Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT


PADA ORE GETTING PENAMBANGAN BAUKSIT DI
PT. JAGA USAHA SANDAI KECAMATAN SANDAI
KABUPATEN KETAPANG PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

Oleh :
ARA OKTAFIANI
710016051

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN S-1


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS RODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT


PADA ORE GETTING PENAMBANGAN BAUKSIT DI
PT. JAGA USAHA SANDAI KECAMATAN SANDAI
KABUPATEN KETAPANG PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengambil Skripsi pada Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :

ARA OKTAFIANI
710016051

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Hidayatullah Sidiq, S.T., M.T.) (Faisol Mukarrom, S.T., M.M.)


NIK : 1973 0294 NIK : 1973 0245

ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
PADA ORE GETTING PENAMBANGAN BAUKSIT DI
PT. JAGA USAHA SANDAI KECAMATAN SANDAI
KABUPATEN KETAPANG PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

Dipertahankan didepan Dewan Penguji Proposal Skripsi


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta dan Diterima Guna Memenuhi Persyaratan untuk
Mengambil Skripsi

Tanggal :
Pukul :
Tempat :
Dewan Penguji :

1. Hidayatullah Sidiq, S.T., M.T. 1. ……………


Ketua Tim Penguji
2. Faisol Mukarrom, S.T., M.M. 2. ……………
Anggota Tim Penguji
3. 3. ……………
Anggota Tim Penguji

Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknologi Mineral Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan S1

(Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T.) (Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T.)
NIK : 1973 0058 NIK : 1973 0296

iii
KATA  PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih karunia, rahmat, berkat dan perlindungan-Nya yang tak tehingga sehingga
Penyusun dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul “Analisis
Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut pada Ore Getting Pada Penambangan
Bauksit di PT. Jaga Usaha Sandai, Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang
Provinsi Kaliamantan Barat ”.

Penulisan Proposal Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam melanjutkan Skripsi pada Program Studi Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY).

Pada kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan terimakasih atas


segala bantuan, bimbingan, dukungan dan saran-saran dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H.Ircham, M.T., sebagai Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T. sebagai Dekan Fakultas Teknologi
Mineral. Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T. sebagai Ketua Program
Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
4. Bapak Hidayatullah Sidiq, S.T.,M.T., sebagai Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Faisol Mukarrom, S.T., M.M. sebagai Dosen Pembimbing II.
6. Devisi MPE PT.JUS yang telah membimbing dan membantu penyelesaian
Tugas khir ini.
7. Semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan dan
bantuan hingga terselesaikannya laporan Proposal Skripsi ini.
Akhir kata penyusun berharap Proposal Skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun sendiri dan untuk pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Desember 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
I JUDUL.................................................................................................... 8
II LATAR BELAKANG MASALAH...................................................... 8
III RUMUSAN MASALAH....................................................................... 9
IV BATASAN MASALAH........................................................................ 9
V TUJUAN PENELITIAN....................................................................... 10
VI METODE PENELITIAN..................................................................... 10
VII MANFAAT PENELITIAN................................................................... 15
VIII DASAR TEORI..................................................................................... 15
8.1 Faktor-faktor dalam Pemilihan Peralatan Mekanis.......................... 15
8.2 Alat Tambang Utama....................................................................... 23
8.3 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali Muat
dan Alat Angkut............................................................................... 26
8.4 Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut................................ 32
8.5 Keserasian Kerja Alat gali Muat dan Alat Angkut........................... 33
8.6 Ketersediaan Alat............................................................................. 35
IX WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN............................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
6.1 Diagram Alir Penelitian...........................................................................14
8.1 Pola Pemuatan Top Loading....................................................................16
8.2 Pola Muat Bottom Loading......................................................................17
8.3 Pola Pemuatan Frontal Cuts....................................................................18
8.4 Pola Pemuatan Paralel Cut With Drive-by..............................................18
8.5 Parallel Cut With The Single Spotting of
Trucks…………………………………………………………………. 19
8.6 Parallel Cut With The Double Spotting of Truck……………………… 20
8.7 Spesifikasi Back Hoe...............................................................................24
8.8 Spesifikasi Dump Truck...........................................................................25
8.9 Pola Muat Singgle Truck Loading...........................................................30
8.8 Pola Muat Tandem Truck Loading..........................................................31
8.8 Pola Muat Drive-by Loading...................................................................31
8.9 Grafik Match Factor dan Faktor Kerja....................................................35

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
8.1 Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)………………………....21
8.2 Efisiensi Kerja.........................................................................................38
8.3 Hambatan-hambatan Waktu Kerja Efektif..............................................39
8.4 Contoh Tabel Match Factor dan Faktor Kerja........................................34
9.1 Rencana Kegiatan Penelitian Tugas Akhir..............................................37

vii
I. JUDUL

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT


PADA ORE GETTING PENAMBANGAN BAUKSIT DI PT. JAGA USAHA
SANDAI, KECAMATAN SANDAI, KABUPATEN KETAPANG, PROVINSI
KALIMANTAN BARAT.

II. LATAR BELAKANG MASALAH


PT. Jaga Usaha Sandai merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang pertambangan bauksit dan pemegang Izin Usaha Pertambangan
yang terletak di Kabupaten Ketapang. Wilayah pertambanganya secara
administratif meliputi Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Provinsi
Kalimantan Barat.
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Jagaa Usaha Sandai adalah
sistem tambang terbuka dengan metode open cast. Kegiatan penambangan
meliputi : pembersihan lahan (land cliring), pengupasan tanah penutup (over
burden), kegiatan penggalian bijih bauksit (ore getting), pemuatan dan
pengankutan material ke loksi pencucian bauksit (washing plant).

