Anda di halaman 1dari 16

BAB II

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR

2.1. Sumber Referensi


 SNI 03-1968-1990
 Modul Praktikum Bahan Jalan 2021.

2.2. Dasar Teori


A. Pengertian
Analisa saringan adalah penentuan persentase berat butiran
agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka
persentase digambarkan pada grafik pembagian butir. (Pusjatan –
Balitbang PU, 1968).
B. Maksud dan Tujuan
Pada pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam
pemeriksaan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat
halus dan kasar dengan menggunakan saringan. Sedangkan dari
tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran
atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat
kasar. (Pusjatan – Balitbang PU, 1968).

C. Ruang Lingkup
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan
jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregt kasar yang
persyaratanya tercantum dalam (cara pelaksanaan benda uji). Hasil
pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan
antara lain adalah penyelidikan quarry agregat dan perencanaan
campuran dan pengendalian mutu aspal. (Pusjatan – Balitbang PU,
1968).

2.3. Metode Pelaksanaan Praktikum


2.3.1 Peralatan
 Timbangan dan neraca dengan ketelitian 2% dari benda uji.
 Satu set saringan
 Oven
 Mesin pengguncang saringan
 Talam-talam
2.3.2 Benda Uji

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh cara perempat


banyak:

Benda uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait


kecuali apabila butiran yang melalui saringan nomor 200 tidak
perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak
menghendaki ketelitian.

 Agregat halus terdiri dari:


- Ukuran maksimum 4,76 mm, dengan berat minimum
sebesar 500 gram.
- Ukuran maksimum 2,38 mm, dengan berat minimum
sebesar 100 gram.
 Agregat kasar terdiri dari:
- Ukuran maksimum 3,5” , dengan berat minimum sebesar 35
kg.
- Ukuran maksimum 3” , dengan berat minimum sebesar 30
kg.
- Ukuran maksimum 2,5” , dengan berat minimum sebesar 25
kg.
- Ukuran maksimum 2” , dengan berat minimum sebesar 20
kg.
- Ukuran maksimum 1,5” , dengan berat minimum sebesar 15
kg.
- Ukuran maksimum 1” , dengan berat minimum sebesar 10
kg.
- Ukuran maksimum 3/4 ” , dengan berat minimum sebesar 5
kg.
- Ukuran maksimum 1/2 ” , dengan berat minimum sebesar
2,5 kg.
- Ukuran maksimum 3/8 ” , dengan berat minimum sebesar 1
kg
 Apabila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan
saringan No. 4 selanjutnya agregat halus dan kasar disediakan
sebanyak jumlah seperti yang tercantum diatas.

2.4. Cara Pengujian


 Menyiapkan benda uji sebanyak 3500 gram untuk agregat kasar dan
2500 gram untuk agregat halus.
 Mengeringkan benda uji ke dalam oven dengan suhu (110±5) ºC selama
24 jam.
 Menyiapkan satu set saringan dan mesin pengguncang, saringan
disusun dari ukuran yang terkecil hingga ukuran yang besar.
 Mengeluarkan benda uji yang telah dimasukkan kedalam oven selama
24 jam. Kemudian mengambil benda uji sebanyak 2500 gram agregat
kasar dan 1500 gram agregat halus.
 Melakukan pengujian agregat kasar dan agregat halus secara
bergantian.
 Menimbang benda uji dengan timbangan.
 Menuangkan benda uji yang sudah ditimbang kedalam saringan.
 Meletakkan saringan di mesin pengguncang dan mengguncang saringan
selama 15 menit.
 Mematikan alat mesin pengguncang dan menimbang berat benda uji
pada setiap saringan.

2.5. Hasil dan Analisa Pengujian


 Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Kasar

Data hasil pengujian saringan agregat halus ditabelkan pada Tabel


2.1.

Tabel 2.1. Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) jumlah tertahan lolos
n tertahan
(gram)
1” 0
¾” 20
½” 75
3/8” 310
No. 3 1225
No. 4 205
No. 8 150
No. 10 125
No. 20 120
No. 100 100
No. 200 95
PAN 75
Sumber: Data Praktikum Bahan Jalan 2021

 Perhitungan Berat Jumlah Tertahan


Untuk mencari nilai berat tertahan pada masing-masing nomor
saringan adalah dengan menambahkan berat tertahan dengan berat
jumlah tertahan, seperti pada Persamaan 2.1:
Berat Jumlah Tertahan = Berat Tertahan+Jumlah Berat Tertahan.2.1

Dari persamaan 2.1. Maka dapat digunakan untuk menghitung


berat jumlah tertahan pada masing-masing nomor ayakan yang
digunakan pada saat pengujian. Adapun perhitungan jumlah berat
tertahan adalah sebagai berikut:
- Nomor saringan 1” =0
- Nomor saringan ¾” = 0 + 20 = 20
- Nomor saringan ½” = 20 + 75 = 95
- Nomor saringan 3/8” = 95 + 310 = 405
- Nomor saringan nomor 3 = 405 +1225 = 1630
- Nomor saringan nomor 4 = 1630 + 205 = 1835
- Nomor saringan nomor 8 = 1835 + 150 = 1985
- Nomor saringan nomor 10 = 1985 + 125 = 2110
- Nomor saringan nomor 20 = 2110 + 120 = 2230
- Nomor saringan nomor 100 = 2230 +100 = 2330
- Nomor saringan nomor 200 = 2330 + 95 = 2425
- Saringan PAN = 2425 + 75 = 2500

 Perhitungan Jumlah Persentase Tertahan.


Untuk mencari nilai nilai persentase tertahan pada masing-
masing nomor saringan adalah dengan membandingkan antara berat
jumlah tertahan pada masing-masing ayakan dengan jumlah tertahan
keseluruhan, selanjutnya dari perbandingan nilai tersebut dapat
dikalikan dengan 100%, seperti pada Persamaan 2.2:

Wn
Persentase Tertahan = x 100%…………………………(2.2)
W1

Keterangan:
Wn = Berat Tertahan pada nomor ayakan
W1 = Jumlah berat tertahan keseluruhan

Dari persamaan 2.2, maka dapat menghitung persentase


tertahan pada masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan
persentase tertahan pada nomor saringan adalah sebagai berikut:
Wn 0
- Nomor saringan 1” = x 100% = x 100% = 0%
W1 2500
Wn 20
- Nomor saringan ¾” = x 100% = x 100% =
W1 2500
0,8%
Wn 95
- Nomor saringan ½” = x 100% = x 100% =
W1 2500
3,8%
Wn 405
- Nomor saringan 3/8” = x 100% = x 100% =
W1 2500
16,2%
Wn 1630
- Nomor saringan 3 = x 100% = x 100% =
W1 2500
65,2%
Wn 1835
- Nomor saringan 4 = x 100% = x 100% =
W1 2500
73,4%
Wn 1985
- Nomor saringan 8 = x 100% = x 100% =
W1 2500
79,4%
Wn 2110
- Nomor saringan 10 = x 100% = x 100% =
W1 2500
84,4%
Wn 2230
- Nomor saringan 20 = x 100% = x 100% =
W1 2500
89,2%
Wn 2330
- Nomor saringan 100 = x 100% = x 100% =
W1 2500
93,2%
Wn 2425
- Nomor saringan 200 = x 100% = x 100% =
W1 2500
97%
Wn 2500
- Saringan PAN = x 100% = x 100% =
W1 2500
100%

 Perhitungan Jumlah Persentasi Lolos.


Untuk mencari nilai persentasi lolos saringan pada masing-
masing nomor saringan adalah dengan mengurangkan nilai 100%
dengan persentasi tanah tertahan pada masing-masing nomor
saringan yang telah dihitung sebelumnya, seperti pada Persamaan
2.3:

Persentase Lolos = 100% - Persentase Tertahan………..………(2.3)

Dari persamaan 2.3, maka dapat menghitung persentase lolos


saringan pada masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan
persentase lolos saringan pada nomor saringan adalah sebagai
berikut:
- Nomor saringan 1” = 100% - 0% = 0%
- Nomor saringan ¾” = 100% - 0,8% = 99,2%
- Nomor saringan ½” = 100% - 3,8% = 96,2%
- Nomor saringan 3/8” = 100% - 16,2% = 83,8%
- Nomor saringan 3 = 100% - 65,2% = 34,8%
- Nomor saringan 4 = 100% - 73,4% = 26,6%
- Nomor saringan 8 = 100% - 79,4% = 20,6%
- Nomor saringan 10 = 100% - 84,4% = 15,6%
- Nomor saringan 20 = 100% - 89,2% = 10,8%
- Nomor saringan 100 = 100% - 93,2% = 6,8%
- Nomor saringan 200 = 100% - 97% = 3,8%
- Saringan PAN = 100% - 100% = 0%
Dari perhitungan berat tertahan, berat jumlah tertahan,
jumlah persentase tertahan, dan jumlah persentase lolos saringan
ditabelkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Hasil Analisa Data Saringan Agregat Kasar

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) Jumlah Tertahan Lolos
n Tertahan
(gram)
1” 0 0 0 0
¾” 20 20 0,8 99,2
½” 75 95 3,8 96,2
3/8” 310 405 16,2 83,8
No. 3 1225 1630 65,2 34,8
No. 4 205 1835 73,4 26,6
No. 8 150 1985 79,4 20,6
No. 10 125 2110 84,4 15,6
No. 20 120 2230 89,2 10,8
No. 100 100 2330 93,2 6,8
No. 200 95 2425 97 3,8
PAN 75 2500 100 0
Dari tabel 2.2. Dapat diketahui berat jumlah tertahan adalah sebesar
2500 gram, jumlah persentase tertahan pada masing-masing nomor saringan
dan jumlah persentase lolos saringan.

Dari hasil perhitungan Tabel 2.2. dapat digambarkan grafik analisa


saringan seperti pada gambar 2.1.

Analisa Saringan Kasar


12000%

10000%

8000%
Series 1
6000%

4000%

2000%

0%
1 ; 0,5 3/8 ; ; ; ; ; ; ; ;

Gambar 2.1. Grafik Kumulatif Agregat Kasar

 Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

Data hasil pengujian saringan agregat halus ditabelkan pada Tabel


2.3.

Tabel 2.3. Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) jumlah tertahan lolos
n tertahan
(gram)
3” 600
No. 3 1225
No. 4 205
No. 8 150
No. 10 125
No. 20 120
No. 100 100
No. 200 95
PAN 75

 Perhitungan Berat Jumlah Tertahan


Untuk mencari nilai berat tertahan pada masing-masing nomor
saringan adalah dengan menambahkan berat tertahan dengan berat
jumlah tertahan, seperti pada Persamaan 2.4:

Berat jumlah tertahan = Berat Tertahan + Jumlah Berat Tertahan..2.4

Dari persamaan 2.4. Maka dapat digunakan untuk menghitung


berat jumlah tertahan pada masing-masing nomor ayakan yang
digunakan pada saat pengujian. Adapun perhitungan jumlah berat
tertahan adalah sebagai berikut:
 Nomor saringan 3 = 600
 Nomor saringan 4 = 600 + 300 = 900
 Nomor saringan 8 = 900 + 125 = 1025
 Nomor saringan 10 = 1025 + 180 = 1205
 Nomor saringan 20 = 1205 + 90 = 1295
 Nomor saringan 50 = 1295 + 80 = 1375
 Nomor saringan 100 = 1375 + 65 = 1440
 Nomor saringan 200 = 1440 + 35 = 1475
 Saringan PAN = 1475 + 25 = 1500

 Perhitungan Jumlah Persentase Tertahan.


Untuk mencari nilai nilai persentase tertahan pada masing-
masing nomor saringan adalah dengan membandingkan antara berat
jumlah tertahan pada masing-masing ayakan dengan jumlah tertahan
keseluruhan, selanjutnya dari perbandingan nilai tersebut dapat
dikalikan dengan 100%, seperti pada Persamaan 2.5:
Wn
Persentase Tertahan = x 100% ………………………(2.5)
W1
Keterangan:
Wn = Berat Tertahan pada nomor ayakan
W1 = Jumlah berat tertahan keseluruhan

Dari persamaan 2.5, maka dapat menghitung persentase tertahan


pada masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan
persentase tertahan pada nomor saringan adalah sebagai berikut:
Wn 600
- Nomor saringan 3 = x 100% = x 100% =
W1 1500
40%
Wn 900
- Nomor saringan 4 = x 100% = x 100% =
W1 1500
60%
Wn 1025
- Nomor saringan 8 = x 100% = x 100% =
W1 1500
68,33%
Wn 1205
- Nomor saringan 10 = x 100% = x 100% =
W1 1500
80,33%
Wn 1295
- Nomor saringan 20 = x 100% = x 100% =
W1 1500
86,33%
Wn 1375
- Nomor saringan 50 = x 100% = x 100% =
W1 1500
91,67%
Wn 1440
- Nomor saringan 100 = x 100% = x 100% =
W1 1500
96%
Wn 1475
- Nomor saringan 200 = x 100% = x 100% =
W1 1500
98,33%
Wn 1500
- Saringan PAN = x 100% = x 100% =
W1 1500
100%

