Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Hari/Tgl : Senin, 27 April 2020 Nama : Van Wihel Okrian


Acara :7 Nim : D061181342
No. Urut : 01
Warna
 Segar : Kehijauan
 Lapuk : Kemerahan
Cerat : Putih Kehijauan
Kilap : Kaca
Belahan :-
Pecahan : Uneven
Berat Jenis : 2,3 – 2,5 gr/cm3
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Bentuk Mineral : Prismatik
Derajat Kejernihan : Opak
Tenacity : Brittel
Komposisi Kimia : SiO2
Kekerasan : 2,4 Skala Mohs
Sistem Kristal : Monoklin
Golongan Mineral : Silika
Jenis Endapan : Weathering
Tipe Endapan : Porfiri
Komposisi mineral :
 Mineral Primer : Garnierit
 Mineral Alterasi :-
 Mineralisasi :-
Tekstur Khusus : Segregation
Zona Alterasi :-
Zona Mineralisasi :-
FOTO KETERANGAN
1. Garnierit
Keterangan : Garnierite adalah mineral hijau, mulai dari kuning-hijau
muda hingga hijau tua.  Warnanya berasal dari keberadaan nikel dalam struktur
mineral magnesium. Noumeaite (yang kemudian ditentukan menjadi anggota
keluarga garnierite) bervariasi dalam kekerasan, dari lunak dan rapuh hingga
cukup keras untuk diukir menjadi patung-patung dan sejenisnya.  Beberapa
spesies garnierite menempel di lidah dan mudah larut dalam air atau bahkan di
lidah. Garnierite umumnya memiliki tekstur colloform, tipikal mineral yang
mengisi ruang terbuka dari suatu larutan. Secara umum, garnierit hijau gelap
memiliki kandungan Ni lebih tinggi, gravitasi spesifik lebih tinggi dan indeks bias
rata-rata lebih tinggi daripada garnierit hijau lebih muda, yang kemungkinan besar
berkaitan dengan dimasukkannya lebih banyak Ni dalam struktur. Gravitasi
spesifik garnierit berkisar antara sekitar 2,5 hingga 3. Indeks rata-rata refraksi
garnierit berkisar dari sekitar 1,563 hingga 1,601Pada proses pelapukan lebih
lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel (Ni) akan tertinggal di dalam
larutan selama air masih bersifat asam . Tetapi jika dinetralisasi karena adanya
reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat tersebut akan cenderung
mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium hidrosilicate) yang
disebut mineral garnierit [(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral pembawa Ni (Boldt,
1967).

Referensi
 Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

 Setiawan iwan.2019. Profil Endapan Nikel Laterit Di Daerah Palangga,


Provinsi Sulawesi Tenggara. Diunduh pada 27 April 2020 pada
:https://www.researchgate.net/publication/334676768_Profil_Endapan_N
ikel_Laterit_di_Daerah_Palangga_Provinsi_Sulawesi_Tenggara
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL

Hari/Tgl : Senin, 27 April 2020 Nama : Van Wihel Okrian


Acara :7 Nim : D061181342
No. Urut : 02
Warna
 Segar : Kecoklatan
 Lapuk : Kuning Kecoklatan
Cerat :-
Kilap : Tanah
Belahan :-
Pecahan : Uneven
Berat Jenis : 4 gr/cm3
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Bentuk Mineral : Granular
Derajat Kejernihan : Opaq
Tenacity : Brittel
Komposisi Kimia : FeO(OH)4 H2O
Kekerasan : 5 – 5,5 Skala Mohs
Sistem Kristal :-
Golongan Mineral : Oksida dan Hidroksida
Jenis Endapan : Weathering
Tipe Endapan : Porfiri
Komposisi mineral :
 Mineral Primer :-
 Mineral Alterasi :-
 Mineralisasi : Limonit
Tekstur Khusus : Moss
Zona Alterasi :-
Zona Mineralisasi :-

FOTO KETERANGAN
1. Limonit
Keterangan : Limonit, kadang juga disebut bijih nikel berkadar
rendah, adalah bijih besi yang terdiri dari campuran besi(III) oksida-
hidroksida terhidrasi dalam berbagai komposisi. Rumus kimianya umum ditulis
sebagai FeO(OH)·nH2O, meskipun tidak sepenuhnya akurat kareana rasio oksida
terhadap hidroksidanya dapat bervariasi cukup besar. Limonit adalah salah satu
dari dua bijih besi utama (selainnya adalah hematit), dan limonit telah
ditambang untuk produksi besi setidaknya sejak 2500 SM. Model endapan yang
melibatkan anoxygenic bacteria dalam proses pembentukan BIF, dengan unsur
besi yang terlarut tanpa oksigen di kedalaman terendapkan dan pada kedalaman
yang lebih dangkal dijumpai adanya aktivitas dari bakteri yang terbentuk dari
hasil fotosintesis (anoxygenic).

Referensi
 Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
 Simons & Schuster’s. 1977. Rocks and Minerals. New York : A fire Side
Book.
 S. Subandrio. A dan N. Tabri K. 2006. Indonesian Banded Iron Formation
(BIF): A New Controversial Discovery of BIF Deposit Associated with
Island Arc System in Tanggamus Area – Lampung, South Sumatra.
Diunduh pada 30 April 2020 pada
https://pdfs.semanticscholar.org/2d2d/221a5fce44aa39cada782e3c3da9106
9c2 b0.pdf
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Hari/Tgl : Senin, 27 April 2020 Nama : Van Wihel Okrian
Acara :7 Nim : D061181342
No. Urut : 03
Warna
 Segar : Kehijauan
 Lapuk : Kecokelatan
Cerat : Abu-abu
Kilap : Logam
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Hackly
Kekerasan : 4 - 5 Skala Mohs
Berat Jenis : 7.8 – 8.2 g/cm3
Sifat Kemagnetan : Paramagnetik
Derajat Kejernihan : Opaq
Tenacity : Melleable
Bentuk Mineral : Kubus
Sistem Kristal : Isometrik
Komposisi Kimia : NiO2SiO4
Golongan Mineral : Oksida
Jenis Endapan : Weathering
Tipe Endapan : Porfiri
Bentuk vein :
Komposisi Mineral
 Mineral Primer : -
 Mineral Alteasi : Nickel
Mineralisasi :
- Tekstur Khusus :
- Zona Alterasi :
- Zona Mineralisasi :-

FOTO KETERANGAN
2. Nikel
Keterangan : Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat.
Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi,
krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Proses
laterisasi pada endapan nikel laterit diartikan sebagai proses pencucian pada
mineral yang mudah larut dan mineral silika dari profil laterit pada lingkungan
yang bersifat asam, hangat, dan lembap, serta membentuk konsentrasi endapan
hasil pengayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni, dan Co. Air
permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfer dan terkayakan kembali oleh
material-material organik di permukaan meresap ke bawah permukaan tanah
sampai pada zona pelindian (leaching zone), tempat terjadinya fluktuasi air tanah
berlangsung. Akibat fluktuasi ini, air tanah yang kaya CO2 akan mengalami
kontak dengan zona saprolit yang masih mengandung batuan asal dan melarutkan
mineral-mineral yang tidak stabil seperti olivin/serpentin dan piroksin. Unsur Mg,
Si, dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan
membentuk mineral-mineral baru pada proses pengendapan kembali. Endapan
besi yang bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan
tanah, sedangkan magnesium, nikel, dan silika akan tetap tertinggal di dalam
larutan dan bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus
berlangsung. Apabila proses ini berlangsung terus-menerus maka yang akan
terjadi adalah proses pengayaan supergen/supergen enrichment.

Referensi
 Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
 Simons & Schuster’s. 1977. Rocks and Minerals. New York : A fire Side
Book
 Wakila Muhammad Hardin. 2019. Pengaruh Tingkat Pelapukan Terhadap
Kadar Nikel Laterit Pada Daerah Ussu, Kec. Malili Kab. Luwu Timur
Prov. Sulawesi Selatan. Diunduh pada 27 April 2020 pada
https://jurnal.teknologiindustriumi.ac.id/index.php/JG/article/view/338
Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Hari/Tgl : Senin, 27 April 2020 Nama : Van Wihel Okrian
Acara :7 Nim : D061181342
No. Urut : 04
Warna
 Segar : Hitam
 Lapuk : Kecokelatan
Cerat : Hitam
Kilap : Logam
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 5.5 – 5.6 Skala Mohs
Berat Jenis : 5.2 g/cm3
Sifat Kemagnetan : Feromagnetik
Derajat Kejernihan : Opaq
Tenacity : Brittle
Bentuk Mineral : Prismatik
Sistem Kristal : Isometrik
Komposisi Kimia : Fe+2Fe+3O4
Golongan Mineral : Oksida
Jenis Endapan : Sedimenter
Tipe Endapan : Epitermal
Komposisi Mineral
 Mineral Primer : -
 Mineral Alteasi : Magnetite
 Mineralisasi :-
Tekstur Khusus : Banded
Zona Alterasi :-
Zona Mineralisasi :

FOTO KETERANGAN
3. Magnetit

Keterangan : Endapan BIF umumnya terdapat pada batuan sediment


atau metasedimen yang berasosiasi dengan pembentukan cekungan dipedalaman
perisai berumur Arkean hingga PraKambrium. Endapan ini tidak melibatkan
unsur oksigen dalam proses pembentukan BIF yang unsur-unsur besinya
mengalami pelarutan tanpa oksigen di kedalaman laut. Sinar ultraviolet masuk
menembus atmosfer bagian atas yang tidak dilapisi oleh lapisan ozon, kemudian
membantu proses pembentukan BIF.

Referensi
 Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
 Simons & Schuster’s. 1977. Rocks and Minerals. New York : A fire Side
Book
 S. Subandrio. A dan N. Tabri K. 2006. Indonesian Banded Iron Formation
(BIF): A New Controversial Discovery of BIF Deposit Associated with
Island Arc System in Tanggamus Area – Lampung, South Sumatra.
Diunduh pada 30 April 2020 pada
https://pdfs.semanticscholar.org/2d2d/221a5fce44aa39cada782e3c3da9106
9c2 b0.pdf

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


Hari/Tgl : Senin, 27 April 2020 Nama : Van Wihel Okrian
Acara :7 Nim : D061181342
No. Urut : 05
Warna
- Segar : Kuning kecoklatan
- Lapuk : Coklat
Cerat : Coklat
Kilap : Logam
Belahan : Ada
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 6-6,5
Berat Jenis : 5,0-5,2 g/cm³
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Kejernihan : Opak
Tenacity : Brittle
Bentuk Mineral : Prismatik
Sistem Kristal : Isometrik
Komposisi Kimia : Au
Golongan Mineral : Sulfida
Jenis Endapan : Sedimenter
Tipe Endapan : Epitermal
 Mineral Primer :-
 Mineral Alterasi :
 Mineralisasi : Emas
Tekstur Khusus : Diseminasi
Keterangan :

FOTO KETERANGAN
4. Emas

Keterangan : Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah


ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.
Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue
minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar,
dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi
dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari
emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan
unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari
emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%. Emas terbentuk dari
proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal,
sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu: Endapan primer; dan
Endapan plaser.

Referensi
 Heruroso, Satria. 2019. Endapan Emas Placer Di Daerah Wumbubangka
Kecamatan Rarowatu Dan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana Sulawesi
Tenggara Diunduh pada 27 April 2020 pada
https://www.researchgate.net/publication/333256271

 Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

 Simons & Schuster’s. 1977. Rocks and Minerals. New York : A fire Side
Book

PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


Hari/Tgl : Senin, 27 April 2020 Nama : Van Wihel Okrian
Acara :7 Nim : D061181342
No. Urut : 06
Warna
- Segar : Hitam
- Lapuk : Kuning kecoklatan
Cerat : Abu-abu kehitaman
Kilap : Logam
Belahan : Tidak Ada
Pecahan : uneven
Kekerasan : 2,5-2,8
Berat Jenis : 7,2-7,6 g/cm³
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Kejernihan : Opaque
Tenacity : Brittle
Bentuk Mineral : Prismatik
Sistem Kristal : Isometrik
Komposisi Kimia : PbS
Golongan Mineral : Sulfida
Jenis Endapan : Sedimenter
Tipe Endapan : Epitermal
Komposisi Mineral
 Mineral Primer :-
 Mineral Alterasi :-
 Mineralisasi : Galena
Tekstur Khusus :-
Zona Alterasi :-
Zona Mineralisasi : Low pyrite shell
Keterangan :

FOTO KETERANGAN
5. Galena

Keterangan : Galena (PbS) atau biasa disebut Timah Hitam merupakan mineral
logam yang mengandung Pb dan kaya akan Sulfida, berasosiasi dengan mineral –
mineral sulfida lainnya seperti Sphalerite, Chalcophyrite, Phyrite, Arsenophyrite
dan biasa juga ditemukan bersama2 dengan Emas (Au) keterdapatan mineral
galena ini biasa berada pada vein – vein kuarsa atau biasa juga didapatkan pada
batuan – batuan yang teralterasi sangat kuat baik itu pada batuan vulkanik seperi
Tufa, basalt dll atau pada batuan – batuan terobosan lainnya, Deposit mineral
galena tersebar di belahan dunia mualai dari Wales, Jerman, Perancis, Rumania,
Austria, Belgia, Italia, Spanyol, Skotlandia, Irlandia, Inggris, Australia, Meksiko,
dan Amerika Serikat termasuk indonesia

Referensi
 Hanisma, Arma. 2015. Mineragrafi Mineralisasi Galena (Pbs) Daerah
Tabone Desa Pasiang Kec. Matakali Kab. Polewali Mandar Provinsi
Sulawesi Barat Diunduh pada 27 April 2020 pada
https://media.neliti.com/media/publications/274125-mineragrafi-
mineralisasi-galena-pbs-daer-6987b540.pdf

 Maulana, Adi. 2017. Endapan Mineral. Yogyakarta : Penerbit Ombak.

 Simons & Schuster’s. 1977. Rocks and Minerals. New York : A fire Side
Book

Anda mungkin juga menyukai