Anda di halaman 1dari 29

Makalah Bengkel Batu

[Masonry]

Oleh:

Asep Ardianto (1110020048)

POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA
Jurusan Teknik Konstruksi Bangunan Sipil
[1 Sipil 1 Pagi]

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang bejudul “Masonry”
secara baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan
adanya penyusunan makalah seperti ini, tugas yang di kerjakan dapat
tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan
yang lain untuk kepentingan proses belajar kita terutama dalam job shet
batu(Masonry).

Bersama ini saya juga menyampaikan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama
kepada Bapak Andreas Rudi sebagai dosen bengkel job shet batu yang
telah memberikan banyak saran, petunjuk dorongan serta bimbingan
dalam melaksanakan tugas ini, juga teman – teman lainnya. Semoga
segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari
Yang Maha Kuasa.

Dalam penyusunan tugas makalah ini tentu jauh dari sempurna,


oleh karena itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita
semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Depok, Oktober 2010

Asep Ardianto
radhen_ardhie@yahoo.com

Makalah Bengkel batu | 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................3
1.1Pengenalan Konstruksi Batu............................................3
1.2Dasar Praktek Kerja Batu...............................................4
1.3Tujuan............................................................................4
1.4 Bahan – Bahan yang dipakai........................................5
BAB II PENGENALAN ALAT –ALAT DALAM KERJA KONSTRUKSI. 12
2.1 Alat –alat.........................................................................12
2.2 Penakaran Bahan...........................................................15
2.3 Pengadukan Mortar........................................................16
2.4 Pengetasan Mortar.........................................................17
BAB III TEKNIK KERJA BATU.......................................................19
3.1 Pengaturan Tempat Kerja.............................................19
3.2 Penempatan Peralatan..................................................19
BAB IV JOB JOB PEKERJAAN.......................................................20
Job 1 : Memasang Dinding Bata ½......................................20
Job 2 : Memplester Dinding Bata.........................................22
Job 3 : Memasang Ubin Dinding..........................................24
BAB V PENUTUP.........................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................26

Makalah Bengkel batu | 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pengenalan Konstruksi Batu

Konstruksi Batu ialah sejenis konstruksi yang sebagian besar


terdapat dalam konstruksi bangunan gedung, jembatan dan lain – lainnya.
Yang dimaksud dengan konstruksi batu disini adalah pekerjaan yang
meliputi, pasangan pondasi batu kali, pasangan ubin bata, super bata,
batako, pasangan ubin lantai, ubin dinding dan plesteran dinding.
Teknik serta aturan – aturan dari setiap pekerjaan tersebut diatas yaitu
sebagai berikut :

Faktor Kerja

Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga pekerja adalah merupakan


faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita
membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan
memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedimikian saja, tetapi
ada aturan dan teknik tertentu.
Tenaga – tenaga pekerjaan dalam pelaksanaan pasangan batu ini ada
yang disebut tukang dan ada pula yang disebut pembantu ( kenek )

Faktor yang mutlak diketahui oleh seorang tukang batu atau


pembantunya dalam pemasangan batu adalah :
1. Bagaimana mencampur dan mengaduk mortar yang baik.
2. Mengetahui daya hisap 1 cm permukaan bata, agar dia dapat
menentukan keenceran mortar dan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk merendam bata sebelum pemasangan.
3. Hal – hal yang mempengaruhi kekuatan ikatan antara mortar dan batu
sesudah atau selesai pemasangannya.
4. Bagaimana mengukur kedataran dan ketegakan pasangan batu.
5. Bagaimana macam ikatan yang dalam pasangan.

Makalah Bengkel batu | 4


6. perawatan pasangan selesai pemasangan batu.
7. Teknik pemasangan yang baik dan benar
8. Bagaimana untuk meningkatkan produktifitas dalam pemasangan batu.

1.2. Dasar Praktek Kerja Batu

Yang menjadi dasar Praktek Kerja Batu adalah kebutuhan akan


tempat tinggal yang nyaman yang merupakan kebutuhan yang paling
penting dan diharapkan terpenuhi, selain itu juga kita dapat memenuhi
berbagai kebutuhan terhadap berbagai macam bangunan umum yang
bersumber pada kerja batu.

1.3. Tujuan

1. Mengetahui masalah mengenai mortar


Mortar adalah campuran bahan perekat dengan pasir dengan
perbandingan tertentu sesuai dengan kebutuhan ditambah air. Mortar
yang berada pada pasangan batu disebut siar, siar terbagi 2 ( dua) yaitu
siar tegak dan siar datar.

2. Mengetahui daya hisap batu.


Hal ini dikarenakan batu bata mempunyai banyak jenis
sedangkan tidak satupun yang mempunyai standar, selain itu untuk
menjaga supaya air mortar tidak dihisap oleh batu bata secara drastis
sebab dapat mengurangi kekuatan pasangan batu bata tersebut. Maka
untuk menghindari hal itu sebelum dipergunakan, batu bata harus disiram
atau direndam.

3. Hal – hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu bata dengan
mortar, antara lain :
a. Pengeringan terlalu cepat pada proses pemplesteran (Pengeringan
Mortar )
b. Kadar Lumpur pada pasir

Makalah Bengkel batu | 5


c. Proses penyimpanan pasir
d. Semen yang telah terjadi hidrasi atau telah mongering
4. Bagaimana menimbang ketegakkan dan kedataran pasangan.

5. Bagaimana ikatan yang baik.


a. Pasangan satu bata
b. Pasangan setengah batu
c. Ikatan Kepala ( Header Bond )
d. Ikatan Flemish
e. Ikatan Inggris
f. Ikatan Dutch ( ikatan Jerman )

6. Pemasangan Konstruksi yang baik dan benar dengan cara


memaksimalkan alat
7. Perawatan pasangan
8. Meningkatkan produktifitas kerja

1.4. Bahan – bahan yang dipakai

Untuk pekerjaan pasangan batu, bahan – bahan yang selalu


digunakan adalah :

1. Batu kali
2. Batu merah
3. Super bata
4. Batako local
5. Batako press
6. Ubin PC 7. Ubin Porselen
8. Pasir
9. Semen
10. Air

Makalah Bengkel batu | 6


Sebaiknya untuk setiap jenis bahan ini diketahui juga bagaimana
cara pembuatannya, dimana didapatkan, bagaimana penimbunannya
dilapangan (proyek) dan sebagainya.

1. Batu kali
Batu kali adalah merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar sungai.
Biasanya batu kali dari tempat pengambilan dibawa dengan truk ke
proyek yang memerlukan.
Kegunaannya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain –
lainnya. Batu kali yang baik dapat diperiksa dengan visual saja dilapangan
yaitu yang pori – porinya tidak terlalu banyak dan kelihatan keras tidak
keropos.

2. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi
atau pasir. Tanah liat ini dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar
dengan temperatur 1050 ° C untuk mengeraskannya, sehingga tidak
dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :


a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari
permukaan tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun
berselang – seling empat buah – empat buah. Ketinggian penyusunan max
2 m ini untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya ditutup
dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata
merah.

Makalah Bengkel batu | 7


3. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur
dengan pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh
karenanya super bata mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang
sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi berlobang sehingga
dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat
dengan mortar. Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus,
maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga
karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat pemasangannya
yang artisrik.

Ukuran – ukurannya dapat dilihat dibawah ini :


TYPE UKURAN
B–1
B–4
C – 7,8,9,10
D–6
D–7
Klinkers 5 x 11 x 24 cm
7 x 11 x 24 cm
12 x 11 x 24 cm
5 x 2,5 x 24 cm
7 x 3 x 24 cm
5 x 5 24 cm

4. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh
masyarakat kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1.
Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini,
umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah batu
yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortar sampai 30 – 50

Makalah Bengkel batu | 8


%. Berat pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50 %
lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi pondasi yang tidak terlalu
dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang beraneka macam,
sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester
karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan
batu cetak iniharus sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri,
sehingga dapat menghasilkan ikatan yang baik antara mortar dan batu
cetak.

Type dan bentu batu cetak :

TYPE UKURAN YANG DIGUNAKAN

A 20 x 20 x 40 cm
B 20 x 20 x 40 cm
C 10 x 20 x 40 cm
D 10 x 20 x 40 cm
E 10 x 20 x 40 cm
F 8 x 20 x 40 cm

Dinding pemikul dengan tebal 20 cm.


Dinding, sebagai penutup pada sudut –sudut dan pertemuan – pertemuan.
Dinding pengisi atau pemisah.
Dinding pengisi atau pemisah.
Dinding dalam ruangan.
Sebagai dinding pengisi.

5. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat
bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok
sebelah luar tidak diplester lagi, kecuali bagian dalam dinding.

Makalah Bengkel batu | 9


6. Ubin PC.
Ubin PC adalah bahan bangunan yang terbuat dari adukan pasir
dan semen yang dipakai untuk permukaan lantai. Pembuatannya melalui
mesin press dan salah satu permukannya di finishing dengan semen agar
halus dan licin. Untuk menentukan mutu ubin ini ada beberapa macam
test antara lain :
- Keteguhan kejut.
- Lapis Aus.
- Kuat tekan.

Jenis Ubin Ukuran Jumlah / m2


Ubin lantai 20 x 20 cm
Ubin plint 15 x 20 cm 25 buah
5 buah / m

7. Ubin Porselen
Ubin porselen terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa
campuran bahan tambahan melalui proses pembakaran sedemikian rupa,
sehingga tidak dapat hancur kembali bila direndam dalam air. Bidang
patah yang baru harus memperlihatkan hasil pembakaran yang rata dan
baik. Ubin porselen harus halus dan rata permukaannya dan sisinya harus
saling tegak satu dengan lainnya, dan tepinya lurus dan tajam.

8. Pasir
Pasir adalah merupakan butiran-butiran mineral atau agrefat halus
yang mempunyai kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam
pasir kalau diselidiki menurut tempat pengambilan dan penggunaannya.

Tempat pengambilan yang digunakan :


1. Dasar sungai yang airnya mengalir
2. Dasar sungai yang airnya tenang
3. Digali pada tebing pegunungan Pasangan bata dan beton.

Makalah Bengkel batu | 10


Untuk menjamin mutunya pasangan dan plesteran maka pasir di
test dahulu dilaboratorium.Biasanya dilapangan dapat dilakukan
pengetesan secara sederhana, guna mengetahui baik dan jeleknya pasir.
Dan ini dapat dites dengan visual saja seperti :

1. Pasir digenggam dengan tangan, lalu digosok-gosokan ketelapak


tangan yang satu lagi. Kemudian kita lihat kedua telapak tangan itu,
kalau kotor sekali atau sebagian dari pasirnya jelek dan mengandung
tanah dan lumpur. Ini tidak bisa dipakai kecuali kalau dicuci terlebih
dahulu. Tapi sebaiknya kalau tangan tidak begitu kotor dan tidak ada
yang lengket maka pasir dapat dipakai.
2. Pasir dimasukkan kedalam botol yang kacanya jernih dan tembus
pandang kira ¾ botolnya. Kemudian ditambahkan air kedalamnya sampai
botol itu
penuh, lalu dikocok – kocok selama 10 menit sampai rata. Kemudian botol
itu didiamkan selama 30 menit, lalu lihat hasilnya, air akan menjadi jernih.
Pada bagian bawah botol terlihat butiran – butiran pasir yang kasar dan
diatasnya terlihat lapisan pasir yang halus sekali dan ini disebut Lumpur.
- 1 m2 pasangan bata ½ bata membutuhkan 80 liter pasir.
- 1 m2 plesteran dinding bata memerlukan 50 liter pasir.

9. Semen Portland
Semen adalah suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu – abu,
kehijau – hijauan, terdiri dari kristal – kristal silikat, kalsium dan
aluminium. Bahan dasarnya adalah campuran antar batu kapur dan tanah
liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih dahulu
baru kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam satu perbandingan.
Semen Portland adalah suatu hasil buatan yang didapat karena
bersatunya dengan betul suatu campuran dari kapur ( CaCO3 ) dan tanah
liat dalam perbandingan 4 : 1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah
menjadi suatu massa seperti batu. Setelah dingin batu – batu ini
kemudian dipecah dengan mesin menjadi potongan – potongan kecil,

Makalah Bengkel batu | 11


seterusnya digiling hingga menjadi tepung yang sangat halus dan
kemudian diayak. Diantara bahan – bahan ikat yang kita ketahui, semen
adalah bahan yang terpenting, karena semen dapat mengadakan
pengikatan dan pengerasan didalam air. Semen dinamakan hidrolik
dikarenakan pengikatan serta pengerasan hanya akan terjadi karena
adanya air. Air disini diperlukan untuk melangsungkan reaksi – reaksi
kimia sehingga menghasilkan senyawa - senyawa hidrat, yang dapat
mengeras. Untuk pembakaran semen ini biasanya diperlukan temperatur
1400 ° C – 2000 ° C.
Sifat – sifat semen yaitu :
1. Warna semen Portland tanpa tercampur bahan – bahan lain, berwarna
abu – abu, kehijau – hijauan dan setelah membatu menjadi abu – abu
kebiru – biruan.
2. Berat jenis semen Portland dalam keadaan membatu mempunyai berat
jenis yang berlainan,tergantung dari kadar dapurnya dan ketelitian waktu
pembuatannya. Umumnya antara 3,12 sampai 3,25. Angka – angka ini
lebih tinggi dari berat jenis bahan – bahan ikat lain.
3. Pengikatan tepung semen Portland yang dicampur dengan air hingga
menjadi bubur, akan menjadi keras dalam waktu tertentu. Pembatuan ini
merupakan suatu reaksi antara senyawa – senyawa semen dengan air,
yang menyebabkan adanya daya pengikat dan proses pengerasan semen.
Suatu percobaan semen dari keadaan lunak menjadi keras, disebut
pengikatan, dan waktu yang diperlukan itu disebut waktu ikatan awal.
Biasanya waktu ikat semen pada umumnya 1 ½ - 2 jam.

Penimbunan semen
Karena semen mempunyai sifat higroskopis, yaiti cepat menyerap
air, maka semen harus disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari
hujan atau cuaca. Tempat penimbunan atau penyimpanan semen
dilapangan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga pengaruh hujan
ataupun cuaca lembab tidak dapat masuk atau mempengaruhi semen.
Hal ini dapat dilakukan dengan membuat bangunan dari dinding papan
yang diberi lantai kira – kira 40 cm dari permukaan tanah dan ditutup

Makalah Bengkel batu | 12


dengan atap. Jarak penimbunan kantong – kantong semen sebaiknya lebih
kurang 50 cm dari dinding dan jarak dari satu tumpukan ketumpukan
yang lainnya kira – kira 1 meter dan tingginya 2 meter.

10. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah
memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran
– plesteran yang putih, tidak boleh dipakai air yang mengandung kotoran
yang memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi yang akan
memperlihatkan noda – noda coklat pada plesteran. Untuk membuat
suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, kalau ada yang
mengandung zat lain itupun kadarnya harus kecil sekali. Banyaknya
pemakaian air tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca
dan sebagainya.
Dan sebagai angka rata – rata diambil :
- Untuk adukan kedap air dari semen kira – kira 22 % dari isi bahan yang
dicampur.
- Untuk kedap air dari kapur dan tras kira – kira 20 %
- Untuk adukan kedap air dari kapur kira – kira 8 – 10 %
Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang
mengandung bahan – bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan
mengandung larutan asam, humus janganlah dipergunakan.
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT DALAM PEKERJAAN
KONSTRUKSI

Untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam bekerja, maka


diperlukan peralatan yang lengkap. Sebab disamping rendahnya
produktifitas kerja, juga dapat mengurangi mutu hasil pekerjaan yang
dilaksanakan.
Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilatar belakangi
pendidikan yang benar, selalu memakai peralatan dengan fungsi ganda,
dan efeknya peralatan akan cepat rusak. Kemudian lagi pemakaian alat

Makalah Bengkel batu | 13


yang kurang baik juga akan mengurangi produktifitas kerja. Umpamanya
pemakaian sendok spesi yang kecil dalam pemasangan bata,maka untuk
memasang sebuah bata kita harus mengambil berkali-kali,selain
mengakibatkan lelah juga lamanya waktu diperlukan dalam pemasangan.
Justru itu disini perlu sekali kita ketahui bermacam-macam peralatan yang
kita pergunakan dalam pekerjaan konstruksi bata antara lain :

2.1 Alat alat

1. Sendok spesi.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok
ini berbentuk segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata merah.

2. Palu pemotong bata.


Alat ini juga terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu bagian
depan dibuat tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi
dengan permukaan datar berfungsi sebagai palu. Jadi disamping
pemotong bata juga dapat dipakai untuk memukul paku.

3. Waterpass.
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung gelas
yang berisi cairan ether yang ada gelembung udara didalamnya. Gunanya
adalah untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.

4. Siku-siku besi.
Alat ini terbuat dari flat baja atau besi denga membentuk sudut siku ( 90 o
) dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm. Gunanya adalah untuk
mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan batu.

5. Line bobbyn.
Alat ini terdiri dari 2 buah potongan kayu, yang dihubungkan dengan
benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan batu bata.

Makalah Bengkel batu | 14


Caranya dengan mengaitkan salah satu potongan kayu pada ujung
pasangan batu bata dan satunya lagi dikaitkan pada ujung pasangan batu
bata lainnya. Pemakaian alat ini lebih efisien apabila dibandingkan
dengan pemakaian paku karena kedudukan alat ini mudah diatur. Alat ini
juga ada yang terbuat dari baja tipis yang dibentuk merupakan segitiga.

6. Unting-unting.
Dipergunakan sebagai pengganti waterpass vertical. Dapat dibuat dari
kuningan, besi ataupun timah, dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Tepat
ditengah -tengah unting-unting dipasang benang, yang panjangnya
tergantung dari tinggi kontruksi bangunan.

7. Kotak spesi.
Kotak spesi sebaiknya dibuat dari pelat besi dengan bentuk trapezium dan
pada sisi – sisinya diberi tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu
memindah – mindahkannya. Gunanya adalah untukk tempat meletakan
spesi yang selesai diaduk dan dipasang.

8. Ember.
Ember terbuat dari flat baja tipis dengan bentuk piramid terbalik dan
diberi tangkai untuk pegangannya. Gunanya adalah untuk mengambil air,
menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain – lain.

9. Cangkul Pengaduk.
Terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari palt baj dan diberi tangkai
kayu. Cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan
mengaduk mortar.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
Lebar 17 cm
Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
Diameter tangkai 5 cm

Makalah Bengkel batu | 15


10. Sekop.
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit
dilengkungkan agar enak dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya.
Gunanya adalah untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan
sebagainya.

11. Tongkat ukur/ Kayu Profil.


Tongkat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai sisi
yang lurus dan datar. Gunanya adalah untuk menentukan penentuan
panjang pasangan dan sebagai pembantu waterpass dalam melevelkan
pasangan.

12. Straight edge ( jidar ).


Terbuat dari kayu empat persegi panjang yang diberi lobang tempat
pegangan sewaktu menggunakannya. Kegunaannya adalah untuk
mendatarkan plesteran dinding.

13. Meteran.
Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan di gulung dalam suatu
kotak sebagai pelindung. Meteran ini juga ada yang terbuat dari kayu
yang disebut meteran lipat. Pada meteran ini tercantum garis ukuran
dalam melimeter,
Kegunaan adalah untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang
dan tinggi.

14. Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk
nenggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih
besar. Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan
juga untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.

15. Joiter.

Makalah Bengkel batu | 16


Joiter terbuat dari besi yang di bengkokan dan diberi tangkai kayu.
Gunanya adalah untuk membersihkan siar pada pasangan bata.

16. Skrap besi.


Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk persegi panjang dan
salah satu sisinya dibuat bergerigi. Gunanya adalah untuk melengketkan
spesi pada permukaan plesteran sewaktu pemasangan ubin dinding
( porselen ).

17. Ruskam.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada belakangnya.
Gunanya adalah untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan
menggosok – gosokan pada permukaan plesteran
18. Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu dan
berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir,
semen, kapur, dan lain – lain.

19. Sikat kawat.


Alat ini terbuat dari baja yang tertanam dalam tangkai kayu dengan tiga
jalur. Gunanya adalah untuk membersihkan permukaan pasangan
sebelum diplester.

2.2 Penakaran bahan – bahan.

Penakaran mortar yang baik dengan perbandingan berat, tapi di negara


kita dengan perbandingan isi, yaitu dengan memakai kotak, ember dan
sekop. Tetapi penakaran dengan sekop kurang baik, karena satu sekop
pasir basah berbeda dengan satu sekop pasir kering. Maka lebih baik
memakai kotak yang terbuat dari papan atau besi.
Takaran yang digunakan untuk bahan yang basah harus sering
dibersihkan karena sisa-sisa bahan yang lengket pada dinding dan dasar
kotak mengakibatkan penakaran tidak sama.

Makalah Bengkel batu | 17


2.3 Pengadukan mortar
1. Secara Manual
Pengadukan secara manual dilakukan dengan menggunakan alat cangkul
atau sekop. Semua bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu
dan kemudian diaduk dalam keadaan kering, sampai memberikan suatu
warna yang sama dan rata. Kemudian dicampur dengan air sedikit demi
sedikit sambil terus diaduk sehingga adukan menjadi rata dan pulen.

Alat-alatnya adalah :
- Cangkul
- Sekop
- Kotak takaran
- Kotak tempat mengaduk
- Ember

Langkah kerjanya adalah :


1. Bersihkan dahulu alat-alat yang akan dipakai
2. Takari pasir dan letakkan kotak tempat mengaduk disebelah dengan
jumlah tertentu.
3. Ratakan pasir dengan cangkul
4. Masukkan semen yang telah ditakari dengan cara dihampakan diatas
pasir tadi, kemudian diratakan.
5. Aduk dengan sekop, dengan cara memindahkannya dari ujung kotak ke
ujung kotak lainnya, paling sedikit 3 kali, sehingga menghasilkan warna
yang sama.
6. Buat suatu lubang pada adukan tadi dan tuangkan air secukupnya
kedalam lubang itu, lalu diaduk dengan cangkul dan membolak-baliknya
dan memelintir agar semen dan pasir bersatu sambil mendorong dan
menarik.
7. Apabila mortal terlampau kering, tambahkan air sedikit demi sedikit
sambil terus diaduk.

Makalah Bengkel batu | 18


8. Apabila adukan sudah rata dan tidak berbongkah lagi (benar-benar
pulen), maka mortal siap digunakan dalam pemasangan atau plesteran.

2. Secara Mekanis
Pengadukan secara mekanis yaitu dengan mengunakan mesin yang
dinamakan
mollen atau mixer yang banyak dilakukan pada proyek-proyek berskala
besar.

2.4 Pengetesan Mortar


Untuk menghasilkan konstruksi yang baik, diperlukan bahan yang
bermutu baik. Oleh karena itu harus ditest dab diuji dulu bahan-bahan
yang akan digunakan. Pada umumnya mortar pada bangunan-bangunan
kecil jarang diuji, sehingga hasil yang diberikan kurang memuaskan,
seperti retak-retak, ikatan yang tidak baik, dan sebagainya.
Pada umumnya mortar menyusut setelah bersinggungan dengan bata dan
mulai mengikat. Tetapi dalam waktu yang singkat mortar masih dalam
bentuk yang plastis, sehingga penyusutan yang timbul tidak
menyebabkan retak-retak.
Pada dasarnya penyusutan bebas mortar merupakan perpendekan
dari kubus mortar yang terjadi selama massa perawatan. Mortar dari
semen susutannya lebih besar dari mortar yang bahannya dari kapur.

Hal – hal yang dapat mencegah penyusutan mortar :


- Mutu bahan yang digunakan harus baik dan gradasi agregatnya baik.
- Air yang digunakan bersih
- Bahan pengikat hendaknya dicampur dengan kapur atau bahan
tambahan lain.
- Faktor air semen dalam adukan harus tepat.
- Mortar harus terlindung dari sinar matahari selama masa pengikatannya
berlangsung.

Makalah Bengkel batu | 19


- Melindungi penguapan air dari mortar sehingga pengeringan berjalan
sempurna.

Macam – macam ikatan batu bata.


Adapun ikatan batu bata tersebut adalah :
1. Ikatan Biasa
Bata dipasang memanjang pada tiap lapisnya dan biasanya tebal dinding
20 cm ( sudah diplester ). Pemasangan batu bata terakhir dipasang ½
batu dan pada lapisan kedua diatas bata ½ batu, dipasang batu utuh
sehingga menjadikan siar tegak tidak sejajar dan merupakan zig – zag.
2. Ikatan kepala ( Header Bond )
Ikatan ini digunakan untuk dinding yang tebalnya 30 cm atau 1 batu. Bata
dipasang melintang semua dan setiap satu lapis awal pemasangan
dimulai dengan bata ¾ . Jenis ikatan ini digunakan pada dinding sebelah
bawah, dinding yang melengkung dan pondasi.

3. Ikatan Inggris ( English Bond )


Ikatan ini dipasang dengan berselang – seling, yaitu satu lapis dipasang
arah melintang batu dan yang lain dipasang arah memanjang batu, tetapi
pada melintang setiap akhir pemasangan dipasang bata ¼ yang berguna
memenuhkan permukaan pasangan dan menjaga agar siar tegak tidak
segaris.

4. Ikatan Flemish ( Flemish Bond )


Ikatan Flemish adalah ikatan yang memanjang dan melintang selang –
seling dalam satu lapis. Antara setiap lapis dipasang ¼ bata untuk
memenuhkan bata dan membuat siar tegak tidak segaris. Jenis ikatan
digunakan pada dinding yang tebalnya 30 cm dan biasanya untuk
pasangan super bata yang bersih tanpa plesteran.
Pada lapisan keempat, setelah dipasang memanjang diikuti oleh bata ½
yang dipasang melintang. Untuk lapisan satu sama dengan lapisan tiga
yaitu bata ½ batu yang dipasang melintang. Ikatan ini digunakan untuk
dinding yang tebalnya 30 cm dan biasanya merupakan pasangan batu

Makalah Bengkel batu | 20


bersih.
5. Ikatan Jerman (Ducth).
Ikatan jerman ini adalah tipe yang hampir sama dengan ikatan inggris,
dimana bata dipasang berselang – seling tiap lapis antar bata memanjang
bata melintang tetapi disini tidak ada bata ¼ dipasang. Setiap lapisan
bata yang memanjang diawali dengan pasangan ¾ bata dan diikuti oleh
sebuah bata melintang, dan seterusnya dipasang bata biasa saja, siar
tegak disini merupakan tangga. Biasanya ikatan ini digunakan untuk
dinding yang tebalnya 30 cm.

BAB III
TEKNIK KERJA BATU

3.1 Pengaturan tempat kerja


Tujuan :
1. Agar dapat menghindari dari kecelakaan dalam bekerja.
2. Agar dapat memudahkan dalam bakerja.
3. Agar dapat meningkatkan produktifitas kerja.
4. Agar dapat menghindar
5. Agar dapat meningkatkan.
6. Agar dapat mengurangi kejenuhan dan kelelahan dalam bakerja.
a. Penempatan Bahan – bahan
Agar leluasa dalam bekerja, maka terlebih dahulu diatur penempatan
bahan – bahan ditempat yang aman dan mudah terjangkau, antara lain :
- Kotak spesi ditempatkan sejauh 70 cm dari bidang pasangan.
- Kalau pasangan panjang, mungkin dibutuhkan 2 atau 3 kotak spesi.
- Batu diletakkan disamping kotak spesi dan disusun berdiri menurut arah
lebarnya sebanyak tiga lapis.

Makalah Bengkel batu | 21


- Air didalam ember diletakkan dibelakang kotak spesi.
3.2 Penempatan Peralatan
Agar tidak menimbulkan bahaya terhadap si Pekerja, maka diatur
penempatan peralatan sebaik – baiknya, antara lain :
1. Sendok spesi dicantolkan dipinggir kotak spesi.
2. Waterpass dan tongkat ukur ditempatkan diatas permukaan kotak spesi
bagian sisi belakang.
3. Plat siku diletakkan diatas lantai dan rapat ke kotak spesi

BAB IV
JOB – JOB PEKERJAAN

JOB I
JUDUL :MEMASANG DINDING BATA ½
Tujuan :
1. Memasang dinding batu ½ membentuk sudut siku bata dengan teknik
yang benar.
2. Dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan waterpass supaya
benar.
3. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.

Instuksi Umum :
1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.
2. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.
3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan
diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
4. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi
dari sebelah kanan. Setiap lapis bata harus dicek kedataran

Makalah Bengkel batu | 22


Peralatan dan Bahan-bahan :
- Sendok spesi - Meteran - Palu Pemotong batu
- Ember - Sekop - Ayakan Pasir
- Line bobbyn - Cangkul aduk - Waterpass
- Gerobak dorong - Siku- siku - Tongkat ukur
- Kotak spesi - Semen - Pasir
- Batu bata - Air

Langkah Kerja :
1. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang
akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.
2. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang
dengan jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun
lalu ukur kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya,
lalu buat juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan
siku-siku.
3. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo
sudah ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau
turunkan bata tsb
sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata yang
membentuk sudut siku.
4. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.Kemudian
letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang sejajar
dengan benang.
5. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh
spesi setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan hingga selesai.
6. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan siar pada lapisan kedua
yang tepat ditengah lapisan bata, pada bagaian 6 di buat membentuk
tangga dan pada ukuran 5 ujung bata harus tegak lurus, di ukur
menggunakan waterpass. Dan siar tersebut harus berisi padat.

Makalah Bengkel batu | 23


7. Sisi lapisan pertama harus tegak lurus dengan lapisan kedua dengan
mengunakan waterpass.Pada ujung bata, kita akan mengukur
kedataranya dengan waterpass dengan bantuan tongkat ukur.
8. Selanjutnya pasang line bobbyn pada kedua ujung pasangan yang
sudah sama Kedataranya.
9. Untuk memasang lapisan ketiga pada bagian 6 bata dikurang 1 batu
dan pada bagian 5 bata harus tegak lurus dengan lapisan yang lain.
10. Memasang seterusnya pada 6 bata di kurang satu bata terus sehingga
membentuk tangga. Dan pada bagian 5 bata, ½ bata untuk tiap lapisan.
Dan menggunakan waterpass untuk memeriksa kulurusan bata.
11. Untuk seterusnya lakukan lakukan sesuai dengan lapisan yang
lainnya.
12. Memasang selapis demi selapis sampai lapisan kedelapan

JOB : II
Judul : MEMPLESTER DINDING BATA
Tujuan :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata
dengan baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di
plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester
dinding bata.

Instruksi Umum :
1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis
sampah atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat
yang berasal dari pasir.
2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan
dari bangunan itu sendiri.

Makalah Bengkel batu | 24


3. Keawetan suatu plesteran tergantung dari susunan pasaangan adukan
atau campuran adukan, ikatannya yang lembab serta keahlian dalam
pemasangan.

Dasar Teori :
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
- Komposisi adukan bahan yang tepat
- Teknik pemasangan bata yang baik
- Perawatan plesteran

b) Fungsi dari plesteran :


- Untuk keindahan , kenyamanan dan memperkuat / memperkokoh
pasangan dinding.
c) Kerusakan- kerusakan yang sering timbul pada plesteran :
- Retak-retak yang disebabkan oleh adukan yang tidak tepat dan proses
dari pengerjaan yang kurang baik.
- Melepuh dan kurang mengembang disebabkan terkena sinar matahari
langsung dan tembok menyusut.
- Lunak dan banyak mengandung butiran yang keras yang disebabkan
oleh pasir atau semen yang tak di ayak.

Peralatan dan Bahan-bahan :


- Sendok spesi - Meteran
- Ruskam kayu - Sekop
- Ember - Palu Pemotong bata
- Ayakan Pasir - Semen
- Ruskam besi - Waterpass
- Kotak spesi - Siku- siku
- Jidar - Semen
- Air - Pasir

Langkah Kerja :

Makalah Bengkel batu | 25


1. Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperkirakan kelurusan,
kedataran dan ketegakannya.
2. Bila dinding kurang lurus, rata serta dan kurang tegak maka harus
dibuat kepala plesteran sebagai acuan.
3. Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus
dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Bila permukaan dinding terlalu kering, terlebih dahulu harus diperciki
dengan air, agar ikatan dinding kuat dan mortar menjadi sempurna.
5. Jika dinding terbuat dari batako, sebaiknya permukaan dinding jangan
disiram karena akan menyulitkan proses pengikatan, sebab permukaan
dinding mempunyai daya hisap yang rendah.
6. Buatlah kepala plesteran dengan menentukan titik plesteran pada
permukaan atas dan sisi bawah max 1,5 cm.
7. Membuat kepala plesteran dengan cara mengisi dan menghubungkan
kedua titik tadi, lalu diratakan dengan menggosoknya dengan jidar, arah
atas dan arah bawah dengan pedoman kedataaran kedua titik plesteran
tadi.
8. Setelah semua plesteran / kepala plesteran selesai, maka kita plester
ruang antara kepala plesterran itu dengan adukan, plesteran adukan
mulai dari sisi bawah sampai sisi atas. Tebal adukan tidak boleh terlalu
tinggi lebihnya dari kepala plesteran tadi.
9. Meratakan adukan tadi dengan menggosokkan memakai jidar, sebagai
pedoman kedataran, kedua kepala plesteran itu, menggosokkan dengan
arah kiri dan kanan sambil didorong keatas.
10. Untuk menghaluskan dan meratakan permukaan plesteran, maka kita
gosok dengan ruskam kayu dengan gosokkan melingkar searah jarum
jam. Secara berulang-ulang.
11. Seandainya dinding yang diplester sewaktu-waktu terkena langsung
sinar matahari, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran tidak
menguap secara drastic, maka perlu dijaga agar air adukan plesteran
tidak dianggap, maka harus di tutup dengan lembaran plastic sebelum
pekerjaan ditinggalkan. Supaya proses pengeringanberjalan sempurna.
Benang

Makalah Bengkel batu | 26


Kepala plesteran Jalur plesteran

JOB : III
Judul : MEMASANG UBIN DINDING

A. TUJUAN
1. Mengerti tentang tata cara pemasangan ubin dindng.
2. Dapat melakukan pemasangan ubin dinding dengan baik dan benar.
3. Mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.
Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin lantai
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
- Ember - Air
- Kain lap - Benang

Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di pergunakan.
2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
3. Merendam ubin yang akan digunakan, dan menyiram dinding kerja
secukupnya.
4. Mengukur jarak antara dinding kerja terhadap ubin yang akan
dipasang,
lebih kurang 1 cm.
5. Dalam pekerjaan diperlukan ketelitian dan keterampilan agar
mendapatkan
hasil yang baik dan rapi.
6. Memesang ubin pada ujung-ujung tembok sebagai pedoman dan untuk
mengukur kedatarannya menggunkan waterpass.
7. Gunakan skrap untuk meletakkan pasta semen ke dinding.

Makalah Bengkel batu | 27


8. Jarak sisr antara ubin yang satu dengan yang lainnya gunakan paku
berdiameter 3mm.
9. Ukur kedatarannya menggunakan waterpass.
10. Lakukan cara kerja tersebut berulang-ulang dalam pemasangan ubin
sampai
mendapatkan hasil yang diinginkan.
11. Isi siar / nat dengan adukan 1sp
12. Gosok ubin porselen dengan menggunakn kain hingga mengkilap.

BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil.
Praktek kerja batu merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
konstruksi batu, dimana merupakan salah satu hal pokok dalam
pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal
dan mengerti hal-hal yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain
itu mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat-alat dan mengerti
fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa,
dimana dasar-dasar yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori
dapat kita aplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan
kampus.

SARAN
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan
Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Pengetahuan Teknik Bangunan(cetakan 3).Daryanto.Jakarta:Rineka


cipta.2009

Makalah Bengkel batu | 28


http://wikipedia.org

http://google.com (Search : “masonry” )

http://google.co.id (Search : “ Praktek kerja batu” )

Makalah Bengkel batu | 29

Anda mungkin juga menyukai