I. BAB I
PENDAHULUAN
2
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Telepon : 0341-573944
Faksimile : 0341-573944
3. Penanggungjawab : Ardhian Farrel Maulana
Jabatan : Ketua Tim AMDAL Kelas A
JurusanPerencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknikUniversitasBrawijaya
Tabel 1.1 Susunan Tim Penyusun AMDAL Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
No
Nama Bidang
.
1. Harits Abiy Ramadhan Air
2. Muhammad Kemal Akbar Air
3. Abd Khoir Air
4. Triska Ludya Wirawati Air
5. Khodijah Nurfitri Syahrizal Air
6. Arsa Sasti Ayuningtyas Sosekbud
7. Fikriyah Sosekbud
8. Rifan Rifandy Sosekbud
9. Agnes Wiratamia Nugraha Sosekbud
10. Shallima Nada Puspa Sosekbud
11. Yazid Al Hafizh Rizal Sosekbud
12. Deandra Trisna Rana Cetha TGL
13. Devia Riastika Laksono TGL
14. Mahisma Driya Karenggani TGL
15. Raka Defantara Putra TGL
16. Nisrina F Shakia TGL
17. Ardhian Farrel Maulana Transportasi
18. Anita Puspita Sari Transportasi
19. Ika Agustin Maulidiah Transportasi
Muhammad Bobby Cahyadi
20.
Pulungan Transportasi
21. Ilham Maulana Transportasi
22. Devi Violita Marferlyamin Udara
23. Aulia Rizka Mahardika Udara
24. Fia Fauziah Udara
25. Yulia Astutik Udara
26. Irena Rerehena Imerlin Udara
4
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
II. BAB II
PELINGKUPAN
1
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Pada tahap ini dilakukan penerimaan tenaga kerja sebagai pegawai apartemen,
aktivitas hunian apartemen, pemeliharaan lingkungan apartemen, dan
pengembangan apartemen.
C. Kegiatan Lain di Sekitar Wilayah Studi
Apartemen Begawan terletak pada Jl. Raya Tlogomas dimana di sepanjang jalan
terdapat sarana perdagangan dan jasa. Kemudian jarak 1 km ke arah utara, terdapat Rumah
Sakit UMM dan 3 km ke arah barat terdapat Universitas Muhammadiyah Malang.
Kemudian 3 km ke arah timur terdapat Universitas Islam Malang dan 5 km ke arah timur
terdapat Universitas Brawijaya. Pada sisi selatan Apartemen Begawan terdapat
permukiman warga dengan kepadatan yang cukup tinggi.
2
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, sumber mata air
tersebut hanya digunakan untuk fasilitas umum seperti mushola dan masjid. Mata air yang
terdapat di RW 05 saat ini dimanfaatkan oleh pengelola wisata pemandian Tlogomas.
Pembangunan Apartemen Begawan di Kelurahan Tlogomas, Kota Malang tidak
berdampak besar pada kualitas air sungai maupun air tanah di sekitar wilayah lokasi
pembangunan apartemen. Karena site plan dari Apartemen Begawan sudah sesuai dengan
ketentuan batas sempadan sungai yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 15 meter. Dampak
pembangunan apartemen Begawan terhadap kualitas air sumur dan sumber mata air
diperkirakan tidak berdampak signifikan pada kualitas air.
2.2.2 Komponen Tata Guna Lahan
Rona lingkungan komponen tata guna lahan meliputi kondisi fisiografis, dan ruang,
lahan, dan tanah.
A. Fisiografis
Data dari BPS (2017) menunjukkan bahwa Kecamatan Lowokwaru memiliki
rentang ketinggian wilayah di antara 420-452 mdpl. Tabel 2.1 memuat ketinggian wilayah
masing-masing kelurahan di Kecamatan Lowokwaru.
Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah
Kelurahan Rata-rata Ketinggian Wilayah (mdpl)
Merjosari 452
Dinoyo 440
Sumbersari 440
Ketawanggede 452
Jatimulyo 445
Lowokwaru 451
Tulusrejo 444
Mojolangu 444
Tunjungsekar 420
Tasikmadu 444
Tunggulwulung 420
Tlogomas 440
Sumber: BPS (2017)
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa Apartemen Begawan yang
dibangun di Kelurahan Tlogomas berada pada rata-rata ketinggian 440 mdpl.
B. Ruang, Lahan, dan Tanah
Kondisi geologi Kota Malang secara umum dapat dibedakan menjadi 2 daerah
pokok yaitu daerah alluvium dan daerah hasil gunung api kwarter muda.Tabel 2.2
menunjukkan kondisi geologi Kota Malang.
