Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KESELAMATAN PERTAMBANGAN

AUDIT SMKP MINERBA

Dosen Mata Kuliah : Dra. Ferra Murati, M.Si

DISUSUN OLEH :

MARTUA RISA MUNTHE

193020504026

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah “Audit SMKP Minerba” ini . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Harapan kami semoga makalah yang telah penulis susun ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi, sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Dalam penulisan makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Oktober 2019

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SMKP merupakan Sistem manajemen yang menjadi bagian dari sistem
manajemen perusahaan dalam rangka mengendalikan risiko keselamatan
pertambangan yang terdiri dari K3 pertambangan dan keselamatan operasi
pertambangan (K3 Pertambangan dan KO Pertambangan).

Audit SMKP adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap


pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang
telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMKP Minerba oleh
perusahaan.

Tujuan dari audit SMKP yaitu :

1. Mengarahkan perencanaan dan pelaksanaan audit


2. Menetapkan pencapaian hasil audit yang mencakup, penentuan tingkat
kesesuaian sistem manajemen milik auditi, atau bagiannya, dengan kriteria
audit, evaluasi kemampuan sistem manajemen untuk menjamin pemenuhan
persyaratan peraturan perundang-undangan dan kontrak, evaluasi keefektifan
sistem manajemen dalam memenuhi tujuan yang ditetapkan, dan identifikasi
bidang sistem manajemen yang potensial untuk ditingkatkan.

Prosedur pelaksanaan audit SMKP Minerba, sekurangnya memuat:

1. Perencanaan dan penjadwalan audit


2. Pemastian kompetensi auditor dan ketua tim audit
3. Pemilihan tim audit yang sesuai dan penetapan tugas dan tanggung jawabnya
4. Pelaksanaan audit

1
5. Pelaksanaan tindak lanjut audit
6. Pemeliharaan rekaman program audit-Pemantauan kinerja dan kefektifan
program audit
7. Pelaporan kepada manajemen puncak tentang keseluruhan pencapaian program
audit

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum Pelaksanaan Audit SMKP Minerba


Dasar Hukum Pelaksanaan Audit SMKP telah diatur dalam Peraturan
tentang Sistem manajemen keselamatan pertambangan (SMKP) telah disahkan
pada tanggal 30 Desember 2014, Permen ESDM no 38 tentang penerapan
SMKP ini mewajibkan para perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
yang memegang ijin (SKT, IUJP, dan IUP) untuk menerapkan sistem
manajemen keselamatan. Lahirnya Permen ESDM No 38 Tahun 2014 ini
dilatarbelakangi karena adanya regulasi-regulasi pemerintah terdahulu yang
mewajibkan adanya pengawasan terhadap K3 dan Keselamatan Operasional.
Dasar utama dari lahirnya Permen tentang SMKP ini tentunya tidak lain adalah
UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Selain itu, UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara pada pasal 96 menyatakan “Pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan ketentuan K3 Pertambangan dan Keselamatan Operasi
Pertambangan”. Pernyataan di atas diperkuat dengan adanya PP No 55 Tahun
2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha
Pertambangan Mineral Batubara (pasal 16, 26, dan 27), bahwa Menteri,
Gubernur dan Bupati/walikota melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha
pertambangan yang memegang ijin, pengawasan tersebut meliputi K3
Pertambangan dan Keselamatan Operasi Pertambangan.

Disamping itu, PP No 50 tahun 2012 tentang SMK3 pada pasal 4 ayat 2


menyatakan bahwa “Instansi Pembina sektor usaha dapat mengembangkan
Pedoman Penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. SMKP yang terdiri dari 7 elemen ini harus
diterapkan dan dijalankan selambat-lambatnya 1 tahun setelah peraturan

3
tersebut disahkan. Sebagian besar perusahaan yang bergerak dalam usaha
pertambangan yang sebelumnya lebih fokus ke pengelolaan K3 akan diminta
juga untuk memperhatikan keselamatan operasional yang mencakup sarana dan
prasana, pengamanan instalasi, kompetensi teknik, dan kajian-kajian teknis.

2.2 Penerapan/Implementasi Audit SMKP Minerba

Implementasi SMKP ini dilakukan antara lain :


a. Pelaksanaan Pengelolaan Operasional, dimana KTT menyusun Prosedur kerja,
izin kerja khusus, dan Alat Pelindung Diri
b. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Kerja, dengan cara antisipasi,
pengenalan, pengukuran dan penilaian, evaluasi, serta pencegahan dan
pengendalian bahaya dan resiko di lingkungan pekerjaan
c. Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan kerja, antara lain program kesehatan kerja
d. Pelaksanaan Pengelolaan keselamatan operasi Pertambangan, meliputi system
dan perawatan sarana, pengamanan instalasi, tenaga teknis pertambangan, dan
evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan
e. Pengelolaan bahan peledak dan peledakan
f. Penetapan sistem perancangan dan rekayasa berdasarkan hasil kajian teknis
g. Penetapan sistem pembelian
h. Pemantauan dan pengelolaan perusahaan jasa pertambangan
i. Pengelolaan keadaan darurat
j. Penyediaan dan penyiapan pertolongan pertama pada kecelakaan
k. Pelaksanaan keselamatan di luar pekerjaan (Off the Job Safety)
2.3 Sanksi Audit SMKP Minerba
Berdasarkan KEPMEN ESDM no. 38 tahun 2014, sanksi yang
diberikan antara lain Sanksi administratif, antara lain peringatan tertulis,
penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan,
serta pencabutan IUP, IUPK, IUP operasi Produksi khusus untuk pengolahan
dan/atau permunian, IUJP, atau SKT, dimana sanksi tersebut diberikan oleh
Direktur Jenderal atas nama Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai