Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

ARTIKEL
MINERAL GOLONGAN SILIKA, OKSIDA, DAN
SULFIDA
OLEH :
GIAN ADRHYANA ADIWINATA
111.141.005
PLUG 6

LABORATORIUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2014
Nama : Gian Adrhyana Adiwinata
NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 1

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

GOLONGAN MINERAL SILIKA, OKSIDA, DAN


SULFIDA

1. MINERAL SILIKA
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi ). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan
(metamorf). Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan
magma mulai mendingin.
Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di
bawah permukaan bukit dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat
tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia dari magma sangat
mempengaruhi macam mineral yang terbentuk. Contoh, mineral olivin
mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa mengkristal pada
temperatur yang rendah. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi
menjadi dua kelompok berdasarkan komposisi kimianya, yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Mineral ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion
besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya, kelompok
mineral ini dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat
jenis 3,2 sampai 3,6. Contoh : olivine, hornblende, biotite.
Mineral non feromagnesian adalah mineral-mineral silikat yang tidak
mengandung ion-ion besi dan magnesium, kelompok mineral ini
dicirikan oleh warnanya yang terang dan berat jenis rata-rata 2,7.
Contoh : muskovit, feldspar, kuarsa.

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 2

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

A. Contoh Mineral Silika :


1). Quartz (SiO2)
2). Garnet (Ca, Fe, Mg, Mn) Al2(SiO4)
3). Opal (SiO2.nH2O)
4). Rijang (SiO2)
B. Deskripsi Mineral
1. Quartz (SiO2)

Nama Mineral
Rumus kimia
Berat Jenis
Sistim Kristal
Kilap
Belahan / Pecahan
Warna
Gores
Tenacity
Kekerasan
Kemagnetan

Persebaran di Indonesia : Banda Aceh (provinsi

: Kuarsa
: SiO2
: 2,65 g/cm3
: heksagonal
: kilap kaca
: tidak ada / Choncoidal
: tak berwarna
: putih atau tidak bewarna
: brittle / rapuh
: 7 skala mohs
: diamagnetik

Nanggroe

Aceh Darussalam), sungai Asahan dan Kisaran (Provinsi


Sumatera

Utara),

Provinsi

Sumatera

Selatan,

Provinsi

Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa


Barat, Tuban dan sepanjang pantai utara Jawa Timur,
Bangkalan (Provinsi Jawa Timur), Martapura (Provinsi
Kalimantan Selatan), dan Provinsi Kalimantan Timur.
Nama : Gian Adrhyana Adiwinata
NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 3

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

Genesa : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku,

pegmatit, hidrotermal, metamorfik dan sedimen.


Kegunaan : Dipakai dalam industri konstruksi, sebagai flux
dalam industri metalurgi, pembuatan gelas, keramik, refraktori,
amplas, filter, batupermata dan optik

2. Rijang (SiO2)

Nama Mineral
: Rijang (SiO2)
Warna
: Putih Lilin / merah
Sistem Kristal&Perawakan : Hexagonal & Masif
Kilap
: Lilin
Kekerasan
: >8
Gores
: putih
Belahan/Pecahan
: Tidak sempurna / Choncoida
Berat Jenis
: 2,6 g/cm3
Kemagnetan
: Diamagnetit
Derajat Ketransparanan
: Opaque Mineral
Sifat khas
: Kilap lilin
Genesa
:
Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil
silika seperti diatom dan radiolaria. Endapan tersebut
dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari
lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar
lautan yang dalam.
Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka
diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 4

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

mengalami

akumulasi

yang

masih

saling

lepas.

Material-material tersebut diendapkan jauh dari busur


daratan hingga area dasar samudra.
Berberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari
bahan organik. Bisa saja berasal dari presipitasi silika
yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik
bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi

bersamaan dengan perlapisan rijang.


Kegunaan
:
Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk
membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata
anak panah, pisau, kapak, dll. Digunakan juga sebagai

indikator untuk laut dalam (abyssal).


Persebaran di Indonesia : Rijang yang tersebar di Karang
sambung, Kebumen, Jawa Tengah. Bukit Sipako, Rijang juga
ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Sungai Luk Ulo, Kali
Cacaban.

