Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

I. BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (latar belakang pembangunan Begawan) (Arsa)


Kota Malang merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi tujuan
pendidikan karena Kota Malang memiliki banyak perguruan tinggi negeri yang terkenal.
Kondisi tersebut yang memicu banyaknya jumlah penduduk pendatang. Banyak mahasiswa
dari luar daerah yang memerlukan tempat tinggal, sehingga mereka perlu untuk menyewa
atau membeli rumah. Peluang tersebut menarik pengembang properti untuk merambah
bisnis properti di Kota Malang. PP Properti, Tbk merupakan salah satu pengembang
properti yang menjalankan bisnis properti melalui Apartemen Begawan. Apartemen
Begawan merupakan proyek apartemen milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
pertama di Kota Malang yang memiliki luas lahan sebesar 1,4 hektar. Lokasi yang
berdekatan dengan beberapa perguruan tinggi membuat pengembang mengusung konsep
hunian mahasiswa anti narkoba.
Rencana pembangunan Apartemen Begawan tentunya akan memiliki dampak
terhadap lingkungan di sekitar proyek, baik dalam proses konstruksi maupun pasca
konstruksi. Sehingga proyek pembangunan Apartemen Begawan perlu memiliki izin
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang menyebutkan bahwa setiap pembangunan yang diperkirakan
memiliki dampak besar dan dampak penting serta memiliki jangka waktu yang relatif
lama, perlu diadakan pembuatan dokumen AMDAL. Selain itu, Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa
usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL yaitu usaha dan/atau kegitan yang dalam
segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan
hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan hidup. Kajian AMDAL tersebut
dilakukan guna mengurangi dampak negatif yang akan ditimbulkan dari kegiatan
pembangunan atau proyek ini. Sebelum melakukan penyusunan AMDAL, dilakukan studi
awal berupa Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) yang memuat hasil pelingkupan dan
identifikasi isu-isu pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan ANDAL.

1.2 Tujuan Rencana Studi AMDAL Pembangunan Apartemen Begawan


Berikit merupakan tujuan pelaksanaan studi AMDAL beserta manfaat yang akan
diperoleh dari penyusunan AMDAL Apartemen Begawan.
1
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

1.2.1 Tujuan Studi AMDAL Pembangunan Gedung Apartemen Begawan


Tujuan penyusunan AMDAL pembangunan Gedung Apartemen Begawan yaitu:
1. Mengidentifikasi kegiatan yang dapat menimbulkan dampak bagi lingkungan hidup
sekitar.
2. Mengidentifikasi berbagai macam aspek lingkungan hidup yang akan terkena
dampak dari pembangunan tersebut.
3. Membantu pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan hidup teknis dan
ekonomis.
4. Memprakirakan dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.
5. Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
6. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
7. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan tanggungjawab
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup untuk pihak-pihak yang terlibat.
1.2.2 Manfaat Studi AMDAL Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
Pembuatan AMDAL Gedung Apartemen Begawan diharapkan akan digunakan
untuk mengetahui kelayakan lingkungan akibat dari pembangunan Gedung
ApartemenBegawan tersebut. Selain itu, AMDAL yang dibuat juga diharapkan dapat
meminimalisir dampak negatif akibat adanya usaha atau kegiatan yang mungkin akan
timbul di kemudian hari. Berikut merupakan manfaat studi AMDAL bagi berbagai pihak:
1. Manfaat bagi Pemerintah
a. Sebagai penentuan kebijakan dalam tahap perencanaan rinci dengan adanya
kegiatan pembangunan Gedung Apartemen Begawan.
b. Penilaian kesesuaian antara guna lahan eksisting dengan guna lahan yang
direncanakan dalam dokumen perencanaan.
c. Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran
air, pencemaran udara, pencemaran tanah, penyalahgunaan lahan, dll.
d. Untuk menghindari terjadinya penolakan masyarakat atas usaha atau kegiatan
yang berlangsung.
e. Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi
negara dan masyarakat sekitar.
2. Manfaat bagi Pemrakarsa

2
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

a. Sebagai pedoman untuk pencegahan dampak dalam pembangunan Gedung


Apartemen Begawan dan menjadikannya perbandingan bagi permasalahan
yang sama di masa yang akan datang.
b. Menjadikan pedoman untuk mengelola keberlanjutan lingkungan di sekitar
lokasi pembangunan Gedung Apartemen Begawan.
c. Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau peraturan
yang berlaku terutama terkait dengan peraturan tentang perusakan lingkungan
hidup.
d. Pemilik proyek dapat memprediksi masalah-masalah apa yang akan terjadi di
masa mendatang sehingga pemilik proyek dapat menyiapkan cara pencegahan
untuk masalah-masalah tersebut kedepannya.
e. Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat mengetahui
keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah longsor,
gempa bumi dan lain-lain) serta kesesuaian lahan tersebut untuk usaha atau
kegiatan yang akan dilakukan sehingga dapat dicari keadaan lingkungan yang
aman bagi proyek.
3. Manfaat bagi Masyarakat Sekitar
a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dampak positif dan
negatif yang akan terjadi setelah pembangunan Gedung ApartemenBegawan
dan mensosialisasikan alternatif-alternatif terkait pencegahan dan pengelolaan
yang dapat diaplikasikan.
b. Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga
dapat mempersiapkan diri dalam penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
setelah usaha atau kegiatan tersebut berlangsung.
c. Sebagai pedoman bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan dan menjaga lingkungan untuk jangka waktu kedepannya.
d. Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya
dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan
mengelola lingkungan.

1.3 Pelaksanaan Studi AMDAL


1. Nama Penyusun : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
2. Alamat : Jl. MT Haryono 167 Malang, 65145
3
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Telepon : 0341-573944
Faksimile : 0341-573944
3. Penanggungjawab : Ardhian Farrel Maulana
Jabatan : Ketua Tim AMDAL Kelas A
JurusanPerencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknikUniversitasBrawijaya
Tabel 1.1 Susunan Tim Penyusun AMDAL Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
No
Nama Bidang
.
1. Harits Abiy Ramadhan Air
2. Muhammad Kemal Akbar Air
3. Abd Khoir Air
4. Triska Ludya Wirawati Air
5. Khodijah Nurfitri Syahrizal Air
6. Arsa Sasti Ayuningtyas Sosekbud
7. Fikriyah Sosekbud
8. Rifan Rifandy Sosekbud
9. Agnes Wiratamia Nugraha Sosekbud
10. Shallima Nada Puspa Sosekbud
11. Yazid Al Hafizh Rizal Sosekbud
12. Deandra Trisna Rana Cetha TGL
13. Devia Riastika Laksono TGL
14. Mahisma Driya Karenggani TGL
15. Raka Defantara Putra TGL
16. Nisrina F Shakia TGL
17. Ardhian Farrel Maulana Transportasi
18. Anita Puspita Sari Transportasi
19. Ika Agustin Maulidiah Transportasi
Muhammad Bobby Cahyadi
20.
Pulungan Transportasi
21. Ilham Maulana Transportasi
22. Devi Violita Marferlyamin Udara
23. Aulia Rizka Mahardika Udara
24. Fia Fauziah Udara
25. Yulia Astutik Udara
26. Irena Rerehena Imerlin Udara

4
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

II. BAB II
PELINGKUPAN

2.1 Deskripsi Rencana Usaha atau Kegiatan


Rencana usaha merupakan penjelasan mengenai informasi rencana pembangunan
Apartemen Begawan beserta tahapan dalam pelaksanaan kegiatan dari sebelum
berjalannya pembangunan hingga selesai kegiatan.
2.1.1 Identitas Pemrakarsa
Data berikut merupakan indentitas dari pemrakarsa Apartemen Begawan
Nama Pemrakarsa : PT. Pembangunan Perumahan PP (Persero) Tbk
Alamat Kantor : Jl. Letjend. TB. Simatupang. No. 57
Nomor Telpon : (021) 840 3883
Nomor Fax : (021) 840 3936 & (021) 840 3890
2.1.2 Deskripsi Rencana Kegiatan Pembangunan
A. Kesesuaian dengan Tata Ruang
Apartemen Begawan terletak pada Kelurahan Tlogomas sehingga termasuk ke
dalam BWP Malang Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5 Tahun
2015 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi BWP Malang Utara, wilayah Apartemen
Begawan merupakan bagian dari Blok II-I dengan peruntukkan sebagai perumahan dengan
kepadatan sedang dan perdagangan dan jasa. Sehinnga pembangunan Apartemen Begawan
sudah sesuai dengan RDTR BWP Malang Utara.
B. Tahapan Kegiatan
Tahap kegiatan pembangunan Apartemen Begawan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Tahap Pra Konstruksi
Pada tahap ini dilakukan survei investigasi lokasi, perizinan, juga sosialisasi, dan
juga konsultasi publik terkait pembangunan proyek Apartemen Begawan.
2. Tahap Konstruksi
Pada tahap ini dilakukan penerimaan tenaga kerja, pembuatan barak kerja/base
camp, dan mobilisasi alat berat maupun material yang akan digunakan dalam proses
pembangunan Apartemen Begawan. Kemudian dilakukan penyiapan lahan,
pembangunan apartemen, dan jaringan utilitasnya.
3. Tahap Pasca Konstruksi

1
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Pada tahap ini dilakukan penerimaan tenaga kerja sebagai pegawai apartemen,
aktivitas hunian apartemen, pemeliharaan lingkungan apartemen, dan
pengembangan apartemen.
C. Kegiatan Lain di Sekitar Wilayah Studi
Apartemen Begawan terletak pada Jl. Raya Tlogomas dimana di sepanjang jalan
terdapat sarana perdagangan dan jasa. Kemudian jarak 1 km ke arah utara, terdapat Rumah
Sakit UMM dan 3 km ke arah barat terdapat Universitas Muhammadiyah Malang.
Kemudian 3 km ke arah timur terdapat Universitas Islam Malang dan 5 km ke arah timur
terdapat Universitas Brawijaya. Pada sisi selatan Apartemen Begawan terdapat
permukiman warga dengan kepadatan yang cukup tinggi.

Gambar 2.1 Siteplan Proyek

2.2 Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal


Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam
atau komponen-komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan yang berada di sekitar
lokasi perencanaan yang meluputi usaha atau kegiatan serta kondisi lingkungan yang pada
dasarnya meliputi komponen geofisik kimia dan komponen sosial. Berikut merupakan
penjelasan dari setiap komponen rona lingkungan hidup.

2
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

2.2.1 Komponen Geofisik Kimia


Komponen geofisik kimia merupakan komponen yang terdiri atas iklim, kualitas
udara, dan kebisingan dan hidrologi.
A. Iklim, Kualitas Udara, Kebisingan
Berdasarkan Kota Malang dalam angka tahun 2015, kondisi iklim di kota malang
memiliki temperatur rata-rata 22oC sampai 24,8oC, dengan suhu temperatur tertinggi pada
bulan Oktober sebesar 31,4oC dan terendah pada bulan September sebesar 17,2 oC.
Kelembapan rata-rata Kota Malang antara 66% sampai 87%, dengan kelembaban
maksimum pada bulan Januari, April, dan Desember sebesar 98%, sedangkan kelembaban
minimal pada bulan September sebesar 19%. Kecepatan angin tertinggi di Kota Malang
terjadi pada bulan April hingga Oktober bertiup dari arah tenggara bersifat kering/kemarau.
Pembangunan Apartemen Begawan yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kota
Malang dapat berdampak pada perubahan kualitas udara di Kota Malang. Apartemen
Begawan dibangun di tepi ruas jalan yang menghubungkan Kota Malang dengan
Kabupaten Batu dengan lalu lintas yang cukup padat, guna lahan di sekitarnya berupa
perdagangan jasa. Proses pembangunan tersebut akan meningkatkan pergerakan kendaraan
yang ada di sekitar lahan, seperti kendaraan yang membawa bahan material hingga alat
berat yang keluar masuk lahan proyek. Peningkatan pergerakan kendaraan menyebabkan
kadar emisi bertambah sehingga mempengaruhi kualitas udara. Selain itu kegiatan
konstruksi dapat menyebabkan kebisingan di sekitar lahan.
B. Hidrologi
Apartemen Begawan berbatasan langsung dengan Sungai Brantas. Kondisi
eksisting wilayah studi menunjukkan bahwa terdapat aliran sungai brantas di belakang
Apartemen Begawan dengan pola aliran yang mengalir dari barat laut ke tenggara yaitu
dari arah Kelurahan Tlogomas ke arah Kelurahan Lowokwaru. Sungai brantas memiliki
panjang 58,078 meter, lebar 50 meter dan rata-rata kedalaman 40 meter. Debit air Sungai
Brantas memiliki rata-rata maksimum 20.160 m3/detik dan rata-rata minimum 8.181
m3/detik. Arus aliran sungai pada musim kemarau tidak terlalu deras, sedangkan pada
musim penghujan arus aliran sungai sangat deras. Penduduk yang tinggal disekitar
Apartemen Begawan memperoleh sumber air bersih dari sumur dan PDAM. Sebagian
masyarakat yang menggunakan sumur memiliki kendala kekeringan pada musim kemarau.
Disekitar Apartemen Begawan terdapat 2 mata air yang terdapat di RW 05 dan RW 07.
Sumber mata air yang terdapat di RW 07 mempunyai debit yang lebih kecil dibandingkan
dengan sumber mata air yang berada di RW 05. Sumber mata air yang terdapat di RW 07
3
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, sumber mata air
tersebut hanya digunakan untuk fasilitas umum seperti mushola dan masjid. Mata air yang
terdapat di RW 05 saat ini dimanfaatkan oleh pengelola wisata pemandian Tlogomas.
Pembangunan Apartemen Begawan di Kelurahan Tlogomas, Kota Malang tidak
berdampak besar pada kualitas air sungai maupun air tanah di sekitar wilayah lokasi
pembangunan apartemen. Karena site plan dari Apartemen Begawan sudah sesuai dengan
ketentuan batas sempadan sungai yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 15 meter. Dampak
pembangunan apartemen Begawan terhadap kualitas air sumur dan sumber mata air
diperkirakan tidak berdampak signifikan pada kualitas air.
2.2.2 Komponen Tata Guna Lahan
Rona lingkungan komponen tata guna lahan meliputi kondisi fisiografis, dan ruang,
lahan, dan tanah.
A. Fisiografis
Data dari BPS (2017) menunjukkan bahwa Kecamatan Lowokwaru memiliki
rentang ketinggian wilayah di antara 420-452 mdpl. Tabel 2.1 memuat ketinggian wilayah
masing-masing kelurahan di Kecamatan Lowokwaru.
Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah
Kelurahan Rata-rata Ketinggian Wilayah (mdpl)
Merjosari 452
Dinoyo 440
Sumbersari 440
Ketawanggede 452
Jatimulyo 445
Lowokwaru 451
Tulusrejo 444
Mojolangu 444
Tunjungsekar 420
Tasikmadu 444
Tunggulwulung 420
Tlogomas 440
Sumber: BPS (2017)
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa Apartemen Begawan yang
dibangun di Kelurahan Tlogomas berada pada rata-rata ketinggian 440 mdpl.
B. Ruang, Lahan, dan Tanah
Kondisi geologi Kota Malang secara umum dapat dibedakan menjadi 2 daerah
pokok yaitu daerah alluvium dan daerah hasil gunung api kwarter muda.Tabel 2.2
menunjukkan kondisi geologi Kota Malang.
Tabel 2.2 Kondisi Geologi
Jenis Batuan Kecamatan Persentase Luas Wilayah
Alluvium  Kecamatan Klojen 59%
 Kecamatan Sukun

4
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gunung Api Kwarter  Kecamatan Blimbing 41%


Muda  Kecamatan
Kedungkandang
 Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang 100%
Sumber: RPJPD Kota Malang Tahun 2005-2025
Kota Malang memiliki 4 jenis tanah yaitu tanah alluvial kelabu kehitaman, tanah
mediteran coklat, tanah asosiasi andosol coklat dan grey humas, dan tanah asosiasi latosol
coklat kemerahan dan grey coklat. Tabel 2.3 memuat 4 jenis tanah yang ada di Kota
Malang beserta lokasinya.
Tabel 2.3 Jenis Tanah
Jenis Tanah Kecamatan
 Kecamatan Blimbing
 Kecamatan Kedungkandang
Alluvial Kelabu Kehitaman
 Kecamatan Sukun
 Kecamatan Klojen
Mediteran Coklat Kecamatan Kedungkandang
 Kecamatan Sukun
Asosiasi Andosol Coklat dan Grey Humus  Sebagian kecil Kecamatan
Klojen
Asosiasi Latosol Coklat Kemerahan dan Grey Coklat Kecamatan Lowokwaru
Sumber: RPJPD Kota Malang Tahun 2005-2025
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa Apartemen Begawan yang
terletak di Kecamatan Lowokwaru akan dibangun pada jenis batuan hasil gunung api
kwarter muda yang berada di atas tanah asosiasi latosol coklat kemerahan dan grey coklat.
Jenis guna lahan pada wilayah studi AMDAL Apartemen Begawan terdiri atas
perumahan, perdagangan dan jasa, dan sarana pelayanan umum. Tabel 2.4 memuat jenis
guna lahan pada wilayah studi beserta luasnya.
Tabel 2.4 Guna Lahan
Guna Lahan Luas (ha)
Perumahan
Perdagangan dan Jasa
Sarana Pelayanan Umum
Total
Sumber: Hasil Survei Pendahuluan (2018)
Apartemen Begawan merupakan sebuah apartemen baru yang akan dibangun di
Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru. Apartemen ini akan dibangun dengan
menempati zona yang sebelumnya memiliki fungsi sebagai perdagangan dan jasa.

