[Masonry]
Oleh:
POLITEKNIK NEGERI
JAKARTA
Jurusan Teknik Konstruksi Bangunan Sipil
[1 Sipil 1 Pagi]
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang bejudul “Masonry”
secara baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan
adanya penyusunan makalah seperti ini, tugas yang di kerjakan dapat
tercatat dengan rapi dan dapat kita pelajari kembali pada kesempatan
yang lain untuk kepentingan proses belajar kita terutama dalam job shet
batu(Masonry).
Asep Ardianto
radhen_ardhie@yahoo.com
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................3
1.1Pengenalan Konstruksi Batu............................................3
1.2Dasar Praktek Kerja Batu...............................................4
1.3Tujuan............................................................................4
1.4 Bahan – Bahan yang dipakai........................................5
BAB II PENGENALAN ALAT –ALAT DALAM KERJA KONSTRUKSI. 12
2.1 Alat –alat.........................................................................12
2.2 Penakaran Bahan...........................................................15
2.3 Pengadukan Mortar........................................................16
2.4 Pengetasan Mortar.........................................................17
BAB III TEKNIK KERJA BATU.......................................................19
3.1 Pengaturan Tempat Kerja.............................................19
3.2 Penempatan Peralatan..................................................19
BAB IV JOB JOB PEKERJAAN.......................................................20
Job 1 : Memasang Dinding Bata ½......................................20
Job 2 : Memplester Dinding Bata.........................................22
Job 3 : Memasang Ubin Dinding..........................................24
BAB V PENUTUP.........................................................................25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................26
Faktor Kerja
1.3. Tujuan
3. Hal – hal yang mempengaruhi daya ikat antara batu bata dengan
mortar, antara lain :
a. Pengeringan terlalu cepat pada proses pemplesteran (Pengeringan
Mortar )
b. Kadar Lumpur pada pasir
1. Batu kali
2. Batu merah
3. Super bata
4. Batako local
5. Batako press
6. Ubin PC 7. Ubin Porselen
8. Pasir
9. Semen
10. Air
1. Batu kali
Batu kali adalah merupakan batu alam yang didapatkan dari dasar sungai.
Biasanya batu kali dari tempat pengambilan dibawa dengan truk ke
proyek yang memerlukan.
Kegunaannya adalah untuk pasangan pondasi, lantai pemikul dan lain –
lainnya. Batu kali yang baik dapat diperiksa dengan visual saja dilapangan
yaitu yang pori – porinya tidak terlalu banyak dan kelihatan keras tidak
keropos.
2. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi
atau pasir. Tanah liat ini dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar
dengan temperatur 1050 ° C untuk mengeraskannya, sehingga tidak
dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
4. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh
masyarakat kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1.
Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini,
umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah batu
yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortar sampai 30 – 50
A 20 x 20 x 40 cm
B 20 x 20 x 40 cm
C 10 x 20 x 40 cm
D 10 x 20 x 40 cm
E 10 x 20 x 40 cm
F 8 x 20 x 40 cm
5. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat
bahan dan juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok
sebelah luar tidak diplester lagi, kecuali bagian dalam dinding.
7. Ubin Porselen
Ubin porselen terbuat dari jenis tanah liat putih dengan atau tanpa
campuran bahan tambahan melalui proses pembakaran sedemikian rupa,
sehingga tidak dapat hancur kembali bila direndam dalam air. Bidang
patah yang baru harus memperlihatkan hasil pembakaran yang rata dan
baik. Ubin porselen harus halus dan rata permukaannya dan sisinya harus
saling tegak satu dengan lainnya, dan tepinya lurus dan tajam.
8. Pasir
Pasir adalah merupakan butiran-butiran mineral atau agrefat halus
yang mempunyai kekasaran 0-4 mm. Di Indonesia ada beberapa macam
pasir kalau diselidiki menurut tempat pengambilan dan penggunaannya.
9. Semen Portland
Semen adalah suatu sebuk yang sangat halus berwarna abu – abu,
kehijau – hijauan, terdiri dari kristal – kristal silikat, kalsium dan
aluminium. Bahan dasarnya adalah campuran antar batu kapur dan tanah
liat yang perbandingannya selalu diteliti dan dianalisa terlebih dahulu
baru kemudian dicampurkan menjadi satuan dalam satu perbandingan.
