Anda di halaman 1dari 15

LAB. KEBISINGAN Waktu : 13.00 – 16.

00
DAN KUALITAS UDARA Tanggal : 29 Oktober 2019
Hari : Selasa

HUBUNGAN ENERGI SPESIFIK DAN KEDALAMAN

Nama : Putri Arum Puspitasari


NIM : F441800012
Kelompok : 2 (dua)

Nama Asisten :
1. Ahmad Ramdani ( F44170002)
2. Luthfi Lofianda ( F44170003)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Aliran air merupakan suatu kejadian perpindahan massa dan volume
cairan dari satu titik ke titik lain. Besar debit dan kecepatan aliran berbeda –
beda tergantung pada jenis saluran. Air mengalir pada saluran terbuka seperti
sungai. Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan
bahwa kedudukan permukaan yang bebas cendrung berubah sesuai waktu dan
ruang (Junaidi 2014). Saluran aliran terbagi menjadi saluran terbuka dan saluran
tertutup (Gurum et al. 2015). Saluran terbuka menjadi salah satu saluran
hidrologi yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari karena saluran tersebut
secara alamiah dijumpai di sekitar, seperti contohnya sungai (Setiawan dan
Setiaji 2012).
Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan
bahwa kedudukan permukaan yang bebas cenderung berubah sesuai waktu,
ruang, kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar saluran dan permukaan bebas
tergantung satu sama lain. Kondisi fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi
dibandingkan dengan pipa. Kombinasi antara perubahan setiap parameter saluran
akan memengaruhi kecepatan yang terjadi (Norhadi et al. 2015). Perubahan
kedalaman aliran disebabkan oleh bentuk saluran dimana aliran air mengalir.
Kondisi aliran yang cenderung berubah kedalamannya ini yang menyebabkan
tidak seimbangnya volume air yang terdapat dalam saluran terbuka atau bisa
dikatakan tidak stabil (Junaidi 2014).

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan menentukan hubungan kedalaman aliran dan
energi spesifik serta menentukan kedalaman kritis aliran.

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Komputer/Laptop
2. Aplikasi Microsoft Excell

METODOLOGI
Praktikum hubungan energi spesifik dan kedalaman dengan tujuan
praktikum menentukan hubungan kedalaman aliran dan energi spesifik serta
menentukan kedalaman kritis aliran dilakukan pada hari Selasa, 29 Oktober 2019
di Lab. Kebisingan dan Kualitas Udara, Institut Pertanian Bogor. Praktikum
dilaksanakan pukul 13.00 – 16.00 WIB. Praktikum menggunakan Quick Basic
dengan aplikasi QB64 dan Visual Basic dengan aplikasi Microsoft Excel. Hasil
perhitungan yang ditunjukan dengan program Quick Basic dan Visual Basic
mengenai lebar saluran, debit aliran, energi spesifik, dan kedalaman.
Kodingan pertama dilakukan dengan software Quick Basic. Kode tersebut
berisi data lebar saluran, debit aliran, kedalaman vertikal terhadap datum, dan
panjang saluran di kedalaman. Setelah kodingan selesai diketik, aplikasi
dijalankan dengan menekan tombol F5 pada keyboard atau klik run pada aplikasi
Quick Basic. Kemudian akan muncul lembar baru lalu huruf Y diketik pada satu
pertanyaan. Setelah itu masukan data yang kedua seperti langkah sebelumnya.
Lalu muncul lembaran baru dan ketik huruf N pada satu pertanyaan.
Praktikum menggunakan software Microsoft Excel, langkah awal yang
dilakukan adalah membuat tabel dengan cara membuka sheet. Tabel yang dibuat
berisi data lebar saluran, debit aliran, kedalaman vertikal terhadap datum, dan
panjang saluran di kedalaman. Selanjutnya, kode dimasukkan pada command
button di menu Developer Visual Basic. Lalu buat tabel data kedua dengan isi
yang sama dengan tabel yang pertama dan masukan kode pada command button di
menu Developer Visual Basic untuk tabel kedua. Setelah itu buat grafik hubungan
antara kedalaman dan spesifik energi untuk tabel pertama dan kedua. Secara
sederhana langkah dalam praktikum ini digambarkan pada diagram alir berikut.

Mulai

Program Microsoft Excel dibuka

Buat 3 tabel dengan variansi bentuk saluran persegi, segitiga,


dan trapesium

Tabel yang dibuat berisi data Y, B, A, P, R, N, Q, dan E

Isikan data sesuai dengan yang diberikan

Data lainnya yang belum diketahui, dihitung menggunakan


rumus perhitungan yang sesuai

Isikan data sesuai dengan yang diberikan

A
A

Buat grafik hubungan Y dengan E berdasarkan data yang


diperoleh

Selesai

Gambar 1 Diagram alir pada Microsoft Excel


Nilai luas permukaan saluran persegi dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
A = B × Y ………………………………………(1)
Keterangan : A = Luas permukaan (m2)
B = Lebar dasar saluran (m)
Y = Kedalaman (m)
Nilai keliling basah saluran persegi dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
P = B + 2×Y ……………………………………(2)
Keterangan : P = Keliling basah (m)
B = Lebar dasar saluran (m)
Y = Kedalaman (m)
Nilai luas permukaan saluran segitiga dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
A = ½ × B × Y ………………………………….(3)
Keterangan : A = Luas permukaan (m2)
B = Lebar dasar saluran (m)
Y = Kedalaman (m)
Nilai keliling basah saluran segitiga dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
P = 2 × Z ………………………………………..(4)
Keterangan : P = Keliling basah (m)
Z = Sisi miring (m)
Nilai sisi miring saluran segitiga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan,
Z = √X2 × Y2 …………………………………...(5)
Keterangan : Z = Sisi miring (m)
X = ½ dari lebar dasar saluran
Y = Kedalaman (m)
Nilai luas permukaan saluran trapesium dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
(𝑎+B) × Y
A= …………………………………..(6)
2
Keterangan : A = Luas permukaan (m2)
𝑎 = Sisi sejajar lebar dasar saluran (m)
B = Lebar dasar saluran (m)
Y = Kedalaman (m)
Nilai keliling basah saluran trapesium dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
P = 2 × Z + B……………………………………(7)
Keterangan : P = Keliling basah (m)
Z = Sisi miring (m)
B = Lebar dasar saluran (m)
Nilai sisi miring saluran trapesium dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan,
Z = √X2 × Y2 …………………………………...(8)
Keterangan : Z = Panjang sisi miring (m)
X = ½ dari lebar dasar saluran
Y = Kedalaman (m)
Nilai jari-jari hidrolik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan,
A
R=…………………………………………...(9)
P
Keterangan : R = Jari-jari hidrolik (m)
A = Luas permukaan (m2)
P = Keliling basah (m)
N = Nilai kekasaran Manning
A = Luas permukaan (m2)
Energi spesifik kode pada masing-masing program tersebut dapat dihitung
dengan persamaan :
E= Y +((Q /A)^2 / (2 x g))……......................................... (10)
Keterangan :
E= Energi spesifik (m)
Y = Kedalaman air (m)
Q = Laju aliran (m3/det)
A = Luas penampang saluran (m2)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)

PEMBAHASAN
Energi spesifik adalah tenaga atau energi tiap satuan berat air pada
sembarang tampang diukur dari dasar saluran (Luknanto 2015). Menurut Andreas
dan Dalu (2012), Energi spesifik adalah jumlah dari energi kinematik dan energi
potensial per satuan berat pada sebuah bidang sembarang (bukan dari datum).
Energi Spesifik dapat juga diartikan sebagai tenaga tiap satuan berat air pada
tampang seimbang diukur dari dasar saluran. Energi spesifik aliran pada setiap
penampang tertentu dihitung sebagai total energi pada penampang itu dengan
menggunakan dasar saluran sebagai referensi (Harianja dan Gunawan 2007).
Energi spesifik dipengaruhi oleh kedalaman sakuran vertical, kecepatan rata-rata
saluran, koefisien tenaga kinetik, percepatan gravitasi dan kecepatan. Suatu aliran
fluida akan mengalamai energi spesifik minimum apabila terjadi saat posisi fluida
pada kedalaman kritis. Nilai energi speifik yang ditentukan dapat memiliki
kedalaman alternatif sesuai dengan tinggi kecepatan aliran. (Andreas dan Dalu
2012). Hubungan antara energi spesifik dan kedalaman aliran untuk suatu
penampang saluran dengan debit tertentu akan menggambarkan suatu lengkung
energi spesifik. Lengkung energi tersebut menunjukkan bahwa untuk suatu harga
energi spesifik tertentu akan terdapat dua kemungkinan kedalaman, yaitu taraf
rendah yang mempunyai aliran cepat dan taraf tinggi yang mempunyai aliran
lambat (Chow 1997).
Bilangan froud adalah sebuah nilangan tak bersatuan yang digunakan
untuk mengukur resistensi dari sebuah objek yang bergerak melalui saluran air,
dan emmbandingkannya dengan benda-benda dengan ukuran yang berbeda.
Menurut Salim dan Taib (2018), bilangan Froude adalah sebuah parameter tak
berdimensi yang menunjukkan efek relative dari efek inersia terhadap efek
gravitasi. Angka Froude digunakan untuk membedakan jenis aliran pada
klasifikasi kritis, subkritis dan superkritis. Faktor-faktor yang memengaruhi
bertambahnya ketinggian aliran pada energi spesifik diantaranya ketinggian muak
air dan harga kecepatan masing-masing keadaan debit (Albas dan Permana 2016).
Bilangan froude pada aliran fluida dihitung berdasarkan data kecepatan aliran,
nilai gravitasi juga panjang karakteristik aliran fluida.dan apabila nilai bilangan
froud sama dengan satu maka aliran tersebut merupakan aliran kritis (Akmal
2014).
Aliran dibedakan menjadi tiga berdasarkan energi spesifiknya yaitu aliran
subkritis, aliran kritis, dan aliran superkritis. Aliran saat energi spesifiknya
minimum yang terjadi saat kedalaman kritis digolongkan sebagai aliran kritis.
Aliran yang energi spesifiknya lebih besar dari energi spesifik minimum dan
kedalaman alirannya lebih besar dari kedalaman kritis maka disebut aliran
subkritis. Aliran saat energi spesifiknya lebih besar dari energi spesifik minimum
tetapi kedalaman alirannya lebih kecil dari kedalaman kritis maka disebut aliran
superkritis (Munson et.al. 2005). Energi spesifik yang seharaga E akan terjadi dua
kemungkinan kedalaman Y yaitu Y1 < Yc dan Y2 > Yc, sedangkan pada kondisi
Y = Yc aliran yang terjadi adalah aliran kritis (Harseno dan Jonas 2007).
Sedangkan menurut Nurjanah (2014) klasifikasi aliran dapat dilakukan dengan
mengacu pada bilangan Fraude (Fr) tak berdimensi, dimana acuan dengan
bilangan Fraude yang ada dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu Fr <
1,00 adalah aliran subkritis, Fr = 1,00 adalah aliran kritis, dan Fr > 1,00 adalah
aliran superkritis.

Gambar 2 Grafik kedalaman energi spesifik pada saluran persegi


Gambar 3 Grafik kedalaman energi spesifik pada saluran trapesium

Gambar 4 Grafik kedalaman energi spesifik pada saluran segitiga

Hasil perhitungan energi spesiifk pada kedalaman tertentu menggunakan


data saluran persegi, segitiga, dan trapesium telah diperoleh. Berdasarkan data
pada tabel yang terlampir, saluran persegi memiliki kedalaman 0,05 meter
diperoleh energi spesifik sebesar 7,665 meter, sedangkan pada saluran trapesium
dengan kedalaman yang sama diperoleh energi spesifik sebesar 3,434 meter dan
pada saluran segitiga diperoleh energi spesifik sebesar 30,706 meter. Pada saluran
persegi diperoleh energi spesifik maksimum sebesar 7,665 meter pada kedalaman
0,05 meter dan energi spesifik minimum pada kedalaman 0,35 meter sebesar
0,505 meter. Pada saluran trapesium diperoleh energi spesifik maksimum pada
kedalaman 0,05 meter sebesar 3,434 meter dan energi spesifik minimum pada
kedalaman 0,25 meter sebesar 0,385 meter. Saluran segitiga diperoleh energi
spesifik masimum pada kedalaman 0,05 sebesar 30,706 meter dan energi spesifik
minimum sebesar 0,803 meter pada kedalaman yang sama. Kedalaman kritis dari
setiap saluran dapat dicari dengan bantuan bilangan fourd atau dengan
memperkirakan dari bentuk grafik perbandingan antara kedalaman dengan energi
spesifik. Saluran persegi didapatkan kedalaman keritis sebesar 0,35 m dengan
besaran 0,505 m. Saluran trapesium kedalaman kritisnya adalah 0,25 m dengan
energi spesifiknya sebesar 0,385 m. Saluran segitiga kedalaman kritisnya adalah
0,55 m dengan energi spesifiknya sebesar 0,803 m.
Simpulan
Energi spesifik dipengaruhi oleh kedalaman aliran dimana secara umum
semakin dalam aliran maka energi spesifik akan mengecil nilainya dan selain dari
kedalaman energi spesifik juga dipengaruhi oleh debit dan luas penampang
saluran. Hubungan antara energi spesifik dan kedalaman juga dapat menjadi dasar
untuk menentukan jenis aliran, yaitu aliran kritis, aliran subkritis dan aliran
superkritis. Hasil perhitungan pada saluran persegi saat kedalaman aliran 0,05m
memiliki energi spesifik sebesar 7,665 m dan secara keseluruhan terus menurun
sejalan dengan meningkatnya kedalaman, sedangkan pada saluran trapesium
dengan kedalaman yang sama diperoleh energi spesifik sebesar 3,434 meter dan
pada saluran segitiga diperoleh energi spesifik sebesar 30,706 meter. Kedalaman
aliran saat mencapai 0,95 m energi spesifiknya sebesar 0,971 m. Kedalaman kritis
pada saluran persegi, trapesium, dan segitiga berturut-turut sebesar 0,35 m, 0,25
m, 0,55 m.

Saran
Penggunaan Microsoft excel lebih diperdalam lagi atau lebih diberi teori
agar dalam pengerjaannya dapat lebih optimal dan mudah dipahami ketika
pelaksanaan praktikum. Ketelitian dan ketepatan dalam memasukkan data dan
penggunaan rumus sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan atau
mendapatkan hasil yang berbeda dengan literatur. Praktikum ini telah berjalan
dengan baik, akan lebih baik lagi jika pembekalan tentang penggunaan aplikasi
terkait juga perlu dilakukan agar kesalahan dalam praktikum dapat di
minimalisir.

Daftar Pustaka
Akmal, Muslimin, Meilianda E. 2014. Efisiensi irigasi petak tersier di Daerah
Irigasi Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal Teknik Sipil.
3(3) : 20-37
Albas J, Permana S. 2016. Kajian pengaruh tinggi bukaan pintu air tegak
(scluicegate) terhadap bilangan froude. Jurnal Konstruksi. 14(1 ): 35-45.
Andreas S dan Dalu S. 2012. Pemodelan dan pengujian model dinamis saluran
terbuka hidrolik yang menggunakan weir segitiga. Jurnal Ilmiah
Elektroteknika. 11(1) : 65 – 74.
Chow V. 1959. Open Channels Hidraulics. New York (USA): McGraw Hill.
Gurum AP, Kalpataru I, Warsito. 2015. Perhitungan debit aliran pada sistem
aliran terbuka melalui pengukuran tinggi muka air menggunakan
transduser ultrasonic. [Prosiding]. Pontianak (ID) : Universitas
Tanjungpura.
Harianja JA, Gunawan S. 2007. Tinjauan energi spesifik akibat penyempitan pada
saluran terbuka. Majalah Ilmiah UKRIM 1(21) : 30-46.
Junaidi F. 2014. Analisis distribusi kecepatan aliran sungai Musi (ruas jembatan
ampera sampai dengan Pulau Kemaro). Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan. 2(3) : 542 – 552.
Luknanto D. 2015. Hidraulika Terapan. Yogyakarta (ID): Teknik Sipil
Universitas Gadjah Mada
Munson B, Young D, Okiishi T. 2005. Mekanika Fluida Edisi Keempat. Jakarta
(ID): Erlangga.
Norhadi A., Marzuki A., Wicaksono L., Yacob R.A. 2015. Studi debit aliran pada
sungai antasan kelurahan sungai andai Banjarmasin Utara. Jurnal Poros Teknik. 7
(1) : 1-53.
Nurjanah RAD. 2014. Analisis tinggi dan panjang loncat air pada bangunan ukur
berbentuk setengah lingkaran. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
2(3): 578-582.
Salim A, Taib S. 2018. Fisika Dasar 1. Yogyakarta (ID): Deepublish.
Setiawan A, Setiaji F. 2012. Pemodelan dan pengujian model dinamis saluran
terbuka hidrolik yang menggunakan weir segitiga. Jurnal Ilmiah
Elektroteknika. 11(1) : 65 – 74.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : tabel hasil perhitungan saluran berbentuk persegi, segitiga, dan
trapesium

Gambar 5 Tabel hasil perhitungan saluran persegi

Gambar 6 Tabel hasil perhitungan saluran segitiga


Gambar 7 Tabel hasil perhitungan saluran trapesium

Lampiran 2 Contoh perhitungan


1). Contoh perhitungan menggunakan data kedalaman 0.05 m pada penampang
saluran persegi
a. Luas penampang (A)
A=B×Y
= 10 m × 0.05 m
= 0.5 m2
b. Keliling basah (P)
P = 2Y + B
= 2(0.05 m) + 10 m
= 10.1 m
c. Jari-jari hidrolis (R)
A
R=
P
0.5 m2
=
10.1 m
= 0.0495 m

d. Energi spesifik
𝑄
( 𝐴 )^2
E=Y+
2xg
𝑄0.623
( )^2
E = 0.05 + 0.5
2 x 9.81
E = 7.665 m
2). Contoh perhitungan menggunakan data kedalaman 0.05 m pada penampang
saluran persegi
a. Luas penampang (A)
a+B
A= ×𝑌
2
20 m + 10 m
= × 0.05 m
2
= 15 m × 0.05 m
= 0.75m2
a. Keliling basah (P)
P = 2Z + B
= 2(5,00025m) + 10 m
= 20,0005 m

b. Jari-jari hidrolis (R)


A
R=
P
0.75m2
=
20,0005 m
= 0,037499 m
c. Energi spesifik
𝑄
( )^2
E=Y+ 𝐴
2xg
𝑄0.623
( )^2
E = 0.05 + 0.75
2 x 9.81
E = 3.435
3). Contoh perhitungan menggunakan data kedalaman 0.05 m saluran segitiga
a. Luas penampang (A)
1
𝐴 = (𝐵 × 𝑌)
2
1
= (10 m × 0.05 m)
2
= 0.25 m2

b. Keliling basah (P)


P = 2Z
= 2(5.00025 m)
= 10.0005 m

c. Jari-jari hidrolis (R)


A
R=
P
0.25 m2
=
10.0005 m
= 0,024999 m
d. Energi spesifik
𝑄
( 𝐴 )^2
E=Y+
2xg
𝑄0.623
( )^2
E = 0.05 + 0.25
2 x 9.81
E =30.510

Anda mungkin juga menyukai