Target produksi di PT. Jaga Usaha Sandai pada bulan Agustus 2020
sebesar 150.000 ton/bulan. Kegitan penggalian bijih bauksit (ore getting)
dilakukan untuk pengambilan material menggunakan alat gali sumitomo PC
490 LH. Ore getting merupakan salah satu kegiatan yang sangat
mempengaruhi dalam produksi, semakin tinggi produktivitas dan jam kerja
pada kegiatan ore getting maka produksi akan semakin tinggi. Pada kegiatan
produktivitas alat gali muat dan alat angkut ore getting terkadang tidak sesuai
taget produksi. Hal ini disebabkan oleh hambatan-hambatan kerja pada waktu
kerja tersedian untuk oprasional alat mekanis, serta adanya kendala terhadap
aktifitas mesin pencucian bauksit (washing plant) yang menyebabkan
kehilangan waktu kerja efektif sehingga target produksi tidak tercapaai.

Untuk menangani masalah tersebut, perlu dianalisis hambatan-


hambatan yang berpengaruh terhadap ore getting pada alat gali muat dan alat

8
angkut yang beroperasi dari lokasi penambangan (mining) sampai lokasi
pencucian bijih bauksit (washing plan). Kemudian menghitung produktivitas
alat-alat mekanis yang ada dilapangan maka dapat ditentukan berapa target
produksi bauksit setiap bulannya, dengan menghilangkan waktu hambatan
yang ada dilapangan maka produktivitas alat–alat mekanis dapat di
optimalisasi sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Dalam
mencapai target produksi banyak faktor yang mempengaruhi seperti
kemampuan alat mekanis dan waktu kerja efektif yang ada di lapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengethui faktor hambatan yang sering terjadi
pada saat penambangan serta mengetahui produksi aktual di PT. Jagaa Usaha
Sandai.

III. RUMUSAN MASALAH


Pada kegiatan penambangan, keberadaan alat mekanis sangat dibutuhkan
untuk menunjang keberhasilan operasi penambangan dalam mencapai target
produksi yang akan dicapai.
Tidak tercapainya target produksi ore getting di PT.Jaga Usaha Sandai
disebabkan oleh:

1. Bgaimana produktivitas alat gali muat dan alat angkut pengalian bijih
bauksit di PT. Jaga Usaha Sandai.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penggalian bijih
bauksit di PT. Jaga Usaha Sandai.

IV. BATASAN MASALAH


Batasan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengambilan data difokuskan pada 1 fleet yang terdiri dari
1 alat gali muat dan beberapa alat angkut yang akan beroperasi.
2. Penelitian menitikberatkan pada kondisi kerja, waktu kerja efektif, dan
keserasian kerja.
3. Tidak memperhitungkan faktor ekonomis dari alat mekanis.

9
4. Dalam pencapain pengglian bijih bauksit (ore getting) tidak
mempertimbangkan kapasitas mesin pencucian bijih bauksit (washing
plan).

V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan alat mekanis dalam mencapai target produksi
yang telah ditetapkan oleh PT. Jaga Usaha Sandai.
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui produktivitas alat gali muat dan alat angkut penggalian bijih
bauksit di PT. Jaga Usaha Sandai.
2. Mengnalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kegiatan
penggalian bijih bauksit di PT. Jaga Usaha Sandai.
VI. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang diterapkan untuk mendapatkan data-data adalah
metode kuantitatif dan tahapan dalam penyusunan penulisan ini adalah
sebagai berikut:

1. Studi Literatur.
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan pustaka yang menunjang
dalam penyusunan ini yang berhubungan dengan materi yang dibahas,
antara lain diperoleh dari sumber-sumber dibawah ini:
a. Literatur pustaka
b. Buku.
c. Departemen perusahaan yang bersangkutan.
d. Perpustakaan.
e. Internet.
2. Orientasi Lapangan.

10
Orientasi lapangan ini dilakukan dengan melakukan kegiatan orientasi
kondisi seluruh dilapangan. Orientasi lapangan ini bertujuan untuk
mengetahui keseluruhan kondisi nyata dilapangan.
3. Pengambilan Data di Lapangan.
Data-data yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Data Primer
1) Pola pemuatan.
Data pola pemuatan, diperoleh dengan melakukan pengamatan
dilapangan dari kinerja alat muat dari menggali material sampai
menumpahkan material ke alat angkut.
2) Jumlah alat yang beroperasi.
Data jumlah alat yang beroperasi, diperoleh dengan melakukan
pengamatan langsung dilapangan dengan mengghitung jumlah alat gali
muat dan alat angkut yang beroperasi.
3) Waktu edar alat gali muat.
Data waktu edar alat gali muat, diperoleh dengan melakukan pengamatan
dilapangan dengan menggunakan stopwatch dan alat tulis. Waktu edar
excavator diperoleh dari waktu menggali material sampai waktu swing
kosong.
4) Waktu edar alat angkut.
Sama dengan pengambilan data waktu edar alat gali muat, waktu edar
diperoleh dengan pengamatan dilapangan dengan menggunakan
stopwatch dan alat tulis, tujuannya untukk mencatat waktu manuver
untuk dimuati material sampai waktu kembali kosong.
5) Jumlah Curah pengisian.
Data jumlah curah pengisian, diperoleh dengan melakukan pengamatan
dilapangan dari berapa kali alat muat menumpahkan material ke alat
angkut sampai hampir penuh.
6) Waktu hambatan aktual alat.