2. MINERAL OKSIDA
Mineral oksida adalah kelas mineral yang agak beragam. Terbentuk
sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat berwarna-warni.
Keragaman oksida diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di kerak bumi. Oksida
mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk
membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok mineral lain di alam.
Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan dengan mineral
hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida adalah besi,
mangan , timah dan alumunium. Beberapa mineral oksida yang paling umum
adalah hematit (Fe2O3) , kassiterit (SnO2) dan corundum (Al2O3).
A. Contoh Mineral Oksida

1). Korondum (Al2O3)


2). Ilmenite (FeTiO3)
3). Magnetite (Fe3O4)
B. Deskripsi Mineral
Nama : Gian Adrhyana Adiwinata
NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 5

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

1. Magnetite

Nama Mineral
: Magnetite (Fe3O4)
Warna
: Hitam keabu-abuan
Sistem Kristal dan perawakan : Reguler & Masif
Kilap
: Logam
Kekerasan
: 5-6 skala mohs
Gores
: Coklat Kemerahan
Belahan / Pecahan
: None
Tenacity
: Brittle
Berat Jenis
: 5,2 gr/cm3
Kemagnetan
: Paramagnetit jika dipanaskan
Derajat Ketransparanan
: Subtansluncent hingga Opaque
Sifat Khas
: Bentuknya seperti Besi
Genesa
: Mineral ini terbentuk dari hasil
sublimasi dalam hubungannya dengan gunung api. Terjadi juga
dalam endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral
tambahan dan terbentuk pada suhu yang tinggi sekitar 800C 900C, maka mineral ini mempunyai bentuk yang sempurna
dan idiomrf. Dijumpai pada batuan beku granit dan batu pasir
merah sebagai penyemen. Berasosiasi dengan zircon, hematit
dan pyrite.
Endapan ini juga biasanya dijumpai pada daerah
kontinen dimana terjadi pada daerah supergen endrichment.
Dimana daerah tersebut berada pada Oxidezet zone dan
reduxed zone. Dimana pada saat magma tersebut naik dan
melebihi dari batas water table maka akan teroksidasi yang

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 6

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

dapat membentuk mineral tersebut. Pada saat mengalami


oksidasi Endapan ini terangkat permukaan bumi akibat adanya
gaya tektonik yang dapat berupa perlipatann atau pensesaran
ataupun injeksi magma menuju kepermukaan dikarenakan
adanya unsur volatil sebagai motor penggerak. Dan hasil dari
proses oksidasi ini yang akan muncul kepermukaan sedangkan
hasil dari reduksi akan mengendap kebawah permukaan water
table. Endapan yang ada dipermukaan bumi mengalami
oksidasi dengan adanya pencampuran ion oksigen dengan
unsur Fe, atau Mg, dan karna unsur ini saling mengikat
sehingga terjadi persenyawaan, yang kemudian sisa-sisa unsur
yang dulunya bersamaan dengan Fe atau Mg itu memisah
sehingga terjadi pembentukan persenyawaan baru misanya Fe,
O dan H. Atau pembentukan endapan ini setelah terputusnya
batuan karbonat dibawah lingkungan tropis dan subtropis.
Proses oksidasi ini berasal dari pada mineral pyrite yang
mengalami oksidasi menghasilkan endapan ini, dimana
oksidasi dari mineral pyirite ini dapat tergambarkan lewat
rangkaian proses kimia sebagai berikut:
2FeS2 + 7.5 O2 + 4 H2O Fe2O3 + 4 H2SO4.
Atau:
2Fe+2 + 0.5 O2 + 2H2O Fe2O3 + 4HSelanjutnya karna unsur-unsur logam itu berat dan oleh karna
gravitasi

bumi

maka

persenyawaan

(mineral)

tersebut

mengalami pemindahan baik oleh gravitasi maupun air tanah


yang

kemudian

terendapkan

ceukungan-cekungan

atau

dipermukaan

terakumulasi

bumi

berupa

pada
sungai,

tepatnya disepanjang aliran sungai atau pada chanel bar dan


piont bar, selanjutnya karna konsentrasi yang sudah besar
maka material-material ini akan mengalami kompaksi sehingga
membentuk

endapan

hematit.

Metode

eksplorasi

yang

digunakan untuk mengeksplorasi endapan ini yaitu dengan


menggunakan metode test pit dan trenching. Magnetit
Nama : Gian Adrhyana Adiwinata
NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 7

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

merupakan salah satu mineral ekonomis dimana hematit


biasanya digunakan dalam industri logam berat seperti besi dan

baja.
Persebaran

: Sumatera Barat, Jambi,

Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan

Selatan.
Kegunaan

: Digunakan dalam industri

logam berat seperti besi dan baja.


