ARTIKEL
MINERAL GOLONGAN SILIKA, OKSIDA, DAN
SULFIDA
OLEH :
GIAN ADRHYANA ADIWINATA
111.141.005
PLUG 6
Page 1
1. MINERAL SILIKA
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi ). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan
(metamorf). Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan
magma mulai mendingin.
Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di
bawah permukaan bukit dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat
tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia dari magma sangat
mempengaruhi macam mineral yang terbentuk. Contoh, mineral olivin
mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa mengkristal pada
temperatur yang rendah. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi
menjadi dua kelompok berdasarkan komposisi kimianya, yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Mineral ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion
besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya, kelompok
mineral ini dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat
jenis 3,2 sampai 3,6. Contoh : olivine, hornblende, biotite.
Mineral non feromagnesian adalah mineral-mineral silikat yang tidak
mengandung ion-ion besi dan magnesium, kelompok mineral ini
dicirikan oleh warnanya yang terang dan berat jenis rata-rata 2,7.
Contoh : muskovit, feldspar, kuarsa.
Page 2
Nama Mineral
Rumus kimia
Berat Jenis
Sistim Kristal
Kilap
Belahan / Pecahan
Warna
Gores
Tenacity
Kekerasan
Kemagnetan
: Kuarsa
: SiO2
: 2,65 g/cm3
: heksagonal
: kilap kaca
: tidak ada / Choncoidal
: tak berwarna
: putih atau tidak bewarna
: brittle / rapuh
: 7 skala mohs
: diamagnetik
Nanggroe
Utara),
Provinsi
Sumatera
Selatan,
Provinsi
Page 3
2. Rijang (SiO2)
Nama Mineral
: Rijang (SiO2)
Warna
: Putih Lilin / merah
Sistem Kristal&Perawakan : Hexagonal & Masif
Kilap
: Lilin
Kekerasan
: >8
Gores
: putih
Belahan/Pecahan
: Tidak sempurna / Choncoida
Berat Jenis
: 2,6 g/cm3
Kemagnetan
: Diamagnetit
Derajat Ketransparanan
: Opaque Mineral
Sifat khas
: Kilap lilin
Genesa
:
Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil
silika seperti diatom dan radiolaria. Endapan tersebut
dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari
lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar
lautan yang dalam.
Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka
diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian
Page 4
mengalami
akumulasi
yang
masih
saling
lepas.
2. MINERAL OKSIDA
Mineral oksida adalah kelas mineral yang agak beragam. Terbentuk
sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat berwarna-warni.
Keragaman oksida diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di kerak bumi. Oksida
mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk
membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok mineral lain di alam.
Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan dengan mineral
hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida adalah besi,
mangan , timah dan alumunium. Beberapa mineral oksida yang paling umum
adalah hematit (Fe2O3) , kassiterit (SnO2) dan corundum (Al2O3).
A. Contoh Mineral Oksida
Page 5
1. Magnetite
Nama Mineral
: Magnetite (Fe3O4)
Warna
: Hitam keabu-abuan
Sistem Kristal dan perawakan : Reguler & Masif
Kilap
: Logam
Kekerasan
: 5-6 skala mohs
Gores
: Coklat Kemerahan
Belahan / Pecahan
: None
Tenacity
: Brittle
Berat Jenis
: 5,2 gr/cm3
Kemagnetan
: Paramagnetit jika dipanaskan
Derajat Ketransparanan
: Subtansluncent hingga Opaque
Sifat Khas
: Bentuknya seperti Besi
Genesa
: Mineral ini terbentuk dari hasil
sublimasi dalam hubungannya dengan gunung api. Terjadi juga
dalam endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral
tambahan dan terbentuk pada suhu yang tinggi sekitar 800C 900C, maka mineral ini mempunyai bentuk yang sempurna
dan idiomrf. Dijumpai pada batuan beku granit dan batu pasir
merah sebagai penyemen. Berasosiasi dengan zircon, hematit
dan pyrite.
Endapan ini juga biasanya dijumpai pada daerah
kontinen dimana terjadi pada daerah supergen endrichment.
Dimana daerah tersebut berada pada Oxidezet zone dan
reduxed zone. Dimana pada saat magma tersebut naik dan
melebihi dari batas water table maka akan teroksidasi yang
Page 6
bumi
maka
persenyawaan
(mineral)
tersebut
kemudian
terendapkan
ceukungan-cekungan
atau
dipermukaan
terakumulasi
bumi
berupa
pada
sungai,
endapan
hematit.
Metode
eksplorasi
yang
Page 7
baja.
Persebaran
Selatan.
Kegunaan
Sisitem Kristal
Warna
kemerahan sampai hitam
Goresan
Kilap
: Kilap Logam
Kekerasan
: 5,5 6,5
Massa jenis
: 5,26 g/cm3
Genesa
: Hexagonal
: Abu-abu baja, atau coklat
Page 8
Kegunaan
: Sumber logam besi , sebagai
bubuk pigment, bubu pengkilap dan dapat dibuat batu permata
karena kristalnya yang berwarna hitam.
Tempat ditemukan
3. MINERAL SULFIDA
Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam
dengan belerang (S). Biasanya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang
memiliki sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat
keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur
tersebut berasal dari magma kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada
disekitarnya.
Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat
terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi
mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal. Mineral
kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Oleh
karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, massa jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau
nilai kekerasan yang rendah.
Page 9
B. Deskripsi Mineral
1. Sparelit
Warna
Derajat Ketransparanan :
Transparan sampai translucent.
Sistem Kristal
Belahan
Kekerasan
Berat Jenis
Page 10
Gores
Associated Mineral
:
Selalu menyertakan galena, pirit, fluorit, kalkopirit, kuarsa,
kalsit, magnetit, pirhotit dan banyak lainnya.
Persebaran
:
Tri dekat Joplin, Missouri, Rosiclare,Illinois, Elmwood, Tenne
ssee,USA, BrokenHill, Australia, Italia, Spanyol,Burma, Peru,
Maroko, Jerman dan Inggris. Di Indonesia: terdapat di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat.
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur, dan Sulawesi Selatan.
2. Pirit (FeS2)
Sistem Kristal
: Kubik
Warna
Page 11
Goresan
: Hitam Kehijauan
Cleveage
: Tidak ada
Fracture
: Concoidal
Kekerasan
Berat jenis
: 5,1 g/cm3
Genesa
Kegunaan
Persebaran
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
http://yusufprdpt.blogspot.com/2013/11/8-golongan-mineral.html
http://obdum.blogspot.com/2010/10/magnetit.html
http://eriantcrishman.wordpress.com/2013/12/16/golongan-mineral-silikaoksida-sulfida/
http://mineraldanbatuan.blogspot.com/2013/03/deskripsi-mineralmagnetit.html
Page 13