Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

TUGAS MATA KULIAH MEKANIKA TANAH


Dosen Pengampu: Drs. Eko Suwarno, M.Pd

Disusun Oleh

KELOMPOK 1

AJENG AYU AZIMATU ZIANA 220523609999


BRILIAN NUR FIKRI ASWINDRA 220523604678
CECILIA RAHMA ARIKA 220523605944
CLARESSA AULIA 220523602254
CRISTIAN TIMANTA SEBAYANG 220523606243
DENDY SURYA BAKTI 220523608768

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bidang Mekanika Tanah adalah bagian dari Geoteknik yang merupakan salah satu
cabang dari ilmu Teknik Sipil, yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika tanah
modern. Tanah digunakan sebagai bahan konstruksi di berbagai proyek teknik sipil, dan
mendukung pondasi secara struktural. Dalam mekanika tanah, kita mempelajari kelakuan
kondisi tanah yang berbeda-beda yang mana sering kita temukan dalam praktek. Keragaman
ini menentukan sifat tanah dengan berbagai persoalan sesuai dengan kondisi tertentu yang di
kehendaki dalam pelaksanaan. Dengan demikian, ahli sipil harus mempelajari sifat tanah,
seperti asal usulnya, distribusi ukuran butiran, kemampuan drainase air, kompresibilitas,
kekuatan geser, dan kapasitas daya dukung.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Mekanika Tanah yaitu kadar air. Untuk
memisahkan antara tanah dengan air, digunakan uji kadar air untuk menghilangkan air pada
tanah. Kadar air dinyatakan dalam persen volume yaitu presentase volume air terhadap tanah.
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf kemampatan tanah.
Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit perkembangan perakaran tanaman, pori
makro terbatas dan penetrasi air terhambat
Berat jenis (spesific gravity) tanah (Gs) adalah perbandingan antara berat volume
butiran padat (ys) dengan berat volume air (yw) pada temperatur tertentu

1.2 TUJUAN

a. Mengetahui Kadar Air pada tanah


b. Mengetahui Berat Jenis (Gs) pada tanah
c. Mengetahui Berat Isi pada tanah
PENGUJIAN 1
Menentukan Kadar Air

A. Maksud dan Tujuan


Pengujian ini bertujuan untuk meelakukan pengujian jenis tanah dengan benar dengan
menentukan kadar airnya. Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung dalam suatu benda ,
seperti tanah, batu dan lainnya. Kemudian kita menghitung berat tanah keringnya untuk dapat
menghitung kadar airnya dalam satuan persen.

B. Alat dan Bahan


1. Tanah basah (Tejo Kulon)
2. 2 Wadah kaleng ukuran diameter ±50,8 mm
3. Oven ( suhu 100℃ − 105℃)
4. Neraca timbang

C. Prosedur
1. Tentukan berat wadah kaleng kosong dengan tutupnya dan catat .
2. Setelah ditimbang , masukkan tanah basah Tejo Kulon ke dalam kedua wadah kaleng.
3. Kemudian, timbang kedua wadah kaleng yang sudah berisi tanah basah beserta tutupnya, dan catat
hasilnya.
4. kemudian masukkan tanah basah ke dalam oven , pastikan penutup sudah terlepas agar tanah bisa
mengering . Oven di suhu sekitar 100℃ − 105℃.

5. Setelah 24 jam, keluarkan tanah dari dalam oven .


6. Kemudian timbang kembali dan catat hasilnya dengan penutupnya kembali.

D. Kalkulasi dan Hasil Pengujian


1. Hitung berat air yang terbuang = W2 – W3
2. Hitung berat tanah kering = W3 – W1
3. Hitung kadar air :
𝑊𝑊2−
W
𝑊𝑊3
(%) = × 100
𝑊𝑊3 − 𝑊𝑊1

Tulis kadar air ke 1% terdekat atau 0,1% berdasarkan ukuran spesimen.


E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan kelompok kita , di dapatkan hasil
pengujian yang kurang dari standar. Mungkin penyebab dari problem ini adalah karena "
over time " saat proses oven.
Hasil : 0,67 %
Standar pengujian: 15%-20%

F. Dokumentasi

Proses penimbangan berat kosong.

Proses pengambilan tanah basah


Proses penimbangan berat isi basah

Proses oven tanah basah selama 24 jam.

Proses penimbangan tanah kering setelah oven. Untuk mendapatkan


perhitungan kadar air.
PENGUJIAN 2
Menentukan Berat Jenis (GS)

A. Maksud dan Tujuan


Berat jenis suatu bahan didefinisikan sebagai rasio berat bahan yang diberikan
volume bahan dengan berat volume air suling yang sama. Dalam mekanika tanah,
berat jenis padatan tanah (yang sering disebut sebagai berat jenis tanah) adalah
merupakan parameter penting untuk perhitungan hubungan berat-volume. Dengan
demikian spesifik
berat jenis, 𝐺𝐺𝑠𝑠 didefinisikan sebagai

Kisaran umum nilai 𝐺𝐺𝑠𝑠 untuk berbagai jenis tanah diberikan pada Tabel 3-1 Prosedur
Prosedur penentuan berat jenis, 𝐺𝐺𝑠𝑠 yang dijelaskan di sini berlaku untuk tanah
yang terdiri dari partikel-partikel yang berukuran lebih kecil dari 4,75 mm (ayakan No. 4
AS).

B. Alat dan Bahan


1. Labu ukur (500 ml)
2. Thermometer dengan skala pembagian 0,5°C
3. Keseimbangan sensitif hingga 0,01 g
4. Air suling
5. Bunsen bumer dan penyangga (dan/atau pompa vakum atau aspirator)
6. Piring penguapan
7. Spatula
8. Botol pemeras plastik
9. Oven pengering
C. Prosedur
1. Bersihkan labu ukur dengan baik dan keringkan.
2. Isi labu dengan hati-hati dengan air suling yang telah dihilangkan udaranya hingga
tanda 500 ml (bagian bawah meniskus harus berada pada tanda 500 ml).
3. Tentukan massa labu dan air yang terisi sampai tanda 500 ml (𝑊𝑊𝑊𝑊1).
4. Masukkan termometer ke dalam labu berisi air dan tentukan suhunya air T = T1 °C
5. Masukkan sekitar 100 gram tanah kering di udara ke dalam cawan penguapan.
6. Jika tanahnya kohesif, tambahkan air (yang telah dikeringkan dan disuling) ke
dalam tanah dan aduk hingga bentuk pasta yang halus. Biarkan terendam selama
sekitar satu setengah hingga satu jam di dalam piring penguapan. (Catatan:
Langkah ini tidak diperlukan untuk tanah yang berbentuk butiran, yaitu tanah
yang tidak kohesif, tanah).
7. Pindahkan tanah (jika berbentuk butiran) atau pasta tanah (jika kohesif) ke dalam
labu ukur.
8. Tambahkan air suling ke dalam labu ukur yang berisi tanah (atau pasta tanah)
hingga membuatnya sekitar dua pertiga penuh.
9. Keluarkan udara dari campuran air-tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan:
a. Rebus perlahan labu yang berisi campuran tanah-air selama sekitar 15 hingga
20 menit. Lanjutkan perebusan dengan mengaduk labu secara terus menerus
(Jika terlalu banyak panas yang diberikan, tanah bisa mendidih). Atau
b. Berikan vakum dengan pompa vakum atau aspirator sampai semua udara yang
terperangkap keluar.
Ini adalah langkah yang sangat penting. Sebagian besar kesalahan dalam
hasil tes ini disebabkan oleh udara yang terperangkap yang tidak dikeluarkan.
10. Turunkan suhu campuran tanah-air dalam labu ukur hingga mencapai suhu
ruangan yaitu T1 °C-lihat Langkah 4. (Suhu air ini berada pada suhu
kamar.)
11. Tambahkan air suling yang telah dihilangkan udara ke dalam labu ukur hingga
bagian bawah meniskus menyentuh tanda 500 ml. Keringkan juga bagian luar labu
dan bagian dalam leher atas. meniskus.
12. Tentukan massa gabungan botol ditambah tanah ditambah air (𝑊𝑊𝑊𝑊2).
13. Sebagai tindakan pencegahan, periksa suhu tanah dan air di dalam labu untuk
mengetahui apakah T1 ° ± 1°C atau tidak.
14. Tuangkan tanah dan air ke dalam piring penguapan. Gunakan botol pemeras
plastik dan cuci bagian dalam botol. Pastikan tidak ada tanah yang tertinggal di
dalamnya.
15. Masukkan cawan penguapan ke dalam oven untuk mengeringkan hingga
mencapai berat yang konstan.
16. Tentukan massa tanah kering dalam cawan penguapan (𝑊𝑊𝑠𝑠 ).
D. Kalkulasi dan Hasil Pengujian
1. Menghitung berat jenis
E. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang sudah dilakukan kelompok kita, di dapatkan hasil yang
sudah sesuai standar pengujian. Hasilnya adalah 1,00 , jika dilihat dari SNI hasilnya
tidak boleh melebihi skala 3,00.
F. Dokumentasi