2. Hematite (Fe2O3)

Sisitem Kristal

Warna
kemerahan sampai hitam

Goresan

: Merah atau coklat kemerahan

Kilap

: Kilap Logam

Cleveage & Fracture

: Tidak ada dan tidak rata

Kekerasan

: 5,5 6,5

Massa jenis

: 5,26 g/cm3

Genesa

: Hexagonal
: Abu-abu baja, atau coklat

Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku ,hidrotermal


temperature tinggi dan metamorfisme kontak , juga bisa dalam
lingkungan sedimen.
Nama : Gian Adrhyana Adiwinata
NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 8

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

Kegunaan
: Sumber logam besi , sebagai
bubuk pigment, bubu pengkilap dan dapat dibuat batu permata
karena kristalnya yang berwarna hitam.

Tempat ditemukan

: Ciater , Jawa Barat.

3. MINERAL SULFIDA
Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam
dengan belerang (S). Biasanya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang
memiliki sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat
keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur
tersebut berasal dari magma kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada
disekitarnya.
Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat
terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi
mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal. Mineral
kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Oleh
karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, massa jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau
nilai kekerasan yang rendah.

A. CONTOH MINERAL SULFIDA :


1). Argentite (Ag2S),
2). Kalkosit (Cu2S) ,
3). Bornite (Cu3FeS4) ,
4). Pyrite (FeS3) ,
5). Chalcocite (Cu2S),
6). Galena (PbS),
Nama : Gian Adrhyana Adiwinata
NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 9

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

7). Sphalerite (ZnS),


8). Proustite (Ag3AsS3).

B. Deskripsi Mineral
1. Sparelit

Warna

Hitam, coklat, kuning, kemerahan, hijau, dan putih.

Derajat Ketransparanan :
Transparan sampai translucent.

Sistem Kristal

Dodecahedron belah ketupat, tetrahedron dan kombinasi


dari wajah kubik.

Belahan

Sempurna dalam enam arah membentuk dodecahedrons.

Kekerasan

3,5 4 skala mohs

Berat Jenis

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 10

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

4,0 (lebih berat dari rata-rata, tapi cahaya bila dibandingkan


dengan mineral yang paling logam)

Gores

Berwarna kuning hingga coklat muda (biasa berwarna


terang untuk mineralbiasanya gelap).

Associated Mineral
:
Selalu menyertakan galena, pirit, fluorit, kalkopirit, kuarsa,
kalsit, magnetit, pirhotit dan banyak lainnya.

Persebaran
:
Tri dekat Joplin, Missouri, Rosiclare,Illinois, Elmwood, Tenne
ssee,USA, BrokenHill, Australia, Italia, Spanyol,Burma, Peru,
Maroko, Jerman dan Inggris. Di Indonesia: terdapat di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat.
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, dan Sulawesi Selatan.

2. Pirit (FeS2)

Sistem Kristal

: Kubik

Warna

: Kuning terang muda

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 11

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

Goresan

: Hitam Kehijauan

Cleveage

: Tidak ada

Fracture

: Concoidal

Kekerasan

: 6 6,5 Skala Mohs

Berat jenis

: 5,1 g/cm3

Genesa

Hasil sampingan suatu endapan hidrotermal ataupun sebagai


asesoris dalam beberapa jenis batuan

Kegunaan

Untuk produksi dioksida belerang, untuk industri kertas, dan


di dalam pembuatan asam belerang

Persebaran

: Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian

tenggara, Maluku, dan Papua.

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 12

Laboratorium kristalografi dan mineralogy 2014

DAFTAR PUSTAKA
http://yusufprdpt.blogspot.com/2013/11/8-golongan-mineral.html
http://obdum.blogspot.com/2010/10/magnetit.html
http://eriantcrishman.wordpress.com/2013/12/16/golongan-mineral-silikaoksida-sulfida/
http://mineraldanbatuan.blogspot.com/2013/03/deskripsi-mineralmagnetit.html

Nama : Gian Adrhyana Adiwinata


NIM : 111.141.005
Plug : 6

Page 13

Anda mungkin juga menyukai