11
Data hambatan pada produksi alat yang berdampak terhadap efisiensi
kerja diperoleh dengan melakukan pengamatan dilapangan selama waktu
kerja berlangsung, hambatan-hambatan baik pada operator alat maupun
teknis operasional dilapangan dicatat sehingga didapatkan efisiensi kerja
alat mekanis yang bekerja sehingga dapat diketahui produksi aktualnya.
Contoh hambatan yang biasa terjadi ialah waktu pemposisian alat ke
lokasi kerjanya (traveling), dan keterlambatan operator karena
ketidakdisiplinan kerja operator itu sendiri.
7) Jarak mining
Data jarak mining, diperoleh dengan melakukan pengambilan data jarak
dari lokasi mining sampai ke lokasi washing palnt dengan menggunakan
GPS.
8) Dokumentasi lapangan.
Data dokumentasi, diperoleh dari pemotretan langsung dilapangan,
terhadap alat muat, alat angkut, pola pemuatan, dan kondisi lapangan
sesuai kebutuhan penelitian.

b. Data Sekunder
Diperoleh dari Departemen bagian Perusahaan yang terkait.
Tujuannya untuk mendapatkan data arsip perusahaan untuk membantu
dalam menyelesaikan perhitungan dan analisis dari tujuan penelitian ini.
1) Spesifikasi alat.
Spesifikasi alat ore getting yang bekerja, diperlukan data seperti merek,
jenis, kapasitas alat.
2) Fill factor baket.
Faktor pengisian pada bucket alat gali muat yang volumenya dikoreksi
berdasarkan spesifikasi kapasitas alat gali muat tersebut.
3) Swell factor.
Apabila material di alam digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi
pengembangan volume. Didasarkan pada kondisi material sebelum
digali, yang dinyatakan dalam volume insitu (bank volume), setelahnya

12
material dimuat untuk diangkut material akan mengembang (loose
volume).
4) Target ore getting.
Target ore getting yang diharapkan perusahaan dari alat operasi yang
ada, baik dalam minggu, bulan, maupun tahun
5) Waktu kerja tersedia alat
Waktu kerja yang disediakan perusahaan terhadap operator dan alat yang
diopersikan sesuai pada suatu shift kerja perusahaan.
6) Ketersediaan alat mekanis.
Data waktu aktivitas kerja yang terdiri dari waktu kerja alat, waktu
perbaikan alat, dan waktu alat bersiap jika dibutuhkan. Dari waktu-waktu
tersebut kemudian bisa mendapatkan nilai Mechanical Availability,
Physical Availability, Used of Availability, dan Effective Utilization.
7) Peta kesampaian daerah.
Sebagai bayangan mengenai lokasi kesampaian daerah tempat penelitian
perusahaan.
4. Pengolahan dan Analisis Data.

Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk mendapatkan solusi dari


permasalahan yang dibahas, yaitu dengan melakukan perhitungan-
perhitungan terhadap alternatif solusi masalah.

5. Kesimpulan dan Saran.


Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan koreksi antara hasil pengolahan
data ini yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Kemudian
diberikan saran terhadap hasil analisis (kesimpulan) yang didapatkan sesuai
tujuan dari penelitian ini.

13
Studi Literatur

Orientasi Lapangan

Pengambilan Data di Lapangan

Data Primer Data Sekunder


Waktu edar alat gali muat Spesifikasi alat
Waktu edar alat angkut Fill faktor bucket
Hambatan kerja Swell faktor
Metode pemuatan Target produksi
Front kerja Availability unit DT
Jarak penambangan Roster kerja
Dokumentasi lapangan Waktu kerja tersedia alat
Ketersedian alat mekanis
Peta kesampaian daerah
Data tercapai produksi bulan juli

Pengolahan dan
Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

14
VII. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah tentang kinerja alat gali muat
dan alat angkut dalam mencapai target produksi.
2. Sebagai dasar untuk mengurangi terjadinya hambatan kerja alat gali muat
dan alat angkut.
3. Sebagai dasar untuk perbaikan perencanaan target produksi kedepanya.
VIII. DASAR TEORI
VIII.1 Faktor-faktor dalam Pemilihan Peralatan Mekanis
VIII.1.1 Kondisi Medan Kerja
Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu edar alat. Dengan
ruang gerak yang cukup luas, berbagai pengambilan posisi dapat
dilakukan dengan mudah, seperti untuk berputar, mengambil posisi
sebelum di isi muatan atau penumpahan serta untuk kegiatan pemuatan.
Dengan demikian alat tidak perlu maju mjundur untuk mengambil posisi
karena ruang gerak cukup luas,sehingga akan meningkatkan produksi kerja
alat.

Ketidaksesuaian alat dengan kondisi medan kerja menyebabkan


tidak efisiennya alat yang akan menimbulkan kerugian karena banyak
waktu hilang. Alat yang dipergunakan pada medan kerja yang berbatu dan
bergelombang akan sangat lain dengan alat yang dipergunakan pada
medan kerja lunak maupun berlumpur. Pemilihan alat-alat mekanis untuk
transportasi sangat ditentukan oleh kondisi jalan angkut seperti jarak yang
dilalui.

Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama dalam


kegiatan pengangkutan. Secara geometri yang perlu diperhatikan dan
dipenuhi dalam penggunaan jalan angkut :

1. Lebar jalan angkut lurus


2. Lebar jalan angkut tikungan

15
3. Kemiringan jalan
VIII.1.2 Kondidi Tempat Kerja (Front Kerja)
1. Metode Pemutan

Cara pemuatan material oleh alat muat ke dalam alat angkut


ditentukan oleh kedudukan alat muat terhadap material dan alat
angkut, apakah kedudukan alat muat tersebut berada lebih
tinggi atau kedudukan kedua-duanya sama tinggi.

a. Top Loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk jungkit (alat
muat berada di atas tumpukan material atau berada di atas
jenjang). Cara ini hanya dipakai pada alat muat backhoe. Selain
itu operator lebih leluasa untuk melihat bak dan menempatkan
material.

(Sumber : dokumentasi PT.JUS, 2020)


Gambar 8.1 Pola Pemuatan Top Loading

b. Bottom Loading
Ketinggian atau kedudukan alat muat dan truk jungkit adalah
sama (alat muat berada sejajar dengan alat angkut).