5
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.1 Peta Guna Lahan

6
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

2.2.3 Komponen Transportasi


1. Sistem Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang terdapat di sekitar lokasi proyek adalah Jalan Raya Tlogomas.
Jalan tersebut memiliki hirarki kolektor primer dengan lebar rumija 11 meter yang
ditetapkan sebagai jalan berstatus kota dikarenakan menghubungkan antara pusat
pelayanan dalam kota. Jalan Raya Tlogomas memiliki tipe jalan 4/2 UD atau 4 lajur
2 arah tidak terbagi.
2. Angkutan Umum
Transportasi angkutan umum bagi suatu kota besar seperti Malang perlu ada karena
untuk memenuhi kebutuhan perjalanan sosial manusia. Ruas Jalan Raya Tlogomas
dilalui oleh angkutan umum dalam kota. Berdasarkan hasil survei angkutan umum
yang melewati jalan tersebut adalah trayek AL dan ADL yang menghubungkan
antara Terminal Landungsari dengan Terminal Arjosari satau Stasiun Kota Malang
sedangkan trayek angkutan umum LG dan LDG menghubungkan Terminal
Landungsari dengan Terminal Gadang.
3. Parkir
Lahan parkir merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Lahan parkir dimaksudkan
untuk mengantisipasi penggunaan kawasan yang mempunyai beragam kegiatan
yang ditempatkan dalam ruang yang tidak terlepas dari keterbatasan lahan parkir
yang tersedia. Berdasarkan hasil survei, pada kondisi saat ini lahan parkir yang
terdapat di sekitar lokasi proyek adalah parkir off-street dikarenakan kegiatan
sekitar lokasi merupakan perdagangan dan jasa serta pendidikan.
2.2.2 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
Kelurahan Tlogomas memiliki jumlah penduduk sebanyak 19.313 jiwa dengan
rasio jenis kelamin 99,37 yaitu 9.626 jiwa laki-laki dan 9.687 jiwa perempuan. Sektor
perekonomian utama pada kelurahan ini merupakan sektor perdagangan dan jasa. Pada
wilayah proyek Apartemen Begawan, dapat dilihat banyak sarana perdagangan dan jasa
yang tersebar di sekitarnya. Apartemen Begawan juga terletak berdeketan dengan sarana
pendidikan yang merupakan target pasarnya yaitu Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Islam Malang, dan Universitas Brawijaya. Penduduk pada Kelurahan
Tlogomas sudah memiliki ciri-ciri perkotaan, namun pada wilayah perkampungan, sifat
individualistiknya belum tinggi dan rutin melakukan gotong-royong.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

2.3 Dampak Penting Hipotetik


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa
dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha
dan/atau kegiatan.
2.3.1 Identifikasi Dampak Potensial
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa
proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik dimulai dengan proses identifikasi
dampak potensial. Proses identifikasi dampak potensial adalah menduga semua dampak
yang akan berpotensi terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan pada lokasi
tersebut yang akan menghasilkan dampak potensial. Metode dalam melakukan identifikasi
dampak potensial dapat dilakukan dengan bagan alir dan pengamatan lapangan.
Tujuan mengidentifikasi dampak lingkungan berupa primer, sekunder, dan lain-lain
yang secara potensial akan timbul akibat adanya suatu kegiatan. Tahap ini belum bisa
mengetahuo apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting atau tidak.
A. Tahap Prakonstruksi
Dampak potensial yang mungkin terjadi akibat adanya suatu kegiatan pada tahap
pra konstruksi dijelaskan pada bagan berikut.

Gambar 2.2 Dampak pada Tahap Pra Konstruksi


Sumber: Hasil Analisis (2018)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

B. Tahap Konstruksi
Dampak potensial yang mungkin terjadi akibat adanya suatu kegiatan pada tahap
pra konstruksi dijelaskna pada bagan berikut.
Komponen Kegiatan Dampak Langsung Dampak Tak Langsung

Penerimaan tenaga Terbukanya Peningkatan


kerja lapangan kerja Pendapatan

Penurunan
Pengangguran

Timbul Timbul keresahan


kecemburuan sosial dalam masyarakat

Timbul Persaingan Penurunan


Tenaga Kerja Pengangguran

Pembuatan barak Peningkatan Penurunan kualitas


kerja (base camp) limbah cair air
domestik

Peningkatan Penurunan tingkat


jumlah sampah kenyaman
lingkungan

Peningkatan Penurunan muka


kebutuhan air air tanah

Terbentuk Penngkatan
kesempatan kerja pendapatan

Gambar 2.3 Dampak pada Tahap Konstruksi


Sumber: Hasil Analisis (2018)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Komponen kegiatan Dampak Langsung Dampak Tak Langsung

Mobilisasi alat Peningkatan beban Adanya kerusakan


berat dan material jalan jalan

Peningkatan arus Terjadi kemacetan


lalu lintas lalu lintas

Peningkatan
kepadatan lalu
lintas

Penurunan tingkat
kenyamanan
lingkungan

Peningkatan kadar Penurunana


debu kualitas udara

Penurunan tingkat
kesehatan
lingkungan

Penurunanan
Peningkatan
tingkat
kebisingan
kenyamanan
lingkungan

Gambar 2.4 Dampak pada Tahap Konstruksi


Sumber: Hasil Analisis (2018)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.5 Dampak pada Tahap Konstruksi


Sumber: Hasil Analisis (2018)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.6 Dampak pada Tahap Konstruksi


Sumber: Hasil Analisis (2018)
C. Tahap Operasional
Dampak potensial yang mungkin terjadi akibat adanya kegiatan pada tahap
operasioanl adalah sebagai berikut.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.7 Dampak pada Tahap Operasional


Sumber: Hasil Analisis (2018)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Komponen Lingkungan Dampak Langsung Dampak Tak Langsung

Pemeliharaan Kebersihan dan Peningkatan


Lingkungan keindahan lingkungan estetika lingkungan
Apartemen apartemen

Peningkatan
kenyamanan
lingkungan

Pengembangan Peningkatan Peningkatan


Apartemen pelayanan hunian kualitas hidup

Peningkatan Peningkatan
pendapatan kegiatan ekonomi
lokal

Perkembangan Perkembangan
kawasan sekitar ruang wilayah kota
apartemen

Perkembangan
persepsi dan sikap
masyarakat

Gambar 2.8 Dampak pada Tahap Operasional


Sumber: Hasil Analisis (2018)
D. Hasil Pelingkupan
Berdasarkan identifikasi dampak potensial yang telah dilakukan pada wilayah studi,
maka didapatkan hasil pelingkupan sebagai berikut:
Gambar 2.9 Matriks Identifikasi Dampak Potensial
Tahap Pra Tahap
Tahap Konstruksi
Komponen Lingkungan Konstruksi Operasional
1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Perubahan persepsi masyarakat X X X
Peningkatan pendapatan X X X X X
Terbukanya lapangan kerja X X X X
Penurunan pengangguran X X
Timbul kecemburuan sosial X X
Timbul keresahan masyarakat X X X
Timbul persaingan tenaga kerja X
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Tahap Pra Tahap


Tahap Konstruksi
Komponen Lingkungan Konstruksi Operasional
1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Peningkatan limbah domestik X X X
Penurunan kualitas air X X
Peningkatan jumlah sampah X
Penurunan tingkat kenyaman
X X X X X
lingkungan
Peningkatan kebutuhan air X X X
Penurunan muka air tanah X X X
Peningkatan beban jalan X
Adanya kerusakan jalan X
Peningkatan arus lalu lintas X X
Terjadi kemacetan lalu lintas X
Peningkatan kepadatan lalu lintas X X
Penurunan kualitas udara X X X
Penurunan tingkat kesehatan
X X X
lingkungan
Peningkatan kebisingan X X X X
Perubahan bentang alam X X
Peningkatan limpasan permukaan X
Peningkatan jaringan air bersih X
Terjadi kecelakaan kerja X
Peningkatan kebutuhan air
Perubahan guna lahan
Peningkatan kegiatan ekonomi lokal X
Perkembangan kawasan sekitar
X
apartemen
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Keterangan:
Tahap Pra Konstruksi:
1 = Survei, Investigasi, dan Perizinan
2 = Sosialisasi dan Konsultasi Publik
Tahap Konstruksi:
1 = Penerimaan Tenaga Kerja
2 = Pembuatan Barak Kerja (Base Camp)
3 = Mobilisasi Alat Berat dan Material
4 = Penyiapan Lahan
5 = Pembangunan Apartemen dan Jaringan Utilitas
Tahap Operasional:
1 = Penerimaan Tenaga Kerja
2 = Aktivitas Hunian Apartemen
3 = Pemeliharaan Lingkungan Apartemen
4 = Pengembangan Apartemen
2.3.2 Evaluasi Dampak Potensial
Dampak potensial adalah dampak yang berpotensi terjadi akibat adanya rencana
kegiatan di lokasi yang diusulkan. Inti dari langkah ini adalah mengidentifikasi interaksi
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

antara komponen rencana kegiatan dengan komponen lingkungandi lokasinya. Langkah ini
dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian dengan membayangkan suatu situasi di mana semua
dampak mungkin saja terjadi atau situasi terburuk (worst-case scenario). Dengan
demikian, segala macam dampak yang terpikir akan dicatat. Hasil dari tahap ini adalah
sebuah “daftar panjang semua dampak yang mungkin terjadi”, berikut sebuah daftar
berikut sebuah peta kasar yang yang menunjukkan letak komponen lingkungan yang
mungkin terkena dampak tersebut.
Dampak-dampak yang masuk daftar panjang ini masih beragam sifatnya, bisa
dampak besar atau kecil, dampak positif atau negatif, dan dampak penting atau tidak. Pada
tahap ini, semua dampak dituliskan sedangkan evaluasi atau pemilahan dampak
berdasarkan sifat dilakukan pada langkah selanjutnya. Adapun dampak-dampak potensial
yang telah teridentifikasi perlu dilakukan evaluasi kembali untuk menentukan dampak-
dampak tersebut menjadi penting hipotetik (secara dugaan) atau tidak. Dimana dampak-
dampak penting hipotetik tersebut nantinya akan dikaji lebih mendalam untuk
membuktikan kebenaran pentingnya dampak. Kriteria yang digunakan dalam melakukan
evaluasi dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik terdiri dari empat pertanyaan
berikut ini:
1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.
2. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap
komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis) (sehingga perubahan besar pada
kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakat dan keutuhan ekosistem)? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan
lapangan.
3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut? Hal ini dapt dilihat dari terjemahan hasil konsultasi masyarakat.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan
yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/limbah, tata ruang dan
sebagainya.
Setiap dampak potensial (dari langkah sebelumnya) ditapis dengan 4 pertanyaan di
atas. Jika salah satu pertanyaan dijawab dengan “ya”, dampak potensial tersebut
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAl. Jadi, jika
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

