Disusun Oleh :
Nama : Martua Risa Munthe
NIM : 193020504026
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
1. EMAS
Goresan : Kuning
Kilap : Metalik
Belahan dan pecahan : Tak – ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam ).
Kekerasan : 2,5 – 3
Genesis : kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses
hidrotermal; dan sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang lain, telurid perak-
emas, skhelit dan turmalin. Bila urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan
terpisah dan kemudian mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan
mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit), bersama pasir, dan atau
kerikil-kerakal.
Metode Penambangan : metode penambangan yang umum diterapkan adalah tambang bawah
tanah (underground ) dengan metode Gophering, yaitu suatu cara penambangan yang tidak
sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan penambangan ( development works )
dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih.
2. PIRIT
DESKRIPSI MINERAL PIRIT
Nama : Pirit
Keterangan :
Mineral pirit merupakan salah satu mineral sulfida yang sangat sering dijumpai di dalam
batubara. Kehadiran mineral pirit sangat berpotensi menimbulkan masalah pada kegiatan
penambangan dan pemanfaatan batubara. Terkhusus pada kegiatan penambangan, mineral pirit
berpotensi menimbulkan air asam tambang (acid mine drainage) dan pada pemanfaatannya
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Permasalahan tersebut melatarbelakangi
penulis untuk melakukan kegiatan penelitian dan analisis terhadap karakteristik mineral pirit
yang terkandung pada batubara di Desa Massenrengpulu, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone,
Provinsi Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
mikroskopi (petrografi), ultimat (total sulfur) dan X-Ray Diffraction. Hasil analisis mikroskopi
menunjukkan bahwa mineral pirit pada batubara di bawah mikroskop terlihat dalam keadaan
bebas (tidak terikat) dan tidak terinklusi oleh mineral lain. Kenampakan di bawah mikroskop
juga memperlihatkan adanya mineral kuarsa yang diinklusi oleh mineral karbonat. Kenampakan
mineral pirit (FeS2) (iron sulfide) memperlihatkan warna krem pucat, isotropik, relief tinggi,
berbutir halus, tersebar tidak merata pada massa maseral. Hasil pengamatan mikroskop
menunjukkan bahwa bentuk mineral pirit yang dominan adalah bentuk pirit framboidal yang
terdiri dari kristal oktahedral, ukuran halus dan speroidal.
Hasil analisis XRD memperlihatkan mineral pirit terdeteksi dalam difaktogram pada
semua conto batubara ML-1, ML-2A, ML-3, ML-4 dan ML-F. Pada sampel ML-1 terlihat peak
tertinggi dengan sudut 2θ 33.26o dan intensitas 2.6195Å. Pada Conto ML-1 juga terlihat di sudut
2θ 57.982o dengan intensitas 1.5893Å dan peak pirit masih sangat mendominasi dan mempunyai
sistem kristal isometrik. Hasil analisis ultimat (total sulfur) conto batubara yang diteliti memiliki
kandungan sulfur minimum 1,54% (sampel ML-F) dan maksimum 11,86% (sampel ML-1).
Rata-rata kandungan sulfur total pada sampel batubara di daerah penelitian memperlihatkan nilai
rata-rata sebesar 5,18%. Hal ini menunjukkan bahwa batubara yang dianalisis dikatagorikan
sebagai batubara dengan kandungan sulfur yang tinggi.
Mineral pirit merupakan mineral sulfida yang paling umum dijumpai pada batubara dan
memberikan kontribusi yang besar terhadap kandungan sulfur pada batubara. Berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan, karakteristik pirit pada batubara yang terdapat di daerah penelitian
berpotensi memicu terbentuknya air asam tambang dan dapat menimbulkan masalah dalam
pemanfaatannya.Kata Kunci: batubara, mineral pirit, total sulfur, mikroskopi, XRD, air asam
tambang.
3. ZIRKON
Kelas : Silikat
Nama zirkon berasal dari bahasa Persia "zargun" yang artinya warna keemasan. Mineral
utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika (ZrO₂.SiO₂)
dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO₂). Kedua mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa
dengan hafnium. Zirkon adalah batu alami yang memiliki kecermelangan (brilliance) cukup
tinggi dan kilauan (luster) seperti batu berlian. Cubic zirconia adalah batu buatan manusia
dengan unsur kimiawi berbeda. Bila keduanya diasah dengan baik dan tanpa warna akan mirip
dengan batu berlian.
Nama zirkon telah merebak baru-baru ini dalam kaitan dengan pengenalan suatu yang
mirip dengan intan. Sehingga sebagai catatan, zirkon (zirconium silikat, ZrSiO₄) tidaklah yang
sama material Cubic Zirconia material permata tulen yang tiruan (zirconium oksida, ZrO₂).
Zirkon telah digunakan sebagai sebagai alat untuk pertimbangan tidak bersalah dan yang jahat
seperti intan. Zirkon menyerupai intan di api dan kilau dari zirkon yang tidak berwarna dapat
menipu tukang emas berpengalaman dan telah mengira itu intan. Zirkon dapat membuat suatu
batu-permata sangat menarik dan yang bisa usahakan.
Sebagai spesimen mineral, zirkon adalah mineral yang sangat luar biasa di kebanyakan
toko batu karang sebab spesimen yang menarik dan jarang. Kristal khas yang sederhana zirkon
adalah suatu prisma bersudut empat mengakhiri dengan empat piramida yang bersisi pada akhir
masing-masing. Prisma mungkin kekurangan dan kristal dapat lihat octahedral. Kristal yang
lebih rumit mempunyai wajah dari suatu lebih sedikit dengan susah payah menundukkan prisma
yang meruncingkan penghentian. Juga suatu prisma yang sekunder boleh memancung prisma
yang utama dengan memotong/terputus tepi nya dan memproduksi suatu panampang-lintang
yang bersegi delapan melalui/sampai kristal. Ada bahkan suatu delapan piramida yang bersisi
(benar-benar suatu ditetragonal dipyramid) itu boleh memodifikasi empat piramida yang bersisi.
Kristal zirkon dapat meninggalkan suatu kristal yang sangat sederhana melainkan secara
kompleks format yang faceted.
Zirkon mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur lainnya yang
menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih bening hingga kuning, kehijauan,
coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida,
dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5 –
7,5, berat jenis 4,6 – 5,8, indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur 2.5000C.
Batu yang tergolong dalam batu zirkon akan berubah-ubah warnanya jika dipanaskan. Batu
zirkon yang berwarna biru pucat dinamakan starlites dan yang berwarna merah kecoklatan
disebut hyacinth. Adapun karakteristik fisik mineral zirkon, yaitu
1. Berwarna warna coklat, merah, kuning, hijau, biru, hitam, dan tidak berwarna.
2. Berkilap tidak fleksible.
3. Sifat terhadap cahaya adalah transparan ke tembus cahaya.
4. Bersudut empat sistem hablur; 4/m 2/m 2/m Crystal Habits: dipyramidal dan seperti
prisma/aneka warna.
5. Perpecahan tak jelas di dua arah, seperti prisma/aneka warna.
6. Belahan Hardness yang tidak seimbang adalah 7.5
7. Specific Gravity adalah 4.6-4.7 Associated Mineral Streak yang putih albite, biotit, akik
merah tua, xenotime dan monazite.
8. Karakteristik yang lain adalah kadang-kadang kristal berpijar dan yang lebih gelap
mungkin (adalah) radioaktif dalam kaitan takmurnian dari unsur-unsur bumi yang jarang. Indeks
biasnya adalah 1.92 – 2.
Seperti Crystal, Zirkon digunakan untuk berbagai penyembuhan. Zirkon membantu seseorang
untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan mengatasi perasaan negatif atau rasa frustasi serta
meningkatkan perilaku positif. Juga membuat pemakainya lebih bijaksana, terhormat dan kaya.
Hilangnya cahaya/kilau dari sebuah zirkon dikatakan memperingatkan akan adanya bahaya bagi
pemiliknya. mineral zirkon dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain membuat hati
tetap tenang, menyembuhkan insomnia, mencegah iri hati, mengusir ilmu hitam dan memberi
rasa kepuasan hati.
Dalam dunia astrologi atau perbintangan zirkon adalah batu untuk orang yang lahir di bulan
Desember (selain batu turquoise dan batu lapis lazuli) dan mineral ini digunakan sebagai
bahan baku elektronik / komponen electronik, keramik (sebagai bahan pelapis keramik mutu
tinggi, untuk selongsong reakator nuklir, refractory, catalysis, permata dll