16
(Sumber : dokumentasi PT.JUS, 2020)
Gambar 8.2 Pola Muat Bottom Loading
2. Posisi Alat Terhadap Front Kerja

Berdasarkan dari posisi alat muat terhadap front


penggalian dan posisi alat angkut terhadap alat muat. Berdasar
posisi pemuatan ini dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu
(Hustrulid. W.A, 1995):

a. Frontal Cuts

Alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front


penggalian dan mulai menggali ke depan dan samping alat muat.
Dalam hal ini digunakan double spotting dalam penempatan posisi
truk. Alat muat memuat pertama kali pada truk sebelah kanan
sampai penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada truk
sebelah kiri (Gambar 8.3). (Hustrulid. W.A, 1995):

17
(Sumber : www.scribd.com , 2016)
Gambar 8.3 Pola Pemuatan Frontal Cuts
b. Parallel Cut With Drive-by

Alat muat bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian.


Pada metode ini, akses untuk alat angkut harus tersedia dari dua
arah dan berdekatan dengan lokasi penimbunan. Memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi untuk alat muat dan alat angkutnya walaupun
sudut putar rata-rata lebih besar dari pada frontal cut, tetapi waktu
bagi back hoe dan dump truck lebih kecil daripada parallel cut with
turn and back truk tidak perlu membelakangi alat muat dan spotting
lebih mudah. (Gambar 5). (Hustrulid. W.A, 1995):

(Sumber : www.scribd.com , 2016)

Gambar 8.4 Pola Pemuatan Paralel Cut With Drive-by

18
c. Parallel Cut With Turn and Back

Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode, yaitu:
(Hustrulid. W.A, 1995):

1) Single Spotting/Single Truck Back Up


Pada cara ini truk kedua menunggu selagi alat muat mengisi
truk pertama, setelah truk pertama berangkat, truk kedua
berputar dan mundur, saat truk kedua di isi, truk ketiga datang
dan melakukan manuver, dan seterusnya (Gambar 6).
(Hustrulid. W.A, 1995):

(Sumber : www.scribd.com , 2016)


Gambar 8.5 Parallel Cut With The Single Spotting of
Trucks

2) Double Spotting/Double Truck Back Up


Pada cara ini truk memutar dan mundur ke satu sisi alat muat
pada waktu alat muat mengisi truk pertama. Setelah truk
pertama berangkat, alat muat mengisi truk kedua. Ketika truk
kedua dimuati, truk ketiga datang dan langsung berputar dan
mundur ke arah alat muat, begitu pula seterusnya. Oleh karena
itu tidak ada waktu tunggu untuk alat muat (Gambar 7).
(Hustrulid. W.A, 1995):

19
(Sumber : www.scribd.com , 2016)
Gambar 8.6 Parallel Cut With The Double Spotting of
Truck

VIII.1.3 Kondisi Material


Ketidaksesuaian alat dengan kondisi medan kerja, akan
menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya alat yang akan
menimbulkan kerugian karena banyak waktu hilang. Kondisi
material yang dimaksud adalah sifat fisik dari material tersebut,
yaitu meliputi:

1. Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)


Pengembangan material adalah perubahan volume material apabila
material tersebut diganggu dari bentuk aslinya. Di alam material
didapati dalam keadaan padat sehingga hanya sedikit bagian-bagian
yang kosong yang terisi udara di antara butir-butirnya. Apabila
material tersebut digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi
pengembangan volume.
Pengembangan volume suatu material perlu diketahui karena
yang diperhitungkan pada penggalian selalu didasarkan pada
kondisi material sebelum digali, yang dinyatakan dalam volume
insitu (bank volume), sedangkan material yang ditangani (dimuat
untuk diangkut) selalu material yang telah mengembang (loose

20
volume). Material mempunyai densitas yang berbeda karena
dipengaruhi sifat-sifat fisiknya.
Untuk menyatakan besarnya pengembangan volume ada dua hal
yang bisa dihitung yaitu faktor pengembangan (swell factor) dan
persen pengembangan (percent swell). Mengenai swell factor
berbagai karakteristik material dapat dilihat pada Tabel1.

a) Berdasarkan densitas (kerapatan):

berat material
Densitas suatu material =
volume material

b) Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan % swell


berdasarkan volume:

loose volume−bank volume


% “swell” = x 100%
bank volume
bank volume
SF = ………………………………….……………
loose volume
(8.1)

Tabel 8.1 Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)

Macam Material Density (Lb/Cuyd) Swell Factor


Bauksit 2700 – 4325 0,75

Tanah Liat, Kering 2300 0,85

Tanah Liat, Basah 2800 – 8000 0,82 – 0,80

Antrasit 2200 0,74

Bituminous 1900 0,74

Bijih Tembaga 3800 0,74

Tanah Biasa, Kering 2800 0,85

Tanah Biasa, basah 3370 0,85

21
Macam Material Density (Lb/Cuyd) Swell Factor
Tanah Biasa Bercampur Pasir
3100 0,90
dan Kerikil

Kerikil (Gravel), Kering 3250 0,89

Kerikil (Gravel), Basah 3600 0,88

Granit, pecah-pecah 4500 0,67 – 0,56

Hematit, pecah-pecah 6500 – 8700 0,45

Bijih Besi, pecah-pecah 3600 – 5500 0,45

Batu Kapur, pecah-pecah 2500 – 4200 0,60 – 0,57

Lumpur 2160 – 2970 0,83

Lumpur, sudah ditekan 2970 – 3510 0,83

Pasir, kering 2200 – 3250 0.89

Pasir, basah 3300 – 3600 0,88

Shale 3000 0,75

Slate 4590 – 4860 0,77


(Sumber : Prodjosumarto, P., 1995)

2. Bentuk material
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material,
yang akan mempengaruhi susunan butir – butir material dalam
suatu kesatuan volume atau tempat. Meterial yang halus dan
seragam, kemungkinan besar volumenya akan sama dengan volume
ruang yang ditempati karena rongga udara yang dibentuk lebih
kecil daripada material yang berbutir kasar. Sedangkan material
yang berbutir kasar dan berbongkah, volumenya akan lebih kecil
dari nilai volume ruangan yang ditempati. Hal ini karena jenis
material ini akan membentuk rongga–rongga udara yang akan
memakan sebagian dari ruangan tersebut.

