agara dapat diketahuai perbedaan
yang berasal dari sisa cairan magma
dari masing masing endapan porfiri
dari dalam bumi yang bergerak ke 1913 untuk menjelaskan suatu
atas dan kaya akan komponen- endapan larutan hidrotermal yang
komponen pembentuk mineral bijih dekat dengan permukaan (berkisar
dan terbentuk pada tekanan yang antara 50 – 1500 meter dari atas
relatif tinggi. Akibat larutan
hidrotermal bersifat sangat cair,
larutan ini sangat mudah untuk
melalui bidang-baidang rekahan pada
batuan yang dilewatinya kemudian
mengalami proses pendinginan dan
mengendapkan ion-ion logam yang
permukaan bumi). Tipe endapan
membentuk endapan dalam bentuk
epitermal terbentuk berkaitan erat
urat. Kuarsa sebagai mineral yang
dengan akitiftas vulkanisme pada
paling akhir terbentuk umunya hadir
suatu daerah. Biasanya sistem
dan terendapkan dalam urat-urat ini
epitermal ditandai dengan munculnya
yang sering sekali dijumpai bersama
manifestasi aktifitas vulkanisme
dengan emas. Endapan hidrotermal
dangkal diatas permukaan bumi
(skarn, porfiri, VMS, epitermal)
dalam bentuk hot spring (mata air
dicirikan dengan adanya endapan tipe
panas) atau fumarole.
urat yang merupakan daerah tempat
Endapan epitermal terbentuk
mineralisasi bijih terjadi dan
dari larutan yang dilute (yang
membentuk tubuh yang diskordan
mengandung NaCl < dari 5 wt%)
(memotong batuan yang ada
yang mengalami proses boiling
disekelilingnya).
(mendidih), pencampuran larutan dan
2.2.2 Endapan Epitermal oksidasi pada temperature antara 200
– 300 °C.
Istilah epitermal pertama kali
digunakan oleh Lindgren pada tahun
Gambar 2.1 Penampang genetik dengan cepat, pada jarak 1 km dari
Epitermal dan porfiri
sumbernya, atau di permukaan.
Pembagian jenis endapan
Perubahan komposisi ini disebabkan
hidrotermal didasarkan atas
oleh boiling (pendidihan), suatu
perbedaan cara terbentuknya
proses yang paling memungkinkan
(kedalaman) serta perbedaan tinggi
untuk terjadinya presipitasi logam
rendahnya tekanan dan temperatur
kompleks-bisulfida seperti emas.
yang berpengaruh, secara garis besar
Proses pendidihan yang diikuti
pembagian jenis endapan hidrotermal
dengan pendinginan yang cepat ini
yaitu endapan hipotermal,
juga menghasilkan berbagai fitur
mesotermal, dan epitermal.
yang berhubungan, seperti
Endapan epitermal tersebar
pengendapan mineral gangue kuarsa
dibeberapa belahan dunia dan
dengan tekstur colloform-nya,
biasanya berasosiasi dengan endapan
adularia dan bladed-calcite, serta
hidrotermal lainnya. Pada umumnya
pembentukan steam-heated waters
endapan hidrotermal, terutama yang
(air uap-panas) yang membentuk
masih berumur muda dijumpai
alterasi dan halo advanced argillic
berasosiasi dengan Circum-Pacific
dan argillic. Di samping itu,
Belt dimana hal ini menggambarkan
penurunan tekanan yang tajam juga
adanya hubungan yang dekat antara
terjadi pada larutan pembawa bijih
keberadaan endapan endapan
akibat hydraulic fracturing, di mana
hidrotermal tersebut dengan pusat
ini juga memfokuskan aliran fluida
pusat magmatisme. Proses
yang sedang mendidih tersebut.
pengendapan bijih pada lingkungan
Untuk alasan-alasan inilah, maka
epitermal terjadi karena larutan
dikenal istilah lingkungan epitermal
pembawa bijih yang terfokus dan
untuk pengendapan bijih (Hedenquist
sedang bergerak naik ke permukaan,
et al., 2000).
mengalami perubahan komposisi
2.2.3 Tekstur endapan epitermal
Tekstur pada urat LS meliputi tergantung pada kondisi awal host-
crustiform bands kalsedon, bladed rock dan tingkat silisifikasinya
quartz dan open-space fillings, yang (Hedenquist et al., 2000). Morrison et
kesemuanya mengindikasikan al., (1990) telah membuat klasifikasi
lingkungan dangkal. Tekstur tekstur kuarsa pada endapan
disseminasi kurang umum pada epitermal. Tekstur kuarsa
endapan LS, walaupun tetap hadir dikelompokkan berdasarkan
pada veins yang memotongnya. genetiknya yaitu pertumbuhan primer,
Colloform bands terbentuk pada rekristalisasi, dan tekstur penggantian.
lingkungan yang sangat dangkal, Tekstur Primer menunjukkan
disebabkan oleh akumulasi silika presipitasi atau pertumbuhan dalam
koloidal, dan merupakan host emas tahap awal kristalisasi di open space,
dendritik pada urat LS kadar-tinggi. tekstur rekristalisasi meliputi atribut
Breksiasi hidrotermal dari veins dan morfologi akibat perubahan fase
wall-rock umum terjadi baik pada metastabil atau silika amorf
endapan LS maupun HS, (misalnya, silika gel kalsedon, opal,
menampakkan pola/tekstur jigsaw kristobalit, opal-CT) menjadi kuarsa,
(gergaji ukir) dari fragmen- dan tekstur penggantian merupakan
fragmennya. Interval vertikal zona hasil dari produk silika yang
bijih LS rata-rata sekitar 300 m, tetapi menggantikan sebagian atau
bisa mencapai 600-800 m pada seluruhnya - pseudomorphs -
endapan IS, atau bisa sangat tipis precipitates mineral sebelumnya
pada endapan LS berkadar tinggi (misalnya, karbonat, sulfat, adularia)
(100-150 m). Tekstur pada endapan (Morrison et al, 1990).
HS tidak terlalu bervariasi, tekstur a) Tekstur comb, yaitu tekstur yang
pada endapan HS didominasi oleh meneyerupai sisir, tekstur ini
zona silisik masif hingga vuggy di terbentuk akibat adanya
mana kelimpahan dan ukuran vugs ini pengisian celah oleh larutan –
larutan hidrotemal yang halus yang memperlihatkan
selanjutnya mengakibatkan seperti gula.
pembentukan mineral sepanjang
2.2.4 Endapan Porfiri (Porphyry
dinding bagian dalam rekahan
Deposit)
yang selanjutnya kristal – kristal
ini tumbuh kebagian tengah dari Endapan tipe porphyry
rekahan sehingga bentuk atau merupakan endapan yang terbentuk
morfologinya menyerupai sisir. akibat asosiasi antara larutan
b) Tekstur colloform banded, yaitu hidrotermal dengan aktifitas batuan
tekstur yang memperlihatkan beku intrusif dimana mineral mineral
adanya kesan perlapisan kalsedon sulfida dan oksida terbentuk dari
yang halus dengan bentuk larutan hidrotermal pada temperature
botroydal di penampang dan yang tinggi. Batuan intrusif umumnya
permukaan seperti ginjal bertekstur porfiritik dan kadang kala
(lonjong). Ini adalah ciri khas berasosiasi dengan batuan vulkanik
dari kalsedon pada crustiform yang sejenis. Jenis endapan ini
band (Dong, et al, 1995). merupakan sumber utama dari Cu dan
c) Tekstur crustified, terbentuk Mo di dunia dan juga
akibat dari pengisian rekahan menyumbangkan cadangan Au, Ag,
pada dinding bukaan secara W dan Sn yang signifikan. Endapan
rhythmically atau berlapis dan porphyry merupakan endapan yang
berulang, pada umumnya bentuk menyumbangkan hampir 60%
atau morfologi tekstur ini tembaga dan merupakan sumber
mempunyai bentuk berlapis dan utama dari molybedum, emas dan
berulang – ulang atau Rhytme perak. Endapan jenis ini juga sering
abab. disebut dengan tembaga porfiri
d) Tekstur saccaharoidal merupakan (porphyry deposit) karena Cu
kristal kuarsa yang berukuran merupakan unsur ekonomis yang
paling banyak ditemukan pada Endapan porphyry copper
endapan ini. membentuk daerah dan cadangan
Endapan porfiri sangat erat yang sangat luas (umumnya mencapai
kaitannya dengan keberadaan intrusi ratusan sampai ribuan bahkan milyar
yang dangkal dari batuan beku meter kubik) sehingga mempunyai
plutonik yang bersifat asam sampai umur penambangan yang panjang dan
intermediate yang mengandung tingkat produksi yang tinggi. namun
fenokris. memiliki kandungan grade yang
Endapan yang terbentuk pada rendah hingga menengah dimana
tipe ini disebut disseminated deposit, mineral bijih primer secara spasial
yang tersebar diseluruh tubuh batuan dan genetiknya berhubungan dengan
beku. Penyebaran endapan ini sangat intrusi batuan asam sampai dengan
erat kaitannya dengan sabuk intermediate yang bertekstur
pegunungan (orogenic belt) dengan porfiritik. Tubuh bijih pada umumnya
batas lempeng konvergen (convergen dikontrol oleh struktur geologi dan
plate boundary) baik pada busur mempunyai bentuk konsentrik
kepulauan maupun busur kontinen. (concentric).
Pada umumnya tipe porphyry tidak 2.3 Zona Alterasi
membentuk sebuah system urat yang Adapun zona alterasi terbagi
sistematik. Pola alterasi yang menjadi beberapa bagian yaitu :
membentuk mineral bijih disebabkan
2.3.1 Zona Potasik 
oleh larutan magma dan juga
percampuran dengan air metorik. Alterasi ini disebabkan oleh
Selama proses pembentukan endapan penambahan unsur potasium pada
ini, host rock dan wall rock-nya ter- prosesmetasomatism dan disertai
fractured-kan yang kemudian rekahan dengan banyak atau sedikitnya unsur
rekahan ini akan terisi dengan mineral kalsiumdan sodium dalam tubuh
tembaga dalam bentuk stockwork. batuan yang kaya akan mineral
aluminosikat.Zona alterasi mineral ini serisit yang menyebabkan mineral
dicirikan oleh ubahan biotit sekunder, feldsparyang stabil menjadi rusak dan
K-feldspar, kuarsa, serisit, dan teralterasi menjadi serisit, dengan
magnetit. Sedangkan mineral klorit, penambahan unsur H+ menjadi mineral
aktinolit,dan garnet kadang-kadang phylosilikat atau kuarsa.
dijumpai dalam jumlah yang sedikit. Zona alterasi ini berhubungan
Mineral logan sulfida yang dengan zona piritisasi dengan
berkembang dengan baik pada volumemencapai 10% dari volume
zonaalterasi ini berupa kalkopirit dan batuan sedangkan kalkopirit hanya
pirit dengan perbandingan 1:1 hingga sedikit 0,5%.Alterasi ini berhubungan
1:3. Bentuk endapannya dalam dengan tingginya rekahan dimana
bentuk mikroveinlet maupun veinlet bentuk endapannya berupa vein
serta dalambentuk maupun veinlet yang diisi oleh serisit,
menyebar (disseminated). kuarsa, danmineral sulfida.

2.3.2 Zona Phyllik  2.3.3 Zona Porpilitik 

Zona ini biasanya terletak   Zona porpilitik ini


pada bagian luar dari zona potasik. berkembang pada bagian luar dari
Bataszona ini relatif berbentuk suatu zonaalterasi, yang dicirikan oleh
circular yang mengelilingi zona kumpulan mineral epidot maupun
potasik yangberkembang pada tubuh karbonatmdan juga mineral
intrusi. Zona ini dicirikan oleh kalkopirit. Alterasi ini dipengaruhi
kumpulan mineral serisit dan kuarsa oleh penambahanunsur H+ dan CO2 .
sebagaimineral utama dengan mineral Mineral logam sulfida berupa pirit
pirit yang melimpah dan sejumla mendominasi zona ini
anhidrit.Mineral serisit ini terbentuk dimanaketerdapatannya dijumpai
pada proses  hidrogen metasomatism mengganti fenokris piroksin
yang merupakan dasar dari alterasi
maupunhornblende, sedangkan Pada tahap ini dilakukan persiapan
kalkopirit jarang dijumpai. berupa studi literatur sebagai
tahapan awal yang membantu pada
saat praktikum serta pemberian
tugas pendahuluan.
2. Analisis Data
Pada tahap ini data yang telah
diperoleh pada saat pengamatan
yang dilakukan dalam praktikum
kemudian dilakukan analisis
bersama dengan asisten.
3. Penyusunan jurnal

Gambar 2.3 Zona alterasi Pada tahap ini data yang telah
diperbaiki kemudian disusun
dalam bentuk laporan berupa
jurnal sebagai hasil dari
pembahsan ini

Studi
Pustaka
Gambar 2.4 Zona alterasi dan
mineralisasi

Analisis
III. METODOLOGI
data
Dalam pembahasan kali ini ada
beberapa tahapan yang dilakukan
Pembuatan
dalam pelaksanaannya.
Jurnal
1. Tahapan Persiapan
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi logam sulfida pada kondisi tertentu
penelitian
(Bateman, 1981).
 Geologi Daerah Penelitian
Pengamatan lapangan dilakukan
sepanjang sungai Cigaber, dan
Cisanun. Batuan yang hadir terdiri
atas breksi vulkanik, batupasir,

IV. HASIL DAN batulempung, batuan metamorf, tuf,


batuan beku porfiri andesit, dan
PEMBAHASAN
porfiri granodiorit. Berdasarkan
4.1 HASIL karaktersitik litologinya, daerah

4.1.1 Endapan Porfiri penelitian dibagi menjadi tujuh satuan


batuan dengan urutan dari tua ke
Adapun pembahsan pada hasil
muda yaitu batuan metamorf, satuan
penelitian yang di lakukan terhadap
batulempung, satuan batupasir, porfiri
jurnal endapan porfiri yaitu :
andesit terubah, porfiri granodiorit
Suatu gejala mineralisasi ditandai
terubah, satuan tuf merah, dan satuan
oleh hadirnya mineral ubahan tertentu
breksi hijau Batuan metamorf dengan
diakibatkan oleh aktivitas
karakteristik warna segar abu – abu
hidrotermal. Hidrotermal merupakan
kehijauan, warna lapuk hitam
residu dari magma akhir berupa
kecoklatan, memiliki struktur foliasi.
larutan dengan temperatur tertentu.
Mineral yang teridentifikasi adalah
Pada awalnya berupa magma
klorit, muskovit, biotit, K-felspar dan
kemudian menjadi satu larutan yang
kuarsa. Batuan metamorf ini diterobos
berimigrasi dan akhirnya dapat
oleh porfiri granodiorit. Batulempung
mengakibatkan terbentuknya mineral
secara megaskopis memiliki warna
ubahan pada batuan samping, maupun
segar abu – abu, warna lapuk abu –
terjadinya suatu endapan mineralisasi
abu kecoklatan, kekerasan agak keras,
dan tidak karbonatan, penelitian tergolong ke dalam rendah
memperlihatkan struktur masif. sampai kuat. Intensitas alterasi pada
Batupasir memiliki karaktersitik daerah penelitian ini semakin
warna segar abu – abu, warna lapuk meningkat ke arah tenggara daerah
abu – abu kecoklatan, ukuran butir penelitian yang dicirikan dengan
pasir sedang – pasir kasar, bentuk kehadiran mineral bersuhu tinggi
butir membundar tanggung – seperti epidot, aktinolit, dan biotit
menyudut tanggung, pemilahan Berdasarkan asosiasi mineral
buruk, kemas terbuka, dan ubahannya, daerah penelitian terbagi
permeabilitas baik. Batuan beku menjadi tujuh zona alterasi, yaitu :
porfiri andesit umumnya memiliki A. Zona Klorit-Serisit-Kuarsa
struktur kekar yang telah terisi Zona ini terdapat pada batuan porfiri
mineral berupa kalsit dan kuarsa. andesit yang berada pada Sungai
struktur kekar yang terdapat pada Cisanun. Zona ini dicirikan dengan
batuan beku porfiri andesit tersebut kehadiran mineral klorit, serisit, dan
adalah shear joint dan extensional kuarsa sekunder. Kehadiran mineral
joint. Batuan porfiri andesit memiliki klorit, serisit, dan kuarsa sekunder ini
karakteristik warna segar abu-abu menunjukan bahwa zona ini diperkiran
dengan warna lapuk abu-abu terbentuk pada temperatur 200oC –
kecokelatan, tekstur porfiritik, kemas 300oC (Kingston Morison, 1995).
inequigranular, dan derajat kristalisasi B. Zona Klorit-Serisit-Karbonat
hipokristalin. Zona ini terdapat pada batuan porfiri
 Alterasi Daerah Penelitian andesit yang berada pada Sungai
Alterasi yang berkembang pada Cisanun, dicirikan dengan kehadiran
daerah penelitian terdapat pada batuan mineral klorit, serisit, dan karbonat.
porfiri andesit dan porfiri granodiorit Kehadiran mineral – mineral tersebut
dengan jenis mineral ubahan yang menunjukan bahwa zona ini diperkiran
bervariasi. Intensitas alterasi di daerah
terbentuk pada temperatur 200oC – 240oC – 300oC (Kingston Morison,
300oC (Kingston Morison, 1995). 1995).
C. Zona Klorit – Serisit – Karbonat F. Zona Klorit – Epidot – Serisit –
– Kuarsa Zona ini terdapat pada batuan Karbonat Zona ini terdapat pada batuan
porfiri andesit di Sungai Cisanun. Zona porfiri granodiorit di Sungai Cisanun
ini dicirikan dengan mineral klorit, dan Cigaber. Zona ini dicirikan
serisit, karbonat, dan kuarsa sekunder. dengan kehadrian mineral klorit,
Asosiasi mineral tersebut menunjukan epidot, serisit, dan karbonat. Kehadiran
bahwa zona ini diperkiran terbentuk mineral – mineral ini menunjukan
pada temperatur 200oC – 300oC bahwa zona ini diperkiran terbentuk
(Kingston Morison, 1995). pada temperatur 240oC – 300oC
D. Zona serisit – Kuarsa Zona ini (Kingston Morison, 1995).
terdapat pada batuan porfiri granodiorit G. Zona Klorit – Aktinolit - Biotit
di Sungai Cisanun. Zona ini dicirikan Zona ini terdapat pada batuan porfiri
dengan kehadiran mineral serisit dan granodiorit dan porfiri andesit di
kuarsa sekunder. Kehadiran mineral Sungai Cisanun. Hasil analisis
serisit, dan kuarsa sekunder ini petrografi, zona ini dicirikan dengan
menunjukan bahwa zona ini diperkiran kehadiran mineral klorit, aktinolit dan
terbentuk pada temperatur 200oC – biotit sekunder, diperkiraka terbentuk
300oC (Kingston Morison, 1995). pada temperatur yang cukup tinggi
E. Zona Klorit – Epidot – Serisit yaitu > 300oC (Kingston Morison,
Zona ini terdapat pada batuan porfiri 1995).
granodiorit di Sungai Cisanun dan  Sistem Endapan Mineral
Cigaber. Zona ini dicirikan dengan Mineral – mineral bijih yang
kehadrian dari mineral klorit, epidot, terdapat pada daerah penelitian
dan serisit. Kehadiran mineral – minera terbentuk secara menyebar
tersebut menunjukan bahwa zona ini (disseminated) dan terdapat pada vein.
diperkiran terbentuk pada temperatur Selain pirit, terdapat juga mineral bijih
berupa kalkopirit yang menggantikan penelitian yaitu berada pada batuan
mineral pirit. Terdapat dua jenis porfiri granodiorit, dengan mineral
endapan mineral yang terdapat pada alterasi yang muncul adalah kuarsa,
daerah penelitian yaitu endapan serisit, klorit, epidot, biotit, aktinolit
epitermal sulfida menengah dan dan karbonat. Pada jenis endapan ini
endapan porfiri. Endapan sulfida terdapat mineral gangue berupa kuarsa,
menengah daerah penelitian yaitu feldspar, klorit, epidot, biotit, aktinolit
terdapat tekstur vuggy quartz dan dan karbonat. Mineral bijih yang hadir
massive quartz pada batuan porfiri adalah pirit dan kalkopirit dengan tipe
andesit, terdapat mineral pirit dan alterasi berupa filik, propilitik, dan
kalkopirit, alterasi batuan yaitu filik, potasik. Dengan suhu > 300oC dan pH
propilitik, dan potasik. Dengan suhu hampir mendekati netral (Corbett &
200o – 300oC, sumber fluida dominan Leach (1997; Guilbert & Park, 1986;
dari sisa air meteorik dan magmatik, Hedenquist, 1992) Tipe endapan porfiri
dengan pH hampir mendekati netral pada daerah penelitian ini lebih
sesuai dengan ciri endapan epitermal dikontrol oleh intrusi porfiri granodiorit
sulfida menengah menurut Sillitoe & itu sendiri. Intrusi tersebut akan
Hedenquist (2003) dan Hedenquist & menghasilkan suatu larutan hidrotermal
White (1995) Tipe endapan mineral ini yang kemudian akan terendapkan pada
dikontrol oleh adanya struktur geologi suatu tempat baik itu secara berdifusi
berupa sesar yaitu sesar mendatar, sesar ataupun pada celah atau kekar
naik, dan sesar normal. Akibat adanya (Bateman, 1981). Pada endapan porfiri
sesar – sesar tersebut maka larutan ini larutan hidrotermal akan berdifusi
hidrotermal ini akan terendapakan pada pada batuan yang dilewatinya sehingga
suatu celah yang dibentuk oleh sesar- menghasilkan mineral bijih seperti pirit
sesar tersebut dan akhirnya dan kalkopirit dengan pola yang
terperangkap membentuk suatu mineral menyebar (disseminated).
bijih. Endapan porfiri pada daerah
4.1.2 Endapan Epitermal mengidentifikasi karakteristik tekstur
urat (vein) kuarsa sebagai pembawa
Saat ini kebutuhan logam dasar
mineralisasi emas dan mineral logam
dan logam mulia di Indonesia
ikutannya; mengetahui paragenesa
semakin meningkat. Hal ini tidak
pembentukan mineralisasi vein kuarsa
diimbangi dengan keterdapatannya.
pembawa emas; mengetahui temperatur
Pemanfaatannya yang semakin
pembentukanmineralisasi emas dan
meningkat menuntut adanya
memperkirakan paleosurface
eksploitasi akan sumberdaya mineral,
pembentukan vein kuarsa; membuat
khususnya logam mulia dan logam
model zonasi mineralisasi berdasarkan
dasar. Untuk mengatasinya
tekstur vein kuarsa dan hubungannya
dibutuhkan eksplorasi untuk
dengan distribusi kadar emas.
menemukan daerah prospek baru.
Pemerintah pusat dalam hal ini
 Geologi Regional Daerah
diwakili oleh PT Antam Tbk, memilih
Penelitian
Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi
Berdasarkan kesebandingan Lembar
sebagai daerah eksplorasi untuk
Sarolangun (Gambar 2) stratigrafi
mencari potensi sumberdaya logam
regional daerah Sako Merah termasuk
tersebut melalui Ijin Usaha
dalam Formasi Hulu Simpang (Tomh)
Pertambangan (IUP). Mineralisasi
berumur OligosenMiosen Awal, terdiri
logam di daerah Manau dan Sako
dari batuan vulkanik berupa lava, lapili
terdapat dalam bentuk urat kuarsa.
gunungapi, dan tuf dengan sisipan
Penelitian yang di lakukan didaerah
konglomerat, batupasir tufan dan
eksplorasi emas PT ANTAM Tbk,
setempat sisipan batugamping dan
bertujuan untuk: mengetahui jenis
batulempung lanauan. Daerah Manau,
mineral ubahan yang terdapat di
termasuk dalam Formasi Batuan
sekitar urat kuarsa; mengetahui
Gunungapi Rhio-Andesit (QTv),
asosiasi mineral logamnya;
berumur Pliosen sampai Plistosen
terdiri dari tuf, breksi gunungapi, lava kalsedoni, mineral lempung, illit,
rhio-andesit, obsidian, breksi tuf, dan kaolinit, nakrit, serisit, klorit,
lahar (Darman, 2000). Struktur geologi karbonat, dan epidot. Jenis asosiasi
utama di daerah penelitian secara mineral ubahan tersebut dapat
regional dipengaruhi oleh Zona Sesar dikelompokkan menjadi tiga (3) zona
Sumatera (Semangko) berupa sesar yaitu: zona ubahan propilitisasi, sub-
geser menganan dan sesar normal yang propilitisasi, zona argilik, dan zona
berarah baratlaut-tenggara yang berada silisifikasi
pada sebelah barat dari daerah Sako Asosiasi Mineral Logam
Merah dan Manau. Sesar-sesar ini (Mineralisasi) Mineralisasi yang
berhubungan dengan pembentukan ditemukan pada daerah penelitian,
batuan intrusi Mesozoikum. Sesar-sesar terdiri dari logam mulia (precious
tersebut diperkirakan sebagai metal); argentit dan elektrum (data
pengontrol jalannya larutan hidrotermal sekunder PT. ANTAM Tbk) dan
yang membentuk mineralisasi emas, mineral logam terdiri dari pirit,
logam dasar di daerah penelitian. magnetit, dan oksida besi, limonit/
 Litologi Batuan gutit.
yang menjadi induk (host rock) Pirit (FeS2) Pada daerah Sako
cebakan dari vein kuarsa pada daerah Merah dan Manau, keberadaan pirit
Sako Merah adalah batuan vulkanik ini hampir dominan. Secara
berupa vitrik tuf, kristal tuf, lapili tuf, megaskopis, keberadaan pirit
breksi tuf, diorit, dasit, dan andesit, menyebar dan berada diantara mineral
sedangkan pada daerah Manau, yang lain baik dalam batuan terubah
berupa tuf lapili dan tuf vitric. maupun dalam veinlet dan vein
 Zonasi Ubahan (Alterasi) kuarsa. Berdasarkan analisis
Mineral alterasi yang ditemukan di mikroskopis, pirit berwarna putih
daerah Sako Merah dan Manau dapat kekuningan, sebagian mengisi
dibedakan atas silika-kuarsa- retakan, berbutiran kristal sangat
halus-halussedang 0,5-2 mm, bentuk  Paragenesa Pembentukan
euhedral-subhedralanhedral. Mineral Mineral Alterasi dan
ini bersifat isotrop, tidak memiliki Mineralisasi
bireflectance dan tidak terdapat Daerah Penelitian Paragenesa
internal reflection (Craig & Vaughan, mineral alterasi dan mineralisasi pada
2006). daerah penelitian dapat ditentukan
Magnetit (FeFe2O4) Batuan ini berdasarkan beberapa faktor seperti
hanya tersebar pada daerah Sako komposisi mineral, kenampakan
Merah. Umumnya terdapat pada tekstur secara megaskopis dan
batuan beku yang bersifat strong mikroskopis, dan temperatur
magnetic. Berdasarkan analisis pembentukan mineral alterasi.
mikroskopis, mineral magnetit,  Mineralisasi pada Daerah
berbutiran kristal sangat halus <0,2 Penelitian
mm, warna putih abu-abu, Berdasarkan temperatur
subhedralanhedral, tidak memiliki pembentukan alterasi dan
bireflectance, bersifat isotrop, dan mineralisasi, tekstur kuarsa, dan
tidak terdapat internal reflection. keterdapatan mineral bijih, maka
Oksida besi, Limonit/Gutit Mineral karakteristik mineralisasi daerah Sako
ini terdapat pada daerah Sako Merah Merah dan Manau termasuk dalam
dan Manau. Limonit ini merupakan sistem epitermal tipe sulfida rendah
mineral hasil dari proses oksidasi dengan pH yang bersifat netral
mineral sulfida. Mineral ini hadir di mendekati alkalin. Untuk
semua sampel sayatan, menganalisis suhu dan keda- laman
kenampakannya berwarna coklat mineralisasi digunakan tekstur kuarsa
kemerahan hingga coklat kehitaman dan mineral-mineral alterasi dengan
berkembang pada batuan ubahan dan acuan model mineralisasi sistem
zona vein dan veinlet kuarsa. epitermal tipe sulfidasi rendah dari
Buchanan (1981), berdasarkan model
tersebut, maka daerah penelitian Skala Mohs, memiliki berat jenis 3,5-
diperkirakan berada di superzona CC 4 gr/cm3, sifat kemagnetan dari
hingga X dan mineralisasi berada sampel ini yaitu diamagnetik artinya
pada zona logam mulia (precious tidak memiliki daya tarik sama sekali
metal horizon) hampir mencapai ke pada saat didekatkan dengan magnet,
zona logam dasar (basemetal horizon) derajat kejernihan dari sampel ini
yaitu opak karena tidak dapat
4.2 PEMBAHASAN
meneruskan cahaya, sifat dalam dari
4.2.1 Endapan Epitermal Malasit sampel ini yaitu brittle artinya
mineral memiliki kenampakan yang
mudah hancur, bentuk mineral
anhedral, sistem kristal dari sampel
ini yaitu monoklin. Komposisi kimia
dari sampel ini yaitu Cu2(CO3)(OH)2.
Sampel mineral ini termasuk dalam
kelompok oksida yaitu persenyawaan
antara unsur logam dengan unsur O.
Foto 4.2.1 Malasit dengan tekstur khusus
segregation Berdasarkan deskripsi di atas maka
Sampel dalam keadaan segar dapat disimpulkan bahwa nama
berwarna hijau dan dalam keadaan mineral ini yaitu Malasit. dengan
lapuk berwarna abu-abu. Sampel ini jenis endapan Hidrotermal.
pada saat dalam bentuk bubuk Mineral Malasit biasa
memiliki cerat coklat keabu-abuan, ditemukan pada zona oksidasi
pada saat terkena sinar memiliki kilap endapan tembaga, yang terbentuk dari
nonlogam jenis tanah, belahan dari reaksi antara sulfida dengan karbonat.
sampel ini tidak ada, pecahan dari Terutama pada daerah yang terdapat
sampel ini tidak rata atau uneven, batugamping. Malasit terbentuk dari
kekerasan dari sampel ini yaitu 3,5-4 hasil larutan hidrotermal yang melalui
batuankarbonatan. Malasit berasosiasi digunakan. Malasit berguna juga
azurite, limonite, kalsit, tenorit, sebagai bijih tembaga atau koleksi
atacamite, chrysocolla. Mineral yang para kolektor.
dijumpai ini memilki tekstur khusus
4.2.2 Endapan Epitermal
Segregation yaitu tekstur dimana
Kalkopirit
mineral sejenis bergabung pada
batuan atau tidak menyebar. Jenis
endapan dari malasit yaitu
hidrotermal tipe epitermal low
sulphidation atau sulfidasi tingkat
rendah yang pembentukaanya sangat
berkaitan erat dengan air permukaan, Gambar 4.2.2 Kalkopirit
dan temperetur 100-300oC. Malasit
merupakan mineral hasil alterasi yang Mineral ini memiliki ciri-ciri

berada pada zona propilik yang fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu

ditandai dengan mineral hijau dan antara lain, Warna yang terlihat dari

temperatur serta salinitas dan pH mineral ini dalam keadaan segar yaitu

yang rendah sampai beragam. hitam dan dalam keadaan lapuk yaitu

Kegunaan mineral malasit kuning kecoklatan. Dalam keadaan

banyak digunakan sebagai batu bubuk, mineral ini memiliki

dekoratif yang berharga dan dibuat kenampakan warna coklat. Kilap dari

untuk meja dan ornamen hias. Banyak mineral ini yaitu kilap logam. Mineral

juga digunakan sebagai perhiasan ini tidak memperlihatkan kesan

seperti mata cincin atau kalung. belahan. Adapun pecahan dari

Malasit juga digunakan sebagai mineral ini yaitu even yang

pigmen pewarna hijau dengan cara merupakan pecahan dari suatu

dihaluskan terlebih dahulu, atau mineral yang menyerupai perlapisan

sekarang tidak banyak lagi rata. Mineral ini tidak memiliki


belahan yang merupakan tipe endapan epitermal pada low
kecenderungan mineral untuk terpisah sulphidation.
melalui suatu bidang yang rata. Kesan Kalkopirit terbentuk pada tipe
yang didapatkan ketika mineral suhu yang tinggi dan merupakan jenis
dikenai sinar atau yang biasa dikenal endapan hidrotermal, berasosiasi
dengan kilap mineral yaitu dengan pirotit, spalerit dan pirit serta
menyerupai logam sehingga memiliki mineral yang mengandung nikel.
kilap logam dengan kekerasan yaitu Dijumpai pada tibe batuan beku basa
3,5-4 skala Mohs (Rocks and ekstrusuf serta endapan kontak
Mineral). Tenacity atau sifat dalam metamorfisme, berasosiasi dengan
yang dimiliki oleh mineral ini ketika mineral pirit, spalerit, galena.
diberikan tekanan adalah brittle yakni Kalkopirit digunakan dalam bahan
mudah rapuh dengan berat jenis atau industri, dan sebagai sumber tembaga.
perbandingan berat mineral ketika Mineral alterasi yang dijumpai
berada di air dan ketika berada di pada sampel ini yaitu malasit yang
udara adalah 4,3 gr/cm3 serta bersifat merupakan hasil ubahan secara kimia
opak yakni tidak mentransmisikan dan fisik dari mineral kalkopirit.
atau meneruskan cahaya yang masuk Mineralisasi yang dijumpai pada
ke dalamnya. Komposisi kimianya sampel ini yaitu kalkopirit.
adalah CuFeS2 dengan bentuk mineral Kalkopirit terbentuk dari sisa larutan
prismatik yakni memiliki bentuk magma yang kemudian unsur logam
seperti prisma serta sistem kristal berupa Fe bersenyawa dengan Unsur
isometrik, dan termasuk dalam S membentuk kalkopirit. Tekstur
golongan mineral Sulfida. khusus dari sampel ini yaitu segregasi
Berdasarkan deskripsi di atas maka yang merupakan sekumpulan mineral
dapat disimpulkan bahwa nama sejenis yang menyatu. Unsur dari
mineral ini yaitu Kalkopirit dengan mineral-mineral tersebut terkonsetrasi
jenis endapan Hidrotermal dengan kemudian mengalami penyatuan
membentuk mineral. Zona alterasi Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu
dari mineral ini yaitu propilitik yang putih kekuningan. Dalam keadaan
terbentuk pada suhu 200o-300o C, pH bubuk, mineral ini memiliki
mendekati netraldengan salinitas kenampakan warna putih. Kilap dari
beragam. Zona mineralisasi dari mineral ini yaitu kilap tanah. Mineral
sampel ini yaitu Low grade core yang ini tidak memperlihatkan kesan
ditandai dengan adanya unsur –unsur belahan. Mineral ini tidak memiliki
seperti Cu dan S pada temperatur belahan yang merupakan
200o-300o C. Kromit merupakan kecenderungan mineral untuk terpisah
penghasil utama kromium, pembuatan melalui suatu bidang yang rata. Kesan
stainlestel dan bahan dalam yang didapatkan ketika mineral
pembuatan gambar. dikenai sinar atau yang biasa dikenal
dengan kilap mineral yaitu
4.2.3 Endapan Epitermal Kaolin
menyerupai tanah sehingga memiliki
kilap tanah dengan kekerasan yaitu 2-
2,5 skala Mohs (Rocks and Mineral)
Tenacity atau sifat dalam yang
dimiliki oleh mineral ini ketika
diberikan tekanan adalah brittle yakni
mudah rapuh dengan berat jenis atau
perbandingan berat mineral ketika
berada di air dan ketika berada di
Gambar 4.2.3 Kaolin
udara adalah 2,58-2,60 gr/cm3 serta
bersifat transparent-translusen yakni
Mineral memiliki ciri-ciri
kurang mentransmisikan atau
fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu
meneruskan cahaya yang masuk ke
antara lain, Warna yang terlihat dari
dalamnya. Komposisi kimianya
mineral ini dalam keadaan segar yaitu
adalah Al2Si2O5 dengan bentuk
mineral bubuk yakni tidak memiliki Gambar 4.2.4 Kuarsa dengan tekstur
khusus stockwork
bentuk seperti prisma serta sistem
kristal Monoklin, dan termasuk dalam Mineral ini memiliki ciri-ciri
golongan mineral silikat, berdasarkan fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu
deskripsi di atas maka dapat antara lain, Warna yang terlihat dari
disimpulkan bahwa nama mineral ini mineral ini dalam keadaan segar yaitu
yaitu Kaolin, dengan jenis endapan Putih dan dalam keadaan lapuk yaitu
hidrotermal yang merupakan hasil putih kekuningan. Dalam keadaan
ubahan dari mineral feldsapar. bubuk, mineral ini memiliki
kenampakan warna putih. Kilap dari
Proses pembentukan dari
mineral ini yaitu kilap kaca. Mineral
Kaolin yaitu berasal dari hasil alterasi
ini tidak memperlihatkan kesan
dari mineral feldspar atau mineral lain
belahan. Adapun pecahan dari
yang kaya akan Aluminium. Kaolin
mineral ini yaitu conchoidal yang
digunakan sebagai penyaring kertas,
merupakan pecahan dari suatu
obat-obatan dan kosmetik. Zona
mineral yang menyerupai lapisan
alterasi dari kaolin yaitu pada zona
kulit bawang. Mineral ini tidak
argilik, di mana pada zona ini
memiliki belahan yang merupakan
dicirikan adanya mineral-mineral
kecenderungan mineral untuk terpisah
lempung seperti kaolin. Himpunan
melalui suatu bidang yang rata. Kesan
mineral pada zona argilik terbentuk
yang didapatkan ketika mineral
pada suhu 100-300o C, dengan fluida
dikenai sinar atau yang biasa dikenal
asam-netral dan salinitas rendah.
dengan kilap mineral yaitu
kehadiran zona ini menandakan
menyerupai kaca sehingga memiliki
semakin intensnya kehadiran influks
kilap kaca dengan kekerasan yaitu 7
air meteorik yang memilki nilai suhu
skala Mohs (Rocks and Mineral)
dan pH lebih rendah.
Tenacity atau sifat dalam yang

4.2.4 Endapan Epitermal Kuarsa dimiliki oleh mineral ini ketika


diberikan tekanan adalah brittle yakni mineral yang bersifat holokristalin
mudah rapuh dengan berat jenis atau dan asam. Kemudian seiring dengan
perbandingan berat mineral ketika penurunan suhu karena penyerapan
berada di air dan ketika berada di panas oleh batuan yang dilaluinya
udara adalah 2,65 gr/cm3 serta bersifat serta penurunan tekanan akibat
transparant yakni mentransmisikan semakin menjauhnya magma dari
atau meneruskan cahaya yang masuk dapur magma dan pengaruh gravitasi
ke dalamnya. Komposisi kimianya sehingga memasuki tahap pada suhu
adalah SiO2 dengan bentuk mineral pembentukan kristal kuarsa,
prismatik yakni memiliki bentuk selanjutnya terbentuklah mineral
seperti prisma serta sistem kristal kuarsa dengan kondisi tertentu
hexagonal, dan termasuk dalam sehingga membentuk tekstur yang
golongan mineral silikat. Berdasarkan tertentu pula. Pada mineral kuarsa
sifat fisik di atas, maka dapat yang ditemukan ini memiliki tekstur
disimpulkan bahwa nama mineral ini yang berupa tekstur stockwork yaitu
adalah Kuarsa. dengan jenis endapan tekstur mineral pada batuan yang
Hidrotermal. saling berpotongan. Hal tersebut
karena mineral mengisi rekahan pada
Proses pembentukan kuarsa
batuan tersebut. Mineral kuarsa
yaitu melalui pembekuan magma
digunakan untuk alat optik, batu asah
yang bersifat asam, setelah proses
(gerinda) dan kaca. Kuarsa juga
magmatisme ataupun proses
sering digunakan dalam industri
hidrotermal yang bersuhu rendah
keramik dan sebagai bahan baku
(berkisar 2000 –4000C atau pada
pembuatan tegel dan dalam industri.
kondisi epitermal). Awalnya magma
mengintrusi batuan dipermukaan dan 4.2.5 Endapan Epitermal
menghasilkan gejala-gejala intrusi
sehingga terbentuklah mineral-
Foto 4.2.5 Pirit dengan tekstur sulfida yaitu persenyawaan antara

diseminasi unsur logam dengan unsur S.


Berdasarkan deskripsi di atas maka
Mineral dalam keadaan segar dapat disimpulkan bahwa nama
berwarna kuning kecoklatan dan mineral ini yaitu Pirit, dengan jenis
dalam keadaan lapuk berwarna coklat. endapan Hidrotermal.
Sampel ini pada saat dalam bentuk
Pirit dapat berasal dari batuan
bubuk memiliki cerat coklat
beku dalam, vulkanik, batuan
kehitaman, pada saat terkena sinar
sedimen bahkan batuan metamorf.
memiliki kilap logam, belahan dari
Berasosiasi dengan kalkopirit dalam
sampel ini tidak ada, pecahan dari
segregasi magma pada endapan
sampel ini yaitu tidak ada, kekerasan
batuan beku basa. Pirit terbentuk dari
dari sampel ini yaitu 6-6,5 Skala
proses mineralisasi pada zona alterasi
Mohs, memiliki berat jenis 5,0-5,2
dimana larutan hidrotermal membawa
gr/cm3, sifat kemagnetan dari sampel
unsur-unsur logam yang kemudian
ini yaitu paramagnetik artinya
berikatan dengan unsur S. Mineral ini
memiliki daya tarik yang lemah pada
memilki tekstur khusus Diseminasi
saat didekatkan dengan magnet,
yaitu tekstur yang menunjukkan
derajat kejernihan dari sampel ini
penyebaran mineral di permukaan
yaitu opak karena tidak dapat
batuan. Asosiasi dengan spalerit dan
meneruskan cahaya, sifat dalam dari
galena dalam urat hidrotermal,
sampel ini yaitu brittle artinya
dengan temperatur sedang hingga
mineral memiliki kenampakan yang
rendah pada urat kuarsa. Menyebar
mudah hancur, bentuk mineral
dalam magma bersifat basa. Pirit
prismatik, sistem kristal dari sampel
digunakan sebagai manufaktur dalam
ini yaitu isometrik. Komposisi kimia
asam sulfur, serta salah satu sumber
dari sampel ini yaitu FeS2. Sampel
untuk produkdi besi, emas, tembaga,
mineral ini termasuk dalam kelompok
kobalt, nikel dan lainnya. Tekstur lapuk yaitu abu abu kehitaman.
khusus dari sampel ini yaitu Dalam keadaan bubuk, mineral ini
diseminasi atau penyebaran mineral memiliki kenampakan warna putih.
dalam batuan yang dikarenakan Kilap dari mineral ini yaitu kilap
penurunan suhu magma sehingga kaca. Mineral ini tidak
mengalami residual melt diaman memperlihatkan kesan belahan.
magma sisa telah terkontaminasi Adapun pecahan dari mineral ini yaitu
dengan unsur S dan berikatan dengan conchoidal yang merupakan pecahan
Fe. Zona mineralisasi dari sampel ini dari suatu mineral yang menyerupai
yaitu pyrite shell yang dicirikan lapisan kulit bawang. Mineral ini
dengan adanya mineral pirit 10% , tidak memiliki belahan yang
kalkopirit 0,1-3%, pada suhu 200- merupakan kecenderungan mineral
300o C. untuk terpisah melalui suatu bidang
yang rata. Kesan yang didapatkan
4.2.6 Endapan Porfiri
ketika mineral dikenai sinar atau yang
biasa dikenal dengan kilap mineral
yaitu menyerupai kaca sehingga
memiliki kilap kaca dengan kekerasan
yaitu 7 skala Mohs (Rocks and
Mineral) Tenacity atau sifat dalam
Foto yang dimiliki oleh mineral ini ketika
4.2.6 Kuarsa diberikan tekanan adalah brittle yakni
mudah rapuh dengan berat jenis atau
Mineral ini memiliki ciri-ciri
perbandingan berat mineral ketika
fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu
berada di air dan ketika berada di
antara lain, Warna yang terlihat dari
udara adalah 2,65 gr/cm3 serta bersifat
mineral ini dalam keadaan segar yaitu
transparant yakni mentransmisikan
Putih abu abuan dan dalam keadaan
atau meneruskan cahaya yang masuk
ke dalamnya. Komposisi kimianya sehingga memasuki tahap pada suhu
adalah SiO2 dengan bentuk mineral pembentukan kristal kuarsa,
prismatik yakni memiliki bentuk selanjutnya terbentuklah mineral
seperti prisma serta sistem kristal kuarsa dengan kondisi tertentu
hexagonal, dan termasuk dalam sehingga membentuk tekstur yang
golongan mineral silikat. Berdasarkan tertentu pula. Pada mineral kuarsa
sifat fisik di atas, maka dapat yang ditemukan ini memiliki tekstur
disimpulkan bahwa nama mineral ini yang berupa tekstur stockwork yaitu
adalah Kuarsa. dengan jenis endapan tekstur mineral pada batuan yang
Hidrotermal. saling berpotongan. Hal tersebut
karena mineral mengisi rekahan pada
Proses pembentukan kuarsa
batuan tersebut. Mineral kuarsa
yaitu melalui pembekuan magma
digunakan untuk alat optik, batu asah
yang bersifat asam, setelah proses
(gerinda) dan kaca. Kuarsa juga
magmatisme ataupun proses
sering digunakan dalam industri
hidrotermal yang bersuhu rendah
keramik dan sebagai bahan baku
(berkisar 2000 –4000C atau pada
pembuatan tegel dan dalam industri.
kondisi epitermal). Awalnya magma
mengintrusi batuan dipermukaan dan 4.2.7 Endapan Porfiri
menghasilkan gejala-gejala intrusi
sehingga terbentuklah mineral-
mineral yang bersifat holokristalin
dan asam. Kemudian seiring dengan
penurunan suhu karena penyerapan
panas oleh batuan yang dilaluinya
serta penurunan tekanan akibat
semakin menjauhnya magma dari
dapur magma dan pengaruh gravitasi
Foto 4.2.7 Aktinolit diberikan tekanan adalah brittle yakni
mudah rapuh dengan berat jenis atau
Mineral ini memiliki ciri-ciri
perbandingan berat mineral ketika
fisik tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu
berada di air dan ketika berada di
antara lain, Warna yang terlihat dari
udara adalah 2.7-3.3 serta bersifat
mineral ini dalam keadaan segar yaitu
opaq yakni Komposisi kimianya
hitam dan dalam keadaan lapuk yaitu
adalah K(Mg, Fe)3(AlSi3O10)
coklat kehitaman. Dalam keadaan
(FOH)2 dengan bentuk mineral
bubuk, mineral ini memiliki
prismatik yakni memiliki bentuk
kenampakan warna abu abu. Kilap
seperti prisma serta sistem kristal
dari mineral ini yaitu kilap kaca.
Monoklin, dan termasuk dalam
Mineral ini tidak memperlihatkan
golongan mineral silikat. Berdasarkan
kesan belahan. Adapun pecahan dari
sifat fisik di atas, maka dapat
mineral ini yaitu micaceousl yang
disimpulkan bahwa nama mineral ini
merupakan pecahan dari suatu
adalah Aktinolit. dengan jenis
mineral yang menyerupai lapisan
endapan Hidrotermal. (porfiri)
kulit bawang. Mineral ini tidak
memiliki belahan yang merupakan
kecenderungan mineral untuk terpisah
melalui suatu bidang yang rata. Kesan
yang didapatkan ketika mineral
dikenai sinar atau yang biasa dikenal
dengan kilap mineral yaitu
4.2.8 Endapan Porfiri
menyerupai kaca sehingga memiliki
kilap kaca dengan kekerasan yaitu 2.5
– 3 mhos (Rocks and Mineral)
Tenacity atau sifat dalam yang
dimiliki oleh mineral ini ketika
mentransmisikan atau meneruskan
Foto 4.2.8 Epidot cahaya yang masuk ke dalamnya.
Mineral memiliki ciri-ciri fisik Komposisi kimianya adalah
tertentu. Ciri-ciri fisiknya yaitu antara (Mg,Fe)3(Si,Al)4O10(OH)2.
lain, Warna yang terlihat dari mineral (Mg,Fe)3(OH)6. dengan bentuk
ini dalam keadaan segar yaitu Putih mineral bubuk yakni tidak memiliki
keabuan dan dalam keadaan lapuk bentuk seperti prisma serta sistem
yaitu kuningan kecoklatan. Dalam kristal Monoklin, dan termasuk dalam
keadaan bubuk, mineral ini memiliki golongan mineral silikat, berdasarkan
kenampakan warna putih. Kilap dari deskripsi di atas maka dapat
mineral ini yaitu kilap lemak. Mineral disimpulkan bahwa nama mineral ini
ini tidak memperlihatkan kesan yaitu Epidot, dengan jenis endapan
belahan. Mineral ini tidak memiliki hidrotermal (Porfiri) yang merupakan
belahan yang sempurna. Kesan yang hasil ubahan dari mineral feldsapar.
didapatkan ketika mineral dikenai 4.2.9 Endapan Porfiri
sinar atau yang biasa dikenal dengan
kilap mineral yaitu menyerupai lemak
sehingga memiliki kilap lemak
dengan kekerasan yaitu 2-2,5 skala
Mohs (Rocks and Mineral) Tenacity
atau sifat dalam yang dimiliki oleh
mineral ini ketika diberikan tekanan
adalah Melleable yakni mudah rapuh Foto 4.2.9 Galena

dengan berat jenis atau perbandingan


Sampel berwarna hitam dan
berat mineral ketika berada di air dan
dalam keadaan lapuk berwarna
ketika berada di udara adalah 2,6-3,3
kuning kecoklatan. Sampel ini pada
gr/cm3 serta bersifat transparent-
saat dalam bentuk bubuk memiliki
translusen yakni kurang
ceratabu-abu kemerahan, pada saat dilihat pada karakteristik LS bahwa
terkena sinar memiliki kilap logam, mineral sulfida yang dapat dijumpai
belahan dari sampel ini tidak ada, yaitu galena dengan unsur metalnya
pecahan dari sampel ini yaituuneven, yaitu Pb tetapi juga dapat ditemukan
kekerasan dari sampel ini yaitu 2,5- pada endapan porfiri dimana pada
2,8 Skala Mohs, memiliki berat jenis zona mineralisasi peripheral dapat
7,2-7,6 gr/cm3, sifat kemagnetan dari dijumpai galena.
sampel ini yaitu diamagnetik artinya
Galena merupakan tipe
tidak memiliki daya tarik sama sekali
mineral hidrotermal pada temperatur
pada saat didekatkan dengan magnet,
yang rendah hingga menengah,
derajat kejernihan dari sampel ini
berasosiasi dengan spalerit dan
yaitu opak karena tidak dapat
argentit utamanya dengan kuarsa dan
meneruskan cahaya, sifat dalam dari
mineral pengotor seperti fluorit.
sampel ini yaitu brittle artinya
Ditemukan pada batuan sedimen dan
mineral memiliki kenampakan yang
batuan metamorf dengan bentuk
mudah hancur, bentuk mineral
diseminasi mineral. Kegunaan dari
prismatik yaitu seperti prisma
galena yaitu sebagai sumber utama
ataupersegi, sistem kristal dari sampel
Pb, dan perak. Zona minealisasi dari
ini yaitu isometrik. Komposisi kimia
sampel ini yaitu peripheral pada suhu
dari sampel ini yaitu PbS. Sampel
< 300o C.
mineral ini termasuk dalam kelompok
sulfida yaitu persenyawaan antara 4.2.10 Endapan Porfiri Molibdenit
unsur logam dengan unsur S.
Berdasarkan deskripsi di atas maka
dapat disimpulkan bahwa nama
mineral ini yaitu Galena, dengan
jenis endapan Hidrotermal tipe
epitermal low sulhidation yang dapat
Foto 4.2.10 Molibdenit dengan tekstur kelompok silikat yaitu persenyawaan
diseminasi
antara unsur logam dengan unsur Si.
Sampel dalam keadaan segar Berdasarkan deskripsi di atas maka
berwarna abu-abu kehitaman dan dapat disimpulkan bahwa nama
dalam keadaan lapuk berwarna kunig mineral ini yaitu Molibdenit. dengan
kecoklatan. Sampel ini pada saat jenis endapan Hidrotermal, yang
dalam bentuk bubuk memiliki cerat utamanya disebabkan karena larutan
abu-abu, pada saat terkena sinar hidrotermal. Tekstur khusus dari
memiliki kilap nonlogam jenis kaca, mineral ini yaitu diseminasi atau
belahan dari sampel ini tidak ada, penyebaran mineral pada suatu
pecahan dari sampel ini tidak rata batuan. Zona minealisasi dari sampel
atau uneven, kekerasan dari sampel ini yaitu Low pyrite shell pada suhu
ini yaitu 1-1,5 Skala Mohs, memiliki 200-300o C. Molibdenit tidak reagen
berat jenis 4,7 gr/cm3, sifat dengan pereagen pada umumnya
kemagnetan dari sampel ini yaitu seperti amonia, asam sulfat, dan
diamagnetik artinya tidak memiliki lainnya. Tidak bereaksi dengan air
daya tarik sama sekali pada saat jika pada suhu kamar, dan tidak
didekatkan dengan magnet, derajat bereaksi dengan oksigen pada suhu
kejernihan dari sampel ini yaitu tinggi. Molibdenit merupakan sumber
translusen-opak karena emah bahkan utama penghasil Molibdenum (logam
tidak dapat meneruskan cahaya, sifat molibdenum).
dalam dari sampel ini yaitu brittle
artinya mineral memiliki kenampakan V. PENUTUP
yang mudah hancur, bentuk mineral 5.1 Kesimpulan
anhedral, sistem kristal dari sampel
Adapun yang dapat di simpulkan
ini yaitu heksagonal. Komposisi
dari dari referensi mengenai endapan
kimia dari sampel ini yaitu MoSi2.
porfiri dan endapan epitermal yaitu :
Sampel mineral ini termasuk dalam
Tekstur pada Endapan Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan
Epitermal yaitu urat LS meliputi dan Mineral. Bandung:
NOVA.
crustiform bands kalsedon, bladed
quartz dan open-space fillings, yang Maulana, Adi. 2017. Endapan
kesemuanya mengindikasikan Mineral. Yogyakarta: Ombak.

lingkungan dangkal. Tekstur


Maskuri, Firdaus. 2003. Studi
disseminasi kurang umum pada Alterasi Hidrotermal Daerah
endapan LS, walaupun tetap hadir Karangbolong, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah. Vol
pada veins yang memotongnya.
16, No.2
Colloform bands terbentuk pada
lingkungan yang sangat dangkal, Nadya Widiyanti1, Ildrem Syafri,
disebabkan oleh akumulasi silika Aton Patonah. Alterasi dan
Mineralisasi Daerah
koloidal, dan merupakan host emas Lebakpeundeuy Kecamatan
dendritik pada urat LS kadar-tinggi Cihara, Kabupaten Lebak
Provinsi Banten.
5.2 Saran
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar
Adapun saran untuk pembahasan
Geologi Edisi Pertama.
kali ini yaitu agar praktikan bisa lebih Bogor: Graha Ilmu.
diberi waktu dalam pengamatan
materi serta menganalisi sehingga apa
Pellant, Chris. 1992. Rocks and
yang dibahas dapat diketahui Mineral. New York :
penerapannya serta bias mengetahui Eyewitness
apa yang dipraktikumkan.
Rusman, Muh. Khairil. 2016. Geologi
Dasar. Kendari: Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Halu Oleo.

Simon & Schuster's lnc, 1988. Rocks


And Mineral. The America
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

NAMA : VAN WIHEL OKRIAN MONCAI ACARA :3&4

NIM : D061181342 ASISTEN : SYAHRUL R.

ASISTENSI 1
1. Tambah di pembahasan 5 mineral tiap acara, jadi ada total 10 mineral
2. Buat lembar deskripsi dari mineral-mineral tersebut

ASISTENSI 2
1. Perbaiki kop abstrak, nama asisten diperbaiki.
2. Di ksih rapi lagi isi jurnalnya.

ASISTENSI 3
Acc !!!

ASISTEN PRAKTIKAN

SYAHRUL RAMADHAN VAN WIHEL OKRIAN M.

Anda mungkin juga menyukai