kunjungan lapangan tidak mengindikasikan adanya beban terhadap suatu komponen


lingkungan namun hasil konsultasi masyarakat sangat mengkhawatirkan kelestarian
komponen lingkungan tersebut (mungkin karena kegiatan ekonomi mereka sangat
tergantung pada komponen lingkungan tersebut), dampak potensial tersebut sebaiknya
dikaji dalam ANDAL. Berikut ini merupakan hasil dari evaluasi dampak potensial terkait
pembangunan apartemen.
Tabel 2.5 Tabulasi Evaluasi Dampak Potensial pada Rencana Pembangunan Apartemen Begawan
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Kriteria Dikaji
Jenis Kegiatan Komponen dalam
Deskripsi Dampak 1 2 3 4
Penerima Andal
Dapat menimbulkan konflik dengan
Penggunaan lahan T Y T T Y
masyarakat sekitar
Mobilisasi alat berat akan merusak
Transportasi T T Y Y Y
lahan dan jalan
Akibat pembukaan lahan menaikan
Suhu udara T Y T T Y
suhu udara
Kualitas udara Alat berat menimbulkan debu T Y T T Y
Merusak struktur alam, dan
Bentang alam T Y Y T Y
morfologi alam
Akibat meratakan lahan, anak
Debit aliran Run-
sungai dapat tertutup dan merusak T Y T T Y
off
aliran air
Air sungai keruh dan ada endapan
Kualitas air sungai lumpur akibat aliran permukaan T Y Y T Y
masuk ke sungai
Kegiatan ini memberikan peluang
Peluang kerja kepada penduduk sekitar baik
Y Y Y Y Y
kerja/Usaha secara langsung maupun tidak
langsung
Masyarakat sekitar dapat diterima
bekerja sebagai pemilik lahan,
Y Y Y Y Y
Pembukaan Lahan meningkatkan taraf hidup, dan
sebagai jaminan hari tua
Merusak struktur alam, dan
T Y Y T Y
morfologi alam
Air sungai keruh, dan ada endapan
lumpur akibat aliran permukaan T Y Y T Y
masuk ke sungai
Kegiatan ini memberikan peluang
kerja kepada penduduk sekitar baik
Y Y Y Y Y
secara langsung maupun tidak
Persepsi
langsung
masyarakat
Masyarakat sekitar dapat diterima
bekerja, sebagai pemilik lahan,
Y Y Y Y Y
meningkatkan taraf hidup, dan
sebagai jaminan hari tua
Kegiatan ini memberikan peluang
kerja kepada penduduk sekitar baik
Y Y Y Y Y
secara langsung maupun tidak
langsung
Masyarakat sekitar dapat diterima
bekerja, sebagai pemilik lahan ,
Y Y Y Y Y
meningkatkan taraf hidup , dan
sebagai jaminan hari tua
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Kriteria Dikaji


Jenis Kegiatan Komponen dalam
Deskripsi Dampak 1 2 3 4
Penerima Andal
Memberikan informasi yang benar
kepada masyarakat tentang rencana
Persepsi usaha, bagi kehidupan sehari-hari
Sosialisasi Y Y T T Y
Masyarakat dan terjadi kekawatiran tentang
terbatasnya mata pencaharian
mereka
Turbiditas Peningkatan Kebutuhan Air T T T T T
Volume lalu lintas Peningkatan Kadar Debu T T Y Y Y
CO Penurunan Kualitas Udara T T T Y Y
Kebisingan Peningkatan Kebisingan T T Y Y Y
Pembangunan
Jaringan Utilitas Keresahan
Terjadinya Kecelakaan Kerja T T Y T Y
dan Gedung masyarakat
Kenyamanan Penurunan Kenyamanan
T Y Y T Y
masyarakat Lingkungan
Kesehatan
Penurunaan Kesehatan Lingkungan T T T T T
Lingkungan
Pendapatan
Peningkatan Pendapatan T T T T T
Masyarakat
Kesempatan Kerja
Penurunan Pengangguran T T T T T
Rekruitment dan Peluang Usaha
Tenaga Kerja Kesempatan Kerja
Timbulnya Kecemburuan Sosial T T Y T Y
dan Peluang Usaha
Kesempatan Kerja
Terbukanya Kesempatan Kerja T Y T T Y
dan Peluang Usaha
Turbiditas Peningkatan Kebutuhan Air T T T T T
pH Penurunan Kualitas Air T T T Y Y
DO Penurunan Kualitas Air T T T Y Y
Salinitas Penurunana Kualitas Air T T T Y Y
Daerah Resapan
Penurunan Muka Air Tanah T T T T T
Air
Kenyamanan Penurunan Kenyaman Lingkungan T T T T T
Aktivitas
Kualitas jalan Peningkatan Arus Lalu Lintas T T T T T
Penghuni
Apartemen Volume lalu lintas Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas T T Y T Y
Kebisingan Peningkatan Kebisingan T T Y Y Y
Pendapatan
Peningkatan Pendapatan T T T T T
masyarakat
Kesempatan kerja
Terbukanya Kesempatan Usaha T Y T T Y
dan peluang usaha
Struktur dan Peningakatan Kualitas Sumber
T T T T T
interaksi sosial Daya Manusia
Keanekaragaman
Peningkatan Estetika T Y T T T
vegetasi
Pemeliharaan
Kenyamanan Peningkatan Kenyamanan
Lingkungan T Y Y T Y
masyarakat Lingkungan
Apartemen
Kesehatan Kebersihan dan Keindahan
T T T T T
Lingkungan Lingkungan Kampus
Mobilitas Penurunan Kenyamanan
Kenyamanan T T T T T
Material, Lingkungan
Peralatan dan Kualitas jalan Peningkatan Beban Jalan T T T T T
tenaga Kerja Volume lalu lintas Terjadnya Kemacetan Lalu Lintas T T T T T
CO Peningkatan Kebisingan T T Y Y Y
Suhu Penurunan Kualitas Udara T T T Y Y
Kelembapan Penurunan Kualitas Udara T T T Y Y
Kecepatan angin Peningkatan Kadar Debu T T T T T
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Kriteria Dikaji


Jenis Kegiatan Komponen dalam
Deskripsi Dampak 1 2 3 4
Penerima Andal
Kebisingan Peningkatan Kebisingan T T Y Y Y
Keanekaragaman Penurunan Kenyamanan
T T T T T
vegetasi Lingkungan
Keanekaragaman Penurunan Kenyamanan
T T T T T
dan dominasi Lingkungan
Jumlah dan Penurunan Kenyamanan
T T T T T
frekuensi Lingkungan
Kenyamanan Penurunan Kenyamanan
T T T T T
masyarakat Lingkungan
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Keterangan Nilai Indikator:
1 = Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?
2 = Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat sekitar dan terhadap komponen lingkungan lainnya sehingga perubahan besar berpengaruh
pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem?
3 = Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan tersebut?
4 = Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh dampak tersebut?
Y = Ya
T = Tidak
Berdasarkan penilaian terhadap dampak potensial yang telah dilakukan pada tabel
di atas, didapatkan dampak penting hipotetik pada masing-masing kegiatan pada rencana
pembangunan Apartemen Begawan seperti pada tabel Berikut ini:
Tabel 2.6 Dampak Penting Hipotetik
Tahapan Jenis Kegiatan Jenis Dampak
Timbulnya Keresahan Mayarakat
Survei, Investigasi, dan Perijinan Perubahan Persepsi dan Sikap
Tahap Pra Masyarakat
Konstruksi Timbulnya Keresahan Mayarakat
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Perubahan Persepsi dan Sikap
Masyarakat
Terbukanya Kesempatan Kerja
Rekruitment Tenaga Kerja Konstruksi
Timbulnya Keresahan Masyarakat
Mobilitas Material, Peralatan dan tenaga Peningkatan Kebisingan
Kerja Penurunan Kualitas Udara
Penurunan Kuantitas Air Tanah
Tahap Konstruksi Aktivitas Penghuni Apartemen
Terbukanya Kesempatan Usaha
Penuruanan Kualitas Udara
Pembukaan Lahan
Peningkatan Kebisingan
Pembangunan Jaringan Utilitas dan Penurunan Kualitas Udara
Gedung Terjadinya Kecelakaan Kerja
Rekruitment Tenaga Kerja Operasional Terbukanya Kesempatan Kerja
Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas
Peningkatan Kebisingan
Peningkatan Nilai Lahan
Tahap Operasional
Aktivitas Penghuni Apartement Terbukanya Kesempatan Usaha
Penurunan Kuantitas Air Tanah
Penurunan Kualitas Air Sungai dan
Air Tanah
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Sumber: Hasil Analisis (2018)


Setelah proses pelingkupan ditampilkan dalam bentuk tabel skoring, langkah
selanjutya yang dapat dilakukan untuk memudahkan selanjutnya pelingkupan ditampilkan
dalam tabel hasil prioritas dampak penting hipotetik. Berikut ini adalah tebel hasil prioritas
dampak penting hipotetik.
Tabel 2.6 Hasil Prioritas Dampak Penting Hipotetik Pra Konstruksi
Insidental Besar Bencana
1 Kecil 2 Menengah 3 4 5

Hampir Pasti 5
Kemungkinan
Besar 4
Sedang 3
Kemungkinan Perubahan persepsi dan Timbulnya keresahan
Kecil 2 sikap masyarakat masyarakat

Jarang Sekali 1
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Tabel 2.7 Hasil Prioritas Dampak Penting Hipotetik Konstruksi
Insidental
1 Kecil 2 Menengah 3 Besar 4 Bencana 5
Hampir Pasti 5
Menurunnya kualitas - Meningkatnya
udara kadar debu saat
Kemungkinan pembangunan
Besar 4 - Kenyamanan
lingkungan
menurun
- Penurunan RTH dan Meningkatkan
Tumbuhan Hijau jaringan air bersih
- Meningkatkan
pendapatan
masyarakat yang
berjualan
- Meningkatkan
Sedang 3
kebisingan
- Meningkatkan
limbah domestik
- Kenyamanan
lingkungan menurun
- Meningkatkan
polusi suara
Terjadinya Meningkatkan - Menurunkan
kecelakaan keresahan terhadap kualitas jalan
masyarakat - Tumbuhnya
lapangan
Kemungkinan perkerjaan
Kecil 2 - Menurunkan
kualitas air
- Memperbanyak
sampah bekas
bahan material
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Insidental
1 Kecil 2 Menengah 3 Besar 4 Bencana 5
Jarang Sekali 1
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Tabel 2.8 Hasil Prioritas Dampak Penting Hipotetik Pra Konstruksi
Insidental
1 Kecil 2 Menengah 3 Besar 4 Bencana 5
Hampir Pasti 5
Meningkatkan Meningkatkan
Kemungkinan kegiatan pergerakan
Besar 4 ekonomi lokal mobilitas

- Terbukanya
kesempatan kerja
Sedang 3
- Meningkatkan
polusi udara
- Menurunkan kualitas - Meningkat
air kan
- Meningkatkan pendapatan
Kemungkinan kemananan dan masyarakat
Kecil 2 kenyamanan - Membuka
apartemen lapangan
usaha

Jarang Sekali 1
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Keterangan:
Merah : Sebagai Prioritas Tinggi
Kuning : Sebagai Prioritas Menengah
Hijau : sebagai Prioritas Rendah
(ditambahi ringkasan pelingkupan)

2.4 Batas Wilayah Studi


Wilayah studi adalah ruang dimana komponen/sup-komponen/parameter
lingkungan yangada di dalamnya dipengaruhi dan dimungkinkan dipengaruhi, baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan disekitar proyek. Batas wilayah studi dalam
penelitian ini terdiri dari empat yaitu batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas
administratif. Batas wilayah studi digunakan untuk memilih titik-titik sampel untuk
keperluan pengambilan data primer dan data sekunder yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan penelitian dan pengkajian prediksi dampak. Berikut ini merupakan batas
wilayah studi dalam penelitian proyek Apartemen Begawan.
2.4.1 Batas Proyek
Batas proyek merupakan batasan dimana aktivitas (kegiatan) proyek dilakukan
mulai dari tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap pasca konstruksi. Proyek yang
dipiluh dalam penelitian ini yaitu proyek Apartemen Begawan. Apartemen Begawan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

dibangun di Kelurahan Tlogomas Kota Malang oleh PP Property dengan luas 1,4 ha. Batas
wilayah proyek Apartemen Begawan adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Sungai Brantas
Sebelah Timur : Toko Suzuki Motor, Kelurahan Tlogomas
Sebelah Selatan : Toko Oeat 89, Kelurahan Tlogomas
Sebelah Barat : Koperasi Serba Usaha Arta Anugrah Kencana, Kelurahan
Tlogomas
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.6 Peta Batas Proyek Pembangunan Gedung Apartemen Begawan


ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

2.5.2 Batas Ekologis


Batas ekologis adalah batas dimana komponen lingkungan akan terpengaruh
(jangkauan pencemaran udara, air) atau mempengaruhi penyebaran dampak dari kegiatan
konstruksi dan operasional proyek Apartemen Begawan. Batasan yang diteliti dari
pembangunan proyek tersebut adalah perubahan yang terjadi setelah adanya pembangunan
proyek Apartemen Begawan. Batas ekologis ditentukan berdasarkan pola arah aliran
sungai yang ada di sekitar lokasi proyek pembangunan proyek Apartemen Begawan.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.7 Peta Batas Ekologis Proyek Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

2.5.3 Batas Sosial


Batas sosial adalah batas di mana kegiatan proyek akan mempengaruhi interaksi
masyarakat disekitar lokasi proyek. Batas sosial tersebut merupakan batas sosial sebelum
adanya pembangunan proyek tersebut hingga dampak penting dari adanya kegiatan
pembangunan proyek Apartemen Begawan. Batas sosial ditetapkan dengan membatasi
batas-batas terluar dengan memperhatikan hasilidentifikasi komunitas masyarakat yang
berada diluar batas proyek dan ekologis namun berpotensi terkena dampak yang mendasar
dari rencana kegiatan. Oleh karena itu batas sosial adalah batas proyek dengan pemukiman
terdekat/sekitar. Dengan demikian batas kajian sosial meliputi pemukiman-pemukiman
penduduk di sekitar proyek Apartemen Begawan yang meliputi permukiman di sekitar
proyek Apartemen Begawan.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.8 Peta Batas Sosial Proyek Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

2.5.4 Batas Administrasi


Batas administrasi adalah ruang di mana masyarakat dapat secara leluasa
melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas ruang ini dapat berupa batas
administrasi pemerintahan atau batas konsesi pengelolaan sumber daya oleh suatudan/atau
kegiatan. Batas wilayah administrasi Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru
sebagai lokasi studi adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Tegalweru, Kecamatan Dau
Sebelah Timur : Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru
Sebelah Selatan : Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru
Sebelah Barat : Desa Tegalweru, Kecamatan Dau
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 2.9 Peta Batas Administrasi Keluraha Tlogomas


ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

BAB III
METODE STUDI

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti untuk
memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan dalam keperluan penelitian dan
memerlukan adanya hubungan antara peneliti dengan subjek (responden) penelitian.
Teknik analisis digunakan untuk mengolah data yang dibutuhkan dan didapatkan menjadi
sebuah informasi untuk merumuskan suatu hipotesis. Tujuan metode pengumpulan dan
analisis data menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup adalah untuk menentukan rona
lingkungan hidup secara rinci dan metode prakiraan dampak yang digunakan untuk setiap
dampak penting hipotetik yang akan dikaji, sehingga data yang dikumpulkan relevan dan
representatif dengan dampak penting hipotetik.
3.1.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara meninjau langsung
di wilayah studi, dan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer maupun data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
pengumpulan data primer dan sekunder.
A. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.
Dilakukan untuk mengetahui kondisi ekesiting wilayah lokasi pembangunan Gedung
Apartemen Begawan, sedangkan wawancara ditujukan kepada masyarakat yang terkena
dampak langsung di sekitar lokasi pembangunan. Beriku adalah penjelasan mengenai
metode pengumpulan data primer berdasarkan komponen:
1. Komponen Geofisik Kimia
Komponne geofisik kimia terdiri dari udara dan air. Data primer udara didaptkan
dengan cara mengambil titik sampel di lokasi studi untuk kualitas udara. Parameter
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data Kualitas Udara
No Parameter Metode Alat yang Digunakan
Pengumpulan
1. CO Eksperimental Multinorm MI 6201
2. CO2
3. Suhu udara
4. Kelembapan Relatif
5. Aliran Udara
6. Intensitas Cahaya
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

No Parameter Metode Alat yang Digunakan


Pengumpulan
7. Kebisingan
Data primer kualitas air didapatkan dengan cara mengambil titk sampel di sungai
lokasi studi, kemudian dilakukan penelitian mengenai kualitas air dengan parameter
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Metode Pengumpulan Data Kualitas Air
No Parameter Metode Pengumpulan
.
1. pH
2. DO (mg/L)
3. Turbidity (NTU) Eksperimental
4. Electric Conductivity (ms/m)
5. Salt Content
2. Komponen Guna Lahan
Data primer dari komponen guna lahan didapatka dari observasi secara langsung
untuk menyesuaikan pola ruang pada kondisi eksisting dengan peta yang
dipublikasikan di RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036.
3. Komponen Transportasi
Data primer didapatkan dari observasi langsung di sekitar wilayah studi yang
terkena dampak untuk mengetahui pencacahan volume kendaraan pada ruas jalan,
jenis parkir yang terdapat di sekitar lokasi proyek, dan kapasitas jalan eksisting, dan
4. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Data primer sosekbud didapatkan dengan cara wawancara dan menyebar kuisioner
kepada beberapa responden yang rumahnya berlokasi dekat dengan proyek di
wilayah studi terkait perekonomian, sosial, dan kebudayaan.
B. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data dari instansi
yang berkaitan dengan proyek dan studi literatur. Data sekunder yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah batas kepemilikan lahan suatu proyek, kondisi jaringan jalan dan
sistem jaringan jalan, kualitas air permukaan (DAS), dan lokasi administrasi batas proyek,
sosial, dan ekologis.
3.1.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berbeda untuk setiap
komponennya. Komponen yang akan dibahas dalam metode analisis data adalah
komponen geofisik kimia, komponen biologi, komponen guna lahan, komponen
transportasi, dan komponen sosial, ekonomi, dan budaya.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

