1.1 MAKSUD
Maksud dari percobaaan ini adalah untuk memeriksa kadar air dalam suatu contoh
tanah. Dimana pengertian kadar air tanah yaitu 0.
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dan berat kering tanah
yang dinyatakan dalam persen. Kegunaan hasil kadar air ini juga dapat diterapkan untuk
menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada tanah kohesif konsistensi
tanah, pengujian penentuan batas cair dan batas plastis tanah tergantung dari nilai kadar
airnya. Maka pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar air tanah yang
terkandung dalam suatu contoh tanah.
1.2 PERALATAN
a. Cawan kosong
b. Cawan porselen
d. Saringan No. 4
e. Timbangan
f. Oven pengering
g. DesikatoR
1.3 BENDA UJI
Berat minimum material basah yang dipilih untuk mewakili contoh uji total, harus
sesuai dengan ketentuan Tabel 1.1
Ukuran Ukuran Berat minimum benda uji Berat minimum benda uji
partikel saringan basah yang basah yang
maksimum standar direkomendasikan untuk direkomendasikan untuk
(100% lolos) kadar air yang dilaporkan kadar air yang dilaporkan
pada ±0,1% pada ±1%
Keterangan *harus digunakan untuk yang mewakili tidak kurang dari 20 gram. Jika berat
contoh uji total yang digunakan tidak ditemukan berat persyaratan minimum yang tersedia
pada tabel diatas. Laporkan bahwa seluruh uji digunakan untuk pengujian. Sumber: SNI
1965:2008
1.4 PELAKSANAAN
1.5 BAGAN ALIR
1.6 HITUNGAN
1.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
1.8 ANALISIS HITUNGAN
1.9 PEMBAHASAN
1.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN II
PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
(ASTM D 854: SNI-1964-2008)
2.1 MAKSUD
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat jenis suatu contoh tanah
yang lolos saringan 4,75 mm dengan menggunakan alat piknometer. Maka pengujian ini
bertujuan untuk menentukan hasil perbandingan antara berat butir tanah dengan air suling
pada volume dan suhu tertentu sehingga kita dapat menentukan berat jenis tanah. Pengujian
ini juga dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya.
2.2 PERALATAN
a. Cawan
b. Cawan porselen
c. Thermometer
d. Penggerus (penumbuk)
e. Piknometer
f. Air destilasi
h. Saringan No. 4
i. Corong kaca
j. Desikator
k. Timbangan
a. Tanah yang digunakan pada uji berat jenis dilakukan terhadap benda uji kering oven
lolos saringan No.4 (4,75 mm) atau saringan No. 10 (2,00 mm).
b. Apabila tanah mengandung partikel lebih besar saringan No. 4 (4,75 mm), maka
bagian yang tertahan saringan No.4 (4,75 mm) gumpalan tanah dihancurkan di dalam
cawan porselen menggunakan penumbuk / penggerus dengan kepala berlapis plastik.
c. Apabila tanah merupakan gabungan dari partikel yang lebih besar dan lebih kecil dari
saringan No.4 (4,75 mm), maka contoh tanah harus dipisahkan menggunakan
saringan No.4 (4,75 mm). Kemudian masing-masing dikerjakan sendiri, nilai berat
jenis tanah diambil dari rata-rata keduanya.
d. Berat dari contoh uji kering oven paling sedikit 25 gram dengan menggunakan botol
ukur, dan sedikitnya 10 gram apabila menggunakan botol yang dilengkapi dengan
penutupnya.
e. Contoh tanah harus dikeringkan selama paling kurang 12 jam atau sampai beratnya
tetap, dalam sebuah oven dengan temperatur 110°C±5°C, kemudian dinginkan dalam
desikator.
f. Pengujian berat jenis dilakukan dengan system ganda (duplo) dan hasilnya dirata-
ratakan.
2.4 PELAKSANAAN
2.5 BAGAN ALIR
2.6 HITUNGAN
2.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
2.8 ANALISIS HITUNGAN
2.9 PEMBAHASAN
2.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN III
PENENTUAN BATAS AIR CAIR TANAH
(ASTM D 4318;SNI-1976-2008)
3.1 MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas cair suatu tanah. Hasil uji batas
cair ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada
tanah kohesif, Konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping itu nilai
batas cair dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas tanah yaitu batas cair
dikurangi dengan nilai batas plastisitas Standar ini berisikan ruang lingkup, persyaratan
peralatan, benda uji, pemilihan benda uji, prosedur uji, perhitungan serta ketelitian dan
penyimpangan.
3.2 PERALATAN
a. Alat uji cair mekanik (Casagrande)
d. Cawan porselen
f. Spatula
3.4 PELAKSANAAN
1. Menyiapkan benda uji dengan ketentuan apabila tanah memiliki butiran kasar maka
tanah dihaluskan menggunakan penggerus.
3. Setelah tanah disaring masukan kedalam cawan porselen ke atas timbangan dan nol
set timbangan.
4. Masukan tanah ke cawan porselen dan menimbang benda uji dengan berat 100 gram.
5. Masukan air destilasi ke dalam cawan dan aduk menggunakan spatula hingga benda
uji berbentuk pasta.
6. Jika sudah berbentuk pasta masukan benda uji ke dalam cawan kuningan tebal 10mm.
7. Membelah benda uji menjadi 2 bagian untuk membuat alur menggunakan Grooving
tool.
11. Masukan benda uji ke dalam cawan kosong dengan membagi dua benda uji lalu
menimbang cawan yang telah terisi benda uji tersebut jangan lupa kita nol set terlebih
dahulu, dan catat hasilnya di form.
12. Masukan cawan yang terisi benda uji ke dalam oven selama ± 12-16 jam dengan suhu
110°.
13. Mengeluarkan benda uji dari oven, dan masukan benda uji ke dalam Desikator untuk
membuat benda uji menjadi suhu ruangan.
15. Lakukan penimbangan terhadap benda uji dan jangan lupa kita nol set, jika sudah
lanjut untuk mencatat hasilnya.
3.5 BAGAN ALIR
3.6 HITUNGAN
3.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
3.8 ANALISIS HITUNGAN
3.9 PEMBAHASAN
3.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN IV
PENENTUAN BATAS PLASTIS DAN PLASTISITAS TANAH
(ASTM D 4318; SNI-1966-2008)
4.1 MAKSUD
Maksud percobaan adalah melakukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam
keadaan plastis dan angka indeks plastisitas suatu tanah. Batas plastis dihitung berdasarkan
presentasi brerat air terhadap berat tanah kering pada benda uji. Angka indeks plastisistas
tanah didapat setelah pengujian batas cair dan batas plastis selesai dilakukan. Angka indeks
plastisitas tanah adalah selisih angka batas cair (liquid limit,LL) dengan batas plastis
(plastic limit,PL).
Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.
Dalam cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisistas tanah ini metode
penggelengan terdiri dari 2 prosedur adalah penggelengan menggunakan telapak tangan dan
penggelengan menggunakan alat geleng batas cair.
4.2 PERALATAN
a. Ayakan no. 40
c. Cawan Porselen
d. Cawan Kosong
e. Spatula
f. Plat Kaca
g. Besi Pembanding
Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir kasar lebih besar dari
0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan yang khusus. Namun,
apabila contoh tanah masih mengandung butir-butir kasar (lebih besar dari 0,425). Pertama,
keringkan tanah dengan suhu udara atau dengan pengering suhu 60°C. Kemudian pecahkan
gumpalan-gumpalan tanah dengan cara digerus dalam cawan porselen dengan
penumbuk/penggerus dengan kepala penggerus terbungkus beberapa plastik, sehingga
butir-butir tidak rusak. Selanjutnya saring dengan ayakan No. 40 disingkirkan dan bagian
yang lewat saringan digunakan sebagai bahan uji.
4.4 PELAKSANAAN
1. Menghaluskan tanah menggunakan penggerus/penumbuk.
3. Menimbang benda uji seberat 20 gram, dengan nol set terlebih dahulu timbangan
yang akan digunakan.
4. Menambahkan air destilasi dengan menggunakan metode trial dan error sambil
mengaduk benda uji menggunakan spatula
5. Mencamprkan benda uji dengan air hingga dapat digulung dengan ketentuan 3mm
menggunakan besi pembanding hingga mendapatkan keretakan halus.
6. Menimbang cawan kosong, dengan nol set terlebih dahulu kemudian catat hasilnya.
7. Masukan benda uji ke cawan kosong kemudian timbang, kemudian catat hasilnya
dilaporan sementara.
8. Melakukan pengeringan benda uji dengan memasukan cawan berisi benda uji ke
dalam oven dengan suhu ± 110°C selama 12-16 jam.
9. Keluarkan benda uji dari dalam oven lalu masukan benda uji ke dalam desikator
untuk membuat benda uji mencapai suhu ruangan.
10. Keluarkan benda uji dari desikator, kemudian timbang benda uji dan catat hasilnya di
laporan sementara.
5.1 MAKSUD
Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan data dari
tanah subgrade, yang meliputi : batas susut, angka susut, susut volumetrik dan susut linear.
5.2 PERALATAN
a. Cawan porselen.
b. Spatel.
c. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter
e. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, pelat gelas dengan 3
paku, dan air raksa.
5.4 PELAKSANAAN
5.5 BAGAN ALIR
5.6 HITUNGAN
5.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
5.8 ANALISIS HITUNGAN
5.9 PEMBAHASAN
5.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN VI
PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH
(SNI-3423-2008)
6.1 MAKSUD
Maksud pengujian ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah
untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan no. 10 (tidak ada butir yang
lebih besar dari 2 mm). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer,
sedang ukuran butir-butir yang tertahan saringan no. 200 (0,075 mm) dilakukan
menggunakan saringan.
6.2 PERALATAN
a. Thermometer
b. Gelas ukur 1000 ml
c. Sodium
d. Cawan porselen
e. Hidrometer 151 H
f. Gelas kimia
g. Desikator
h. Timbangan
i. Pengaduk mekanik
j. Satu set saringan No. 10, 20, 40, 60, 140, 200
k. Benda uji lolos ayakan No.10 kering oven
6.3 BENDA UJI
Tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2 mm, tanah lembab yang diperoleh
dari lapangan dapat langsung digunakan sebagai benda uji tanpa harus dikeringkan
6.4 PELAKSANAAN
6.5 BAGAN ALIR
6.6 HITUNGAN
6.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
6.8 ANALISIS HITUNGAN
6.9 PEMBAHASAN
6.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
(SNI 1742:1989)
7.1 MAKSUD
Maksud percobaan kedatan tanah adalah untuk menentukan kadar air optimum dan
kepadatan kering maksimum apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.Kadar
air dan kepadatan maksimum ini dapat digunakan untuk menentukan syarat yang harus
dicapai pada pekerjaan pemadatan tanah dilapangan.Berdasarkan besarnya tenaga
pemdatan yang dilakukan ada dua macam yaitu pemadatan tanah ringan dan pemadatan
tanah berat.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah yang dipadatkan didalam cetakan berukuran tertentu dengan penumbuk
4,54kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 425mm.Cara uji ini mencakup
kententuan mengenai peralatan,cara pengujian dan contoh uji,cara pengerjaan,perhitungan
dan pelaporan.
7.2 PERALATAN
a. Cawan porselen.
b. Spatel.
c. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter
4,44 cm dan tinggi 1,27 cm.
a. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masi dalam keadaan basah atau
lembab, contoh tanah tersebut harus dikeringakan terlebih dahulu sehingga menjadi
gembur. Pengeringan dapat dilakukan di udara atau dengan alat pengering lain dengan
temperature tidak lebih dari 60℃. Kemudian gumpalan-gumpalan tanah tersebut
ditumbuk sedemikian rupa untuk menghindari pengurangan ukuran butiran aslinya
atau pecah.
b. Saring jumlah tanah yang mewakili dengan saringan 4,75 mm untuk cara A dan cara
B, dan dengan saringan 19,00 mm untuk cara C dan cara D.
c. Contoh tanah yang telah disalin dipersiapkan dengan jumlah yang sesuai dengan cara
ujinya (lihat Tabel 7 atau Tabel 8).
d. Masing-masing contah tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata. Perbedaan
kadar air masing-masing contoh tanah sekitar 1% sampai dengan 3%.
e. Masing-masing contoh uji dimasukkan ke dalam kantong plastic atau wadah lainnya
dan ditutup rapat, kemudian diamkan selama; 3 jam untuk contoh uji berupa kerikil
dan pasir kelanauan/kelempungan; 12 jam untuk contoh uji berupa lanau dan 24 jam
untuk contoh uji berupa tanah lempung, sedangkan untuk contoh uji berupa kerikil
dan pasir tidak perlu didiamkan.
7.4 PELAKSANAAN
7.5 BAGAN ALIR
7.6 HITUNGAN
7.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
7.8 ANALISIS HITUNGAN
7.9 PEMBAHASAN
7.10 KESIMPPULAN
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
(ASTM D 1883-00; SNI 1744-2012)
8.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
material lapis tanah dasar, fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang didaur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang. Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk
mengevaluasi kekuatan material kohesif dengan ukuran butir maksimum kurang dari 19,0
mm (3/4 inci).
8.2 PERALATAN
a. Jangka sorong
b. Cetakan mold
c. Keping alas
d. Kuping
e. Plat perata
f. Cawan kosong
g. Penumbuk
h. Centong
i. Air
j. Pelumas
k. Contoh tanah (benda uji)
l. Alas (plat)
8.3 BENDA UJI
a. Ambil contoh tanah kering udara seperti yang digunakan pada percobaan
pengujian kepadatan tanah, sebanyak 3 contoh dengan berat masing- masing ± 6,8 kg.
b. Bila kadar air tanah 𝜔𝑜 > 𝜔𝑜𝑝𝑡 maka contoh tanah boleh dikeringkan udara. Bila
kadar air telah dicapai maka kadar air telah sesuai dengan berat tanah menjadi:
a. (100 + ωo)
Campur material tanah dan air tersebut sampai akhir mencapai kadar air optimum.
c. Masukan contoh tersebut ke dalam dan tutup agar tidak terjadi penguapan. Diamkan
selama; 3 jam untuk contoh uji berupa kerikil dan pasir.
8.4 PELAKSANAAN
8.5 BAGAN ALIR
8.6 HITUNGAN
8.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
8.8 ANALISIS HITUNGAN
8.9 PEMBAHASAN
8.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN IX
PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT KONUS
PASIR (SAND CONE)
(SNI-2828-1992)
9.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan
dengan cara menggunakan volume lubang secara langsung.Tujuan metode ini adalah
memperoleh angka kepadatan lapangan (γd).
9.2 PERALATAN
a. Linggis
b. Palu karet
c. Kuas
d. Penggaris/mistar
e. Palu besi
f. Meteran
g. Sekop
h. Pasir otawa
i. Paku
j. Corong kalibrasi
k. Botol transparan
l. Plat dudukan
m. Plat kaca
n. Kaleng lapangan
9.3 BENDA UJI
Lapisan tanah atau lapis podasi bahwa berupa sirtu dan batu pecah yang akan diuji
yang mengandung butir berukuran tidak lebih dari 5 cm, harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan membuat lubang berdiameter 16,51 cm,kedalaman 10 cm sampai 15 cm.
9.4 PELAKSANAAN
1. Menimbang corong dan botol kosong dan mencatat hasilnya dilaporan sementara,
kemudian memasukan pasir ke dalam botol kosong secara perlahan-lahan dengan cara
mengeketuk-ngetuk sampai terisi penuh.
2. Kemudian membalikan botol dan membuka katup penutup corong agar pasir keluar
secara perlahan dan menunggu sampai pasir tidak keluar lagi dari dalam botol
kemudian mengunci kembali katup penutup corong untuk menahan pasir yang ada
dalam botol, Kemudian menimbang kembali pada sisa pasir yang tersisa dan mencatat
hasilnya.
3. Sebelum pengujian sand cone lapangan, terlebih dahulu menimbang kaleng kosong
dan cawan kosong kemudian mencatat hasilnya di laporan sementara.
4. Kemudian memasang plat lapangan lalu menggali sedalam 10 cm kemudian
mengambil sampel tanah di cawan kosong dan sisanya di masukan kedalam kaleng
lapangan.
5. Kemudian membalik corong yang berisi pasir otawa lalu membuka katup penutup dan
mengeketuk-ngetuk hingga pasir terisi penuh ke dalam lubang hingga tidak terjadi
penurunan, lalu menutup katup penutupnya dan menimbang pasir yang tersisa lalu
mencatat hasilnya.
6. Kemudian menimbang kaleng yang berisi tanah dari galian lubang tadi dan mencatat
hasilnya, lalu menimbang lagi cawan yang telah di isi sampel tanah dan mencatat
hasilnya.