22
3. Berat material
Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material.
Kemampuan alat mekanis untuk melakukan pekerjaan seperti
mendorong, mengangkat, menarik, mengangkut dan lainnya sangat
dipengaruhi oleh berat material tersebut. Pada umumnya setiap alat
berat mempunyai batas kapasitas, volume tertentu. Berat material
akan berpengaruh terhadap volume yang diangkat atau didorong
dan biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas.
Dalam pemilihan alat berat, tidak dapat diestimasi sebelumnya
tentang kapasitasnya apabila belum diketahui weight per unit dari
material yang akan ditangani. Unit berat ini disebut pula tonnage
factor yaitu berat material setiap 1 M3.

4. Kekerasan dari material


Kekerasan material akan berpengaruh terhadap mudah tidaknya
material tersebut dapat dibongkar. Material yang keras akan lebih
sulit untuk dibongkar atau digali dengan menggunakan alat
mekanis selain juga menurunkan produktivitas alat.
Nilai kekerasan suatu material dapat diukur dengan menggunakan
seismic test meter yang ditunjukkan dengan besarnya nilai
kecepatan gelombang seismiknya. Sehingga dapat diperkirakan
apakah suatu material dapat dibongkar dengan menggunakan alat
gali atau dengan peledakan.

VIII.2 Alat Tambang Utama


VIII.2.1 Backhoe / Excavator
Hydraulic excavator merupakan alat utama dalam metode
conventional mining. Pada umumnya alat mekanis excavator digerakkan
oleh tenaga hidrolis mesin diesel dan berjalan di atas roda rantai khusus
yang dilengkapi dengan lengan (arm), alat pengeruk (bucket). Biasanya
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah

23
yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Adapun
fungsi dari excavator adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengupasan land clearing, overburden dan batubara


2. Membuat parit dan sump untuk penirisan tambang
3. Membantu proses pemuatan material ke alat angkut
4. Membuat bench pada front kerja
Spesifikasi Back hoe dapat dilihat pada Gambar 8.7

(Sumber: rentalcraneindo.com, 2019)


Gambar 8.7 Spesifikasi Back Hoe

Back hoe adalah alat gali yang cocok untuk penggalian-penggalian


di bawah permukaan tanah/kedudukan excavator. Gerakan “bucket” atau
“dipper” dari back hoe pada saat menggali arahnya adalah kearah badan
(body) back hoe itu sendiri. Berlainan dengan power shovel yang ditujukan
untuk penggalian-penggalian di atas permukaan tanah, arah penggaliannya
juga menjauhi badan (body) “power shovel”.

Cara kerja back hoe ialah dengan menggali materil menggunakan


dipper, kemudian boom diangkat lalu memutar (swing) ke arah truk yang
menempatkan pada posisi untuk dimuati dan dipper menumpahkan
galiannya pada bak truk (dump to truck).

VIII.2.2 Dump Truck

24
Digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan sedang. Karena
kecepatannya yang tinggi (kondisi jalan bagus), maka dump truck
memiliki kapasitas tinggi sehingga ongkos angkut per ton material rendah.
Selain itu dump truck bersifat fleksibel artinya dapat dipakai untuk
mengangkut bermacam-macam barang dengan berat yang muatan yang
berubah-ubah. Jenis alat ini dapat dibedakan menjadi:

1. Heavy Dump Truck, jenis ini memiliki bagian kabin yang bersatu
dengan bagian vessel-nya, sehingga pergerakannya tidak fleksibel.
2. Dump Truck, tipe dari alat ini memiliki kapasitas bak yang lebih
kecil dari tipe heavy dump truck
Adapun fungsi dari alat angkut yaitu:

1. Mengangkut hasil material dari alat gali-muat


2. Memindahkan material dari front gali ke area dumping

3
2
1 4

(Sumber : dokumentasi PT.JUS, 2020)


Gambar 8.8 Spesifikasi Dump Truck
Keterangan gambar :

1. Chasis, meliputi kerangka (frame), bumper, pegas - pegas serta roda


dan ban.
2. Cabin, untuk tempat sopir/operator.

25
3. Body (badan), yang terdiri dari bak muatan dengan sistem
pengangkatan-nya (biasanya hidrolis).
4. Power train, terdiri dari mesin truk, clutch (kopling), transmisi, sumbu
penggerak dan differential.
VIII.3 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali Muat dan Alat
Angkut
Produksi alat muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat
tersebut dalam penggunaannya di lapangan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi alat muat dan alat angkut adalah :

VIII.3.1 Kecakapan Orator


Kecakapan operator merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kelancaran pengoperasian alat-alat mekanis. Beberapa hal yang berkaitan
dengan kemampuan operator di lapangan antara lain :

1. Faktor Pengisian (fill factor)


Faktor pengisian (fill factor) merupakan perbandingan antara
kapasitas nyata suatu alat (munjung/berlebihan) dengan kapasitas
mangkuk (bucket) alat tersebut yang dinyatakan dalam persen (%).
Besarnya faktor pengisian dari suatu bucket juga menentukan
besarnya volume material yang dapat diangkut oleh alat angkut.
Faktor pengisian dari suatu alat muat dipengaruhi oleh kapasitas
bucket, jenis dan sifat material yang ditangani. Adapun faktor yang
mempengaruhi faktor pengisian suatu alat adalah :
a) Kandungan air.
Makin besar kandungan air dari suatu material, maka faktor
pengisian makin kecil. Sebab dengan adanya air mengakibatkan
ruang yang seharusnya terisi material diisi oleh air.
b) Ukuran material.
Ukuran material yang umumnya lebih besar, menyebabkan
banyak ruangan di dalam bucket yang tidak terisi material,
sehingga faktor pengisiannya menjadi lebih kecil.

