Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Bukit Labu Mining adalah salah satu Perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan andesit di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
Sistem penambangannya dilakukan secara tambang terbuka dengan metode quarry.
Kegiatan utama pada penambangan tersebut terdiri dari pengupasan
lapisan tanah penutup, pembongkaran dengan peledakan, pemuatan dan
pengangkutan dari lokasi penambangan ke lokasi peremukan (crushing plant)
maupun ke lokasi dumping.
Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil
bentukan lelehan magma diorit. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor
konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung,
jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk
batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia
membutuhkan bahan galian ini yang terus setiap tahun.
Permintaan andesit semakin meningkat maka sebagai perusahaan yang
menambang batu andesit PT Bukit Labu Mining berusaha meningkatkan produksi
dengan cara penambangan batu andesit yang efektif dan efisien serta menghemat
biaya penambangannya.
Salah satu keberhasilan pencapaian target produksi sangat dipengaruhi
oleh biaya-biaya yang ditetapkan. Hematnya penentuan biaya-biaya penambangan,
dalam penelitian ini biaya alat muat dan alat angkut batu andesit akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, sehingga target produksi yang optimal
sesuai dengan yang diharapkan dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas adalah mengkaji biaya alat muat dan alat
angkut pada operasi penambangan batu andesit, sehingga biaya-biaya alat muat dan
alat angkut dapat diketahui secara jelas dan dihemat sesuai dengan anggaran yang
diharapkan PT Bukit Labu Mining.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan analisis terhadap kebutuhan alat muat dan alat angkut dalam
mencapai target produksi batu andesit di PT. Bukit Labu Mining..
2. Menghitung biaya investasi alat muat dan alat angkut yang di perlukan
dalam mencapai target produksi.

1.4 Batasan Masalah


Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti
hanya membatasi pada perhitungan biaya alat muat(Dump Truck) dan alat
angkut(Excavator) pada operasi penambangan di PT. Bukit Labu Mining.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah memperoleh informasi secara detail
tentang biaya alat muat dan alat angkut pada operasi penambangan batu andesit di
PT Bukit Labu Mining sehingga dapat diketahui dengan jelas berapa total biaya alat
muat dan alat angkut pada operasi penambangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
2.1.1 Lokasi Penelitian
Secara administrasi, Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
PT. Bukit Labu Mining terletak di Desa Bukit Labu, Kecamatan Sintang,
Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi penambangan PT.
Bukit Labu Mining dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat,
roda dua maupun melalui jalur udara. Jika melalui jalur darat dari Kota
Pontianak menuju Kabupaten Sintang dengan waktu tempuh ± 7 jam
sedangkan melalui jalur udara 40 menit dan dilanjutkan menuju ke lokasi
penambangan dengan waktu tempuh ± 45 menit dari Kabupaten Sintang.
Kondisi prasarana transportasi dari Kota Pontianak menuju Desa Bukit Labu
merupakan jalan Provinsi dengan kondisi jalan beraspal baik, sedangkan
menuju lokasi penambangan adalah jalan pengerasan.

2.2 Tambang Terbuka


Tambang terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan
penambangan dilakukan di atas permukaan bumi / berhubungan dengan udara
luar. Dalam penambangan mineral atau endapan bijih dengan metode tambang
terbuka ada empat cara, yaitu Open Pit/ Open Cast/ Open Mine/ Open Cut, Strip
Mine, Alluvial Mine dan Quarry.
2.2.1 Quarry
Metode penambangan dengan cara Quarry adalah penambangan terbuka
yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan galian industri atau
mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu gamping,
dll
Quarry pada dasarnya sama dengan open pits, namun yang
membedakannya adalah material yang ditambang. Open pit pada dasarnya
merupakan tambang terbuka yang menambang mineral logam. Sedangkan
quarry pada dasarnya merupakan sistem penambangan terbuka yang
menambang mineral non logam atau batuan.
2.3 Alat-alat Yang Digunakan pada Tambang Terbuka
2.3.1 Excavator
Excavator merupakan salah satu alat berat multifungsi yang banyak
digunakan pada pekerjaan konstruksi dan kehutanan. Sedangkan dalam
pertambangan batu bara alat ini berfungsi sebagai pengangkat material seperti
tanah dan bebatuan. Pada tambang terbuka, excavator tergolongdalam alat
berat gali dan muat
2.3.2 Dump Truck
Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,
batuan untuk bangunandll. Pada jarak yang dekat dan sedang. arena
kecepatannya yang tinggi maka truk mempunyai produksi yang tinggi,
sehingga ongkos per ton material menjadi rendah.selain itu dump truck juga
fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang
yang mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula., dan tidak
terlalu tergantung pada jalur jalan.

2.4 Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam menentukan biaya produksi


2.4.1 Biaya Pemilikan dan Biaya Operasional
Dalam pengkajian biaya terdapat dua tahap, yaitu menentukan biaya
pemilikan dan biaya operasional peralatan. Biaya pemilikan dipengaruhi oleh
harga alat, tingkat suku bunga, pajak dan asuransi. Sedangkan biaya
operasional tiap peralatan mekanis sangat bervariasi nilainya dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti : pemakaian bahan bakar minyak, oli, pelumas,
grease (gemuk), tipe pekerjaan, kondisi lingkungan dan peralatan-peralatan
khusus lainnya yang digunakan.
2.4.1.1 Biaya Pemilikan
Biaya pemilikan merupakan biaya yang diperlukan untuk keperluan
penguasaan/pemilikan alat. Biaya ini harus diusahakan untuk dapat kembali
dalam jangka waktu tertentu, dengan cara mendapatkan produksi dari perlatan
tersebut. Biaya pemilikan ini mencakup biaya penyusutan alat (depresiasi)
dan asuransi. Biaya ini disebut juga dengan biaya tetap.
1) Depresiasi
Biaya penyusutan (depresiasi) adalah biaya yang harus diperhitungkan
sehubungan dengan adanya penyusutan terhadap nilai peralatan. Penyusutan
ini biasanya di akibatkan oleh kerusakan akibat dari pemakaian atau umur
pemakaian alat. Untuk menghitung penyusutan, perkiraan yang teliti
mengenai hal-hal sebagai berikut haruslah diketahui, yaitu :
a) Harga pembelian peralatan
b) Umur ekonomis peralatan
c) Nilai perkiraan penjualan kembali pada akhir umur ekonomis (nilai
sisa)
Secara umum untuk menghitung depresiasi tanpa menghitung nilai sisa dari
alat (salvage value) setelah berakhirnya umur ekonomis suatu alat adalah :

Depresiasi =
Dimana : P = Harga alat
EL = Jam kerja alat
Apabila dilakukan penghitungan nilai sisa dari alat maka dalam rumus diatas
penyerahan (harga alat) harus dikurangi dengan nilai sisa alat, juga dikurang
dengan biaya untuk perlengkapan-perlengkapan lain yang telah dikeluarkan
untuk alat tersebut, misalnya : biaya ban, perlengkapan khusus seperti ;
ripper, pisau motor grader dan lain-lain. Dengan pertimbangan demikian maka
biaya untuk ban dan perlengkapan khusus dihitung juga dalam depresiasi,
sehingga depresiasi dapat diperoleh dengan rumus :

Biaya Depresiasi =
Dimana :
DP = Harga penyerahan/Harga alat
SV = Nilai sisa
TC = Biaya ban
SIC = Biaya perlengkapan khusus
EL = Usia ekonomis alat/jam kerja alat
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan dalam menentukan depresiasi dari
suatu alat, yaitu :
a) Straight Line
Turunnya nilai modal dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan
(depresiasi) yang sama besar sepanjang umur ekonomi dari alat. Rumusnya :

Dimana :
Dn = Depresiasi tahun ke n; 1, 2, 3, …, n.
P = Harga alat
L = Nilai sisa alat (Salvage Value)
N = Umur alat
BV = Nilai alat setelah depresiasi
b) Sum of the Years Digits
Memungkinkan penyusutan yang lebih cepat pada tahun-tahun produksi
mula-mula dari alat, karena pengurangannya dilakukan dengan urutan faktor
yang terbalik dengan menggunakan perbandingan umur dalam tahun dengan
jumlah digitnya.

dengan Bn = Book Value tahun ke n


c) Double Declining Balance
Memungkinkan penyusutan yang lebih cepat pada tahun-tahun produksi
mula-mula dari harga pokok.
;
Presentase tetap yang dikenakan untuk alat tahun ke N.
Dimana :
Dn = Depresiasi tahun ke n; 1, 2, 3, ...,n
P = Harga alat
N = Umur alat
n = Tahun depresiasi
Bn = Book value tahun ke n
2) Bunga Modal, Pajak dan Asuransi
Bunga, pajak dan asuransi adalah biaya yang harus dibayar oleh pemilik alat,
baik alat tersebut sedang beroperasi ataupun tidak sedang beroperasi. Biaya
asuransi dikeluarkan apabila perusahaan mengasuransikan peralatan mekanis
yang digunakan. Besarnya biaya ini tergantung dari jumlah peralatan dan juga
pada besarnya premi asuransi yang telah disepakati oleh perusahaan dengan
pihak asuransi. Tetapi tidak semua perusahaan mengasuransikan peralatan
yang dimilikinya. Bila pihak perusahaan tidak mengasuransikan peralatan
yang dimilikinya, maka biaya untuk asuransi ini tidak dikeluarkan dan apabila
terjadi kerusakan alat atau kecelakaan pada peralatan maka semua biaya
ditanggung oleh perusahaan sendiri. Bunga yang dimaksud adalah bunga dari
investasi, baik investasi yang berasal dari dana sendiri maupun investasi dari
dana pinjaman. Adapun perhitungan Bunga, pajak dan asuransi dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Bunga, Pajak dan Asuransi =


Dimana :
N = Usia ekonomis alat (tahun)
DP = Harga penyerahan/harga alat
IR = Suku bunga (%pertahun)
I = Asuransi (%pertahun)
TC = Pajak (% pertahun)
HpY = Jumlah jam kerja rata-rata (jam/tahun)
2.4.1.2 Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
pengoperasian suatu peralatan. Biaya operasional disebut juga biaya varibel
(berubah-ubah), biaya variabel tiap peralatan mekanis sangat bervariasi
nilainya dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : bahan bakar
minyak, oli, pelumas, gemuk, tipe pekerjaan, kondisi lingkungan kerja dan
peralatan-peralatan khusus lainnya yang digunakan Biaya ini tidak akan
dikeluarkan apabila alat sedang tidak beroperasi. Biaya operasional ini
meliputi :
1) Biaya bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar berbeda untuk setiap jenis peralatan. Pemakaian
bahan bakar perjam juga dipengaruhi oleh kondisi medan kerja dimana alat
tersebut dioperasikan. Makin berat kondisi medan kerja maka semakin besar
pula pemakaian bahan bakar perjamnya. Untuk mencari biaya bahan bakar,
digunakan persamaan sebagai berikut:
Biaya bahan bakar = Kebutuhan per jam (liter) x Harga per liter
2) Biaya Pelumas, Grease dan Filter
Kebutuhan pelumas, grease dan filter juga berbeda untuk setiap alat.
Pemakaian untuk perjamnya juga dipengaruhi oleh kondisi medan kerja
dimana alat tersebut dioperasikan. Untuk memperkirakan besarnya
pemakaian pelumas, grease dan filter, diasumsikan dulu kondisi kerja yang
ada, sedangkan untuk mencari besarnya biaya setiap komponen ini dikalikan
dengan harga per liter atau per kilogram dari pelumas, grease dan filter.
Untuk mencari biaya pelumas dan grease pada prinsipnya sama.
Rumus untuk biaya pelumas adalah:
Biaya pelumas = Kebutuhan per jam (liter) x Harga per liter
Rumus untuk biaya grease adalah:
Biaya grease = Kebutuhan per jam (kg) x Harga per kg
Rumus untuk biaya filter adalah :
3) Biaya Perbaikan (Reparasi dan Pemeliharaan)
Biaya perbaikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan
yang dimilikinya selama alat tersebut digunakan. Biaya perbaikan dicari
berdasarkan grafik-grafik yang dibuat oleh produsen alat berat atau dapat juga
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