7. Kemudian mengoven selama 12-16 jam, selanjutnya melakukan kalibrasi dengan cara
mengisi air dalam botol transparan sampai penuh dan menimbang berat
air+botol+corong dan mencatat hasilnya lalu mengukur suhu pada air tersebut dan
mencatat kembali di laporan sementara.Setelah mendiamkan benda uji dalam oven
selama 12-16 jam, kemudian mengambil benda uji lalu mendinginkan beberapa saat
dan melakukan penimbangan kembali untuk mencatat hasilnya di laporan sementara.
9.5 BAGAN ALIR
MULAI
Memasukkan pasir ke dalam botol kosong dan mengetuk- ngetuk sampai terisi penuh
Melakukan penimbangan kembali botol dan corong yang sudah berisi pasir
Mengambil sampel tanah di cawan kosong dan sisanya di massukan ke dalam kaleng
lapangan.
Membalikkan corong berisi pasir otawa, membuka katup penutupnya dan mengetuk-
ngetuk hingga pasir terisi penuh, lalu menutup kembali dan menimbangnya.
SELESAI
9.6 HITUNGAN
1. Berat isi botol pasir = volume botol (V b ¿
w₂-w₁
Vb=
Pw
Keterangan :
Vb = berat isi botol pasir/volume botol, cm3
W1 = berat botol kosong + corong, gr
W2 = berat botol + air + corong, gr
Ρw = kerapatan relatif air berdasarkan temperature air ketika W 2
2. Berat isi pasir ( γρ )
w₃-w₁
γ p=
Vb
keterangan :
γρ = berat isi pasir, gr/cm3
W1 = berat botol kosong + corong, gr
W3 = berat botol + air + corong, gr
Vb = berat isi botol pasir/volume botol cm3
3. Berat isi tanah kering
γd
γd Lap= . 100%
100+
keterangan :
γd Lap = berat isi tanah kering, gr/cm3
W9
γd = = berat tanah isi bersih, gr/cm3
V
W 13
V= = volume pasir dalam lubang, cm3
γd
ω = kadar air tanah lapangan, %
W 9 = W 8 −W 7 = berat tanah basah, gr
W 13 = W 12−W 6 = berat pasir dalam lubang, gr
W 12 = W 10 −W 11 = berat pasir dalam corong dan lubang, gr
W8 = berat kaleng/wadah + tanah basah, gr
W7 = berat kaleng/wadah kosong, gr
W 6 = = W 4 −W 5 = berat pasir dalam corong, gr
W 11 = berat botol + sisa pasir + corong, gr
W 10 = berat botol + pasir + corong, gr
W4 = berat botol + pasir + corong (saat kalibrasi), gr
W5 = berat botol + sisa pasir + corong (saat kalibrasi),gr
4. Derajat kepadatan
γ d Lap
Dejarat kepadatan = . 100%
γ d Lab.95%
keterangan :
γ d Lap = berat isi tanah kering, gr/cm3
γ d Lap . 95 % = kepadatan laboratorium 95%, gr/cm3
c) Nomor Titik 3
Berat isi tanah basah γρ = 1.838 gr
Kadar air rata-rata %(ω) titik 3 = 13,292 %
Berat isi tanah kering γd Lap = 1,622 gr
7. Kepadatan Laboratorium 95%
a) Nomor Titik 1
Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,689 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% (γd Lab 95%) = 1,6046 gr/cm3
b) Nomor Titik 2
Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,689 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% (γd Lab 95%) = 1,6046 gr/cm3
c) Nomor Titik 3
Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,689 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% (γd Lab 95%) = 1,6046 gr/cm3
8. Derajat kepadatan
a) Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,248 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% ( γd Lab 95% ) = 1,6046 gr/cm3
γd Lab 1,248
Derajat lepadatan x 100 % = x 100%
γd Lab 95 % 1,6046
= 77,799 %
b) Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,916 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% ( γd Lab 95% ) = 1,6046 gr/cm3
γd Lab 1,916
Derajat lepadatan x 100 % =
γd Lab 95 % 1,6046
= 119,422
9.12 KESIMPULAN
Menimbang corong dan botol kosong
Memasukkan pasir ke dalam botol kosong dan mengetuk- ngetuk sampai terisi penuh
Melakukan penimbangan kembali botol dan corong yang sudah berisi pasir
Mengambil sampel tanah di cawan kosong dan sisanya di massukan ke dalam kaleng lapangan.
Membalikkan corong berisi pasir otawa, membuka katup penutupnya dan mengetuk-ngetuk
hingga pasir terisi penuh, lalu menutup kembali dan menimbangnya.