26
c) Kelengketan material.
Jika material yang lengket banyak menempel pada bucket
baik di sisi dalam maupun luarnya maka akan mengurangi faktor
pengisian alat karena volume bucket menjadi kecil.

Untuk menghitung faktor pengisian dari suatu alat muat dapat


menggunakan persamaan sebagai berikut:
Vn
Ff = x 100% ………………………………………………
Vt
(8.2)
Keterangan:
Ff = Faktor pengisian (%)
Vn = Volume aktual (m3)
Vt = Volume teoritis (m3)

2. Waktu Edar (cycle time)


Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan
oleh alat untuk menghasilkan alur kerja. Semakin kecil waktu edar
suatu alat, maka produksinya semakin tinggi.

a. Waktu edar alat gali muat muat


Merupakan total waktu pada alat gali muat, yang dimulai dari :
1. Mengisi bucket (loading bucket)
2. Mengayun isi (swing loaded)
3. Menumpahkan beban (bucket dump)
4. Mengayun kosong (swing empty)
Dapat dinyatakan dalam persamaan (Pfleider, 1972) :

CTm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4 ………………………...


( 8.3)
Keterangan:
CTm = Waktu edar alat gali muat (menit)
Tm1 = Waktu menggali material (menit)

27
Tm2 = Waktu berputar/swing dengan bucket terisi muatan
(menit)
Tm3 = Waktu menumpahkan muatan (menit)
Tm4 = Waktu berputar/swing dengan bucket kosong (menit)

b. Waktu Edar alat angkut


Waktu edar alat angkut (dump truck) pada umumnya terdiri dari :
1. Mengambil posisi siap untuk dimuati
2. Pengisian bak dump truck
3. Mengangkut muatan
4. Mengambil posisi untuk penumpahan
5. Penumpahan muatan
6. Kembali kosong
Dapat dinyatakan dalam persamaan (Pfleider, 1972) :

CTa = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6 ……………….


(8.4)

Keterangan :
CTa = Waktu edar alat angkut (menit)
Ta1 = Waktu mengambil posisi untuk siap dimuati (menit)
Ta2 = Waktu diisi muatan (menit)
Ta3 = Waktu mengangkut muatan (menit)
Ta4 = Waktu mengambil posisi untuk penumpahan (menit)
Ta5 = Waktu muatan ditumpahkan/dumping (menit)
Ta6 = Waktu kembali kosong (menit)
VIII.3.2 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja
efektif dengan waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen
(%). Efisiensi kerja ini akan mempengaruhi kemampuan produksi
dari suatu alat, faktor manusia, mesin (alat), keadaan cuaca dan

28
kondisi kerja secara keseluruhan akan menentukan besarnya
efisiensi kerja. Klasifikasi dan efisiensi kerja dapat dilihat pada
(Tabel 8.2).

Tabel 8.2 Efisiensi Kerja

Klasifikasi Efisiensi Kerja


Baik > 85%
Sedang 65% - 85%
Kurang < 65%
(Sumber : Prodjosumarto, P., 1993)
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
efisiensi kerja berdasarkan Pfleider, E.P, 1968 adalah sebagai
berikut:

We = Wt – (Whd + Wtd)

Ek = ( We
Wt )
x 100% ……………………………………………

(8.5)

Keterangan:
We= waktu kerja efektif (menit)
Wt = waktu kerja tersedia (menit)
Whd = waktu hambatan dapat dihindari (menit)
Wtd = waktu hambatan tidak dapat dihindari (menit)
Ek = efisiensi kerja (%)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja
ialah hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak
dapat dihindari (Tabel 3).

29
Tabel 8.3 Hambatan - Hambatan Waktu Kerja Efektif

No Hambatan Yang Dapat Hambatan Yang Tidak Dapat


Dihindari Dihindari

1 Pemeriksaan peralatan Curah hujan

2 Pengisian bahan bakar Kerusakan alat mekanis (break


down)

3 Berangkat ke permukaan kerja Pemanasan mesin alat mekanis

4 Pindah lokasi Breafing

5 Istirahat terlalu awal

6 Pulang terlalu awal

7 Keperluan operator

8 Operator dan driver istirahat


pada jam kerja

9 Perawatan tempat kerja

10 Slippery time

(Sumber : Prodjosumarto, P., 1993)

VIII.3.3 Pola Pemuatan


Pola pemuatan pada operasi pengangkutan ditambang terbuka
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1) Singgle Truck Loading


Pada pola Singgle Truck Loading posisi dump truck bermanuver
dengan bergerak mundur dan berhenti didepan alat muat dan diisi
dari salah satu sisi dump truck dengan sebuah alat muat.

30
E

D
B
C

K e te ra n g a n :
A = tr a c k lo a d e r
B = d u m p tr u c k
C = a rah g e rak
tr a c k lo a d e r
D = ara h g erak
A d u m p tru c k
E = tu m p u k a n m a te ria l

(Sumber : www.scribd.com , 2016)

Gambar 8.9 Pola muat singgle truck loading

2) Tandem Truck Loading


Pada pola Tandem Truck Loading posisi dump truck bermanuver
dengan bergerak mundur dan berhenti didepan alat muat dan diisi
dari kedua sisi dump truck dengan dua alat muat.

