Anda di halaman 1dari 29

PROSES PELAKSANAAN

RUMAH TAHAN GEMPA


1. FONDASI
1.1. Persiapan Lahan
a. Penentuan lokasi letak Lokasi

bangunan pada dengan bangunan

Batas
memasang patok pada pembersihan 2m

sudut-sudut bangunan
Batas
bowplank

utama Batas
bangunan
2m 2m

1m
0.8m
0.6m
b. Pembersihan area dari 2m

tumbuhan dan humus,


atau benda-benda yang Penentuan Lokasi dan Pembersihan
mudah membusuk
1.2. Pemasangan Bouwplank
a. Siapkan patok-patok dari kayu 5/7 cm
dengan panjang 1m s/d 1,5 m.
b. Pasang patok-patok bouwplank 80 cm
di luar dari rencana letak bangunan,
dengan cara pasang dulu patok di Bouwplank

pojok luar.
Lokasi bangunan

Lokasi Pembersihan

c. Patok-patok ditanam dalam tanah


harus cukup kuat 1.3. Penentuan Posisi Bangunan
d. Tentukan elevasi muka atas pasangan a. Tentukan salah satu sisi bangunan,
fondasi pada patok- patok tersebut dengan menarik benang, kemudian
dengan waterpass. ikatkan ujung-ujung benang pada
paku di atas bouwplank.
e. Tarik benang antara patok-patok sudut
b. Buatlah sisi siku-siku
pada elevasi yang ditentukan,
kemudian tambahkan patok, sehingga
jarak antara patok maksimal 2m.
f. Pasang papan bouwplank 2/20 cm. Sisi
atas bouwplank rata benang yang 0.8 m 1m
sudah waterpass.
0.6 m
1.4. Galian untuk fondasi
a. Gali tanah selebar dan sedalam
rencana dasar fondasi
b. Galian harus sampai tanah keras/asli,
bila tanah keras lebih dalam dari
kedalam fondasi, maka harus diuruk
dengan pasir urug dan dipadatkan / Pemasangan bouwplank dan galian fondasi
disiram air

Pasir Urug Pasir Urug

80cm

Tanah keras
Galian dan Urugan Fondasi
80cm

Galian dan Urugan Fondasi


Papan bowplank

1.5. Fondasi batu belah P ro fil Ka yu 2/ 3

a. Pasang profil untuk fondasi dari 30cm

reng kayu 2/3 cm atau belahan Batu pondasi

bambu yang lurus. Aanstamping

b. Pasang pasir urug, pasangan Pasir Urug

aanstamping dan pasangan batu 80cm


belah. Profil Fondasi
c. Pasang angkur sloof pada
pondasi
d. Pada pelaksanaan fondasi harus Angkur

diperhatikan kerapatan
Sloof Kolom
Tulangan kolom
masuk ke fondasi

pasangan. Fondasi batu kali

e. Tulangan kolom masuk ke dalam Urugan tanah

fondasi batu belah, Anstamping

Urugan pasir 10 cm

Detail hubungan fondasi batu belah,


sloof dan kolom
2. STRUKTUR UTAMA
2.1. Sloof 15/20 cm
a. Potong tulangan seperti gambar
rencana.
b. Buat sengkang dengan Setiap jarak 60m

memperhitungkan beton penutup beton tahu

minimal 2 cm. Kawat bendrat

c. Pasang tulangan sloof bersamaan Batu pondasi


dengan tulangan kolom. Aanstamping

d. Buat bekisting sloof dari papan tebal Pasir Urug


minimal 2 cm atau multipleks tebal 80cm
minimal 1,5 cm. Profil Fondasi

e. Pemasangan bekisting harus kuat,


rapat
f. Bekisting harus tidak menyerap air,
g. Sebelum pengecoran bekisting
harus disiram air,
h. Buat adukan beton, kemudian tuang
dan padatkan dengan ditusuk-tusuk.
i. Bekisting sloof dibongkar minimal 48
jam. Pemasangan tulangan kolom
j. Lakukan perawatan beton dengan dan sloof

menyiramnya dengan air atau


menutupnya dengan karung basah
minimal 14 hari.

Pengecoran Sloof
2.2. Kolom 15/15 cm
a. Potong tulangan seperti gambar rencana.
b. Buat sengkang dengan memperhitungkan
beton penutup minimal 2 cm.
c. Rangkaikan tulangan sesuai
d. Pasang tulangan kolom bersamaan dengan
tulangan sloof,
e. Buat sepatu kolom dari campuran 1 PC dan
2 pasir
Sepatu kolom

f. Buat bekisting kolom dari papan tebal


minimal 2 cm atau multipleks tebal minimal Tulangan dan Sepatu Kolom

1,5 cm.
g. Pasang sabuk bekisting kolom dari kayu 5/7 cm setiap jarak 60 cm, lihat
h. Pasang support, untuk membuat kolom betul- betul vertikal
gunakan dua buah unting-unting pada dua sisi kolom yang tegak lurus,
sambil mengatur support.
i. Pemasangan bekisting harus kuat, sehingga selama pengecoran tidak
berubah bentuk/ukuran.
j. Bekisting harus rapat, bila ada lubang harus ditutup dengan kertas
basah.

k. Bekisting harus tidak menyerap air, sebelum pengecoran bekisting harus


disiram air.
l. Bila tinggi kolom lebih dari 1,5 m, lakukan pengecoran bertahap, maksimal
tinggi jatuh adukan beton 1,5 m.
m. Bekisting kolom dibongkar bila umur beton minimal 72 jam.
n. Lakukan perawatan beton dengan menyirannya dengan air atau menutupnya
dengan karung basah minimal 14 hari.
k. Bekisting harus tidak menyerap air, sebelum pengecoran bekisting
harus disiram air.
l. Bila tinggi kolom lebih dari 1,5 m, lakukan pengecoran bertahap,
maksimal tinggi jatuh adukan beton 1,5 m.
m. Bekisting kolom dibongkar bila umur beton minimal 72 jam.
n. Lakukan perawatan beton dengan menyirannya dengan air atau
menutupnya dengan karung basah minimal 14 hari.
2.3. Balok lintel 13/13 cm
a. Pekerjaan balok lintel dikerjakan
sesudah kusen dipasang dan bata
dipasang sampai dengan ketinggian
kusen.
b. Pengerjaan balok lintel sama dengan
sloof.
c. Balok lintel dipasang Penecoran balok lintel

diseluruh/disepanjang dinding.

Pemasangan tulangan &


pengecoran balok lintel
2.4. Balok ring 15/15 cm
a. Pengerjaan ring balok dikerjakan sesudah
pasangan bata dibawahnya selesai dikerjakan
b. Pengerjaan ring balok sama dengan pengerjaan
balok lintel.
c. Balok ring dipasang diseluruh/disepanjang
dinding.
Balok Ring
Balok ring
Angkur

2.5. Pemasangan angkur


a. Pemasangan angkur untuk
perkuatan/hubungan antara Angkur
Balok lintel

kolom/kusen dengan pasangan


bata dilakukan pada kolom Angkur
Jendela

sebelum kolom dicor.


Angkur
b. Ukuran dan jarak angkur sesuai Kolom

gambar rencana. Sloof Pas. bata

Tulangan
kolom

Batu belah
Angkur
Urugan tanah
Urugan pasir
3. DINDING
3.1. Pasangan bata
a. Pasang profil dari kayu yang lurus, dan atur
profil betul-betul vertikal dengan bantuan
unting-unting.
b. Atur setiap lapisan pasangan bata dengan
jarak/ ketebalan yang sama/seragam,
gunakan bantuan benang. Angkur
c. Bata yang akan dipasang harus dalam
keadaan basah/ jenuh air.
d. Setiap hari ketinggian pemasangan bata Pemasangan dinding bata
maksimal 1 m.
3.2. Pemasangan kusen
a. Sebelum kusen dipasang, pasang angker
pada sisi vertikal kusen.
b. Pada bagian ujung bawah kusen pintu
dipasang angkur.
c. Kusen jendela dipasang setelah pasangan
bata dipasang sampai dengan dibawah
kusen jendela.
Pemasangan kusen Dan dinding
d. Kusen harus horizontal dan vertikal.
3.3. Plesteran
a. Siram pasangan bata dengan air.
b. Buat kepala plesteran sesuai
dengan ketebalan yang
direncanakan dengan jarak seiap
±1,0 m.
c. Buat jalur vertikal plesteran setiap
jarak ±1,0 m.
d. Plester dinding bantuan mal dari
kayu/besi yang kaku dan lurus.
e. Pada saat pekerjaan plesteran
Jalur Kepala Benang
dijaga agar pasangan bata tidak Acian Plesteran vertikal plesteran vertikal
Gambar 5.17. Proses plesteran dan acian dinding
dalam keadaan kering.
3.4. Acian
a. Pekerjaan acian dilakukan pada
saat plesteran cukup kering.
b. Bersihkan permukaan plesteran
dari pasir lepas dengan sapu lidi.
c. Buat adukan acian dari semen
dalam keadaan plastis.
d. Sesudah sedikit agak kering gosok
permukaan acian dengan bekas
kertas semen agar permukaan jadi
halus.
4. RANGKA DAN PENUTUP ATAP
4.1. Rangka atap
a. Buat kuda kuda sesuai gambar
rencana.
b. Pasang kuda-kuda pada lokasi seperti A
gambar rencana.
c. Pastikan bagian atas kuda-kuda
mempunyai level yang sama
Pe n u t u p a t a p Ata p
d. Kuda-kuda harus diangkur secara kuat Ku d a -Ku d a

dengan kolom/ balok ring. Pro fil


Ku d a -Ku d a
e. Pasang reng.
Ba u t 5 m m
Dy n a Bo lt
Rin g Ba lk 1 5 / 1 5
G o rd in g

DETAIL A
4.2. Penutup atap
a. Pasang penutup atap, perhatikan overlap
sambungan agar cukup dan tidak terjadi
kebocoran.
b. Pemasangan paku/skrup atap cukup rapat
dan kuat.

5. PLAFOND 5.2. Plafond


5.1. Rangka plafond a. Pasang plafon, pastikan
a. Tentukan ketinggian plafon dengan plafon terpasang dengan
waterpass. kuat dan rata.
b. Buat acuan jarak rangka plafon pada b. Bila ada sela antara
tembok. sambungan/nat gunakan
c. Pasang rangka plafon. Agar rangka bantuan benang agar lurus.
plafon lurus gunakan batuan benang.
6. LANTAI
6.1. Urugan dibawah lantai
a. Apabila pengurukan cukup tebal lebih
dari 30 cm, lakukan pengurukan As patokan pemasangan lantai

berlapis dan padatkan tiap lapisan, bila


digunakan pasir urug pemadatan cukup
dengan disiram.
b. Urugan sebelum lantai kerja digunakan
pasir uruk dengan ketebalan sesuai
dengan gambar/spesifikasi, kemudian
dipadatkan dengan disiram air.

Proses pekerjaan lantai


6.2. Lantai kerja/beton rabat
a. Sebelum lantai kerja dilaksanakan, siram terlebih dahulu pasir
dibawah lantai kerja.
b. Buat kepala lantai kerja setiap jarak 1 m.
c. Buat alur lantai kerja setiap jarak 1 m.
d. Cor lantai kerja, ratakan dengan kayu usuk yang lurus.

6.3. Lapis lantai


a. Buat lajur pasangan keramik saling tegak lurus.
b. Untuk membuat pasangan keramik rata, gunakan benang dan
waterpass.
7. PEKERJAAN CAT
7.1 Plamir
a. Pastikan dinding cukup kering,
maksimal kelembaman dinding
18%, atau minimal 14 hari
sesudah pengejaan acian bila
musim kemarau
b. Bersihkan permukaan dinding
dari debu dengan menggunakan
kain basah
c. Lakukan pekerjaan plamir,
pastikan bahan pelamir dalam
keadaan baik
7.2 Cat
a. Ratakan permukaan plamir dengan
kain amplas, untuk menghilangkan
permukaan plamir yang tidak rata.
b. Bersihkan permukaan plamir dengan
kain kering untuk menghilangkan
debu.
c. Lakukan pengecatan dari atas
kebawah, lapis per lapis. Untuk
memulai lapisan berikutnya pastikan
lapisan sebelumnya sudah kering.
d. Pekerjaan yang baik bila terlihat cat
rata dan tidak terlihat lapisan
semen/acian.
8. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
8.1 Pemasangan sparing
a. Pipa sparing untuk kabel pada tembok dipasang sebelum plesteran
dikerjakan.

8.2 Pemasangan kabel dan fitting


a. Perhatikan sambungan kabel terisolasi dengan baik.
b. Kawat ground diuji dapat berfungsi dengan baik.
c. Fitting harus terpasang kuat pada tembok.
9 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
9.1 Pemasangan alat penggantung
a. Daun pintu dan jendela harus dipasang alat penggantung engsel minimal
2 buah.
b. Skrup yang digunakan cukup panjang agar kuat.
9.2 Pemasangan alat pengunci
a. Daun pintu dan jendela harus dipasang alat pengunci yang cukup kuat.
10 PEKERJAAN SANITASI
10.1 Pipa dari kloset, drainasi KM/WC dan bak cuci
a. Pipa dari kloset harus disalurkan ke septictank dengan kemiringan
minimal 2% dari pipa PVC diameter 10 cm mutu AW.
b. Air drainasi dari KM/WC dan bak cuci disalurkan langsung ke
peresapan dengan menggunakan pipa PVC diameter 10 cm dengan
kemiringan minimal 1%.
c. Setiap ada belokan, pertemuan pipa dan panjang pipa lebih dari 4 m
harus dibuat bak kontrol ukuran 30 x 30 cm dari pasangan bata
diplester dan ditutup dengan plat beton bertulang.
10.2 Septictank DINDING BATA 1 : 2

a. Tentukan rencana letak lokasi Septictank PLESTERAN 1 : 2

dan peresapan.
30 30

b. Tentukan elevasi pipa inlet pembuangan


KE PERESAPAN
PVC Ø 4"
150 30 30

pada Septictank sebagai titik duga, dengan DARI CLOSET PVC Ø 4"

memperhatikan kemiringan pipa-pipa.


c. Tentukan kedalaman galian sesuai titik 135
203
68

duga dan gambar rencana. DENAH SEPTICTANK

d. Gali tanah, kemudianuruk dasar galian


dengan pasir setebal 3 cm.
PIPA HAWA G IP Ø 1,5"

e. Buat lantai kerja setebal 3 cm dari 14


Ø 10 - 10

campuran 1PC : 3PS; 5KR.


7 KE PERESAPAN
DARI CLO SET 20 27 PVC Ø 4 "
PVC Ø 4"

f. Pasang tulangan beton diameter 10 mm 142


108
14
TANAH URUG

dengan jarak 15 cm, kemudian pasanga 7


Ø 10 - 15 20
TANAH ASLI
DINDING BATA
1 : 2 (TRASRAAM)

beton tahu tebal 3 cm.


3
3 BETO N BERTULANG
135 68 LANTAI KERJA 1 : 3 : 5
203
PASIR URUG 5 CM
POTONGAN A - A
g. Cor beton setebal 7 cm denan campuran 1 PC : 2 PS : 3 KR.
h. Pasang bata trasram spesi 1 PC : 2 PS pada dinding, buat sekat
seperti gambar rencana, lubang bawah sekat minimal 30 cm.
i. Pasang pipa inlet dan outlet sesuai gambar, letak pipa outlet 7 cm lebih
rendah dari pipa inlet.
j. Buat tutup Septictank dari beton bertulang dengan tulangan dia. 10
mm, jarak 10 cm, tebal beton sesuai gambar.
k. Pada tutup dibuat 2 buah lubang kontroldengan tutup ukuran 30 x 30
cm
l. Pada tutup dipasang pipa hawa dari pipa GIP dia. 1,5 inci
10.3. Peresapan
IJUK

a. Tentukan kedalaman elevasi pipa RO STER


PIPA PVC Ø 4" DILUBANG
B

pembungan.
8
8 DARI
SEPTIC TANK KE
SALURAN KO TA
PVC Ø 4" PVC Ø 4"

b. Gali tanah sesuai gambar peresapan 64

dengan titik duga elevasi pipa 8


8

pembuangan. 8 200

B
8

DENAH PERESAPAN
c. Pasang ijuk setebal 7 cm pada dasar Gambar 5.25. Detil tampak atas peresapan

galian dan dinding, kemudian uruk


dengan pasir setebal 27 cm. 8 8 5 54 5 8 8

d. Pasang lagi ijuk 7 cm diatasnya. 14


TANAH URUG
e. Pasang pipa PVC 10 cm yang dilubangi, 8

uruk disekeliling pipa dengan krikil 95


IJUK

diameter 3 - 10 cm. 65
PIPA PVC Ø4"
DILUBANGI Ø 10 - 100
KERIKIL Ø 3 - 10 CM
f. Kemudian bagian atas ditutup lagi ROSTER

dengan ijuk dan terakhir ditutup dengan 8


PASIR URUG

tanah uruk. 8 60 8

. Detil potongan peresapan

Anda mungkin juga menyukai