2.4.1.3 Biaya Upah Operator


Biaya atau upah operator tergantung dari bagaimana cara pemberian
upah ada yang diperhitungkan dari jam kerja dan ada juga yang
diperhitungkan dari gaji. Upah operator perjamnya bervariasi sesuai dengan
keadaan wilayah dan negara, akan tetapi dapat juga dicari dengan rumus :
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan


tujuan dan kegunaan tertentu. Permasalahan yang ada di lapangan kemudian
dipelajari dan dikaji berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari
hasil penyelidikan maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang
menunjang permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif
penyelesaiannnya.
Rincian dari analisa kajian investasi terhadap biaya alat muat dan alat
angkut pada operasi penambangan batu andesit yaitu sebagai berikut.

3.1 Prosedur Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari kegiatan
pengambilan data, pengolahan data dan analisis data. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:

3.1.1 Teknik Pengambilan Data


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.1.1.1 Studi Kepustakaan
Teknik pengambilan data kepustakaan dengan mengadakan studi
pustaka yaitu dengan mengambil data-data dari berbagai literature
yang berhubungan dengan topik pembahasan sebagai data pendukung
dalam penelitian.
3.1.1.2. Penelitian Lapangan
Berdasarkan penelitian langsung yang akan dilakukan di PT. Bukit
Labu Mining, maka di dapat diambil data sebagai berikut:
a. Data Primer
- Data biaya operasional alat-alat mekanis yang beroperasi di
tambang batu andesit.
- Data cycle time masing-masing alat gali-muat dan angkut.
- Data jumlah penggunaan alat gali-muat dan angkut digunakan di
quarry.

b. Data Sekunder
- Target produksi.
- Kondisi umum daerah penelitian.
- Peta lokasi penambangan.
- Peta kesampaian daerah.
- Data-data lain yang mendukung yang diambil dari
literatur-literatur yang berhubung dengan penelitian.

3.2 Teknik Analisa Data


Pengolahan data dilakukan dengan melakukan perhitungan-perhitungan
secara teoritis, kemudian menganalisis hasil olahan tersebut dengan menggunakan
:
a. Data perhitungan nilai rata-rata waktu edar alat muat dan alat angkut.
b. Perhitungan efesiensi kerja.
c. Fill factor dan swell factor.
d. Density material.
e. Perhitungan produksi alat muat dan alat angkut.
f. Analisis dan perhitungan biaya kepemilikan alat (owning cost).
g. Biaya operasi (operation cost) yang terdiri dari, biaya bahan bakar, biaya
minyak pelumas dan grease, biaya pengantian ban baru dan biaya
reparasi dan harga spare parts dan upah operator.

3.3. Peralatan Dan Fasilitas


Untuk kelancaran penelitian ini maka penulis meminta kesediaan pihak
perusahaan untuk menyediakan kelengkapan seperti peralatan penelitian,
peralatan lapangan, konsumsi, akomodasi dan transportasi.
3.4. Penutup
Demikian proposal tugas akhir ini kami buat, untuk menjadi bahan
pertimbangan Bapak/Ibu. Besar harapan kami kiranya kegiatan ini dapat
terlaksana. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

Cummins, Arthur B., 1973, “SME Mining Engineering Handbook”, Volume 2,


Port City Press, Baltimore, Maryland.
Hartman, L. Howard, 1987, “Introductory Mining Engineering”, Jhon Eilwy &
Sons, New York.
Nawawi, Machmud, 1987, “Tambang Terbuka”, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang.
Prodjosoemarto, Partanto, 2000, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik
Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Sweet K. A., 1984, “Mining I”, Technical Publication Trust Prospect Place,
Perth.

Anda mungkin juga menyukai