 Perhitungan Jumlah Persentasi Lolos


Untuk mencari nilai persentasi lolos saringan pada masing-
masing nomor saringan adalah dengan mengurangkan nilai 100%
dengan persentasi tanah tertahan pada masing-masing nomor
saringan yang telah dihitung sebelumnya, seperti pada Persamaan
2.6:

Persentase Lolos = 100% - Persentase tertahan………..………(2.6)

Dari persamaan 2.6, maka dapat menghitung persentase lolos


saringan pada masing-masing nomor saringan. Adapun perhitungan
persentase lolos saringan pada nomor saringan adalah sebagai
berikut:
- Nomor saringan 3” = 100% - 40% = 60%
- Nomor saringan 4 = 100% - 60% = 40%
- Nomor saringan 8 = 100% - 68,33% = 31,67%
- Nomor saringan 10 = 100% - 80,33% = 19,67%
- Nomor saringan 20 = 100% - 86,33% = 13,67%
- Nomor saringan 50 = 100% - 91,67% = 8,34%
- Nomor saringan 100 = 100% - 96% = 4,01%
- Nomor saringan 200 = 100% - 98,33% = 1,68%
- Nomor saringan PAN = 100% - 100% = 0%
Dari perhitungan berat tertahan, berat jumlah tertahan, jumlah
persentase tertahan, dan jumlah persentase lolos saringan ditabelkan
pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Data Hasil Pengujian Saringan Agregat Halus

No. Berat Tertahan Berat Jumlah% Jumlah%


Saringa (gram) jumlah tertahan lolos
n tertahan
(gram)
3” 600 600 16,2 83,8
No. 3 1225 1630 65,2 34,8
No. 4 205 1835 73,4 26,6
No. 8 150 1985 79,4 20,6
No. 10 125 2110 84,4 15,6
No. 20 120 2230 89,2 10,8
No. 100 100 2330 93,2 6,8
No. 200 95 2425 97 3,8
PAN 75 2500 100 0
Dari Tabel 2.4. Dapat diketahui berat jumlah tertahan adalah sebesar
1500 gram, jumlah persentase tertahan pada masing-masing nomor saringan
dan jumlah persentase lolos saringan

Selanjutnya dari hasil perhitungan Tabel 2.4. dapat digambarkan grafik


analisa saringan seperti pada gambar 2.2.

Analisa Saringan Halus


100
90
80
70
60
50 Series 1
40
30
20
10
0
N
.3

.4

.8

00

00
.1

.2

.5

PA
No

No

No

.1

.2
No

No

No

No

No

Gambar 2.2. Grafik Analisa Saringan Halus


2.6. Kesimpulan

 Pengujian Agregat Kasar

Hasil analisis saringan menunjukkan berat tertahan di saringan


No.1/2” sebesar 75 gram atau 3,8 % dari keseluruhan berat benda uji.
dan tetahan di sarigan No. 3/4” sebesar 20 gram atau 0,80 % dari
keseluruhan berat benda uji. Maka dapat disimpulkan bahwa agregat
kasar memenuhi standart SNI-03-1968-1990 yang menetapkan ukuran
maksimum agregat kasar adalah sebesar ½”.

 Pengujian Agregat Halus

Hasil analisis saringan menunjukkan berat tertahan di saringan


No.4 (Uk.4,75 mm) sebesar 300 gram atau 60 % dari keseluruhan
berat benda uji. Maka dapat kami simpulkan bahwa agregat halus
memenuhi standart SNI-03-1968-1990 yang menetapkan ukuran
maksimum agregat halus adalah sebesar 4,76 mm.
2.7. Dokumentasi
Praktikum

No. Gambar KETERANGAN


Tabel 2.5. Dokumentasi Praktikum
2.3
Penimbangan Benda uji

2.4

Proses pemasukan benda uji


kedalam Saringan

2.5
Di ayak selama 15 menit

Anda mungkin juga menyukai