Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Kerja batu atau sering disebut juga mansory adalah pekerjaan pemasangan dinding atau bata
baik untuk lantai, dinding, maupun pagar.

A. Latar Belakang

Fakta dilapangan masih banyak pengawas, mandor maupun pekerja yang masih belum
memahami tentang Mansory (Kerja Batu) dari segi pemahaman materi maupun cara
mempraktikan dilapangan. Untuk menghindari hal tersebut maka diadakan pembelajaran
tentang praktik kerja batu dilapangan dan dibuatnya Laporan Kerja Batu sebagai referensi
yang dipelajari.
Dalam praktek kerja batu ini, sebagian besar pekerjaan yang terdapat dalam konstruksi
gedung meliputi, Pemasangan dinding setengah Bata, Pemasangan Pilar, Pemasangan Ubin
Lantai, dan Plasteran dinding / Acian.

Untuk mencapai hasil yang sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik dan aturan -
aturan dari setiap pekerjaan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor bekerja memegang
peranan penting bila kita membicarakan masalah mutu dan kualitas dari suatu konstruksi
bangunan terutama sekali bangunan gedung.

Adapun faktor mutlak yang harus diketahui oleh seorang tukang batu dalam
pekerjaan pemasangan batu bata adalah :
 Dapat mengenali jenis dan kualitas material yang baik untuk pemasangan
batu bata.
 Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam
pekerjaan pemasangan batu bata.
 Mengetahui daya hisap persentimeter luas permukaan batu bata.
 Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara
material dengan batu bata setelah pekerjaan pemasangan selesai.
 Mengetahui cara menetukan kedataran dan ketegakan pemasangan batu bata.
 Mengetahui macam-acam ikatan yang baik dalam pekerjaan pemasangan batu
bata.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 1


 Mampu merawat pekerjaan selama ikatan antara batu bata dengan adukan
belum monolit antara yang satu dengan yang lainnya.
 Mengetahui teknik pemasangan batu bata yang baik dan benar.
 Mampu meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan pemasangan batu baja.

Dengan mengetahui teknik dan aturan-aturan di atas pekerjaan pemasangan batu bata
akan mendapatkan mutu dan kualitas sesuai dengan yang diharapkan.

B. Tujuan Instruksional Umum


 Tujuan utama dari praktek kerja batu adalah untuk mempersiapkan mahasiswa/ I
teknik sipil agar mampu menganalisis setiap masalah yang berkaitan dengan
pasangan/ikatan bata.
 Tujuan khusus dari praktek kerja batu, mahasiswa/I diharapkan:
 Dapat memasang ikatan bata dengan baik dan benar.
 Mampu mensurvei ikatan bata hanya dengan melihat.
 Melatih mahasiswa/I agar lihai & cekatan dalam pemasangan bata.
C. Kriteria Pemakai Atau Pembuat Laporan

secara umum , laporan praktikum kerja batu ini , dapat digunakan oleh semua pembaca.
tetapi secara khusus , laporan praktek kerja batu ini di peruntukan bagi mahasiswa jurusan
teknik sipil politeknik yang ingin memahami lebih lanjut tentang tata cara kerja batu.

D. Syarat Yang Harus Di Penuhi Oleh Pembaca Petunjuk Praktikum

supaya dapat memahami isi dari laporan kerja batu ini, maka pembaca di haruskan sudah
terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerja batu ini di
peruntukan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil program studi D III

E. Isi Laporan Kerja Praktikum

laporan praktikum kerja batu ini, secara keseluruhan mempelajari tentang semua
kegiatan yang berkaitan dengan kerja batu misalnya, pemasangan pasangan ekpose ½ batu,
pemasangan pasangan ekpose sudut 90° ½ batu, pasangan tembok ikatan setengah bata
bentuk T, pasangan pilaster dan rollag, serta pasangan keramik lantai .

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 2


BAB II

PERALATAN DAN BAHAN

A. Peralatan Kerja
Untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam bekerja, maka diperlukan
peralatan yang lengkap. Sebab disamping rendahnya produktifitas kerja, juga dapat
mengurangi mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. maka dari itu di perlukan alat
bekerja sebagai berikut :

1. Sendok spesi.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok ini berbentuk
segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata merah.

