Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN DAN

SISTEM DRAINASE

PLANNING OF WASTE WATER DISTRIBUTION SYSTEM AND


DRAINAGE SYSTEM
Achmad Fa’iq Hafiz1, Herdi Hermawan2, Prakasa Yuda Pratama3, Salma Hafidza Ridha4,
Zuru Finatul Kusna5
Senin_ Kelompok 4
1,2,3,4,5) Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor,
Alamat: Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680.
PO Box 220 Bogor 16002, Telp.: 0251-8621210, 88621219 Pes. 5205, 3207
Email: hrdhrmwn@gmail.com

Abstrak : Air limbah menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk yang semakin
meningkat. Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan pastilah membutuhkan tempat
pembuangan air limbah. Sebagian besar rumahtangga membuang air limbah di sungai, got,
selokan, atau badan air lainnya. Air limbah mengandung senyawa-senyawa polutan yang dapat
merusak ekosistem air. Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan- bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu
lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah permukiman, perdagangan, perkantran dan industri
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada. Air limbah
rumah tangga adalah limbah yang berasal dari permukiman penduduk yang pada umumnya terdiri
atas buangan dari dapur, air kamar mandi, air cucian, dan kotoran manusia. Setiap air limbah yang
dihasilkan perlu dikelola secara baik berdasarkan karakteristiknya agar dapat menurunkan kualitas
bahan pencemar yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan merancang system instalasi
pipa untuk air limbah dalam suatu kota serta menentukan spesifikasi pipa yang digunakan untuk
meyalurkan air limbah dari kawasan penduduk menuju instalasi pengolahan air limbah. Pada
penelitian ini, digunakan denah kota SIL WOOW dengan 26 jalur pipa untuk mengalirkan air
limbah dengan system garvitasi dengan memerhatikan kondisi topografi dari kawasan tersebut.
Kata kunci : Air limbah, pipa, polutan, lingkungan

Abstract : Wastewater into contemporary issues as population density increases. Each of the
households living in urban areas must surely requires the disposal of wastewater. Most household
discard waste water in rivers, drains, gutters, or other body of water. Wastewater compounds
contain pollutants which can damage water ecosystems. Waste water or wastewater is disposed of
the remaining water which comes from households, industry as well as other public places, and in
general contain ingredients or substances that may be harmful to human health as well as disrupt
the environment alive. Other limitation says that waste water is the combination of liquid and liquid
waste originating from the region of settlement, trade, industrial and perkantran together with the
groundwater, surface water, and rainwater that may exist. Household waste water is waste that
comes from the settlements are generally made up of exiles from the kitchen, bathroom, laundry,
water and human waste. Any wastewater generated need to be managed well based on its
characteristics in order to degrade the quality of the pollutants contained therein. This research
aims at designing the system installation of pipes for waste water in a city as well as determine the
specification of the pipe that is used for passing waste water of the population towards the
installation of wastewater treatment. In this research, used blueprints of the city of SIL WOOW with
26 lines of pipes to drain the wastewater by gravity system by looking at the topography of the area.
Keyword : Wastewater, pipe, pollutants, environment
PENDAHULUAN
Berbagai aktivitas manusia saat ini tidak terlepas dari hasil sampingan berupa
buangan. Buangan dari aktivitas manusia dapat berbagai macam bentuknya, baik
padatan, cair, ataupun gas. Manusia sering menyebutnya sebagai limbah. Limbah
yang dibuang ke lingkungan dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola oleh
manusia dengan baik dan benar. Salah satu contohnya adalah air limbah, yang dapat
mengganggu lingkungan ketika dibuang dengan sembarangan ke sungai atau laut.
Air limbah seharusnya diolah dahulu sebelum dibuang sehingga tetap aman
terhadap lingkungan. Air limbah dapat bersumber dari berbagai aktivitas manusia.
Air limbah yang berasal dari rumah tangga, industri,dan fasilitas publik
menyebabkan berbagai persoalan lingkungan seperti pencemaran yang
menimbulkan permasalahan lainnya seperti menurunnya tingkat kesehatan
masyarakat, sehingga mendorong masyarakat untuk membentuk sistem pengolahan
air limbah yang bersifat terintegrasi. Sistem terintegrasi ini meliputi penyaluran
serta pengolahan air limbah domestik dan non domestik, berupa grey water dan
black water (Pratiwi dan Purwanti 2015). Sistem penyaluran dan pengolahan air
limbah merupakan hal yang penting diperhatikan karena merupakan elemen vital
terhadap kelancaran pengolahan air limbah.
Praktikum yang dilakukan kali ini berfokus pada sistem penyaluran air
limbah, yang memiliki ruang lingkup perencanaannya diantaranya deskripsi lokasi
perencanaan, kriteria perencanaan, penentuan jalur pipa, penentuan debit air
limbah, perencanaan dimensi saluran, perencanaan perletakan perlengkapan
saluran. Diharapkan dengan praktikum ini dapat diketahui cara penentuan debit air
limbah dari suatu kawasan dan dapat menentukan dimensi pipa yang digunakan
untuk menyalurkan air limbah.

METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di RK V 203 Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Pertanian Bogor pada hari Senin, 19 Februari 2018 pada pukul
13.00 sd 16.00 WIB. Pada topik ini akan mempelajari tentang perencanaan debit
dan dimensi saluran air limbah. Berdasarkan fluktuasi debit, kuantitas air limbah
dalam kondisi minimum dan kondisi maksimum dapat diperhitungkan. Data yang
diproses dari praktikum kali ini yaitu data peta wilayah yang sudah dibagi per blok
berdasarkan elevasi dan tata guna lahan. Jalur pipa air limbah (branching system)
direncanakan untuk mengakomodasi seluruh blok pelayanan yang terintegrasi
dengan titik IPAL yang direncanakan. Perhitungan jumlah pelayanan satuan jiwa
yaitu dengan persaaman (1) berikut:

𝑗𝑖𝑤𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝑗𝑖𝑤𝑎) = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑙𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 (ℎ𝑎)𝑥𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 ( ) ...................(1)
ℎ𝑎

Debit air limbah meliputi debit air limbah domestik (Qd), debit rata-rata (Qr),
debit minimum (Qmin), debit maksimum (Qm), debit infiltrasi, dan debit puncak.
Debit air limbah domestik sesuai dengan peruntukan lahan. Kebutuhan air bersih
sesuai dengan pemakaian rata-rata dalam satu hari untuk pemukiman berdasarkan
perumahan, kantor, ataupun fasilitas umum lainnya. Qab juga terhantung dari
jumlah penduduk. Persamaan debit tersebut dapat dijabarkan pada persamaan (4)
yaitu sebagai berikut:
[(60−80)% 𝑄𝑎𝑏 ] 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝑄𝑑 = ...............................................(2)
86400

Keterangan:
𝑄𝑑 = debit air limbah domestik (L/detik atau 𝑚3 /detik)
𝑄𝑎𝑏 = debit air bersih (L/detik)

Debit minimum air limbah terjadi saat kecepatan air limbah juga minimum.
Qmin perlu dihitung supaya tidak ada endapan yang terbentuk di pipa. Debit
minimum air limbah dapat dihitung melalu persamaan (3) serta pendekatan jumlah
populasi ekivalen per 1000 jiwa penduduk pada persamaan (4).

𝑄𝑚𝑖𝑛 = 0.2 𝑃𝐸1.2 𝑄𝑟 .............................................................................................(3)


𝑄𝑟
𝑃𝐸 = 𝑚3
.......................................................................(4)
0.8−1.5 ( .ℎ𝑎𝑟𝑖)
𝑗𝑖𝑤𝑎

Keterangan :
𝑄𝑟 = debit rata-rata air limbah (L/detik)
𝑄𝑚𝑖𝑛 = debit minimum air limbah (L/detik)
PE = jumlah populasi ekuivalen terlayani (jiwa)

Debit maksimum (Qm) merupakan debit harian air limbah tertinggi


dibandingkan debit harian secara umum. Debit maksimum dihitung melalui
persamaan (5) berikut:

𝑄𝑚 = 5 𝑃𝐸1.2 𝑓𝑚 𝑄𝑟 ................................................................................................(5)

Keterangan :
𝑄𝑚 = debit maksimum air limbah (L/detik)
𝑓𝑚 = faktor harian maksimum = 1.25 – 2

Debit infiltrasi (Qinf) adalah penambahan debit air limbah akibat infiltrasi air
tanah, air permukaan, dan air hujan ke dalam saluran yang masuk melalui
sambungan pipa. Debit infiltrasi merupakan akumulasi debit infiltrasi permukaan
yang terdapat pada persamaan (6) serta debit infiltrasi saluran pada persamaan (7)
berikut:

𝑄𝑠 = 𝐶𝑟 𝑃𝐸 𝑄𝑟 ......................................................................................................(6)

𝐿
𝑄𝑙𝑟 = (1000) 𝑞𝑖𝑛𝑓 ..................................................................................................(7)

Keterangan:
𝑄𝑠 = debit infiltrasi permukaan (L/detik)
𝐶𝑟 = 0.1 – 0.3
𝑄𝑙𝑟 = debit infiltrasi saluran (L/detik)
𝑞𝑖𝑛𝑓 = nilai infiltrasi saluran = 1 – 3 L/detik/1000 panjang pipa
L = panjang segmen pipa (m)

Debit puncak diperlukan untuk menentukan perencanaan dimensi saluran air


limbah pada kondisi puncak. Debit puncak dapat diketahui dengan persamaan (8)
berikut:

𝑄𝑃 = 𝑄𝑚 𝑄𝑠 𝑄𝑟 ....................................................................................................(8)

Langkah-langkah praktikum teknik pengolahan limbah cair secara ringkas


disajikan pada gambar 1.

Mulai

Menyiapkan data-data yang akan diolah

Merancang blok kepadatan penduduk serta fasilitas yang ada di dalamnya

Menentukan Debit puncak perencanaan

Menentukan dimensi pipa penyaluran air limbah

Selesai

Gambar 1. Bagan alir langkah praktikum

PEMBAHASAN
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah merupakan buangan
dalam bentuk zat cair yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang
memiliki sifat dan onsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup. Air limbah adalah
sisa air yang dikeluarkan oleh industry atau rumah tangga yang dapat mengandung
zat tersuspensi dan zat terlarut. Air limbah yang dikeluarkan oleh industri adalah
limbah hasil proses produksi yang sulit diolah karena mengandung berbagai zat
berbahaya. Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan kegiatan yang
berwujud cair, pada umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh voluters baik
limbah rumah tangga maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke
sungai (PP 82 2001).
Pada saluran air limbah pasti memiliki sistem kerjanya agar pengaliran air
limbah dari konsumen menuju IPAL dapat berjalan dengan baik. Sistem pengaluran
air limbah dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem penyaluran tercampur dan sistem
penyaluran terpisah. Sistem penyaluran terpisah atau biasa disebut separate system/
full sewerage adalah sistem dimana air limbah disalurkan pada saluran tersendiri
dalam jaringan roll tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri
dalam saluran drainase khusus untuk air yang tidak tercemar ( Fajarwati 2000).
Sedangkan sistem penyaluran tercampur merupakan sistem pengumpulan air
buangan yang tercampur dengan air limpasan hujan. Sistem ini digunakan apabila
daerah pelayanan merupakan daerah padat dan sangat terbatas untuk membangun
saluran air limbah yang terpisah dengan saluran air hujan, debit masing-masing air
limbah relatif kecil sehingga dapat disatukan, memiliki kuantitas air limbah dan air
hujan yang tidak jauh berbeda serta memiliki fluktuasi curah hujan yang relatif kecil
dari tahun ke tahun (Sugiharto 1987).
Pada umumnya sistem perpipaan penyaluran air buangan terdiri dari, pipa persil,
pipa servis, pipa lateral, pipa cabang, serta pipa induk. Pipa persil adalah pipa
saluran yang umumnya terletak di dalam rumah dan langsung menerima air
buangan dari instalasi plambing bangunan. Memiliki diameter 3 inci – 4 inci,
kemiringan pipa 2%. Teknis penyambungannya dengan pipa persil, membentuk
sudut 45° dan apabila perbandingan antara debit dari persil dengan debit dari
saluran pengumpul kecil sekali maka penyambungannya tegak lurus. Pipa servis
adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil yang kemudian
akan menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral. Diameter pipa servis sekitar
6–8 inci, kemiringan pipa 0,5–1 %. Lebar galian pemasangan pipa servis minimal
0,45 m dengan kedalaman benam awal 0,6 m. Sebaiknya pipa ini disambungkan ke
pipa lateral di setiap manhole.
Dalam menentukan pipa saluran air limbah perlu diketahui jenis-jenis pipa
untuk saluran air limbah diantaranya, pipa asbes semen, pipa beton, pipa besi cor,
pipa tanah liat, dan pipa PVC. Pipa asbes semen adalah pipa yang tahan terhadap
korosi akibat asam, tahan terhadap kondisi limbah yang sangat septik dan pada
tanah yang alkalis. Pipa beton adalah pipa yang digunakan untuk saluran limbah
cair berukuran kecil dan sedang (diameter 600mm). penanganannya mudah tetapi
cenderung tidak tahan asam. Pipa besi cor adalah pipa yang memiliki umur yang
cukup lama, kuat menahan beban, dan karakteristik aliran yang baik. Hanya saja
secara ekonomis tidak menguntungkan karena harga yang mahal. Pipa tanah liat
adalah jenis pipa yang tahan korosi akibat produksi H2S limbah cair. Sedangkan
kelemahannya pipa ini mudah pecah dan umumnya dicetak dalam bentuk pendek.
Pipa PVC adalah pipa yang banyak digunakan karena mempunyai banyak
keuntungan antara lain, mudah dalam penyambungan, ringan, tahan korosi, tahan
asam, fleksibel, dan karakteristik aliran sangat baik (Soeparman dan Soeparmin
2002).
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan
bantuan peralatan. Pengelolaan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan
dengan bantuan kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi merupakan kolam yang
digunakan untuk mengelola air limbah secara alamiah. Kolam stabilisasi sangat
direkomendasi untuk pengelolaan air limbah di daerah tropis dan Negara
berkembang sebab relative murah tetapi membutuhkan area yang luas retention
time (waktu tinggal) yang cukup lama (20-50 hari). Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolom anaerob, kolom fakultatif, dan kolom maturasi.kolom
anaerob biasanya digunakan untuk mengelola air limbah dengan kandungan bahan
organic yang sangat pekat, sedangkan kolom maturasi biasanya digunakan untuk
menghilagkan mikroorganisme didalam air limbah (Mubin. F et all 2016).
Dalam menentukan bentuk saluran pipa harus mempertimbangkan beberapa hal
salah satunya adalah segi hidrolis. Berdasarkan segi hidrolis pengaliran untuk menjamin
pengaliran air buangan, kedalaman berenang minimum dan kecepatan pada aliran
minimum harus terpenuhi. Salah satu bentuk pipa yang sering digunakan adalah pipa
berbentuk bulat lingkaran, berdasarkan degi hidrolis keuntungan dalam menggunakan
dbentuk saluran lingkaran adalah kedalaman renang aliran lebih terjamin, dapat mengatasi
fluktuasi aliran dengan baik. (Rahmawati et all 2013)
Sistem penyaluran air limbah direncanakan untuk mengalirkan air limbah
sesuai dengan fluktuasi debit. Berdasarkan fluktuasi debit, kuantitas air limbah
dalam kondisi minimum dan maksimum dapat diperhitungkan. Kuantitas air limbah
pada kondisi puncak perlu diketahui untuk mengetahui diameter saluran yang
mampu mengalirkan seluruh air limbah, sedangkan kuantitas air limbah pada
kondisi minimum diketahui untuk menghitung kebutuhan air selama
penggelontoran.
Praktikum perencanaan debit dan saluran air limbah dilakukan menggunakan
peta daerah SIL Woow Regency dengan pelayanan terhadap penduduk sebesar
217.068 jiwa. Dilakukan perencanaan jalur pipa pada daerah tersebut dimulai dari
elevasi tertinggi menuju unit pengolahan air limbah yang berada di elevasi peling
rendah dan dekat dengan badan air. Hal tersebut dilakukan untuk memanfaatkan
gaya gravitasi sehingga tidak memerlukan pompa yang memakan biaya. Terdapat
25 jalur pipa yang direncanakan dengan 26 titik saluran seperti yang disajikan pada
Lampiran 1. Panjang setiap pipa berbeda-beda tergantung titik yang ditetapkan
dengan melihat kondisi bangunan sumber air limbah. Saluran air limbah tersebut
melayani berbagai jenis perumahan dan fasilitas umum, seperti perkantoran,
sekolah, pasar, masjid, terminal, serta rumah sakit yang masing-masing jumlah
kepadatan penduduk dan luasan yang berbeda. Jumlah kepadatan penduduk dan
luasan masing-masing sumber air limbah membuat Qab atau debit penggunanaan
air bersih yang berbeda pula. Hal tersebut juga menjadi faktor jumlah debit air
buangan. Kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan debit air limbah
seperti yang disajikan pada Lampiran 2.
Perhitungan menggunakan aplikasi Ms.Excell dengan data hasil perhitungan
berupa debit minimum, debit maksimum, debit infiltrasi, dan debit puncak masing-
masing pipa. Debit minimum air limbah (Qmin) terjadi saat kecepatan air limbah
juga minimum. Debit infiltrasi (Qinf.) adalah penambahan debit air limbah akibat
infiltrasi air tanah, air permukaan, dan air hujan ke dalam saluran yang masuk
melalui sambungan-sambungan atau celah pipa. Debit puncak merupakan debit
pemakaian air bersih terbesar dalam satu jam selama satu hari. Dengan deskripsi
lain, debit puncak air limbah adalah kondisi ketika air limbah dihasilkan pada
kondisi maksimum dalam satu hari. Debit puncak diperlukan untuk menentukan
perencanaan dimensi saluran air limbah pada kondisi puncak. Debit maksimum dan
minimum dalam perencanaan pipa tergantung dari sumber air limbah, tingkat
pemakaian air bersih, curah hujan dan infiltrasi, dan jenis material saluran dan
penyambungan bangunan pelengkap.
Data pada perhitungan ada yang ditetapkan terlebih dahulu, yaitu nilai faktor
harian maksimum (fm) sebesar 1,65, nilai Cr ditetapkan sebesar 0,2, dan debit
infiltrasi sebesar 2 liter/detik/1000 panjang pipa. Selain itu juga ada nilai R sebesar
0,25 karena saluran yang digunakan berbentuk lingkaran, nilai n sebesar 0,015
karena menggunakan pipa jenis exposed prefabricated concrete asphalt, dan nlai
d/D sebesar 0,8 sehingga nilai Qpeak/Qfull sebesar 0,98 dan Vpeak/Vfull sebesar
1,14 yang ditetntukan menggunakan grafik desiagn of main sewers. Berdasarkan
perhitungan pada Lampiran 1 diketahui panjang total saluran pipa sebesar 11270 m
dengan saluran terpendek sebesar 69 m pada saluran dari titik 23 menuju titik 24
dan pipa terpanjang sebesar 793,5 m dari titik 12 ke titik 5.
Nilai debit puncak masing-masing pipa selanjutnya digunakan untuk
menentukan diameter pipa saluran berdasarkan perhitungan seperti yang disajikan
pada Lampiran 3. Diameter pipa hasil perhitungan bervariasi setiap jalurnya, yaitu
100 mm, 150 mm, 200 mm, dan 250 mm dengan rincian panjang total pipa untuk
diameter 100 mm adalah 3029 m, panjang total pipa diameter 150 mm adalah
2495,5 m, panjang total pipa diameter 200 mm adalah 2909,5 m, dan panjang total
pipa diameter 250 mm adalah 1667,5 m. Setelah itu ditetapkan slope pipa sebesar
0,011 yang digunakan untuk perhitungan nilai kecepatan penuh dan kecepatan
puncak. Kecepatan penuh didapatkan nilai sebesar 2,7748 m/detik dan kecepatan
puncak sebesar 3,1633 m/detik. Berdasarkan sumber Departemen Pekerjaan
Umum, kecepatan aliran di dalam pipa berkisar 0.6-3 m/detik. Batas kecepatan
aliran tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan penggerusan pada pipa belum
terjadi sehingga ketahanan pipa dapat dijaga. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perhitungan pada praktikum ini belum sesuai dengan batas kecepatan aliran.
Pemilihan bahan pipa juga harus dipertimbangkan dengan cermat mengingat
air limbah banyak mengandung bahan yang mengganggu kekuatan pipa. Demikian
pula selama pengangkutan dan pemasangan, kemudahan serta kekuatan fisik
diperlukan secara memadai sehingga faktor di atas diperhatikan secara menyeluruh.
Bahan jenis pipa air limbah di pasaran antara lain besi baja (Cast Iron Pipe/CIP,
Ductile Iron Pipe/DIP, Fabricated Steel Pipe), asbes (Asbestos Cement Pipe/ACP),
beton (concrate pipe), tanah liat (clay pipe), dan plastik (Poly Vynil Cloride/PVC).
Jenis profil saluran berbentuk bulat lingkaran, elips, segi empat, dan semi sirkuler.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa setiap pipa
pengumpul air limbah memiliki panjang yang berbeda-beda. Jalur pipa dengan
debit puncak terbesar yaitu sebesar 41,19 liter/detik berada pada jalur 18-19 dengan
luas lahan 47,7 ha dan jumlah penduduk 19.114 jiwa. Jalur pipa dengan debit
puncak terkecil berada pada jalur 7-25 yaitu sebesar 1,42 liter/detik dengan luas
lahan 1.8 ha dan jumlah penduduk sebesar 1490 jiwa. Nilai debit rata rata sepanjang
jaringan instalasi pipa air limbah sebesar 0.00123 liter/detik dengan nilai debit
infiltrasi sebesar 2 liter/detik setiap 1000 m panjang pipa. Nilai kemiringan instalasi
pipa mulai dari 0.0001-0.0012.

DAFTAR PUSTAKA
Fajarwati, Ayi. 2000. Penyaluran Air Buangan Domestik. Yogyakarta (ID): UGM
Press
Mubin. F Et All. 2016 Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestic Di
Kelurahan Istiqlal Kota Manado. Jurnal Sipil Statik. 4(3): 211-223
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14
Desember 2001.
Rahmawati. F et all. 2013. Detail engineering design (DED) sistem pengaluran air limbah
dan instalasi pengolahan air limbah kawasan industri BSD city, mijen kota semarang.
Jurnal Lingkungan. 2(2):1-10
Soeparman dan Soeparmin. 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta
(ID) : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta (ID) : Universitas
Indonesia.
Pratiwi RS dan Purwanti IF. 2015. Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah
Domestik di Kelurahan Keputih Surabaya. Jurnal Teknik ITS. 4(1) : 40
Lampiran 1 Peta perencanaan saluran pipa pada Kota SIL Woow Regency
Lampiran 2 Contoh perhitungan sistem penyaluran air buangan

Perhitungan Debit Aliran


Panjang pipa = 517,5 m
Luas daerah K1, A1, P1 = 16,3846 ha

Qperkantoran/unit = (70% * 3 /jiwa/hari) = 2,1


Qperkantoran = Jumlah yang dilayani * Qperkantoran/unit
= 0,3016 lt/detik
Qperumahan = 4,5349 lt/detik
Qpuskesmas = 5,2410 lt/detik

PE/1000 = Qnd / Qr
PE/1000 perkantoran = 0,3016 / 0,00123 = 245,2319 jiwa
PE/1000 perumahan = 4,5349 / 0,00123 = 3686,9109 jiwa
PE/1000 puskesmas = 5,2410 / 00,0123 = 4260,9328 jiwa
PE/1000 kumulatif = 245,2319 + 3686,9190 + 4260,9328 = 8193,0756 jiwa

Qmin = 0,2* PE1,2 * Qr


Qmin = 0,2 . (8193,07561,2) * 0,00123 = 12,22 lt/detik

Qmax = 5 * PE0,8 * fm * Qr
Qmax = 5 * (8193,07560,8) * 1,65 * 0,00123 = 13,7125 lt/detik

Qsurface = Cr * PE * Qr
Qsurface = 0,2 * 8193,0756 * 0,00123 = 2,0155 lt/detik

Qsaluran = L/1000 * Qinf


Qinf = 2 lt/detik
Qsaluran = 517,5/1000 * 2 = 1,0350 lt/detik

Qpeak = Qsurface + Qsaluran + Qmaks


Qpeak = 2,0155 + 1,0350 + 13,7125 = 16,7360 lt/detik

Perhitungan perencanaan dimensi pipa


Dari manhole 1 ke 2
L = 517,5 m
Qpeak = 0,0168 m3/detik
Proportional depth = 0,8
Qpeak/Qfull = 0,98

Qfullawal = Qpeak / (Qpeak/Qfull) = 0,0168 / 0,98 = 0,0171 m3/detik


Vfull = 1 m/detik (Asumsi)
Dhitung = 0,148 m
Ddesain = 0,2 m = 200 mm
R = 0,25 * Ddesain = 0,25 * 200 = 50 mm
Slope tanah = (elevasi tanah manhole 1) – (elevasi tanah manhole 2) / L
= (412-406) / 517,5 = 0,0135
Slope pipa = 0,011

Vfull = 1/n * R2/3 *Slope pipa1/2


Vfull = 1/0,015 * 0,252/3 * 0,0111/2
Vfull = 2,7748 m/detik

Qfull akhir = 1/n * 3,14 * (Ddesain)2 * Vfull


Qfull akhir = 23234323,33 m3/detik

Vpeak = (Vpeak/Vfull) / Vfull


Vpeak = 1,14 * 2,7748 = 3,1633 m/detik

Anda mungkin juga menyukai