Sampel 1 Sampel 2
Proses penimbangan labu ukur kosong

Sampel 1 Sampel 2
Proses penimbangan labu ukur + air
Proses penyaringan tanah kering

Proses memasukkan tanah kering ke labu ukur

Proses penimbangan labu ukur+tanah+air


Proses mengeluarkan gelembung udara
Pengujian 3

Menentukan berat isi

A. TUJUAN

Mengetahui berat isi maka akan tahu beratnya tanah persatuan volume. Kegunaan
berat isi tidak hanya mengetahui berat tanah persatuan volume saja tetapi pada
percobaan lainnya juga diperlukan seperti pada geser langsug, kuat tekan bebas
dimana sebenarnya harus dipakai benda uji asli (undistrub). Bila tak dapat benda uji
yang asli maka dapat diganti dengan benda uji buatan tetapi berat isi tidak mengalami
perubahan. Atau membuat benda uji dimana yang kita punya adalah tanah dalam
keadaan kering maka berat isi pada kondisi ini sangat dibutuhkan kehadirannya.

B. Alat dan bahan.


1. Mould
2. Wadah
3. Timbangan
4. Oven
5. Tanah kering
6. Pasir
C. Prosedur
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menimbang mould kosong pada timbangan
3. Tentukan berat tanah dan wadahnya kemudian catat
4. Setelah ditimbang, masukkan kedalam oven selama 1 jam
5. Lalu, masukkan pasir kedalam mould sebanyak 100 ml kemudian timbang.
6. Setelah 1 jam, keluarkan tanah dalam oven kemudian masukkan kedalam
mould berisi pasir tersebut dan penuhi mould hingga tanah tidak terlihat lagi
permukaannya
7. Kemudian ditimbang untuk mengetahui berat keduanya.
8. Setelah itu keluarkan tanah dan menimbang nya lagi untuk mengetahui volume
tanah dan catat untuk hasilnya

D. Kalkulasi dan Hasil Pengujian

Berat isi tanah dapat dihitung dengan rumus:


w –w1
𝑚𝑚 = 2
(𝑘𝑘𝑔𝑔/𝑐𝑐𝑚𝑚2 )
vt

M= berat isi tanah (𝑔𝑔𝑟𝑟𝑎𝑎𝑚𝑚/𝑐𝑐𝑚𝑚3 )

𝑤𝑤1 =berat mould (𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔)

𝑤𝑤2 =berat mould dan tanah (𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔)

𝑣𝑣t =volume tanah (𝑐𝑐𝑐𝑐3)

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kelompok kita , volume yang di hasilkan agregat
sudah memenuhi standar pengujian. Proses penimbangan juga sudah dilakukan
dengan teliti dan tepat, sehingga dapat di hasilkan standar pengujian yang sesuai.
F. Dokumentasi

Proses penimbangan mould kosong


Proses penimbangan tanah dan wadahnya

Proses oven selama 1 jam

Proses memasukkan pasir dan tanah

Anda mungkin juga menyukai