2. Palu pemotong bata.


Alat ini juga terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu bagian depan dibuat
tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi dengan permukaan datar berfungsi
sebagai palu. Jadi disamping pemotong bata juga dapat dipakai untuk memukul paku.

3. Waterpass.
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung gelas yang berisi cairan
ether yang ada gelembung udara didalamnya. Gunanya adalah untuk mengukur kedataran
dan ketegakan pasangan.

4. Plat siku/ siku-siku besi.


Alat ini terbuat dari flat baja atau besi denga membentuk sudut siku ( 90° ) dilengkapi
dengan garis-garis ukuran dalam cm. Gunanya adalah untuk mengukur kesikuan pertemuan
dinding dalam pemasangan batu.

5. Line bobbyn.
Alat ini terdiri dari 2 buah baja tipis yang dibentuk segitiga, yang dihubungkan dengan
benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan batu bata. Caranya dengan
mengaitkan salah satu potongan besi segitiga yg telah di ikat tali pada ujung pasangan batu
bata dan satunya lagi dikaitkan pada ujung pasangan batu bata lainnya. Pemakaian alat ini
lebih efisien apabila dibandingkan dengan pemakaian paku karena kedudukan alat ini mudah
diatur.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 3


6. Sekop
Sekop berfungsi untuk mengaduk campuran spesi/mortar. Sekop ini terbuat dari baja dan
tangkainya terbuat dari kayu.

7. Jointer.
Joiter terbuat dari besi yang di bengkokan dan diberi tangkai kayu. Gunanya adalah untuk
membersihkan siar pada pasangan bata.

8. Jidar.
Jidar berguna untuk meratakan pasangan bata/ mengecek permukaan bata apakah rata atau
tidak, jidar ini sebagai tumpuan waterpass. jidar terbuat dari logam dan bentuknya lurus
memanjang.

9. Meteran.
Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan di gulung dalam suatu kotak sebagai
pelindung. Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja.

10. Gerobak dorong.


Berfungsi untuk mengangkut batu/bata, pasir, dan semen.

11. Ember.
Ember berfungsi untuk mengambil air, menakar semen dan pasir.

12. Ruskam.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada belakangnya. Gunanya adalah
untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok – gosokan pada permukaan
plesteran.

B. Bahan Yang digunakan


1. Batu/ Bata.
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini
dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan temperatur 1050 C untuk
mengeraskannya, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan
tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang – seling empat buah

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 4


– empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam
pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak
terserap oleh bata merah.

2. Semen.
Semen adalah suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu – abu, kehijau – hijauan, terdiri
dari kristal – kristal silikat, kalsium dan aluminium. Bahan dasarnya adalah campuran
antar batu kapur dan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih
dahulu baru kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam satu perbandingan.

3. Pasir.
Pasir merupakan agregat halus yang berguna sebagai campuran untuk semen, pasir
merupakan butiran-butiran mineral yg diambil dari dasar sungai yg airnya mengalir atau
dasar sungai yg airnya tenang, pasir juga diambil dari daerah galian tebing pegunungan.

4. Air.
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang tidak
mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan
pasangan.

5. Ubin PC
adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir dan semen yang dipakai untuk
permukaan lantai. Pembuatannya melalui mesin press dan salah satu permukannya di
finishing dengan semen agar halus dan licin

6. Ubin Porselen
Ubin porselen terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa campuran bahan tambahan
melalui proses pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur kembali bila
direndam dalam air. Bidang patah yang baru harus memperlihatkan hasil pembakaran yang
rata dan baik. Ubin porselen harus halus dan rata permukaannya dan sisinya harus saling
tegak satu dengan lainnya, dan tepinya lurus dan tajam

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 5


BAB III

PEMBAHASAN
JOB 1 PASANGAN EKSPOSE ½ BATU

A. Dasar Teori
Pasangan Expose ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun sedemikian rupa
sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan tinggi sesuai keinginan
kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
 Agar mahasiswa dapat mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding
dengan tebal ½ bata .
 Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya
sesuai jenis ikatan pasangannya.
 Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tembok
dengan benar.
 Agar mahasiswa dapat mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat.
 Agar mahasiswa dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan
lurus dan rata.
 Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan pasangan sudut ½ batu.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 6. Waterpass
2. Palu pemotong batu/ bata 7. Jidar
3. Ember 8. Sekop
4. Meteran lipat 9. gerobak pengangkut bata
5. Line bobbyn
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 6


D. Analisa Kebutuhan Bahan
Diketahui :
panjang pasangan 6 bata,
tinggi pasangan 6 bata,
perbandingan bahan 1 Pc : 10 Ps,
tebal siar 1cm
ukuran bata (4,5x10x20) cm.
 Perhitungan Kebutuhan Bata
Panjang pasangan 6 bata = (6 x 0,20) + (0,01 x 5)
= 1,20 + 0,05
= 1,25 m.
Tinggi pasangan 6 bata = (6 x 0,045) + (6 x 0,01)
= 0,27 + 0,06
= 0, 33 m
Luas pasangan = panjang pasangan x tinggi pasangan
= 1,25m x 0,33m
= 0,4125 m²
Luas segmen = (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal 1 bata + tebal
siar)
= (0,20 + 0,01) x (0,045 + 0,01)
= 0,21 x 0,055
= 0,01155 m²
Jadi jumlah bata = luas pasangan / luas segmen
= 0,4125
0,01155
=35,71 = 36 bata
 Perhitungan Kebutuhan Spesi
Dimana untuk 1 m³ pasangan bata = 35% spesi, 76% Pc basah, 67,5% Ps
basah.
Volume pasangan = luas pasangan x tebal
= 0,4125 x 0,1
= 0,04125 m³

Jumlah spesi Basah = : Pc = 0,76 x 1 = 0,76

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 7


Ps = 0,675 x 10 = 6,75
jumlah = 7,51
Jumlah bahan :
Pc = 0,35 x 1 x 0,04125 m3 = 0,001922 m3
7,51
=1,922 L
Ps = 0,35 x 10 x 0,04125 m3 = 0,019224 m3
7,51
=19,224 L
gunakan air secukupnya saja.
Sketsa Gambar Kerja job 1 : Lapisan 1

Lapisan 2

Tampak B panjang : 127 cm tinggi 34 cm Tampak A

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 8


E. Langkah Kerja :
1. Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan yang akan digunakan, letakan
didekat tempat atau lokasi pemasangan.
2. Siapkan semua alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan bahan.
3. Kemudian aduklah bahan yg telah disiapkan tadi dengan perbandingan 1 : 10 yaitu
1 ember semen di campur dengan 10 ember pasir, kemudian tambahkan air
secukupnya.

4. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek kedatarannya
mengunakan waterpass dan jidar.
5. Kemudian hubungkanlah jidar di antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 lalu
letakkan waterpass untuk mendatarkannya.
6. kemudian lihatlah gelembung nivo pada waterpass jika sudah pas ditengah maka
kedua bata tersebut sudah sejajar/datar, apabila tidak datar, bisa mengatur bata
dengan cara mengurangi atau menambah siar pada salah satu bata bantu tersebut.
7. jika sudah datar, segeralah pasang line bobbyn dengan cara mengaitkan ujungnya
pada kedua bata yg sudah datar tersebut.
8. jika sudah terpasang line bobbyn kita bisa mulai dengan cara meletakkan mortar
pada salah satu ujung bata tersebut.
9. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama diletakkan 1 bata
dan di lanjutkan dengan bata selanjutnya, pasanglah bata sesuai dengan benang
yang telah dipasang dan pastikanlah bata tersebut datar dengan menggunakan
waterpass.
10. Untuk Lapisan 2 ini kita harus mulai dengan memasang bata ½ terlebih dahulu
pada awal pasangan, agar siar lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2.
Setelah memulai dengan memasang dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata.
11. kemudian untuk lapisan 3 dipasang seperti lapisan 1, lapisan 4 di pasang seperti
lapisan 2, begitu pula untuk lapisan 5 di pasang seperi lapisan 1 dan 3, lalu lapisan
6 di pasang seperti lapisan 2 dan 4.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 9


JOB 2
PASANGAN EKSPOSE SUDUT 90° ½ BATU

A. Dasar Teori
Pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata adalah pasangan bata yang terdiri dari 2
buah dinding yang saling bertemu dan membentuk sudut 900 dengan ketebalan
dinding yang satu ½ bata dan yang satunya lagi dinding 1 bata. Pasangan ini
digunakan sebagai penyekat dan pasangan batu ini harus tepat kedatarannya,
ketegakannya, dan kesikuannya. Untuk mengukur kesikuannya kita dapat
menggunakan alat yang disebut plat siku.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
 Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana memasang pasangan batu ekspose
sudut 90° dengan baik dan benar.
 Agar mahasiswa dapat mengetehui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai
jenis ikatan pasangannya.
 Agar mahasiswa dapat mengetehui tebal ukuran siar dengan tepat.
 Agar mahasiswa dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus
dan rata, serta kesikuannya.
 Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan pasangan ekspose sudut 90°.

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 7. Line bobbyn
2. Jidar 8. Palu pemotong batu/ bata
3. Sekop 9. Ember
4. Plat siku 10. Gerobak pengangkut bata
5. Waterpass 11. Meteran
6. Jointer
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 10


D. Analisa Kebutuhan Bahan
diketahui :
panjang pasangan 6 bata,
tinggi pasangan 6 bata,
perbandingan bahan 1 Pc : 10 Ps,
tebal siar 1cm
ukuran bata (4,5x10x20) cm.
 Perhitungan Kebutuhan Bata :
Tinggi Pasangan 6 lapis (t) = (6 x 0,045) + (6 x 0,01)
= 0,27 m + 0,06 m = 0,33 m
Panjang pasangan sisi A
Panjang pasangan bawah (pb) = (6 x 0,20) + (5 x 0,01)
= 1,2 m + 0,05 m = 1,25 m
Panjang pasangan atas (pa) =(3,5 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,7 m + 0,03 m = 0,73 m

Luas pasangan sisi A =½ x (panjang pasangan atas + bawah) x tinggi


pasangan
= ½ x (0,73+1,25) x 0,33 = 0,3267 m2
Panjang pasangan sisi B
Panjang pasangan bawah (pb) = (4 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,80 m + 0,03 m = 0,83 m

Panjang pasangan atas (pa) = (6,5 x 0,20) + (6 x 0,01)


= 1,3 m + 0,06 m = 1,36 m
Atas+Bawah = 0,83 + 1,36 = 2,19 m
Tinggi pasangan = 0,33 m
Luas Pasangan sisi B = ½ x (panjang pasangan atas +
bawah) x tinggi pasangan
= ½ x (2,19) x 0,33 = 0,3613 m²

Jadi luas pasangan seluruhnya A + B = 0,3267 m2 + 0,3613 m2 = 0,6880 m2

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 11


 Menentukan kebutuhan bata
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,045 +0,01)
= 0,21 m x 0,055 m = 0,01155 m2
kebutuhan bata = Luas pasangan
Luas segmen
= 0,6880 m2
0,01155 m²
= 59,56 = 60 bata
 Menentukan kebutuhan spesi
Volume pasangan = luas pasangan x lebar bata
= 0,6880 m2 x 0,1 m
= 0,0688 m3
Jumlah spesi basah Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 x 10 = 6,75
jumlah = 7,51
Jumlah Pc 0,35 x 1 x ,0688 m3 = 0,003206 m3 = 3,21 kg
7,51
Ps 0,35 x 10 x 0,0688 m3 = 0,032063 m3 = 32,06L
7,51

gunakan air secukupnya saja

Sketsa Gambar Kerja job 2 :

Tampak Depan

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 12


Lapisan 1

Lapisan 2

E. Langkah Kerja :
1. Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan yang akan digunakan, letakan
didekat tempat atau lokasi pemasangan.
2. Siapkan semua alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan bahan.
3. Kemudian aduklah bahan yg telah disiapkan tadi dengan perbandingan 1 : 10 yaitu
1 ember semen di campur dengan 10 ember pasir, kemudian tambahkan air
secukupnya.

4. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan jangan lupa untuk
membentuk sudut 90°pasang line bobbyne, cek kesikuannya menggunakan plat
siku,dan cek kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar.
5. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan menggunakan
plat siku.
6. Kemudian, hamparkan adukan spesi mengikuti benang pada line bobbyn dan
lakukan pemasangan bata pada lapisan 1 yang dimulai dari sudut pasangan.
7. Setelah dipasang lapisan 1 cek kedatarannya ketegakkannya menggunakan
waterpass, dan pertahankan kesikuannya.
8. Selanjutnya mulailah memasang lapisan 2 yang dimulai dari sudut pasangan
dengan menggunakan bata penuh dengan posisi bata saling menimpa.
9. Kemudian cek kedataran dan ketegakkan lapisan 2menggunakan waterpass.
10. Selanjutnya untuk lapisan 3 mengikuti lapisan 1,lapisan 4 mengikuti lapisan 2,
dan lapisan 5 mengikuti lapisan 1 dan 3,
11. Setelah selesai lakukan finishing dengan membersihkan pasangan bata
menggunakan sikat kawat, dan merapikan bentuk siar menggunakan jointer.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 13


JOB 3
PASANGAN PERTEMUAN 2 DINDING ½ BATA

A. Dasar Teori
Dalam pembuatan dinding, pasti ada pertemuan dinding yang akan membentuk sudut
siku-siku. Pada pertemuan dua dinding ½ bata, kesikuan haruslah tepat, agar terlihat
indah dan rapi. Dalam pembuatan dinding ini haruslah kuat dan kokoh, maka dari itu,
pada pertemuannya harus dibuat kolom praktis yang terdiri dari 2 bata dengan
panjang dan lebar bata, dan untuk menentukan kesikuannya dapat digunakan alat yang
disebut plat besi.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
 Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memasang pasangan
pertemuan dua dinding ½ bata dengan teknik yg baik dan benar.
 Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengukur ketegakan dan
kedataran menggunakan waterpass.
 Agar mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan alat yg
disebut plat siku.
 Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan pasangan pertemuan dua dinding ½ bata.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 6. Line bobbyn
2. Jidar 7. Palu pemotong batu/ bata
3. Sekop 8. Ember
4. Plat siku 9. Gerobak pengangkut bata
5. Waterpass 10. Meteran
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air
D. Analisa Kebutuhan Bata
Panjang pasangan dinding A = 6,5 bata
Panjang pasangan dinding B = 3,5 bata
Tinggi pasangan = 6 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 4,5 cm x 10 cm x 20 cm

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 14


 Perhitungan Kebutuhan Bata
Luas dinding A
Panjang pasangan = (6,5 x 0,20) + (6 x 0,01)
= 1,3 m + 0,06 m = 1,36 m
Tinggi pasangan = (6 x 0,045) + (6 x 0,01)
= 0,27 m + 0,06 m = 0,33 m
Luas dinding A = panjang x tinggi pasangan
= 1,36 m x 0,33 m = 0,4488 m2
Luas dinding B
Panjang pasangan = (3,5 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,70 m + 0,03 m = 0,73 m
Tinggi pasangan = 0,33 m
Luas dinding B = panjang x tinggi pasangan
= 0,73 m x 0,33 m = 0,2409 m2
Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B
= 0,4488 m2 + 0,2409 m2 = 0,6897 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,045 +0,01)
= 0,21 m x 0,055 m = 0,01155 m2
Jumlah bata yang diperlukan= luas pasangan
luas segmen
= 0,6897 m2
0,1155 m2
= 59,71= 60 bata
 Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pasangan = luas pasangan x lebar bata
= 0,6897 m2 x 0,1 m
= 0,06897 m3
Jumlah spesi basah: Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
= 7,51

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 15


Jumlah bahan
Pc = 0,35 x 1 x 0,06897 m3 = 0,003214 m3 = 3,21 kg
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,06897 m3 = 0,032143 m3 = 32,14 L
7,51
gunakan air secukupnya saja
Sketsa Gambar Kerja job 3 :
Tampak dinding A panjang : 135 cm tinggi : 34 cm

Tampak dinding B panjang : 84 cm tinggi : 34 cm

E. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan-bahan secukupnya dan letakkan di dekat lokasi kerja.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang 4 buah bata awal yang membentuk huruf T. Pasang dengan ukuran di
luar ukuran panjang dinding yang akan dibuat.
6. Setelah dipasang, cek kedataran masing-masing dan antar bata awal tersebut
dengan menggunakan waterpass.
7. Setelah sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasang benang di ujung
keempat bata awal tersebut. Usahakan benang jangan sampai kendor.
8. Kemudian cek kesikuan pada masing-masing sudut pertemuan dengan
menggunakan plat siku.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 16


9. Setelah sudah benar-benar siku, hamparkan adukan mortar mengikuti benang
pada line bobyn dan lakukan pemasangan bata lapisan pertama sesuai dengan
teknik pemasangan bata yang telah di jelaskan pada job 1 sebelumnya, dimana
pada pertemuan benang, bata tidak lagi dipasang memanjang, namun dipasang
melintang.
10. Setelah lapisan pertama telah selesai dan telah di cek dengan waterpass,
lakukan pemasangan bata lapisan kedua seperti teknik yang telah dijelaskan
sebelumnya. Namun kali ini agak sedikit berbeda karena kali ini kita akan
menggunakan 2 buah bata tambahan yang akan di letakkan pada pertemuan
benang. Bata yang digunakan yaitu bata ukuran ¾ yang dipasang memanjang.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, lanjutkan pemasangan bata lapisan-lapisan
berikutnya sesuai dengan teknik yang telah dijelaskan sebelumnya.
12. Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan
menempelkan adukan spesi.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 17


JOB 4

PASANGAN ROLLAG

A. Dasar Teori
Rollag adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif pasangan rollag dapat
berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh. bentuk lain dapat dibuat sesuai
kreasi kita. syarat pasangan rollag adalah bagian tengah atau padanas pasangan harus
berupa bata, hindari berupa siar.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
 Agar mahasiswa dapat membuat rollag dengan teknik yang baik dan benar.
 Agar mahasiswa dapat mengukur dengan baik dan benar kedataran dari
pemasangan bata dengan alat waterpass.
 Agar mahasiswa dapat memahami fungsi dari pemasangan rollag.
 Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan rollag.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 7. Line bobbyn
2. Jidar 8. Palu pemotong batu/ bata
3. Sekop 9. Ember
4. Plat siku 10. Gerobak pengangkut bata
5. Waterpass 11. Meteran
6. Mal/ cetakan berbentuk ½ lingkaran/ cetakan rollag
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air
D. Analisa Kebutuhan Data
Diketahui :
Diameter mal = 80 cm
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
 Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,50m x 0,80m = 2,0m2
Tinggi pasangan 14 lapis (t) = (14 x 4,5) + (14 x 1)
= 0,63m + 0,14m

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 18


= 0,77m
Luas mal
Luas ½ lingkaran = ½ πr2
= ½ x 3,14 x (0,40)2 m = 0,2512m2
Luas persegi panjang = panjang x tinggi pasangan
= 0,80 m x [(2 x 0,045 m) + (3 x 0,01 m)]
= 0,80 m x ( 0,09 m + 0,03 m)
= 0,80 m x 0,12 m
= 0,096 m2

Luas mal = Luas ½ lingkaran + Luas persegi panjang


= 0,2512 m2 + 0,096 m2
= 0,3472 m2

Luas pasangan bata = Luas dinding utuh – Luas mal


= 2,0 m2 – 0,3472 m2
= 1,6528 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,045 +0,01)
= 0,21 m x 0,055 m
= 0,01155 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 1,6528 m2
0,01155 m2
= 143,09 bata = 143 bata
 Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pasangan = Luas pasangan x lebar bata
= 1,6528 m2 x 0,1 m = 0,16528 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 19


Jumlah bahan
Pc = 0,35 x 1 x 0,16528 m3 = 0,007702 m3 = 7,70 kg
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,16528 m3 = 0,07702 m3 = 77,02 L
7,51
Gunakan air secukupnya saja.
Sketsa Gambar Kerja job : diameter rolag 80 cm

E. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. ‘Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps.
5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal, yaitu
80 cm.
6. Letakkan mal di atas bata tersebut. Namun sebelum memasang mal, mal
terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi serta
selipkan sebatang kayu kecil (letakkan di atas bata) sebagai alas peletakkan
mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat pekerjaan telah selesai.
7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas ukuran
panjang tebok yang akan dibuat.
8. Cek kedataran masing-masing dan antar bata awal dengan menggunakan
waterpass.
9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di ujung
kedua bata awal tersebut hingga membentang sejajar dengan mal.
10. Lakukan pemasangan bata lapis 1 sesuai dengan cara dan teknik yang telah
dijelaskan sebelumnya. Pemasangan lapis satu menggunakan bata utuh

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 20


semuanya. Pemasangan bata dengan jumlah yang sama dilakukan di sebelah
kanan dan kiri mal.
11. Bila lapis 1 telah selesai, cek kedatarannya dengan waterpass.
12. Lakukan pemasangan lapis kedua yang dimulai dari bata setengah.
13. Bila lapis kedua telah selesai dan sudah dicek kedatarannya, lakukan
pemasangan lapis ketiga yang dimulai dengan bata utuh kembali.
14. Pada lapis ketiga kita harus menaikkan ukuran siar pada bata yang didekat
pinggir mal. Hal ini bertujuan agar hasil pasangan bata mengikuti bentuk
lengkung mal.
15. Begitu seterusnya hingga pada lapis-lapis berikutnya.
16. Bila pemasangan rollagh telah selesai, tunggu beberapa saat sampai siar
benar-benar kering. Kemudian secara perlahan lepas mal setengah lingkaran
tadi dengan cara menarik kayu yang telah diselipkan tadi.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 21


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam praktik kerja batu ini, banyak manfaat yang dapat kita ambil. Salah satunya
mahasiswa dituntut untuk mengenal dan mengerti hal- hal yang berkaitan dengan
konstruksi kerja batu. Karena konstruksi kerja batu sangat dibutuhkan dalam
pembangunan gedung atau pun rumah, dalam praktik kerja batu ini mahasiswa
diberikan materi tentang teknik cara memasang pasangan batu dengan baik dan benar.
mahasiswa harus teliti dan sabar dalam menentukan kedataran, ketegakkan batu, dan
sudut siku 90°, menentukannya harus sebaik mungkin, untuk memperoleh hasil yang
memuaskan. dan yang paling terpenting mahasiswa harus mengutamakan keselamatan
dalam bekerja.
B. Kritik dan Saran
 Dalam bekerja harus mengutamakan K-3.
 Mengikuti instruksi yang telah diberikan dosen instruktur.
 Manfaatkan waktu sebaik mungkin.
 utamakan kerjasama tim, dan saling membantu satu sama lain.
 Menggunakan alat- alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
 Dalam proses pengerjaan harus teliti.
 setelah selesai bersihkan tempat pengerjaan agar terlihat indah dan rapi.

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 22


Dokumentasi Praktek Dari Job1- 4 :

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 23


DAFTAR PUSTAKA
- Rosanti, Indah. 2014. Job Sheet Kerja Batu. Pontianak : Jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan
- Polban. 2014. Laporan Praktikum Kerja Batu. Bandung
- Polsri. 2012. Laporan Praktek Kerja Batu. Palembang
- http://teknik-sipil-berbagi.blogspot.com/2009/12/contoh-laporan-kerja-batu.html
- http://www.scribd.com/doc/123625787/Pemasangan-Rolag

Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Page 24

Anda mungkin juga menyukai