Anda di halaman 1dari 82

PERCOBAAN I

PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH


(ASTM D 2216; SNI 1965:2008)

1.1 MAKSUD
Maksud dari percobaaan ini adalah untuk memeriksa kadar air dalam suatu contoh
tanah. Dimana pengertian kadar air tanah yaitu 0.

perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dan berat kering tanah
yang dinyatakan dalam persen. Kegunaan hasil kadar air ini juga dapat diterapkan untuk
menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada tanah kohesif konsistensi
tanah, pengujian penentuan batas cair dan batas plastis tanah tergantung dari nilai kadar
airnya. Maka pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar air tanah yang
terkandung dalam suatu contoh tanah.

1.2 PERALATAN
a. Cawan kosong

b. Cawan porselen

c. Tanah seberat 20 gram yang telah lolos saringan No. 4

d. Saringan No. 4

e. Timbangan

f. Oven pengering

g. DesikatoR
1.3 BENDA UJI
Berat minimum material basah yang dipilih untuk mewakili contoh uji total, harus
sesuai dengan ketentuan Tabel 1.1
Ukuran Ukuran Berat minimum benda uji Berat minimum benda uji
partikel saringan basah yang basah yang
maksimum standar direkomendasikan untuk direkomendasikan untuk
(100% lolos) kadar air yang dilaporkan kadar air yang dilaporkan
pada ±0,1% pada ±1%

≤2,0 mm No. 10 20 gram 20 gram *


4,75 mm No. 4 100 gram 20 gram *
9,5 mm 3/8 in 500 gram 50 gram
19,0 mm 3/4 in 2,5 kg 250 gram
37,5 mm 1 1/2 in 10 kg 1 kg
75,0 mm 3 in 50 kg 5 kg

Tabel 1. 1 Berat minimum benda uji berat jenis

Keterangan *harus digunakan untuk yang mewakili tidak kurang dari 20 gram. Jika berat
contoh uji total yang digunakan tidak ditemukan berat persyaratan minimum yang tersedia
pada tabel diatas. Laporkan bahwa seluruh uji digunakan untuk pengujian. Sumber: SNI
1965:2008
1.4 PELAKSANAAN
1.5 BAGAN ALIR
1.6 HITUNGAN
1.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
1.8 ANALISIS HITUNGAN
1.9 PEMBAHASAN
1.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN II
PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
(ASTM D 854: SNI-1964-2008)

2.1 MAKSUD
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat jenis suatu contoh tanah
yang lolos saringan 4,75 mm dengan menggunakan alat piknometer. Maka pengujian ini
bertujuan untuk menentukan hasil perbandingan antara berat butir tanah dengan air suling
pada volume dan suhu tertentu sehingga kita dapat menentukan berat jenis tanah. Pengujian
ini juga dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya.

2.2 PERALATAN
a. Cawan

b. Cawan porselen

c. Thermometer

d. Penggerus (penumbuk)

e. Piknometer

f. Air destilasi

g. Tanah yang lolos ayakan No. 10

h. Saringan No. 4

i. Corong kaca

j. Desikator
k. Timbangan

2.3 BENDA UJI


Benda uji berat jenis dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tanah yang digunakan pada uji berat jenis dilakukan terhadap benda uji kering oven
lolos saringan No.4 (4,75 mm) atau saringan No. 10 (2,00 mm).
b. Apabila tanah mengandung partikel lebih besar saringan No. 4 (4,75 mm), maka
bagian yang tertahan saringan No.4 (4,75 mm) gumpalan tanah dihancurkan di dalam
cawan porselen menggunakan penumbuk / penggerus dengan kepala berlapis plastik.
c. Apabila tanah merupakan gabungan dari partikel yang lebih besar dan lebih kecil dari
saringan No.4 (4,75 mm), maka contoh tanah harus dipisahkan menggunakan
saringan No.4 (4,75 mm). Kemudian masing-masing dikerjakan sendiri, nilai berat
jenis tanah diambil dari rata-rata keduanya.
d. Berat dari contoh uji kering oven paling sedikit 25 gram dengan menggunakan botol
ukur, dan sedikitnya 10 gram apabila menggunakan botol yang dilengkapi dengan
penutupnya.
e. Contoh tanah harus dikeringkan selama paling kurang 12 jam atau sampai beratnya
tetap, dalam sebuah oven dengan temperatur 110°C±5°C, kemudian dinginkan dalam
desikator.
f. Pengujian berat jenis dilakukan dengan system ganda (duplo) dan hasilnya dirata-
ratakan.
2.4 PELAKSANAAN
2.5 BAGAN ALIR
2.6 HITUNGAN
2.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
2.8 ANALISIS HITUNGAN
2.9 PEMBAHASAN
2.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN III
PENENTUAN BATAS AIR CAIR TANAH
(ASTM D 4318;SNI-1976-2008)

3.1 MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas cair suatu tanah. Hasil uji batas
cair ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada
tanah kohesif, Konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping itu nilai
batas cair dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas tanah yaitu batas cair
dikurangi dengan nilai batas plastisitas Standar ini berisikan ruang lingkup, persyaratan
peralatan, benda uji, pemilihan benda uji, prosedur uji, perhitungan serta ketelitian dan
penyimpangan.

3.2 PERALATAN
a. Alat uji cair mekanik (Casagrande)

b. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram

c. Botol dan air destilasi

d. Cawan porselen

e. Alat pembalut Alur (Groving Tool)

f. Spatula

g. Penyumbuk/Penggerus digunakan untuk menghaluskan tanah

h. Saringan No 40 dan Pan Penadah


i. Oven

j. Form Sementara Untuk mencatat hasil Pengujian

3.3 BENDA UJI


Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak ± 100 gram.
Contoh tanah harus bebas atau tanah telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari
0,425 mm (tertahan saringan No.40). Contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-
butir kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa
persiapan lebih dulu. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula
keringkan dalam suhu udara (atau dengan pengering suhu 60°C). Pecahkan gumpalan tanah
dengan digerus dalam cawan porselen dengan penumbuk dengan kepala terbungkus
beberapa lapis plastik, sehingga butir-butir tidak rusak. Bagian yang tertahan saringan No
40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

3.4 PELAKSANAAN
1. Menyiapkan benda uji dengan ketentuan apabila tanah memiliki butiran kasar maka
tanah dihaluskan menggunakan penggerus.

2. Masukan tanah hasil penggerusan ke saringan No 40 dan lakuakan pengayakan.

3. Setelah tanah disaring masukan kedalam cawan porselen ke atas timbangan dan nol
set timbangan.

4. Masukan tanah ke cawan porselen dan menimbang benda uji dengan berat 100 gram.

5. Masukan air destilasi ke dalam cawan dan aduk menggunakan spatula hingga benda
uji berbentuk pasta.

6. Jika sudah berbentuk pasta masukan benda uji ke dalam cawan kuningan tebal 10mm.
7. Membelah benda uji menjadi 2 bagian untuk membuat alur menggunakan Grooving
tool.

8. Memasang cawan kuningan ke alat casagrande, lanjut pengujian dengan


menghidupkan mesin casagrande, pengujian diberhentikan apabila alur pada benda
uji menyatu.

9. Menghitung jumlah ketukan yang terjadi hingga benda uji menyatu.

10. Menimbang cawan kosong dan mencatat hasilnya.

11. Masukan benda uji ke dalam cawan kosong dengan membagi dua benda uji lalu
menimbang cawan yang telah terisi benda uji tersebut jangan lupa kita nol set terlebih
dahulu, dan catat hasilnya di form.

12. Masukan cawan yang terisi benda uji ke dalam oven selama ± 12-16 jam dengan suhu
110°.

13. Mengeluarkan benda uji dari oven, dan masukan benda uji ke dalam Desikator untuk
membuat benda uji menjadi suhu ruangan.

14. Jika suhu sudah stabil keluarkan dari Desikator.

15. Lakukan penimbangan terhadap benda uji dan jangan lupa kita nol set, jika sudah
lanjut untuk mencatat hasilnya.
3.5 BAGAN ALIR
3.6 HITUNGAN
3.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
3.8 ANALISIS HITUNGAN
3.9 PEMBAHASAN
3.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN IV
PENENTUAN BATAS PLASTIS DAN PLASTISITAS TANAH
(ASTM D 4318; SNI-1966-2008)

4.1 MAKSUD
Maksud percobaan adalah melakukan batas terendah kadar air ketika tanah dalam
keadaan plastis dan angka indeks plastisitas suatu tanah. Batas plastis dihitung berdasarkan
presentasi brerat air terhadap berat tanah kering pada benda uji. Angka indeks plastisistas
tanah didapat setelah pengujian batas cair dan batas plastis selesai dilakukan. Angka indeks
plastisitas tanah adalah selisih angka batas cair (liquid limit,LL) dengan batas plastis
(plastic limit,PL).

Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.
Dalam cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisistas tanah ini metode
penggelengan terdiri dari 2 prosedur adalah penggelengan menggunakan telapak tangan dan
penggelengan menggunakan alat geleng batas cair.

4.2 PERALATAN
a. Ayakan no. 40

b. Penggerus atau penumbuk

c. Cawan Porselen

d. Cawan Kosong

e. Spatula

f. Plat Kaca
g. Besi Pembanding

4.3 BENDA UJI


Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 15 sampai 20
gram. Contoh tanah harus sudah bebas atau telah dipisahkan dari butir-butir yang lebih
besar dari 0,425 mm (tertahan diayakan No. 40).

Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir kasar lebih besar dari
0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan yang khusus. Namun,
apabila contoh tanah masih mengandung butir-butir kasar (lebih besar dari 0,425). Pertama,
keringkan tanah dengan suhu udara atau dengan pengering suhu 60°C. Kemudian pecahkan
gumpalan-gumpalan tanah dengan cara digerus dalam cawan porselen dengan
penumbuk/penggerus dengan kepala penggerus terbungkus beberapa plastik, sehingga
butir-butir tidak rusak. Selanjutnya saring dengan ayakan No. 40 disingkirkan dan bagian
yang lewat saringan digunakan sebagai bahan uji.

4.4 PELAKSANAAN
1. Menghaluskan tanah menggunakan penggerus/penumbuk.

2. Menyaring tanah menggunakan ayakan No 40.

3. Menimbang benda uji seberat 20 gram, dengan nol set terlebih dahulu timbangan
yang akan digunakan.

4. Menambahkan air destilasi dengan menggunakan metode trial dan error sambil
mengaduk benda uji menggunakan spatula

5. Mencamprkan benda uji dengan air hingga dapat digulung dengan ketentuan 3mm
menggunakan besi pembanding hingga mendapatkan keretakan halus.

6. Menimbang cawan kosong, dengan nol set terlebih dahulu kemudian catat hasilnya.
7. Masukan benda uji ke cawan kosong kemudian timbang, kemudian catat hasilnya
dilaporan sementara.

8. Melakukan pengeringan benda uji dengan memasukan cawan berisi benda uji ke
dalam oven dengan suhu ± 110°C selama 12-16 jam.

9. Keluarkan benda uji dari dalam oven lalu masukan benda uji ke dalam desikator
untuk membuat benda uji mencapai suhu ruangan.

10. Keluarkan benda uji dari desikator, kemudian timbang benda uji dan catat hasilnya di
laporan sementara.

4.5 BAGAN ALIR


4.6 HITUNGAN
4.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
4.8 ANALISIS HITUNGAN
4.9 PEMBAHASAN
4.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN V
PENENTUAN BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT
TANAH
(SNI-4144-2012)

5.1 MAKSUD
Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan data dari
tanah subgrade, yang meliputi : batas susut, angka susut, susut volumetrik dan susut linear.

5.2 PERALATAN
a. Cawan porselen.

b. Spatel.

c. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter

4,44 cm dan tinggi 1,27 cm.

d. Pisau perata (straight edge).

e. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, pelat gelas dengan 3
paku, dan air raksa.

f. Gelas dengan ukuran 25 cm.

g. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.

5.3 BENDA UJI


Siapkan kurang lebih 30 gram contoh tanah yang telah dibersikan dan butir-butir
tertahan saringan no. 40 (0,425 mm). Jika contoh tanah dari lapangan mengandung butir
butir yang lebih besar dari 0,425 mm, keringkan tanah di udara. Kemudian remukkan pada
mortar porselen dengan menggunakan pestel dengan kepala terbungkus karet, sehingga
butir-butir terpisah, tanpa merusak butir-butir. Kemudian saring dengan saringan no. 40,
maka bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.

5.4 PELAKSANAAN
5.5 BAGAN ALIR
5.6 HITUNGAN
5.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
5.8 ANALISIS HITUNGAN
5.9 PEMBAHASAN
5.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN VI
PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH
(SNI-3423-2008)

6.1 MAKSUD
Maksud pengujian ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah
untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan no. 10 (tidak ada butir yang
lebih besar dari 2 mm). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer,
sedang ukuran butir-butir yang tertahan saringan no. 200 (0,075 mm) dilakukan
menggunakan saringan.

6.2 PERALATAN

a. Thermometer
b. Gelas ukur 1000 ml
c. Sodium
d. Cawan porselen
e. Hidrometer 151 H
f. Gelas kimia
g. Desikator
h. Timbangan
i. Pengaduk mekanik

j. Satu set saringan No. 10, 20, 40, 60, 140, 200
k. Benda uji lolos ayakan No.10 kering oven
6.3 BENDA UJI
Tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2 mm, tanah lembab yang diperoleh
dari lapangan dapat langsung digunakan sebagai benda uji tanpa harus dikeringkan

6.4 PELAKSANAAN
6.5 BAGAN ALIR
6.6 HITUNGAN
6.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
6.8 ANALISIS HITUNGAN
6.9 PEMBAHASAN
6.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
(SNI 1742:1989)

7.1 MAKSUD
Maksud percobaan kedatan tanah adalah untuk menentukan kadar air optimum dan
kepadatan kering maksimum apabila dipadatkan dengan tenaga pemadatan tertentu.Kadar
air dan kepadatan maksimum ini dapat digunakan untuk menentukan syarat yang harus
dicapai pada pekerjaan pemadatan tanah dilapangan.Berdasarkan besarnya tenaga
pemdatan yang dilakukan ada dua macam yaitu pemadatan tanah ringan dan pemadatan
tanah berat.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah yang dipadatkan didalam cetakan berukuran tertentu dengan penumbuk
4,54kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 425mm.Cara uji ini mencakup
kententuan mengenai peralatan,cara pengujian dan contoh uji,cara pengerjaan,perhitungan
dan pelaporan.

7.2 PERALATAN
a. Cawan porselen.

b. Spatel.

c. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar, berdiameter
4,44 cm dan tinggi 1,27 cm.

d. Pisau perata (straight edge).


e. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, pelat gelas dengan 3
paku,dan air raksa.

f. Gelas dengan ukuran 25 cm.

g. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.

7.3 BENDA UJI

a. Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masi dalam keadaan basah atau
lembab, contoh tanah tersebut harus dikeringakan terlebih dahulu sehingga menjadi
gembur. Pengeringan dapat dilakukan di udara atau dengan alat pengering lain dengan
temperature tidak lebih dari 60℃. Kemudian gumpalan-gumpalan tanah tersebut
ditumbuk sedemikian rupa untuk menghindari pengurangan ukuran butiran aslinya
atau pecah.
b. Saring jumlah tanah yang mewakili dengan saringan 4,75 mm untuk cara A dan cara
B, dan dengan saringan 19,00 mm untuk cara C dan cara D.
c. Contoh tanah yang telah disalin dipersiapkan dengan jumlah yang sesuai dengan cara
ujinya (lihat Tabel 7 atau Tabel 8).
d. Masing-masing contah tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata. Perbedaan
kadar air masing-masing contoh tanah sekitar 1% sampai dengan 3%.
e. Masing-masing contoh uji dimasukkan ke dalam kantong plastic atau wadah lainnya
dan ditutup rapat, kemudian diamkan selama; 3 jam untuk contoh uji berupa kerikil
dan pasir kelanauan/kelempungan; 12 jam untuk contoh uji berupa lanau dan 24 jam
untuk contoh uji berupa tanah lempung, sedangkan untuk contoh uji berupa kerikil
dan pasir tidak perlu didiamkan.
7.4 PELAKSANAAN
7.5 BAGAN ALIR
7.6 HITUNGAN
7.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
7.8 ANALISIS HITUNGAN
7.9 PEMBAHASAN
7.10 KESIMPPULAN
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
(ASTM D 1883-00; SNI 1744-2012)

8.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
material lapis tanah dasar, fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang didaur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang. Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk
mengevaluasi kekuatan material kohesif dengan ukuran butir maksimum kurang dari 19,0
mm (3/4 inci).

8.2 PERALATAN

a. Jangka sorong
b. Cetakan mold
c. Keping alas
d. Kuping
e. Plat perata
f. Cawan kosong
g. Penumbuk
h. Centong
i. Air
j. Pelumas
k. Contoh tanah (benda uji)
l. Alas (plat)
8.3 BENDA UJI

a. Ambil contoh tanah kering udara seperti yang digunakan pada percobaan
pengujian kepadatan tanah, sebanyak 3 contoh dengan berat masing- masing ± 6,8 kg.

b. Bila kadar air tanah 𝜔𝑜 > 𝜔𝑜𝑝𝑡 maka contoh tanah boleh dikeringkan udara. Bila
kadar air telah dicapai maka kadar air telah sesuai dengan berat tanah menjadi:

b. Wbaru = W. (100 + ωopt)

a. (100 + ωo)

Wbaru = berat contoh tanah yang disiapkan, gr.

W = berat contoh tanah yang disiapkan pada pengujian


k kepadatan tanah, gr.
𝜔𝑜𝑝𝑡 = kadar air optimum, %

𝜔𝑜 = kadar air asli, %

Ww = berat penambahan air, gr.

Campur material tanah dan air tersebut sampai akhir mencapai kadar air optimum.

c. Masukan contoh tersebut ke dalam dan tutup agar tidak terjadi penguapan. Diamkan
selama; 3 jam untuk contoh uji berupa kerikil dan pasir.
8.4 PELAKSANAAN
8.5 BAGAN ALIR
8.6 HITUNGAN
8.7 DATA HASIL PRAKTIKUM
8.8 ANALISIS HITUNGAN
8.9 PEMBAHASAN
8.10 KESIMPULAN
PERCOBAAN IX
PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT KONUS
PASIR (SAND CONE)
(SNI-2828-1992)

9.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan
dengan cara menggunakan volume lubang secara langsung.Tujuan metode ini adalah
memperoleh angka kepadatan lapangan (γd).

9.2 PERALATAN

a. Linggis
b. Palu karet
c. Kuas
d. Penggaris/mistar
e. Palu besi
f. Meteran
g. Sekop
h. Pasir otawa
i. Paku
j. Corong kalibrasi
k. Botol transparan
l. Plat dudukan
m. Plat kaca
n. Kaleng lapangan
9.3 BENDA UJI
Lapisan tanah atau lapis podasi bahwa berupa sirtu dan batu pecah yang akan diuji
yang mengandung butir berukuran tidak lebih dari 5 cm, harus dipersiapkan terlebih dahulu
dengan membuat lubang berdiameter 16,51 cm,kedalaman 10 cm sampai 15 cm.
9.4 PELAKSANAAN
1. Menimbang corong dan botol kosong dan mencatat hasilnya dilaporan sementara,
kemudian memasukan pasir ke dalam botol kosong secara perlahan-lahan dengan cara
mengeketuk-ngetuk sampai terisi penuh.
2. Kemudian membalikan botol dan membuka katup penutup corong agar pasir keluar
secara perlahan dan menunggu sampai pasir tidak keluar lagi dari dalam botol
kemudian mengunci kembali katup penutup corong untuk menahan pasir yang ada
dalam botol, Kemudian menimbang kembali pada sisa pasir yang tersisa dan mencatat
hasilnya.
3. Sebelum pengujian sand cone lapangan, terlebih dahulu menimbang kaleng kosong
dan cawan kosong kemudian mencatat hasilnya di laporan sementara.
4. Kemudian memasang plat lapangan lalu menggali sedalam 10 cm kemudian
mengambil sampel tanah di cawan kosong dan sisanya di masukan kedalam kaleng
lapangan.
5. Kemudian membalik corong yang berisi pasir otawa lalu membuka katup penutup dan
mengeketuk-ngetuk hingga pasir terisi penuh ke dalam lubang hingga tidak terjadi
penurunan, lalu menutup katup penutupnya dan menimbang pasir yang tersisa lalu
mencatat hasilnya.
6. Kemudian menimbang kaleng yang berisi tanah dari galian lubang tadi dan mencatat
hasilnya, lalu menimbang lagi cawan yang telah di isi sampel tanah dan mencatat
hasilnya.
7. Kemudian mengoven selama 12-16 jam, selanjutnya melakukan kalibrasi dengan cara
mengisi air dalam botol transparan sampai penuh dan menimbang berat
air+botol+corong dan mencatat hasilnya lalu mengukur suhu pada air tersebut dan
mencatat kembali di laporan sementara.Setelah mendiamkan benda uji dalam oven
selama 12-16 jam, kemudian mengambil benda uji lalu mendinginkan beberapa saat
dan melakukan penimbangan kembali untuk mencatat hasilnya di laporan sementara.
9.5 BAGAN ALIR

MULAI

Menimbang corong dan botol kosong

Membaca dan mencatat hasilnya

Memasukkan pasir ke dalam botol kosong dan mengetuk- ngetuk sampai terisi penuh

Melakukan penimbangan kembali botol dan corong yang sudah berisi pasir

Membaca dan mencatat hasilnya

Sebelum pengujian sandcone, menimbang kaleng kosong dan cawan kosong

Membaca dan mencatat hasilnya

Memasang plat lapangan dan menggali lubang sedalam 10 cm

Mengambil sampel tanah di cawan kosong dan sisanya di massukan ke dalam kaleng
lapangan.

Membalikkan corong berisi pasir otawa, membuka katup penutupnya dan mengetuk-
ngetuk hingga pasir terisi penuh, lalu menutup kembali dan menimbangnya.

Membaca dan mencatat hasilnya

SELESAI
9.6 HITUNGAN
1. Berat isi botol pasir = volume botol (V b ¿
w₂-w₁
Vb=
Pw
Keterangan :
Vb = berat isi botol pasir/volume botol, cm3
W1 = berat botol kosong + corong, gr
W2 = berat botol + air + corong, gr
Ρw = kerapatan relatif air berdasarkan temperature air ketika W 2
2. Berat isi pasir ( γρ )
w₃-w₁
γ p=
Vb
keterangan :
γρ = berat isi pasir, gr/cm3
W1 = berat botol kosong + corong, gr
W3 = berat botol + air + corong, gr
Vb = berat isi botol pasir/volume botol cm3
3. Berat isi tanah kering
γd
γd Lap= . 100%
100+
keterangan :
γd Lap = berat isi tanah kering, gr/cm3
W9
γd = = berat tanah isi bersih, gr/cm3
V
W 13
V= = volume pasir dalam lubang, cm3
γd
ω = kadar air tanah lapangan, %
W 9 = W 8 −W 7 = berat tanah basah, gr
W 13 = W 12−W 6 = berat pasir dalam lubang, gr
W 12 = W 10 −W 11 = berat pasir dalam corong dan lubang, gr
W8 = berat kaleng/wadah + tanah basah, gr
W7 = berat kaleng/wadah kosong, gr
W 6 = = W 4 −W 5 = berat pasir dalam corong, gr
W 11 = berat botol + sisa pasir + corong, gr
W 10 = berat botol + pasir + corong, gr
W4 = berat botol + pasir + corong (saat kalibrasi), gr
W5 = berat botol + sisa pasir + corong (saat kalibrasi),gr
4. Derajat kepadatan
γ d Lap
Dejarat kepadatan = . 100%
γ d Lab.95%
keterangan :
γ d Lap = berat isi tanah kering, gr/cm3
γ d Lap . 95 % = kepadatan laboratorium 95%, gr/cm3

9.7 DATA HASIL PRAKTIKUM


9.8 Benda uji A No cawan (51)
Berat cawan kosong (w1) = gram
Berat cawan + Tanah basah (W₂) = gram
Berat cawan + Tanah kering (W₃) = gram
Berat air (W₂+ W₃) = gram
Berat tanah kering (w1- W₃) = 59,2 gram
W ₂−W ₃
Kadar air ¿∙ 100 % = gram
W ₃−w 1 ¿
Kadar air rata rata = gram
9.9 Benda uji A No cawan (25)
Berat cawan kosong (w1) = gram
Berat cawan + Tanah basah (W₂) = gram
Berat cawan + Tanah kering (W₃) = 60,3 gram
Berat air (W₂+ W₃) = %
Berat tanah kering (w1- W₃) = gram
W ₂−W ₃
Kadar air ¿∙ 100 % = gram
W ₃−w 1 ¿
Kadar air rata rata = gram

9.10 ANALISIS HITUNGAN


a. Kalibrasi Pasir Sand Cone
1. Nomor (1)
Berat botol kosong + corong (W1) = 684 gr
Berat botol + air penuh + corong (W2) = 5683 gr
Kerapatan relative air (ρω) = 0,99598
W 2−W 1 W 2−W 1
Volume botol (Vb = ) = Vb =
ρω ρω
5683−684
=
0,99598
= 5019,177
Berat botol + Pasir penuh + corong (W3) = 8870 gr
W 3−W 1 8870-684
Berat isi pasir, (ϒp = ) =
Vb 5019,177
= 1,631
Berat botol + pasir + corong (W4) = 8870 gr
Berat botol + sisa Pasir + corong (W5) = 7090 gr
Berat pasir dalam corong (W6 = W4-W5) = (8870-7090)
= 1780 gr
2. Nomor (2)
Berat botol kosong + corong (W1) = 682 gr
Berat botol + air penuh + corong (W2) = 5680 gr
Kerapatan relative air (ρω) = 0,99568
W 2−W 1 W 2−W 1
Volume botol (Vb = ) = Vb =
ρω ρω
5680−682
=
0,99568
= 5019,685
Berat botol + Pasir penuh + corong (W3) = 8866 gr
W 3−W 1 8866-682
Berat isi pasir, (ϒp = ) =
Vb 5019,685
= 1,630
Berat botol + pasir + corong (W4) = 8866 gr
Berat botol + sisa Pasir + corong (W5) = 7093 gr
Berat pasir dalam corong (W6 = W4-W5) = (8866-7093)
= 1773 gr
3. Nomor (3)
Berat botol kosong + corong (W1) = 680 gr
Berat botol + air penuh + corong (W2) = 5681 gr
Kerapatan relative air (ρω) = 0,99598
W 2−W 1 W 2−W 1
Volume botol (Vb = ) = Vb =
ρω ρω
5681−680
=
0,99598
= 5021,185
Berat botol + Pasir penuh + corong (W3) = 8970 gr
W 3−W 1 8970-680
Berat isi pasir, (ϒp = ) =
Vb 5021,19
= 1,651
Berat botol + pasir + corong (W4) = 8970 gr
Berat botol + sisa Pasir + corong (W5) = 7209 gr
Berat pasir dalam corong (W6 = W4-W5) = (8970-7209)
= 1761 gr
V 1+V 2+V 3
4. Volume rata-rata =
3
5019,177+5019,685+5021,185
=
3
= 5020,016
5. Selisih Vb dan Rata-rata
a) Nomor titik 1 = V1 - Vb rata-rata
= 5019,177 – 5020,016
= 0,839 gr
b) Nomor titik 2 = V2 - Vb rata-rata
= 5019,685 – 5020,016
= 0,331 gr
c) Nomor titik 3 = V3 - Vb rata-rata
= 5021,185 – 5020,016
= 1,169 gr
6. Berat isi pasir rata-rata
Berat isi pasir titik 1 γρ = 1,631 gr
Berat isi pasir titik 2 γρ = 1,630 gr
Berat isi pasir titik 3 γρ = 1,651 gr
γρ 1+γρ 2+ γρ 3
Berat isi pasir rata-rata =
3
1631+ 1630+1651
=
3
= 1,637 gr
7. Selisih γρ dengan γρ rata-rata
Syarat selisih γρ dengan γρ rata-rata tidak boleh > 1% γρ rata-rata
a) Nomor titik 1 = γρ rata−rata−γρ 1
= 1,637 – 1,631
= 0,397
b) Nomor titik 2 = γρ rata−rata−γρ 2
= 1,637 – 1,630
= 0,431
c) Nomor titik 3 = γρ rata−rata−γρ 3
= 1,637 – 1,651
= 0,828
8. Berat pasir dalam corong rata-rata
Berat pasir dalam corong (W6) titik 1 = 1780 gr
Berat pasir dalam corong (W6) titik 2 = 1773 gr
Berat pasir dalam corong (W6) titik 3 = 1761 gr
9. Selisih W6 dengan W6 Rata-rata
Syarat selisih W6 dengan W6 rata-rata tidak boleh > 1% dari W6 rata-rata
W 6 rata−rata−W 61
a) Nomor titik 1 = x 100%
W 6 rata−rata
1771,333−1780
= x 100%
1771,333
= 0,489
W 6 rata−rata−W 61
b) Nomor titik 2 = x 100%
W 6 rata−rata
1771,333−1773
= x 100%
1771,333
= 0,094
W 6 rata−rata−W 61
c) Nomor titik 3 = x 100%
W 6 rata−rata
1771,333−1761
= x 100%
1771,333
= 0,583
b. Kadar Air Tanah Lapangan
1. Berat Air
a) Nomor titik 1A
Berat cawan + Tanah basah (W2) = 45,1 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,7 gr
Berat air (W2-W3) = 45,1 – 40,7
= 4,4 gr
b) Nomor titik 1B
Berat cawan + Tanah basah (W2) = 43,7 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,7 gr
Berat air (W2-W3) = 43,7 – 40,7
= 3 gr
c) Nomor titik 2C
Berat cawan + Tanah basah (W2) = 36,6 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 33,2 gr
Berat air (W2-W3) = 36,6 – 33,2
= 3,4 gr
d) Nomor titik 2D
Berat cawan + Tanah basah (W2) = 31,4 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 28,7 gr
Berat air (W2-W3) = 31,4 – 28,7
= 2,7 gr
e) Nomor titik 3E
Berat cawan + Tanah basah (W2) = 45,3 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,9 gr
Berat air (W2-W3) = 45,3 – 40,9
= 4,4 gr
f) Nomor titik 3F
Berat cawan + Tanah basah (W2) = 40,16 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 37,1 gr
Berat air (W2-W3) = 40,16 – 37,1
= 3,06 gr
2. Berat tanah kering
a) Nomor titik 1A
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,7 gr
Berat tanah kering (W3-W1) = 40,7 – 11,3
= 29,4 gr
b) Nomor titik 1B
Berat cawan kosong (W1) = 11,4 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,7 gr
Berat tanah kering (W3-W1) = 40,7 – 11,4
= 29,3 gr
c) Nomor titik 2C
Berat cawan kering (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 33,2 gr
Berat tanah kering (W3-W1) = 33,2 – 11,3
= 21,9 gr
d) Nomor titik 2D
Berat cawan kering (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 31,3 gr
Berat tanah kering (W3-W1) = 31,3 – 11,3
= 17,5 gr
e) Nomor titik 3E
Berat cawan kering (W1) = 11,2 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,9 gr
Berat tanah kering (W3-W1) = 40,9 – 11,2
= 29,7 gr
f) Nomor titik 3F
Berat cawan kering (W1) = 11,1 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 37,1 gr
Berat tanah kering (W3-W1) = 37,1 – 11,1
= 26 gr
3. Kadar Air
a) Nomor titik 1A
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 45,1 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,7 gr
W 2−W 3 45 , 1−40 ,7
Kadar air, ω = x 100% =
W 3−W 1 40 ,7−11, 3
= 14,966 %
b) Nomor titik 1B
Berat cawan kosong (W1) = 11,4 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 43,7 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,7 gr
W 2−W 3 43 , 7−40 , 7
Kadar air, ω = x 100% =
W 3−W 1 40 , 7−11, 4
= 10,239 %
c) Nomor titik 2C
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 36,6 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 33,2 gr
W 2−W 3 36 , 6−33 , 2
Kadar air, ω = x 100% =
W 3−W 1 33 , 2−11 ,3
= 15,525 %
d) Nomor titik 2D
Berat cawan kosong (W1) = 11,2 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 31,4 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 28,7 gr
W 2−W 3 31, 4−28 ,7
Kadar air, ω = x 100% =
W 3−W 1 28 ,7−11, 2
= 15,429 %
e) Nomor titik 3E
Berat cawan kosong (W1) = 11,2 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 45,3 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 40,9 gr
W 2−W 3 45 , 3−40 , 9
Kadar air, ω = x 100% =
W 3−W 1 40 , 9−11, 2
= 14,815 %
f) Nomor titik 3F
Berat cawan kosong (W1) = 11,1 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 40,16 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 37,1 gr
W 2−W 3 40 , 16−37 ,1
Kadar air, ω = x 100% =
W 3−W 1 37 ,1−11,1
= 11,769 %
4. Kadar Air Rata-rata
a) Nomor titik 1
Kadar air Nomor Titik 1A = 14,966 %
Kadar air Nomor Titik 1B = 10,239 %
W 1 A+W 1 B
Kadar air rata-rata =
2
14,966+10,239
=
2
= 12,602 %
b) Nomor titik 2
Kadar air Nomor Titik 2C = 15,525 %
Kadar air Nomor Titik 2D = 15,429 %
W 2C +W 2 D
Kadar air rata-rata =
2
15,525+15,429
=
2
= 15,477 %
c) Nomor titik 3
Kadar air Nomor Titik 3E = 14,815 %
Kadar air Nomor Titik 3F = 11,769 %
W 3 E +W 3 F
Kadar air rata-rata =
2
14,815+11,769
=
2
= 13,292 %
c. Kepadatan Tanah Lapangan
1. Berat Tanah Basah
a) Nomor Titik 1
Berat kaleng atau wadah kosong (W7) = 342 gr
Berat kaleng atau wadah + tanah basah (W8) = 2220 gr
Berat tanah basah (W9 = W8 - W7) = 1878 gr
b) Nomor Titik 2
Berat kaleng atau wadah kosong (W7) = 342 gr
Berat kaleng atau wadah + tanah basah (W8) = 2200 gr
Berat tanah basah (W9 = W8 - W7) = 1858 gr
c) Nomor Titik 3
Berat kaleng atau wadah kosong (W7) = 342 gr
Berat kaleng atau wadah + tanah basah (W8) = 2370 gr
Berat tanah basah (W9 = W8 - W7) = 2028 gr
2. Berat Pasir dalam Corong dan Lubang
a) Nomor Titik 1
Berat botol + pasir + corong (W10) = 7599 gr
Berat botol + sisa pasir + corong (W11) = 3640 gr
Berat pasir dalam corong dan lubang (W12) = 7599 - 3640
= 3959 gr
b) Nomor Titik 2
Berat botol + pasir + corong (W10) = 7396 gr
Berat botol + sisa pasir + corong (W11) = 4254 gr
Berat pasir dalam corong dan lubang (W12) = 7396 - 4254
= 3142 gr
c) Nomor Titik 3
Berat botol + pasir + corong (W10) = 7649 gr
Berat botol + sisa pasir + corong (W11) = 4066 gr
Berat pasir dalam corong dan lubang (W12) = 7649 - 4066
= 3583 gr
3. Berat pasir dalam lubang
a) Nomor Titik 1
Berat pasir dalam corong dan lubang (W12) = 3959 gr
Berat pasir dalam corong (W6) = 1780 gr
Berat pasir dalam lubang (W13) = 2179 gr
b) Nomor Titik 2
Berat pasir dalam corong dan lubang (W12) = 3142 gr
Berat pasir dalam corong (W6) = 1773 gr
Berat pasir dalam lubang (W13) = 1369 gr
c) Nomor Titik 3
Berat pasir dalam corong dan lubang (W12) = 3583 gr
Berat pasir dalam corong (W6) = 1761 gr
Berat pasir dalam lubang (W13) = 1822 gr
4. Volume Pasir dalam Lubang
a) Nomor Titik 1
Berat pasir dalam lobang (W13) = 2179 gr
Berat isi pasir γρ = 1631 gr
W 13 2179
Volume dalam lobang Vc = =
γρ 1631
= 1336,0
b) Nomor Titik 2
Berat pasir dalam lobang (W13) = 1369 gr
Berat isi pasir γρ = 1630 gr
W 13 1369
Volume dalam lobang Vc = =
γρ 1630
= 839,7
c) Nomor Titik 3
Berat pasir dalam lobang (W13) = 1822 gr
Berat isi pasir γρ = 1651 gr
W 13 1822
Volume dalam lobang Vc = =
γρ 1651
= 1103,6
5. Berat Isi Tanah Basah
a) Nomor Titik 1
Berat tanah basah (W9) = 1878 gr
Volume pasir dalam lubang (Vc) = 1336,0
W9 1878
Berat isi tanah basah γρ = =
Vc 1336 , 0
= 1,406
b) Nomor Titik 2
Berat tanah basah (W9) = 1858 gr
Volume pasir dalam lubang (Vc) = 839,7
W9 1858
Berat isi tanah basah γρ = =
Vc 839 ,7
= 2,213
c) Nomor Titik 3
Berat tanah basah (W9) = 2028 gr
Volume pasir dalam lubang (Vc) = 1103,6 gr
W9 2028
Berat isi tanah basah γρ = =
Vc 1103, 6
= 1,838
6. Berat Isi Tanah Kering
a) Nomor Titik 1
Berat isi tanah basah γρ = 1,406 gr
Kadar air rata-rata %(ω) titik 1 = 12,602 %
Berat isi tanah kering γd Lap = 1,248 gr
b) Nomor Titik 2
Berat isi tanah basah γρ = 2,213 gr
Kadar air rata-rata %(ω) titik 2 = 15,477 %
Berat isi tanah kering γd Lap = 1,916 gr

c) Nomor Titik 3
Berat isi tanah basah γρ = 1.838 gr
Kadar air rata-rata %(ω) titik 3 = 13,292 %
Berat isi tanah kering γd Lap = 1,622 gr
7. Kepadatan Laboratorium 95%
a) Nomor Titik 1
Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,689 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% (γd Lab 95%) = 1,6046 gr/cm3
b) Nomor Titik 2
Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,689 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% (γd Lab 95%) = 1,6046 gr/cm3
c) Nomor Titik 3
Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,689 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% (γd Lab 95%) = 1,6046 gr/cm3
8. Derajat kepadatan
a) Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,248 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% ( γd Lab 95% ) = 1,6046 gr/cm3
γd Lab 1,248
Derajat lepadatan x 100 % = x 100%
γd Lab 95 % 1,6046
= 77,799 %
b) Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,916 gr/cm3
Kepadatan labolatorium 95% ( γd Lab 95% ) = 1,6046 gr/cm3
γd Lab 1,916
Derajat lepadatan x 100 % =
γd Lab 95 % 1,6046
= 119,422

c) Kepadatan maksimum labolatorium γd Lab = 1,622 gr/cm3


Kepadatan labolatorium 95% ( γd Lab 95% ) = 1,6046 gr/cm3
γd Lab 1,622
Derajat lepadatan x 100 % =
γd Lab 95 % 1,6046
= 101,092
9. Derajat kepadata rata-rata
Derajat Kepadatan Titik 1 = 77,799
Derajat Kepadatan Titik 2 = 119,422
Derajat Kepadatan Titik 3 = 101,092
Derajat kepadatan rata- rata =
Derajat kepadatan 1+derajat kepadatan 2+derajat kepadatan 3
3
77,799+119,422+101,092
3
= 99,438 %
9.11 PEMBAHASAN
Jika di labotarium kepadatan ditentukan dengan pengujian proktor, maka kepadatan
lapangan diukur dengan berbagai metode yang umum digunakan yaitu, sand cone rekber
bollor dan menlar chessingtept.
Sand cone adalah alat yang digunakan untuk tes pengujian dalam hal ini untuk
menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir, baik itu
lapisan tanah atau perkerasan lapisan tanah yang dipadatkan.
Percobaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di
lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu
perbandingan antara yd lapangan (kerucut pasir) dengan yd maks. hasil percobaan
pemadatan di laboratorium dalam persentase lapangan.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki
sifat-sifat teknisnya, Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting untuk
diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat keringnya. Pengujian untuk control pemadatan
di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu proyek.
Selain itu test sand cone bertujuan untuk menentukan derajat kepadatan lapangan
yang didapat dari presentase perbandingan antara berat isi tanah kering di lapangan
(kepadatan kering lapangan) dan berat isi tanah kering pada saat pengujian di laboratorium
(kepadatan standar).

Gambar 9. 1 Metode Sandcone (kerucut pasir)


Percobaan ini dilakukan untuk menentukan nilai berat SSD kering (kepadatan tanah
asli), hasil pengujian atau pekerjaan pemadatan dilakukan baik pada tanah kohesif maupun
tanah non kohesif untuk mengevaluasi perbandingan antara γd lapangan dengan γd
maksimum hasil percobaan pemadatan dilabotarium dalam presentase lapangan.

9.12 KESIMPULAN
Menimbang corong dan botol kosong

Membaca dan mencatat hasilnya

Memasukkan pasir ke dalam botol kosong dan mengetuk- ngetuk sampai terisi penuh

Melakukan penimbangan kembali botol dan corong yang sudah berisi pasir

Membaca dan mencatat hasilnya

Sebelum pengujian sandcone, menimbang kaleng kosong dan cawan kosong

Membaca dan mencatat hasilnya

Memasang plat lapangan dan menggali lubang sedalam 10 cm

Mengambil sampel tanah di cawan kosong dan sisanya di massukan ke dalam kaleng lapangan.

Membalikkan corong berisi pasir otawa, membuka katup penutupnya dan mengetuk-ngetuk
hingga pasir terisi penuh, lalu menutup kembali dan menimbangnya.

Anda mungkin juga menyukai