1.1 MAKSUD
Maksud uji penentuan kadar air tanah adalah untuk memeriksa kadar air
suatu contoh tanah. Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam tanah dan berat kering tanah yang dinyatakan dalam
persen.Tujuan uji kadar air ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi
perilaku material dan sifatnya, pada tanah kohesif konsistensi tanah tergantung
dari nilai kadar airnya.
1.2 PERALATAN
Berat minimum material basah yang dipilih untuk mewakili contoh uji
total, harus sesuai dengan ketentuan Tabel 1.
1
Tabel 1. Berat minimum benda uji berat jenis
Berat minimum Berat minimum
benda uji basah benda uji basah
yang yang
Ukuran pantikel Ukuran saringan direkomendasikan direkomendasikan
standar untuk kadar air untuk kadar air
maksimum yang dilaporkan yang di laporkan
(100% lolos) pada ± 0.1 % pada ± 1 %
1.4 PELAKSANAAN
a. Menimbang dan mencatat berat cawan kering yang kosong tanpa benda uji
beserta tutupnya,untuk mendapatkan nilai (W1).
b. Memasukkan benda uji ke dalam cawan yang telah lulus uji dengan
saringan no.4 lalu ditimbang lagi beserta tutupnya untuk mendapatkan nilai
(W2),lakukan cara yang sama pada cawan ke dua lalu buka tutupnya.
c. Kemudian memasukkan cawan yang berisi benda uji ke dalam oven
dengan suhu 110 º C,melakukan pengovennya sekitar 12-16 jam,setelah
2
menunggu proses pengovenan keluarkan cawan dari oven. Sebelum
menimbang dimasukkan ke dalam desikator untuk menstabilkan suhunya
d. Setelah suhu stabil benda uji beserta cawan dikeluarkan dari dalam
desikator,tutup cawan lalu timbang untuk mendapatkan nilai berat kering
tanah (W3),lalukan cara yang sama pada cawan ke dua.
3
1.5 BAGAN ALIR PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
Mulai
Selesa
i
4
1.6 HITUNGAN
ω= W2 – W3 100%
W3 –W1
Keterangan:
DATA PRAKTIKUM
a. Benda uji A
1. No cawan =A
2. Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gram
3. Berat cawan + tanah basah (W2) = 30 gram
4. Berat cawan + tanah kering (W3) = 28,5 gram
b. Benda uji B
1. No cawan =B
2. Berat cawan kosong (W1) = 11,1 gram
3. Berat cawan + tanah basah (W2) = 30,2 gram
4. Berat cawan + tanah kering (W3) = 28,7 gram
a. Benda uji A
Kadar air = W2−W3 x 100%
W3−W1
= 28,5−11,3 x 100%
30−28,5
= 8,7 %
b. Benda uji B
Kadar air = W2−W3 x 100%
W3−W1
5
30,2−28,7
= 28,7−11,1 x 100%
= 8,52 %
c. Kadar air rata – rata
= Kadar air A + Kadar Air B
2
= 8,7 % + 8, 52 %
2
= 8,62 %
6
1.8 PEMBAHASAN
a b
gambar 1.1 diagram fase
Keterangan :
W3 = Berat butir tanah
Wv = Berat air
Vw = Volume air
Vs = Volume butiran padat
Vw = Volume udara
Kadar air (w) adalah perbandingan antara berat air (Wv) dengan berat butir
padat (Ws) dinyatakan dalam persen
Keterangan :
a. Elemen yang mempunyai volume V dan dan berat atas W
b. Hubungan dengan berat dan volumenya
7
( sumber : Harry Christady Hardiantmo)
Dalam praktikum kadar air dilakukan secara diplo dengan fungsi untuk
koreksi antara percobaan 1 dan percobaan 2 dengan selisih yang kecil
kemungkinan kesalahan dalan praktikum dipengaruhi oleh :
a. Pengaruh suhu dan keadaan mengukur.
b. Kurang ketelitian dalam mengukur.
c. Kurang menyesuaikan dengan baik alat ukur yang dipakai tidak tepat.
Kegunaan hasil uji kadar air ini dapat dilakukan untuk menentukan
konsentrasi perilaku material dan sifat pada tanah kohesif. Konsisten tanah
tergantung dari nilai kadar airnya. Disamping itu pada nilai kadar airnya dapat
digambarkan untuk pengujian lainnya seperti pada menentukan batas cair dan
batas plastis.
Sebagai tambahan cara uji ini ada beberapa material organik dapat menjadi
hangus dalam oven pada temperatur pengeringan standar (110 º C). Material yang
mengandung gysum (calsium sulfat dihidrate) terhidrasi. Dapat disimpulkan itu
akan menimbulkan masalah khusus sebagai material terhidrasi lambat pada
temperatur pengeringan dapat membentuk cairan calsium sulfat hamdyrate yang
keberadaannya dapat mengurangi tingkat dehidrasi terhadap gysum buatan alam.
Material yang mengandung gysum atau mengurangi kehangusan pada tanah
organik tinggi, dapat dilakukan pengiringan pada suhu 60 ºC dalam sebuah
desikator dalam temperatur yang berbeda maka dari itu air temperatur pengeringan
yang digunakan berbeda dengan temperatur pengeringan standar. seperti yang
ditetapkan dalam benda uji ini hasil kadar air ditentukan pada temperatur
pengering standar.
( Sumber: SNI 1965-2008 cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan
laboratorium)
1.9 KESIMPULAN
Dari alat praktikum didapat nilai kadar air 1 adalah 8,7% dan nilai kadar 2
adalah 8,52%. Jika dirata-rata menunjukkan nilai rata-rata 8,62%
8
LAPORAN SEMENTARA
Penguji/Mahasiswa
Diperiksa/Asisten
(……………………………)
(……………………………)
9
GAMBAR ALAT
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram diperlukan untuk benda uji dengan
berat maksimum 200 gram (termasuk benda uji), dan timbangan dengan
ketelitian 0,1 gram untuk benda uji dengan berat lebih dari 200 gram.
10
Gambar 1.3 Timbangan ketelitian 0.01 gram
4. Desikator berfungsi untuk mendinginkan benda uji sehingga suhu benda uji
menjadi suhu ruangan.
11
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
12
(g)
Keterangan :
a. Menyiapkan sampel tanah.
b. Menimbang dan mencatat berat cawan kering yang kosong.
c. Mengambil sampel tanah dan memasukkan ke cawan.
d. Menimbang dan mencatat berat cawan.
e. Memasukkan cawan yang berisi benda uji basah kedalam oven pengering.
f. Mendinginkan cawan dalam desikator.
g. Menimbang cawan dan tanah kering.
13
PERCOBAAN II
PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
2.1 MAKSUD
Maksud dan tujuan uji berat jenis tanah ini adalah untuk menentukan berat
jenis suatu contoh tanah dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah
perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling pada suhu dan volume
yang sama.
2.2 PERALATAN
a. Dua buah piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau boto ukur
dengan kapasitas 50 ml.
b. Penggerus/penumbuk untuk menghaluskan benda uji yang belum lolos
saringan No.4
c. Corong kaca.
d. Spatula.
e. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
f. Kompor listrik
g. Panci untuk merebus piknometer .
h. Termometer rentang pembacaan 0 ºC - 50 ºC dengan kemampuan baca 0,1
ºC
i. Saringan No 4 (4,75 mm) dan No 10 (2,00 mm) serta penanda.
j. Oven pengering dilengkapi dengan pengatur suhu untuk dapat memelihara
keseragaman temperature 100C. ±50C.
k. Wash bottle untuk pengisian air destilasi ke dalam piknometer.
14
2.3 BENDA UJI
Tanah yang digunakan pada uji berat jenis dilakukan terhadap benda uji
kering oven lolos saringan No.4. Apabila tanah mengandung partikel lebih besar
saringan No.4 (4,75 mm), maka bagian yang tertahan saringan No.4 (4,75 mm)
gumpalan tanah dihancurkan didalam cawan porselin menggunakan
penumbuk/penggerus dengan kepala berlapis plastik. Apabila tanah merupakan
gabungan dari partikel yang lebih besar dan lebih kecil dari saringan No.4 (4,75
mm), maka contoh tanah harus dipisahkan menggunakan saringan No.4 (4,75).
Berat dari contoh uji keringoven paling sedikit 25 gram dengan menggunakan
botol ukur, dan sedikitnya 10 gram apabila menggunakan botol yang dilengkapi
dengan penutupnya. Contoh tanah harus dikeringkan selama paling kurang 12 jam
atau sampai beratnya tetap, dalam sebuah oven dengan temperatur 110°C ± 5°C,
kemudian didinginkan dalam desikator. Pengujian berat jenis dilakukan dengan
sistem ganda (duplo) dan hasilnya dirata ratakan.
2.4 PELAKSANAAN
a. Mengeringkan benda uji dalam oven pada temperatur 110°C selama ±12
jam, setelah itu mendinginkan dalam desikator,jika ada butiran tanah lebih
besar dari saringan nomor 4 digerus terblebih dahulu.
b. Piknometer yang telah dicuci kemudian dikeringkan dan selanjutnya
ditimbang untuk mendapatkan nilai (W1).
c. Masukkan benda uji kedalam piknometer dengan menggunakan corong
kaca dan sepatula kemudian ditimbang untuk mendapatkan nilai (W2).
d. Menambahkan air distilasi kedalam piknometer sebanyak dua
pertiganya,kemudian ditutup dan diamkan selama 12 jam.
e. Setalah didiamkan 12 jam, piknometer yang berisi benda uji dan air suling
kita rebus selama ± 10 menit dan dimiring-miringkan untu mengeluarkan
udara yang terperangkap didalamnya, Setelah direbus selama 10 menit
piknometer dimasukkan ke dalam desikator untuk menstabilkan suhu.
15
f. Kemudian tambahkan air suling sampai penuh lalu ukur suhu untuk
mendapatkan nilai temperatur (Tx), setelah itu tutup piknometer kemudian
ditimbang untuk mendapatkan nilai (W3).
g. Mengkalibrasi piknometer dengan cara mencuci dan membersihkan,
keringkan piknometer dan diisi air destilasi sampai penuh kemudian ukur
suhunya setelah itu,menimbang untuk mendapatkan nilai (W4).
16
2.5 BAGAN ALIR PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH
Mulai
±12 jam
Selesa
i
17
2.6 HITUNGAN
18
b. Hitungan berat jenis tanah berdasarkan temperatur air, Tx sebagai berikut:
Wt
G=
Wt+W4 (pada tx )-W3
Keterangan:
W1 = berat contoh tanah kering (W2 – W1), gram.
W4 (Tx)= berat piknometer dan air pada temperatur Tx, gram.
W3 = berat piknometer berisi air dan tanah pada temperatur Tx, gram.
DATA PRAKTIKUM
a. Benda uji A
1.
Berat piknomoter (W1) = 75,9 gram
2.
Berat piknometer + tanah (𝑊2) = 86,7 gram
3.
Berat piknometer + tanah + air pada temperatur Tx (W3) = 181,8 gram
4.
Berat piknometer + air penuh pada temperatur Ti (W4) = 174,6 gram
5.
Temperatur ketika (W3) ditentukan (Tx),c = 28°C
6.
Temperatur ketika W4 ditentukan (Ti), c = 29°C
7.
Berat piknometer + air penuh (setelah dikalibrasi) = 174,6 gram
pada temperatur Tx (W4(pada Tx) )
b. Benda uji B
1.
Berat piknomoter (W1) = 66,5 gram
2.
Berat piknometer + tanah (𝑊2) = 77,6 gram
3.
Berat piknometer + tanah + air pada temperatur Tx (W3) = 167,6 gram
4.
Berat piknometer + air penuh pada temperatur Ti (W4) = 160,7 gram
5.
Temperatur ketika (W3) ditentukan (Tx),c = 28°C
6.
Temperatur ketika W4 ditentukan (Ti), c = 29°C
7.
Berat piknometer + air penuh (setelah dikalibrasi) = 160,7 gram
pada temperatur Tx (W4(pada Tx)
19
2.7 ANALISIS HITUNGAN
a. Benda uji A
1. Berat tanah Wt = W2 - W1
= 86,7 – 75,9
= 10,8 gram
2. Berat jenis = wt
Wt+W4 −W3
10,8
= 10,8+174,6−181,8
= 3 gram
b. Benda uji B
1. Berat tanah Wt = W2 - W1
= 77,6 – 66,5
= 11,1 gram
2. Berat jenis = Wt
Wt +W4 −W3
11,1
= 11,1+160,7−167,6
= 2,6 gram
20
2.8 PEMBAHASAN
Berat spesifik atau berat jenis (specifi graudy) (Gs) adalah perbandingan
antara berat volume butiran padat (Ys), dengan berat volume air (Yw) pada
temperatur 40° Celcius
Gs= Ys
Yw
Gs tidak berdimensi secara terpikal. Berat jenis berbagai tanah berkisar 2,65
sampai 2,75. Berat jenis Gs = 2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah tidak
berkoneksi atau tanah grandes sedangkan untuk tanah-tanah kohesif tidak
mengandung bahan organik Gs berkisar di antara 2,68 sampai 2,72 nilai berat jenis
dari berbagai jenis tanah diberikan dalam tabel nilai laboratorium.
Jenis Tanah Gs
Pasir 2,65 - 2,67
Pasir kedanauan 2,67 - 2,70
Lempung nonorganik 2,70 – 2,80
Tanah benmeka atau besi 2,75 - 3,00
Tanah Organik 1,00 - 2,60
Sumber . I Wayan Redana ‘Mekanika Tanah’ (hal : 14)
21
Kerapatan air pada Tx
W4 ( pada Tx) = Kerapatan air pada Ti . ( W4 ( pada Ti) -W1)+W1
Jika sudah mendapatkan W4 pada Tx maka baru bisa kita hitung berat jenisnya.
2.9 KESIMPULAN
Berdasarkan dari Hasil pengujian berat jenis tanah yang sudah kita lakukan,
diperoleh berat jenisnya sebesar 2,8 gram dengan cara mencari berat jenis rata-
rata dari 2 benda uji pada piknometer 1 dan piknometer 2 seperti berikut ini :
Maka dari itu dapat kita simpulkan tanah yang kita uji adalah tanah norganik.
22
LAPORAN SEMENTARA
No. Piknometer
Parameter
A B
Berat piknometer (W1), gram 75,9 66,5
Berat piknometer + tanah (W2), gram 86,7 77,6
Berat piknometer + tanah + air pada temperatur Tx (W3), gram 181,8 167,6
Berat piknometer + air penuh pada temperatur Ti (W4), gram 174,6 160,7
Temperatur ketika W3 ditentukan (Tx), Oc 28 28
Temperatur ketika W4 ditentukan (Ti), Oc 29 29
Berat piknometer + air penuh (setelah dikalibrasi) pada
174,6 160,7
temperatur Tx (W4 (pada Tx) ), gram
Berat tanah (Wt = W2 – W1), gram 10,8 11,1
Berat jenis, Wt
Rata-rata 2,821
Penguji/Mahasiswa
Diperiksa/Asisten
(……………………………)
(……………………………)
23
GAMBAR ALAT
1. Piknometer berfungsi untuk mengukur nilai massa jenis tanah atau benda uji
lainnya
24
3. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram untuk menimbang benda uji
25
Gambar 2.5 Desikator
6. Termometer berfungsi untuk mengatur suhu (temperatur) atau perubahan suhu
8. Tungku listrik (hot plate) berfungsi untuk memanaskan panci saat merebus
piknometer
26
Gambar 2.8 Tungku listrik (hot plate)
27
11. Corong kaca berfungsi untuk pengisian benda uji (tanah) kedalam piknometer
28
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(d)
(c)
(e) (f)
29
(g) (h)
(i)
Keterangan :
a. Menyiapkan tanah kering kemudian memasukkan benda uji kedalam oven
b. Mengeluarkan tanah dari oven kemudian tunggu sampai tanah suhu
turun,kemudian tanah digerus
c. Menimbang piknometer kosong
d. Menambahkan air destilasi 2/3 volume piknometer yang sudah ditambah
benda uji sebelumnya
e. Membiarkannya selama 12 jam
f. Merebus dan sedikit memiringkan piknometer
g. Memasukkan piknometer ke dalam desikator
h. Mengkalibrasi piknometer
i. Termometer dicelupkan ke dalam piknometer , dan temperatur di ukur dan di
catat dalam bilangan bulat
30
PERCOBAAN III
PENENTUAN BATAS CAIR TANAH
3.1 MAKSUD
Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas cair
dari suatu tanah. Batas cair itu sendiri adalah kadar air tanah tersebut pada
keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Nilai batas cair diterapkan
untuk menentukan konsistensi perilaku material dimana sifat tanah kohesif. Selain
itu nilai batas cair dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas
tanah.
3.2 PERALATAN
a. Mesin casagrande
b. Grooving tool
c. Air suling
d. Spatula
e. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
f. Penggerus
g. Cawan porselen
h. Saringan No.40
i. Mangkok kuningan
j. Oven dengan suhu maksimum 110 °C
31
3.3 BENDA UJI
3.4 PELAKSANAAN
32
dengan rentang pukul 15-25, 20-35, 25-35 untuk menghasilkan nilai batas
cair di pukulan 25 dengan menggunakan grafik.
33
3.5 BAGAN ALIR PENENTUAN BATAS CAIR TANAH
Mulai
Selesai
34
3.6 HITUNGAN
LL = W𝑛 (N/
25)0,121......................................................................(2)
Atau
LL =
k. W𝑛...........................................................................(3)
Dengan pengertian:
N adalah jumlah pukulan yang menyebabkan tertutupnya alur pada kadar
air tertentu;
LL adalah batas cair terkoreksi untuk tertutupnya alur pada 25 pukulan
(%);
W𝑛 adalah kadar air (%);
K adalah factor koreksi yang diberikan pada Tabel 1
Tabel 1 Faktor koreksi
Jumlah pukulan (N) Faktor batas cair (k)
22 0,985
23 0,990
24 0,995
25 1,000
26 1,005
27 1,009
28 1,014
35
2. Flow indeks (IF)
DATA PRAKTIKUM
1. Percobaan 1
Jumlah pukulan (N) : 18
Nomor cawan timbang :A
Berat cawan kosong (W1) : 11,2 gram
Berat cawan + tanah basah (W2) : 31,8 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) : 24,3 garm
Percobaan 1
Jumlah pukulan (N) : 18
Nomor cawan timbang :B
Berat cawan kosong (W1) : 11,4 gram
Berat cawan + tanah basah (W2) : 31,2 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) : 23,9 gram
2. Percobaan 2
Jumlah pukulan (N) 28
Nomor cawan timbang :C
Berat cawan kosong (W1) :11 gram
Berat cawan + tanah basah (W2) : 30,1 gram
36
Percobaan 2
Jumlah pukulan (N) : 28
Nomor cawan timbang :D
Berat cawan kosong (W1) : 11,2 gram
Berat cawan + tanah basah (W2) : 30 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) : 24,3 gram
3. Percobaan 3
Jumlah pukulan (N) : 38
Nomor cawan timbang :E
Berat cawan kosong (W1) : 11,3gram
Berat cawan + tanah basah (W2) : 32 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) : 25,5 gram
Percobaan 3
Jumlah pukulan (N) : 38
Nomor cawan timbang :F
Berat cawan kosong (W1) : 11,3 gram
Berat cawan + tanah basah (W2) : 31,6 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) : 25,7 gram
d. Indeks Plastisitas = IL - PL
e. Flow Indeks = 𝑊2− 𝑊1
log 𝑥(
𝑁2
)
𝑁1
Keterangan :
LL = liquid limit
37
W1 = kadar air untuk pukulan 1
W2 = kadar air untuk pukulan 2
W3 = kadar air untuk pukulan 3
PL = plastis limit
N1 = jumlah pukulan W1
N2 = jumlah pukulan W2
31,8− 24,3
= 24,3 −11,2 x100%
=57,2 %
38
Kadar air B (W) = W2− W3
x100%
W3 −W1
31,2− 23,9
= 23,4 −11,4x100%
= 58,40 %
30,1− 24,1
= 24,1 −11 x100%
= 45,80 %
39
30− 24,3
= 24,3 −11,2x100%
= 43,51 %
32− 25,5
= 25,5 −11,3x100%
= 45,77 %
31,6− 25,7
= 25,7 −11,3x100%
40
= 40,97 %
W 1−W 2
5) Flow Indeks = N2
log ( )
N1
= 68,63 %
41
3.8 PEMBAHASAN
42
Gambar 3.2 Skema Alat Uji Batas Cair
3.9 KESIMPULAN
Pada pengujian batas cair semakin besar kadar airnya maka jumlah
pukulan semakin kecil. Begitu juga sebaliknya apabila batas cair semakin kecil
kadar airnya maka jumlah pukulan semakin besar. Setelah dilakukan
percobaan diperoleh benda uji 18 pukulan sebesar 57,83 ; benda uji 28
pukulan sebesar 44,66 ; dan benda uji 38 pukulan sebesar 43,37.
Sehingga didapat nilai batas cair sebesar 49,50 dan flow indeks sebesar
68,63.Pada pengujian batas cair, semakin besar jumlah pukulan maka semakin
kecil kadar airnya begitupun sebaliknya. Dilihat dari hasil percobaan ketika
benda uji mendapat pukulan sebanyak 38 kali dan kadar airnya semakin kecil,
43
ini menandakan bahwa benda uji memenuhi syarat. Ini menandakan bahwa
benda uji memenuhi syarat.
44
LAPORAN SEMENTARA
Percobaan No.
Parameter
1 2 3
Jumlah pukulan (N) 18 28 38
No. cawan timbang A B C D E F
Berat cawan kosong (W1), gram 11,2 11,4 11 11,2 11,3 11,3
Berat cawan + tanah basah (W2), gram 31,8 31,2 30,1 30,1 32 31,6
Berat cawan + tanah kering (W3), gram 24,3 23,9 24,1 24,3 25,5 25,7
Berat air (W2-W3) 7,5 7,3 6 5,7 6,5 5,9
Berat tanah kering (W3-W1) 13,1 12,5 13,1 13,1 14,2 14,1
W W
Kadar air, 2 3 .100%
57,25 58,40 45,80 43,51 45,77 40,97
W3 W1
Kadar air rata-rata 57,826 44,656 43,373
Batas cair = 49,5 Flow index = 68,632
Penguji/Mahasiswa
Diperiksa/Asisten
(……………………………)
(……………………………)
45
GRAFIK PENENTUAN BATAS CAIR
46
GAMBAR ALAT
47
4. Grooving Tools berfungsi sebagai alat pembarut.
48
7. Penumbuk/penggerus berfungsi untuk menumbuk benda uji menjadi partikel yang
lebih kecil.
49
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
50
(h)
(g)
(i) (j)
Keterangan :
51
PERCOBAAN IV
PENELITIAN BATAS PLASTIS DAN INDEKS
PLASTISTAS TANAH
( ASTM D 4318; SNI-1966-2008)
4.1 MAKSUD
Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan batas
terendah kadar air ketika tanah dalam keadaan plastis, dan angka indeks plastisitas
suatu tanah. Batas dihitung berdasarkan presentasi berat air terhadap berat tanah
kering pada benda uji. Angka indeks plastisitas tanah didapat setelah pengujian
batas cair dan batas plastis selesai dilakukan. Sedangkan angka indeks plastis
tanah merupakan selisi angka batas cair (liquid limit, LL) dengan batas plastis
(plastic limit, PL).
4.2 PERALATAN
a. Penggerus
b. Besi pembanding
c. Spatula
d. Plat kaca
e. 2 Buah cawan
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Cawan porselen beserta benda uji
h. Air destilasi
i. Saringan No.40
j. Oven
k. Alat desikator
52
dari 0,425 mm (tertahan saringan No.40). Jika masih terdapat butiran-butiran
maka dihaluskan terlebih dahulu.
4.4 PELAKSANAAN
53
4.5 BAGAN ALIR PENELITIAN BATAS PLASTIS DAN INDEKS
PLASTISTAS TANAH
Mulai
Tidak
Tanah
Retakan
Ya
Membaca dan mencatat hasilnya
Selesai
54
4.6 HITUNGAN
a. Nilai batas plastis tanah adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan
tersebut yang dinyatakan dalam persen.
b. Menghitung indeks plastis tanah sebagai selisih antara batas cair dengan
batas plastisnya, sebagai berikut :
a. Indeks Plastis (IP) = batas cair (LL) – bats plastis (PL)
c. Klasifikasi tanah sesuai Unified Soil Classification System (USCS).
d. Menulis selisih perhitungan tersebut sebagai indeks plastisitas tanah,
kecuali terjadi kondisi sebagai berikut :
a. Jika batas plastis atau batas plastis tidak dapat ditentukan, indeks
plastisitas dinyatakan dengan: NP (Non Plastis);
b. Jika batas plastis sama atau lebih besar dari batas cair, indeks plastisitas
dinyatakan juga dengan: NP (Non Plastis)
DATA PRAKTIKUM
A. Benda Uji A
Berat cawan kosong (W1) = 11,4 gram
Berat cawan+tanah basah (W2) = 19,7 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) = 17,3 gram
B. Benda Uji B
Berat cawan kosong (W1) = 11 gram
Berat cawan+tanah basah (W2) = 19,7 gram
Berat cawan + tanah kering (W3) = 17,3 gram
A. Benda Uji A
Berat air = W2 – W1
= 19,7 – 11,4
= 2,40 gram
55
Berat tanah kering = W3 – W1
= 17,3 – 11,4
= 5,90 gram
19,7−
=
5,90 x 100%
5,90 −11,4
= 40,6 %
B. Benda Uji B
Berat air = W2 – W1
= 19,7 – 11
= 2,40 gram
= 6,30 gram
19,7− 17,3
= 17,3 −11 x 100%
= 38.10
40,68+38,10
PL = 2
= 39,39 %
LL (Liquid Limit) = 49,50%
IP ( Indeks Plastis ) = LL – PL
= 10,11%
56
4.8 PEMBAHASAN
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara
daerah plastis dan semi padat. Yaitu presentase kadar air dimana tanah pada
diameter silinder 3mm mulai retak-retak ketika digulung.
Indeks plastis (PI) merupakan interval kadar air dimana tanah masih
bersifat plastis. Karena air indeks plastis menunjukan sifat keplastisan tanah. Jika
tanah mempunyai PI jika PI rendah seperti lanau sedangkan penguranagan kadar
air berakibat tanah menjadi kering. Batasan mengenai indeks plastisitas, sifat,
macam tanah, dan kohesif diberikan oleh atterberg terdapat dalam tabel 4.1
Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angka-angka
yang dapat sipakai dalam percobaan batas-batas Atterberg ini adalah suatu
gambaran secara garis besar sifa-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang batas
cair dan batas plastisnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk yaitu
daya dukungnya rendah, perapatannya tinggi. Batas plastisitas merupakan kadar
air minimum dimana tanah dapat digulung-gulung hingga diameter 3mm. batas
plastisitas merupakan bagian dari batas-batas konsistensi yang mana hal ini
berhubungan dengan sifat kasar tanah.
