Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I
PRAKATA

1.1 Latar Belakang


Praktek kerja batu yang dilaksanakan selama 9 hari, kami dibagi atas
empat kelompok yang dalam satu kelompok terdiri dari 6 orang. Anggota dari
masing-masing kelompok telah ditunjukkan oleh Instruktur untuk pelaksanaan
praktek kerja batu di bengkel Politeknik Negeri Lhokseumawe. Didalam
melaksanakan praktek tersebut mahasiswa diajarkan tentang beberapa jenis ikatan
pasangan bata, langkah-langkah kerja sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan oleh instruktur serta bagaimana cara menggunakan alat sebagaimana
fungsinya, sehingga pekerjaan dapat di capai dengan hasil yang optimal dan
ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini agar mahasiswa dapat:
a. Mengetahui dan memahami tentang konstruksi pasangan bata,
b. Mengetahui alat dan bahan yang di gunakan dalam praktek kerja batu,
c. Mengetahui teknik pemasangan bata dengan baik dan benar,
d. Mengetahui teknik pemasangan keramik, rolak dan plester dinding bata.

1.3 Kriteria Pembaca


Laporan kerja batu ini khususnya digunakan untuk mahasiswa/i Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe yang telah disesuaikan dengan
Syarat Kurikulum Semester yang berlaku. Dan juga dapat digunakan oleh semua
pembaca pada umumnya.

1
2

1.4 Prasyarat
Sebelum membaca job sheet yang diberikan instruktur, mahasiswa di
harapkan mengetahui dan memahami kegunaan dan fungsi dari peralatan yang ada
pada pekerjaan batu. Mahasiswa/i diwajibkan mendengar instruksi dari instruktur
tentang teori bengkel atau pengarahan yang diberikan instruktur di ruang sebelum
masuk bengkel.

1.5 Petunjuk Penggunaan Job Sheet


Penulisan laporan ini disusun dengan topik per topik, dari judul topik
sampai kesimpulan dengan perincian yang mendetail tentang topik tersebut.
Pembaca diharapkan bisa mengikuti job-job yang ada pada lembaran laporan
dengan membaca job sheet sehingga hasil akhir laporan praktek kerja batu bagus.

1.6 Kegunaan Lembaran Job Sheet


Kegunaan dari laporan ini untuk memudahkan pembaca dalam memahami
langkah-langkah kerja pada job-job yang dikerjakan. Isi dari lembaran laporan
yaitu:

a. Perkenalan alat dan bahan yang digunakan pada praktek kerja batu,
b. Mengaduk mortar secara manual,
c. Memasang pasangan ½ batu bata ikatan biasa,
d. Memasang pasangan satu bata ikatan jerman,
e. Memasang pasangan silang dan gigi jatuh ½ batu bata,
f. Memasang pasangan kombinasi,
g. Memasang pasangan rolak,
h. Memasang pasangan keramik,
i. Manajemen alat.
3

BAB II
MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL

2.1 Tujuan Instruksional Umum


1. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan sampai menjadi
adukan yang benar,
2. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan peralatan sewaktu
bekerja dengan benar.

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Agar mahasiswa/i memiliki pengetahuan tentang pemasangan bata,
2. Mengetahui jenis alat dan bahan serta dapat menggunakan peralatan
kerja sesuai dengan keperluannya,
3. Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding bata dengan benar,
4. Mendapatkan rumusan hasil belajar sesuai dengan kemampuan
mahasiswa/i.

2.3 Dasar Teori


Dalam bekerja dibengkel batu ini kita menggunakan teori tentang
keselamatan kerja, yaitu bagaimana caranya kita menjaga keselamatan diri kita
dari kecelakaan yang tak terduga saat bekerja. Banyak peralatan yang dapat kita
gunakan untuk melindungi saat sedang berada dilapangan kerja, antara lain yaitu:
a. Sarung tangan yang digunakan tangan dari bahan semen dan kapur,
b. Sepatu safety untuk melindungi kaki dari benda tajam ataupun batu yang tak
terduga saat bekerja,
c. Helm safety untuk melindungi kepala,
d. Masker digunakan untuk menutup hidung dari debu saat menuang semen dan
kapur.

3
4

2.3.1 Batu Bata


Batu bata adalah merupakan pemisah ruangan yang satu dengan
yang lain dilakukan dengan pemasangan tembok atau dinding. Batu bata
ini berasal dari tanah liat yang dalam keadaan dekat dicetak, dijemur
beberapa hari sesuai dengan aturan lalu dibakar sampai matang, sehingga
tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

Bata sebagai suatu unsur bangunan harus memenuhi syarat-syarat


sebagai berikut:
1. Semua bidang-bidang sisi harus datar,
2. Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku,
3. Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yang
berlebihan,
4. Warna pada penampang patahan merata,
5. Bila diketok suaranya nyaring,
6. Panjang bata sama dengan dua lebar + siar (0.8 cm – 1.2 cm ).
Pada sebuah bata yang masih utuh nama bidangnya adalah :
1. Terpanjang disebut stred.
2. Terkecil disebut kop.
3. Terbesar disebut bidang datar.

2.3.2 Pasir
Pasir adalah salah satu bahan bangunan yang berasal dari sungai
gunung dan ada juga yang diproses melalui pengalian. Pasir merupakan
butiran- butiran mineral atau agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0
- 4 mm. Fungsi pasir dalam pekerjaan pasangan adalah sebagai bahan
pengisi. Pasir yang baik harus mempunyai syarat - syarat seperti dibawah
ini:

1. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%,


2. Bebas dari bahan organik,
3. Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm,
5

4. Pasir harus kuat.

2.3.3 Semen
Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat mengikat, mengeras
setelah bereaksi dengan air sebagai bahan pengikat (setelah dicampur
dengan air), semen mempunyai proses penggerasan yang mempunyai
proses pengerasan yang relatif cepat yang penyusunannya juga relatif
rendah jika dibandingkan bahan pengikat yang lainnya. Semen sebaiknya
disimpan ditempat yang terlindungi dari panas dan hujan serta terhindar
dari udara yang lembab.

Sifat - sifat semen:


1. Terbentuk dalam suhu 1400oC – 1500oC.
2. Mengeras bila terkena air dan udara lembab.
3. Berbentuk tepung halus.

Cara penyimpanannya :
- Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol
dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.
- Cara menyimpan semen yang baik adalah dengan memberinya alas
berupa kayu atau balok karena bisa membantu menghentikan hawa
dingin yang terdapat pada lantai atau tanah. Selain itu, alas tersebut
juga bisa menghindarkan percikan air hujan.
- Karena sifatnya yang rentan terhadap air dan kelembaban, alangkah
baiknya jika kita memperhitungkan terlebih dahulu sebelum
membelinya. Perhitungan yang cermat akan menghemat biaya serta
ruang atau tempat yang dipakai sebagai penyimpan semen akan lebih
fungsional.
6

2.3.4 Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur
dengan air sehinga menjadi tepung. Sifat yang mengguntungkan dari kapur
adalah keplastisannya yang tinggi, kapur yang baik digunakan adalah
kapur padam, yang lewat dari ayakan 0,3 mm dan semakin halus
butirannya kapur akan semakin bagus. Kapur berfungsi sebagai bahan
pengikat dalam adukan, agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik,
maka penyimpanan kapur di lapangan harus pada tempat yang kering dan
diusahakan didalam ruangan yang bahan pengisi.

2.3.5 Air
Air adalah salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam
adukan. Air yang akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti
bubur kental dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada
bahan lain, untuk menggeras dan mendapatkan adukan yang baik maka
harus digunakan air :

1. Air besih, dengan kata lain bebas dari bahan organik seperti kotoran
hewan, tumbuhan-tumbuhan dan lain sebagainya.
2. Air tidak mengandung minyak, garam dan zat-zat lain yang dapat
merusak adukan (pasangan). Untuk air ini sebaiknya dipakai air
sumur air yang dapat diminum (air tawar).

2.4 Keselamatan Kerja

2.4.1 Tujuan Umum


Pada akhir pelajaran ini mahasiswa/i akan dapat;

a. Mempertimbangkan hal-hal yang akan dapat mendatangkan bahaya


atau kecelakaan dalam melakukan suatu pekerjaan.
b. Menghindari suatu bahaya atau kecelakaan sebelum terjadi.
c. Memberikan pertolongan dalam suatu bahaya kecelakaan atau insiden.
7

2.4.2 Motivasi
Program ini adalah suatu alat bantu bagi kita agar kita dapat membina
kondisi yang aman dalam suatu pekerjaan.

2.4.3 Aplikasi
Dimana saja manusia sibuk bekerja di alam ini di situ mengintai suatu
bahaya yang dapat mencelakakan jiwa manusia itu sendiri, misalnya dalam
ruangan, di lapangan dan lain-lainnya.

2.4.4 Kesehatan Pribadi


Kesehatan pribadi adalah sangat penting sekali untuk mengembangkan
beberapa kebiasaan yang baik tentang penjagaan kesehatan pribadi demi
menjamin kepuasan dan kehidupan yang sehat dalam bekerja. Ada dua
bagian khusus dari anggota badan yang harus selalu dijaga oleh pekerja dan
melindunginya dari infeksi yaitu;

1. Perut
Banyak sekali bahan yang mengandung racun atau sebangsanya yang
mana kalau bahan ini masuk kedalam parut akan menimbulkan perasan
tidak enak, seperti diare, sakit perut dan banyak lagi gejala dari keracunan
makanan.

Hal - hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi keracunan adalah;

1. Biasakan selalu mencuci tangan dengan sabun sampai bersih setiap


selesai bekerja atau sebelum makan apalagi pekerja itu makan dengan
tangan.
2. Makan hendaklah jauh dari lokasi kerja, atau harus pada suatu tempat
khusus yang disediakan untuk makan.
3. Jangan merokok atau makan sesuatu sambil bekerja, kedua-duanya
rokok dan makanan mungkin dikotori oleh zat - zat yang beracun
ditempat kerja.
4. Jangan sekali-kali menggigit paku dalam bekerja.
8

5. Jangan biasakan menggeluarkan lidah dalam melakukan sesuatu.

2. Mata
Mata adalah salah satu panca indera yang sangat sering mengalami cedera
saat melakukan kegiatan kerja, justru itu kita harus menjaga dengan sebaik -
baiknya. Terutama sewaktu memplester dinding. Agar mata dapat terjaga
saat melakukan kegiatan kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

1. menggunakna kaca mata pengaman untuk menghidari debu atau


material-material kecil yang kemungkinan dapat masuk ke mata.
2. mencuci mata dengan menggunakan air bersih apa bila mata telah
terkena debu.

3. Tangan
Biasa yang terjadi pada tangan adalah lecet, yang disebabkan oleh
banyak faktor seperti mortar dangan tangan kosong, atau memegang benda-
benda keras.

Cara Pencegahannya:

1. Memakai sarung tangan.


2. Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan.

4. Kulit
Ketidaksempurnaan dalam memegang sesuatu peralatan dalam bekerja
dapat menimbulkan dermatitis. Suatu kulit terkelupas karena terluka,
minsalnya lecet, pedih, benkak atau bernanah. Salah satu bahayanya adalah
karena kulit yang terluka itu baru dapat sembuh setelah hampir sebulan,
kadang kala ada yang bertahun - tahun baru sembuh, dan yang lebih bahaya
lagi kalau yang terluka itu kena kotoran dan ini dapat menimbulkan tetanus
yang dapat menghilangkan nyawa si pekerja.

Kecelakaan kerja bersumber dari kelalaian si pekerja itu sendiri misalnya


seperti:
9

1. Terinjak alat - alat yang tajam, sewaktu asyik bekerja.


2. Ditimpa oleh alat - alat yang jatuh dari ketinggian.
3. Tertusuk sendok spesi sewaktu melontarkan mortar dalam
memplester dinding.
Pencegahan:

1. Letakkan peralatan yang tajam ditempat yang mudah terlihat dan


dijangkau, jangan berserakan begitu saja dilantai tempat kita berpijak
waktu bekerja.
2. Jangan meletakkan alat - alat yang berat lebih tinggi dari kepala kita.
3. Pakailah pakaian kerja yang lengkap.
4. Bekerja hendaklah dengan penuh konsentrasi.
5. Jangan bekerja sambil berbicara sesama teman.
6. Patuhi instruksi dari Instruktur.

2.4.5 Perangkat Pengaman


1. Sepatu safety

Sepatu safety dengan kedua ujungnya yang keras harus selalu


dipakai dilokasi kerja agar dapat meminimalisir kecelakaan kerja.

2. Kaca mata

Kaca mata pengaman berfungsi untuk melindungi dari debu dan


material yang beterbangan. Dan sangat dianjurkan memakai kaca mata
sewaktu memotong bata agar melindungi mata dari serpihan-serpihan
bata.

3. Masker

Masker sangat bermanfaat untuk menghindarkan pernafasan kita


dari bahaya debu dan udara kotor, sewaktu membersihkan lokasi kerja.
10

4. Helm

Helm dapat melindungi kepala dari bahaya tertimpa benda-benda


keras dan berat.

5. Kaos Tangan

Kaos tangan berguna sekali sebagai pelindung tangan dari lecet,


luka, terbakar dan lain sebagainya.

2.5 Daftar Alat dan Bahan

2.5.1 Pengenalan Bahan


1. Batu bata

Gambar 2.5.1 Batu bata


Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan
pembuat dinding, dimana batu bata berfungsi sebagai sekat pemisah antara
satu ruangan dengan ruangan yang lain. Batu bata terbuat dari tanah
liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.
11

2. Pasir

Gambar 2.5.2 Pasir


Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir
umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 mm. Materi pembentuk pasir
adalah silikon dioksida, Pasir berfungsi sebagai bahan pengisi pada
pemasangan bata.

3. Semen dan kapur

Gambar 2.5.3 Semen dan Kapur


Semen adalah bahan hidrolik, artinya dapat mengikat, mengeras
dan apabila terkena air atau udara lembab semen tidak akan luntur lagi,
semen mempunyai proses pengerasan yang relatif cepat yang
penyusunannya juga relatif rendah jika dibandingkan bahan pengikat yang
lainnya.

Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur


dengan air sehinga menjadi tepung. Sifat yang mengguntungkan dari kapur
adalah keplastisannya yang tinggi, kapur berfungsi sebagai bahan pengikat
12

dalam adukan, agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik, maka
penyimpanan kapur di lapangan harus pada tempat yang kering dan dalam
ruangan yang beratap sehingga terhindar dari hujan. Jika kapur tersebut
ditimbun dan menumpuk, tempat penimbunannya ini harus lebih tinggi
dari permukaan air banjir daerah penimbunan tersebut.

4. Air

Gambar 2.5.4 Air


Air merupakan bahan penyempurna dalam setiap pembuatan suatu
konstruksi dan termasuk bahan pokok untuk pembuatan mortar, Air
berfungsi untuk meng-homogenkan adukan mortar.

2.5.2 Pengenalan Alat


1. Sendok Spesi

Gambar 2.5.5 Sendok Spesi


13

Sendok spesi ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari
kayu.Kegunaanya adalah untuk mengambil dan meletakkan mortal kedalam
pasangan batu bata.

2. Waterpass

Gambar 2.5.6 Waterpass


Waterpass mempunyai bentuk yang berbeda - beda, ada yang
panjang, sedang dan pendek.Kerangkanya terbuat dari alluminium dan
dilengkapi dengan tabung gelas yang diisi cairan ether dan mempunyai
gelembung udara didalamnya. Gunanya untuk mengukur kedataran,
kemiringan dan ketegakan pasangan batu bata.

3. Siku Besi/Baja

Gambar 2.5.7 Siku Besi/Baja


Alat ini terbuat dari plat baja atau besi yang mempunyai bentuk
sudut siku (90 derajat) dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam
14

cm. Gunanya adalah untuk mengukur kesikuan dalam pemasangan batu


bata.

4. Block / Line Bobyne

Gambar 2.5.8 Block / Line Bobyne


Alat ini terdiri dari dua potongan kayu yang terbuat sedemikian
rupa, yang dihubungkan dengan benang. Kegunaanya adalah sebagai garis
petunjuk kelurusan pemasangan batu bata.

5. Kotak Spesi

Gambar 2.5.9 Kotak Spesi


Kotak ini terbuat dari plat besi dengan bentuk transparan dan
sisinya diberi tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu memindah-
mindahkannya.
15

6. Ember/Timba

Gambar 2.5.10 Ember/Timba


Ember terbuat dari plastik dengan bentuk piramid terpancung, dan
diberi tangkai untuk pegangannya. Kegunaanya adalah untuk mengambil
air, menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain
sebagainya.

7. Cangkul

Gambar 2.5.11 Cangkul


Alat ini mempunyai mata plat besi dan gagang yang terbuat dari
kayu. Berguna untuk mengaduk material yang dikerjakan, menggali tanah
dan lain sebagainya.
16

8. Sekop

Gambar 2.5.12 Sekop


Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus searah
dengan gagang pegangannya dan ujung matanya agak melengkung ke
depan pegangannya terbuat dari kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan
yang terbuat dari besi. Kegunaan alat ini adalah untuk menyedot pasir dari
tanah, mengaduk campuran material dan lain-lain sebagainya.

9. Meteran

Gambar 2.5.13 Meteran


Meteran ini terbuat dari plat baja yang tipis dan dapat digulung
kedalam kotak yang berfungsi sebagai pelindung, digunakan sebagai alat
ukur.
17

10. Sikat Kawat

Gambar 2.5.14 Sikat Kawat


Sikat kawat terbuat dari kawat baja yang ditanamkan pada kayu
dengan arah atau posisi tiga jalur. Fungsi utama dari sikat kawat ini adalah
untuk membersihkan permukaan pasangan batu bata sebelum di plaster
dengan semen dan acian.

11. Ayakan Pasir

Gambar 2.5.15 Ayakan Pasir


Alat ini berbentuk empat persegi dilengkapi dengan lubang
pegangan yang dibuat pada sisi yang berhadapan antara saut dengan yang
lainnya. Kegunaan dari ayakan adalah untuk menyaring pasir dan kapur
untuk mortar.
18

12. Gerobak Dorong

Gambar 2.5.16 Gerobak Dorong


Penggunaan gerobak dorong adalah suatu hal yang efektif dalam
pengangkutan bahan ke lokasi pekerjaan. Seperti mengangkut pasir,
semen, kapur, bata dan juga mortal.

13. Jointer

Gambar 2.5.17 Jointer


Terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu,
fungsi utama dari jointer ini adalah untuk membersihkan siar pada
pekerjaan pemasangan batu bata.
19

14. Sendok Plasteran (Roskam)

Gambar 2.5.18 Sendok Plasteran (Roskam)


Sendok plasteran terbuat dari kayu atau plastik tipis dan diberi
pegangan pada bagian belakangnya. Fungsi utama sendok plasteran adalah
untuk plesteran dinding dengan cara menggosokkan adukan pada bagian
dinding yang akan diplester.

15. Benang

Gambar 2.5.19 Benang


Benang memiliki fungsi untuk meratakan pasangan batu bata agar
terlihat lurus dan rapi.
20

16. Jolang

Gambar 2.5.20 Jolang


Jolang berbentuk empat persegi panjang dan terbuat dari besi.
berguna untuk tempat mengaduk mortar atau tempat menampung mortar
yang selesai diaduk.

17. Palu

Gambar 2.5.21 (1) Palu Cakar (2) Palu Karet


Palu cakar terbuat dari besi, berfungsi untuk memukul benda dari
bahan logam yang keras bagian kepala belakang palu ini dapat juga
diguakan untuk mencabut paku. Sedangkan palu karet terbuat dari karet,
berfungsi untuk memukul agar mendapat keseimbangan yang kita inginkan
saat memasang keramik.
21

2.6 Membawa Material


Pekerjaan mengangkat dan membawa jika tidak dilakukan dengan
benar dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu teknik mengangkat dan
membawa yang benar serta alat mengangkat dan mengangkut yang
ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi
kerja. Untuk mengangkat beban posisikan tulang belakang lurus atau tidak
dibungkukkan karena dapat berbahaya bagi sumsum tulang belakang dan
tidak menutup kemungkinan terjadinya penjepitan syaraf.

Mengangkat barang dengan berjalan (memindahkan barang), posisi


badan dengan tulang belakang bertumpu pada panggul, punggung agak di
miringkan kebelakang, maka tulang atas dada menerima sebagian berat
beban, dimana tangan rapat ke badan menyangga benda tersebut. Material
tidak boleh dibanting maupun dipijak.

2.7 Langkah – Langkah Kerja


1. Pastikan anda sudah menggunakan peralatan pengamanan kerja,
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya,
3. Ayak pasir sebelum digunakan, agar material-material yang tidak di
butuhkan tidak merusak adukan mortar nantinya,
4. Ambil pasir yang sudah di ayak dan kapur dengan perbandingan kurang
lebih 4:1, letakkan kedua bahan tersebut di dalam jolang yang telah
disediakan,
5. Setelah kedua bahan tercampur rata, tuangkan air secukupnya kedalam
jolang tadi, dan aduk menggunakan cangkul hingga semua bahan
tercampur rata (homogen),
6. Cek apakah semua bahan sudah homogen, bila susah letakkan mortar
kedalam kotak spesi. Dan mortar pun siap untuk digunakan.
22

Gambar 2.7.1 Mengaduk Mortar Secara Manual


23

BAB III
PASANGAN DINDING ½ BATU IKATAN BIASA

3.1 Tujuan Instruksional Umum


1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan dengan perbandingan
yang benar.
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan sampai menjadi
adukan yang benar.
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan peralatan sewaktu
bekerja dengan benar.

3.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil
maksimal.

3.3 Dasar Teori


Sebelum mengerjakan pekerjaan yang lebih sulit, maka perlu di latih
terlebih dahulu bagaimana teknik pemasangan batu bata yang benar, mengukur
kedaratan dengan waterpass, dengan cara memotong ½ bata yang benar. Upaya ini
merupakan pelatihan bagi mahasiswa untuk terbiasa mengunakan perkakas kerja
batu yang benar, serta cara merawat peralatan tersebut. Hasil kerja ini
mendapatkan ketegakkan dan kedataran yang tepat sesuai dengan gambar kerja.

23
24

3.4 Keselamatan Kerja


a. Simpanlah alat pada bangku kerja dengan baik dan teratur apabila belum
diperlukan,
b. Pelajari terlebih dahulu gambarnya dan ikuti langkah-langkah kerja
dengan teratur,
c. Pusatkanlah perhatian/pikiran pada pekerjaan,
d. Ikuti petunjuk-petunjuk instruktur,
e. Menggunakan pakaian yang aman dan atribut safety pada saat berkerja,
f. Tidak menggunakan alat dan bahan praktek untuk bercanda
tawa/bersenda gurau,
g. Dan jangan pernah abaikan pesan dari instruktur.

3.5 Alat dan Bahan


A. Peralatan

1. Sendok spesi 11. Sikat kawat


2. Waterpass 12. Sekop
3. Meteran 13. Cangkul
4. Gerobak dorong 14. Ayakan pasir
5. Line bobbyn 15. Tongkat ukur
6. Block bobbyn 16. Kapur Tulis
7. Ember 17. Pensil
8. Kotak spesi 18. Benang
9. Jolang besar 19. Jointer
10. Siku
B. Bahan-bahan
1. Batu Bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
25

3.6 Langkah Kerja


a. Langkah kerja lapisan pertama (cop)

1. Tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan bata yang dipasang,


2. Pada waktu memasang posisi kita berdiri adalah diantara bidang
pasangan dan kotak spesi dengan posisi kotak spesi sebelah kanan
dan bidang pasangan disebelah kiri,
3. Kemudian letakkan bata diatas spesi yang sudah disebarkan diatas
pondasi atau lantai kerja dengan posisi bata yang panjang sejajar
diukur menggunakan waterpass,
4. Perletakkan bata jajaran berikutnya, letakkan spesi rapat pada bata
yang pertama tadi, pertemuan antara bata pertama dan bata kedua
harus dibatasi oleh spesi setebal 1 cm sebagai siar dari pasangan,
5. Untuk pasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bata kedua
tadi, dan pemasangan diteruskan sampai penuh sesuai instruksi
dari instruktur.

b. Langkah kerja lapisan kedua (stred)


1. Siar tegak dari lapisan kedua harus tepat ditengah bata lapisan
pertama, maka pasangan bata pertama lapisan kedua ini dimulai
dengan bata setengah,
2. Bata setengah dibuat dengan jalan memotong bata utuh menjadi
dua bagian yang sama,
3. Sisi ketegakan harus tegak lurus dengan memakai waterpass,
4. Selanjutnya ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua itu
dengan waterpass, juga cek ketegakan bidang depannya dengan
waterpass,
5. Untuk lapisan ketiga persis sama dengan lapisan pertama, dan
lapisan ke empat sama persis dengan lapisan kedua, begitu juga
seterusnya.
26

3.7 Gambar Kerja

Gambar 3.7.1 Pasangan Dinding ½ Batu Ikatan Biasa


27

BAB IV
PASANGAN DINDING BATU IKATAN JERMAN

4.1 Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir pelajaran mahasiswa dapat:
a. Membuat pasangan 1 bata dalam ikatan jerman (doutch bond),
b. Membuat awal pasangan tegak dan akhir pasangan bertangga,
c. Menghitung kebutuhan bahan yang dibutuhkan per m2 pasangan,
d. Menghitung bahan yang akan dipakai dalam lembaran kerja.

4.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil
maksimal.

4.3 Dasar Teori


Setelah mengerjakan pekerjaan memasang dinding bata ½ batu, maka perlu
diketahui masih ada lagi pasangan yaitu pasangan satu batu dalam ikatan jerman.
Dalam ikatan ini, mahasiswa di tuntun untuk dapat memasang pasangan ini
dengan benar, mengukur ketegakan dan kedatarannya dengan waterpass, serta
mampu menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan. Hasil dari kerja ini,
mendapat ketegakan dan kedataran yang tepat sesuai gambar kerja.

27
28

4.4 Keselamatan Kerja


a. Simpanlah alat pada bangku kerja dengan baik dan teratur apabila belum
di perlukan,
b. Pelajari terlebih dahulu gambarnya dan ikuti langkah-langkah kerja
dengan teratur,
c. Pusatkanlah perhatian/pikiran pada pekerjaan,
d. Konsentrasi sangat diperlukan,
e. Lakukan dengan perlahan dan rapi,
f. Menggunakan pakaian yang aman dan atribut safety pada saat berkerja,
g. Tidak menggunakan alat dan bahan praktek untuk bercanda
tawa/bersenda gurau,
h. Dan jangan pernah abaikan pesan dari instruktur.
i. Ikuti Petunjuk Instruktur.

4.5 Alat dan Bahan

A. Peralatan
1. Sendok Spesi 6. Ayakan Pasir
2. Kotak Spesi 7. Waterpass
3. Cangkul 8. Meteran
4. Ember 9. Pensil
5. Sekop

B. Bahan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
29

4.6 Langkah Kerja


1. Persiapkan batu bata yang akan di gunakan sesuai perintah instruktur,
2. Siapkan juga alat-alat yang akan di gunakan, posisikan semua alat
dengan baik agar nantinya memudahkan kita saat mulai bekerja,
3. Memasangkan bata kepala dengan bata melintang disetiap ujung
pasangan yang akan di buat, kepala pasangan harus mendatar. Gunakan
waterpass untuk mengukur kedatarannya,
4. Memasang bata melintang pada lapisan pertama,
5. Utnuk lapisan kedua gunakan bata ¾ pada awal dan akhir ikatan,
6. Pada akhirnya kita akan dapat melihat lapisan pertama akan sama dengan
lapisan ketiga, dan lapisan kedua akan sama dengan lapisan keempat.
30

4.7 Gambar Kerja

Perspektif

Lapisan Kedua (Stred)

Lapisan Pertama (Kop)

Layout

Gambar 4.7.1 Pasangan Dinding Batu Ikatan Jerman


31

BAB V
PASANGAN DINDING SILANG DAN GIGI JATUH

5.1 Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir pembelajaran mahasiswa/i akan dapat:

1. Mengetahui teknik pemasangan batu bata ikatan gigi jatuh,


2. Membuat awalan dan akhiran pasangan tegak, lurus dan siku,
3. Mengetahui cara pemasangan bata dengan dua sudut melintang,
4. Mengetahui penggunaan alat dengan baik dan disiplin dalam setiap
pengerjaan.

5.2 Tujuan Instruksional Khusus


10. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
11. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil
maksimal.

5.3 Dasar Teori


Setelah mengerjakan pekerjaan memasang 1 batu ikatan jerman, maka
perlu diketahui masih ada lagi pasangan yaitu pasangan batu ikatan gigi jatuh.
Dalam ikatan ini, mahasiswa/i di tuntun untuk dapat memasang pasangan ini
dengan benar, mengukur ketegakan dan kemiringan dengan waterpass, serta
mampu menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan. Hasil dari kerja ini,
mendapat ketegakan dan kemiringan yang tepat sesuai gambar kerja.

31
32

5.4 Keselamatan Kerja


1. Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi dan gunakan Safety.
2. Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur.
3. Tempatkan alat-alat dan bahan-bahan kerja yang baik dan teratur di
tempat.pekerjaan.
4. Fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing
dilapangan.

5.5 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Sendok Spesi 6. Sekop
2. Jointer 7. Cangkul
3. Waterpass 8. Ayakan Pasir
4. Line Bobbyn 9. Ember
5. Kotak Spesi 10. Jolang
B. Bahan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air

5.6 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Kedua sisi lain dari pasangan gigi jatuh dipasang bata ½,
3. Kedua sisi pasangan gigi jatuh, ujungnya tetap dipasang bata utuh,
dimana di setiap lapisan jumlah bata di kurangi satu,
4. Dipertemuan dua dinding terbentuk sudut siku di empat sisi dinding dan
dipasang bata ¾ dinding pasangan bata,
5. Dikedua sisi pasangan gigi jatuh harus benar-benar terukur kemiringan.
33

5.7 Gambar Kerja

Layout

Gambar 5.7.1 Pasangan Dinding Silang dan Gigi Jatuh


34

BAB VI
PASANGAN KOMBINASI

6.1 Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir pelajaran mahasiswa/i harus dapat:

a. Memasang dinding bata yang dibatasi oleh kolom beton atau tiang kayu,
b. Memplester dinding yang mempunyai kolom beton atau tiang kayu,
c. Memasang rolak dengan benar,
d. Memasang Lantai Keramik dengan benar,
e. Membuat pasangan bata dengan lurus, tegak dan siku,
f. Menghitung bahan yang digunakan dari gambar kerja,
g. Melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan pasangan bata.

6.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan dan mendapatkan hasil maksimal.

6.3 Dasar Teori


Pada bab ini, mahasiswa dituntut harus mampu memasang pekerjaan
kombinasi ini, yang terdiri atas ikatan ½ batu, ikatan jerman dan juga ikatan sudut
siku. Setelah pemasangan selesai, mahasiswa juga dituntut mampu memplester,
memasang rolak dan memasang keramik pada dinding dan lantai. Hasil dari kerja
ini nantinya mendapat ketegakkan. Dan dataran, kesikuan, ketebalan plasteran (1
cm) sesuai dengan gambar kerja.

34
35

6.4 Keselamatan Kerja


1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi.
3. Selalu menggunakan sepatu safety apabila terjun kelapangan.
4. Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur.
5. Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja.
6. Tempatkan alat-alat dan bahan-bahan kerja yang baik dan teratur
ditempat.pekerjaan.
7. Fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
8. Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing
dilapangan.

6.5 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Sendok Spesi 12. Roskam Kayu
2. Cetakan Rolak 13. Palu Karet
3. Waterpass 14. Jolang Besar
4. Siku Baja 15. Kotak Spesi
5. Meteran 16. Tongkat Ukur
6. Gerobak dorong 17. Sekop
7. Line Bobbyn 18. Cangkul
8. Block Bobbyn 19. Pensil
9. Jointer 20. Kapus Tulis
10. Roskam Plastik 21. Benang
11. Sikat Kawat
B. Bahan
1. Pasir 4. Batu bata
2. Kapur 5. Keramik
3. Air
36

6.6 Langkah Kerja


 Pemasangan Bata Kombinasi
1. Sediakan bahan dan alat pada lokasi pekerjaan,
2. Bersihkan lantai dimana pasangan akan didirikan,
3. Buat lay out di tempat yang akan dipasang dinding atau Bata kepala,
4. Menentukan siku untuk persilangan tembok,
5. Setelah semua persiapan selesai maka mulailah membuat lapisan
pertama,
6. Setelah pasangan bata pertama selesai juga harus di waterpass agar
permukaannya rata,
7. Untuk pemasangan ini hendaknya betul-betul diperhatikan. Karena
kepadatan mempengaruhi kekuatan dinding tersebut,
8. Setiap pemasangan tiga lapisan tersebut pasangan bata hendaknya di
waterpass, disiku dan disipatter lebih dahulu, agar pasangan bata
selanjutnya mudah dan cepat,
9. Setelah pasangan 20 bata selesai,
10. Dan pasangan akhir. Gunakanlah alat seperti: waterpass, Plat siku,
agar pekerjaan kita selesai dengan baik.

 Pemasangan Rolak
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, terutama cetakan
rolak,
2. Letakkan cetakan rolak di antara pillar, tentukan As di atas tengah
cetakan rolak sebagai pedoman kelengkungan,
3. Mulailah memasang bata dengan As sebagai pedoman,
kelengkungan rolak ½ lingkaran atau berbentuk ellip.
37

 Plasteran
1. Periksalah kelurusan, ketegakan, dan kedataran dinding yang akan
di plaster,
2. Bersihkan dinding sebelum memulai plaster, ini agar memudahkan
saat melakukan plasteran,
3. Setelah melakukan plasteran, ukur kerataan dinding menggunakan
waterpass,
4. Rapikan sudut-sudut setiap dinding.

 Pemasangan Keramik
1. Bersihkan terlebih dahulu area yang akan dipasangkan keramik,
agar pemasangan dapat dilakukan dengan maksimal,
2. Pasangkan layoutnya sesuai dengan ukuran,
3. Cek siku menggunakan plat siku, dan kedataran keramik
menggunakan waterpass,
4. Gunakan palu karet untuk mengetok bagian-bagian keramik yang
tidak rata.
38

6.7 Gambar Kerja


 Pemasangan Bata Kombinasi

Gambar 6.7.1 Perspektif

Gambar 6.7.2 Lapisan Kedua (Stred)

Gambar 6.7.3 Lapisan Pertama (Kop)

Gambar 6.7.4 Layout


39

 Pemasangan Rolak

Lapisan 2

Lapisan 1

Gambar 6.7.5 Lapisan Pilar

Pemasangan bata seterusnya

Pilar

Gambar 6.7.6 Rangkaian Pemasangan Rolak


40

 Plasteran

Gambar 6.7.7 Saat Plasteran

Gambar 6.7.8 Merapikan Plasteran


41

 Pemasangan Keramik

Gambar 6.7.9 Penarukan Mortal

Gambar 6.7.10 Pemasangan yang Sudah Siap


42

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Sesuai dengan semua tata cara dan teknik yang telah dijelaskan diatas, kita
dapat menyimpulkan dalam pengerjaan setiap job yang ada dalam praktek kerja
batu, sangat dibutuhkan keterampilan, kemampuan, konsentrasi, fokus, dan
disiplin agar setiap pekerjaan yang kita lakukan mendapat hasil yang maksimal
seperti yang kita harapkan.

Untuk mencapai hasil yang baik pula di perlukan kelengkapan alat dan
bahan dalam setiap kegiatan, itu merupakan salah satu syarat pokok untuk dapat
menghasilkan hasil yang maksimal, karena persiapan yang baik akan
menghasilkan hasil yang baik pula.

Teknik dan skill juga sangat diperlukan, kita harus tahu perbandingan
bahkan kita harus bias meminimalisir kesalahan walaupun kesalahan kecil. Sedikit
saja salah dalam pengerjaan akan berakibat fatal bagi hasil nantinya.

7.2 Saran
Dalam kegiatan kerja batu kami harapkan kepada mahasiswa yang akan
datang agar memastikan diri dalam keadaan benar-benar siap saat masuk bengkel
batu dan jangan lupa sarapan pagi. Pastikan menggunakan perlengkapan
keselamatan, tidak becanda, dan selalu berfokus pada kegiatan yang dilakukan.
Jangan pernah harapkan orang lain yang akan membantu dan menjaga
keselamatan anda.

42
43

DAFTAR PUSTAKA

Anthony & Snyder. 1992. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga

Frick, Heinz. 1997. Pola Struktural dan Teknik Bangunan di Indonesia.


Yogyakarta: Kanisius Browsing internet

Job sheet kontruksi kerja batu (Mansory), laboraturium teknologi. Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

http://google.com/kerja batu

http://www.google.co.id/search?q=Gambar+gambar+alat+kerja+batu&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client+firefox_a

http://google.com/caraplasteran.
44

LEMBARAN DOKUMENTASI

PENGADUKAN MORTAL

HASIL PEMASANGAN 1/2 BATU BATA IKATAN BIASA


45

HASIL PEMASANGAN 1 BATU IKATAN JERMAN

HASIL PEMASANGAN BATU IKATAN GIGI JATUH


46

HASIL PEMASANGAN KOMBINASI

HASIL PLASTERAN DINDING


47

HASIL PEMASANGAN ROLAK

HASIL PEMASANGAN KERAMIK


48

TAKARIR
A H

Air adalah suatu zat pencampur yang Homogen merupakan campuran zat yang
berfungsi sebagai campuran mortal. senyawa.

B I

Batu bata adalah unsur bangunan yang Instruktur adalah pembimbing atau pengajar
digunakan untuk pembuatan konstruksi yang memberi perintah pengerjaan.
bangunan.
J
Benang adalah sebuah alat yang berfungsi
Jolang adalah suatu wadah yang berfungsi
sebagai alat bantu pada saat pemasangan
untuk penempatan material.
batu bata.

Jointer adalah alat untuk mengukur siar.


C

K
Cangkul adalah suatu alat yang berfungsi
untuk mengaduk material yang dikerjakan, Kapur adalah suatu material yang berfungsi
menggali tanah dan lain sebagainya. sebagai alat pengikat pada mortal.

D L

Dasar teori adalah seperangkap konstruksi Line bobyyn adalah atiniter diri dari dua
yang menjadi pokok pemikiran seseorang. potongan kayu yang terbuat sedemikian
rupa, yang dihubungkan dengan benang.
E
Kegunaanya adalah sebagai garis petunjuk
Ember biasanya digunakan sebagai media kelurusan pemasangan batu bata .
untuk membawa air.
M
F
Meteran adalah suatu alat ukur yang
Faktor adalah pokok permasalahan atau asal berfungsi untuk mengukur berbagai macam
muasal suatu masalah. benda yang diperlukan.

G Mortal adalah campuran pasir dengan semen


atau kapur ditambah air sehingga bisa
Gerobak dorong adalah alat untuk
mengikat bata.
pengangkut material dengan jumlah yang
banyak.
49

N Siku Baja adalah alat untuk mengukur


kesikuaan benda kerja.
Nivo adalah air yang ada pada waterpass
yang berguna untuk mengecek kedataran Sekop adalah sebuah alat yang berguna
suatu bidang. untuk menggali tanah, pasir, kerikil.

O Sendok spesi adalah alat yang terpenting


dalam pekerjaan konstruksi batu, karena
Objek adalah benda atau sesuatu yang
berguna untuk mengambil dan meletakkan
dipakai pada pengerjaan.
mortal dalam pemasangan.

P
T
Paku adalah sebuah alat yang berfungsi
Timba adalah suatu alat yang berfungsi
sebagai alat bantu, dapat berupa tempat
sebagai pengangkut material dengan jumlah
untuk pengikatan benang.
yang sedikit.

Palu adalah alat yang gunanya untuk


U
memukul paku agar paku dapat bertahan
pada suatu benda. Ukuran adalah panjang atau lebarnya suatu
benda.
Palu Kayu adalah alat yang berguna untuk
mengetok batu bata dan keramik. V -

Pasir adalah suatu material yang berfungsi W


untuk penyempurnaan suatu mortal.
Waterpass adalah alat yang terbuat dari
Q - alumunium dan dilengkapi dengan kotak
nivo, yaitu sebuah tabung yang didalamnya
R
berisi cairan ether dan ada gelembung udara
Roskam adalah suatu alat yang berfungsi didalamnya.

untuk memelaster pasangan batu bata.


X -

S
Y -
Sikat Kawat adalah alat untuk
Z
membersihkan bata dari bekas mortal ketika
finishing. Zat adalah sesuatu yang mempunyai massa
dan menempati ruang.
50

PENJURUS

No. KATA PENTING HALAMAN


1. Air 12
2. Batu Bata 4
3. Benang 19
4. Cangkul 15
5. Dasar Teori 3
6. Ember 15
7. Faktor 8
8. Gerobak Dorong 18
9. Homogen 21
10. Instruktur 1
11. Jolang 20
12. Kapur 11
13. Line Bobyne 14
14. Meteran 16
15. Nivo 49
16. Objek 49
17. Palu Kayu 20
18. Pasir 4
19. Roskam 19
20. Sekop 16
21. Semen 5
22. Sendok Spesi 12
23. Timba 15
24. Ukuran 37
25. Waterpass 13
26. Zat 6
51

LEMBARAN ASISTENSI

Nama : NASHFATI AMSURI


NIM : 1522302075
Kelas : IC
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : D IV

No Tanggal Uraian Paraf

Lhokseumawe, 18 Oktober 2015


Dosen Pembimbing,

H.Miswar, ST, MT
NIP: 1965031219900031004

Anda mungkin juga menyukai