2.5.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan agregat halus
adalah:
1. Mesin pengguncang saringan (Shieve shaker)
2. Saringan No. 8, No. 16, No. 30, No. 50, No. 100, No. 200.
3. Pan dan cover
4. Timbangan
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
5. Oven
6. Cawan
Persentase
∑
Berat
Nomor Berat Berat Berat
Saringan + Terta
Saringan Saringan Tertahan Tertah Lolos
Tertahan -han
an
(gr) (gr) (gr) (gr) (%) (%)
No. 8
405 489 84 84 8,47 91,53
(2,36 mm)
No. 16 256 369 113 197 19,87 80,13
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(2,00 mm)
No. 30
401 787 386 583 58,82 41,14
(0,60 mm)
No. 50 250 438 188 771 77,80 22,2
No. 100
250 420 170 941 94,95 5,05
(0,15 mm)
No. 200
236 266 30 971 97,98 2,02
(0,075)
PAN 434 454 20 991 100 0
2.5.1.6 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum, dapat diperoleh pembagian butir (gradasi) agregat
halus dengan menggunakan saringan dan dari perhitungan persentase berat benda
uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji.
Gradasi yang didapat dari pratikum analisis saringan agregat halus adalah agregat
halus bertipe (zone 3).
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis saringan agregat halus
adalah:
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Kerucut kuningan (cone)
4. Penumbuk (tamper)
5. Talam
6. Oven
12. Merendam air hingga suhunya mencapai 25oC, lalu menambahkan air suling
sampai tanda batas.
13. Menimbangnya dengan ketelitian 0,1 gram (C).
14. Mencari berat kering benda uji tersebut dengan memanaskannya ke dalam oven
selama 24 jam pada suhu 100oC (A).
15. Mengisi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas lalu menimbang
dengan ketelitian 0,1 gram (B).
C Berat Labu + Air Temperatur 25ºC (B) (gr) 670 661 665,5
Temperature 25º(C)
C 2,46 2,446
E Bulk Specific Gravity = 2,43
AB
A 2,56 2,564
F Bulk Specific Gravity (SSD) = 2,56
AB
C 2,74 2,773
G Apparent Specific Gravity = 2,80
CB
AC 4,17 4,825
H Absorption = 100% (%) 5,49
C
2.5.2.6 Perhitungan
A
Bulk Spesific Gravity =
B 100 C
94,3
=
669,8 100 728,8
= 2,3
100
Bulk Spesific Gravity (SSD) =
B 100 C
94,3
669,8 94,3 728,8
= 2,7
A
Apparent Spesific Gravity =
BAC
90,60
65,92 90,60 71,30
= 1,06
100 A
Absorption/ Penyerapan = x100%
A
100 94,3
100%
94,3
= 6,0 %
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan data praktikum dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui nilai Bulk Spesific Gravity sebesar 2,3; Bulk Spesific Gravity
(SSD)sebesar 2,4; Apparent Spesific Gravity sebesar 2,7 dan Absorbtion
(penyerapan) sebesar 6,0%. Hasil dari perhitungan tersebut digunakan dalam
penentuan variabel-variabel pada mixed design.
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan bobot isi agregat adalah sebagai
berikut:
1. Timbangan
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata
6. Jangka sorong
7. Sendok semen
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.3.6 Perhitungan
Perhitungan berat isi dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
BA
Berat Isi
V
Dimana:
A : berat container (g)
B : berat container beserta isinya (g)
V : volume container (cm3)
2.5.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui berat isi lepas agregat halus sebesar 3,01 gr/cm3 dan berat isi
padat agregat halus sebesar 3,65 gr/cm3.
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air agregat adalah sebagai
berikut:
1. Cawan kedap air/ pan aluminium
2. Timbangan ketelitian 0,01 gram
3. Oven
4. Desikator
5. Tin Box
(d) (e)
2.5.4.6 Perhitungan
Contoh Perhitungan :
Benda uji agregat halus I
Berat air (D) = BC
= 27,1 26,5
= 0,6 gr
Berat contoh air (E) = CA
= 26,5 9,0
= 17,5 gr
D
Kadar air (w) = 100%
E
0,6
= 100%
17,5
= 3,43%
Dimana :
A : Berat tin box
B : Berat tin box + contoh basah
C : Berat tin box + contoh kering
D : Berat air
E : Berat contoh air
2.5.4.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai kadar air dalam
agregat, kadar air agregat halus rata-rata yang praktikan dapatkan ialah 3,43%.
Sehingga, agregat halus tersebut dapat digunakan sebagai bahan campuran beton
karena memiliki kadar air agregat sesuai persyaratan umum.
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air agregat adalah sebagai
berikut:
1. Saringan No. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven
5. Tin box
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
(d) (e)
2.5.5.6 Perhitungan
Perhitungan kadar lumpur dan lempung agregat menggunakan rumus
seperti berikut:
AB
100%
A
Benda uji agregat halus 1
AB
Kadar lumpur dan lempung = 100%
A
68,4 67,6
= 100%
68,4
= 1,169%
Dimana:
A : berat cawan (gram)
B : berat cawan + benda uji bersih kering akhir (gram)
2.5.5.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai kadar lumpur dan
lempung agregat, kadar lumpur dan lempung agregat halus yang kami dapatkan
adalah 1,169% sehingga agregat halus dapat digunakan sebagai bahan campuran
beton karena memenuhi syarat maximal 5%.
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar bahan organik agregat
halus adalah:
1. Botol organik
2. Larutan NaOH 3%
3. Standar warna
4. Gelas ukur
HASIL PENGAMATAN
5
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.6.6 Perhitungan
Membandingkan warna larutan dengan standar warna. Standar warna
nomor 1 dan nomor 2 yaitu pasir tersebut bisa dipakai sebagai bahan campuran
beton tanpa dicuci terlebih dahulu, jika warna larutan sama dengan standar warna
nomor 3 dan nomor 4, maka kandungan bahan organiknya tinggi sehingga pasir
tersebut perlu dicuci dahulu sebelum digunakan untuk campuran beton, dan apabila
warnanya pada nomor 5 perlu dipertimbangkan penggunaannya.
2.5.6.7 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan terhadap kadar bahan organik
agregat halus, hasil warna dari percobaan kami menunjukan warna yang sama
dengan warna nomor 3 pada standar warna, sehingga dapat disimpulkan pasir yang
dipakai untuk percobaan sebagai bahan campuran beton perlu dicuci terlebih dahulu
sebelum digunakan sebagai bahan campuran beton.
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.7.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan bulking factor test adalah
sebagai berikut:
1. Gelas ukur 500 cc/ 250 ml
2. Cawan
3. Batang pengukur
NOMOR CONTOH I
Volume Semula (A) (ml) 300,00
Volume Dalam Keadaan Jenuh (B) (ml) 200,00
AB
Bulking Factor= 100% (%) 50
B
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
2.5.7.6 Perhitungan
AB
Bulking Factor = 100%
B
300,00 200,00
= 100%
200,00
= 50%
2.5.7.7 Kesimpulan
Berdasarkan data percobaan dan hasil perhitungan yang telah dilakukan,
maka dapat diketahui bulking factor pada contoh pasir yang kami ambil adalah
50%. Hal ini berarti terjadi peningkatan volume pasir sebanyak 50% dengan kadar
air asli dibandingkan dalam keadaan jenuh air.