Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JAWABAN UAS PENGETAHUAN STRUKTUR

Dosen : Rino Dwi Sadi, S.T., M.Eng

Nama : Moch. Chairul Anwar


NPM : 2201191017

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2019 – 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan UAS Pengetahuan Struktur.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin, dan saya
mengucapkan terimah kasih kepada bapak Rino Dwi Sadi, S.T., M.Eng yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang jawaban UAS pengetahuan
struktur dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Serang, 16 Juli 2020


1

Jawaban
1. Data Teknis Umum tempat tinggal kalian meliputi :
a. Jumlah Lantai dan dimensinya (dimensi tiap lantai P&L&T)
Jawab : rumah tinggal lantai satu dan berdimensi panjang 31m
lebar 6m tinggi 3m
b. Tata Ruang dan dimensinya ( nama ruang dan dimensinya )
Jawab : Ruang kamar 1, 3m x 2,5m
Ruang kamar 2, 3m x 2,5m
Ruang kamar 3, 3m x 2,3m
Ruang kamar 4. 3m x 3m
Ruang kamar 5. 3m x 2,2m
Ruang tamu 6,5m x 2,5m
Ruang mushola 2,5m x 2,5m
Ruang Tv 3m x 3,5m
Ruang makan 3m x 3m
Ruang santai 2,5m x 3 m
Ruang cuci 2,5m x 1,5m
Kamar mandi 1, 2,5m x 1,5m
Kamar mandi 2, 2,5m x 1,5m
Ruang Dapur 2,5m x 3m
Teras 2m x 6m
Halaman Depan 1m x 6m
Halaman Belakang 5m x 6m
2. Data Teknis Struktur Bawah (Fondasi & Sloof)
a. Jelaskan Fondasi yang digunakan serta dimensinya
Jawab : Fondasi batu split, lebar atas 30cm, lebar bawah 60cm dan
tinggi 60cm Sloof 15 x 20cm
b. Jelaskan metode pelaksanaan pekerjaan fondasi tersebut
Jawab :
1) Pekerjaan galian tanah pondasi
 Pembuatan dan pengajuan gambar kerja pekerjaan
struktur beton tiap bagian.
2

 Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari


gambar kerja untuk mengetahui posisi dan dimensi
galian baik untuk pondasi telapak/footplat.
 Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk
keseluruhan bangunan, maka perlu dipasang
bouwplank tambahan untuk galian pondasi
telapak/footplat, agar dimensi galiannya sesuai
dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.
 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali
seperti cangkul, sekop, cangkul burung, linggis, dan
lain-lain.
 Penggalian tanah untuk pondasi telapak/footplat
dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui
ukuran panjang, lebar, dan kedalaman pondasi.
 Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan
perbandingan 1:5 untuk jenis tanah yang kurang
baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat
dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat
tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan
pondasi.
 Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh
kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya
dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2.
 Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung
yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka galian tanah
harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah
yang cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5
kg/cm2.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat
lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih
leluasa bekerjanya.
3

 Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian


pada tempat yang tidak akan mengganggu pekerjaan
lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk
timbunan kembali.
2) Pekerjaan Penulangan
a) Perakitan tulangan
Untuk pondasi telapak/footplat.ini perakitan
tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung
dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat
berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
 Besi yang dipakai untuk proyek ini mutu dan
diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan
gambar kerja.
 Mengukur dan mendesain bentuk atau
dimensi untuk masing-masing tipe tulangan
yang dapat diketahui dari gambar kerja.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe
tulangan pondasi dengan kawat pengikat
agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
 Besi beton yang telah dirakit diberi tanda
sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk
saat akan dipasang.
b) Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi telapak/footplat,
maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan
cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman
pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
 -
4

 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk


untuk pondasi tapak ditempatkan pada
lubang galian setelah diberikan pasir urug 5
cm dan diletakkan tegak turus permukaan
tanah dengan bantuan waterpass tangan dan
unting-unting.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak
langsung bersentuhan dengan pasir
urug/dasar galian , jarak antara tulangan
dengan dasar tanah minimal 40 mm, yaitu
dengan menggunakan pengganjal beton
decking agar ada jarak antara tulangan dan
permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-
benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3) Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang
akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap
pekerjaan bekisting:
 Diasumsikan bekisting menggunakan bahan dari
plywood 9 mm dan perkuatan balok kayu 5/7.
 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak
melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak
sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi
persyaratan tertentu.
 Bekisting disusun secara rapih berdasarkan bentuk
beton yang akan di cor.
5

 Bekisting dibentuk dengan baik dan ditunjang


dengan balok agar tegak lurus tidak miring dengan
bantuan alat waterpass.
 Bekisting tidak boleh bocor
 Papan-papan disambung dengan klem / penguat /
penjepit
 Paku diantara papan secara berselang-seling dan
tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4) Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen,
pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung
dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu
sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji
apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan
bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi
satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan
apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-
butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau
dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan
agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
 Membuat kotak takaran untuk perbandingan
material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran
perbandingan.
 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen
(mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1
volume semen berbanding 2 volume pasir
berbanding 3 volune split serta air secukupnya. Jika
bangunan dengan skala besar, kontraktor membuat
6

Job Mix Formula untuk menentukan komposisi


campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan.
Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor
diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan
pengecoran pondasi telapak/footplat.
 Bahan-bahan adukan dimasukan ke dalam molen
(concrete mixer) dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen PC, ketiga batu split dan biarkan
tercampur kering dahulu dan baru kemudian
ditambahkan air secukupnya.
 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi
pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen
(mixer) dibalikan dan tuangkan ke dalam kotak
spesi/ember.
 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan ke
dalam lubang galian tanah yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi dan
dilakukan bertahap sedikit demi sedikit atau
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator agar tidak
ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.
 Setelah melakukan pengecoran, metoda yang mudah
digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal
ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih
secara rutin.
 Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan
bekistingnya telah dibongkar, maka akan dilakukan
7

pengurugan kembali dengan tanah bekas galian


serta disisakan beberapa cm untuk sambungan
kolom.
c. Jelaskan dimensi sloof yang digunakan
Jawab :
Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas pondasi,
berfungsi untuk meratakan beban yang diterima oleh pondasi, juga
sebagai pengunci dinding agar saat terjadi pergerakan pada tanah,
dinding tidak roboh. Sloof sangat berperan terhadap kekuatan
bangunan. bahan yang digunakan adalah beton dengan campuran 1
semen : 2 Pasir : 3 split (koral). Dimensi sloof yang sering
digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu adalah lebar 15
cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah
diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan
diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15).
d. Jelaskan metode pelaksanaan pekerjaan sloof tersebut
Jawab :
Proses pekerjaan pemasangan besi sloof dilakukan setelah
permukaan pondasi batu belah dibersihkan dari kotoran tanah dan
lainnya, agar adukan cor sloof bisa merekat maksimal pada
permukaan pondasi batu belah. Penyambungan yang benar pada
proses pekerjaan pemasangan besi sloof ialah adanya pengait yang
panjangnya minimal 50 cm diantara 2 ujung besi. Besi tersebut
bertemu dan setiap ujungnya dibengkokkan 2 cm sebagai pengait.
3. Data Teknis Struktur Atas (Kolom, Balok / Ring Balk, Pelat)
a. Jelaskan dimensi kolom yang digunakan (jika terdapat beberapa
perbedaan ukuran, maka di jelaskan secara lengkap, misal terdapat
5 jenis kolom, K1, K2, K3, K4, K5 dengan penjelasan ukuran
masing – masing)
Jawab :
K1 = 10cm x 20cm
K2 = 15cm x 15cm
8

b. Jelaskan metode pelaksanaan pekerjaan kolom tersebut


Jawab :
1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran
dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang
telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta,
sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
 Penentuan as kolom dengan Theodolit dan
waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama
dari titik BM (Bench Mark) Jakarta.
 Buat as kolom dari garis pinjaman
 Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda
berupa garis dari sipatan).
2) Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah
sebagai berikut:
 Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah
precast atau dikerjakan di tempat lain yang lebih
aman
 Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan
gambar kerja.
 Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama.
Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu
dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
 Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap
pertemuan antara tulangan utama dan sengkang
diikat oleh kawat dengan sistem silang.
9

 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan


precast diangkut dengan menggunakan Tower
Crane ke lokasi yang akan dipasang.
 Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup
kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan.
Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3) Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila
pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai
dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses
pembuatan bekisting kolom.
 Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting
kolom.
 Membuat garis pinjaman dengan menggunakan
sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan
kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari
masing-masing as kolom.
 Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda
kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom
yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan
dalam penempatan bekisting kolom.
 Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
 Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau
tulangan sengkang.
 Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
 Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar
push pull.
 Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom
tersebut siap dicor.
10

4) Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai
berikut:
 Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang
akan dicor harus benar-benar bersih dari kotoran
agar tidak membahayakan konstruksi dan
menghindari kerusakan beton.
 Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket
cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan
kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut
diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk
memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi
yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi
mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung,
pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang
maksimal.
5) Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Proses pembongkarannya adalah
sebagai berikut:
 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom
sudah dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan
menggunakan palu agar lekatan beton pada plywood
dapat terlepas.
11

 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu


lepas push pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting
kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah
dibongkar segera diangkat dengan tower crane ke
lokasi pabrikasi awal.
c. Jelaskan dimensi Balok/ ring balk yang digunakan (jika terdapat
beberapa perbedaan ukuran, maka di jelaskan secara lengkap, misal
B1, B2, B3 dst dengan penjelasan ukuran masing – masing)
jawab :
B1 = 15 x 8 cm
B2 = 12 x 10 cm
d. Jelaskan metode pelaksanaan pekerjaan balok tersebut
Jawab :
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
1) Persayaratan bahan
a) Semen Portland :
Harus memakai semen portland tipe II atas
persetujuan Direksi lapangan dan harus memenuhi
SNI 2049-2015. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan semen Portland harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat
dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b) Pasir beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan
bebas dari bahan bahan organis, lumpur dan
sebagainya, dan harus memenuhi komposisi butir
12

serta kekerasan yang dicantumkan dalam SNI 2847-


2013.
c) Koral Beton/Split :
Digunakan Koral yang bersih, bermutu baik, tidak
berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai
dengan syarat-sayarat SNI 2847- 2013.
Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lainnya, hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
d) Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan
tak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-
bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila
dipandang perlu Direksi lapangan dapat minta
kepada Pemborong supaya air yang dipakai
diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Pemborong.
e) Besi Beton :
Digunakan mutu tulangan : Notasi (f) memakai
BJTP24 dan notasi (D) memakai BJTD40. Besi
harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi
harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI 2847-
2013. Bila dipandang perlu Pemborong diwajibkan
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Pemborong
2) Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi : Pekerjaan pembesian,
pekerjaan bekisting dan pekerjaan pengecoran.
13

3) Pekerjaan persiapan
 Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan
membuat ring balok beton bertulang
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan material, antara lain: Portland cement,
pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm, besi beton,
kawat beton, dan paku.
 Persiapan alat kerja, antara lain: theodolith
,concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang
cor, ember, sendok semen, raskam, benang, dan
selang air.
4) Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan
memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan ring
balok beton.
5) Pekerjaan pembesian
 Pembesian dilakukan terpisah, jadi perakitan
pembesian tidak dirakit pada area kerja ring balok
 Setelah semua peralatan tersedia pada lokasi yang
jauh dari area kerja ring balok, selanjutnya
pekerjaan pembesian siap dimulai.
 Untuk ring balok (10x15) cm, disiapkan 2 buah besi
diameter 12 untuk bagian atas dan 2 buah besi
diameter 12 untuk bagian bawah.
 Begel untuk ring balok menggunakan besi diameter
8 dengan jarak antar begel 15 cm.
 Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat
sebagai pengkakuan ring balok, pengikatan dibantu
dengan tang gegep.
 Setelah semua pembesian selesai, pastikan kembali
posisi dan ukuran tiap komponen pembesian sesuai,
14

serta pastikan juga bahwa kawat beton telah terikat


dengan sempurna.
6) Pekerjaan Bekisting
 Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri
dan sisi bawah, dipasang dengan multiplek 12mm
sebagai bahan bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .
 Ukur bekisting menggunakan meteran agar
mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu
kemudian letakkan bekisting pada tempat yang
sudah ditentukan.
 Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4
sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan,
antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor
lainnya.
 Pemasangan skoor dapat menggunakan paku
sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan
dengan menggunakan palu.
7) Pekerjaan pengecoran
 Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting
diolesi minyak bekisting kemudian letakkan
pembesian ring balok pada posisinya tepat didalam
bekisting.
 Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna
pada posisinya didalam bekisting dengan membuat
tahu-tahu beton di bawah dan digantung kiri kanan
bagian dalam bekisting, dengan maksud
mendapatkan selimut beton.
 Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu
beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
 Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan
menuang adukan beton ke area pengecoran,
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini
15

dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi


yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi
mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung
pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-
rongga udara serta untuk mencapai kepadatan
maksimal.
8) Pekerjaan pembongkaran bekisting ring balok
 Setelah beton berumur 28 hari (beton
konvensional), sementara bekisting samping (tidak
menahan momen) dapat dibuka > 24 jam dimana
bentuk beton sudah stabil.
 Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan
menggunakan palu agar lekatan beton pada
multiplek dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu
lepaskan push pull.
 Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada
bekisting kolom praktis, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
9) Pekerjaan perawatan beton ring balok
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga
agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton.
Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1
minggu.
e. Jelaskan dimensi pelat yang digunakan (jika terdapat pelat lantai,
dan jika terdapat beberapa perbedaan ukuran, maka di jelaskan
secara lengkap, misal P1, P2, P3 dst dengan penjelasan ukuran
masing – masing
Jawab : Tidak memakai pelat lantai dikarenakan tempat rumah
tinggal hanya lantai 1 saja.
f. Jelaskan metode pelaksanaan pekerjaan pelat tersebut
Jawab : -
16

4. Data Teknis Atap


a. Jelaskan dengan rinci komponen struktur atap beserta dimensi
masing – masing komponen tersebut
Jawab : atap yang digunakan adalah gording, kuda-kuda, dan
genteng.
b. Jelaskan metode pelaksanaan pekerjaan Atap Tersebut
Jawab :
Kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
Kuda-kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan
bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya
mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 m Gording
menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus
berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda
juga harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada
gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan
dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya
pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5
s.d. 2,5 meter.

Anda mungkin juga menyukai