Anda di halaman 1dari 8

RESUME PRAKTIKUM MODUL 1-4 dan POST TEST

Disusun Oleh:

Nama : Ardi Hafiz Febriansyah (119210167)

Kelompok : 38

LABORATORIUM STRUKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
RESUME MODUL 1 ANALISIS SARINGAN AGREGAT
Tujuan praktikum ini untuk menentukan susunan pembagian butir (gradasi) dari
agregat kasar dan halus dan menghitung kehalusannya (fineness modulus).

Agregat merupakan komponen yang sangat penting dalam pembuatan beton.


Berdasarkan ukurannya, agregat terbagi menjadi dua bagian yaitu agregat halus dan
agregat kasar. Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang lewat
saringan No. 4 dan tertahan pada saringan No. 200, sedangkan agregat kasar tertahan
pada saringan tersebut.

Alat dan Bahan


1. perangkat agregat kasar
2. seperangkat Agregat halus
3. agregat halus 500 gram dan agregat kasar 2500 gram
4. alat selve shaker
5. Oven

Prosedur yang dilakukan


1. Mengambil agregat kasar sebanyak 2500 gram lebih lalu ditimbang melebihi 2500
gram karena saat dimasukkan ke dalam oven berat agregat akan berkurang
2. Mengambil agregat halus sebanyak 500 gram lalu ditimbang lebih 500 gram karena
saat dimasukkan ke dalam oven berat agregat akan berkurang
3. Masukkan sampel bahan agregat yang telah ditimbang ke dalam oven
4. Biarkan di oven selama 24 jam
5. Keluarkan agregat dari oven
6. Timbang agregat kasar dengan berat 2500 gram dan Agregat halus sebanyak 500
gram
7. Menyusun seperangkat alat saringan di seker dan pastikan terkunci
8. Masukkan agregat kasar dan halus ke dalam seperangkat saringan
9. Tutup dan kunci agar tidak lepas saat bergetar lalu Nyalakan sleve shaker
10. Tunggu 10 menit lalu Matikan dan timbang Agregat halus dan kasar pada setiap
yang tertahan saringan

Data Hasil Percobaan Saringan Agregat Halus


No. Ø Saringan (mm) Massa Tertahan (gram)
1. 4,75 22
2. 2,36 92,2
3. 1,18 197
4. 0,6 263
5. 0,3 275
6. 0,15 111
7. Di pan 39,8

Data Hasil Percobaan Saringan Agregat Kasar

No. Ø Saringan (mm) Massa Tertahan (gram)


1. 37,5 59,9
2. 25 839
3. 19 946
4. 12,5 804,38
5. 9,5 318,62
6. 4,75 32,38
RESUME MODUL 2 PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.
200

Tujuan praktikum ini untuk menentukan jumlah bahan dalam agregat halus yang
lolos saringan No. 200 dengan cara pencucian.

Tanah liat dan lumpur biasanya tercampur pada kerikil dan pada agregat. Kedua
komponen tersebut dalam jumlah yang cukup banyak dapat mengurangi kekuatan
beton. Jadi yang benar benar lolos dari saringan ini merupakan filler yang dimana
pastinya lebih halus lagi dibandingkan agregat halus.

Alat dan Bahan


1. Agregat halus
2. Saringan No. 200
3. Pan/kontainer
4. Sekop kecil
5. Air dan ember
6. Timbangan

Tahapan proses pemeriksaan bahan lolos saringan No 200


1. Siapkan benda uji Agregat halus dan timbangan lalu ditimbang
2. Selanjutnya keringkan terlebih dahulu agregat dalam oven dengan temperatur
(100+-5) drajat Celcius sampai berat agregat tetap
3. Keluarkan benda uji yang telah dikeringkan dari dalam oven.
4. Lalu cuci agregat didalam saringan No 200 cuci di dalam air hingga terlihat jernih
5. Pindahkan agregat yang telah dicuci Dan disaring pada saringan No 200 dalam
container
6. Masukkan sampel ke dalam oven dan melakukan pengeringan plus-minus 24 jam
dengan temperatur (100+-5) drajat Celcius sampai berat agregat tetap
7. Setelah sampel kering keluarkan sampel dari dalam oven
8. Timbang kembali agregat untuk mendapatkan perbandingan persentase bahan yang
lolos saringan No 200

Data Hasil Percobaan


Berat Bahan Tertahan
Berat Uji Semula
Saringan No. 200
500 gram 375 gram

RESUME MODUL 3 PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK DALAM AGREGAT


HALUS
Tujuan dari praktikum ini untuk pemeriksaan zat organik pada Agregat halus yaitu
agar dapat menentukan kandungan bahan organik dalam Agregat halus berdasarkan
astm C trip standar warna Hellige Tester No 3.

Bahan-bahan organik seperti sisa-sisa tanaman dan humus umumnya banyak


tercampur pada pasir alam. Adapun bahan-bahan organik ini berpengaruh negatif
pada semen. Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari
penghancuran zat-zat tumbuhan, terutama yang berbentuk asam tanin dan lumpur
organik. Oleh karena itu, sangat diperlukannya pemeriksaan terhadap benda uji kita.

Alat dan Bahan


1. Kontainer dan pasir
2. Larutan NaOH 3%
3. Botol kaca
4. Telinga tester kode warna
5. Corong
Prosedur singkat pemeriksaan zat organik pada Agregat halus
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan pasir ke dalam botol dengan menggunakan corong
3. Lalu masukkan larutan NaOH 3% ke dalam botol yang telah berisi pasir
4. Tutup botol lalu guncangkan agar pasir dan larutan NaOH tercampur
5. Diamkan selama 24 jam lalu bandingkan larutan pasir dan NaOH menggunakan
hellige tester, semakin gelap warna semakin banyak kandungan organiknya.

Data warna no 1

RESUME MODUL 4 PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM


AGREGAT HALUS

Tujuan dari praktikum ini untuk menentukan persentase kadar lumpur dalam agregat
halus. Kandungan lumpur <5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi
penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

Lumpur pada dasarnya bercampur pada pasir. Dalam jumlah yang cukup banyak,
lumpur dapat mengurangi kekuatan beton karena cenderung menghambat hidrasi
semen. Pasir yang dapat digunakan sebagai agregat untuk pembuatan beton harus
memiliki kandungan lumpur <5% dari berat kering. Apabila pasir yang digunakan
mempunyai kandungan lumpur yang berlebihan maka sebaiknya pasir tersebut dicuci
atau dengan penambahan senyawa belerang pada pasir untuk membantu terjadinya
korosi.

Alat dan bahan


1. Gelas ukur
2. Kontainer dan agregat halus
3. Air
4. Sekop

Prosedur percobaan
1. Masukkan Agregat halus ke dalam gelas ukur
2. Tambahkan air 100 mili lebih banyak dari pasir
3. Lalu kocoklah gelas ukur sampai menggelembung Pasir habis dan tidak ada pori
udaranya lagi
4. Lalu Diamkan selama 24 jam pada suhu ruangan.
5. Lalu ukur dan catat ketinggian Agregat halus dan tinggi endapan

Data Hasil Percobaan


Berat 1 Berat 2
1000gr 968,22g

POST TEST

1. Mengapa ambil agregatnya di lebihkan dari 2500gr?


2. Perbedaan nomor saringan dan bukaan saringan, serta contohnya
3. Apakah bisa menggunakan zat lain selain NaOH untuk menguji zat organic
4. Kenapa benda uji kadar lumpur menggunakan agregat harus, tidak
menggunakan agregat kasar?
5. Apa yang perlu dibenahi pada praktikum kali ini?

JAWAB
1. Agar kita bisa mendapatkan agregatnya pas 2500gram. Karena pada proses
pembakaran di oven pastinya akan mengurangi agregatnya.

2. Gradasi agregat ditentukan dengan cara analisa saringan, dimana sampel agregat
harus melalui satu set saringan. Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan jaringan
kawat dan nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan kawat per inchi
pesegi dari saringan tersebut.

Contoh nomor saringan pada agregat halus yaitu 1 mm,3/4 mm, 3/8 mm, 4 mm, 8
mm, 10 mm. Dan untuk pada nomor saringan pada agregat kasar yaitu 3/8 mm, 4
mm, 16 mm, 200 mm, 10 mm, 30 mm, 50 mm, 100 mm.
3. Zat organik yang terkandung dalam agregat halus umumnya berasal dari
penghancuran zat-zat tumbuhan, terutama yang berbentuk asam tanin dan lumpur
organik. Oleh karena itu bahan yang paling pas adalah bahan yang mengandung basa
agar terjadi reaksi, makanya kita menggunakan NaOH dan NaOH merupkan zat yang
bersifat basa kuat.

4. Karena lumpur pada dasarnya lebih banyak bercampurnya dengan pasir (agregat
halus), sedangkan pada agregat kasar hanya sedikit. Dan terdapat syarat juga yaitu
pasir yang dapat digunakan sebagai agregat untuk pembuatan beton harus memiliki
kandungan lumpur <5% dari berat kering.

5. Menurut saya praktikum online yang seperti ini sangat bermanfaat bagi yang
sebelumnya sudah menonton video dan membaca materi terlebih dahulu. Karena
dengan adanya review dari kakak asprak itu akan memperkuat pemahaman. Jadi,
saran saya untuk kedepannya tetap seperti tadi dan tidak ada yang perlu dibenahi.

Anda mungkin juga menyukai