Tabel 2.2 Kondisi Geologi
Jenis Batuan Kecamatan Persentase Luas Wilayah
Alluvium Kecamatan Klojen 59%
Kecamatan Sukun
4
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
5
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
6
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
B. Tahap Konstruksi
Dampak potensial yang mungkin terjadi akibat adanya suatu kegiatan pada tahap
pra konstruksi dijelaskna pada bagan berikut.
Komponen Kegiatan Dampak Langsung Dampak Tak Langsung
Penurunan
Pengangguran
Terbentuk Penngkatan
kesempatan kerja pendapatan
Peningkatan
kepadatan lalu
lintas
Penurunan tingkat
kenyamanan
lingkungan
Penurunan tingkat
kesehatan
lingkungan
Penurunanan
Peningkatan
tingkat
kebisingan
kenyamanan
lingkungan
Peningkatan
kenyamanan
lingkungan
Peningkatan Peningkatan
pendapatan kegiatan ekonomi
lokal
Perkembangan Perkembangan
kawasan sekitar ruang wilayah kota
apartemen
Perkembangan
persepsi dan sikap
masyarakat
antara komponen rencana kegiatan dengan komponen lingkungandi lokasinya. Langkah ini
dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian dengan membayangkan suatu situasi di mana semua
dampak mungkin saja terjadi atau situasi terburuk (worst-case scenario). Dengan
demikian, segala macam dampak yang terpikir akan dicatat. Hasil dari tahap ini adalah
sebuah “daftar panjang semua dampak yang mungkin terjadi”, berikut sebuah daftar
berikut sebuah peta kasar yang yang menunjukkan letak komponen lingkungan yang
mungkin terkena dampak tersebut.
Dampak-dampak yang masuk daftar panjang ini masih beragam sifatnya, bisa
dampak besar atau kecil, dampak positif atau negatif, dan dampak penting atau tidak. Pada
tahap ini, semua dampak dituliskan sedangkan evaluasi atau pemilahan dampak
berdasarkan sifat dilakukan pada langkah selanjutnya. Adapun dampak-dampak potensial
yang telah teridentifikasi perlu dilakukan evaluasi kembali untuk menentukan dampak-
dampak tersebut menjadi penting hipotetik (secara dugaan) atau tidak. Dimana dampak-
dampak penting hipotetik tersebut nantinya akan dikaji lebih mendalam untuk
membuktikan kebenaran pentingnya dampak. Kriteria yang digunakan dalam melakukan
evaluasi dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik terdiri dari empat pertanyaan
berikut ini:
1. Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.
2. Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan terhadap
komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis) (sehingga perubahan besar pada
kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan
masyarakat dan keutuhan ekosistem)? Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan
lapangan.
3. Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen lingkungan
tersebut? Hal ini dapt dilihat dari terjemahan hasil konsultasi masyarakat.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraturan-peraturan
yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/limbah, tata ruang dan
sebagainya.
Setiap dampak potensial (dari langkah sebelumnya) ditapis dengan 4 pertanyaan di
atas. Jika salah satu pertanyaan dijawab dengan “ya”, dampak potensial tersebut
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAl. Jadi, jika
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Hampir Pasti 5
Kemungkinan
Besar 4
Sedang 3
Kemungkinan Perubahan persepsi dan Timbulnya keresahan
Kecil 2 sikap masyarakat masyarakat
Jarang Sekali 1
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Tabel 2.7 Hasil Prioritas Dampak Penting Hipotetik Konstruksi
Insidental
1 Kecil 2 Menengah 3 Besar 4 Bencana 5
Hampir Pasti 5
Menurunnya kualitas - Meningkatnya
udara kadar debu saat
Kemungkinan pembangunan
Besar 4 - Kenyamanan
lingkungan
menurun
- Penurunan RTH dan Meningkatkan
Tumbuhan Hijau jaringan air bersih
- Meningkatkan
pendapatan
masyarakat yang
berjualan
- Meningkatkan
Sedang 3
kebisingan
- Meningkatkan
limbah domestik
- Kenyamanan
lingkungan menurun
- Meningkatkan
polusi suara
Terjadinya Meningkatkan - Menurunkan
kecelakaan keresahan terhadap kualitas jalan
masyarakat - Tumbuhnya
lapangan
Kemungkinan perkerjaan
Kecil 2 - Menurunkan
kualitas air
- Memperbanyak
sampah bekas
bahan material
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Insidental
1 Kecil 2 Menengah 3 Besar 4 Bencana 5
Jarang Sekali 1
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Tabel 2.8 Hasil Prioritas Dampak Penting Hipotetik Pra Konstruksi
Insidental
1 Kecil 2 Menengah 3 Besar 4 Bencana 5
Hampir Pasti 5
Meningkatkan Meningkatkan
Kemungkinan kegiatan pergerakan
Besar 4 ekonomi lokal mobilitas
- Terbukanya
kesempatan kerja
Sedang 3
- Meningkatkan
polusi udara
- Menurunkan kualitas - Meningkat
air kan
- Meningkatkan pendapatan
Kemungkinan kemananan dan masyarakat
Kecil 2 kenyamanan - Membuka
apartemen lapangan
usaha
Jarang Sekali 1
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Keterangan:
Merah : Sebagai Prioritas Tinggi
Kuning : Sebagai Prioritas Menengah
Hijau : sebagai Prioritas Rendah
(ditambahi ringkasan pelingkupan)
dibangun di Kelurahan Tlogomas Kota Malang oleh PP Property dengan luas 1,4 ha. Batas
wilayah proyek Apartemen Begawan adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Sungai Brantas
Sebelah Timur : Toko Suzuki Motor, Kelurahan Tlogomas
Sebelah Selatan : Toko Oeat 89, Kelurahan Tlogomas
Sebelah Barat : Koperasi Serba Usaha Arta Anugrah Kencana, Kelurahan
Tlogomas
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Gambar 2.7 Peta Batas Ekologis Proyek Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Gambar 2.8 Peta Batas Sosial Proyek Pembangunan Gedung Apartemen Begawan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
BAB III
METODE STUDI
C=¿
...........................................................(3-1)
Keterangan:
C = Konsentrasi suatu gas di atas permukaan tanah, dalam Ug/m3
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Keterangan:
R = Debit larian air permukaan
C = Koefisien aliran permukaan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas area/wilayah DAS (Ha)
B. Guna Lahan
Metode analisis yang digunakan adalah analisis evaluasi guna lahan yang
digunakan untuk melihat eksisting guna lahan dengan peta guna lahan yang dipublikasikan
di RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036. Analisis ini bertujuan mengetahui apakah
penggunaan lahan tersebut sesuai atau tidak dengan RDTR BWP Malang Utara Tahun
2016-2036, apabila tidak sesuai, maka perlu adanya arahan rencana.
C. Transportasi
Metode analisis sistem transportasi bertujuan untuk mengkaji pola perkembangan
sistem transportasi darat dan keterkaitan antara pusat kegiatan yang ada. Analisis yang
digunakan adalah analisis tingkat pelayanan jalan. Tingkat pelayanan (LOS) yaitu ukuran
kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang kualitas mengendarai
kendaraan. LOS berhubungan dengan ukuran kuantitatif, seperti kerapatan atau persen
waktu tundaan. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, tingkat pelayanan lalu lintas di
Indonesia terbagi menjadi:
Tabel 3.5 Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat
Kondisi DS
Pelayanan
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah.
A 0,00-0,19
Pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan.
Dalam zone arus stabil, pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk
B 0,20-0,44
memilih kecepatannya.
C Dalam zone arus stabil, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya. 0,45-0,74
Mendekati arus tidak stabil diman hampir seluruh pengemudi akan dibatasi
D volume pelayanan berkaitan dengan kapasitas yang dapat ditolerir 0,75-0,84
(diterima).
Volume lalu lintas mendekati atau berada pada kapasitasnya. Arus adalah
E 0,84-1,00
titik stabil dengan kondisi yang serng berhenti.
Lebih besar
Arus yang dipaksakan atau macet pada kecepatankecepatan yang rendah.
F dari
Antrian yang panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar.
1,0
Sumber: MKJI (1997)
V
VCR=
C
............................................................................................................................(3-3)
Keterangan:
VCR = Volume kapasitas rasio
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
sebelumnya. Tabel 3.7 merupakan faktor-faktor beserta skala yang akan digunakan untuk
menentukan tingkat kepentingan dampak.