Semen Portland adalah suatu hasil buatan yang didapat karena
bersatunya dengan betul suatu campuran dari kapur ( CaCO3 ) dan tanah
liat dalam perbandingan 4 : 1, yang dipijarkan hingga lebur dan berubah
menjadi suatu massa seperti batu. Setelah dingin batu – batu ini
kemudian dipecah dengan mesin menjadi potongan – potongan kecil,
Penimbunan semen
Karena semen mempunyai sifat higroskopis, yaiti cepat menyerap
air, maka semen harus disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari
hujan atau cuaca. Tempat penimbunan atau penyimpanan semen
dilapangan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga pengaruh hujan
ataupun cuaca lembab tidak dapat masuk atau mempengaruhi semen.
Hal ini dapat dilakukan dengan membuat bangunan dari dinding papan
yang diberi lantai kira – kira 40 cm dari permukaan tanah dan ditutup
10. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah
memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran
– plesteran yang putih, tidak boleh dipakai air yang mengandung kotoran
yang memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi yang akan
memperlihatkan noda – noda coklat pada plesteran. Untuk membuat
suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, kalau ada yang
mengandung zat lain itupun kadarnya harus kecil sekali. Banyaknya
pemakaian air tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca
dan sebagainya.
Dan sebagai angka rata – rata diambil :
- Untuk adukan kedap air dari semen kira – kira 22 % dari isi bahan yang
dicampur.
- Untuk kedap air dari kapur dan tras kira – kira 20 %
- Untuk adukan kedap air dari kapur kira – kira 8 – 10 %
Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang
mengandung bahan – bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan
mengandung larutan asam, humus janganlah dipergunakan.
BAB II
PENGENALAN ALAT-ALAT DALAM PEKERJAAN
KONSTRUKSI
1. Sendok spesi.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok
ini berbentuk segitiga, dengan sisi sama panjang dengan bata merah.
3. Waterpass.
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung gelas
yang berisi cairan ether yang ada gelembung udara didalamnya. Gunanya
adalah untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
4. Siku-siku besi.
Alat ini terbuat dari flat baja atau besi denga membentuk sudut siku ( 90 o
) dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm. Gunanya adalah untuk
mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan batu.
5. Line bobbyn.
Alat ini terdiri dari 2 buah potongan kayu, yang dihubungkan dengan
benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan batu bata.
6. Unting-unting.
Dipergunakan sebagai pengganti waterpass vertical. Dapat dibuat dari
kuningan, besi ataupun timah, dengan berat 100 gr s/d 500 gr. Tepat
ditengah -tengah unting-unting dipasang benang, yang panjangnya
tergantung dari tinggi kontruksi bangunan.
7. Kotak spesi.
Kotak spesi sebaiknya dibuat dari pelat besi dengan bentuk trapezium dan
pada sisi – sisinya diberi tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu
memindah – mindahkannya. Gunanya adalah untukk tempat meletakan
spesi yang selesai diaduk dan dipasang.
8. Ember.
Ember terbuat dari flat baja tipis dengan bentuk piramid terbalik dan
diberi tangkai untuk pegangannya. Gunanya adalah untuk mengambil air,
menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain – lain.
9. Cangkul Pengaduk.
Terdiri dari daun cangkul yang terbuat dari palt baj dan diberi tangkai
kayu. Cangkul ini mempunyai lubang yang berguna untuk memudahkan
mengaduk mortar.
Spesifikasinya :
- Mata cangkul : Panjang sisi 22 cm
Lebar 17 cm
Tebal plat 2 mm
- Tangkai : Panjang 80 cm
Diameter tangkai 5 cm
13. Meteran.
Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan di gulung dalam suatu
kotak sebagai pelindung. Meteran ini juga ada yang terbuat dari kayu
yang disebut meteran lipat. Pada meteran ini tercantum garis ukuran
dalam melimeter,
Kegunaan adalah untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang
dan tinggi.
14. Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk
nenggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih
besar. Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan
juga untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.
15. Joiter.
17. Ruskam.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada belakangnya.
Gunanya adalah untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan
menggosok – gosokan pada permukaan plesteran
18. Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu dan
berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir,
semen, kapur, dan lain – lain.
Alat-alatnya adalah :
- Cangkul
- Sekop
- Kotak takaran
- Kotak tempat mengaduk
- Ember
2. Secara Mekanis
Pengadukan secara mekanis yaitu dengan mengunakan mesin yang
dinamakan
mollen atau mixer yang banyak dilakukan pada proyek-proyek berskala
besar.
BAB III
TEKNIK KERJA BATU
BAB IV
JOB – JOB PEKERJAAN
JOB I
JUDUL :MEMASANG DINDING BATA ½
Tujuan :
1. Memasang dinding batu ½ membentuk sudut siku bata dengan teknik
yang benar.
2. Dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan waterpass supaya
benar.
3. Memotong batu bata dengan mengunakan palu pemotong bata.
Instuksi Umum :
1. Teknik perletakan mortar dan batu bata harus benar.
2. Setiap tebal siarnya 1 – 1,5 cm dan harus sama tebal.
3. Penekanan untuk m,enurunkan bata dengan menggeser bata, jangan
diketok karena akan mengurangi kekuatan nantinya.
4. Posisi waktu kerja sebelah kiri dari bidang pasangan dan kotak spesi
dari sebelah kanan. Setiap lapis bata harus dicek kedataran
Langkah Kerja :
1. Bersihkan lokasi yang akan digunakan siapkanlah alat dan bahan yang
akan digunakan taruhlah di tempat tersebut.
2. Mengambil satu sendok spesi dan sebuah bata, pasang melintang
dengan jarak 5 – 20 cm dari ujung pasangan bata yang akan di bangun
lalu ukur kedataran dengan waterpass. Begitu juga pada ujung satunya,
lalu buat juga bata dengan membentuk sudut siku dengan menggunakan
siku-siku.
3. Mengambil tongkat ukur letakkan diatas waterpass, lihat posisi nivo
sudah ditengah atau belum, jika belum pas ditengah naikkan atau
turunkan bata tsb
sampai pas nivo benar- benar ditengah.lakukanlah juga pada bata yang
membentuk sudut siku.
4. Pasanglah line bobbyn pada ujung-ujung bata tersebut.Kemudian
letakkan mortar dilantai kerja dengan sisi bata yang panjang sejajar
dengan benang.
5. Pertemuan antar bata pertama dengan bata kedua harus dibatasi oleh
spesi setebal 1 cm sebagai siar sebagai pasangan hingga selesai.
6. Untuk memasang pada lapisan berikut, siapkan siar pada lapisan kedua
yang tepat ditengah lapisan bata, pada bagaian 6 di buat membentuk
tangga dan pada ukuran 5 ujung bata harus tegak lurus, di ukur
menggunakan waterpass. Dan siar tersebut harus berisi padat.
JOB : II
Judul : MEMPLESTER DINDING BATA
Tujuan :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memplester dinding bata
dengan baik dan benar.
2. Agar dapat melakukan perawatan terhadap dinding yang telah di
plester.
3. Agar dapat memperkirakan bahan yang di butuhkan dalam memplester
dinding bata.
Instruksi Umum :
1. Memplester permukaan dinding harus bersih dari berbagai jenis
sampah atau kotoran yang berbentuk bongkahan semen atau tanah liat
yang berasal dari pasir.
2. Permukaan dinding yang diplester menambah kekuatan dan kekokohan
dari bangunan itu sendiri.
Dasar Teori :
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memplester :
- Mutu bahan
- Komposisi adukan bahan yang tepat
- Teknik pemasangan bata yang baik
- Perawatan plesteran
Langkah Kerja :
JOB : III
Judul : MEMASANG UBIN DINDING
A. TUJUAN
1. Mengerti tentang tata cara pemasangan ubin dindng.
2. Dapat melakukan pemasangan ubin dinding dengan baik dan benar.
3. Mengetahui teknik pekerjaan yang baik dan benar sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal.
Peralatan dan Bahan :
- Waterpas. - Paku
- Skrap spesi. - Palu
- Kotak spesi. - Ubin lantai
- Siku-siku - Semen
- Sekop - Pasir
- Ember - Air
- Kain lap - Benang
Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang di pergunakan.
2. Menghitung jumlah bahan yang diperlukan.
3. Merendam ubin yang akan digunakan, dan menyiram dinding kerja
secukupnya.
4. Mengukur jarak antara dinding kerja terhadap ubin yang akan
dipasang,
lebih kurang 1 cm.
5. Dalam pekerjaan diperlukan ketelitian dan keterampilan agar
mendapatkan
hasil yang baik dan rapi.
6. Memesang ubin pada ujung-ujung tembok sebagai pedoman dan untuk
mengukur kedatarannya menggunkan waterpass.
7. Gunakan skrap untuk meletakkan pasta semen ke dinding.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil.
Praktek kerja batu merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
konstruksi batu, dimana merupakan salah satu hal pokok dalam
pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal
dan mengerti hal-hal yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain
itu mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat-alat dan mengerti
fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa,
dimana dasar-dasar yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori
dapat kita aplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan
kampus.
SARAN
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan
Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA