Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Mekanika Tanah Kadar Air

BAB III

PERCOBAAN LABORATORIUM

3.1 Indeks Properties Tanah

3.1.1 Pemeriksaan Kadar Air (Water Content Test)

3.1.1.1 Tujuan Praktikum

Percobaan ini dilakukan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
Kadar air tanah (w) adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
tanah terhadap berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen.

3.1.1.2 Dasar Teori

Tanah merupakan material yang terdiri dari butiran mineral-mineral


padat yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak di atas batuan dasar.
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama sekali
dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang masih
dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari tanah
apabila dilakukan dengan tindakan khusus untuk maksud tersebut, misalnya
dengan memanaskan di dalam oven. Penyelidikan tanah yang memadai
merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan
sebuah proyek. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengujian kadar air pada tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dalam contoh tanah dengan berat
butir.

Hubungan-hubungan berat dan volume yang biasa digunakan dalam


mekanika tanah adalah kadar air, porositas, angka pori, berat volume, berat jenis,
derajat kejenuhan dan lain-lain. Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan
antar berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan
dinyatakan dalam persen. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan
sejumlah tanah basah yang dikeringkan dalam oven dengan suhu 1000C - 1100C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut.

Sugesti Muh Iqbal (M1C117020)


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Kadar Air

Tanah berguna sebagai bahan bangunan dan pendukung pondasi


bangunan. Segumpal tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Pada kondisi
kering, tanah terdiri dari dua bagian, yakni butir-butir tanah dan pori-pori udara.
Pada kondisi jenuh air, tanah terdiri dari dua bagian yakni butir-butir tanah dan air
pori. Pada kondisi tidak jenuh air (natural), tanah terdiri dari tiga bagian, yakni
butir-butir tanah, pori-pori udara dan air pori.

Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume


tanah.Cara ini memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran
terhadap ketersediaan air bagi tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan
kadar air dapat digolongkan dalam cara Gravimetrik, tegangan dan hisapan,
tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara Gravimetrik merupakan cara
yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah dikeringkan dalam
oven pada suhu 100ºC-150ºC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena proses
pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
(Hakim,dkk, 1986). Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada
kenyataan bahwa jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah
air yang ditahan pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat
menurunkan kandungan air tanah sampai batas titik layu permanen. Atas dasar itu
maka jumlah air yang dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik layu
permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapang tidak
menguntungkan lagi bagi tanaman tingkat tinggi

Persediaan air dalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau
air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotraspirasi (penguapan
langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), dan tingginya muka air tanah.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungsn erat dengan besarnya
tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air
menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di
dalam tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada
tanah umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung

Sugesti Muh Iqbal (M1C117020)


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Kadar Air

atau liat (Hardjowigeno, 2003). Air dalam tanah mengalir kebawah dengan gaya
perkolasi sesuai dengan gavitasi bumi. Hal ini disebabkan oleh sifat air yang
mengalir dari tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah. Kadar air
tanah dapat dihitung menggunakan rumus sebagai beriktu :

(𝑊 − 𝑊 )
w = (𝑊1 − 𝑊2 ) (3.1)
2 3

Keterangan :
w = kadar air (%)
w1 = berat cawan dan tanah basah (gram)
w2 = berat cawan dan berat tanah kering (gram)
w3 = berat kontainer (gram)

3.1.1.3 Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan untuk pengujian pemeriksaan kadar air


adalah :
A. Alat
1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai (110±5)˚C
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat
3. Neraca dengan ketelitian :
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
b. 0,10 gram untuk berat kurang dari 100 – 1000 gram
c. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
4. Desikator
B. Bahan
Jumlah benda uji yang dibutuhkan tergantung pada ukuran butir maksimum
dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti pada tabel 3.1.1.3.
Tabel 3.1 Berat minimum sampel yang di oven untuk maksimum partikel.
Ukuran maksimum partikel Berat minimum sampel
#40 (0,42 mm) 10 gram
#4 (4,475 mm) 100 gram
½ inci 300 gram
1 inci 500 gram
2 inci 1000 gram
Sumber : Modul Praktikum Mekanika Tanah

3.1.1.4 Prosedur Percobaan

Sugesti Muh Iqbal (M1C117020)


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Kadar Air

Adapun prosedur percobaan pada pengujian pemeriksaan kadar air adalah


sebagai berikut :
A. Ambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan masukkan ke dalam
tiga buah kontainer yang telah diberi label.
B. Masing – masing kontainer yang telah diisi contoh tanah ditimbang dan
dicatat.
C. Selanjutnya kontainer – kontainer tersebut dimasukkan ke dalam oven selama
24 jam pada terperatur lebih kurang 110˚C atau sampaik beratnya konstan.
D. Setalah di oven selama 24 jam, kotainer ditambah tanah tersebut ditimbang
dan dicatat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan selama percobaan :


A. Untuk masing – masing contoh tanah harus dipakai kontainer yang diberi label
dan tidak boleh sampai tertukar.
B. Untuk setiap benda uji harus diambil tiga sampel, sehingga kadar air dapat
diambil rata – rata.
C. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji dalam
oven harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu serta saluran udara
harus terbuka.

Sugesti Muh Iqbal (M1C117020)

Anda mungkin juga menyukai