Anda di halaman 1dari 32

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : ANALISA SARINGAN AGREGAT

MAKSUD : Untuk mengetahui ukuran butir dan gradasi agregat dari


yang kasar sampai yang halus untuk keperluan desain
campuran beton.

BAHAN : 1. Agregat halus (pasir) = 5 kg


2. Agregat kasar (kerikil) = 5 kg

PERALATAN
1. Mesin pengguncang saringan
2. Satu set saringan agregat :
- agregat kasar (krikil) (50 mm, 38.1 mm, 19 mm,
4.75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15
mm).
- agregat halus (pasir) (10 mm, 4.78 mm, 2.36 mm,
1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm).
3. Pan dan cover
4. Timbangan
5. Oven
6. Sample spliter

CARA KERJA:
1. Ambil contoh agregat secukupnya, gunakan sample spliter untuk
pembagian butir secara merata.
2. Timbang contoh agregat yang akan digunakan, kemudian dioven pada
suhu 110° C selama 24 jam atau sampai berat agregatnya tetap.
3. Timbang masing-masing saringan.
4. Susun saringan pada mesin pengguncang, yang paling bawah adalah
pan kemudian saringan dengan lubang terkecil dan seterusnya
sampai dengan lubang yang terbesar.
5. Masukkan agregat pada saringan teratas kemudian di tutup. Jepit
susunan saringan tersebut, selanjutnya hidupkan motor mesin
pengguncang (atau diguncang secara manual) selama 10 menit.
6. Biarkan selama 5 menit untuk memberi kesempatan debu-debu
mengendap.
7. Buka saringan tersebut kemudian ditimbang berat masing-masing
saringan berikut isinya.
8. Hitung berat agregat yang tertahan pada masing-masing saringan.
9. Lanjutkan perhitungan sesuai petunjuk pada form isian yang
tersedia.

1
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR (KRIKIL) BETON

Berat Contoh Kering: ........................................ gram


Diameter Berat Berat Berat Persentase Persentase
saringan saringan Saringan + Tertahan berat Berat Komulatif
(mm) (gram) Tertahan (gram) tertahan Tertahan Lolos
(gram) (%) (%) (%)
50
38.1
19
9.5
4.75
2.36
1.18
0.6
0.3
0.15
PAN
Jumlah

2
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS (PASIR) BETON

Berat Contoh Kering: ........................................ gram


Diameter Berat Berat Berat Persentase Persentase
saringan saringan Saringan + Tertahan berat Berat Komulatif
(mm) (gram) Tertahan (gram) tertahan Tertahan Lolos
(gram) (%) (%) (%)
10
4.78
2.36
1.18
0.6
0.3
0.15
PAN
Jumlah

3
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : ANALISA BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

MAKSUD : Untuk mengetahui berat jenis agregat dan kemampuan


agregat kasar menyerap air.

BAHAN : Agregat kasar (krikil) = 5 kgr

PERALATAN :
1.Dunagan test set
2.Saringan No. 4
3.Oven
4.Pan

CARA KERJA:
1. Siapkan benda Uji(agregatkasar/kricak)yang tertahan saringan No.4
kurang lebih 5 kg.
2. Cuci benda uji tersebut dan keringkan dalam oven yang bersuhu
110°C.
3. Dinginkan dalam ruangan terbuka selama 2 jam lalu rendam dalam
air minimalselama 15 jam sampai dengan 24 jam.
4. Buang air rendamannya lalu tumpahkan di atas kain yang mampu
menyerap air, agregat yang besar di keringkan masing-masing
dengan lap untuk memperoleh kondisi kering permukaan (SSD).
Lakukan hal ini di ruangan terlindung sehingga penguapan yang
terjadi bisa diabaikan.
5. Timbang agregat yang telah kering permukaannya (SSD) (A).
6. Segera masukkan ke dalam keranjang kemudian masukan ke dalam
container berisi air. Goyang-goyangkan keranjang tersebut dalam
air untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang tertangkap.
7. Timbang berat agregat dalam air tersebut (B).
8. Keringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu 110°C,
setelah itu didinginkan, timbang berat keringnya (C).
9. Hitung berat Janis dan penyerapan agregat kasarnya sebagai
berikut:

Bulk specific grafity = C /(A – B)

Bulk specific grafity (SSD) = A /(A – B)

Apparent specific grafity = C / (C – B)

Absorbtion (penyerapan) = (A – C)/C)X 100 %

4
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)

Berat contoh jenuh kering


permukaan (SSD) (A)
Berat contoh dalam air (B)
Berat contoh kering (C)
Bulk specific grafity
(C / (A – B)
Bulk specific grafity (SSD)
(A / (A – B)
Apparent specific grafity
(C / (C – B)
Absorbtion
(A – C) / C) X 100 %

5
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : ANALISA BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

MAKSUD : Untuk mengetahui berat jenis agregat dan kemampuan


agregat halus menyerap air.

BAHAN : Agregat halus = 5 kgr

PERALATAN :
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
2. Labu ukur 500 ml
3. Kerucut kuningan (cone)
4. Penumbuk (tamper)
5. Talam
6. Sendok pengaduk
7. Oven
8. Alat pemisah (sample spliter)
9. Saringan No.4
10.Vacum pump

CARA KERJA:
1. Ambil benda uji yang lolos saringan No.4 sebanyak 1000 gram.
Buat perempat bagian agar contoh dapat mewakili populasi
penelitian, atau gunakan alat pemisah (sample spliter) kemudian
ambil sebanyak 1000 gram.
2. Masukkan dalam alat pemisah sehingga benda uji tersebut terbagi
menjadi dua gagian.
3. Keringkan dalam oven pada suhu 100oC selama 24 jam lalu
dinginkan.
4. Rendam dalam air selama kurang lebih 24 jam.
5. Tebarkan contoh di atas talam lalu aduk-aduk di udara terbuka
dengan panas matahari, sehingga terjadi proses pengeringan yang
merata, atau dengan cara dipanaskan di atas kompor.
6. Apabila suhu contoh benda uji sudah sama dengan suhu ruang,
masukkan dalam kerucut kuningan dibagi menjadi tiga bagian,
lapis pertama dipadatkan dengan penumbuk sebanyak 8 kali, lapis
kedua dipadatkan dengan penumbuk sebanyak 8 kali, kemudian lapis
ketiga dipadatkan dengan cara ditumbuk sebanyak 9 kali,
sehingga jumlah seluruh tumbukan sebanyak 25 kali dengan tinggi
jatuh 5 mm di atas permukaan contoh secara merata dan jatuh
bebas.
7. Bersihkan daerah sekitar kerucut dari butiran agregat yang
tercecer.
8. Angkat kerucut dalam arah vertikal perlahan-lahan.
9. Amati contoh pada saat dibuka, apabila masih terletak rapi, maka
contoh masih basah, keringkan kembali contoh tersebut dan
apabila contoh jatuh keseluruhan maka contoh terlalu kering.
Ulangi dengan contoh yang baru tanpa adanya penambahan air,

6
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

kemudian lakukan percobaan seperti langkah yang ke-7 di atas.


Angkat kerucut (cone) apabila contoh berbentuk kerucut maka
contoh tersebut dapat dinyatakan dalam kondisi SSD (suturated
surface dry.
10. Masukkan dalam pan dan cover untuk menghindari penguapan.
11. Amati benda uji yang tercetak tersebut, apabila masih terdapat
lapisan air di permukaannya, percobaan diulangi lagi setelah
dilakukan pengeringan secukupnya. Bila tidak terdapat lapisan
air di permukaannya dan terjadi penurunan pada permukaan benda
uji, berarti sudah mencapai kondisi kering permukaan.
12. Isi labu ukur debgan air suling setengahnya lalu masukkan benda
uji tadi sebanyak 500 gram, jangan sampai ada butiran yang
tertinggal. Tambahkan air suling sampai 90 % kapasitas labu
ukur.
13. Gunakan pompa vacum untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara
di dalamnya.
14. Rendam dalam air sehingga suhunya mencapai 25oC lalu tambahkan
air suling sampai tanda batas.
15. Timbang dengan timbangan yang memiliki ketelitian 0,1 gram (C).
16. Cari berat kering benda uji dengan memanaskannya dalam oven
selama 24 jam pada suhu 100o C (A).
17. Isi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas lalu
timbang dengan timbangan yang memiliki ketelitian 0,1 gram (B).
18. Hitung:

Bulk specific grafity = B / ((C + A)–D)

Bulk specific grafity (SSD) = A / ((C + A)-D)

Apparent specific grafity = B / (C + B –D)

Absorbtion (penyerapan) = ((A – B)/B) X 100 %

7
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)

Berat contoh jenuh kering


permukaan (SSD) (A)
Berat contoh kering (B)
Berat labu + air temperature
25oC (C)
Berat LAbu + contoh SSD + air
temp. 25oC (D)
Bulk specific grafity
(B/((C+A)-D)
Bulk specific grafity (SSD)
(A/(C+A)-D)
Apparent specific grafity
(B/((C+B-D)
Absorbtion
(A-B)/B)X100%

8
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : MENENTUKAN BOBOT ISI AGREGAT KASAR

MAKSUD : Untuk menentukan berat isi atau bobot isi agregat kasar
dan halus dalam kondisi lepas dan padat.

BAHAN : Agregat halus (pasir) = 5 kg


Agregat kasar (kricak) = 5 kg

PERALATAN :
1. Timbangan kapasitas 100 kgr
2. Batang pemadat
3. Container pengukur volume
4. Meja getar
5. Mistar perata

CARA KERJA:

A. BERAT ISI LEPAS


1. Timbang berat container (A) yang telah diketahui volumenya
(V).
2. Masukkan campuran agregat kasar dengan hati-hati
agartidakterjadi pemisahan butir, dari ketinggian maksimum 5
cm di atas container dengan menggunakan sendok/sekop sampai
penuh.
3. Ratakan permukaan container dengan mistar perata.
4. Timbang berat container + isi (C).
5. Hitung:

Berat isi = (C-A)/V

B. BERAT ISI PADAT


1. Ambil container isi (V = 5 liter).
2. Timbang container (A) gram.
3. Masukkan campuran agregat kasar ke dalam container tersebut
kira-kira 1/3 bagian lalu tusuk-tusuk dengan batang pemadat
sebanyak 25 kali.
4. Ulangi hal yang sama untuk lapisan kedua.
5. Untuk lapisan terakhir, masukkan campuran agregat kasar
sehingga melebihi permukaan atas container (sampai meluap)
lalu tusuk-tusuk kembali sebanyak 25 kali.
6. Letakkan di atas meja penggetar lalu pasang penjepitnya.
7. hidupkan motor penggerak selama 5 menit hingga tercapai
kepadatan.
8. Ratakan permukaan campuran agregat dengan alat perata.
9. Untuk agregat yang besar ambil kelebihan agregat , selanjutnya
diatur sedemikian rupa sehingga volume agregat yang berada di

9
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

atas batas container kurang lebih sama dengan volume rongga di


permukaan.
10. Timbang container berikut isinya (C).
11. Hitung:

Berat isi =(C-A)/V gr/cm3

10
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN BOBOT ISI AGREGAT KASAR

BERAT ISI LEPAS

Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)


Berat container(A) gram
Berat container + agregat(B) gram
Berat agregat (C) = (B) – (A) gram
Volume container (D) cm3
Berat isi agregat (C)/(D) gram/cm3
Berat isi rata-rata agregat

BERAT ISI PADAT

Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)


Berat container(A) gram
Berat container + agregat(B) gram
Berat agregat (C) = (B) – (A) gram
Volume container (D) cm3
Berat isi agregat (C)/(D) gram/cm3
Berat isi rata-rata agregat

11
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN BOBOT ISI AGREGAT HALUS

BERAT ISI LEPAS

Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)


Berat container(A) gram
Berat container + agregat(B) gram
Berat agregat (C) = (B) – (A) gram
Volume container (D) cm3
Berat isi agregat (C)/(D) gram/cm3
Berat isi rata-rata agregat

BERAT ISI PADAT

Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)


Berat container(A) gram
Berat container + agregat(B) gram
Berat agregat (C) = (B) – (A) gram
Volume container (D) cm3
Berat isi agregat (C)/(D) gram/cm3
Berat isi rata-rata agregat

12
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : ANALISA PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT

MAKSUD : Untuk menentukan kadar air dalam agregat dan


menentukan persentase kadar air dalam agregat.