Nilai batas plastisitas tanah dipengaruhi oleh factor benyaknya air yang
menyerap ke dalam tanah rembesan, serta angka pori tanah dan hal pengadukan
contoh tanah yang diuji.
57
Gambar 4.2 Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas
cair, batas plastis, dan batas susut.
Gambar 4.2 menunjukan hubungan variasi kadar air dan volume total
tanah pada kedudukan batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas-batas
atterberg sangat berguna untuk identifikasi secara langsung dalam spesifikasi,
garis control tanah yang akan digunakan untuk membangun struktur urugan tanah.
4.9 KESIMPULAN
Maka nilai yang didapat dari hasil pengujian mendapatkan LL sebesar 49,50
sedangkan nilai PI sebesar 39,39 dan mendapatkan nilai PL sebesar 10,11.
58
LAPORAN SEMENTARA
W2 W3
Kadar air, .100% 40,68 38,10
W3 W1
Penguji/Mahasiswa
Diperiksa/Asisten
(……………………………) (……………………………)
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
59
GAMBAR ALAT
5. Spatula berfungsi sebagai alat bantu dalam mengaduk dan mengambil sampel.
61
7. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk dapat memeihara keseragaman
temperature
62
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
63
(h)
(g)
Keterangan :
64
PERCOBAAN V
PENENTUAN BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT
TANAH
(SNI-4144-2012)
5.1 MAKSUD
Istilah batas susut dinyatakan sebagai kadar air dalam persen, yang khusus
diasumsikan untuk menyatakan sejumlah air yang diperlukan untuk mengisi
rongga-rongga suatu tanah kohesif pada angka pori minimum yang terbentuk
lewat pengeringan (biasabya oven).
5.2 PERALATAN
65
5.3 BENDA UJI
Menyiapkan contoh tanah yang telah dibersihkan dari butir – butir tertahan
saringan No.40 (0,425 mm). Jika contoh tanah dari lapangan mengandung
butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm, keringkan tanah pada ruangan
terbuka. Kemudian hancurkan tanah dalam cawan porselen menggunakan
penumbuk/penggerus yang kepalanya terbungkus lapisan plastik, sehingga
butir –butir akan terpisah tanpa merusak butir butir tersebut.
5.4 PELAKSANAAN
66
5.5 BAGAN ALIR PENENTUAN BATAS SUSUT DAN FAKTOR-
FAKTOR SUSUT TANAH
Mulai
67
A
Membiarkan cawan sisit & tanah dalam suhu pancar sampai warna berubah
menjadi terang
Membaca dan
mencatat hasilnya
68
B
Memasukkan kembali cawan gelas yang berisi air raksa ke dalam cawan petri
Menempatkan contoh tanah kering diatas cawan gelas yang berisi air raksa lalu
menekan contoh dengan playt
Menimbang cawan petri yang berisi tumahan air raksa akibat terdesak contoh
tanah kering
Selesai
69
5.6. HITUNGAN
1. Batas susut tanah adalah batas kadar air dimana tanah dengan kadar air
dibawah nilai tersebut tidak menyusut lagi.
2. Batas susut (S) bisa dihitung dari data yang dihasilakan pada penentuan
perubahan volume susut dengan rumus sebagai berikut:
V−V
S= ω 100%
− W
Keterangan:
S = batas susut (%)
Sebagai alternatif, bila berat jenis G dan rasio susut R didapat maka batas
susut dapat di hitung dengan rumus berikut:
1 1
S − 100%
R
= G
Keterangan:
S = batas susut
W.
G=
(V. Yw
−Ww)
Keterangan:
G = berat jenis contoh tanah
W. = berat kering oven benda uji (gr)
V = volume basah benda uji (cm³)
70
Yw = berat isi air (g/cm³)
Ww = berat bash benda uji (gram)
3. Rasio susut (R) dapat dihitung dari data yang dihasilkan pada
penentuan susut volume dengan rumus berikut:
W.
R=
V.
Keterangan:
R = rasio susut
W. = berat kering oven benda uji (gram)
V. = volume kering oven benda uji (cm³)
4. Volume susut atau perubahan volume (VC), dapat dihitung dari data
yang dihasilkan dari penentuan perubahan volume susut dengan rumus
berikut:
VC = (ω − S)R
Keterangan:
VC = volume susut (%)
ω = kadar air awal (%)
5. Susut lineal (LS) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
3
LS = 100 (1 − 100
)
√ VC + 100
LS = 100 ( 1- 3 100
√ )
VC + 100
DATA PRAKTIKUM
a. Percobaan 1 :
Berat cawan susut (W1) = 11,9 gr
Berat cawan susut + contoh tanah basah (W2) = 28,5 gr
Berat cawan susut + contoh tanah kering (W3) = 22,9 gr
Berat cawan susut + air raksa (W4) = 175,7 gr
Berat cawan petri (W5) = 48,2 gr
71
Berat cawan petri + air raksa yang = 187,71gr
didesak oleh benda uji (W6)
b. Percobaan 2 :
Berat cawan susut (W1) = 12,1 gr
Berat cawan susut + contoh tanah basah (W2) = 28,8 gr
Berat cawan susut + contoh tanah kering (W3) = 22,9 gr
Berat cawan susut + air raksa (W4) = 185,2 gr
Berat cawan petri (W5) = 48,2 gr
Berat cawan petri + air raksa yang = 203,4gr
didesak oleh benda uji (W6)
c. Percobaan 3 :
Berat cawan susut (W1) = 11,9 gr
Berat cawan susut + contoh tanah basah (W2) = 28,1 gr
Berat cawan susut + contoh tanah kering (W3) = 22,9 gr
Berat cawan susut + air raksa (W4) = 179,8 gr
Berat cawan petri (W5) = 48,2 gr
Berat cawan petri + air raksa yang = 204,4gr
didesak oleh benda uji (W6)
a. Percobaan 1
1. Berat air
berat cawan susut + tanah basah (W2) = 28,5 gr
berat cawan susut + tanah kering (W3) =22,9 gr
berat air (Ww) = W2 – W3
= 28,5 – 22,9
= 5,6 gr
2. Berat basah contoh tanah
berat cawan susut + tanah basah (W2) = 28,5 gr
berat cawan susut(W1) = 11,9 gr
berat basah contoh tanah (W) = W2 – W1
72
= 28,5 – 11,9
= 16,6 gr
3. Berat kering contoh tanah
Berat cawan susut + tanah kering (W3) = 22,9 gr
Berat cawab susut (W1) = 11,9 gr
Berat kering contoh tanah (Wo) = 11 gram
4. Volume basah contoh tanah
berat cawan susut + air raksa (W4) = 175,7 gr
berat cawan susut(W1) = 11,9 gr
volume basah contoh tanah (V) = W4 – W1 / 13,50
= 12,13 cm3
73
= 11 / 12,13 . 1 . 5,6
= 1,68gr
8. Rasio susut
Berat kering contoh tanah (Wo) = 11 gr
Volume kering contoh tanah (Vo) = 10,33 gr
Rasio susut = Wo / Vo
= 11 / 10,33
= 1,064 gr
9. Dari hasil perubahan volume
Kadar air awal (w) = 50,91 %
Volume basah contoh tanah (V) = 12,13 cm3
Volume kering contoh tanah (Vo) = 10,33 cm3
Berat kering contoh tanah (Wo) = 11 gr
Batas susut (s) = w- V-Vo / Wo x 100%
74
= 17,441 gr/cm3
11. Susut linear
Perubahan volume (Vc) = 17,441 gr/cm3
Susut linear (Ls) = 100 . (1 − ∛(100/(𝑉𝐶+100)))
= 5,210 cm 3
b. Percobaan 2
1. Berat air
berat cawan susut + tanah basah (W2) = 28,8 gr
berat cawan susut + tanah kering (W3) =22,9 gr
berat air (Ww) = W2 – W3
= 28,5 – 22,9
= 5,9 gram
2. Berat basah contoh tanah
berat cawan susut + tanah basah (W2) = 28,8 gr
berat cawan susut(W1) = 12,1 gr
berat basah contoh tanah (W) = W2 – W1
= 28,8 – 12,1
= 16,7 gram
= 12,82 cm3
75
5. Volume kering contoh tanah
Berat cawan petri + air raksa (W6) = 203,4 gr
Yang didesak benda uji
Berat cawan petri (W5) = 48,2 gr
Volume kering contoh tanah (Vo) = W6 – W5 /13,50
= 203,4 – 48,2 / 13,50
= 11,50 cm3
6. Kadar air awal
Berat air (Ww) = 5,9 gr
Berat kering contoh tanah (Wo) = 10,8 gr
Kadar air awal (W) = Ww / Wo x 100%
= 5,9 / 10,8 x 100%
= 54,63 %
7. Berat jenis (G)
Berat kering contoh tanah (Wo) = 10,8 gr
Volume basah contoh tanah (V) = 12,82 gr
𝛾 =1
Berat jenis air (Ww) =5,9 gr
Berat jenis (G) = Wo / V . 𝛾w . Ww
= 10,8 / 12,82 . 1 . 5,9
= 1,56 gr/cm3
8. Rasio susut
Berat kering contoh tanah (Wo) = 10,8 gr
Volume kering contoh tanah (Vo) = 11,50 cm3
Rasio susut = Wo / Vo
= 10,8 / 11,50
= 0,939 gr/cm3
9. Dari hasil perubahan volume
Kadar air awal (w) = 54,63 gr
Volume basah contoh tanah (V) = 12,82 cm3
Volume kering contoh tanah (Vo) = 11,50 cm3
Berat kering contoh tanah (Wo) = 10,8 gr
76
Batas susut (s) = w- V-Vo / Wo . 100%
= 3,573 cm 3
c. Percobaan 3
1. Berat air
berat cawan susut + tanah basah (W2) = 28,1 gr
berat cawan susut + tanah kering (W3) =22,9 gr
berat air (Ww) = W2 – W3 gr
= 28,1 – 22,9 gr
= 5,2 gr
b. Berat basah contoh tanah
berat cawan susut + tanah basah (W2) = 28,1 gr
77
berat cawan susut(W1) = 11,9 gr
berat basah contoh tanah (W) = W2 – W1
= 28,1 – 11,9
= 16,2 gram
c. Berat kering contoh tanah
Berat cawan susut + tanah kering (W3) =22,9 gr
Berat cawab susut (W1) = 11,9 gr
Berat kering contoh tanah (Wo) = 11 gr
d. Volume basah contoh tanah
berat cawan susut + air raksa (W4) = 179,8 gr
berat cawan susut(W1) = 11,9 gr
volume basah contoh tanah (V) = W4 – W1 / 13,50
= 12,44 cm3
78
Berat jenis air (Ww) =5,2 gr
Berat jenis (G) = Wo / V . 𝛾w . Ww
= 11 / 12,44 . 1 . 5,2
= 1,52 gr/cm3
h. Rasio susut
Berat kering contoh tanah (Wo) = 11 gr
Volume kering contoh tanah (Vo) = 11,57 cm3
Rasio susut = Wo / Vo
= 11 / 11,57
= 0,951 gr/cm3
i. Dari hasil perubahan volume
Kadar air awal (w) = 47,27 %
Volume basah contoh tanah (V) = 12,44 cm3
Volume kering contoh tanah (Vo) = 11,57 cm3
Berat kering contoh tanah (Wo) = 11 gr
Batas susut (s) = w- V-Vo / Wo . 100%
79
= (47,27 – 39,394) . 0,951
= 7,490 cm 3
k. Susut linear
Perubahan volume (Vc) = 7,490 cm 3
Susut linear (Ls) = 100 . (1 − ∛(100/(VC+100)))
= 2,379cm 3
d. Nilai rata-rata
1. Kadar air awal (w) = (W1 +W2 + W3) / 3
= 50,91 + 54,63 + 47,27 / 3
= 50,94 %
2. Berat jenis (G) = (G1 +G2 + G3) / 3
= 1,68 + 1,56 + 1,52 / 3
= 1,588 gr/cm3
80
Susut linear (Ls) =( Ls1 + Ls2 + Ls3) /3
= 5,210 + 3,573 + 2,379 / 3
= 3,721cm3
5.8 PEMBAHASAN
Batas susut adalah kadar air pada kedudukan tanah antara daerah semi padat
yaitu presentase dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan
perubahan volume tanah. Hubungan antara batas susut dan angka susut
menghasilkan batas jenis tanah asli. Pengurangan kadar air tanah dengan
pengurangan volume tanah. Hal ini digambarkan dalam batas-batas atteberg untul
menentukan batas konsistensi tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan
kadar airnya.
82
air raksa. Meletakkan kembali cawan gelas berisi air raksa. Tumpahan air raksa
adalah volumde dari benda kering.
5.9 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian batas susut tanah, diperoleh selisih ketiga data tersebut
sehingga dapat dirata-ratakan dan diperoleh sebagi berikut :
83
LAPORAN SEMENTARA
No. Percobaan
Parameter
1 2 3
Berat cawan susut + contoh tanah basah (W2), gr 28,5 28,8 28,1
Berat cawan susut + contoh tanah kering (W3), gr 22,9 22,9 22,9
84
Berat jenis,
Wo 1,684 1,560 1,520
G
V. W
w w
Rasio susut,
W 1,064 0,939 0,951
R o
Vo
Batas susut,
Dari hasil perubahan volume:
V Vo 34,552 42,353 39,394
S 100%
.
Wo
Dari rasio susut dan berat jenis:
1 1
S .10 0% 34,522 42,353 39,394
R G
Nilai rata-rata:
1. Kadar air awal (ω) = 50,937 %
2. Berat jenis (G) = 1,588 gr/cm3
3. Rasio susut (R) = 0,985 gr/cm3
4. Batas susut (S)
a. Dari hasil perubahan volume = 38,766 %
b. Dari rasio susut dan berat jenis = 38,766 %
5. Perubahan volume (VC) = 12,145 cm3
6. Susut linier (LS) = 3,720 cm 3
……………………………
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
(……………………………) (…………………………
85
86
GAMBAR ALAT
87
Gambar 5.3 Penggerus atau penumbuk
4. Saringan no.40 berfungsi untuk menyaring tanah yang lolos ayakan no.40
5. Cawan susut berfungsi untuk penentuan batas susut tanah dan faktor susut
tanah
88
6. Cawan petri berfungsi untuk penentuan batas susut tanah dan faktor susut
tanah
7. Wash bottle berfungsi untuk membantu penambahan air destilasi ke benda uji
89
Gambar 5.9 Timbangan
11. Desikator berfungsi untuk mendinginkan bahan atau benda uji sampai dingin
atau temperatur suhu dengan temperatur ruangan
90
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
91
(h)
(g)
(i)
Keterangan :
a. Menimbang cawan susut
b. Menyiapkan tanah lolos ayakan no.40 kemudian menimbangnya
c. Mengaduk tanah benda uji yang telah di campur air destilasi sampai menjadi
pasta
d. Memasukkan tanah benda uji yang telah menjadi pasta ke dalam cawan susut
sampai penuh
e. Meratakan permukaan cawan susut serta membersihkan bagian luar dari
cawan susut kemudian menimbang cawan susut yang telah terisi benda uji
kemudian membiarkan dalam suhu ruangan sampai berubah warna menjadi
lebih terang
f. Memasukkan ke dalam oven
g. Mengeluarkan tanah benda uji dalam cawan susut dari oven dan
menimbangnya
92
h. Memasukkan benda uji kering oven ke dalam cawan petri yang terisi air raksa
dan menekan benda uji dengan plat transparan
i. Menimbang air raksa yang tumpah dalam cawan
93
PERCOBAAN VI
PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH
(SNI-3423-2008)
6.1 MAKSUD
6.2 PERALATAN
1. Jenis tanah yang tidak mengandung batu hampir semua butirannya lebih
halus dari saringan No.10 (2,00 mm). Benda uji tidak perlu dikeringkan dan
tidak perlu disaring dengan saringan No.10 (2,00 mm).
2. Jenis tanah yang mengandung batu atau mengandung banyak butiran yang
lebih kasar dari saringan No.10 (2,00 mm). Untuk benda uji jenis ini perlu
mengeringkan contoh tanah di udara terbuka sampai bisa disaring dengan
saringan No.10 (2,00 mm). Ambil benda uji yang lolos saringan No.10
94
(2,00 mm), untuk pengujian hidrometer, diperkirakan 100 gram untuk tanah
kepasiran dan 50 gram untuk tanah kelanauan atau kelempungan, dan untuk
penentuan air higroskopis paling sedikit 10 gram.
6.4 PELAKSANAAN
a. Siapkan tanah 100 atau 50 gram, setelah itu siapkan larutan dispresi.
Dengan mencapurkan air destilasi sebanyak 125 ml kemudia masukkan
sodium heksametaphosat, lalu di aduk dan capurkan ke tanah, kemudian
diaduk kembali dan di diamkan selama ± 12 jam dalam keadaan tertutup
plastic.
b. Setelah di diamkan selama 12 jam, air beserta larutan dimasukkan ke
dalam tabung dispresi kemudia dibersihkan dengan air agar benda uji tidak
ada yang tertinggal di dalam cawan. Lalu dimasukkan kedalam mixer, dan
di mixer selama 60 detik.
c. Setelah dimixer benda uji dimasukkan ke dalam tabung jangan sampai ada
tanah yang tersisa, lalu ditambahkan air sampai 1000 ml. Kemudian tabung
ditutup dengan plastic lalu kocok sebanyak 60 kali.
d. Setelah itu siapkan larutan dispresinya lagi dengan mencapurkan 40 gram
sodium heksametaphospat dalam air destilasi sebanyak 125 ml, lalu
diaduk. Kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur dan ditambahkan
dengan air destilasi dengan hingga ketinggian 1000 ml.
e. Setelah itu menyiapkan tabung yang satunya dengan cairan biasa, sehabis
itu lakukan pembacaan dengan menggunakan hydrometer, jangan lupa
untuk menyiapkan stopwatch. Pembacaan pada setiap menit ke 5, 10, 15,
30, 60, 250, dan 1440 menit, lakukan dengan langkah yang sama terhadap
air lain.
f. Fungsi dari cairan biasa ini untuk mencuci hydrometer, kemudian disetiap
menit lakukan pengukuran suhu lalu dicatat hasilnya.
g. Sehabis pembacaan ke 1440 menit, kemudian tanahnya disaring
menggunakan saringan No.200. tambahkan dengan tanah 450 gram yan
95
disisakan tadi, kemudian dicuci hingga bersih sampai lumpurnya hilang
dan airnya jernih.
h. Tanah yang habis dicuci di masukkan ke dalam oven untuk dikeringkan.
Setelah dikeringkan di dalam oven kurang lebih 12 jam benda uji
dikeluarkan dari dalam oven, dan bentuknya akan berubah menjadi
butiran, yang tadinya berair menjadi kering. Kemudian di dinginkan ke
dalam desikator sampai suhunya konstan.
i. Setelah suhunya konstan, benda uji dimasukkan ke dalam saringan dengan
urutan 200, 140, 60, 40, 15, 20, 10, kemudian diayak. Seletah melakukan
pengayakan lakukan penimbangan terhadap semua benda uji yang
tertinggal di dalam saringan, per masing-masing saringannya.
j. Kemudian catat hasilnya
96
6.5 BAGAN ALIR PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH
Mulai
Menyiapkan benda uji berupa tanah 500 gram, 50 gram untuk analisis
hydrometer dan 450 untuk saringan
Menambahkan larutan tersebut sebanyak 125 ml pada tanah yang berada pada
cawan porselen
97
A
Menyaring tanah kering dengan saringan No. 4, 10, 20, 40, 60, 100, 200
Selesai
98
6.6 HITUNGAN
keterangan:
W = berat kering udara contoh tanah.
W˳ = berat kering oven contoh tanah.
b. Presentase tanah dalam larutan (suspensi)
Menghitung Presentase sisa tanah yang telah terurai sebagai berikut:
(R-1)α
Untuk hidrometer 151 H, P = 1606. .100
W
keterangan:
P = presentase sisa tanah yang telah terurai dalam suspensi.
R = koreksi pembacaan hidrometer, R = R1 – R2
R1 = pembacaan hidrometer dalam suspensi.
R2 = pembacaan hidrometer dalam larutan standar.
W = berat kering udara contoh tanah yang diuji.
a = konstanta yang tergantung dari kepadatan suspensi.
G = berat jenis butiran tanah.
99
c. Diameter butiran tanah dalam suspensi
L
d = K√
T
keterangan:
L = jarak dari permukaan suspense ke tempat kepadatan suspense yang
diukur, mm. Jarak L ini dinamakan kedalam efektif
K = konstanta tergantung temperature suspense dan berat jenis dari butrian
tanah.
T = interval waktu dari mulainya pengendapan sampai waktu pembacaan,
menit.
d. Analisis saringan butir halus
wn
1.
Presentase berat tanah tertahan saringan, bn = .100
w˳
2.
Presentase kumulatif dari tanah yang tertahan, cn = cn-1 + bn
3.
Presentase tanah yang lolos saringan, cn = cn-1 + bn
4.
Tanah yang hilang selama pengujian analisis saringan =w˳-w₁ .100
w˳
e. Penggambaran grafik
Menggambar akumulasi presentase butir dengan diameter yang
berbeda pada kertas semi logaritmis untuk memperoleh kurva akumulasi
ukuran butir, dengan ukuran butiran dalam mm sebagai absis dengan skala
logaritma dan presentase butir yang lolos saringan sebagai ordinat dengan
skala biasa.
100
DATA PRAKTIKUM
= 0,05728
101
6.
Butiran halus %
- a = 1,0 %
- p = 6,1441 %
7.
Koreksi butiran halus %
- P = 6,1441 %
- Berat tanah lolos saringan no 200
- P’ = 6,1441 x 69,720%
100
= 4,2837 %
b. Analisis Saringan Butiran
- Berat tanah kering (W1), gram = 500 gram
- Berat tanah kering + oven (W2), gram = 146,6
- Presentase air hidroskopis % = 𝑤1−𝑤2
𝑥100
𝑤1
500−146,6
= 500 𝑥100
= 70,68 %
1.
Presentase berat tanah saringan no 10
a. berat tertahan saringan = 14,000
b. berat tanah kering = 500 gram
c. berat tertahan saringan % = berat tertahan saringan X100
berat tanah kering
= 14 X100
500
= 2,8%
d. komulatif tertahan % (cn - n) = 2,8 – 0
= 2,8 %
e. tanah yang lolos saringan % (cn – n) = w – (cn – n)
= 100 – 2,8
= 97,2%
102
2.
presentase berat tanah saringan no.20
a. berat tertahan saringa = 32,400 gr
b. berat tanah kering = 500 gr
berat tertahan saringan
c. berat tertahan saringan = X100
berat tanah kering
= 32,4 X100
500
= 6,48 gr
d. komulatif terthaan % (cn – b) = cn – a + bn
= 9,280 %
e. tanah yang lolos saringan % = 100 – cn – a
= 90,720 %
3.
Presentase berat tanah saringan no.60
a. berat tertahan saringan = 44,200 gr
= 44,2 X100
500
= 8,84 gr
d. komulatif tertahan % (cn – a ) = cn – c + bn
= 26,800 %
e. tanah yang lolos saringan % = 100 – cn – d
= 73,200 %
4.
Presentase berat tanah saringan no.200
a. berat tertahan saringan = 2,400 gr
= 2400 X100
500
= 0,480 %
d. komulatif tertahan % (cn – a ) = cn – c + bn
= 30,280 %
e. tanah yang lolos saringan % = 100 – cn – d
103
= 100 – 30,280
= 69,720 %
5.
Presentase gravel = 0%
6.
Presentase sand = 30,28%
7.
Presentase silt = 66,34%
8.
Presentase clay = 3,37958%
D60
9.
Cu =
D10
0,073
=
0,0059
= 1,237 %
D30 2
10.
Cc =
D60 x D 10
2
= (0,062)
¿¿
= 0,892 %
104
6.8 PEMBAHASAN
Untuk tanah yang terdiri dari campuran butiran halus dan kasar,gabungan
antara analisis saringan dan sedimentasi dapat digunakan. Dari hasil
penggambaran kurva yang diperoleh, tanah berbutir kasar digolongkan sebagai
gradasi baik bila tidak ada kelebihan butiran pada sembarang ukurunanya dan
tidak ada yang kurang pada ukuran butiran sedang. Umumnya tanah
105
bergradasi baik jika distribusi ukuran butirannya tersebar meluas (pada ukuran
butirannya). Tanah berbutir kasar digambarkan sebagai bergradasi buruk, bila
jumlah berat butiran sebagian besar mengelompok di dalam batas interval
diameter butir yang sempit (disebut gradasi seragam). Tanah juga termasuk
bergradasi buruk, jika butiran besar maupun kecil ada, tapi dengan pembagian
butiran yang relatif rendah pada ukuran sedang (contoh pada gambar).
Notasi D10 didefinisikan sebagai 10% dari berat butiran total berdiameter
lebih kecil dari ukuran butiran tertentu. Sebagai contoh, D10 = 0,45 mm,artinya
10% dari berat butiran total berdiameter kurang dari 0,45 mm. Ukuran ukuran
yang lain sepert D30,D60 didefinisikan seperti cara yang sama. Ukuran D 10
didefinisikan sebagai ukuran (effective size).
D60
Cu = D10
(D30)2
CC = (D60)(D10)
106
6.9 KESIMPULAN
a. Nilai Cu = 1,237 mm, nilai Cc = 0,892 mm, dari hasil tersebut dapat
disimpulkan tanah termasuk gradasi baik.
b. Presentase gravel = 0%
c. Presentase sand = 30,28%
d. Presentase silt = 66,34%
e. Presentase clay = 3,37958%
107
LAPORAN SEMENTARA
Berat tanah kering yang diuji, W = 50 gram Berat jenis tanah, G = 2,64
Tipe hidrometer = 151 H 2,65 1,00 G
a . = 1,0
Koreksi meniskus hidrometer, m = 0,001 gama w 2,65 G 1
Waktu Pembacaan Koreksi Bacaan Hidrometer Kedalaman (L), cm Diameter Butir, mm % butiran Koreksi %
(T), Hidrometer bacaan, Aktual Rcl=R+Fm d√
𝐿
Halus P butiran Halus
menit (R1) Rcp=R+Ft-Fz (P)
𝑇
108
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
109
ANALISIS SARINGAN (SETELAH ANALISIS HIDROMETER)
No. Ukuran Berat tertahan % berat tanah % kumulatif % Tanah Koreksi % tanah
Saringan butir, mm saringan ,gr saringan tertahan yang lolos yang lolos
Tanah yang hilang selama pengujian analisis saringan Wo W1 .100 < 2%.
Wo
= - 3,956 %
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
(……………………………) (……………………………)
110
Tabel 3. Harga a, untuk berbagai harga G (3)
Pembacaan Pembacaa
Kedalaman Kedalaman
aktual n
efektif (L), mm efektif (L), mm
hidrometer hidrometer
aktual
1.000 163 1.025 97
1.001 160 1.026 94
1.002 158 1.027 92
1.003 155 1.028 89
1.004 152 1.029 86
1.005 150 1.030 84
1.006 147 1.031 81
1.007 144 1.032 78
1.008 142 1.033 76
1.009 139 1.034 73
1.010 137 1.035 70
1.011 134
1.036 68
1.012 131
1.037 65
1.013 129 1,038 62
1.014 126
1.015 123
1.016 121
1.017 118
1.018 115
1.019 113
1.020 110
1.021 107
1.022 105
1.023 102
1.024 100
111
Tabel 5. Harga kedalaman efektif berdasarkan hidrometer dan larutan sedimentasi
di dalam silinder berukuran khusus untuk tipe hidrometer 152 H (4)
Pembacaa Pembacaan
Kedalaman Kedalaman
n aktual aktual
efektif (L), mm efektif (L), mm
hidrometer hidrometer
0 163 37 102
1 161 38 101
2 160 39 99
3 158 40 97
4 156 41 96
5 155 42 94
6 153 43 92
7 152 44 91
8 150 45 89
46 88
9 148
47 86
10 147
48 84
11 145
49 83
12 143
50 81
13 142
51 79
14 140
52 78
15 138
53 76
16 137 54 74
17 135 55 73
18 133 56 71
19 132 57 70
20 130 58 68
21 129 59 66
22 127 60 65
23 125
24 124
25 122
26 120 (4)
Sumber: Tabel 2 AASHTO T88-00
27 119 dan Tabel 2 ASTM D 22-63
28 117 (Reapproped 1990)
29 115
30 114
31 112
32 111
33 109
34 107
35 106
36 104
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
112
Tabel 6. Harga K untuk digunakan dalam rumus menghitung diameter butir tanah
pada analisis hidrometer (5)
114
GAMBAR ALAT
115
3. Tabung gelas ukur berfungsi sebagai tempat uji air destilasi dan larutan
dispersi
5. Desikator berfungsi untuk mendinginkan bahan atau benda uji sampai dingin
atau temperatur suhu sama dengan temperatur ruangan (bisa dipegang dengan
aman menggunakan tangan)
116
6. Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat
117
3. Mixer berfungsi untuk mencampur larutan dispersi, air destilasi, dan tanah
lolos ayakan
118
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
119
(g) (h)
(i)
Keterangan :
a. Menimbang tanah 50 gram menggunakan mangkok
b. Menimbang serbuk dispersi menggunakan gelas kimia
c. Menambahkan air sebanyak 125 ml dan melarutkan serbuk dispersi dengan
wadah/mangkok
d. Mencampur dan mengaduk tanah dengan air dispersi sampai seluruh tanah
tercampur dengan larutan, rendam selama 12 jam di dalam wadah/cawan
e. Menuangkan campuran ke dalam mangkok dispersi, membilas menggunakan
air destilasi, lalu mixer selama 1 menit
f. Memindahkan campuran yang telah di mixer kedalam tabung gelas ukur, lalu
menambahkan air destilasi sampai volume campuran menjadi 1000 ml,
kemudian menutup mulut tabung rapat-rapat (menggunakan plastik dan karet)
120
mengocok secara bolak-balik sebanyak 60 putaran. Membuat cairan standar
yang terdiri dari larutan dispersi 125 ml dan di tambah air destilasi hingga
mencapai 1000 ml. Menyiapkan air bersih ditabung 2 untuk membilas.
Memasukkan alat hidrometer kedalam tabung dan membiarkan hidrometer
terapung bebas dan menjalankan stopwatch
g. Melakukan pembacaan pertama yaitu pada T= 5 menit, bacalah skala yang
ditunjuk oleh puncak meniskus muka air dan mencelupkan termometer dan
mencatat temperatur suspensinya. Melakukan kembali langkah selanjutnya
dan mencatat hasil pembacaan pada T= 15 menit, 30 menit, 60 menit, 250
menit, 1440 menit.
121
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
7.1 MAKSUD
7.2 PERALATAN
a. cetakan
b. alat penumbuk
c. palu
d. linggis
e. sekop
f. pisau perata
g. kaliper
h. Saringan no 4
i. timbangan
j. cawan
k. gelas ukur
Menyiapkan contoh tanah seberat 6,8 kg. Contoh tanah harus bebas atau
telah dibebaskan dari butir – butir yang lebih besar dari 4,75 mm (saringan
No.4) untuk melakukan pengujian kepadatan tanah.
122
7.4 PELAKSANAAN
123
2. Melakukan pemadatan untuk lapis selanjutnya dengan cara seperti
lapis pertama.
e. Melepaskan leher sambung, memotong kelebihan contoh uji yang telah
dipadatkan dan meratakan permukaannya menggunakan pisau perata,
sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
f. Menimbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya
dengan ketelitian 1 gram (𝐵2).
g. Membuka keping alas dan mengeluarkan benda uji dari dalam cetakan
menggunakan alat pengeluar benda uji (extruder). Belah benda uji secara
vertikal menjadi 2 bagian yang sama, kemudian mengambil sejumlah
contoh yang mewakili dari salah satu bagian untuk pengujian kadar air.
h. Memecahkan benda uji sampai secara visual lolos saringan 4,75 mm
(untuk cara A 0 dan B) atau saringan 19,00 mm (untuk cara C dan D)
mencampurkan dengan sisa contoh uji di dalam loyang. menambahkan air
secukupnya sehingga kadar airnya meningkat 1% sampai dengan 3% dari
kadar air benda uji pertama, kemudian mengaduk sampai merata.
i. Mengulangi langkah-langkah yang diuraikan dalam butir 4 sampai dengan
8 diatas beberapa kali sehingga didapat minimal 5 data pengujian dengan
kadar air yang berbeda-beda.
124
7.5 BAGAN ALIR PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Mulai
Memasukan benda uji kedalam cawan dan campurkan dengan air dispersi
Benda uji di mixer dan setelah itu di masukan ke tabung ukur di tutup dan
di kocok sebanyak 60 kali
Selesai
125
7.6 HITUNGAN
Keterangan :
ρ = Kepadatan basah,gram/cm3
B1 = Berat cetakan dan kepimg alas, gram
B2 = Berat cetakan dan keeping alas dan benda uji,gram
V = Volume benda uji atau volume cetakan, cm3
P
Pd= .100%
(100+ω)
Keterangan:
ρd = Kepadatan kering, gram/cm³
ρ = Kepadatan basah, gram/cm³
ω = Kadar air, %
d. Hitung kepadatan (berat isi) kering untuk derajat kejenuhan 100” dengan
rumus sebagai berikut:
GS . ρW .
ρzav = .100%
(100+ GS . ω)
Keterangan:
ρzav = Kepadatan kering untuk drajat kejenuhan 100%
Gs = Berat jenis tanah
Pw = Kepadatan air, gram/cm³
e. Penggambaran grafik
1. Gambarkan titik-titik hubungan antara kepadatan kering (sumbu X)
dan kadar air (sumbu Y) dari hasil uji pada sebuah grafik, kemudian
gambarkan sebuah kurva yang halus yang menghubungkan titik-titik
126
tersebut. Dari kurva yang telah digambarkan, tentukan kepadatan
kering maksimum pada puncak kurva dan kadar air optimum.
2. Gambarkan grafik hubungan antara kepadatan kering dan kadar air
pada derajat kejenuhan 100Y6 (garis jenuh). Grafik pemadatan tidak
boleh memotong garis jenuh dan pada harga kadar air yang tinggi
grafik pemadatan menjadi sejajar dengan garis jenuh tersebut.
DATA PRAKTIKUM
a. Persiapan peralatan
1. Percobaan 1
2. Percobaan 2
Diameter cetakan = 15,24 cm
Tinggi cetakan = 17,785 cm
3. Percobaan 3
Diameter cetakan = 15,06 cm
Tinggi cetakan = 17,785 cm
Volume cetakan = 3166 cm
4. Percobaan 4
Diameter cetakan = 15,24 cm
Tinggi cetakan = 17,785 cm
Volume cetakan = 3.243 cm3
5. Percobaan 5
Diameter cetakan = 15,24 cm
Tinggi cetakan = 17,785 cm
Volume cetakan = 3,243 cm3
127
b. Persiapan benda uji
1. Percobaan 1
Berat tanah = 6800 %
Penambahan air = 600 cc
Kadar air awal = 6,413 %
2. Percobaan 2
Berat tanah = 6800 %
Penambahan air = 750 cc
Kadar air awal = 6,458 %
3. Percobaan 3
Berat tanah = 6800 %
Penambahan air = 900 cc
Kadar air awal = 6,701 %
4. Percobaan 4
Berat tanah = 6800 %
Penambahan air = 1050 cc
Kadar air awal = 6,337 %
5. Percobaan 5
Berat tanah = 6800 %
Penambahan air = 1200 cc
Kadar air awal = 6,55 %
c. Kepadatan tanah
1. Percobaan 1
Berat cetakan + keeping alas (B1) = 7613 gr
Berat cetakan + keeping akat + tanah abas (B2) = 12851 gr
Kepadatan tanah B1−B2 = 1,62 gr/cm3
v
2. Percobaan 2
Berat cetakan + keeping alas (B1) = 7600 gr
Berat cetakan + keeping akat + tanah abas (B2) = 13603 gr
Kepadatan tanah B1−B2 =1,85 gr/cm3
v
128
3. Percobaan 3
Berat cetakan + keeping alas (B1) = 7618 gr
Berat cetakan + keeping akat + tanah abas (B2) = 13687 gr
Kepadatan tanah B1−B2 = 1,95 gr/cm3
v
4. Percobaan 4
Berat cetakan + keeping alas (B1) = 7613 gr
Berat cetakan + keeping akat + tanah abas (B2) = 13516 gr
Kepadatan tanah B1−B2 = 1,82 gr/cm3
v
5. Percobaan 5
Berat cetakan + keeping alas (B1) = 7595 gr
Berat cetakan + keeping akat + tanah abas (B2) = 13603 gr
Kepadatan tanah B1−B2 = 1,65 gr/cm3
v
d. Kadar air
1. Percobaan 1
a. Cawan 20
Berat cawan kosong (W1) = 11 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 29,6 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 28 gr
Kadar air w2−w3
100% = 9,412 gr
w3−w2
b. Cawan 31
Berat cawan kosong (W1) = 11,6 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 32,6 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 29,7 gr
9,412+16,022
=
2
129
= 12,717 %
2. Percobaan 2
a. Cawan 48
Berat cawan kosong (W1) =11,1 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 33,8 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 29,8 gr
Kadar air w2−w3
100% = 21,390 %
w3−w2
b. Cawan 47
Berat cawan kosong (W1) = 11,4 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 33 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 30,9 gr
Kadar air w2−w3
100% = 10,769 %
w3−w2
21,390+10,769
=
2
= 16,080 %
3. Percobaan 3
a. Cawan 9
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah baah (W2) = 33 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 31,6 gr
Kadar air w2−w3
100% = 6,897
w3−w2
b. Cawan 44
Berat cawan kosong (W1) = 11,5 gr
Berat cawan + tanah baah (W2) = 30 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 26 gr
Kadar air w2−w3
100% = 27,586 %
w3−w2
130
kadar air 1 + kadar air
Kadar air rata-rata = 2 2
6,897+27,586
= 2
= 17,241 %
4. Percobaan 4
a. Cawan 11
Berat cawan kosong (W1) =11,3 gr
Berat cawan + tanah baah (W2) = 43,5 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 38,2 gr
Kadar air w2−w3
100% = 19,703 gr
w3−w2
b. Cawan 12
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah baah (W2) = 36,8 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 32,7 gr
Kadar air w2−w3
100% = 19,159 %
w3−w2
19,703+19,159
= 2
= 19,431 %
5. Percobaan 5
a. Cawan 24
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah baah (W2) = 36 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 32 gr
Kadar air w2−w3
100% = 19,324 gr
w3−w2
131
b. Cawan 42
Berat cawan kosong (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah baah (W2) = 36,2 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 32,2 gr
Kadar air w2−w3
100% = 19,139 %
w3−w2
19,324+19,231
= 2
= 19,139 %
a. Kepadatan kering
1. Percobaan 1
p
a. Pd = (100−𝑤
)
100
= 1,433 gr/cm3
b. Pd pada saat S =1
65 𝑝𝑤
Pzav =
(100+65 .𝑤) 100
= 1,433 gr/cm3
2. Percobaan 2
p
a. Pd = (100−𝑤
)
100
= 1,595 gr/cm3
b. Pd pada saat S =1
132
65 𝑝𝑤
Pzav = (100+65 .𝑤 100
)
= 1,941 gr/cm3
3. Percobaan 3
p
a. Pd = (100−𝑤 100
)
= 1,635 gr/cm3
= 1,898 gr/cm3
p
4. 1 Pd = (100−𝑤 100
)
=2,259 gr/cm3
2 Pd pada saat S =1
65 𝑝𝑤
Pzav = (100+65 .𝑤
)
100
= 1,822 gr/cm3
5. Percobaan 5
p
1 Pd = (100−𝑤
)
100
=2,294 gr/cm3
2 Pd pada saat S =1
65 𝑝𝑤
Pzav =
(100+65 .𝑤) 100
= 1,829 gr/cm3
133
7.8 PEMBAHASAN
Secara umum dari kata kerja “memadat” adalah menekan sampai rapat dan
merata kesegala arah. Dalam mekanika tanah kata kerja “memadat” adalah
menekan partikel-partikel tanah sampai rapat bersamanya dengan keluarnya udara
dari ruang pori.Dengan demikian yang disebut dengan pemadatan tanah adalah
usaha memadatkan tanah (mengurangi ruang pori) dengan cara mekanis yaitu
menumbuk,menggilas atau mengetarkan
Dengan tenaga pemadatan tertentu dan dengan air yang terbaik (OMC) akan
dapat mengahasilkan kepadatan yang maksimal yang dimaksud dengan kadar air
134
terbaik adalah jumlah air yang terdapat dalam tanah. Jika tanah dipadatkan dapat
menghasilkan kepadatan yang maksimal.
Untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume dan untuk
mengevaluasi tanah agar memenuhi persyratan kepadatan, maka umumnya
dilakukan uji pemadatan untuk berbagai jenis tanah pada umumnya terdapat satu
nilai air optimum untuk mencapai volume kering maksimumnya.
7.9 KESIMPULAN
Berdasarkan grafik dan perhitungan didapat OMC sebesar 17,241% dan MDD
sebesar 1,634 gr/cm³. Dalam pengamplikasikan dilapangan inilah OMC diunakan
untuk menapatkan kadar air optimum tanah,sedangkan MDD digiunakan untuk
padat kering maksimum
135
LAPORAN SEMENTARA
Persiapan peralatan:
Percobaan No. 1 2 3 4 5
Diameter cetakan (cm) 15,24 15,24 15,06 15,24 15,24
Tinggi cetakan (cm) 17,79 17,79 17,79 17,79 17,79
Volume benda 3244,25 3244,25 3168,06 3244,25 3244,25
(cm3)
uji/cetakan
Persiapan contoh uji:
Berat tanah basah yang 6800 6800 6800 6800 6800
(gr)
disiapkan
Kadar air awal (%) 6,413 6,458 6,701 6,334 6,55
Penambahan air (%)
Penambahan air (cc) 600 750 900 1050 1200
Kepadatan basah:
Nomor Percobaan 1 2 3 4 5
Berat cetakan + keping 7613 7600 7618 7613 7595
(gr)
alas (B1)
Berat cetakan + keping 12851 13603 13687 13516 13603
alas + tanah basah (B2) (gr)
(gr/cm3)
Kepadatan basah,
(gr/cm3) 1,615 1,850 1,916 1,820 1,852
(B B )
2 V 1
Kadar air:
Nomor Percobaan 1 2 3 4 5
No. Cawan 20 31 48 47 9 44 11 12 24 42
Berat cawan
(gr) 11 11,6 11,1 11,4 11,3 11,5 11,3 11,3 11,3 11,3
kosong (W1)
Berat cawan + tanah
(gr) 29,6 32,1 33,6 33 33 30 43,5 36,8 36 36,2
basah (W2)
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil - UTY
136
Berat cawan + tanah
(gr) 28 29,7 29,8 30,9 31,6 26 38,2 32,7 32 32,2
kering (W3)
Kadar air,
W W3
2 .100% (%) 9,412 16,022 21,390 10,769 6,897 27,586 19,70 19,15 19,32 19,13
3 9 4 9
W3 W1
Kepadatan kering:
Kepadatan kering,
.100 gr/cm3 1,432 1,594 1,634 1,524 1,553
d
(100 )
Kepadatan kering, S = 1
Gs .w
.100 gr/cm3
zav
(100 G .) 1,975 1,852 1,813 1,744 1,750
s
…………………………….
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
(……………………………) (……………………………)
137
GRAFIK HUBUNGAN KADAR AIR DAN KEPADATAN
KERING
138
GAMBAR ALAT
139
4. Sekop digunakan mengambil tanah.
140
7. Tabung Gelas
141
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
142
(g) (h)
(i) (j)
Keterangan :
a. Menyiapkan tanah sebanyak 6,8 kg
b. Mencampur tanah dengan air sesuai ukuran yang telah ditentukan, kemudian
mengaduk tanah yang telah dicampur dengan air sampai merata
c. Membersihkan cetakan dan menimbang berat cetakan dan keping alas serta
ukur diameter dalam dan tingginya
d. Memasukkan tanah benda uji ke dalam cetakan
e. Menumbuk sebanyak 56 kali setiap lapis dalam 5 lapis tanah
f. Meratakan permukaan menggunakan pisau perata sehingga benar-benar rata
dengan permukaan cetakan dan menimbangnya
g. Mengambil sampel tanah yang telah di padatkan
h. Menimbang cawan yang berisi benda uji
i. Memasukkan cawan berisi tanah ke dalam oven
j. Mengeluarkan dari desikator dan menimbang berat kering setelah di oven
143
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN UJI CBR LABORATORIUM
8.1 MAKSUD
8.2 PERALATAN
144
8.3 BENDA UJI
1. Bila kadar air tanah ωo>ωopt maka contoh tanah boleh dikeringkan
udara. Bila kadar air telah dicapai maka kadar air telah sesuai dan
berat tanah menjadi:
Wbaru = W. ( 100+ ωopt)/ (100+ωo)
keterangan:
Wbaru = berat contoh tanah yang di siapkan,gr.
W = berat contoh tanah yang disiapkan pada pengujian
kepadatan tanah, gr.
ωopt = kadar air optimum,%
ωo = kadar air asli,%
Ww = berat penambahan air,gr.
145
8.4 .PELAKSANAAN
146
membiarkan air meresap atau masuk secara bebas dari
permukaan dan dasar benda uji. Selama perendaman,
pertahankan permukaan air di dalam cetakan dan bak perendam
sekitar 25 mm di atas permukaan benda uji. Rendam benda uji
sekitar 96 jam (4 hari). Selama perendaman setiap hari dibaca
besarnya pengembangan yang terjadi.
4. Setelah pembacaan akhir arloji pengembangan, keluarkan benda
uji dari bak perendam, tuuangkan air dari permukaan benda uji
dan biarkan selama 15 menit. Lakukan secara hati-hati,
permukaan benda uji tidak boleh terganggu selama penuangan
air.
5. Setelah menuangkan air, keluarkan keeping beban beserta
keeping berlubang banyak, kemudian diyimbang dan catat berat
tanah bersama cetakan.
g. Memasang kembali keeping beban diatas benda uji. Letakkan contoh
tanah bersama cetakan diatas piringan penekan pada alat penetrasi
CBR. Mengatur piston penetrasi sampai menyentuh permukaan
benda uji, kemudian mengatur arloji pengukur penetrasi dan arloji
beban pada posisi nol.
h. Membiarkan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan
penetrasi seragam pada 1,27 mm/menit. Mencatat beban apabila
penetrasi menunjukan 0,32 mm (0,0125 inch) ; 0,64 mm (0,025
inch); 1,27 mm (0,050 inch); 1,91 mm (0,075 inch); 2,54 mm (0,10
inch); 3,81 mm (0,15 inch); 5,08 mm (0,20 inch); 7,62 mm (0,30
inch); 10,16 mm (0,40 inch); dan 12,70 mm (0,50inch).
i. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air
sekurang-kurangnya 100 gram untuk tanah berbutir halus dan
sekurang-kurangnya 500 gram untuk tanah berbutir kasar.
147
8.5 BAGAN ALIR CBR
Mulai
Selesai
148
8.6 HITUNGAN
a. Beban penetrasi
Beban penetrasi didapat dari:
P = a.k
Keterangan :
a = pembajaan arloji ukur beban,div.
k = kalibrasi proving ring,lbs/div.
b. Grafik hubungan antara beban dan penetrasi
Gambarkan grafik hubungan antara beban dan penetrasi setiap benda
uji, dengan penetrasi sebagai absis dan beban penetrasi sebagai ordinat.
Ada kemungkinan grafik yang diperoleh, pada bagian awalnya tidak
berupa garis lurus, maka dalam hal ini diadakan koreksi titik nolnya.
c. Nilai CBR
Nilai beban terkoreksi harus ditentukan untuk setiap benda uji pada
penetrasi 2,54 mm (0,10 inch) dan 5,08 mm (0,20 inch). Nimai CBR
dinyatakan dalam persen, diperoleh dengan membagi nilai beban
terkoreksi pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inch) dan 5,08 mm (0,20 inch)
dengan beban standar.
P't .100
CBR0,1"=
Ps1
P't .100
CBR0,2"=
Ps2
keterangan:
CBR0,1′′ = nilai CBR pada penetrasi 0,1’’ (%)
CBR0,2′′ = nilai CBR pada penetrasi 0,2’’ (%)
P′1 = nilai beban terkoreksi pada penetrasi 0,1’’ (lbs)
P′2 = nilai beban terkoreksi pada penetrai 0,2’’ (lbs)
Ps1 = beban standar pada penetrasi 0,1’’ (3000 lbs)
Ps2 = beban standar pada penetrasi 0,2’’ (4500 lbs)
CBR umumnya dipilih pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inch). Jika CBR
pada penetrasi 5,08 mm (0,20 inch) lebih besar dari CBR pada penetrasi
149
2,54 mm (0,10 inch), pengujian CBR harus diulang, jika setelah diulang,
tetap memberikan hasil yang serupa, CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,20
inch) harus digunakan.
d. CBR desain
Data hasil pengujian dari 3 benda uji digambarkan dalam bentuk grafik
hubungan nilai CBR dengan densitas kering/ kepadatan kering. CBR
desain ditentukan pada persentase densitas kering maksimum yang
diperlukan, umumnya pada persentase minimum yang di syaratkan sesuai
spesifikasi (± 95%)
e. Pengembangan
Pengembangan dinyatakan sebagai persentase tinggi benda uji awal.
Dihitung dengan rumus:
h₁-h₀
Δh= .100
h₁
Keterangan :
∆ℎ = pengembangan,
%
ℎ0 = tinggi awal benda uji (=116,43 mm)
ℎ1 = tinggi akhir benda uji setelah perendaman, mm
DATA PRAKTIKUM
Jenis pengujian
Direndam
Cara
Persiapkan Benda uji
a. Kadar air awal (Wo) =
b. Kadar air optimum (Wopt) = 16,940 %
c. Berat tanah awal yang disiapkan (W) = 6800 gr
d. Penambahan air (Ww) = 650 gr
1. Pengujian tumbukan 10
Tinggi cetakan = 11,92 cm
Diameter cetakan = 15,008 cm
Berat cetakan = 4168 gr
150
a. Nomor cawan timbangan =A
Berat cawan (W1) = 11,1 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 44,4 gr
Berat cawan + tanah kering (W3) = 39,7
b. Nomor cawan timbangan =B
Berat cawan (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 46,9 gr
Berat cawan + tanah basah (W3) = 41,4 gr
Berat tanah + cetakan = 7484 gr
2. Pengujian tumbukan 30
Tinggi cetakan = 11,91 cm
Diameter cetakan = 15,275 cm
Berat cetakan = 4165 gr
a. Nomor cawan timbangan =C
Berat cawan (W1) =11,3 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 49,5 gr
Berat cawan + tanah basah (W3) = 43,9 gr
b. Nomor cawan timbangan =D
Berat cawan (W1) = 11,2 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 34,8 gr
Berat cawan + tanah basah (W3) = 31,3 gr
Berat tanah + cetakan = 8082 gr
3. Pengujian tumbukan 65
Tinggi cetakan = 11,95 cm
Diameter cetakan = 15,221 cm
Berat cetakan = 4164 gr
a. Nomor cawan timbangan =E
Berat cawan (W1) = 11,3 gr
Berat cawan + tanah basah (W2) = 54,7 gr
Berat cawan + tanah basah (W3) = 48,3 gr
b. Nomor cawan timbangan =F
Berat cawan (W1) = 11,1 gr
151
Berat cawan + tanah basah (W2) = 44,4 gr
Berat cawan + tanah basah (W3) = 9,6 gr
Berat tanah + cetakan = 8233 gr
44,4 −
=
39,7 x100%
39,7−11,1
= 16,434
%
46,9 −
=
41,4 x100%
41,4−11,3
= 18,272
%
152
Kadar air rata-rata
Kadar air percobaan I = 16,434 %
Kadar air percobaan II = 18,272 %
16,434+18,272
Kadar air = 2
= 17,353 %
3. Densitas basah (p)
Berat tanah + cetakan (B2) = 7484 gr
Berat cetakan (B1) = 4168 gr
Volume cetakan (V) = 2108,33 cm2
− 𝐵1)
𝐵2
Densitas basah (p) =(
𝑉
7484−4168
= 2108,33
= 1,573 gr/cm3
1,573 x 100
= (100+17,353)
= 1,340 gr/cm3
5. Bahan penetrasi
Waktu = 2 menit
Penetrasi = 2,54 mm
= 0,1 inch
Pembacaan arloji (a) =8
Kalibrasi proving ring = 31,9942
Beban (P) =a.k
= 8 . 31,9942
= 255,953 lbs/div
153
6. Nilai CBR
Nilai beban terkoreksi pada kondisi 0,1 “ (P′1)
Nilai beban terkoreksi pada kondisi 0,2 “ (P′2)
P1
CBR 0,1 “ = .100
300
0
255,9
= 3000 .100
= 8,53 %
383,930380,5
CBR 0,2 “ = .100
4500
= 8,46 %
155
Berat cawan + tanah kering (W3) = 31,3 gr
Kadar air (ω) = W2− W3
x100%
W3−W1
34,8 −
=
31,3 x100%
31,3−11,2
= 17,413
%
= 17,295 %
3. Densitas basah (p)
Berat tanah + cetakan (B2) = 8082 gr
Berat cetakan (B1) = 4165 gr
Volume cetakan (V) = 2182 cm2
− 𝐵1)
𝐵2
Densitas basah (p) =(
𝑉
8082−4165
= 2182
= 1,795 gr/cm3
1,795 x 100
= (100+17,295)
= 1,530 gr/cm3
5. Bahan penetrasi
Waktu = 2 menit
Penetrasi = 2,54 mm
= 0,1 inch
Pembacaan arloji (a) = 27
Kalibrasi proving ring = 31,9942
156
Beban (P) =a.k
= 27 . 31,9942
= 863,843 lbs/div
6. Nilai CBR
Nilai beban terkoreksi pada kondisi 0,1 “ (P′1)
Nilai beban terkoreksi pada kondisi 0,2 “ (P′2)
825,5
CBR 0,1 “ = .100
3000
255,953
=:
3000 .100
= 27,52 %
1310,5
CBR 0,2 “ = .100
4500
= 29,12 %
157
54,7 −
=
48,3 x100%
49,3−11,3
= 17,297
%
44,4 −
=
39,6 x100%
39,6−11,1
= 16,842
%
= 17,070
3. Densitas basah (p)
Berat tanah + cetakan (B2) = 8233 gr
Berat cetakan (B1) = 4164 gr
Volume cetakan (V) = 2173,70 cm2
− B1)
B2
Densitas basah (p) =(
V
8233−4164
= 2173,70
= 1,872 gr/cm3
158
x 100 x 100
(100+17,353)
159
= 1,599 gr/cm3
5. Bahan penetrasi
Waktu = 2 menit
Penetrasi = 2,54 mm
= 0,1 inch
Pembacaan arloji (a) = 33,5
Kalibrasi proving ring = 31,9942
Beban (P) =a.k
= 33,5 . 31,9942
= 1071,806 lbs/div
6. Nilai CBR
Nilai beban terkoreksi pada kondisi 0,1 “ (P′1)
Nilai beban terkoreksi pada kondisi 0,2 “ (P′2)
CBR 0,1 “ = P1 .100
3000
1105,4
= 3000 .100
= 36,85 %
= 35,55 %
160
8.8 PEMBAHASAN
California Bearing Ratio (CBR) adalah rasio dari gaya perlawanan penetrasi
(Penetration Resistence) dari tanah terhadap panetrasi sebuah piston ditekan
secara kontinu dengan gaya parlawanan penetrasi serupa pada contoh tanah
standar berupa batu pecah di california. Rasio tersebut diambil pada penetrasi 25
dan 5.0 mm (0,1 dan 0,2) dengan konstanta angka tertinggi yang digunakan. Gaya
perlawanan penetrasi adalah gaya yang diperlukan untuk menahan penetrasi
konstan dari suatu Piston ke dalam tanah.
Tujuan percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah yang dasar yang
komplikasi dilaboratorium yang akan digunakan dalam percobaan tebal
pelaksanaan. Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR (dalam %) yang
nantinya dipakai untuk meneruskan tebal perkerasan.
Pada perencanaan Jalan baru, tebal perkerasen biasanya ditentukan dari nilai
CBR tanah dasar yang didapatkan. Nilai CBR yang digunakan pada perencanaan
disebut perencanaan CBR desain (CBR Design). Desain CBR dapat jadi
percobaan dilaboratorium dengan memperhitungkan dua faktor yaitu:
1. Kadar air tunah serba berat isi kering pada waktu di padatkan.
2. Percobaan pada kadar air yang mungkin terjadi setelah perkerasan selesai
dibuat.
GAMBAR
161
CBR umumnya dipilih pada penetrasi 2,54 (0,1 inch). Jika CBR pada penetrasi
5,08 mm (0,2 inch ) lebih besar dari CBR pada penetrasi 2,54 mm ( 0,1 inch )
pengujian CBR harus diulang. Jika setelah diulang tetap memberikan hasil yang
serupa. CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,2 inch) harus digunakan.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahan penetrasi 0,1 dan 0,2 inch dimana
0,1 inch lebih besar dari 0,2 inch yang mana dari data tersebut telah memenuhi
persyaratan bahwa pada umumnya CBR dipilih pada penetrasi 2,54 mm (0,1 inch)
8.9 KESIMPULAN
162
LAPORAN SEMENTARA
Data cetakan:
10 30 65
Metode pemadatan
tumbukan/lapis tumbukan/lapis tumbukan/lapis
Tinggi cetakan, cm 11,918 11,907 11,946
Diameter cetakan, cm 15,008 15,275 15,221
Volume cetakan (V),cm 3
2108,33 2182,00 2173,70
Berat cetakan (B1), gr 4168 4165 4164
Pengembangan:
Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis 30 tumbukan/lapis 65 tumbukan/lapis
Tanggal
Jam
Pembacaan, div
Perubahan, div
Pengembangan, %
163
Kadar air:
Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis 30 tumbukan/lapis 65 tumbukan/lapis
Pengambilan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
sampel pengujian pengujian pengujian pengujian pengujian pengujian
No. cawan timbang A B C D E F
Berat cawan (W1),
gr 11,1 11,3 11,3 11,2 11,3 11,1
Berat cawan +
tanah basah (W2), 44,4 46,9 49,5 34,8 54,7 44,4
gr
Berat cawan +
tanah kering (W3), 39,7 41,4 43,9 31,3 48,3 39,6
gr
Kadar air,
W W3
2 .100% 16,43 18,27 17,17 17,41 17,29 16,84
W3 W1 4 2 8 3 7 2
Densitas/Kepadatan:
Metode pemadatan 10 tumbukan/lapis 30 tumbukan/lapis 65 tumbukan/lapis
Pengambilan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
sampel direndam direndam direndam direndam direndam direndam
Berat tanah +
7484 8082 8233
cetakan (B2), gr
Densitas basah,
1,573 1,795 1,872
(B B )
2 V 1
(gr/cm3)
Densitas kering,
1,340 1,531 1,599
.100
d
(100 )
, (gr/cm3)
164
DATA BEBAN PENETRASI
165
GRAFIK CBR DESAIN
166
167
168
169
GAMBAR ALAT
PENGUJIAN CBR
1. Cetakan berupa silinder dari logam dengan ukuran diameter bagian dalam
17.83 cm dan tinggi 17.83 cm. cetakan harus dilengkapi leher sambung
(extensioncollar) dengan tinggi 5 cm dan keeping alas yang berlubanng
banyak.
170
Gambar 8.3 Penumbuk
5. Keping beban terbuat dari logam dan berpenampang bundar dengan massa
setiap keping (2.27±0.04) kg.
171
6. Piston penetrasi terbuat dari logam dan berpenampang bundar dengan diameter
(49.63±0.13)mm, luas penampang 1935 mm² (3 inchi²) dan Panjang tidak
kurang dari 102 mm.
172
8. Cawan kadar air
173
11. Sendok pengaduk
174
14. Timbangan
175
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
176
(g ) (h)
(i) (j)
(k)
177
Keterangan :
a. Menyiapkan tanah sample
b. Mengayak tanah dengan ayakan No.40
c. Menimbang tanah yang akan dipadatkan
d. Mencampur tanah dengan air sesuai ukuran yang ditentukan.
e. Memasukkan tanah kedalam silinder dalam 3 lapis dan menumbuk 56 kali setiap
lapis
f. Menimbang tanah yang sudah ditumbuk
g. Menguji tanah yang sudah dipadatkan di mesin CBR
h. Mengambil sampel tanah dari cetakan silinder untuk diuji kadar airnya.
i. Memasukan kedalam oven
j. Mengeluarkan dari oven dan memasukkan kedalam desikator
k. Mengeluarkan dari desikator dan menimbang tanah kering
178
PERCOBAAN IX
PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN
ALAT KONUS PASIR (SAND CONE)
(SNI 03-2828:1992)
9.1 MAKSUD
9.2 PERALATAN
179
9.3 BENDA UJI
Lapisan tanah atau lapis podasi bahwa berupa sirtu dan batu pecah yang akan
diuji yang mengandung butir berukuran tidak lebih dari 5 cm, harus dipersiapkan
terlebih dahulu dengan membuat lubang berdiameter 16,51 cm,kedalaman 10 cm
sampai 15 cm
9.4 PELAKSANAAN
180
1. isi botol pelan-pelan dengan pasir secukupnya dan timbang (w4 gram).
2. Kemudian botol dibalik untuk mencari berat pasir yang ada di corong.
3. Buka keran dan tunggu hingga pasir berhenti mengalir. Tutup keran
ketika pasir sudah berhenti dan timbang botol (W5).
4. Cari berat pasir dalam corong (Wc = W4 – W5) gram.
181
9.5 BAGAN ALIR PENGUJIAN
Mulai
Memenuhi Tidak
Persyarata
n
Ya
Selesai
182
b. Menentukan isi botol pasir
Mulai
Mengosongkan
. botol lalu mengetingkan
Meletakkan alat dan botol pada dasar yang rata menutup kran dan
mengisi corong dengan pasir
Tidak
Memenuhi
Persyarata
n
Ya
Selesai
183
c. Menentukan pasir dalam corong
Mulai
.
Memasukkan pasir kedalam botol, memasang corong dan menimbang
Meletakkan Plat lapangan pada dasar yang rata dan memasang corong
dan botol diatasnya
Mengulani pengujian sampai tiga kali dan mengambil rata – rata sari
ketiga hasil
Tidak
Memenuhi
Persyarata
n
Ya
Selesai
184
2. Menentukan kepadatan tanah lapangan
Mulai
Membersihkan
. dan meratakan permukaan tanah meletakkan plat corong
dan mengkokohkan dengan paku
Menggali lubang ± 10 cm
Mengisi botol dengan pasir hasil kalibrasi dan menimbang beratnya serta
cawan baca dan catat hasilnya
Tidak
Memenuhi
Persyarata
n
Ya
Selesai
185
9.6 HITUNGAN
W
V=
13
= volume pasir dalam lubang, cm3
γd
186
W12 = W 10 − W 11 = berat pasir dalam corong dan lubang, gr
W8 = berat kaleng/wadah + tanah basah, gr
W7 = berat kaleng/wadah kosong, gr
W 6 = = W 4 − W 5 = berat pasir dalam corong, gr
W 11 = berat botol + sisa pasir + corong, gr
W 10 = berat botol + pasir + corong, gr
W4 = berat botol + pasir + corong (saat kalibrasi), gr
W5 = berat botol + sisa pasir + corong (saat kalibrasi),gr
4. Derajat kepadatan
DATA PRAKTIKUM
a. Hasil Percobaan kaliborasi pasir sandcone
a. Percobaan 1
1. Berat botol + corong (W1) = 689 gr
2. Berat botol + corong + air (W2) = 5676 gr
3. Berat botol + Corong + pasir (W3) = 8688 gr
4. Kerapatan Relatif = 0.99598
5. Temperatur = 29 °C
6. Berat botol + pasir + corong (W4) = 8688 gr
7. Berat botol + sisa pasir + corong (W5)= 7020 gr
d. Percobaan 2
a. Berat botol + corong (W1) = 681 gr
b. Berat botol + corong + air (W2) = 5675 gr
187
c. Berat botol + Corong + pasir (W3) = 8683 gr
d. Kerapatan Relatif = 0.99568
e. Temperatur = 30 °C
f. Berat botol + pasir + corong (W4) = 8683 gr
g. Berat botol + sisa pasir + corong (W5)= 7008 gr
e. Percobaan 3
a. Berat botol + corong (W1) = 681 gr
b. Berat botol + corong + air (W2) = 5676 gr
c. Berat botol + Corong + pasir (W3) = 8685 gr
d. Kepadatan Relatif = 0.99598
e. Temperatur = 30 °C
f. Berat botol + pasir + corong (W4) = 8685 gr
g. Berat botol + sisa pasir + corong (W5)= 7012 gr
2. Percobaan kadar air tanah lapangan
a. Percobaan 1
Cawan no 24a
1. Berat cawan kosong (W1) = 11.2 gr
2. Berat cawan + tanah basah (W3) = 43.8 gr
3. Berat cawan + tanah kering (W2) = 48.1 gr
Cawan no 33a
1. Berat cawan kosong (W1) = 11.3 gr
2. Berat cawan + tanah basah (W3) = 54 gr
3. Berat cawan + tanah kering (W2) = 60.2 gr
b. Percobaan 2
Cawan no 24a
1. Berat cawan kosong (W1) = 11.7 gr
2. Berat cawan + tanah basah (W3) = 48.2 gr
3. Berat cawan + tanah kering (W2) = 53.3 gr
Cawan no 33a
1. Berat cawan kosong (W1) = 11.2 gr
188
2. Berat cawan + tanah basah (W3) = 50.2 gr
3. Berat cawan + tanah kering (W2) = 56.1 gr
c. Percobaan 3
Cawan no 24a
1. Berat cawan kosong (W1) = 11.1 gr
2. Berat cawan + tanah basah (W3) = 35.1 gr
3. Berat cawan + tanah kering (W2) = 39.5 gr
Cawan no 33 a
1. Berat cawan kosong (W1) = 11.4 gr
2. Berat cawan + tanah basah (W3) = 33.7 gr
3. Berat cawan + tanah kering (W2) = 37.6 gr
3. Kepadatan tanah
a. Percobaan 1
1. Berat kaleng / wadah kosong (W7) = 342 gr
2. Berat kaleng + tanah basah (W8) = 1856 gr
3. Berat kaleng + pasir + corong (W10) = 7020 gr
4. Berat sisa pasir + corong (W11) = 3821 gr
b. Percobaan 2
1. Berat kaleng / wadah kosong (W7) = 342 gr
2. Berat kaleng + tanah basah (W8) = 2247 gr
3. Berat kaleng + pasir + corong (W10) = 6978 gr
4. Berat sisa pasir + corong (W11) = 3585 gr
c. Percobaan 3
1. Berat kaleng / wadah kosong (W7) = 342 gr
2. Berat kaleng + tanah basah (W8) = 2400 gr
3. Berat kaleng + pasir + corong (W10) = 7048 gr
4. Berat sisa pasir + corong (W11) = 3502 gr
189
9.7 ANALISIS HITUNGAN
1. Percobaan 1
a. Kalibrasi Pasir Sandcone
Volume botol (Vb) = W2-W1
V
5676 - 689
= 0,99598
= 5007,129
8688 - 689
= 5007,129
= 1.598 %
b. Kadar air tanah lapangan
Cawan no 24a
Kadar air (W) = W2-W3 X100%
W3-W1
48.1 - 43.8
= 43.8 - 11.2 X100%
= 13,190 %
Cawan no 33a
Kadar air (W) = W2-W3 X100%
W3-W1
60.2 - 54
= 54 - 11.3 X100%
= 14.520%
c. Kepadatan tanah lapangan
Berat tanah basah (W9) = W8 – W7
= 1856 - 342
= 1514 gr
Berat pasir dalam corong = W10 – W11
dan lubang (W12) = 7020 - 3821
190
= 3199 gr
Berat pasir dalam lubang = W12 – W6
= 3199 - 1668
= 1531 gr
Volume pasir dalam lubang (Ve) = W13
γb
1531
= 1598
= 958.358 cm3
Berat volume basa (γb) = W9
Ve
1514
= 958.358
= 1580 gr/cm3
1580
= 100+13.855 X 100
= 0.1543 gr/cm3
Kepadatan tanah maks laboratorium = 1062 gr/cm3
Kepadatan laboratorium 95% = γdlab X 95%
= 0.1543 X 95%
=1,466 gr/cm3
Derajat kepadatan = γdlap
Γdlap ..95% X 100%
0.1543
= 0.1466 X 100%
=724.475
2. Percobaan 2 %
W2-W1
Volume botol (Vb) =
191
V
5675 - 681
0,99568
192
= 1718 gr
W13
Volume pasir dalam lubang Ve
= γp
1718
= 1595
= 1076.85 cm3
Berat volume basah (γb) = W9
Ve
1905
= 1076.85
= 1769 gr/cm3
1769
= 100+14.550 x 100
= 1.5443 gr/cm3
Kepadatan tanah maks laboratorium = 1062 gr/cm3
Kepadatan laboratorium 95% = γdlap X95%
= 1.5443 X 95%
=1.4671 gr/cm3
Derajat kepadatan = γdlap
Γdlap . .95% X 100%
1.5443
= 1.4671 X 100%
=72.383%
3. Percobaan 3
a. Kalibrasi Pasir Sandcone
Volume botol (Vb) = W2-W1
V
5676 - 681
= 0,99598
= 5015.161
193
Berat isi pasir (γp) = W3-W1
Vb
8685 - 681
= 5015.161
= 1.596
39.5 - 35.1
= 35.1 - 11.1 X 100%
= 18.333 %
Cawan no 33a
Kadar air ( W) = W2-W3 X 100%
W3-W1
37.6 - 33.7
= 33.7 - 11.4 X 100%
= 17.489 %
c. Kepadatan tanah lapangan
Berat tanah basah (W9) = W8 – W7
= 2400 - 342
= 2058 gr
Berat pasir dalam
corong dan lubang (W12) = W10 – W11
= 7048 - 3502
= 3546 gr
Berat pasir dalam lubang (W13) = W12 – W6
= 3546 - 1673
= 1873 gr
W13
Volume pasir dalam lubang (Ve) =
γp
1873
=
1596
194
= 1173.59 cm3
W9
Berat volume basah ( γp)
Ve
=
2058
= 1173.59
= 1754 gr/cm3
1754
= 100+17.911 X 100
= 1.4872 gr/cm3
Kepadatan tanah maks laboratorium = 1062 gr/cm3
Kepadatan laboratorium 95% = γdlap X 95%
= 1.4872 X 95%
=1.4129 gr/cm3
Derajat kepadatan = γdlap
Γdlap . .95% X 100%
1.4872
= 1.4129 X 100%
=75.164
195
9.8 PEMBAHASAN
Sandcone adalah alat yang digunakan untuk tes pengujian dalam hal ini untuk
menentukan kepadatan lapisan tanah dilapangan dengan menggunakan pasir baik itu
lapisan tanah atau perkerasan lapisan tanah yang di padatkan.
Percobaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan
pemadatan dilapangan yang dinyatakaan dalam derajat pemadatan ( degree of
compaction) yaitu perbandingan antara γd lapangan ( kerucut pasir ) dengan γd maks
hasil percobaan pemadatan di laboratorium dalam presentase lapangan.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan
memperbaiki sifat – sifat teknisnya , oleh karena itu sifat teknis timbunan sangat
penting untuk diperhatikan. Tidak hanya kadar air dan berat keringnya pengujian
untuk contoh pemadatan dilapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar u
tuk mengontrol suatu proyek.
Selain itu test sandcone bertujuan untuk menentukan derajat kepadatan
lapangan yang didapat dari presentase perbandingan antara berat isi tanah
keringlapangan ( kepadatan kering lapangan ) dan berat isi tanah kering pada saat
pengujian di laboratorium (kepadatan standar)
196
Berdasarkan pengujian sandcone didapat hasil derajat kepadatan berdasarkan
percobaan 1= 1,519 percobaan 2 = 1,519 dan percobaan 3 = 1,519 sehingga dapat di
ambil rata – rata sebesar 2,740 maka nilai memenuhi persyaratan spesifikasi
kepadatan sebesar 1062 gr/cm3.
9.9 KESIMPULAN
Pengujian II
Pengujian III
197
LAPORAN SEMENTARA
No. Titik 1 2 3
Berat botol kosong + corong (W1), gr 689 681 681
Berat botol + air penuh + corong (W2), gr 5676 5676 5676
Temperatur (T), C o
29 30 30
Kerapatan relatif air (ρω) 0,99598 0,99598 0,99598
W W1 3
K A L I B R A S IP A S I RS A N DC O N E
Volume botol, V 2 cm
b
5007,13 5016,67 5015,16
w
Volume botol rata-rata 5012,99
Syarat: selisih Vb dengan Vb rata-rata tidak boleh > 3
5,859 3,685 2,174
cm3
Berat botol + pasir penuh + corong (W3), gr 8688 8683 8685
W W1
Berat isi pasir, 3 gr/cm3
p
1,598 1,585 1,596
Vb
Berat isi pasir rata-rata 1,596
Syarat: selisih γp dengan γp rata-rata tidak boleh > 1%
dari γp rata-rata 0,001 0,001 0,000
Berat botol + pasir + corong (W4), gr 8688 8683 8685
Berat botol + sisa pasir + corong (W5), gr 7020 7008 7012
Berat pasir dalam corong (W6 = W4- W5), gr 1668 1675 1673
Berat pasir dalam corong rata-rata 1672
Syarat: selisih W6 dengan W6 rata-rata tidak boleh >
1% dari W6 rata-rata 0,239 0,179 0,060
198
Kadar Air Tanah Lapangan:
No. Titik
Parameter
1 2 3
Berat cawan kosong (W1), gr 11,2 11,3 11,7 11,2 11,1 11,4
Berat cawan + tanah basah (W2), gr 48,1 60,2 53,3 56,1 39,5 37,6
Berat cawan + tanah kering (W3), gr 43,8 54 48,2 50,2 35,1 33,7
No. Titik
Parameter Rumus
1 2 3
Berat kaleng/wadah kosong (W7), gr 342 342 342
Berat kaleng/wadah + tanah basah (W8), gr 1856 2247 2400
Berat tanah basah (W9 = W8- W7), gr 1514 1905 2400
Berat botol + pasir + corong (W10), gr 7020 1905 2058
Berat botol + sisa pasir + corong (W11), gr 3821 3585 3502
Berat pasir dalam corong dan (W12 = W10- W11), gr
3199 3393 3546
lubang
Berat pasir dalam lubang (W13 = W12- W6), gr 1531 1718 1873
W
V 13 cm3
Volume pasir dalam lubang e 958 1077,06 1173,59
p
W9
gr/cm3
Berat isi tanah basah b
1,580 1,769 1,663
Ve
b
Lap .100% ,
Berat isi tanah kering d
100 1,359 1,544 1,410
gr/cm3
Kepadatan maksimum γd Lab., gr/cm3
1,599 1,599 1,599
laboratorium
Kepadatan laboratorium 95% (γd Lab.95%), gr/cm3 1,519 1,519 1,519
d Lap.
Derajat kepadatan dLab.95%.100% 95,00 95,00 95,00
199
Hasil perhitungan:
…………………………….
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
(……………………………) (……………………………)
200
GAMBAR ALAT
2. Corong kalibrasi berfungsi untuk menentukan banyaknya pasir otawa yang akan
digunakan
201
Gambar 9.3 Plat dudukan
5. Bahan pembantu berupa pasir otawa berfungsi untuk mengukur kepadatan tanah
di lapangan
202
GAMBAR PELAKSANAAN
(a) (b)
(c)
(d)
203
(e) (f)
(h)
(g)
(i) (j)
204
(k) (l)
Keterangan :
a. Menimbang botol kosong dan corong
b. Menimbang botol dan corong yang berisi air serta mengukur suhunya
c. Mengosongkon botol dan air lalu mengeringkan dan meletakkan di dasar yang
rata kemudiam mengising corong besar pelan-pelan dengan pasir sampai penuh,
dengan selama pengisian corong selalu terisi paling sedikit setengahnya
d. Menimbang botol dan corong yang berisi pasir
e. Menimbang berat kaleng lapangan kosong
f. Menyiapkan lokasi yang mau di uji kepadatannya, kemudian pasang plat lalu di
paku di bagian setiap ujugnya, kemudian menggali tanah sampai ke dalaman 10
cm dan tanah hasil galian di taruh di kaleng semuanya
g. Meletakkan botol pasir di atas plat yang sudah di lubangi sedalam 10 cm dengan
corong menghadap ke bawah dan membuka kran secara perlahan
h. Menimbang sisa pasir dalam botol
i. Menimbang berat kaleng lapangan yang sudah di isi pasir di lubang sedalam 10
cm
j. Mengambil sampel tanah dan memasukkan ke dalam cawan untuk di lakukan
proses menimbang
k. Masukkan di oven kurang lebih 12 jam
l. Menimbang benda uji yang telah di lakukan di o
205
DAFTAR PUSTAKA
Anonim : SNI – 2828- 1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat
konsus pasir. Pusjalan Balitbang PU
Anonim : SNI – 1965 – 2008 cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan
di laboratorium. Badan standar desiosi Nasional.
Anonim : SNI – 1742 – 2008 cara uji kepadatan ringan untuk tanah Badan
Standarisasi Nasional
Anonim : SNI – 1968 – 2008 cara uji penentuan batas plastis dan indeks Plastisitas
Tanah. Badan Standar Nasional.
Anonim : SNI – 1748 – 2008 uji berat jenis Tanah. Badan Standarisasi Nasional.
Anonim :SNI – 1748 – 2008 cara uji kepadatan berat. Untuk tanah Badan
Standarisasi Nasional.
Anonim : SNI – 1967 – 2008 cara uji Batas Cair Tanah. Badan Standarisasi
Nasional.
Anonim : SNI – 3422 – 2008 cara uji penentuan Batas Susut Tanah. Badan
Standarisasi Nasional.
Anonim : SNI – 3423 – 2008 cara uji Analisis Ukuran Butir Tanah. Badan
Standarisasi Nasional.
Anonim : SNI – 1744 – 2008 Metode uji CBR Laboratorium Badan Standarisasi
Nasional
206
Resume Hasil Uji Laboratorium
Sifat Fisik (Index Uraian
No Properties) Pemeriksaan Hasil Uji Spesifikasi Keterangan
1 Berat Jenis Berat jenis {Gs} 2,82 ˉˉ ˉˉ
Batas Cair {LL} 49,5 ˉˉ ˉˉ
Batas Plastis {PL} 39,39 ˉˉ ˉˉ
Indeks Plastisitas
ˉˉ ˉˉ
2 Atterberg Limit {PI} 10,11
Batas Susut {R} ˉˉ ˉˉ
Rasio Susut {S} 0,985 ˉˉ ˉˉ
Susut linier {LS} 3,721 ˉˉ ˉˉ
Lolos Saringan
ˉˉ ˉˉ
no.200 (0,075mm) 0,697
Koef. Gradasi
ˉˉ ˉˉ
keseragaman {Cu} 1,23
Koef. Gradasi
ˉˉ ˉˉ
{Cc} 0,00475
3 Analisis Ukuran Butir
Jenis Gradisi ˉˉ ˉˉ
Gravel {G} 0% ˉˉ ˉˉ
Sand {S} 30,28% ˉˉ ˉˉ
Silt {M} 66,34% ˉˉ ˉˉ
Clay {C} 3,38% ˉˉ ˉˉ
Sistem AASHTO A-7-6 Min A-7-6
4 Klasifikasi Tanah
Sistem USCS CC Min CH ˉˉ
Uraian
No Pengujian Lapangan Hasil Uji Spesifikasi Keterangan
Pemeriksaan
Derajat Kepadatan 186,165% Min 95% ˉˉ
1 Sandcone Lapangan Kadar Air (-3 OMC
15,439% ˉˉ
Lapangan +1)
207