Tabel 3.7 Tingkat Kepentingan Dampak
Variabel Nilai Kriteria
Jumlah Manusia yang Akan Terkena Dampak Jumlah manusia yang akan terkena dampak
1
sangat sedikit
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2
sedikit
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
3
sedang
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
4
banyak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak
5
sangat banyak
Luas Wilayah Persebaran Dampak Luas wilayah persebaran dampak sangat
1
sempit
2 Luas wilayah persebaran dampak sempit
3 Luas wilayah persebaran dampak sedang
4 Luas wilayah persebaran dampak luas
5 Luas wilayah persebaran dampak sangat luas
Lamanya Dampak Berlangsung 1 Dampak berlangsung sangat singkat
2 Dampak berlangsung singkat
3 Dampak berlangsung sedang
4 Dampak berlangsung lama
5 Dampak berlangsung sangat lama
Intensitas Dampak 1 Intensitas dampak sangat rendah
2 Intensitas dampak rendah
3 Intensitas dampak sedang
4 Intensitas dampak tinggi
5 Intensitas dampak sangat tinggi
Banyaknya Komponen Lingkungan Lainnya yang Komponen lingkungan lainnya yang akan
1
Akan Terkena Dampak terkena dampak sangat sedikit
Komponen lingkungan lainnya yang akan
2
terkena dampak sedikit
Komponen lingkungan lainnya yang akan
3
terkena dampak sedang
Komponen lingkungan lainnya yang akan
4
terkena dampak banyak
Komponen lingkungan lainnya yang akan
5
terkena dampak sangat banyak
Sifat Kumulatif Dampak 1 Sifat kumulatif dampak sangat kecil
2 Sifat kumulatif dampak kecil
3 Sifat kumulatif dampak sedang
4 Sifat kumulatif dampak besar
5 Sifat kumulatif dampak sangat besar
Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak Kemungkinan dampak untuk berbalik sangat
1
rendah
2 Kemungkinan dampak untuk berbalik rendah
3 Kemungkinan dampak untuk berbalik sedang
4 Kemungkinan dampak untuk berbalik tinggi
Kemungkinan dampak untuk berbalik sangat
5
tinggi
Sumber: Keputusan Kepala Bapedal Nomor 56 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Dampak Penting
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
C. Guna Lahan
Metode prakiraan besaran dampak untuk mengukur besaran dampak penting
hipotetik guna lahan adalah metode prakiraan cepat berupa evaluasi pola ruang.Evaluasi
pola ruang digunakan untuk membandingkan kesesuaian pola ruang pada kondisi eksisting
dengan peta yang dipublikasikan di RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036.Apabila
diketahui bahwa pola ruang pada RDTR BWP Malang Utara Tahun 2016-2036 tidak
sesuai dengan kondisi eksisting, maka perlu adanya arahan rencana untuk mengatasi
masalah tersebut.
D. Transportasi
1. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang
tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu (kendr/jam).
Dalam menghitung volume lalu lintas, jenis kendaraan diklasifikasikan dalam 3
macam kendaraan yaitu:
a. Kendaraan Ringan (Light Vechicles = LV)
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang),
b. Kendaraan berat (Heavy Vechicles = HV)
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda lebih dari 4 (Bus, truk 2 gandar,
truk 3 gandar dan kombinasi yang sesuai),
c. Sepeda motor (Motor Cycle = MC)
Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 roda.
d. Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak dan kereta dorong), parkir pada badan
jalan dan pejalan kaki anggap sebagai hambatan samping.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997, perhitungan dilakukan per
satuan jam untuk satu atau lebih periode, misalnya didasarkan pada kondisi arus
lalu-lintas rencana jam puncak pagi, siang dan sore. Arus lalu-lintas (Q) untuk
setiap gerakan (belok-kiri QLT, lurus QST dan belok-kanan QRT) dikonversi dari
kendaraan per-jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) per-jam.
Tabel 3.13 Nilai Smp
Jenis Kendaraan smp
Kendaraan Ringan 1,00
Kendaraan Berat 1,20
Sepeda Motor 0,25
Kendaraan Tak 0,80
Bermotor
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997)
Berikut merupakan rumus perhitungan arus lalu lintas total dalam smp/jam:
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
Tabel 3.15 Penyesuaian Kapasitas untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Lebar Jalur Lalu Lintas (Cw)
Tipe Jalan FCw
(m)
Enam atau empat lajur terbagi atau jalan satu Per lajur
arah 3,00 0,92
3,25 0,96
3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Empat lajur tak terbagi Per lajur
3,00 0,91
3,25 0,95
3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Dua lajur tak terbagi Total dua arah
5 0,56
6 0,87
7 1,00
8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber: MKJI (1997)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp) ditetapkan dengan
mengacu pada tabel berikut.
Tabel 3.16 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)
Pemisahan arah SP %- 70-
50-50 55-45 60-40 65-35
% 30
Dua lajur 2/2 1,0 0,97 0,94 0,91 0,88
FCsp Empat lajur
1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
4/2
Sumber: MKJI (1997)
Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan (FCsf) ditentukan dengan
mengacu pada tabel berikut.
Tabel 3.17 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan (FCsf)
Faktor Penyesuaian ntuk hambatan samping lebar bahu
Tipe Jalan Kelas hambatan (FCsf)
samping Lebar bahu efektif Ws
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
4/2 D VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
4/2 UD VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
2/2 UD VL 0,94 0,96 0,99 1,01
atau Jalan satu L 0,92 0,94 0,97 1,00
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
Begawan Apartemen, Tlogomas, Malang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN