Anda di halaman 1dari 12

LAB. STRUKTUR Waktu : 16.00-19.

00 WIB

DAN INFRASTRUKTUR Tanggal : 15 Oktober 2019

Hari : Selasa

KEDALAMAN PROPORSIONAL PADA SALURAN


MELINGKAR

Nama : Nanda Purwita Natasyarini


Nim : F44180035
Kelompok : 4

Nama Asisten:

1. Farihaturrizky Amelia (F44170025)


2. Pradyta Gakuh Oktafiani (F44170066)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Distribusi fluida umumnya mengguakan pipa sebagai komponen utama.
Penggunaan pipa memberikan banyak keuntungan untuk menunjang kehidupan,
contohnya dalam irigasi. Penggunaan pipa dalam saluran irigasi dapat
meminimalisir kehilangan air di saluran dan tampungan di lahan kering sehingga
dapat meningkatkan efisiensi irigasi(Purwanto et al. 2012). Fluida dapat dibagi
menjadi dua yaitu fluida statis, fluida dalam keadaan diam atau tidak bergerak dan
fluida dinamis, fluida yang bergerak(Fran et al. 2017). Fluida tidak dapat menahan
perubahan secara permanen. Aliran fluida tersebut mengalir melalui suatu pipa akan
mengalami gesekan dengan pipa sehingga terjadi kehilangan energi akibat adanya
gaya tahanan yang ditimbulkan oleh pengaruh lapisan batas dan oleh adanya
pemisahan aliran.

Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran
tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam banyak hal
mempunyai kesamaan tetapi memiliki perbedaan juga. Perbedaan tersebut adalah
pada keberadaan permukaan bebas; aliran saluran terbuka mempunyai permukaan
bebas, sedangkan aliran saluran tertutup tidak mempunyai permukaan bebas karena
air mengisi seluruh penampang saluran(Triatmodjo, 1993). Aliran dalam saluran
terbuka dapat digolongkan menjadi berbagai jenis dan diuraikan dengan berbagai
cara. Penggolongan tersebut dibuat berdasarkan perubahan kedalaman aliran sesuai
dengan waktu dan ruang(Bungin 2005). Pada aliran saluran terbuka, air mengalir
dengan muka air bebas sehingga di sepanjang saluran tekanan di permukaan air
adalah sama, yaitu tekanan atmosfer. Aliranyang tidak penuh di dalam pipa juga
dikategorikan sebagai aliran saluran terbuka (Harianja dan Gunawan 2007).

Aliran saluran terbuka (open channel flow) sangat erat hubungannya dengan teknik
sipil. Seperti yang harus diketahui, air mengalir dari hulu ke hilir sampai mencapai
suatu elevasi permukaan air tertentu. Kencenderungan ini ditunjukkan oleh aliran
di saluran alam yaitu sungai. Perjalanan air dapat juga ditambah oleh bangunan-
bangunan yang dibuat oleh manusia seperti saluran irigasi, pipa, gorong-gorong
(culvert), bendungan, dan saluran buatan yang lain atau kanal(Adelia dkk
2013).Adanya perbedaan jenis saluran tersebut menyebabkan diperlukannya
praktikum mengenai pengaruh kedalaman terhadap besaran debit pada saluran.
Diperlukan pula perbandingan kedua nilai debit aliran air pada saluran
berpenampang lingkaran.

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan membandingkan nilai kedalaman proporsional dalam aliran
suatu pipa dengan perbandingan antara debit aktual dengan debit optimum serta
membandingkan hasilnya berdasarkan dua program, yaitu Quick Basic dan Visual
Basic.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Program QB64
2. Laptop
3. Perangkat lunak Microsoft Excel (Visual Basic)

METODOLOGI
Praktikum yang berjudul “Kedalaman Proporsional Pada Saluran
Melingkar” ini dilakukan di Lab Struktur dan Infrastruktur, Institut Pertanian
Bogor. Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 pukul 16.00-
19.00 WIB. Prasyarat utama dalam praktikum ini yaitu Laptop dan aplikasi yang
berkaitan dengan praktikum. Program yang pertama yaitu program Quick Basic
dengan menggunakan perangkat lunak QB64 dan program yang kedua yaitu Visual
Basic dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Kedua program
tersebut memberikan data mengenai nilai debit optimum, perbandingan kedalaman
dan diameter, dan perbandingan debit aktual dengan debit optimum pada saat
diameter, kemiringan saluran, dan koefisien Manning-nya berbeda.

Langkah-langkah untuk mencari nilai debit aktual dan debit faktual


menggunakan program Quick Basic yaitu dengan memasukkan kode-kode (coding)
yang sesuai kedalam Program QB64 dan menggunakan Program Visual Basic
menggunakan Microsoft Excel.. Langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat
secara singkat dan jelas melalui diagram alur berikut :

MULAI

MEMULAI PROGRAM QUICK BASIC

MEMASUKKAN KODE CODING

RUN CODING

MASUKKAN ANGKA 1, 0.0015, DAN 0.0009 DAN TEKAN ENTER

SELESAI
Gambar 1 Diagram Alir pada Quick Basic
MULAI

Memulai Microsoft Excel

Tabel 1 dibuat berisi nilai D, N, S, Q0, dan Y/D pada kondisi 1 dan table 2
dibuat berisi nilai D, N, S, Q), dan Y/D pada kondisi 2.

Mengaktifkan Menu Developer

Membuat fitur Command Button sebanyak empat buah dengan menu calculate
1, erase 1, calculate 2, dan erase 2.

Kode dimasukkan ke dalam masing-masing Command Button

Kode dimasukkan ke dalam masing-masing Command Button

Klik menu Run

Tekan enter

Selesai

Gambar 2 Diagram Alir pada Visual Basic

Kecepatan aliran dalam kode pada masing-masing program tersebut dapat dihitung
dengan persamaan:
V = Q/A ………………………………………………………………... (1)
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/detik)
Q = Debit aliran air (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
Kecepatan aliran dalam coding juga dapat dihitung dengan persamaan:
V = 1/n (R2/3S1/2) …………………………………………………….…. (2)
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/detik)
n = koefisien kekasaran
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan garis energy/slope

Koefisien kekasaran manning dapat dihitung dengan persamaan:


n = (R2/3S1/2)/V ………………………………………………………..... (3)
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/detik)
n = koefisien kekasaran
R = Jari-jari hidrolis (m)
S = Kemiringan garis energi/slope

Jari-jari hidrolis dapat dihitung dengan persamaan:


R = A/P ………………………………………………………………… (4)
dengan P = 2𝜋r = 𝜋𝐷 jika pipa penuh
Keterangan:
R = Jari-jari hidrolis (m)
A = Luas penampang aliran (m2)
P = Keliling penampang basah (m)

PEMBAHASAN
Saluran terbuka adalah saluran di mana air mengalir dengan muka air bebas (Chow
1992). Saluran digolongkan menjadi dua macam yaitu, saluran alam (natural) dan
saluran buatan (artifical). Pada semua titik disepanjang saluran, tekanan
dipermukaan air adalah sama. Pada saluran terbuka, misalnya sungai (saluran
alam), Parameter saluran sangat tidak teratur baik terhadap ruang dan waktu.
Parameter tersebut adalah tampang lintang saluran, kekasaran, kemiringan dasar,
belokan, pembendungan, debit aliran dan sebagainya. Klasifikasi saluran terbuka
berdasarkan asal-usul yaitu saluran alam dan saluran buatan. Saluran alam (natural
channel) yaitu saluran dengan geometri yang tidak teratur dan material saluran
bervariasi seperti sungai-sungai kecil di daerah hulu (pegunungan) hingga sungai
besar di muara. Saluran buatan (artificial channel) yaitu saluran yang di buat oleh
manusia, umumnya memiliki geometri saluraan yang tetap dan di bangun
menggunakan beton,semen dan besi seperti saluran drainase tepi jalan, saluan
irigasi untuk mengairi persawahan, saluran pembuangan, saluran untuk membawa
air ke pembangkit listrik tenaga air, saluran untuk supply air minum, saluran banjir
(Putra 2016). Kondisi fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi
dibandingkandengan pipa. Kombinasi antara perubahan setiap parameter saluran
akanmempengaruhi kecepatan yang dimana kecepatan tersebut akan
menentukankeadaan dan sifat aliran (Junaidi 2014).

Saluran terbuka tentunya memiliki parameter tersendiri dalam pembuktiannya.


Besar tekanan pada suatu titik di dalam fluida tergantung pada tinggi vertical fluida
di atas titik yang ditinjau. Kedalaman proporsional merupakan rasio antara d/D.
Biasanya disederhanakan batas dengan batas biasa untuk d/D adalah 0,2 < d / D <
0.8 (Binilang 2010). Kecepatan yang cukup untuk aliran guna mencegah padatan
deposisi di bagian awal dari periode desain dipastikan dengan batas bawah.

Aliran pada pipa terbuka terbagi menjadi aliran tetap dan aliran tidak tetap. Aliran
tetap terbagi menjadi dua yaitu aliran seragam dan aliran tidak seragam. Konsep
dari aliran seragam adalah terpusat pada pemahaman solusi dari sebagian besar
permasalahan pada pipa terbuka hidrolika. Secara umum, aliran-aliran air memiliki
koefisien kekasaran yang berbeda tergantung pada kondisi alirannya (Afshar dan
Lau 2013). Aliran pada saluran terbuka maupun tertutup, keadaan aliran pada
semua saluran akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat terjadi karena
adanya perubahan bentuk penampang ataupun perubahan bentuk dari saluran. Hal
ini mengakibatkan keadaan aliran juga berubah misalnya perubahan tinggi muka
air atau perubahan kecepatan aliran (Bungin 2005).

Kecepatan aliran adalah jumlah debit yang mengalir persatuan waktu dan
dinyatakan dengan m/s. Kecepatan aliran dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya diameter pipa, panjang pipa, dan kekentalan atau viskositas dari zat cair
itu sendiri (Mustaffa 2016). Kecepatan aliran tidak terbagi merata di sepanjang
dinding saluran karena adanya gesekan antara fluida dengan penampang saluran.
Kecepatan aliran maksimum dalam saluran biasanya terjadi di bawah permukaan
bebas sedalam 0.05 sampai 0.25 kali kedalamannya, makin dekat ketepi berarti
makin dalam dan mencapai maksimum. Distribusi kecepatan aliran juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah bentuk penampang, kekasaran
saluran, dan adanya hambatan-hambatan lain dalam saluran. Kecepatan aliran pada
saluran yang melengkung merupakan gejala yang harus dipertimbangkan dalam
pelaksanaannya (Junaidi 2014).

Di dalam saluran terbuka adanya permukaan bebas dan gesekan pada


dinding sepanjang saluran terbuka menyebabkan pembagian kecepatan yang tidak
sama dalam penampang saluran. Kecepatan pada dinding atau dasar saluran sama
dengan nol, sedangkan kcepatan maksimumnya tidak tejadi pada permukaan bebas,
tetapi terjadi di bawah permukaan bebas sedalam 0.05h sampai 0.25h. Kecepatan
aliran juga tergantung pada beberapa faktor lainnya yaitu bentuk penampang
saluran kekasaran saluran. Kecepatan maksimum pada permukaan bebas terjadi
pada saluran yang mempunyai arus yang besar atau deras dan dangkal serta saluran
yang memiliki dasar saluran yang licin (Andreas dan Dalu 2012).
Koefisien kekasaran Manning banyak digunakan dan parameter yang sangat
penting untuk digunakan dalam perhitungan aliran air termasuk kecepatan dan
kedalaman aliran. Koefisien kekasaran manning sangat bervariasi dengan variasi
kedalaman relatif, kekasaran permukaan dan pelepasan. Kedalaman relatif adalah
rasio kedalaman dengan diameter (d / D). Kekasaran relatif Manning adalah istilah
yang digunakan untuk menentukan rasio kekasaran Manning untuk aliran parsial
terhadap aliran penuh (Sayed et. al. 2015).
Tabel 1 Hubungan Kedalaman Normal dengan Debit Aliran dengan diameter
saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran secara berturut-turut 1, 0.015
dan 0.0009
Y/D Q/Q0
0.05 0.012772 Hubungan Y/D dan Q/Q0
1.2
0.1 0.038112
0.15 0.073117 1
0.2 0.116562 0.8
hubunga
0.25 0.167463 n Y/D
0.6
0.3 0.224875 dan
0.35 0.287837 0.4 Q/Q0
0.4 0.355353 0.2
0.45 0.426376
0
0.5 0.499802 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
0.55 0.574458
0.6 0.649095 Gambar 3 Grafik hubungan kedalaman normal dengan debit
0.65 0.722361 aliran dengan diameter saluran, koefisien manning dan
0.7 0.792777 kemiringan saluran secara berturut-turut 1, 0.015 dan 0.0009
0.75 0.858684
0.8 0.918155
0.85 0.968802
0.9 1.007334
0.95 1.028025
Tabel 2 Hubungan Kedalaman Normal dengan Debit Aliran dengan diameter
saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran secara berturut-turut 1.5, 0.025,
dan 0.0001
Y/D Q/Q0
0.05 0.016736 Hubungan Y/D dan Q/Q0
0.1 0.049941 1.6
0.15 0.09581 1.4
0.2 0.15274 1.2
0.25 0.219439 1
0.3 0.29467 0.8 hubungan
0.35 0.377174 0.6 Y/D dan
0.4 0.465645 Q/Q0
0.4
0.45 0.558711 0.2
0.5 0.654925
0
0.55 0.752753 0 0.5 1
0.6 0.850555
0.65 0.94656
Gambar 4 Grafik hubungan kedalaman normal dengan debit
0.7 1.038831
aliran dengan diameter saluran, koefisien manning dan
0.75 1.125195 kemiringan saluran secara berturut-turut 1.5, 0.025, dan
0.8 1.203123 0.0001
0.85 1.26949
0.9 1.319981
0.95 1.347094

Hasil perhitungan menggunakan Quick Basic menunjukkan nilai debit


optimum adalah 0.6236 m3/det dan hasil perbandingan kedalaman dengan diameter
secara berturut 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25, 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5, 0.55, 0.6, 0.65,
0.70, 0.75, 0,8, 0.85, 0.9, dan 0.95. Perbandingan debit aktual dengan debit
optimumnya adalah 1.278388E-02, 3.814716E-02, 7.318325E-02, 0.1166684,
0.1676157, 0.2250796, 0.2880994, 0.3556767, 0.4267641, 0.5002564, 0.574981,
0.6496854, 0.723, 0.793, 0.859, 0.919, 0.969, 1.008 dan 1.028.
Hasil perhitungan menggunakan Visual Basic menunjukkan perbandingan
kedalaman dengan diameter dan perbandingan debit aktual dengan debit optimum
pada saat pada kondisi 1 dan 2. Kondisi 1, yaitu saat diameter saluran, koefisien
Manning dan kemiringan saluran secara berturut-turut 1, 0.015 dan 0.0009 dan
kondisi 2 saat diameter saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran secara
berturut-turut 1.5, 0.025, dan 0.0001. Hasil perhitungan menggunakan Visual Basic
pada kondisi 1 menunjukkan nilai debit optimum adalah 0.623622 m3/det. dan hasil
perbandingan kedalaman dengan diameter secara berturut 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25,
0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5, 0.55, 0.6, 0.65, 0.7, 0.75, 0,8, 0.85, 0.9, 0.95. Perbandingan
debit aktual dengan debit optimumnya adalah 0.012772, 0.038112, 0.073117,
0.116562, 0.167463, 0.224875, 0.287837, 0.355353, 0.426376, 0.499802,
0.574458, 0.649095, 0.722361, 0.792777, 0.858684, 0.918155, 0.968802,
1.007334, 1.028025. Pada kondisi 2, nilai debit optimum adalah 0.367729
sedangkan nilai perbandingan kedalaman dengan diameter dan perbandingan debit
aktual dengan debit optimumnya sama dengan kondisi 1.
Terdapat perbedaan hasil antara pada Quick Basic dengan Visual Basic. Hal
ini disebabkan oleh penulisan rumus debit maksimum pada coding program Quick
Basic yang menggunakan konstanta pi () 3.14, bukan ketentuan 22/7. Selain itu,
Quick basic hanya mengunnakan satu kondisi dengan debit maksimum 0.623
m3/detik dan beberapa variasi kedalaman sedangkan Visual Basic menggunakan
dua kondisi. Kondisi 1, yaitu saat diameter saluran, koefisien Manning dan
kemiringan saluran secara berturut-turut 1, 0.015 dan 0.0009 dan kondisi 2 saat
diameter saluran, koefisien Manning dan kemiringan saluran secara berturut-turut
1.5, 0.025, dan 0.0001. Berdasarkan gambar 3 dan 4, ditunjukkan bahwa nilai
kedalaman berbanding lurus dengan debit aliran. Semakin besar nilai koefisien
manning dan kemiringan saluran (slope) semakin besar kecepatan aliran dan begitu
juga sebaliknya. Semakin besar kecepatan aliran, semakin besar pula volume
pengaliran sehingga debit aliran juga semakin besar, begitu juga sebaliknya.
Aplikasi saluran terbuka dalam bidang Teknik Sipil dan Lingkungan
diantaranya dapat kita temukan pada selokan rumah tangga hingga kanal irigasi dan
sungai, baik yang alami maupun buatan. Pemilihan saluran terbuka sering kali
didasarkan pada proses pembangunannya yang sederhana dan biaya yang relatif
murah dibandingkan saluran tertutup (Andreas dan Dalu 2012). Selain itu,
perhitungan kedalaman pada saluran juga diterapkan perancangan drainase suatu
perkotaan (Putri 2012).

Simpulan
Jenis saluran yang berbeda menyebabkan debit aliran juga berbeda.
Perbedaan ketinggian atau kedalaman proporsional berpengaruh terhadap debit
aliran. Debit dalam saluran ketika aliran mengalir penuh disebut dengan debit
optimum serta aliran biasa disebut dengan aliran aktual. Besar debit di setiap
kedalaman pada saluran penampang lingkaran berbeda-beda di tiap kedalamannya.
Debit aliran akan semakin besar apabila kedalaman saluran semakin besar.

Saran
Praktikum sudah berjalan dengan lancar,namun masih terdapat beberapa
kendala. Lokasi praktikum kurang mendukung berlangsungnya praktikum karena
meja yang ada menghalang pandangan praktikan ketika dijelaskan materi oleh
dosen ataupun asisiten praktikum. Praktikan diharapkan lebih tertib saat melakukan
praktikum agarmenunjang konsentrasi dalam pengolahan data. Praktikan diimbau
untuk telitidalam memasukkan data (coding) agar hasil yang didapat akurat dan
presisi.
Daftar Pustaka
Adelia, Kanjalia TT, Santoso H.2013. Aplikasi perhitungan profil dengan metode
integrase grafis dan tahapan langsung pada saluran berpenampang
trapezium.Jurnal Teknik Sipil.9(1):1-83.
Andreas S, Dalu S. 2012. Pemodelan dan pengujian model dinamis saluran terbuka
hidrolik yang menggunakan weir segitiga. Jurnal Ilmiah Elektroteknika.
11(1) : 65 – 74.
Binilang A. 2010. Karakteristik parameter hidrolis aliran melalui ambang pada
saluran terbuka. Jurnal Teknik. 8(53): 91-93.
Chow, VT. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka. Edisi Kedua. Terjemahan Ir. E. V.

Bungin SW. 2005. Pengaruh kedalaman aliran di hulu pintu air terhadap ketelitian
pengukuran aliran [skripsi]. Makassar (ID) : Universitas Hasanudin.
Nensi Rosalina, M.Eng. Jakarta(ID):Erlangga

Harianja J, Gunawan S. 2007. Tinjauan energi spesifik akibat penyempitan


padasaluran terbuka.Majalah Ilmiah UKRIM . 1(21):30-46

Junaidi FF. 2014. Analisis distribusi kecepatan aliran Sungai musi (ruas
JembatanAmpera sampai dengan Pulau Kemaro). Jurnal Teknik Sipil
dan Lingkungan. 2(3): 542-55

Mustaffa N. 2016. Variations of Roughness Coefficients with Flow Depth of


Grassed Swale. IOP Conference Series Materials Science and Engineering.
136(2016) : 28-55.
Purwanto MYJ, Erizal, Anika N.2012.Peningkatan efisiensi dan produksi pangan

dengan pembangunan system irigasi pipa di tingkat tersier. Jurnal


Irigasi.7(2):100-108
Putra WA.2016.Studi experimen distribusi kecepatan pada saluran lurus di sungai
Batang Lubuh.Jurnal Studi Experimen.7(1):1-10.
Putri A. 2012. Kajian sistem drainase di daerah Jalan Swadarma Saya, Jakarta
Selatan [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Sayed M, Meky A, Rashwan, et. al. 2015. Effect of Water Depth Change on
Manning Coefficient for Partially-Filled Circular Culverts. Mansoura
Engineering Journal. 40(2) : 39-50.
Triatmodjo, Bambang. (1993). Hidraulika I. Yogyakarta(ID): Beta Offset.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data coding pada program Quick Basic dan Visual Basic

Gambar 5.1 Daftar coding dengan program Quick Basic

Gambar 5.2 Daftar coding dengan program Visual Basic


Lampiran 2 Hasil perhitungan menggunakan program Quick Basic dan Visual
Basic

Gambar 6.1 Hasil perhitungan menggunakan Quick Basic

Gambar 6.2 Hasil perhitungan menggunakan Visual Basic

Anda mungkin juga menyukai