Anda di halaman 1dari 33

2012 KONSTRUKSI 2 Guntur Topan P. Alam - 070406023 M.

Rozi Alfisyahrine - 070406073 Erick Candra 090406023 Rudi Firmansyah 100406001 Radita Ayu Utami 100406002 Ade Alkhar 100406003 Sri Hartini 100406004 M. Agung Prabudi 100406005 Gema Arfantri Putra 100406006 Fanny Dyah Ningrum 100406007 Inka Puspita 100406008 Dwi Octavianty Tanjung - 100406009 Firda Amalia 100406010 Silvira Meta Handari - 100406012

PROSES PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI Tahap-tahap konstruksi dalam membangun sebuah rumah STUDI KASUS : JL. PICAULY, KAMPUS USU JL. PEMBANGUNAN, KAMPUNG SUSUK

BAB I PERSIAPAN LAHAN 1.1. Proses Persiapan Lahan 1.1.1 Mengurus surat izin bangunan Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurus izin kepada pihak yang berwenang untuk mendirikan bangunan agar terlaksananya pembangunan, pihak pihaknya antara lain adalah : a. Ketua RT atau ketua lingkungan dan ketua keamanan di lingkungan lahan konstruksi. b. Kantor manajemen perusahanan pengembangan bila lokasi anda berada pada lingkungan perusahaan pengembang tertentu.

1.1.2 Pembersiahan lahan Lahan konstruksi harus dibersihkan. Pembersihan lahan konstruksi bertujuan untuk membebaskan tanah dari rumput-rumput, pohon-pohon, sampah, dan unsur-unsur lain yang bisa membusuk yang dapat mengganggu kestabilan tanah, karena sewaktu-waktu unsur itu dapat berubah ataupun menghilang karena pembusukan hingga menyebabkan kepadatan tanah berkurang. Pembersihan lahan konstruksi biasanya dilakukan menyeluruh sesuai lahan yang akan dipakai untuk pembangunan rumah, tetapi Anda bisa melakukan pembersihan lahan secara selektif agar lebih ramah lingkungan Dengan melakukan pembersihan lahan selektif, Anda dapat sedikit mengurangi limbah yang dihasilkan oleh lahan konstruksi sekaligus mendapat tumbuhan peneduh untuk taman tanpa harus menanam dari awal.

1.1.3 Pembatasan lahan dengan Bowplank Setelah dibersihkan dan diratakan, Lahan konstruksi dapat dibatasi dengan bowplank. Tujuannya adalah untuk menentukan wilayah pekerjaan dan untuk memastikan agar perletakan dan ukuranukuran bangunan Anda, terutama pondasi serasi, sejajar, dan tepat dengan denah rencana. Bowplank dibangun dengan tiang pancang dari kayu balok, papan, dan benang berdasarkan tata letak dan ukuran yang tercantum di denah pondasi. Bowplank di bangun dengan jarak satu meter di luar tempat rencana penggalian pondasi dan akan dipakai selanjutnya untuk menentukan posisi pondasi, kolom, dan dinding bangunan.

1.1.4 Menyediakan sumber air dan listrik sementara Selama masa konstruksi, akan dibutuhkan tenaga listrik untuk menjalankan alat-alat dan banyak air untuk kebutuhan pembangunan dan pekerja, untuk itu perlu sumber listrik dan air sementara. - Penyediaan listrik untuk penggunaan selama konstruksi bisa didapat dengan izin dari koordinasi dari PLN untuk menyambung dari sumber listrik di sekitar lokasi konstruksi. - Pasokan air sementara bisa didapat dengan membangun sumur di dalam lahan konstruksi.

1.1.5 Pembangunan bedeng dan gudang pelindung material Selama berlangsungnya pembangunan, akan terjadi lalu lintas barang dan orang dalam lahan konstruksi. Untuk itu perlu adanya : 1.Bedeng : Berfungsi sebagai pos sementara untuk kegiatan kontrol, administrasi, penjagaan ataupun tempat berisitrahat bagi para pekerja, : Berfungsi untuk menyimpan dan melindungi bahan-bahan bangunan yang berharga dan tidak

2. Gudang

tahan cuaca seperti semen, baut-baut, ataupun fitting pipa. Bedeng dan gudang ini bersifat sementara, dan nantinya akan dibongkar lagi, oleh karena itu bahan-bahan yang dipakai untuk membangunnya pun yang bersifat sementara seperti triplek, papan, dan asbes. Walaupun bersifat sementara, tapi perhatikan agar bangunan ini tidak bocor dan dialas dengan baik agar benda-benda yang tersimpan di dalamnya tidak rusak atau lembab. ukuran bedeng yang diperlukan 3 x 4 m dan gudang 2 x 3 m.

Lahan yang siap di bangun

BAB II PENGERJAAN PONDASI dan SLOOF

Contoh pengerjaan pondasi,sloof,dan kolom

2.1 Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat 2.1.1 Penggalian Tanah Pondasi Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2

2.

2.1.2 Penulangan pondasi 1. Perakitan tulangan Untuk perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. 2. Pemasangan Tulangan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan: o Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass. o Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

2.1.3 Pekerjaan bekisting a. b. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.

c. d. e.

2.1.4 Pengecoran 1.Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran. 2.Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya. 3.Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya 4.Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi. 5.Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.

BAB III PENGERJAAN DINDING Dinding terdiri dari beberapa jenis,yaitu: 1. 2. 3. 4. Dinding batu buatan (bata dan batako) Dinding batu alam (batu kali) Dinding kayu (kayu log/batang,papan,sirab) Dinding beton (stuktural/geser pengisi/clayding)

Pengerjaan Dinding 1. Cek posisi pondasi penempatan dinding dan posisi penempatan dinding 2. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. 3. lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. 4. Mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. 5. Pengecekan leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata.. 6. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.

Pengerjaan dinding

BAB IV PEMASANGAN KUSEN

Pemasangan kusen jendela dan pintu

4.1

Pengertian dan Pengerjaan Kusen

4.1.1 Kusen pintu dengan sepatu ialah teknik pemasangan kusen pintu yang mana kedua ujung kaki kusen tidak menyentuh keramik/lantai alias dibuatkan sepatu 4.1.2 Kusen pintu terjepit, yaitu teknik pemasangan dengan kedua kaki kusen yang tertanam di lantai 4.1.3 Kusen pintu sistem fischer yang mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam bersama kusen 4.2 Pemasangan Kusen Pintu a. Siapkan alat dan bahan yaitu : Alat : martil, paku, benang, unting unting, meteran,dan roll siku. Bahan : kusen yang telah di tempah dan kayu skur

b. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen. c. Pasang angker pada kusen secukupnya. d. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank. e. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting. f. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh. g. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. h. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen. 4.3 Cara pemasangan kusen jendela adalah a. Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. b. Rentangkan benang selebar setengah ukuran batu bata dari as bouwplank. c. Pasang bata setengah batu setinggi dasar kusen jendela . d. Rentangkan benang setinggi 2 meter dari bouwplank. e. Pasang kusen jendela setinggi benang tersebut. f. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak denganuntingunting. g. Pasang skur agar kedudukannya stabil dan kuat. h. Cek kembali posisi kusen jendela sampai terpasang pada keadaan yang benar. i. Bersihkan tempat sekelilingnya.

BAB V PENGERJAAN KOLOM, BALOK, dan PLAT LANTAI

Pemasangan kolom dan plat lantai 2

Pemasangan lantai kerja

Pemasangan keramik

Cara pemasangan keramik lantai dan dinding a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini. d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu. e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. f. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah: - Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm - Untuk dinding, Semen : Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm, dengan campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada dipasaran. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint. h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem pertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat. i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
T

5.1 Pengerjaan Kolom 5.1.1 Urutan Pengerjaan Kolom Stek tulangan + kolom Pabrikasi tulangan kolom Pemasangan tulangan kolom Pemasangan sepatu kolom Instalasi pipa elektrikal Pabrikasi bekisting kolom Instalasi bekisting yang telah diberi oil form Pemberian beton eksisting dengan calbond Pengecoran kolom Pembongkaran bekisting kolom Perawatan beton

BAB VI PENGERJAAN TANGGA

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer, karena untuk pengerjaan tangga ini membutuhkan adukan yang tidak terlalu banyak Pemadatan menggunakan alat vibrator dan dilakukan selama berlangsungnya pengecoran. Ini dimaksudkan agar didapat beton yang benar-benar padat. Setelah itu adukan diratakan oleh pekerja dengan memakai kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan dengan bekisting.

BAB VII PEMASANGAN RANGKA dan PENUTUP ATAP

Atap rumah ini menggunakan rangka atap baja ringan

Rangka atap di lihat dari dalam rumah

Pemasangan ringbalok

Pengertian Ring balk atau ada pula yang menyebut ring balok adalah salah satu bagian dari struktur bangunan yang terletak diatas dinding bata. Selain itu, ring balk berfungsi sebagai pengikat pasangan bata

dan meratakan beban dari struktur di atasnya. Contoh beban dari struktur yang berada di atas ring balk adalah beban yang diterima oleh kuda-kuda bangunan.Jarak pemasangan ring balk maksimum adalah 4 meter dari "sloof" ,tapi idealnya 3 meter.

Cara Memasang Genteng 1. Pembuatan Kuda-kuda. Volume dihitung dg satuan m3 , yaitu panjang total bahan dikalikan dimensi kayu yg dipakai. Contoh panjang total bahan yang digunakan untuk kudakuda adalah 25 meter. kayu yang digunakan 8/12, maka volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 = 0.24 m3 . Untuk harga dapat dilihat analisa pekerjaan. 2. Pembuatan Gording. Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah pembuatan sambungan antara gording, satuan adalah m3 . Cara mencari volume sama dengan cara mencari volume pada perhitungan kuda-kuda. 3. Pembuatan Jurai. Sama dengan pembuatan gording, 4. Pembuatan Balok Nok. Sama dengan pembuatan gording, dan jurai. Untuk ketiga item pekerjaan tersebut, dimensi kayu biasanya sama, hanya letak saja yang membedakan nama item pekerjaan. 5. Pasang Kuda-kuda. Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion kuda-kuda, adalah pemasangan kuda-kuda di lokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak membutuhkan material tambahan karena kuda-kuda dipasang setelah dibuat. Biaya biasanya diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk pemasangan jurai, gording, balok nok. Satuan volumenya adalah m3 .

6. Pasang Papan Suri. Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang letaknya di atas balok nok, yang berfungsi untuk menahan kerpus. Ukuran yg digunakan biasanya 2/20, dapat juga lebih kecil atau lebih besar sesuai kebutuhan di lapangan. Satuan volumenya adalah m3 . 7. Pasang Usuk. Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering digunakan adalah kayu ukuran 5/7. Untuk atap yg menggunakan asbes atau seng tidak memakai usuk, cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan satuan m2 . kebutuhan material dan upah lihat analisa pekerjaan. 8. Pasang Alumunium Poil. Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk mengurangi panas dan mencegah tampias saat terjadi hujan yang disertai angin, bahan yang digunakan tidak mutlak alumunium poil, dapat diganti dengan karpet atau seng plat. Letak alumunium poil adalah di antara usuk dan reng. Satuannya adalah m2 . 9. Pasang Reng. Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau ,t ergantung jenis genteng yang dipakai. Untuk genteng keramik bisa menggunakan ukuran 2/3 perhitungan reng adalah sama dengan menghitung usuk yaitu luas dengan satuan m2 (luas reng sama dengan luas dari usuk).

10. Pasang Genteng Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton dan genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2 . Biasanya sama dengan luas reng maupun usuk. 11. Pasang talang Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbedabeda. Untuk talang yang terbuat dari seng volumenya adalah luas dengan satuan m2 , talang yang terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan satuan m, sedangkan untuk talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2 .

12. List plank Ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan dari kayu, beton, pvc, fiber dll. Tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat dari kayu dan beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m, m2 ,m3 . Perhitungan volume tidak mengikat.

BAB VIII PEMASANGAN RANGKA dan PENUTUP PLAFOND

Pemasangan plafon.
1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titiktitik paku kait. 2. Pasang Paku Kait 3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi tegak lurus. 4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( Steel Hollow dan Wall Angle Profil) sebagai list tepi pada garis sipatan 5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung. 6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafon. 7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail) 8. Pasang Rangka Pembagi ( Furing Channel) dengan menggunakan Locking Clip 9. Pasang dan kencangkan Clip /Rod. 10. Pasang Panel Gypsum pada rangka plafon dengan Sekrup Ceiling menggunakan Screw Driver dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

BAB IX PEMASANGAN PENUTUP LANTAI dan DINDING

1.a Pemasangan lantai


a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pek b. erjaan yang belum selesai. b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan /

tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini. d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu. e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. f. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah: - Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm - Untuk dinding, Semen : Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm, dengan campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada dipasaran. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.

h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem pertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat. i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.

BAB X PEMASANGAN PINTU dan JENDELA

Pemasangan pintu

Pemasangan jendela

Pemasangan kusen.
Kusen pintu dengan sepatu ialah teknik pemasangan kusen pintu yang mana kedua ujung kaki kusen tidak menyentuh keramik/lantai alias dibuatkan sepatu Kusen pintu terjepit, yaitu teknik pemasangan dengan kedua kaki kusen yang tertanam di lantai Kusen pintu sistem fischer yang mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam bersama kusen

BAB XI PENGERJAAN UTILITAS

1. Rencanakanlah pemasangan jaringan pipa 2. Perhatikan pembagian jaringan pipa 3. Gunakan pipa PVC yang berkualitas baik, seperti tipe AW, untuk pipa air bersih. Sementara untuk pipa air kotor, kita bisa memilih tipe D. 4. Perhatikan level ketinggian permukaan pembuangan akhir air 5. Gunakan pipa tembaga 5. gunakan pipa tembaga

BAB XII PEMASANGAN ELEKTRIKAL

Pemasangan Insatalasi listrik sebaiknya dipasang terlebih dahulu pipa listriknya untuk outlet stop kontak listrik, telpon, antena TV, dan yang lainnya lagi, supaya pada saat pelester tidak terlihat bekas pipa listriknya yang tertanam dalam dinding

BAB XIII PENGECATAN atau FINISHING lain

Pengecatan dinding rumah


Tips

Anda mungkin juga menyukai