Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KERJA BATU

http://thefikkar.blogspot.co.id/2016/10/laporan-kerja-bat_39.html
BAB I
PRAKATA

1.1 Latar Belakang


Kontruksi kerja batu adalah salah satu jenis kontruksi yang termasuk dalam urutan
besar dalam bangunan gedung. Dalam praktek kerja batu ini, sebahagian besar pekerjaan
yang terdapat dalam konstruksi gedung meliputi: Pemasangan batu bata ikatan biasa,
Pemasangan silang & gigi jatuh batu bata, Pemasangan ikatan jerman, Pemasangan
Pilar, Pemasangan Rolak, Pemasangan Keramik dan plasteran dinding.
Untuk mencapai hasil yang lebih sempurna, seorang pekerja harus mengikuti teknik
dan aturan-aturan dalam hal Konstruksi Batu, karena faktor ini memegang peranan
penting dalam hal masalah mutu dan kualitas pada konstruksi bangunan terutama sekali
bangunan gedung.
Kegiatan praktek yang mempelajari tentang tata cara menggunakan perkakas batu dan
teknik dalam pemasangan batu, sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai modal awal
memasuki dunia kerja. Kegiatan ini dilaksanakan selama 9 Hari, di Lab. Teknologi
Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe.

1.2 Tujuan Instruksional Umum


- Dapat mempersiapkan mahasiswa/i teknik sipil yang terampil agar mampu menganalisis
setiap keadaan yang berkaitan denganpasangan/ikatan bata.
- Menjadikan individu yang terampil dan memberi pengajaran tentang carakerja di lapangan.
- Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai denganfungsinya.
- Menguasai teknik kerja batu
- Dapat memasang ikatan bata dengan baik dan benar.
- Mampu mensurvei ikatan bata hanya dengan melihat.
- Melatih mahasiswa/i agar mahir & cekatan dalam pemasangan bata.

1.3 Kriteria Pemakai atau Pembaca


Laporan praktikum kerja batu ini dapat digunakan oleh semua pembaca. Tetapi
secara khusus dan utama laporan praktek kerja batu ini di peruntukkan bagi mahasiswa
jurusan teknik sipil politeknik yang ingin memahami lebih lanjut tentang tata cara kerja
batu.
1.4 Syarat Yang Harus Dipenuhi Oleh Pembaca
Agar dapat memahami dan mengetahui isi dari laporan kerja batu ini, maka pembaca
di haruskan sudah terlebih dahulu memiliki wawasan tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan praktek kerja batu, atau dapat juga mengikuti praktek kerja batu yang di
laksanakan di bengkel teknik sipil. Laporan praktek kerja batu ini khusus di peruntukkan
bagi mahasiswa/mahasiswi Teknik Sipil Program Studi D4 dan D3.

1.5 Isi Laporan Petunjuk Kerja Umum


Laporan ini secara keseluruhan mempelajari tentang pemasangan batu bata ikatan
biasa,pemasangan bata ikatan jerman, pemasangan dinding batu ikatan silang (gigi jatuh)
dan pemasangan dinding batu dalam pekerjaan kombinasi meliputi pemasangan rolak,
pemplasteran dan pemasangan keramik.

1.6 Petunjuk Penggunaan


Materi laporan praktikum kerja batu ini, keseluruhannya dimulai dari judul serta
rincian pembahasan topik, yang pstinya semuanya berhubungan dengan praktek kerja
batu. pembaca diharapkan dapat mempelajari dan memahami bab per bab hingga tuntas
serta akhirnya dapat mengetahui kesimpulannya. Jika ingin memperdalam lebih jauh lagi
sebaiknya pembaca harus sering-sering mencari referensi baik itu di buku maupun di
internet guna untuk mendapat wawasan yang
luas lagi mengenai konstruksi batu.
BAB II
PENGENALAN BAHAN DAN ALAT

2.1 Tujuan
Tujuan dari pengenalan bahan dan alat antara lain untuk mengetahui bahan dan alat
apa saja yang dapat digunakan dalam praktek kerja batu ini dan mengetahui fungsi dari
bahan dan alat-alat tersebut.