BAHAN : Agregat halus (pasir) = 2 kg


Agregat kasar (kricak) = 2 kg

PERALATAN :
1. Cawan kedap air / pan alumunium.
2. Timbangan dengan ketelitian hingga 0,01.
3. Oven
4. Desicator
5. Sample spliter

CARA KERJA:
1. Gunakan sample spliter untuk membagi benda uji agar didapat
contoh pengujian yang merata.
2. Timbang cawan yang akan dipakai, kemudian beri nomor pada cawan
tersebut dengan sepidol untuk memberi tanda seperlunya.
3. Masukkan contoh benda uji yang akan diperiksa dalam cawan kira-
kira 100 gram.
4. Timbang cawan yang telah berisi benda contoh pengujian, dan catat
hasil penimbangan tersebut.
5. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 110oC selama 24 jam.
6. kemudian keluarkan cawan yang berisi benda contoh uji, untuk
selanjutnya dimasukkan dalam desikator.
7. Setelah dingin timbang kembali cawan yang telah berisi agregat
tersebut, dan beratnya dicatat dengan baik.

13
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

ANALISA KADAR AIR AGREGAT

Nomor contoh 1 2 3

Nomor tin box


Berat tin box (A) gram
Berat tin box dan contoh
basah (B) gram
Berat tin box + contoh
kering (C) gram
Berat air (D)= B – C gram
Berat contoh kering
(E) = C – A gram
Kadar air
(W) = D / E x 100 %
Rata- rata

14
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGERGAT


SUB. BAB : MENENTUKAN KADAR LUMPUR AGERGAT
MAKSUD : Untuk menentukan besarnya kandungan lump[ur pada
agergat kasar dan halus

BAHAN : Agergat halus (pasir) = 2 kg


Agergat kasar (krikil) = 2 kg

PERALATAN :
1. Saringan No.4 dan No. 50
2. Timbangan
3. Cawan
4. Oven

CARA KERJA:
1. Ambil benda uji dari lapangan dengan menggunakan cara
seperempatan atau menggunakan sample spliter untuk memperoleh
benda uji yang memenuhi persyaratan penelitian.
2. Masukkan dalam oven dengan temperatur 110o C selama 24 jam terus
menerus.
3. Saring benda uji, untuk agregat halus di ambil yang tertahan pada
saringan No.50.
4. Timbang cawan kosong utuk masing-masing benda uji kering semula
(A).
5. Masukkan masing-masing benda uji ke dalam cawan, cuci benda uji
kotor kering oven tersebut sehingga betul-betul bersih dari
lumpur dan lempung yang melekat dan tercampur.
6. Keringkan dalam oven dengan temperatur 110o C selama 24 jam terus
menerus.
7. Selanjutnya masukkan ke dalam desikator untuk mempercepat proses
pendinginan benda uji.
8. Timbang cawan + benda uji bersih kering akhir (B)
9. Selanjutnya hitung besarnya kadar lumpur dan kadar lempungnya
dengan rumus berikut ini;

Kadar lumpur = ((A – B)/A) X 100%

15
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DAN LEMPUNG PADA AGREGAT

AGREGAT KASAR
Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)
Berat cawan gram
Beratagregat kering semula(A) gram
Berat agregat kering (akhir)(B)gram
Kadar lumpur dan lempung
((A_B)] / A)x 100 %
Kadar lumpur rata-rata

AGREGAT HALUS
Nomor Pemeriksaan (1) (2) (rata-rata)
Berat cawan gram
Beratagregat kering semula(A) gram
Berat agregat kering (akhir)(B)gram
Kadar lumpur dan lempung
((A_B)] / A)x 100 %
Kadar lumpur rata-rata

16
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : MENENTUKAN KADAR BAHAN ORGANIK AGREGAT HALUS

MAKSUD : Untuk menentukan besarnya kadar bahan organik yang


terkandung dalam pasir yang akan dipergunakan
sebagai bahan campuran beton.

BAHAN : Agregat halus (pasir) = 2 kgr


Agregat kasar (krikil) = 2 kgr

PERALATAN :
1. Botol organik
2. Larutan Na OH 3 %
3. standar warna
4. sample spliter

PERHATIAN:
Larutan Na OH merupakan bahan kimia yang cukup keras, sehingga harus
dijaga jangan sampai terkena tangan maupun anggota badan lainnya,
bila hal ini terjadi segeralah dicuci dengan air bersih sebanyak-
banyaknya.

CARA KERJA:
1. Ambil benda uji yang berupa pasir langsung dari lapangan dengan
menggunakan cara seperempatan atau menggunakan sample spliter
untuk memperoleh benda uji yang memenuhi persyaratan penelitian.
2. Masukkan pasir yang telah diambil dan dibagi menjadi sample
penelitian kedalam botol organik sebanyak 130 ml.
3. Tambahkan larutan Na OH 3 % sampai batas 200 ml.
4. tutuplah botol tersebut dengan penutup gabus yang ada, kemudian
kocok-kocoklah selama 10 menit secara konstan dan terus menerus
supaya larutan dan pasirnya benar-benar tercampur dengan baik.
5. Biarkan selama 24 jam agar terjadi reaksi dengan sempurna antara
larutan Na OH dengan bahan organik yang ada pada pasir bahan
beton
6. Selanjutnya bandingkan warna larutan tersebut dengan warna yang
ada dalam standar warna yang ada.
• Standar warna No. 1 atau 2 berarti pasir bisa dipakai sebagai
bahan campuran beton tanpa perlu dicuci terlebih dahulu.
• Apabila warna larutan sama dengan standar warna No.3 atau 4
maka kandungan bahan organik pad pasirnya tinggi, sehingga
pasir tersebut tidak dapat langsung di pakai sebagai bahan
campuran beton sebelum dicuci terlebih dahulu.
• Apabila warna larutan sama dengan standar warna No.5 atau 6
pasir tersebut perlu dipertimbangkan penggunaannya sebagai
bahan campuran beton.

17
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN KADAR ZAT ORGANIK PADA AGREGAT HALUS

No Warna larutan I II

18
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : ABRASION TEST
MAKSUD : Untuk keausan agregat yang diakibatkan oleh
factor-faktor gesekan atau tumbukan mekanis.

BAHAN : Agregat kasar (kricak) = 5000 gram

PERALATAN :
1. Los Angeles Abrasion Machine
2. Bola-bola baja
3. Talam
4. Sieve No. 12
5. Pan

CARA KERJA:
1. Ambil benda uji yang akan diperiksa lalu dicuci dengan air
bersih sampai bersih dari debu Yang kemungkinan melekat di
agregatya.
2. Keringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 110oC sampai
beratnya tetap.
3. pisahkan agregat tersebut sesuai dengan kelompoknya (lihat tabel
pada halaman berikut ini), lalu campurkan sesuai dengan
kombinasi yang di inginkan (A/B/C/D) dengan berat total 5000
gram → (A) gram.
4. Hidupkan lampu power pada mesin abrasion Los Angeles.
5. Putar drum abrasi dengan menekan tombol inching sehingga
tutupnya mengarah ke atas.
6. Buka tutup mesin abrasi, masukkan agregat yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
7. Masukkan bola baja sebanyak yang disyaratkan (lihat tabel pada
halaman berikut ini).
8. Tutup kembali mesin abrasi tersebut.
9. Buka tutup counter lalu atur angkanya menjadi 500 kemudian tutup
kembali.
10. Tekan tombol start sehingga mesin abrasi berputar, jumlah
putaran akan terbaca pada counter dan mesin abrasi akan berhenti
berputar secara otomatis pada jumlah putaran 500 kali.
11. Pasang talam di bawah mesin abrasi.
12. Buka tutup mesin abrasi lalu tekan tombol inching sehingga mesin
abrasi berputar dan agregat serta bola baja tertampung pada
talam yang telah di persiapkan sebelumnya.
13. Saringlah agregat tersebut dengan saringan No.12,kemudian
agregat yang tertahan dicuci sampai bersih.
14. Keringkan lagi dalam oven selama 24 jam pada suhu 110o C.
15. Timbang berat keringnya → (B) gram.
16. Selanjutnya hitung besarnya keausan agregat dengan rumus berikut
ini;

Keausan agregat = ((A – B)/A) X 100%

19
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

Ukuran Saringan Berat Agregat


Lolos Tertahan A B C D
1,5 ” 1” 1250
1” ¾” 1250
¾” 1/2” 1250 2500
1/2” 3/8” 1250 2500
3/8” ¼” 2500
¼ ” No.4 2500
No.4 No.8 5000
Total 5000 5000 5000 5000
Jumlah bola Baja 12 11 8 6

PERAWATAN:
1. Periksa oli pada speed reducer, tambahkan bila oli sudah mulai
berkurang.
2. Periksa fan belt gantilah bila sudah mulai aus.
3. Periksa kabel-kabel listrik dalam box jangan sampai ada yang
terjepit.
4. Bersihkan bola baja dan mesin Los Angeles Abrasion ini setiap
selesai di gunakan.

20
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

Nomor Contoh 1 2
Berat Sebelum (A) gram
Berat sesudah diayak saringan
No.12 (B) gram
Keausan = ((A – B)/A)x 100%
Keausan rata-rata

21
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN AGREGAT


SUB BAB : ANALISA BENTUK AGREGAT
MAKSUD : Untuk mengetahui bentuk / kepipihan agregat kasar
yang akan dipakai sebagai camputan beton.

BAHAN : Agregat kasar (kricak) = 500 gram

PERALATAN :
1. Jangka sorong
2. Pan

CARA KERJA:
1. Ambil benda uji sebanyak 1 kgram yang telah dikeringkan di dalam
oven (A).
2. Ukur panjang (p), lebar (l), dan tebal (t), dari masing-masing
butiran agregat, lalu masukkan dalam klasifikasi sebagai berikut;
• P > 3l .................. panjang
• P > 3t .................. pipih
• P > 3l dan 1 < 3t ... baik
3. Timbang agregat yang berbentuk panjang (B) dan yang berbentuk
pipih (C).
4. Hitung persentase butiran agregat yang tergolong panjang dan
pipih dengan rumus berikut ini;

Persentase bentuk = ((B + A)/A)x100%

Persentase yang diijinkan maksimum 20 %.

22
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Lampiran Surat/Laporan No. :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal Pemeriksaan :

PEMERIKSAAN ANALISA BENTUK AGREGAT KASAR


No Panjang Lebar Tebal P>3L / L>3T No Panjang Lebar Tebal P>3L / L>3T
(P) (L) (T) P<3L & L>3T (P) (L) (T) P<3L & L>3T
Cm Cm Cm Cm Cm Cm
1 16
2 17
3 18
4 19
5 20
6 21
7 22
8 23
9 24
10 25
11 26
12 27
13 28
14 29
15 30

Agregat total A = ............................ gram

Agregat untuk P > 3L B = ............................ gram

Agregat untukl L > 3T C = ………………………………………………………………………… gram

Persentase agregat panjang dan pipih = ((A + B)x/A)x 100%

Catatan: P > 3L ………………………………………………………... Panjang

P > 3T ………………………………………………………. pipih

P > 3L dan L < 3T ........... baik

23
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN SEMEN


SUB. BAB : PENENTUAN VICAT TEST PADA SEMEN

MAKSUD : Test ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikatan


(time of setting) semen hydraulic dengan menggunakan
jarum vicat.

PERALATAN :
1. Satu set alat uji vicat test.
2. Plat kaca.
3. Scrap atau sendok spasi.
4. Timbangan.
5. Mixser semen.
6. Ember atau cawan.
7. Gelas ukur

CARA KERJA :
1. Masukan air kedalam mangkok mixer secukupnya.
2. Masukan 650 gram semen ke dalam mangkok pengaduk.
3. Diamkan selama 30 detik agar air menyerap kedalam semen.
4. Aduk campuran semen dan air selma 30 detik lalu bersihkan bagian
samping mangkok dari pasta semen yang menenpel.
5. Aduk kembali selama 1 menit hidupkan stop watch.
6. Gunakan sarung tangan karet, pasta semen dibuat menjadi bentuk
bola lalu lemparkan dari tangan kanan ketangan kiri secara
horizontal dengan jarak sekitar 15 cm sebnayak 6 kali.
7. Letakan bola pasta semen tersebut pada tangan kiri lalu tekan ke
dalam sisi mol d yang besar sampai keluar dari sisi yang kecil.
8. Ratakkan permukaan bawah dengn tangan lalu letakan sisi bawah
tersebut pada plat kaca.
9. Ratakanpermukaan atas dengan pisau pemotong lalu haluskan,
jangan sampai terjadi pemadatan pada pemotongan.
10. diamkan selama 30 menit.
11. Letakan di bawah jarum vicat lalu atur posisi jarum vicat
tersebut sehingga tepat menyentuh permukaan pasta semen tadi
dengan cara mengendurkan dan mengencangkan baut penjepit.
12. Catat awal penunjukan jarum kemudian kendurkan baut penjepit
tersebut. Baca posisi akhir jarum setelah 30 detik.
13. Ulangi pengukuran ini setiap 10 menit sampai didapat penetrasi
yang lebih kecil dari 25 mm.
14. Jarak titik pengukuran satu sama lain tidak boleh lebih dekat
dari 6 mm dan tidak boleh lebih kecil dari 9 mm diukur dari tepi
mold.
15. Dengan melakukan interpolasi, dapat ditentukan waktu yang
diperlukan untuk mencapai penetrasi 25 mm. Nilai tersebut
menunjukan waktu pengikatan awal.

24
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PARAKTIKUM

Lampiran surat/laporan No :
Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal pemerikasaan :

PEMERIKSAAN WAKTU PENGIKATAN SEMEN

Type Semen : ........................


Berat : ........................ gram
Kadar air semen : .........................gram
Temperatur ruangan : ........................ oC
Temperatur air : ........................ oC

Nomor pengamatan Waktu penurunan Penurunan


(menit) (mm)
1 45
2 60
3 75
4 105
5 120
6 135
7 150
8 165
9 180
11 195
12 210
13 225
14 240

25
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN BETON


SUB. BAB : PENENTUAN SLUMP BETON PADA BETON SEGAR

MAKSUD : Untuk mengetahui kekentalan adukan beton

BAHAN : Adukan beton segar (secukupnya) kira-kira 20 lt

PERALATAN :
1. Alat uji kerucut slump test.
2. Tongkat pemadat yang terbuat dari tulangan baja Ø
16 mm.
3. Sendok sepesi (cetok) yang terbuat dari plat baja
dan pegangan kayu.
4. Ember tempat adukan (ember cor).
5. Plat landasan Untuk tempat dudukan krucut slump
yang terbuat dari plat baja ukuran 50 cm x 50 cm.
6. Meteran (siku) atau alat pengukur yang telah
ditentukan.

CARA KERJA :
1. Ambil adukan beton segar sebanyak 2 x 20 ltr(kira-kira 4 ember
cor. Dari dua titik pengambilan yang berbeda. Pengambilan
dilakukan dengan cara mengaduk betonya terlebih dahulu.
2. Bashi alat slump test dan plat dasarnya dengan lap basah.
3. Letakan alat slump test di atas plat dasarnya.
4. Masukan adukan beton segar kedalam cetakan dalam 3 lapisan yang
tebalnya kira-kira sama, setiap lapisan dipadatkan dengan cara
menusuk-nusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali setiap
lapisnya.
5. Ratakan permukaan adukan beton dan biarkan selama 30 detik.
6. Bersihkan sisa adukan yang tercecer dicetakan dan di plat
dasarnya.
7. Angkat cetakan slump secara perlahan-lahan dengan arah tegak
lurus dan usahakan jangan sampai goyang.
8. Ukur penurunan adukan beton (slup) yang terjadi di empat titik
yang berbeda, nilai slump diambil dari rata-rata penurunan yang
terjadi.

YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1. Adukan beton segar yang telah di ambil di ember, sebelum


dimasukan ke dalam cetakan slump beton harus diaduk terlebih
dahulu.
2. Penentuan slump untuk satu party adukanbeton segar minimal
dilakukan dua kali , dan hasilnya dirata-rata sebagai nilai
slumpnya.
3. Setiap uji slump nilai penurunannya harus diukur di empat titik
penurunan yang berbeda, dan nilai slumpnya merupakan nilai rata-
rata dari keempat penurunan yang terjadi.`

26
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

4. Nilai slump dilaporkan dalam bentuk cm.


5. Jika terjadi penurunan beton segar seperti bentuk gambar di bawah
ini (shear slump) maka pemeriksaan harus di ulang kembali.

Gambar shear slump yang tidak diijinkan

6. Nilai slump yang dipergunakan dapat dilihat dari tabel dibawah


ini :

Uraian Slump (cm)


Maks Min
Dinding,plat pondasi, dan pondasi telapak 12.5 6.5
bertulang
Pondasi telapak tak bertulang, dan 9.0 2.5
konstruksi di bawah tanah.
Plat, balok, kolom dan dinding 15 1.5
Pengerasan jalan 7.5 5
Pembetonan massal 7.5 2.5

27
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRATIKUM

Lampiran surat / laporan No :


Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal pemeriksaan :

NILAI SLUMP BETON SEGAR

Nomor Pengukuran slump (cm)


sampel
1 2 3 4 5
1
2

Rata-rata

28
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN BETON


SUB. BAB : MENENTUKAN BOBOT ISI BETON PADA BETON SEGAR

MAKSUD : Untuk mengtahui bobot isi dari adukan beton yang


dibua.
Dengan penelitian ini dapat dipergunakan untuk antara
lain melihat hasil kebenaran hasil rancangan
perhitungan bobot isi adukan beton sesuai dengan
kenyataan.
BAHAN : Adukan beton segar secukupnya

PERALATAN :
1. Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat benda
yang ditimbang.
2. Tongkat pemadat yang terbuat dari baja dengan
diameter 16 mm.
3. Cetok (sendok sepesi)
4. Takaran.

No Ukuran sgregat maksimum Kapasitas takarn


(mm) (liter)
1 25 6
2 37.5 10
3 50 14
4 75 28

CARA KERJA :
1. Timbang berat takaran (A kg).
2. Masukan adukan beton segar ke dalam takaran dalam 3 bagian
lapisan. Tiap lapis dipadatkan dengan cara menusuk-nusuk adukan
segar dengan menggunakan tongkat penusuk sebanyak 25 kali secara
merata. Dalam menusuk tongkat hanya diperbolehkan masuk adukan
sampai 2.5 cm di bawah lapis permukaan beton.
3. Ketuk-ketuk bagian sisi takaran diketuk-ketuk dengan perlahan-
lahan sampai tidak terlihat gelembung udara pada permukaan beton
serta rongga-rongga bekas tusukan tertutup kembali.
4. Ratakan permukaan bidang beton dengan cetok.
5. timbang takaran berikut dengan beton segarnya.
6. Hitung berat isi dengan rumus sebagai berikut.

Bobot isi beton = (W/V)

Dimana W = Berat beton


V = Volume kotak(takaran)

29
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRATIKUM

Lampiran :
Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tanggal pemeriksan :

PENELITIAN ISI ADUKAN BETON SEGAR

Nomor Sampel Bobot isi


1
2

Rata-rata

30
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

BAB : PEMERIKSAAN BETON


SUB. BAB : MENENTUKAN KUAT TEKAN SILINDER ATAU KUBUS BETON

MAKSUD : Untuk mengetahui kekuatan beton karateristik dari


beton.

BAHAN : Silinder beton ukuran 15 cm x 30 cm atau kubus beton


ukuran 15 cm x 15 cm.

PERALATAN :
1. Timbangan
2. Alat capping set.
3. Mesin uji tekan beton.
CARA KERJA :

1. Siapkan sampel kubus atau silinder beton catat umur beton yang
akan di uji.
2. Capping permukaan beton supaya permukaannya benar-benar rata.
3. Letakan benda uji silinder atau kubus pada meja penekan.
4. Priksa manometer dan atur pada posisi nol.
5. Hidupkan mesin penekan dan amati pergerakan jarum manometernya.
Catat nilai beban maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji
kubus atau silinder beton.

31
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Gedung E4 Tlp. 086425612

LAPORAN HASIL PRATIKUM

Lampiran surat/laporan No :
Pekerjaan :
Dikerjakan :
Diperiksa :
Tangggal pemeriksaan :

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

No Kode Tgl Lebar Panjang Luas Volume Berat Beban Kuat


Pembuatan (cm) (cm) (cm2) (cm3) (cm3) (ton) tekan
(kg/cm3)

Agregat kasar =............kg/cm3 Semen =..................kg/cm3


Agergat halus =............kg/cm3 Air =..................kg/cm3

NILAI KONVERSI UMUR BETON

Umur beton (hr) 3 7 14 21 28


Umur 28 hari 0.46 0.70 0.80 0.96 100

32

Anda mungkin juga menyukai