MAKALAH
Dosen Pengampu:
Winda Setya, S.Si., M.Sc.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Adytia Permana Putra 1152070006
Anisa Siti Ganjari 1152070011
Fini Alfionita Umar 1152070026
Pendidikan Fisika IV A
Segala puji dan syukur yang dipanjatkan hanya kepada Allah yang telah
memberikan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar dan tuntas. Selain itu, penulis sangat bersyukur masih
bisa diberi kekuatan, kesabaran, kelancaran, dan kenikmatan dalam hidup,
terutama di dalam mengerjakan laporan ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya
yang membangun demi meningkatkan kualitas dari laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
Simpulan ....................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat banyak pemanfaatan gelombang dengan mempertimbangkan
berbagai sifat gelombang yang ada disekitar kita, diantaranya gelombang TV
dan radio untuk komunikasi, gelombang micro yang dimanfaatkan untuk
memasak makanan (microwave), dan gelombang bunyi yang sangat
membantu dalam bidang kesehatan, yaituultrasonik pada peralatan USG
untuk memeriksa ada atau tidaknya penyakit.
Gelombang merupakan getaran yang merambat, baik melalui medium
ataupun tidak melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan
medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak
memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat
melalui vakum (hampa udara), seperti gelombang listrik magnet dapat
merambat dalam vakum.
Terdapat beberapa jenis-jenis dari gelombang, diantaranya jika dilihat
dari mediumnya terdiri dari gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Gelombang mekanik merupakan gelombang yang dalam
proses perambatannya memerlukan medium (zat perantara). Sedangkan
gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang dalam proses
perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara). Jika dilihat dari
arah rambatnya gelombang terdapat gelombang transversal dan gelombang
longitudinal. Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus dengan arah getarannya, seperti gelombang pada tali.
Sedangkan gelombang longitudinal merupakan gelombang yang arah
rambatannya sejajar dengan arah getarannya, seperti gelombang bunyi.
Pada laporan ini, kami akan membahas salah satu dari jenis
gelombang, yaitu gelombang berdiri longitudinal.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang
akan dibahas adalah:
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan penulisan
dalam laporan ini, yaitu:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas.
Rapatan adalah daerah-daerah dimana kumparan-kumparan mendekat selama
sesaat. Regangan (penipisan) adalah daerah-daerah dimana kumparan-
kumparan menjauh selama sesaat. Rapatan dan regangan berhubungan
dengan puncak dan lembah pada gelombang transversal. (Giancoli, 2001:
383-384)
Sistem pegas gandeng terdiri dari tiga pegas yang konstanta pegasnya
sama yakni k, dan dua benda yang massanya sama juga yakni m. Sistem ini
terletak pada permukaan datar tanpa gesekan.
4
1. Osilasi Longitudinal Sistem Satu Massa Tergandeng dengan Dua Pegas
Tinjau sebuah massa benda identik yang tergandeng dengan dua buah
pegas identik. (Budi, 2013, hal. 44) Massa m diletakkan di tengah antara dua
pegas yang bebas dari gesekan. AC = BC = L. Pada posisi C massa dengan
sama ditarik oleh kedua pegas dan berada dalam posisi setimbang.
(Subrahmanyam, 1974, hal. 37)
F F DA FDB k ( X L) k (2L X L)
2 K ( X L) ...(4.1)
5
d 2x
F m 2k X L (4.2)
dt 2
d 2 x 2k ( X L)
(4.3)
dt 2 m
d 2 x 2k ( X L )
0 (4.4)
dt 2 m
d 2x d 2 y
(4.5)
dt 2 dt 2
d 2 y 2k
y0 (4.6)
dt 2 m
2k
Jika 2 , maka diperoleh:
m
d2y
2
2 y 0 (4.7)
dt
2k 2k
2 ; (4.8)
m m
2k 2 2k
2 f atau (4.9)
m T m
m
T 2 ..(4.10)
2k
6
2. Osilasi Longitudinal Sistem Dua Massa Tergandeng dengan Tiga Pegas
Tinjau dua massa benda identic yang tergandeng dengan tiga buah
pegas identik
Jika x2 x1 , maka:
d 2 x1
m k ( x1 ( x2 x1 )) ..(2.1)
dt 2
kx1 k ( x2 x1 )
d 2 x2
m k (( x2 x1 ) x2 ) ..(2.2)
dt 2
k ( x2 x1 ) kx1
x1 A1 cos(t ) ..(2.3)
x2 A1 cos(t ) ..(2.4)
Jika dilakukan operasi turunan pada kedua persamaan di atas maka diperoleh
hasil:
d 2 x1
2 x1 ..(2.5)
dt 2
7
d 2 x2
2
2 x2 ..(2.6)
dt
m( 2 x1 ) kx1 k ( x2 x1 ) ..(2.7)
2k k
2 x1 x2 ..(2.8)
m m
x2
2k m 2
..(2.9)
x1 k m
m( 2 x2 ) kx2 k ( x2 x1 ) ..(2.10)
2k m x 2
2 (k ) x1
m
x2 (k )
m ..(2.11)
x1
2k 2
m
2k
2
m
Jadi:
(k )
m
2k 2
m ..(2.12)
2k
m
2 k
m
k m 2k m
2 2
2
2k m k m
2
..(2.13)
Dengan demikian :
12 2k m k m ..(2.14)
1 k m ..(2.15)
8
22 2k m k m
2 3k m ..(2.16)
Modus 1:
1 k m
x2 2k / m k / m
..(2.17)
x1 (k / m)
x2 x1
Modus 2:
1 3k m
x2 2k / m 3k / m
x1 (k / m)
x2 x1
9
C. Gelombang Longitudinal pada Zat Padat dan Gas
medium udara yang berada dalam pipa. Seperti pada pembahasan laju
yang bergetar tidak tegak lurus terhadap arah perambatan, tetapi searah
(a)
(b)
Laju gelombang longitudinal dalam fluida yang berada dalam pipa. (a) Fluida berada dalam
keadaan setimbang, (b) Pada fluida yang bergerak terdapat gaya sebesar
p p A pA pA yang arahnya ke kanan.
Kita akan membahas laju gelombang longitudinal dalam fluida yang
berada di dalam pipa. Gambar 1.5 menunjukkan fluida, baik zat cair maupun
gas, dengan kerapatan yang berada dalam pipa yang luang penampangnya
A. Dalam keadaan setimbang, fluida ini memiliki tekanan tetap p. Pada
gambar (a), fluida dalam keadaan diam. Ketika t = 0, piston di ujung kiri
digerakkan ke kanan dengan laju tetap vy. Hal ini menyebabkan gelombang
merambat ke kanan di sepanjang pipa. Gambar (b) menunjukkan keadaan
fluida pada saat t. Bagian fluida di sebelah kiri titik P bergerak ke kanan
dengan laju vy, sedangkan bagian fluida yang terletak di sebelah kanan titik P
tetap diam. Batas antara bagian fluida yang bergerak dan bagian fluida yang
10
diam berjalan ke kanan dengan kelajuan yang sama dengan laju gelombang,
yaitu v. Pada saat t piston telah bergerak sejauh vyt dan batas itu telah
bergerak sejauh vt. Kita akan menentukan laju gelombang longitudinal ini
dengan menggunakan teorema impuls-momentum.
p
B
V / Vo
p vy
B atau p B
Av y t/ Avt v
oleh piston pada fluida yang bergerak adalah p p A . Jadi, pada fluida
11
Jadi, fluida yang bergerak memiliki impuls sebesar pAt Bv y / v At .
vy
B At vtAy
v
B
v
B
dihitung dengan menggunakan persamaan v .
Y
v
12
BAB III
APLIKASI
Pipa Organa
Ketika peniup pipa organa memasukkan udara ke mulut pipa organa, udara
bergetar sehingga pada mulut pipa organa selalu terjadi titik perut karena di mulut
pipa ini udara dapat bergerak bebas. Selanjutnya, pola gelombang yang terbentuk
pada kolom udara di dalam pipa organa tergantung pada jenis pipa. Ada dua jenis
pipa organa, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. (Ruwanto, 2010:
50-54)
13
(a)
(b)
(c)
Pipa oegana terbuka. (a) Pola harmonik pertama atau nada dasar, (b) Pola harmonik kedua
atau nada atas pertama, (c) Pola harmonik ketiga atau nada atas kedua.
Gambar (b) dan (c) menunjukkan pola harmonik kedua dan harmonik
ketiga (nada atas pertama dan nada atas kedua) sebuah pipa organa terbuka.
Pada harmonik kedua terdapat 3 perut dan 2 simpul, sedangkan pada harmonik
1
ketiga terdapat 4 perut dan 3 simpul. Pada harmonik kedua, L 2 .
2
Jadi
v v
f2 2 f1
L
1 3 2L
Pada harmonik ketiga, L 3 atau . Jadi
2 2 3
v v 3v
f3 3 f1
2
L
2L
3
Untuk setiap nada harmonik pipa organa terbuka panjang pipa L harus
memenuhi persamaan
n 2L
Ln atau n (n = 1, 2, 3, ...)
2 n
Oleh karena itu, setiap frekuensi nada harmonik pipa organa terbuka selalu
memenuhi persamaan
v v v
fn n nf1 (n 1, 2, 3,...).
n 2L / n 2L
14
Harga n 1 bersesuaian dengan frekuensi dasar f 1 , n 2 bersesuaian dengan
frekuensi nada atas pertama (harmonik kedua), dan seterusnya. (Ruwanto,
2010: 50-54)
Penampang pipa organa tertutup yang menunjukkan pola (a) harmonik pertama, (b) harmonik
kedua, (c) harmonik ketiga.
15
Gambar (b) menunjukkan pola harmonik kedua, dengan panjang pipa
3 4L
L atau . Pola harmonik ini memiliki frekuensi f3, yaitu
4 3
v v v
f3 3 3 f1
4L / 3 4L
Gambar (c) menunjukkan pola harmonik ketiga, dengan panjang pipa
5 4L
L atau . Pola harmonik ini memiliki frekuensi f5, yaitu
4 5
v v v
f5 5 5 f1
4L / 5 4L
Secara umum, panjang gelombang yang mungkin dimiliki pipa organa tertutup
diberikan oleh persamaan
n 4L
Ln atau n (n = 1, 2, 3, ...)
4 n
Frekuensi-frekuensi harmonik pipa organa tertutup diperoleh berdasarkan
v
rumus gelombang f n , yaitu
n
v
fn n nf1 (n 1, 2, 3,...)
4L
v v
Dengan f1 diberikan oleh Persamaan f1 . Dalam pipa organa
4L
tertutup, harmonik kedua, harmonik keempat, dan semua harmonik genap
tidak muncul. Dengan kata lain, dalam pipa organa tertutup yang mungkin
terjadi hanya harmonik-harmonik gasal. (Ruwanto, 2010: 50-54)
16
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Gelombang berdiri longitudinal yaitu gelombang stasioner yang arah
rambatannya sejajar dengan arah getarannya. Getaran partikel pada
medium dalam gelombang longitudinal adalah sepanjang arah yang
sama dengan gerak gelombang.
Sistem pegas gandeng terdiri dari tiga pegas yang konstanta pegasnya
sama dan dua benda yang massanya sama juga. Sistem pegas massa
merupakan suatu sistem yang tersusun dari benda yang memiliki massa
dan terhubung dengan pegas. Rangkaian pegas dapat disusun dari
beberapa buah pegas yang dipasang secara seri maupun paralel sesuai
dengan kebutuhan. Contoh sederhana sebuah sistem bergandeng adalah
dua isolator harmonic yang dihubungkan oleh pegas.
Untuk mencari laju gelombang bunyi
1. Pada zat cair atau gas
B
v
2. Untuk zat padat
Y
v
17
DAFTAR PUSTAKA
Vitaloka, D. C., dkk. 2013. Simulasi Sistem Pegas Massa. (Vol.4, No. 1, hal 115-
128).
18