Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Purwita Natasyarini

NIM : F44180035
Kelas : K1
Dosen : Joana Febrita, S.T., M.T.

BMKG: Titik Panas Kebakaran Hutan Kalimantan Barat Capai 1.124

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berdampak luas. Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Kalimantan
Barat mencatat, saat ini terdapat sekitar 1.124 hotspot atau titik panas yang tersebar
di 14 kabupaten/kota di Kalbar. Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak,
Erika Mardiyanti, menyatakan, data tersebut diperoleh berdasarkan pengolahan
data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 11-12 Agustus
2019.

Berdasarkan data LAPAN, titik panas di provinsi Kalimantan Barat paling banyak
terdapat di kabupaten Sanggau dengan 308 titik panas; diikuti Kapuas Hulu
dengan 171 titik panas dan Ketapang 144 titik. Sedangkan Kabupaten Landak
sebanyak 104 titik, Kubu Raya 90 titik, Sintang 84 titik dan Mempawah 65 titik
panas. Adapun di Bengkayang terdapat 62 titik, Sambas 26 titik, Melawi 29 titik
panas; Sekadau 19 titik, Kayong Utara 15 titik panas; Kota Pontianak enam titik
panas, serta Singkawang satu titik panas.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyatakan, kabut asap akibat
kebakaran hutan yang menjangkau wilayah tersebut menggangu kegiatan
masyarakat. Pihaknya berencana memundurkan jam belajar tanpa meliburkan
aktivitas sekolah. "Kami akan memantau terus perkembangan kondisi udara, sebab
kondisi asap masih belum stabil antara pagi, siang, dan malam," katanya. Pihaknya
juga akan mengurangi jam belajar siswa di sekolah bila kondisi udara masih
diselimuti asap. Namun jika kualitas udara sudah masuk kategori sangat tidak sehat,
maka aktivitas belajar mengajar siswa di sekolah akan diliburkan.

Menurut dia sebagian besar kabut asap yang menyelimuti udara di Kota Pontianak
berasal dari daerah sekitar atau dari luar wilayah Kota Pontianak. Meski demikian,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak menyebutkan
kebakaran lahan di Kota Pontianak hanya terjadi di beberapa titik dan tidak besar.
"Kebakaran lahan yang terjadi itu pun sudah dilakukan pemadaman. Sebagian besar
asap ini kiriman dari daerah lain. Kami harapkan, kita tidak ada kebakaran lahan
lagi," katanya.

Sumber : https://katadata.co.id/berita/2019/08/12/bmkg-titik-panas-kebakaran-
hutan-kalimantan-barat-capai-1124

1. Prinsip Ekologi : Holistik


- Hewan kehilangan tempat tinggal dan tempat untuk mencari makan
- Ekositem yang ada di hutan akan terganggu
- Masyarakat lingkungan sekitar kehilangan sumber daya alam
- Asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan membahayakan
pernapasan
2. Prinsip Keanekaragaman (Diversity)
- Kebakaran hutan menyebabkan bumi kehilangan keanekaragaman
hayati
- Hilangnya keanekaragaman hayati menyebabkan terganggunya
ekosistem yang ada di alam
- Diperlukan tindakan yang tegas agar ekosistem dapat baik kembali
3. Prinsip Jaring Kerja (Networks)
- Pembakaran hutan untuk mendapatkan keuntungan pribadi sangat
tidak dibenarkan
- Manusia harus bekerja sama dengan alam agar tercipta lingkungan
yang stabil dan saling menguntungkan
- Diperlukan tindakan yang bijak agar antara alam dan manusia sama-
sama mendapatkan keuntungan, serta tidak merugikan satu pihak
4. Prinsip Saling-Tergantung (Interdependencies)
- Manusia sangat bergantung pada sumber daya alam yang dimiliki oleh
hutan
- Hutan adalah sumber oksigen bagi manusia yang ada di dunia
- Hutan memiliki keanekaragaman fungsi bagi makhluk hidup
- Sebaliknya, hutan juga bergantung pada manusia dalam menjaga dan
melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki hutan

Anda mungkin juga menyukai