2.2 Dasar Teori


Dalam pekerjaan dibengkel ini sudah pasti memerlukan peralatan-peralatan yang
digunakan dalam menjalankan praktek tersebut. Dengan demikian, diperlukan
pengenalan secara jelas tentang bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktek kerja
batu ini.

2.3 Bahan Praktek Kerja Batu


Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran dan ubin bermacam-macam,
antara lain batu bata, pasir, air, semen, dan kapur.

2.3.1 Batu bata


Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding yang terbuat
dari tanah liat denganatau tanpa bahan campuran tambahan. Selanjutnya dibakar sampai
berwarna kemerah merahan, kemudian dicetak dalam ukuran tertentu berbentuk balok dan
dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak hancur kembali bila direndam dalam air.
Standar ukuran bata di indonesia adalah:
52 mm x 115 mm x 240 mm
50 mm x 110 mm x 230 mm
Kelebihan dinding bata merah:
- Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
- Keretakan relatif jarang terjadi.
- Kuat dan tahan lama.
- Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah:
- Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
dinding lainnya.
- Biaya lebih tinggi.

Penyimpananya:
Pada dasarnya tumpukan bata di lapangan harus diberi alas, agar air tanah yang ada di bawah
tidak diserap oleh bata,karena bata mempunyai daya serap yang tinggi.Di atasnya ditutup dengan
terpal atau plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri. Batu
bata harus disusun berselang seeking agar tidak pecah atau rusak,dan susunan ini paling tinggi 2
meter,agar bata yang berada paling bawah tidak pecah dan juga mudah dalam pengambilannya
nanti.

Gambar 1. Cara penyimpanan batu bata

2.3.2 Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan juga dapat
dibuat dari gilingan batu. Pasir merupakan butiran-butiran mineral atau agregat halus
yang mempunyai gradasi 0 4 mm. Fungsinya dalam pasangan adalah sebagai bahan
pengisi.

Ciri-ciri pasir yang baik :


1. Bersih
2. Keras
3. Susunan besar butir harus tidak baik
4. Besar butiran maximum 5mm
5. Kandungan lumpur/ tanah liat max 5%
Cara menentukan mutu pasir yang baik :
1. Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. Apabila banyak
pasir yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung
banyak lumpur dan tidak layak digunakan.

2.Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan


bau yang menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir
tidak baik.

Penyimpanannya:
Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas
terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga
mudah. Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi
dengan bata.

Gambar 2. Cara penyimpanan pasir


2.3.3 Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga
menjadi tepung. Sifat dari kapur adalah menyerap air, justru itu kapur harus disimpan
terhindar dari kelembaban.

Ciri-ciri kapur yang baik:


1. Harus dipadamkan dengan baik
2. Membentuk tepung halus
3. Dalam keadaan kering kadar air <10%
4. Kadar bagian aktif tidak kurang dari 90%
5. Butiran kasar <5%

Fungsi kapur :
1. Sebagai bahan pengikat
2. Memudahkan pekerjaan
3. Memperlambat peroses pengerasan semen
4. Mengurangi penyusutan air

Penyimpanannya:
Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah terserapnya air
oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi dari permukaan banjir.

Gambar 3. Cara penyimpanan kapur

2.3.4 Semen
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat menggikat dan mengeras setelah bereaksi
dengan air. Fungsi semen adalah sebagai bahan perekat (setelah dicampur dengan air).

Sifat-sifat semen :
1. Mudah mengeras bila terkena udara lembab/ air
2. Mudah dikerjakan (work ability)
3. Kuat (strength).

Penyimpanannya:
Supaya semen tidak mengeras maka harus disimpan pada ruangan khusus. Dindingnya
dilapisi dengan kertas aspal. Serta dipasang lantai yang tingginya 30cm dari permukaan
tanah agar udara di dalam ruangan tidak lembab. Semen yang baru datang tidak boleh
ditumpuk diatas semen yang telah lama disimpan.
Gambar 4. Cara penyimpanan semen

2.3.5 Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar hendaklah air yang bersih atau air yang
dapat diminum. Air berfungsi untuk meng-homogenkan adukan mortar, merendam bata.
Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, garam untuk mengaduk
mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan
pasangan.

Gambar 5. Air

2.4 Alat-alat Praktek Kerja Batu


Alat yang digunakan sendok spesi, jointer, roskam, palu kayu, waterpass, sikat kawat,
unting-unting, line& block bobbyn, siku-siku besi, ember, sekop, ayakan pasir, meteran,
pensil, linggis, kakak tua, kotak spesi/jolang, gerobak dorong.
2.4.1 Sendok Spesi
Fungsi:
Untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dengan tangkai dari kayu.

2.4.2 Jointer
Fungsi:
Untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Terbuat dari:
Besi plat yang dibentuk sedemikian rupa, ada juga yang terbuat dari besi bulat dan diberi
tangkai kayu.

2.4.3 Roskam
Fungsi:
Roskam kayu untuk meratakan plesteran dinding dan roskam besi untuk menghaluskan
permukaan plesteran.

Terbuat dari:
Ada yang dari kayu tipis, papan yang keras, dan besi.
2.4.4 Waterpass
Fungsi:
Untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
Terbuat dari:
Aluminium. Dalam waterpass terdapat cairan ether yang ada gelembung udara
didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung udara tepat berada
di tengah-tengah.

2.4.5 Sikat Kawat


Fungsi:
Untuk membersihkan bidang pekerjaan dari kotoran, debu atau tanah.
Terbuat dari:
Balok kayu, dan pada permukaannya dipasang kawat-kawat sebagai sikatnya.

2.4.6.Line Bobbyn
Fungsi:
Untuk garis penunjuk pemasangan bata dengan mencantolkan benang. Pemakaian alat ini
dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah
diatur.
Terbuat dari:
Plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri dari dua buah plat baja yang
dihubungkan dengan benang.

2.4.7 Block Bobbyn


Fungsi:
Mencantolkan benang sebagai pedoman dalam pemasangan bata.
Terbuat dari:
2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan dihubungkan dengan benang.

2.4.8 Plat siku/ siku-siku besi


Fungsi:
Untuk mensetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.
Terbuat dari:
Plat besi (baja) dengan membentuk sudut 900 dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran
dalam cm.
2.4.9 Ember
Fungsi:
Mengambil air, menakarpasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dan ada juga yangterbuat dari plastic
.

2.4.10 Sekop
Fungsi:
Mengaduk spesi, menggali tanah, dan sebagainya.
Terbuat dari:
Plat baja yang diberi tangkai kayu.

2.4.11 Ayakan Pasir


Fungsi:
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur untuk mortar. Bentuknya ada yang berkaki, dan
ada juga yang diberi tali gantungan. Dan yang kecil dapat digunakan langsung dengan
tangan.

Terbuat dari:
Kawat mesh yang diberi rangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang

2.4.12 Meteran
Fungsi:
Pada meteran ini tercantum garis-garis ukuran dalam inch, cm dan mm. kegunaannya
adalah untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi dari suatu benda kerja.
Panjangnya bermacam-macam dari 1 m s/d 5 meter.
Terbuat dari:
Plat baja tipis dan digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Juga ada yang
terbuat dari kayu dan disebut meteran lipat.
2.4.13 Jolang
Fungsi:
Untuk tempat meletakan mortar sewaktu pemasangan bata.
Terbuat dari:
Plat besi yang tipis dengan bentuk trapesium dan pada sisinya diberi tangkai untuk
pegangan sewaktu mengakatnya.

2.4.14 Gerobak Dorong


Fungsi:
Untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.
BAB III
PEMASANGAN BATU BATA IKATAN BIASA

3.1 Tujuan
Tujuan instruksional umum :
Dapat memasang dinding ikatan batu dengan teknik yang benar
Mampu mengukur ketegakan dan kedataran pemasangan dengan waterpass.
Teknik pemasangan batu bata yang benar,mengukur kedataran denganwaterpass.
Memahami cara menggunakan perkakas kerja batu sesuai denganketentuan.
Tujuan instruksional khusus :
Mampu mensurvei ikatan bata,baik itu ketegakan, kerataan maupun posisi bata yang
benar.
Melatih mahasiswa/i agar lihai dan cekatan dalam memasang batu bata

3.2 Dasar Teori


Mengukur ketegakandan kedataran pemasangan dengan waterpass. Sebelum
mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit,maka perlu di latih terlebih dahulu bagaimana
teknik pemasangan batu bata yang benar, mengukur kedataran dengan waterpass, dengan
cara memotong bata yang benar.Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa
untuk terbiasa menggunakan perkakas kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan
tersebut. Hasil kerja ini mendapatkan ketegakkan dan kedataran yang tegak sesuai dengan
gambar kerja.

3.3 Peralatan dan Bahan


Alat :
- Cangkul - Water pass
- Sekop - Jointer
- Ember - Sikat kawat
- Palu karet - Meteran
- Ayakan pasir - Line bobbyn
- Jolang - Sendok spesi
-Plat siku - Gerobak dorong
Bahan :
- Air
- Semen
- Kapur
- Pasir

3.4 Keselamatan Kerja


Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
Gunakan pakaian safety lengkap
Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan menganggu teman selagi teman bekerja
Patuhi petunjuk dari instruktur
Bekerja dengan fokus dan konsentrasi
Bertanya kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
Bekerjalah dengan semangat dan teliti
Kuku tangan tidak boleh panjang
Beri pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

3.5 Langkah-langkah Kerja


Langkah kerja lapisan pertama (kop) :
1. Tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan bata yang akan dipasang.
2. Pada waktu memasang posisi kita berdiri adalah diantara bidang pasangan dan kotak
spesi dengan posisi kotak spesi sebelah kanan dan bidang pasangan disebelah kiri.
3. Pemasangan kita lakukan dengan cara tangan kiri memegan bata dan tangan kanan
memegang sendok spesi.
4. Kemudian letakan bata diatas spesi yang sudah disebarkan diatas pondasi atau lantai
kerja dengan posisi bata yang panjang sejajar diukur menggunakan waterpas.
5. Perletakkan bata jajaran berikutnya, letakan spesi rapat pada bata yang pertama tadi,
pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi oleh spesi setebal 1 cm
sebagai siar dari pasangan.
6. Untuk pasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bata kedua tadi, dan pemasangan
diteruskan sampai penuh sesuai dengan instruksi instruktur.

Langkah kerja lapisan kedua (stred) :


1. Siar tegak dari lapisan kedua harus tepat ditengah bata lapisan pertama, maka pasangan
bata pertama lapisan kedua ini dimulai dengan bata yang setengah.
2. Bata setengah dibuat dengan jalan memotong bata utuh menjadi dua bagian yang sama.
3. Sisi ketegakan harus tegak lurus dengan memakai waterpas.
4. Selanjutnya ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua itu dengan waterpass, juga cek
ketegakan bidang depannya dengan waterpass.
5. Nah, untuk lapisan ketiga persis sama dengan lapisan pertama dan lapisan ke empat sama
persis dengan lapisan kedua begitu seterusnya.
3.6Gambar Kerja
BAB IV
PEMASANGAN 1 BATU IKATAN JERMAN

4.1 Tujuan
Tujuan instruksional umum:
Teknik peletakan bata dan mortal harus benar
Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
Siar datar harus sama tebalnya 0,8 cm - 1,2 cm.
Setiap pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk memasang sebuah bata.
Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan,jangan di ketok.
Penekanan untuk menurunkan bata dengan menggeser bata, jangan diketok karena akan
mengurangi kekuatan nantinya.
Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi dari sebelah kanan.
Setiap lapis bata harus dicek kedataran .

Tujuan instruksional khusus:


Pergunakan takaran yang sama ukurannya untuk menakari bahan yang akan diaduk.
Bekerjalah menurut aturan langkah kerja.
Utamakanlah keamanan dalam bekerja.
Pusatkan pikiran pada pekerjaan.

Setelah mengerjakan pekerjaan memasang dinding bata batu, maka perlu diketahui
masih ada lagi pasangan yaitu pasangan satu batu dalam ikatan jerman. Dalam ikatan ini,
mahasiswa di tuntun untuk dapat memasang pasangan ini dengan benar, mengukur
ketegakan dan kedatarannya dengan waterpass, serta mampu menghitung kebutuhan
bahan yang di butuhkan. Hasil dari kerja ini, mendapat ketegakan dan kedataran yang
tepat sesuai gambar kerja.

4.2 Dasar Teori


Ikatan jerman adalah ikatan bata yang dipasang berselang seling tiap lapis antar bata
memanjang bata melintang tetapi disini tidak ada bata dipasang. Setiap lapisan bata
yang memanjang diawali dengan pasangan bata dan diikuti oleh sebuah bata
melintang, dan seterusnya dipasang bata biasa saja, siar tegak disini merupakan tangga.
Biasanya ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm.
Ikatan jerman juga sering digunakan untuk dinding penahan pada bangunan, namun juga
sering di gunakan untuk dinding penahan tanah pada daerah tanah yang kontur.
Upaya ini merupakan pelatihan bagi mahasiswa, selain membuat siswa paham cara
pekerjaan pasangan gigi jatuh mahasiswa di harapkan untuk terbiasa mengunakan
perkakas kerja batu yang benar,serta cara merawat peralatan tersebut.Hasil kerja ini
mendapatkan ketegakkan, kelurusan dan kedataran yang tegak sesuai dengan gambar
kerja. Dalam pekerjaan seperti ini biasakan sering-sering menggunakan waterpass, agar
pasangan bata yang kita buat tetap datar sampai batas yang kita inginkan.

4.3 Peralatan dan Bahan


Alat :
- Cangkul - Water pass
- Sekop - Jointer
- Ember - Sikat kawat
- Palu karet - Meteran
- Ayakan pasir - Line bobbyn
- Jolang - Sendok spesi
- Plat siku - Gerobak dorong

Bahan :
- Air
- Semen
- Kapur
- Pasir

4.4Keselamatan Kerja
Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
Gunakan pakaian safety lengkap
Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan menganggu teman selagi teman bekerja
Patuhi petunjuk dari instruktur
Bekerja dengan fokus dan konsentrasi
Bertanya kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
Bekerjalah dengan semangat dan teliti
Kuku tangan tidak boleh panjang
Beri pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

4.5 Langkah-langkah Kerja


1. Hitung kebutuhan bahan - bahan yang diperlukan dalam pemasangan berdasarkan
intruksi instruktur.
2. Aduk mortal dengan komposisi 1 ember kapur dan 1 jolang pasir.
3. Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dan letakan dengan teratur
dekat lokasi kerja.
4. Mulai memasang bata lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh, untuk
pemasangan lapisan kedua kita mulai dengan memasang bata 3/4 dan diakhiri dengan 3/4
juga, sedangkan ditengahnya tetap menggunakan bata utuh.
5. Untuk lapisan ketiga sama dengan pemasangan lapisan pertama dan lapisan keempat
sama dengan lapisan kedua cara pemasangannya. Begitu seterusnya lapis demi lapis
berganti.
4.6 Gambar Kerja
BAB V
PEMASANGAN GIGI JATUH

5.1 Tujuan
Tujuan instruktur umum:
o Memasang dinding batu ikatan gigi jatuh membentuk sudut siku dengan teknik yang
benar.
o Mengaplikasikan pasangan bata gigi jatuh membentuk sudut siku pada praktek lapangan.
o Mempelajari bagaimana menghadapi permasalahan dilapangan seandainya pemasangan
bata tidak dapat diselesaikan dalam seharidan harus dilanjutkan dilain waktu.
o Mengkombinasikan kemahiran dalam pemasangan sebelumnya.
o Mengaplikasikan peralatan kerja dengan benar.
o Menggunakan material tepat guna.

Tujuan instruksional khusus:


Memasang Bata dengan dua sudut melintang.
Di salah satu sudut membentuk pasangan model tangga.

5.2 Dasar Teori


Pasangan dinding batu ikatan gigi jatuh merupakan teknik pemasangan batu bata
dengan tujuan supaya pemasangan batu bata dapat di lanjutkan di hari selanjutnya.
Teknik pemasangannya yaitu pada setiap lapisan di kurangi satu batu bata, begitu
seterusnya sampai pada lapisan yang diinginkan.

5.3 Peralatan dan Bahan


Alat :
- Cangkul - Water pass
- Sekop - Jointer
- Ember - Sikat kawat
- Palu karet - Meteran
- Ayakan pasir - Line bobbyn
- Jolang - Sendok spesi
- Plat siku - Gerobak dorong

Bahan :
- Air - Kapur
- Semen - Pasir

5.4 Keselamatan Kerja


Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
Gunakan pakaian safety lengkap
Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
Jangan menganggu teman selagi teman bekerja
Patuhi petunjuk dari instruktur
Bekerja dengan fokus dan konsentrasi
Bertanya kepada instruktur jika ragu-ragu dalam bekerja
Bekerjalah dengan semangat dan teliti
Kuku tangan tidak boleh panjang
Beri pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan

5.5 Langkah-langkah Kerja


1. Aduk pasir dan kapur hingga homogen
2. Buat dua buah garis bantu (garis A dan garis B) yang saling berpotongan dan membentuk
sudut 900.
3. Setelah diletakkan mortal pada jalur A & B untuk lapisan pertama letakkan bata utuh dan
sesuaikan siarnya pada masing masing jalur tersebut.
4. Untuk lapisan kedua dimulainya dari sudut kop lapisan pertama agar siarnya selang
seling biar tidak mudah patah dan retak.
5. Pada pamasangan ini setiap lapis dikurangi setengah bata sampai ke lapisan paling
atasnya supaya berbentuk tangga pada ujung pasangan.
6. Kemiringan tangga harus berbentuk garis lurus dari lapisan ke 1 sampai lapisan
terakhir. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya, kedatarannya dan siarnya.
5.6Gambar Kerja
BAB VI
PASANGAN KOMBINASI

6.1 Tujuan
Pada akhir pelajaran Mahasiswa diharapkan terampil dalam melakasanakan:
Merencanakan pekerjaan dengan menghitung bahan yang digunakan.
Mampu membuat rolak dengan benar dan baik.
Mampu mengembang seni dengan rolak.
Mampu memasang polling, dinding batu, pilar dan hubungannya.
Dapat mengerjakan finishing didalam pasangan dengan bersih.

6.2 Dasar Teori


Pekerjaan kombinasi adalah pekerjaan yang menggabungkan antara pemasangan 1/2
batu bata, ikatan jerman, pasangan gigi jatuh, dan pemasangan pilar. Mahasiswa di tuntut
harus mampu memasang pekerjaan kombinasi ini, yang terdiri atas ikatan batu, ikatan
jerman dan juga ikatan sudut siku. Setelah pasangan selesai, mahasiswa juga di tuntut
mampu memplester dan memasang keramik pada dinding dan lantai. Hasil dari kerja ini
nantinya mendapat ketegakkan. Dan dataran, kesikuan, ketebalan plasteran (1 cm)
sesuaidengan gambar kerja.

6.3 Keselamatan Kerja


Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.
Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan kerjaan.
Memahami dan membaca petunjuk kerja.
Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
Pusatkan pikiran pada pekerjaan.
Bila ada keraguan tanya pada pembimbing.

6.4. Peralatan dan Bahan


Untuk membuat pilar bata dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat:
- Cangkul - Water pass
- Sekop - Jointer
- Ember - Sikat kawat
- Palu karet - Meteran
- Ayakan pasir - Line bobbyn
- Jolang - Sendok spesi
- Plat siku - Gerobak dorong

Bahan :
- Air - Kapur
- Semen - Pasir

6.5 Langkah Kerja


1. Bersihkan permukaan lantai dimana kita akan membangun pillar ini.
2. Pasang dua buah bata sejajar dengan spesi 1 cm, kedua bata ini harus di waterpas
permukaannya serta salah satu sudutnya harus siku.
3. Untuk lapisan kedua kita pasang bata bata melintang diatasnya, yang mana sisi luar bata
harus vertical terhadap lapis ke 1 tadi pada dua bidang.
4. Begitu seterusnya pemasangan bata berikutnya silih berganti, sampai terpasang pillar
setinggi 15 lapis, cara pemasangan nya tetap sama, tapi harus hati hati dalam mengukur
ketegakannya, sehingga didapatkannya pillar benar benar lurus dan rapi.Dan seterusnya
silih berganti / selang seling.
6.6 Gambar Kerja

PERSPEKTIF

LAPISAN 2

LAPISAN 1
LAY OUT
6.7 Plasteran

6.7.1 Peralatan dan bahan


Alat:
- Cangkul - Water pass
- Sekop - Jointer
- Ember - Sikat kawat
- Palu karet - Meteran
- Ayakan pasir - Line bobbyn
- Jolang - Sendok spesi
- Plat siku - Gerobak dorong

Bahan :
- Air - Kapur
- Semen - Pasir

6.7.2Langkah Kerja
1. Mulai melakukan pemelasteran lapisan datar, dengan cara mengemprotkan adukan
kepermukaan dinding pakai sendok spesi, dimulai dari kiri ke bawah dan teruskan ke atas
sambil maju kekanan.
2. Jika ada tumpukan adukan yang menonjol maka kita datarkan dengan ruskam ,di
gosokkan sekali jalan arah melingkar.
3. Setelah seluruh permukaan sensing di kemprot dengan lapisan dasar,maka di buat
adukan dengan komposisi bagian semen : 5 bagian kapur untuk plasteran lapisan
kedua,adukan di buat kental dan homogen.
4. Seandainya dinding yang di plaster sewaktu-waktu terkena langsung sinar matahari,maka
perlu di jaga agar air adukan plasteran tidak menguap secara drastic keluar, maka harus di
tutup dengan lembaran plastik.
6.4.2 Gambar Kerja
BAB VII
PASANGAN KERAMIK LANTAI

7.1 Tujuan instruksional khusus


A. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan lantai keramik dengan benar.
B. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai dengan fungsinya.

7.2 Tujuan instruksional umum


1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara untuk memasang keramik lantai
pada pekerjaan suatu proyek dan mampu mengarahkan kepada mahasiswa untuk dapat
memasang lantai keramikdengan baik dan benar.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam proses
pemasangan keramik lantai dan mampu menganalisa alat dan bahan tersebut sesuai dengan
fungsinya.

7.3 Prinsip kerja


Prinsip kerja pada pekerjaan ini adalah penempatan keramik harus sama.Kerataan
penempatan diperlukan agar pada saat penempatan diperlukan waterpass untuk mengukur
kerataan penempatan.

7.4 Dasar teori


Pemasangan keramik ini dilakukan dengan mengutamakan kerataan semen, sebelum
dilakukan pemasangan keramik dengan itu setiap bidang keramik akan terlihat rata, jika
diukur dengan menggunakan waterpass. Dan apabila dalam pemasangan keramik tersebut
gunakanlah palu karet untuk memadatkan keramik dengan semen.

7.5 Alat dan bahan


Alat-alat :
Tongkat ukur
Plat siku

Bahan-bahan :

7.6 Keselamatan kerja


Curahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan dan berkosentrasi.
Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran pekerjan.
Pakailah sepatu safety dengan pengaman yang baik agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.
Pergunakan alat-alat kerja sesuai dengan fungsinya.
Perhatikan pekerjaan dengan baik, jangan sekali-kali lengah.
Jalankan pekerjaan sesuai dengan instruksi dari instruktur

7.7 Langkah kerja


Bersihkan area yang akan dipasang keramik, sebarkan mortar kemudian letakkan keramik perlahan
lahan diatas mortar tadi ketuk pelan pelan dengan sendok spesi apabila permukaannya belum
waterpas / datar.
Selanjutnya atur spesi kira kira 3 mm dengan cara menggeser dengan tangan kiri pelan
pelan bersamaan waktu diketuk tadi.
Setelah dipasang satu persatu keramik harus di waterpas supaya sama datar permukaan
atasnya dan sama rata permukaan sampingnya.
Usahakan pasir atau mortar yang terbuang jangan berserakan diatas keramik hal ini dapat
menyebabkan keramik jadi patah / pecah ketika diketuk.
dalam pemasangan keramik permukaannya jangan terlalu kotor supaya hemat waktu dan
tidak bertambah pekerjaan untuk membersihkannya setelah proses pemasangan.

7.8 Gambar kerja

Keramik
Gambar Pasangan Keramik Lantai

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di civil workshop yang telah penulis ikuti selama 9 hari,
maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pemasangan bata harus di lakukan dengan teknik yang benar.
2. Pengukuran dan ketelelitian dalam bekerja sangat di perlukan agar tidak terjadi
penyimpangan dan kesalahan.
3. Penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan belum sesuai dengan time schedule yang
telah direncanakan.

8.2 Saran
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seharusnya memakai pakaian kerja dengan
lengkap demi keselamatan kerja kita serta patuhilah aturan-aturan dan petunjuk dari
instruktur.
Laksanakan pekerjaan dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang baik dan teratur.
Dan satu hal lagi yang harus selalu diingat, jangan pernah membantah petunjuk yang
telah diberikan oleh instruktur. Jangan menggangu teman pada saat bekerja dan jangan
bersenda gurau.
Agar praktek kerja batu berjalan dengan baik diperlukan peralatan yang lengkap
tidak rusak dan lay out/gambar kerja utamakan keselamatan kerja.

8.3 Kesan
Pernah terketuk tangan dengan sendok spesi pada saat pemasangan bata dan kecepret
air adukan.
Tau bagaimana lelahnya kerja praktek menjadi tukang.
Menjadi tau bahwa spesi yang biasanya dikerjakan oleh tukang pada umumnya tidak
benar. Karena kalau spesi terlalu tebal atau lebar maka apa bila adanya guncangan
yang misalnya diakibatkan oleh gempa akan cepat terjadi suatu keretakan pada
sebuah dinding.
Dapat mengetahui bahwa kegunaan sendok spesi untuk mengambil spesi pas untuk
satu pemasangan bata.
Akhirnya kami dapat membedakan jenis-jenis ikatan batu bata.

DAFTAR PUSTAKA

http://teknik-sipil-berbagi.blogspot.com/2009/12/contoh-laporan-kerja-batu.html
http://shiamoyshimahlil.blogspot.com/2011/06/laporan-kerja-batu.html
http://nurlailahcuteinfo.blogspot.com/2012/04/laporan-praktek-kerja-batu-beton.html
http://www.scribd.com/doc/51218089/IKATAN-BATA
http://www.scribd.com/doc/27095522/Bab-3-Kerja-Bata
httppolban.academia.eduSalmaSTZakiah

Anda mungkin juga menyukai