PENDAHULUAN
Kerja batu atau sering disebut juga mansory adalah pekerjaan pemasangan dinding atau bata
baik untuk lantai, dinding, maupun pagar.
A. Latar Belakang
Fakta dilapangan masih banyak pengawas, mandor maupun pekerja yang masih belum
memahami tentang Mansory (Kerja Batu) dari segi pemahaman materi maupun cara
mempraktikan dilapangan. Untuk menghindari hal tersebut maka diadakan pembelajaran
tentang praktik kerja batu dilapangan dan dibuatnya Laporan Kerja Batu sebagai referensi
yang dipelajari.
Dalam praktek kerja batu ini, sebagian besar pekerjaan yang terdapat dalam konstruksi
gedung meliputi, Pemasangan dinding setengah Bata, Pemasangan Pilar, Pemasangan Ubin
Lantai, dan Plasteran dinding / Acian.
Untuk mencapai hasil yang sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik dan aturan -
aturan dari setiap pekerjaan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor bekerja memegang
peranan penting bila kita membicarakan masalah mutu dan kualitas dari suatu konstruksi
bangunan terutama sekali bangunan gedung.
Adapun faktor mutlak yang harus diketahui oleh seorang tukang batu dalam
pekerjaan pemasangan batu bata adalah :
Dapat mengenali jenis dan kualitas material yang baik untuk pemasangan
batu bata.
Dapat mencampur dan mengaduk material yang akan digunakan dalam
pekerjaan pemasangan batu bata.
Mengetahui daya hisap persentimeter luas permukaan batu bata.
Mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara
material dengan batu bata setelah pekerjaan pemasangan selesai.
Mengetahui cara menetukan kedataran dan ketegakan pemasangan batu bata.
Mengetahui macam-acam ikatan yang baik dalam pekerjaan pemasangan batu
bata.
Dengan mengetahui teknik dan aturan-aturan di atas pekerjaan pemasangan batu bata
akan mendapatkan mutu dan kualitas sesuai dengan yang diharapkan.
secara umum , laporan praktikum kerja batu ini , dapat digunakan oleh semua pembaca.
tetapi secara khusus , laporan praktek kerja batu ini di peruntukan bagi mahasiswa jurusan
teknik sipil politeknik yang ingin memahami lebih lanjut tentang tata cara kerja batu.
supaya dapat memahami isi dari laporan kerja batu ini, maka pembaca di haruskan sudah
terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerja batu ini di
peruntukan bagi mahasiswa jurusan teknik sipil program studi D III
laporan praktikum kerja batu ini, secara keseluruhan mempelajari tentang semua
kegiatan yang berkaitan dengan kerja batu misalnya, pemasangan pasangan ekpose ½ batu,
pemasangan pasangan ekpose sudut 90° ½ batu, pasangan tembok ikatan setengah bata
bentuk T, pasangan pilaster dan rollag, serta pasangan keramik lantai .
A. Peralatan Kerja
Untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam bekerja, maka diperlukan
peralatan yang lengkap. Sebab disamping rendahnya produktifitas kerja, juga dapat
mengurangi mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. maka dari itu di perlukan alat
bekerja sebagai berikut :
1. Sendok spesi.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok ini berbentuk
segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata merah.
3. Waterpass.
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung gelas yang berisi cairan
ether yang ada gelembung udara didalamnya. Gunanya adalah untuk mengukur kedataran
dan ketegakan pasangan.
5. Line bobbyn.
Alat ini terdiri dari 2 buah baja tipis yang dibentuk segitiga, yang dihubungkan dengan
benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan batu bata. Caranya dengan
mengaitkan salah satu potongan besi segitiga yg telah di ikat tali pada ujung pasangan batu
bata dan satunya lagi dikaitkan pada ujung pasangan batu bata lainnya. Pemakaian alat ini
lebih efisien apabila dibandingkan dengan pemakaian paku karena kedudukan alat ini mudah
diatur.
7. Jointer.
Joiter terbuat dari besi yang di bengkokan dan diberi tangkai kayu. Gunanya adalah untuk
membersihkan siar pada pasangan bata.
8. Jidar.
Jidar berguna untuk meratakan pasangan bata/ mengecek permukaan bata apakah rata atau
tidak, jidar ini sebagai tumpuan waterpass. jidar terbuat dari logam dan bentuknya lurus
memanjang.
9. Meteran.
Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan di gulung dalam suatu kotak sebagai
pelindung. Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja.
11. Ember.
Ember berfungsi untuk mengambil air, menakar semen dan pasir.
12. Ruskam.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada belakangnya. Gunanya adalah
untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok – gosokan pada permukaan
plesteran.
2. Semen.
Semen adalah suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu – abu, kehijau – hijauan, terdiri
dari kristal – kristal silikat, kalsium dan aluminium. Bahan dasarnya adalah campuran
antar batu kapur dan tanah liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih
dahulu baru kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam satu perbandingan.
3. Pasir.
Pasir merupakan agregat halus yang berguna sebagai campuran untuk semen, pasir
merupakan butiran-butiran mineral yg diambil dari dasar sungai yg airnya mengalir atau
dasar sungai yg airnya tenang, pasir juga diambil dari daerah galian tebing pegunungan.
4. Air.
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang tidak
mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan
pasangan.
5. Ubin PC
adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir dan semen yang dipakai untuk
permukaan lantai. Pembuatannya melalui mesin press dan salah satu permukannya di
finishing dengan semen agar halus dan licin
6. Ubin Porselen
Ubin porselen terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa campuran bahan tambahan
melalui proses pembakaran sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur kembali bila
direndam dalam air. Bidang patah yang baru harus memperlihatkan hasil pembakaran yang
rata dan baik. Ubin porselen harus halus dan rata permukaannya dan sisinya harus saling
tegak satu dengan lainnya, dan tepinya lurus dan tajam
PEMBAHASAN
JOB 1 PASANGAN EKSPOSE ½ BATU
A. Dasar Teori
Pasangan Expose ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun sedemikian rupa
sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan tinggi sesuai keinginan
kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding
dengan tebal ½ bata .
Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya
sesuai jenis ikatan pasangannya.
Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tembok
dengan benar.
Agar mahasiswa dapat mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat.
Agar mahasiswa dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan
lurus dan rata.
Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan pasangan sudut ½ batu.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 6. Waterpass
2. Palu pemotong batu/ bata 7. Jidar
3. Ember 8. Sekop
4. Meteran lipat 9. gerobak pengangkut bata
5. Line bobbyn
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air
Lapisan 2
4. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek kedatarannya
mengunakan waterpass dan jidar.
5. Kemudian hubungkanlah jidar di antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 lalu
letakkan waterpass untuk mendatarkannya.
6. kemudian lihatlah gelembung nivo pada waterpass jika sudah pas ditengah maka
kedua bata tersebut sudah sejajar/datar, apabila tidak datar, bisa mengatur bata
dengan cara mengurangi atau menambah siar pada salah satu bata bantu tersebut.
7. jika sudah datar, segeralah pasang line bobbyn dengan cara mengaitkan ujungnya
pada kedua bata yg sudah datar tersebut.
8. jika sudah terpasang line bobbyn kita bisa mulai dengan cara meletakkan mortar
pada salah satu ujung bata tersebut.
9. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama diletakkan 1 bata
dan di lanjutkan dengan bata selanjutnya, pasanglah bata sesuai dengan benang
yang telah dipasang dan pastikanlah bata tersebut datar dengan menggunakan
waterpass.
10. Untuk Lapisan 2 ini kita harus mulai dengan memasang bata ½ terlebih dahulu
pada awal pasangan, agar siar lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2.
Setelah memulai dengan memasang dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata.
11. kemudian untuk lapisan 3 dipasang seperti lapisan 1, lapisan 4 di pasang seperti
lapisan 2, begitu pula untuk lapisan 5 di pasang seperi lapisan 1 dan 3, lalu lapisan
6 di pasang seperti lapisan 2 dan 4.
A. Dasar Teori
Pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata adalah pasangan bata yang terdiri dari 2
buah dinding yang saling bertemu dan membentuk sudut 900 dengan ketebalan
dinding yang satu ½ bata dan yang satunya lagi dinding 1 bata. Pasangan ini
digunakan sebagai penyekat dan pasangan batu ini harus tepat kedatarannya,
ketegakannya, dan kesikuannya. Untuk mengukur kesikuannya kita dapat
menggunakan alat yang disebut plat siku.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana memasang pasangan batu ekspose
sudut 90° dengan baik dan benar.
Agar mahasiswa dapat mengetehui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai
jenis ikatan pasangannya.
Agar mahasiswa dapat mengetehui tebal ukuran siar dengan tepat.
Agar mahasiswa dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus
dan rata, serta kesikuannya.
Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan pasangan ekspose sudut 90°.
Tampak Depan
Lapisan 2
E. Langkah Kerja :
1. Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan yang akan digunakan, letakan
didekat tempat atau lokasi pemasangan.
2. Siapkan semua alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan bahan.
3. Kemudian aduklah bahan yg telah disiapkan tadi dengan perbandingan 1 : 10 yaitu
1 ember semen di campur dengan 10 ember pasir, kemudian tambahkan air
secukupnya.
4. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan jangan lupa untuk
membentuk sudut 90°pasang line bobbyne, cek kesikuannya menggunakan plat
siku,dan cek kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar.
5. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan menggunakan
plat siku.
6. Kemudian, hamparkan adukan spesi mengikuti benang pada line bobbyn dan
lakukan pemasangan bata pada lapisan 1 yang dimulai dari sudut pasangan.
7. Setelah dipasang lapisan 1 cek kedatarannya ketegakkannya menggunakan
waterpass, dan pertahankan kesikuannya.
8. Selanjutnya mulailah memasang lapisan 2 yang dimulai dari sudut pasangan
dengan menggunakan bata penuh dengan posisi bata saling menimpa.
9. Kemudian cek kedataran dan ketegakkan lapisan 2menggunakan waterpass.
10. Selanjutnya untuk lapisan 3 mengikuti lapisan 1,lapisan 4 mengikuti lapisan 2,
dan lapisan 5 mengikuti lapisan 1 dan 3,
11. Setelah selesai lakukan finishing dengan membersihkan pasangan bata
menggunakan sikat kawat, dan merapikan bentuk siar menggunakan jointer.
A. Dasar Teori
Dalam pembuatan dinding, pasti ada pertemuan dinding yang akan membentuk sudut
siku-siku. Pada pertemuan dua dinding ½ bata, kesikuan haruslah tepat, agar terlihat
indah dan rapi. Dalam pembuatan dinding ini haruslah kuat dan kokoh, maka dari itu,
pada pertemuannya harus dibuat kolom praktis yang terdiri dari 2 bata dengan
panjang dan lebar bata, dan untuk menentukan kesikuannya dapat digunakan alat yang
disebut plat besi.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memasang pasangan
pertemuan dua dinding ½ bata dengan teknik yg baik dan benar.
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengukur ketegakan dan
kedataran menggunakan waterpass.
Agar mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan alat yg
disebut plat siku.
Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan pasangan pertemuan dua dinding ½ bata.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 6. Line bobbyn
2. Jidar 7. Palu pemotong batu/ bata
3. Sekop 8. Ember
4. Plat siku 9. Gerobak pengangkut bata
5. Waterpass 10. Meteran
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air
D. Analisa Kebutuhan Bata
Panjang pasangan dinding A = 6,5 bata
Panjang pasangan dinding B = 3,5 bata
Tinggi pasangan = 6 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 4,5 cm x 10 cm x 20 cm
E. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan-bahan secukupnya dan letakkan di dekat lokasi kerja.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang 4 buah bata awal yang membentuk huruf T. Pasang dengan ukuran di
luar ukuran panjang dinding yang akan dibuat.
6. Setelah dipasang, cek kedataran masing-masing dan antar bata awal tersebut
dengan menggunakan waterpass.
7. Setelah sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasang benang di ujung
keempat bata awal tersebut. Usahakan benang jangan sampai kendor.
8. Kemudian cek kesikuan pada masing-masing sudut pertemuan dengan
menggunakan plat siku.
PASANGAN ROLLAG
A. Dasar Teori
Rollag adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif pasangan rollag dapat
berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh. bentuk lain dapat dibuat sesuai
kreasi kita. syarat pasangan rollag adalah bagian tengah atau padanas pasangan harus
berupa bata, hindari berupa siar.
B. Tujuan Pelaksanaan Pratikum
Agar mahasiswa dapat membuat rollag dengan teknik yang baik dan benar.
Agar mahasiswa dapat mengukur dengan baik dan benar kedataran dari
pemasangan bata dengan alat waterpass.
Agar mahasiswa dapat memahami fungsi dari pemasangan rollag.
Agar mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul
pada saat pemasangan rollag.
C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Sendok spesi 7. Line bobbyn
2. Jidar 8. Palu pemotong batu/ bata
3. Sekop 9. Ember
4. Plat siku 10. Gerobak pengangkut bata
5. Waterpass 11. Meteran
6. Mal/ cetakan berbentuk ½ lingkaran/ cetakan rollag
Bahan yang digunakan :
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Semen
4. Air
D. Analisa Kebutuhan Data
Diketahui :
Diameter mal = 80 cm
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,50m x 0,80m = 2,0m2
Tinggi pasangan 14 lapis (t) = (14 x 4,5) + (14 x 1)
= 0,63m + 0,14m
E. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. ‘Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps.
5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal, yaitu
80 cm.
6. Letakkan mal di atas bata tersebut. Namun sebelum memasang mal, mal
terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi serta
selipkan sebatang kayu kecil (letakkan di atas bata) sebagai alas peletakkan
mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat pekerjaan telah selesai.
7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas ukuran
panjang tebok yang akan dibuat.
8. Cek kedataran masing-masing dan antar bata awal dengan menggunakan
waterpass.
9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di ujung
kedua bata awal tersebut hingga membentang sejajar dengan mal.
10. Lakukan pemasangan bata lapis 1 sesuai dengan cara dan teknik yang telah
dijelaskan sebelumnya. Pemasangan lapis satu menggunakan bata utuh