C C
A A
D

K e te ra n g a n :
A = tra c k lo a d e r
B = d u m p tru c k
C = a ra h g e ra k B
tra c k lo a d e r
D = a ra h g e ra k
d u m p tru c k
E = tu m p u k a n m a te ria l

(Sumber : www.scribd.com , 2016)

Gambar 8.10 Pola muat tandem truck loading

3) Drive-by Loading

31
Pada pola pemuatan Drive-by Loading posisi dump truck
bermanuver dengan bergerak maju dan berhenti didepan alat muat
dan diisi dari salah satu sisi dump truck dengan satu alat muat.

D
B
C

K e te r a n g a n :
A = tra c k lo a d e r
B = d u m p tru c k
C = a ra h g e ra k
tra c k lo a d e r
D = a ra h g e ra k
d u m p tru c k A
E = tu m p u k a n m a te ria l

(Sumber : www.scribd.com , 2016)

Gambar 8.11 Pola muat drive-by loading

VIII.4 Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut


Produksi alat adalah besarnya jumlah material yang dihasilkan oleh
alat tersebut yang dioperasikan dalam satu satuan periode tertentu.
Semakin besar produksi suatu alat maka semakin baik tingkat penggunaan
alat tersebut.

Kemampuan produksi adalah kemampuan produksi yang dapat dicapai


oleh alat-alat mekanis berdasarkan realisasi pada saat bekerja, dengan
memperhatikan faktor-faktor koreksi karena pengaruh kondisi lapangan
dan kondisi alat. (Sumber : Rochmanhadi, 1982):

1. Produksi Alat Muat


Perhitungan untuk produktivitas alat muat adalah sebagai berikut
(Sumber : Rochmanhadi, 1982):

Pm = ( 3600
CTm )
x Kb x Ff x Sf x Ef ……………………………..……..

(8.10)

32
Keterangan : Pm = Produksi unit alat gali muat (BCM/jam)
CTm = Waktu edar unit alat gali muat (detik)
Kb = Kapasitas bucket unit alat gali muat (m3)
Ff = Fill factor (%)
Sf = Swell factor (%)
Ef = Efisiensi kerja (%)

2. Produksi Alat Angkut


Produksi teoritis dump truck adalah tingkat keberhasilan dump truck
untuk memindahkan sejumlah material sesuai dengan target produksi yang
telah ditetapkan dan sesuai dengan spesifikasi alat angkut yang digunakan.
Perhitungan produksi untuk alat angkut (Sumber : Rochmanhadi, 1982):

60
Pa = ( CTa ) x n x Kb x Ff x Sf x Ef ………………………….………
(8.11)

Keterangan : Pa = Produksi unit alat angkut (BCM/jam)


Cta = Waktu edar unit alat angkut (detik)
n = Jumlah curah pengisian
Kb = Kapasitas bucket unit alat gali muat (m3)
Ff = Fill factor (%)
Sf = Swell factor (%)
Ef = Efisiensi kerja (%)

VIII.5 Keserasian Kerja Alat Gali Muat dan Alat Angkut


Kombinasi alat gali muat dalam ilmu Pemindahan Tanah Mekanis
(PTM) dikenal dengan istilah nama Match factor atau Faktor Keserasian.
Apabila kombinasi alat gali muat dan alat angkut tidak seimbang maka
biaya yang dikeluarkan untuk pengupasan material lebih tinggi
dibandingkan jika kombinasinya seimbang. (Sumber : Indonesianto, Y.,
2019)

33
nL× kL
Produksi alat gali muat =
cL
nT × kT
Produksi alat angkut =
cT

Dengan penjabaran 1 =
∏ . alat angkut , karena dibuat ”1” sebagai Match.
∏ . alat muat
nT × kT × cL
Match =
nL× kL× cT
kT × cL
Jika, CL =
kL
Maka, Match Factor-nya:

nT ×CT
MF = ………………………………………...…………
nL ×cT
(8.12)
(Sumber : Indonesianto, Y., 2019)

Keterangan :
nL = Jumlah alat muat.
kL = Kapasitas baket.
cL = Waktu edar satu kali swing.
nT = Jumlah truk.
kT = Kapasitas bak truk.
cT = Waktu edar truk.
CL = waktu edar alat muat mengisi 1 (satu) bak truk.
Contoh permasalahan untuk pembuatan grafik match factor dan faktor
kerja, dapat dilihat pada Tabel 8.4 dan Gambar 8.12

Tabel 8.4 Contoh Tabel Match Factor dan Faktor Kerja


A B C D E F
1 2,8 6,0 0,318 100,0 31,8
2 5,6 3,2 0,363 100,0 63,6
3 8,4 0,4 0,955 100,0 95,5

34
4 11,2 -2,4 1,270 78,7 100,0
5 14,0 -5,2 1,590 62,9 100,0
6 16,8 -8,0 1,990 50,2 100,0
7 22,4 -13,6 2,550 39,2 100,0
(Sumber : Indonesianto, Y., 2019)
Keterangan :
A = Jumlah truck
B = Waktu muat n truck (menit)
C = Waktu tunggu truck atau back hoe (menit)
Tanda (+) artinya back hoe menunggu
Tanda (-) artinya truck yang menunggu
D = Match Factor
minumum round trip cycle truck
E = Faktor kerja truck = x 100%
waktu untuk mengisi seluruh truck
waktu mengisi seluruh truck
F = Faktor kerja back hoe = x 100%
waktu minimum round trip cycle truck

Truck

Back Hoe

(Sumber : Indonesianto, Y., 2019)


Gambar 8.12 Grafik Match Factor dan Faktor Kerja

VIII.6 Ketersediaan Alat


Ketersediaan alat (Equipment availability) merupakan faktor yang
sangat penting dalam melakukan penjadwalan suatu alat. Secara umum ada

35
4 cara untuk menghitung equipment availability yaitu (Rachmanhadi,
1972).

1. Mechanical Availability (MA)


Mechanical availability ialah faktor availability yang menunjukan
kesiapan (available) suatu alat dari waktu yang hilang dikarenakan
kerusakan atau ganguan alat (mechanical reason). Persamaan untuk
mechanical availability:
(Rachmanhadi, 1972)
W
....MA (%) = x 100 % …………………….……………………
W +R
(8.6)

2. Physical Availability (PA)


Physical availability ialah faktor avalability yang menunjukan
berapa waktu suatu alat dipakai selama jam total kerjanya (scheduled
hours). Physical availability penting untuk menyatakan kerja
mechanical alat dan juga sebagai petunjuk efisiensi mesin dalam
program penjadwalan. Persamaan untuk physical availability:
(Rachmanhadi, 1972)
W +S
PA (%) = x 100 % …………………………………………
W + R+ S
(8.7)
3. Used of Availability (UA)
Used of availability digunakan untuk mengetahui suatu pekerjaan
(operation) berjalan dengan efisien atau tidak, dan untuk mengetahui
pengelolaan alat (tools of management) berjalan dengan baik atau
tidak. Persamaan untuk used of availability:
(Rachmanhadi, 1972)

36
W
....UA (%) = x 100 % …………………………………………..
W +S
(8.8)
4. Effective Utilization (EU)
Effective utilization / kondisi penggunaan efektif menggambarkan
kondisi sebenarnya yang dilakukan operator dan truk untuk beroperasi
produksi dengan seluruh waktu yang tersedia. Persamaan untuk
effective utilization:
(Rachmanhadi, 1972)
W
EU (%) = x 100 % ……………........................………..….
W +S + R
(8.9)
Keterangan:

W = Hours worked atau operation hours (jam kerja atau jam


operasi) dimulai dari operator/crew berada di satu alat atau alat
tersebut berada dalam kondisi operable. Delay time termasuk
dalam hours worked. (Rachmanhadi, 1972)
R = Repair hours (jam perbaikan) adalah waktu yang digunakan
untuk perbaikan alat, waktu menunggi alat diperbaiki, waktu
menunggu part alat, dan waktu yang hilang akibat
maintenance / perawatan alat. (Rachmanhadi, 1972)
S = Stand by hours adalah waktu dimana alat siap pakai (tidak
rusak), tetapi karena satu dan lain hal tidak dipergunakan ketika
operasi penambangan sedang berlangsung. Off shift tidak
diperhitungkan dalam stand-by hours. (Rachmanhadi, 1972)
T = Total hours (jam total) adalah waktu di mana tambang
dikerjakan (the pit is worked). Dan hal ini meliputi T = W + R +
S (hours worked + repair hours + stand by hours).
(Rachmanhadi, 1972)

IX. WAKTU DAN RENCANA KEGIATAN


Rencana tahapan kegiatan penelitian Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

37
a) Studi Literatur
b) Observasi Lapangan
c) Pengambilan Data
d) Pengolahan Data
e) Presentasi
f) Pembuatan Laporan TA

Tabel 9.1 Rencana Kegiatan Penelitian Tugas Akhir

No. Tahapan Bulan


kegiatan Juli Agustus September
2020
Minggu
4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi
Literatur
2. Observasi
Lapangan
3. Pengambilan
Data
4. Pengolahan
Data
5. Persiapan
Presentasi
6. Presentasi

7. Pembuatan
Laporan

38
DAFTAR PUSTAKA
Hartman, L, Howard. 1992. SME Mining Engineering Handbook. Edition 2nd,
Vol.1. Colorado: Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc.

Hustrulid. W.A 1995, “Open Pit Mine Planning and Design” A. A. Balkema,
Rotterdam, Netherlands.

Indonesianto, Y. (2019). Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Sekolah


Tinggi Teknologi Nasional.

Morgan W and Peterson L, 1968, “Determining Shovel and Truck Productivity”,


Journal Of Mining Engineering.

Prodjosumarto, P., 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik


Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.

Rochmanhadi., 1989, “Alat Alat Berat dan Penggunaannnya”, Cetakan III, Badan
Penerbitan Pekerjaan Umum.

Fatoni, Redha., 2015, “Produktivitas Alat Gali Muat dan alat Angkut pada
Kegiatan Coal Getting”, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Islam
Bandung.

Ichsannudin, Purwoko Budi, Herlambang Yoga., 2019, “Kajian Teknis


Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut untuk Mencapai Target
Produksi Penambangan”, Dosen dan Mahasiswa Jurusan Teknik
Pertambangan, Universitas Tanjungpura Pontianak.

Zulkarnin Ladinto Hadi, Ernawti Rika., 2019, “Evaluasi Produktivitas Alat Muat
dan Alat Angkut untuk Memenuhi Target Produksi Bulan”, Megister
Teknik Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Zulkifli., 2020, “ Kajian Teknis Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Batu Andesit”, Program Studi DIII Teknologi pertambangan, Universitas
Muhammdiyah Mataram.

39
Oemiti Nurnilam, Revisdah, Rahmawati., 2020, “ Analisis Produktivitas Alat Gali
Muat dan Alat Angkut pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup”, Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pratama Odie, Rahman , Purbasari Diana., 2019, “ Evaluasi Produktivitas Alat


Gali Muat dan Alat Angkut Terhadap Ketidaktercapaian Produksi
Batubara”, Jurusan Teknik pertambngan, Universitas Sriwijaya.

www.scribd.com, 2020 “ Spesifikasi alat gaali muat dan alat angkut”

40

Anda mungkin juga menyukai