Anda di halaman 1dari 7

LAB. KEBISINGAN DAN Waktu : 13.00-16.

00 WIB
KUALITAS UDARA Tanggal: 26 November 2019
Hari : Selasa

EVALUATION OF BACKWATER CURVE

Nama : Syahlia Rana Salsabila


NIM: F44180019
Kelompok : 1 (satu)

Nama Asisten:
1. Ahmad Ramdani (F44170002)
2. Luthfi Lofianda (F44170003)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Pemanfaatan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan di berbagai bidang
diantaranya: pertanian, perkebunan, perikanan, dan pembangunan PLTA menjadi
kebutuhan utama bagi masyarakat. Salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan
aliran sungai agar tidak terjadi kekeringan dan dapat merata sepanjang tahun
diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang tepat di sebuah DAS (Agustina
2018). Profil aliran menunjukkan lengkung permukaan (surface curve) aliran. Jika
kedalaman aliran bertambah terhadap arah aliran (hilir) maka akan tergambar
lengkung air balik (back water curve) yang termasuk aliran tidak seragam berubah
lambat laun. Namun, jika kedalaman air berkurang dalam arah aliran (hilir) maka
akan tergambar lengkung surut muka air. Panjang back water dipengaruhi oleh
kondisi fisik, diantaranya saluran prismatik, distribusi kecepatan, geometri
saluran, kekasaran saluran, kemiringan saluran, dan debit rencana (Chow 1984).
Muara sungai berfungsi sebagai pembuangan/pengeluaran debit sungai ke
laut terutama ketika waktu banjir. Debit aliran pada muara sungai lebih besar jika
dibandingkan dengan tampang sungai di bagian hulu. Hal ini disebabkan oleh
letak muara sungai yang berada di ujung hilir. Selain itu, besarnya debit aliran di
muara sungai juga dipengaruhi oleh fungsi muara yang harus melewatkan debit
yang ditimbulkan oleh pasang surut yang lebih besar dari debit sungai itu sendiri.
Waktu banjir bersamaan dengan aliran muka air sungai yang tinggi maka tinggi
muka air banjir di penampang sungai menjadi besar karena terjadi aliran balik
(backwater). Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian banjir agar
dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir (Siallagan dan Tarigan
2018).
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan menentukan variasi nilai kedalaman dengan jarak
aliran dari hilir bendung dengan berbagai selang kedalaman.

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
1. Laptop
2. Aplikasi quick basic
3. Proyektor

METODOLOGI
Praktikum “Evaluation of backwater curve” dilaksanakan pada hari Selasa,
26 November 2019 di Laboratorium kebisingan dan kualitas udara, Institut
Pertanian Bogor pukul 13.00-16.00 WIB. Penggunaan laptop dan program quick
basic dilakukan pada praktikum kali ini. Praktikum dilakukan dengan
pemasukkan kode-kode (coding) pada program QB46. Kemudian menu run diklik
dan akan muncul lembar baru untuk pengisian data step length. Masukkan angka -
0.05 dan tekan enter. Setelah itu, akan muncul nilai kedalaman air dan jarak
bendungannya. Secara sederhana langkah dalam praktikum ini digambarkan pada
diagram alir berikut.
Mulai

Program quick basic dibuka

Masukkan kode (coding)

Klik run

Masukkan angka -0.05


sebagai step length dan tekan
enter

Kode dimasukkan ke masing-masing command

Selesai

Gambar 1 Diagram alir pada quick basic

PEMBAHASAN
Backwater merupakan peristiwa meluapnya air yang terjadi akibat
pengaruh pasang surut dimuara sungai. Pada saat permukaan air induk sungai
melebihi ketinggian permukaan air saluran drainase primer, alirannya berbalik
dari induk sungai masuk kembali menuju saluran darinase primer. Backwater
tersebut menyebabkan terbendungnya aliran dari hulu,sehingga elevasi muka air
pada penampang sungai meningkat. Semakin tingginya pasang surut yang terjadi,
maka backwater sangat berpengaruh terhadap kenaikan elevasi di muka air hulu
maupun hilir yang menyebabkan kenaikan elevasi muka air pada periode waktu
tertentu, hingga melebihi elevasi tanggul yang ada saat ini (Anandhita dan
Hambali 2015). Back Water yang terjadi akibat pengaruh pasang surut di muara
sungai yaitu pada saat permukaan air laut melebihi permukaan air sungai,
sehingga alirannya berbalik dari laut masuk menuju sungai. Tentunya hal ini dapat
berpengaruh terhadap sungai itu sendiri diantaranya adalah banjir karena
meluapnya air yang seharusnya dibuang ke laut (Pangestu dan Astuti 2018). Back
water dapat ditentukan oleh beberapa persyaratan yaitu, energi spesifik (E) adalah
minimum untuk debit yang ditentukan, debit adalah maksimum untuk energi
spesifik yang ditentukan, gaya spesifik adalah minimum, untuk debit yang
ditentukan, debit adalah maksimum untuk gaya spesifik yang telah ditentukan,
dan bilangan Froude adalah satu (Wibisono 2016).
Energi Spesifik adalah tenaga pada sembarang tampang diukur dari dasar
saluran. Energi spesifik dalam suatu penampang saluran dinyatakan sebagai
energi air pada setiap penampang saluran, dan diperhitungkan terhadap dasar
saluran. Energi Spesifik dapat juga diartikan sebagai tenaga tiap satuan berat air
pada tampang seimbang diukur dari dasar saluran. Energi spesifik aliran pada
setiap penampang tertentu dihitung sebagai total energi pada penampang itu
dengan menggunakan dasar saluran sebagai referensi (Harianja dan Gunawan
2007). Energi spesifik yang dihasilkan dipengaruhi oleh perubahan ketinggian dan
penyempitan pada aliran yang melalui penyempitan, biasanya gejala perubahan
energi aliran akan berpengaruh pada kelancaran aliran saluran dan pola aliran
yang dihasilkan tidak mudah dianalisa secara analitis (Darmulia 2012).
Berdasarkan praktikum evaluation of backwater curve yang telah
dilakukan, backwater dapat diketahui dengan adanya nilai Y1, Y0, B, Q, N, S, G
berturut-turut sebesar 1.52, 1.03, 6.1, 11.35, 0.025, 0.0016, dan 2. Kemudian
dimasukkan nilai Z. Hasil dari nilai step length sebesar -0,05 m pada program
quick basic diperoleh data kedalaman sebesar 1.52 m, 1.47 m, 1.42 m, 1.37 m,
1.32 m, 1.27 m, 1.22 m, 1.17 m, 1.12 m, dan 1.07 m. Selain diperoleh data
kedalaman, data jarak juga diperoleh berdasarkan kedalaman berturut-turut
sebesar 0 m, 39.126 m, 79.770 m, 122.395 m, 167.687 m, 216.723 m, 334.9539
m, 415.476 m, dan 538.059 m. Data yang diperoleh dari step length sebesar -0,05
m terlalu sedikit, dikarenakan besarnya interval yang diberikan, sehingga
diperlukan nilai step length yang lebih kecil agar dapat diperoleh data yang lebih
detail. Hasil dari perhitungan menggunakan quick basic dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 1 Hasil perhitungan analisis backwater dengan program quick basic


Step length -0.05
Depth of water Distance from weir
Meters Meters
1.52 0
1.47 39.126
1.42 79.77011
1.37 122.3954
1.32 167.6877
1.27 216.7229
1.22 271.3247
1.17 334.9539
1.12 415.476
1.07 538.0599

Analisis backwater masif diaplikasikan dalam bidang teknik sipil maupun


lingkungan. Salah satunya adalah untuk memprediksi kedalaman air dan jarak
bendungannya. Kenaikan muka air mengakibatkan saluran-saluran pembuangan
yang ada tidak dapat membuang air buangan ke dalam aliran sungai. Pada waktu
banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi muka air banjir di
penampang sungai menjadi besar karena terjadi aliran balik (backwater) (Raco
2019). Analisis backwater dapat digunakan dalam mengetahui pola aliran. Setelah
diketahui mengenai pola aliran, selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan dan pengaturan sungai serta dapat digunakan untuk mengatasi
terjadinya banjir disuatu wilayah akibat backwater (Kurniawan et al. 2016).
Dilakukannya analisis mengenai pengaruh backwater pada suatu DAS maka dapat
digunakan untuk mendesain kekuatan suatu tanggul untuk menanggulangi banjir
(Anandhita dan Hambali 2015).

Simpulan
Backwater merupakan peristiwa meluapnya air yang terjadi akibat
pengaruh pasang surut dimuara sungai. Backwater tersebut menyebabkan
terbendungnya aliran dari hulu,sehingga elevasi muka air pada penampang sungai
meningkat. Semakin tingginya pasang surut yang terjadi, maka backwater sangat
berpengaruh terhadap kenaikan elevasi di muka air hulu maupun hilir yang
menyebabkan kenaikan elevasi muka air pada periode waktu tertentu, hingga
melebihi elevasi tanggul yang ada saat ini. Data dari nilai step length sebesar -0,05
m pada program quick basic diperoleh data kedalaman sebesar 1.52 m, 1.47 m,
1.42 m, 1.37 m, 1.32 m, 1.27 m, 1.22 m, 1.17 m, 1.12 m, dan 1.07 m. Selain
diperoleh data kedalaman, data jarak juga diperoleh berdasarkan kedalaman
berturut-turut sebesar 0 m, 39.126 m, 79.770 m, 122.395 m, 167.687 m, 216.723
m, 334.9539 m, 415.476 m, dan 538.059 m. Analisis backwater digunakan untuk
memprediksi kedalaman air dan jarak bendungannya.

Saran
Praktikan memiliki kendala ketika menggunakan quick basic sehingga
terdapat kesalahan dalam memasukkan data. Alat penunjang dalam praktikum,
yaitu projector, dapat diperbaharui agar tampilan data pada quick basic terlihat
lebih jelas. Praktikan lebih teliti dalam pembacaan serta pengetikan data coding
pada quick basic. Hal tersebut harus dilakukan agar tidak terjadi kegagalan saat
memperoleh hasil perhitungan.

Daftar Pustaka
Agustina E. 2018. Analisis pemisahan baseflow menggunakan metode rdf
(recursive digital filter) (studi kasus pada DAS Way Besai) [Thesis]. Bandar
Lampung (ID): Universitas Lampung.
Anandhita T, Hambali R. 2015. Analisis pengaruh backwater (aliran balik)
terhadap banjir sungai Rangkui Kota Pangkalpinang. Jurnal Teknik Sipil.
3(2): 11-15.
Chow VT. 1984. Open Channel Hydraulics. Tokyo (JP): Kogakusha Company.
Darmulia. 2012. Analisis karakteristik aliran melalui saluran terbuka menyempit
dengan variasi sudut pada meja analogi hidrolik. Jurnal ILTEK. 7(13) :
964-969.
Harianja JA, Gunawan S. 2007. Tinjauan energi spesifik akibat penyempitan pada
saluran terbuka. Majalah Ilmiah UKRIM. 1(12): 30-32.
Kurniawan T. 2016. Analisis arus balik air pada saluran drainase primer
Gayam Kabupaten Kulon Progo dengan metode integrasi numerik.
Jurnal Matriks Teknik Sipil. 3(2) : 75-82.
Pangestu AD, Astuti SAY. 2018. Studi gerusan di hilir bendung kolam olak tipe
vlughter dengan perlindungan groundsill. Jurnal Teknisia. 23(1): 463-473.

Raco M G. 2019. Pengaruh pasang surut terhadap tinggi muka air di muara
sungai bailan. Jurnal Sipil Statik. 7 (6) : 627-636.

Siallagan BJN, Tarigan APM. 2018. Analisis pengaruh back water terhadap banjir
Sungai Lepan Kabupaten Langkat. Jurnal Teknik Sipil USU. 7(1): 1-7.

Wibisono C. 2016. Analisis arus balik air pada saluran drainase primer
Ngestiharjo dan Karangwuni Kabupaten Kulon Progo dengan metode
tahapan langsung. Jurnal E-Dinamis. 3(2) : 66-74.
LAMPIRAN

Gambar 2 Daftar coding perhitungan backwater menggunakan program Quick


Basic

Gambar 3 Hasil perhitungan backwater pada step length -0.05 m

Anda mungkin juga menyukai