A. Komponen Geofisik Kimia


Metode analisis data pada komponen geofisik kimia membahas tentang udara dan
air.
1. Udara
Proyek pembangunan Gedung Apartemen Begawan di Jl. Raya Tlogomas akan
mempengaruhi kualitas udara, dimana akan menghasilkan dampak terhadap udara,
seperti gas, debu, kebisingan, dan getaran udara (vibrasi). Langkah dasar yang
harus dilakukan untuk dapat memperkirakan dampak terhadap komponen udara,
antara lain:
a. Identifikasi atau pengelana emisi gas atau debu yang dikeluarkan oleh beberapa
aktivitas pembangunan yang direncanakan.
b. Penjelasan tentang kondisi udara saat sekarang yang merupakan rona lingkungan
awal. Apabila mungkin, buat kecenderungan perubahan kondisi udara tersebut di
waktu mendatang. Buatlah rata-rata kondisi setiap gas dan debu yang ada di
udara saat ini, kemudian bandingkanlah dengan standar baku mutu kualitas
udara.
c. Penentuan disepersi patokan di udara dengan memeprhatikan kecepatan angin,
tinggi, cerobong, dan inversinya pada musim kemarau dan musim hujan. Hasil-
hasil pengamatan terhadap kualitas udara pada waktu yang lalu harus menjadi
bahan pertimbangan.
d. Pelajari data iklim yang terdiri dari curah hujan, kecepatan angin, arah angin,
radiasi matahari, kelembaban, dan evapotranspirasi. Data iklim hendaknya dicari
untuk data tahunan dan bulanan. Kemudian ditentukan konsentrasi gas dan debu
di permukaan tanah.
e. Penetuan adanya dampak yang timbul pada saat musim kemarau dan musim
hujan juga ditentukan dampaknya pada saat aktivitas pembangunan
dilaksanakan, baik pada saat pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi.
Cara prakiraan dampak yang timbul pada komponen udara biasanya menggunakan
rumus matematis sebagai berikut (Canter, 1997):

C=¿
...........................................................(3-1)

Keterangan:
C = Konsentrasi suatu gas di atas permukaan tanah, dalam Ug/m3
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Q = Banyaknya gas yang dikeluarkan dalam Ug/detik


Q ini adalah variabel prediktor
y = perbauran parameter gas secara horizontal
z = perbauran parameter gas secara vertikal
V = rata-rata kecepatan angin dalam m/detik
H = tinggi cerobong efektif (m)
x,y = jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin dalam m
Y = tinggi permukaan di atas tanah
2. Air
Hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis adalah menyusun komponen
lingkungan air yang diperkirakan akan terkena dampak, sehingga setelah
melakukan analisis akan menghasilkan skala kualitas lingkungan. Analiss dampak
lingkungan yang dilakukan adalah pengukuran debit sungai dan debit aliran
permukaan. Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada lokasi
penelitian, maka dilakukan pengukuran terhadap kualitas air permukiman.
Pengukuran dan evaluasi kualitas air permukaan berpedoman pada Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.
Tabel 3.3 Parameter Wajib untuk Kualitas Air Minum
Kadar Maksimum yang
No. Jenis Parameter Satuan
diperbolehkan
Paramerer yang berhubungan
langsung dengan masayrakat
a. Parameter mikrobiologi
1) E. Coli Jumlah/100 ml 0
sampel
2) Total bakteri koliform Jumlah/100 ml 0
sampel
b. Kimia an-organik
1
1) Arsen mg/l 0,01
2) Flourida mg/l 1,5
3) Total kromium mg/l 0,05
4) Kadmium mg/l 0,003
5) Nitrit (NO2) mg/l 3
6) Nitrat (NO3) mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selinium mg/l 0,01
2 Paramerer yang tidak langsung
berhubungan dengan masayrakat
a. Parameter fisik
1) Bau Tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) Total zad padat terlarut mg/l 500
(TDS)
4) Kekeruha NTU 5
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Kadar Maksimum yang


No. Jenis Parameter Satuan
diperbolehkan
5) Rasa Tidak berasa
6) Suhu o
C Suhu udara ± 3
b. Parameter kimiawi
1. Aluminium mg/l 0,2
2. Besi mg/l 0,3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0,4
6. pH 6,5-8,5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. Tembaga mg/l 2
10.Amonia mg/l 1,5
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum
Tabel 3.3 menunjukkan parameter wajib untuk kualitas air berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, terdapat beberapa parameter yang tidak disebutkan yaitu kebutuhan
oksigen biokimiawi (BOD) dan kebuthan oksigen kimiawi (COD). Terkait dengan
metode analisis yang digunakan dapet mengacu pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.
Tabel 3.4 Parameter, Teknik Pengujian, Spesifikasi Metode Pengujian Kualitas Air
Spesifikasi metode
No. Parameter Teknik Pengujian
pengujian
1 Amonium Spektrofotometri dengan Nessler SNI 06-2479-1991
2 Besi Spektrometri serapan atom SNI 06-2523-1991
3 BOD Inkubasi Winkler SNI 06-2503-1991
4 COD Refluk secara tertutup SNI 06-2504-1991
5 Fenol Spektrofotometri dengan
SNI 19-1656-1989
aminoantipirin
6 Krom Spektrometri serapan atom SNI 06-2511-1991
7 Kadmium Spektrometri serapan atom SIN-06-2465-1991
8 Minyak dan Lemak Ekstraksi dengan petroleum eter SNI 19-1660-1989
9 Nitrat Spektrofotometri dengan brusin
SNI 06-2480-1991
sulfat
10 Nitrit Spektrofotometri dengan Asam
SNI 06-2484-1991
sulfanilat
11 Perak Spektrometri serapan atom SNI 06-4162-1996
12 Silfida Spektrofotometri dengan para
SNI 19-1664-1989
aminodimetil anilin
13 Sianida Titrimetri dan kolorimetri SNI 19-1504-1989
14 Seng Spektrometri serapan atom SNI 06-2507-1991
Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
Pengukuran debit sungai dan debit aliran permukaan, dapat menggunakan rumus
rasional (empiris) atau rational method sebagai berikut:
R = 0,028 C. I. A …...............................................................................(3-2)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Keterangan:
R = Debit larian air permukaan
C = Koefisien aliran permukaan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas area/wilayah DAS (Ha)
B. Guna Lahan
Metode analisis yang digunakan adalah analisis evaluasi guna lahan yang
digunakan untuk melihat eksisting guna lahan dengan peta guna lahan yang dipublikasikan
di RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036. Analisis ini bertujuan mengetahui apakah
penggunaan lahan tersebut sesuai atau tidak dengan RDTR BWP Malang Utara Tahun
2016-2036, apabila tidak sesuai, maka perlu adanya arahan rencana.
C. Transportasi
Metode analisis sistem transportasi bertujuan untuk mengkaji pola perkembangan
sistem transportasi darat dan keterkaitan antara pusat kegiatan yang ada. Analisis yang
digunakan adalah analisis tingkat pelayanan jalan. Tingkat pelayanan (LOS) yaitu ukuran
kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang kualitas mengendarai
kendaraan. LOS berhubungan dengan ukuran kuantitatif, seperti kerapatan atau persen
waktu tundaan. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, tingkat pelayanan lalu lintas di
Indonesia terbagi menjadi:
Tabel 3.5 Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat
Kondisi DS
Pelayanan
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah.
A 0,00-0,19
Pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan.
Dalam zone arus stabil, pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk
B 0,20-0,44
memilih kecepatannya.
C Dalam zone arus stabil, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya. 0,45-0,74
Mendekati arus tidak stabil diman hampir seluruh pengemudi akan dibatasi
D volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang dapat ditolerir 0,75-0,84
(diterima).
Volume lalu lintas mendekati atau berada pada kapasitasnya. Arus adalah
E 0,84-1,00
titik stabil dengan kondisi yang serng berhenti.
Lebih besar
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatankecepatan yang rendah.
F dari
Antrian yang panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar.
1,0
Sumber: MKJI (1997)

V
VCR=
C
............................................................................................................................(3-3)
Keterangan:
VCR = Volume kapasitas rasio
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

D. Sosial, Ekonomi, dan Budaya


Metode analisis data untuk ekonomi dapat menggunakan metode analisis deskriptif,
yaitu mendeskripsikan hasil survei pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara
terhadap beberapa narasumber.
Tabel 3.6 Parameter, Metode Pengumpulan, dan Analisis Data Demografi, Sosial Ekonomi dan
Sosial Budaya
Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
Kependudukan
Wawancara, pengumpulan data Kualitatif dan
 Jumlah penduduk
sekunder kuantitatif
Wawancara, pengumpulan data Kualitatif dan
 Rasio jenis kelamin
sekunder kuantitatif
Wawancara, pengumpulan data Kualitatif dan
 Tingkat pertumbuhan penduduk
sekunder kuantitatif
Sosial Ekonomi
Wawancara, penelusuran data dan Kualitatif dan
 Jenis pekerjaan
informasi kuantitatif
Wawancara, penelusuran data dan Kualitatif dan
 Tingkat pendapatan
informasi kuantitatif
 Sentra kegiatan ekonomi dan sektor Wawancara, penelusuran data dan Kualitatif dan
perekonomian yang potensial informasi kuantitatif
Sosial Budaya
Wawancara, penelusuran data dan Kualitatif dan
 Perubahan struktur sosial
informasi kuantitatif
Wawancara, penelusuran data dan Kualitatif dan
 Persepsi masyarakat
informasi kuantitatif
Wawancara, penelusuran data dan Kualitatif dan
 Keamanan dan ketertiban
informasi kuantitatif
Sumber: KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi (2017)
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting
Metode prakiraan dampak penting merupakan suatu metode untuk
menduga/memperkirakan respon atauperubahan suatu parameter lingkungan tertentu akibat
adanya kegiatan tertentu pada perspektif ruang dan waktu tertentu. Metode prakiraan
dampak dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sangat sederhana sampai pada
metode yang canggih. Metode prakiraan dampak yang sederhana lebih bersifat intuitif dan
sangat subyektif (Sumarwoto, 2009). Metode prakiraan dampak penting dilakukan
terhadap masing-masing jenis komponen dampak yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing dampak
beserta besarannya.
3.2.1 Tingkat Kepentingan Dampak
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dampak berupa
metode skoring dengan menggunakan skala likert. Metode skoring dilakukan pada setiap
jenis dampak penting hipotetik yang telah ditentukan pada proses pelingkupan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

sebelumnya. Tabel 3.7 merupakan faktor-faktor beserta skala yang akan digunakan untuk
menentukan tingkat kepentingan dampak.
Tabel 3.7 Tingkat Kepentingan Dampak
Variabel Nilai Kriteria
Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak
1
sangat sedikit
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2
sedikit
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
3
sedang
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
4
banyak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
5
sangat banyak
Luas Wilayah Persebaran Dampak Luas wilayah persebaran dampak sangat
1
sempit
2 Luas wilayah persebaran dampak sempit
3 Luas wilayah persebaran dampak sedang
4 Luas wilayah persebaran dampak luas
5 Luas wilayah persebaran dampak sangat luas
Lamanya Dampak Berlangsung 1 Dampak berlangsung sangat singkat
2 Dampak berlangsung singkat
3 Dampak berlangsung sedang
4 Dampak berlangsung lama
5 Dampak berlangsung sangat lama
Intensitas Dampak 1 Intensitas dampak sangat rendah
2 Intensitas dampak rendah
3 Intensitas dampak sedang
4 Intensitas dampak tinggi
5 Intensitas dampak sangat tinggi
Banyaknya Komponen Lingkungan Lainnya yang Komponen lingkungan lainnya yang akan
1
Akan Terkena Dampak terkena dampak sangat sedikit
Komponen lingkungan lainnya yang akan
2
terkena dampak sedikit
Komponen lingkungan lainnya yang akan
3
terkena dampak sedang
Komponen lingkungan lainnya yang akan
4
terkena dampak banyak
Komponen lingkungan lainnya yang akan
5
terkena dampak sangat banyak
Sifat Kumulatif Dampak 1 Sifat kumulatif dampak sangat kecil
2 Sifat kumulatif dampak kecil
3 Sifat kumulatif dampak sedang
4 Sifat kumulatif dampak besar
5 Sifat kumulatif dampak sangat besar
Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak Kemungkinan dampak untuk berbalik sangat
1
rendah
2 Kemungkinan dampak untuk berbalik rendah
3 Kemungkinan dampak untuk berbalik sedang
4 Kemungkinan dampak untuk berbalik tinggi
Kemungkinan dampak untuk berbalik sangat
5
tinggi
Sumber: Keputusan Kepala Bapedal Nomor 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

3.2.2 Besaran Dampak


Metode prakiraan besaran dampak berfungsi untuk mengetahui seberapa besar
suatu kegiatan proyek mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Pada penelitian ini, metode
untuk mengukur besaran dampak yang akan digunakan adalah metode formal. Metode
formal berupa prakiraan cepat untuk dampak penting hipotetik guna lahan dan dampak
penting hipotetik transportasi dan eksperimental untuk dampak penting hipotetik udara,
dampak penting hipotetik air, dan dampak penting hipotetik sosial budaya.
A. Udara
1. Kualitas Udara
Pengukuran kualitas udara dilakukan dengan mengukur kualitas udara ambien.
Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang sehari-hari dihirup oleh
makhluk hidup (PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara). Unsur-unsur berbahaya yang masuk ke dalam atmosfer dapat berupa
Karbonmonoksida (CO), Nitrogendioksida (NO2), Sulfurdioksida (SO2),
Hidrokarbon (HC), dan lain-lain. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udaramenyebutkan bahwa baku mutu udara
ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi dan/atau komponen yang ada
atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam udara ambien. Udara yang melebihi baku mutu dapat merusak lingkungan
sekitarnya dan berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat sekitarnya.
Pencemaran udara ambien dapat pula menimbulkan dampak terhadap lingkungan
alam, antara lain hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Dalam
kajian ini, pengukuran kualitas udara dilakukan dengan menggunakan alat
Multinorm MI 6201, sehingga parameter yang dapat diukur untuk menentukan
kualitas udara ialah kadar CO dan CO2 di udara sekitar tapak proyek.
Tabel 3.8 Standar Baku Mutu Udara Ambien Nasional
No. Parameter Waktu Pengukuran Baku Mutu
1. SO2 1 jam 900 mg/m3
24 jam 365 mg/m3
1 tahun 60 mg/m3
2. CO 1 jam 30.000 mg/m3
24 jam 10.000 mg/m3
3. NO2 1 jam 400 mg/m3
24 jam 150 mg/m3
1 tahun 100 mg/m3
4. O3 3 jam 160 mg/m3
5. HK 1 jam 400 mg/m3
24 jam 150 mg/m3
1 tahun 100 mg/m3
6. PM10 24 jam 150 mg/m3
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999tentang Pengendalian Pencemaran


Udara
2. Tingkat Kebisingan
Dalam kajian ini, pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan
instrument alat Multinorm MI 6201. Alat Multinorm MI 6201 perlu untuk
dihubungkan dengan sound probe yang berfungsi untuk mengukur tingkat
kebisingan. Tingkat kebisingan yang telah terukur kemudian dibandingkan dengan
baku mutu sesuai guna lahan sekitar tapak proyek. Berikut merupakan baku mutu
tingkat kebisingan berdasarkan peruntukan kawasan atau lingkungan kegiatan.
Tabel 3.9 Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan (db)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan permukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industry 70
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus: Bandar Udara, Stasiun Kereta 60-70
Api, Pelabuhan Laut, Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan
B. Air
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Metode prakiraan besaran dampak untuk mengukur besaran
dampak penting hipotetik air adalah metode eksperimental berupa metode storet. Metode
storet merupakan metode yang digunakan untuk mengukur indeks pencemaran air
(Saraswati et al., 2014). Metode storet digunakan untuk mengetahui parameter-parameter
pengukuran kualitas air yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Prinsip dari
metode storet adalah membandingkan data kualitas air dengan baku mutu air yang
disesuaikan dengan peruntukannya, sehingga diketahui status mutu air yang akan
diuji.Tabel 3.10 menunjukkan standar baku mutu air berdasarkan metode storet
(Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air):
Tabel 3.10 Standar Baku Mutu Air Berdasarkan Metode Storet
Parameter Satuan Baku Mutu
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Parameter Satuan Baku Mutu


Fisika
TDS mg/l
Suhu Air C ±3
DHL mhos/cm
Kecerahan M
Kimia
a. Anorganik
Hg mg/l 0,002
As mg/l 0,5
Ba mg/l 1,5
F mg/l 0,01
Cd mg/l nihil
Cr (VI) mg/l
Mn mg/l
Na mg/l
NO3-N mg/l
NO2-N mg/l 0,06
NH3-N mg/l 0,02
pH 6-8,5
Se mg/l 0,05
Zn mg/l 0,02
CN mg/l 0,01
SO4 mg/l
H2S mg/l 0,002
Cu mg/l 0,02
Pb mg/l 0,03
RSC mg/l
BOD5 mg/l
COD mg/l
Minyak dan mg/l
0,5
Lemak
PO4 mg/l
Phenol mg/l 0,001
Cl2 mg/l 0,003
B mg/l
COD mg/l
Ni mg/l
HCO3 mg/l
CO2-bebas mg/l
Salinitas 0/00
DO mg/l >3
b. Organik
Aldrin mg/l
Dieldrin mg/l
Chlordane mg/l
DDT mg/l 0,002
Detergent mg/l 0,2
Lindane mg/l
PCB mg/l
Endrine mg/l 0,004
BHC 0,21
Mikrobiologi
Coliform Tinja Jml/100 ml
Total Coliform Jml/100 ml
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2013


tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
Penentuan status mutu air dengan menggunakan metode storet dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115
Tahun 2013 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air):
1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).
2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan nilai
baku mutu yang sesuai dengan kelas air.
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran < baku
mutu) maka diberi skor 0.
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >
baku mutu), maka diberi skor. Jumlah yang dimaksud merupakan jumlah parameter
yang akan digunakan untuk penentuan status mutu air.
Tabel 3.11 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air
Parameter
Jumlah Nilai
Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
<10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
>10 Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari
jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.
Klasifikasi mutu air dapat dibedakan menjadi 4 kelas dengan menggunakan sistem
nilai dari US-EPA (Enviromental Protection Agency) dapat dilihat pada tabel berikut
(Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air):
Tabel 3.12 Klasifikasi Mutu Air
Kela
Kategori Skor Klasifikasi
s
A Baik Sekali 0 Memenuhi Baku Mutu
B Baik -1 s/d -10 Tercemar Ringan
-11 s/d -
C Sedang Tercemar Sedang
30
D Buruk ≥ -31 Tercemar Berat
Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2013 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

C. Guna Lahan
Metode prakiraan besaran dampak untuk mengukur besaran dampak penting
hipotetik guna lahan adalah metode prakiraan cepat berupa evaluasi pola ruang.Evaluasi
pola ruang digunakan untuk membandingkan kesesuaian pola ruang pada kondisi eksisting
dengan peta yang dipublikasikan di RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036.Apabila
diketahui bahwa pola ruang pada RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036 tidak
sesuai dengan kondisi eksisting, maka perlu adanya arahan rencana untuk mengatasi
masalah tersebut.
D. Transportasi
1. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang
tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu (kendr/jam).
Dalam menghitung volume lalu lintas, jenis kendaraan diklasifikasikan dalam 3
macam kendaraan yaitu:
a. Kendaraan Ringan (Light Vechicles = LV)
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang),
b. Kendaraan berat (Heavy Vechicles = HV)
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda lebih dari 4 (Bus, truk 2 gandar,
truk 3 gandar dan kombinasi yang sesuai),
c. Sepeda motor (Motor Cycle = MC)
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 roda.
d. Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak dan kereta dorong), parkir pada badan
jalan dan pejalan kaki anggap sebagai hambatan samping.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997, perhitungan dilakukan per
satuan jam untuk satu atau lebih periode, misalnya didasarkan pada kondisi arus
lalu-lintas rencana jam puncak pagi, siang dan sore. Arus lalu-lintas (Q) untuk
setiap gerakan (belok-kiri QLT, lurus QST dan belok-kanan QRT) dikonversi dari
kendaraan per-jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) per-jam.
Tabel 3.13 Nilai Smp
Jenis Kendaraan smp
Kendaraan Ringan 1,00
Kendaraan Berat 1,20
Sepeda Motor 0,25
Kendaraan Tak 0,80
Bermotor
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997)
Berikut merupakan rumus perhitungan arus lalu lintas total dalam smp/jam:
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Qsmp = (emp LV × LV + emp HV × HV + emp MC × MC)


........................................
(3-4)
Keterangan:
Q : volume kendaraan bermotor ( smp/jam)
EmpLV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan ringan
EmpHV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan berat
EmpMC : nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor
LV : notasi untuk kendaraan ringan
HV :notasi untuk kendaraan berat
MC : notasi untuk sepeda motor
2. Kapasitas Jalan
Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia, kapasitas didefinisikan sebagai arus
maksimum yang melewati suatu titik pada jalan bebas hambatan yang dapat
dipertahankan persatuan jam dalam kondisi yang berlaku. Untuk jalan dua-lajur
dua-arah, kapasitas ditentukan untuk arusdua arah (kombinasi dua arah), tetapi
untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dankapasitas ditentukan
per lajur. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Berikut
merupakan rumus perhitungan kapasitas jalan.
C = C₀ x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
...........................................................
(3-5)
Keterangan:
C : Kapasitas
C₀ : Kapasitas dasar
FCw : Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
FCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota
Kapasitas dasar (Co) ditetapkan dengan mengacu pada tabel berikut.
Tabel 3.14 Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan
Kapasitas Dasar
Tipe Jalan Catatan
(smp/jam)
Enam atau Empat Terbagi atau Jalan Satu 1650 Per lajur
Arah
Empat lajur tak terbagi 1500 Per lajur
Dua lajur tak terbagi 2900 Total dua arah
Sumber: MKJI (1997)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalan (FCw) ditetapkan dengan
mengacu pada tabel berikut.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Tabel 3.15 Penyesuaian Kapasitas untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Lebar Jalur Lalu Lintas (Cw)
Tipe Jalan FCw
(m)
Enam atau empat lajur terbagi atau jalan satu Per lajur
arah 3,00 0,92
3,25 0,96
3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Empat lajur tak terbagi Per lajur
3,00 0,91
3,25 0,95
3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Dua lajur tak terbagi Total dua arah
5 0,56
6 0,87
7 1,00
8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber: MKJI (1997)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp) ditetapkan dengan
mengacu pada tabel berikut.
Tabel 3.16 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)
Pemisahan arah SP %- 70-
50-50 55-45 60-40 65-35
% 30
Dua lajur 2/2 1,0 0,97 0,94 0,91 0,88
FCsp Empat lajur
1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
4/2
Sumber: MKJI (1997)
Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan (FCsf) ditentukan dengan
mengacu pada tabel berikut.
Tabel 3.17 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan (FCsf)
Faktor Penyesuaian ntuk hambatan samping lebar bahu
Tipe Jalan Kelas hambatan (FCsf)
samping Lebar bahu efektif Ws
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
4/2 D VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
4/2 UD VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
2/2 UD VL 0,94 0,96 0,99 1,01
atau Jalan satu L 0,92 0,94 0,97 1,00
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

arah M 0,89 0,92 0,95 0,98


H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber: MKJI (1997)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh ukuran kota (FC cs) ditentukan dengan
mengacu pada tabel berikut.
Tabel 3.18 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pengaruh Ukuran Kota (FCcs)
Ukuran Kota
(Juta Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
Penduduk)
< 0,1 0,86
0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,04
Sumber: MKJI (1997)
E. Sosial Budaya
Metode prakiraan besaran dampak untuk mengukur besaran dampak penting
hipotetik sosial budaya adalah metode eksperimen lapangan dengan menggunakan
kuesioner. Parameter yang digunakan antara lain.
Tabel 3.19 Parameter, Metode Pengumpulan, dan Analisis Data Demografi, Sosial Ekonomi dan
Sosial Budaya
Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
Kependudukan
Wawancara, pengumpulan data Kualitatif dan
 Jumlah penduduk
sekunder kuantitatif
Wawancara, pengumpulan data Kualitatif dan
 Rasio jenis kelamin
sekunder kuantitatif
Wawancara, pengumpulan data Kualitatif dan
 Tingkat pertumbuhan penduduk
sekunder kuantitatif
Sosial Ekonomi
Wawancara, penelusuran data Kualitatif dan
 Jenis pekerjaan
dan informasi kuantitatif
Wawancara, penelusuran data
Kualitatif dan
 Tingkat pendapatan dan
kuantitatif
informasi
Wawancara, penelusuran data
 Sentra kegiatan ekonomi dan sektor Kualitatif dan
dan
perekonomian yang potensial kuantitatif
informasi
Sosial Budaya
Wawancara, penelusuran data
Kualitatif dan
 Perubahan struktur sosial dan
kuantitatif
informasi
Wawancara, penelusuran data
Kualitatif dan
 Persepsi masyarakat dan
kuantitatif
informasi
Wawancara, penelusuran data
Kualitatif dan
 Keamanan dan ketertiban dan
kuantitatif
informasi
Sumber: KA-ANDAL Pembangunan Villa Batu Layar Senggigi (2017)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

3.3 Metode Evaluasi Dampak


Evaluasi dampak merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan
lingkungan suatu proyek, pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak,
serta menjadi dasar untuk menentukan dampak-dampak negatif yang perlu diatasi dan
dampak-dampak positif yang perlu dikembangkan. Metode evaluasi dampak yang
digunakan dalam penyusunan AMDAL pembangunan gedung Apartemen Begawan adalah
metode matriks berupa matriks leopold.
Matriks leopold juga dikenal sebagai matriks interaksi leopold. Metode ini
dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek dan dapat
memberikan informasi hubungan sebab, pengaruh aktivitas dan dapat menujukkan hasil
secara kuantitatif serta baik untuk mengkomunikasikan hasil.
Dampak lingkungan dari proyek dievaluasi dengan membuat interaksi antara
aktivitas yang dilakukan dengan komponen lingkungan. Untuk menentukan besaran
dampak (magnitude) atau pentingnya dampak (importance), tentukan terlebih dahulu
dampak-dampak yang akan terjadi pada suatu komponen akibat dari suatu aktivitas,
apabila terdapat dampak dari aktivitas tersebut maka beri tanda diagonal pada kotak
pertemuan atau sel matriks yang mempertemukan dua komponen tersebut. Setiap kotak
yang telah diberi tanda diagonal akan ditetapkan besaran dan tingkat kepentingan
dampaknya. Besaran dampak dinyatakan dalam nilai angka (1-10). Penentuan besaran
dampak didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara kualitatif maupun
kuantitatif. Besaran dampak seringkali ditetapkan secara “profesional judgement” atau
pertimbanan keahlian. Untuk dampak positif akan diberi tanda “+” dan dampak negatif
diberi tanda “ – “. Tingkat kepentingan suatu dampak diukur dengan menggunakan skala
angka (1-10). Nilai kepentingan ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokal, regional
dan nasional. Penyunsunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan
pertimbangan obyektif tim yang melakukan analisis tersebut.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

Gambar 3.1 Contoh Matriks Leopold


Sumber: Academia, 2016
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. (1994). Keputusan Kepala Bapedal Nomor 56


Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting. Jakarta: Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
Badan Pusat Statistik. (2017) Kota Malang dalam Angka Tahun 2017. Malang: Badan
Pusat Statistik.
Canter, L.W. (1997). Environmental Impact Assessment. Oklahoma: The McGraw-Hill
Companies.
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Bina
Karya. Jakarta: Direktur Jenderal Bina Marga.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. (2012). Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Republik Indonesia No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratakan Kualitas Air
Minum. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2003). Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan
Pengambilan Contoh Air Permukaan. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.
Pemerintah Kota Malang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang
Tahun 2013-2018. Malang: Pemerintah Kota Malang.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang

LAMPIRAN

Lampiran I : Deskripsi Kegiatan pembangunan Gedung Apartemen Begawan


1. Nama dan Alamat Pemrakarsa
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jl. MT Haryono 167 Malang
Malang, Jawa Timur
2. Lokasi dari Perencanaan Kegiatan
Landungsari, Malang
3. Jenis Perencanaan Kegiatan
Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
4. Produksi yang akan dihasilkan
Dalam kegiatan pembangunan Gedung Apartmen Bengawan di Landungsari, tidak
terdapat produksi atau barang apapun yang dihasilkan. Tetapi, dalam pembangunan
apartemen tersebut setelah masuk pada tahap operasional kemungkinan akan
menimbulkan pusat kegiatan baru disekitar wilayah apartemen tersebut. Terutama
kegiatan perdagangan dan jasa.
5. Bagian – bagian perencanaan yang berpotensi menyebabkan dampak lingkungan
a. Tahap Pra-konstruksi
b. Tahap Konstruksi
c. Tahap Operasi

Lampiran II : Rona Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai