( 06121011003 )
2. Kurnia Lahmita P
( 06121011002 )
3. Noviyanti
( 06121011024)
4. Violanti Anarky
( 06121011028)
5. Hesti Apriani
( 06121011033 )
( 06121011035 )
7. Nisyaulmiyah
( 06121011037 )
Dosen pengampu : Apit Fathurohman,S.Pd.,M.Si
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan atas karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pemantulan dan Pembiasan ini. Shalawat serta
salam kami limpahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan kepada umatnya yang turut dan setia kepada
ajaran-Nya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Optik . Dan dalam
menyusun makalah ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya, terutama kepada Apit Fathurohman,S.Pd.,M.Si sebagai dosen mata
kuliah Optik, juga tak lupa kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat, khusunya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan
dunia pendidikan.
Inderalaya, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
Daftar gambar....................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Pemantulan.....................................................................................................2
2.1.1 Berkas Cahaya.............................................................................................4
2.1.2 Jenis-jenis Pemantulan................................................................................4
2.1.3 Hukum Pemantulan cahaya.........................................................................4
2.1.4 Pemantulan internal sempurna....................................................................11
2.1.5 Prinsip kerja Transmisi serat Optik............................................................11
2.2 Pembiasan......................................................................................................14
2.2.1 Refraksi oleh permukaan datar...................................................................15
2.2.2 Refraksi oleh permukaan lengkung............................................................19
2.2.3 pembiasan pada suatu permukaan bola......................................................23
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................31
Daftar Pustaka...................................................................................................32
Daftar Gambar
Gambar 1 Pemantulan teratur..................................................................................2
Gambar 2 pemantulan baur......................................................................................3
Gambar 3Pembiasan cahaya....................................................................................3
Gambar 4Tiga jenis berkas cahaya..........................................................................4
Gambar 5 Hukum Pemantulan.................................................................................5
Gambar 6 Sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin datar.................................6
Gambar 7 Cermin Cekung.......................................................................................7
Gambar 8Sinar istimewa pada cermin cekung........................................................7
Gambar 9Pembentukan bayangan pada cermin cekung..........................................8
Gambar 10 cermin cekung.......................................................................................9
Gambar 11 Refraktor...............................................................................................9
Gambar 12 Parabola ................................................................................................10
Gambar 13 Cermin cembung...................................................................................10
Gambar 14 Sinar istimewa pada cermin cembung..................................................10
Gambar 15Pembentukan bayangan pada cermin cembung.....................................11
Gambar 16 Pemantulan internal sempurna..............................................................12
Gambar 17 pembiasanpada permukaan datar..........................................................19
Gambar 18permukaan cermin................................................................................19
Gambar 19a pembiasan oleh permukaan cekung....................................................21
Gambar 19bpembiasan pada permukaan cembung.................................................22
Gambar 19c pantulan oleh cermin cekung..............................................................23
Gambar 19.d Pantulan oleh cermin cembung..........................................................23
Gambar 20 pembiasan pada permukaan bola..........................................................24
Gambar 21 Tinggi bayangan pada permukaan bola.................................................24
Gambar 22 Prisma...................................................................................................28
Gambar 23. Refrakto................................................................................................29
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada pertengahan abad ke-17, umumnya orang menganggap bahwa cahaya teradi
dari arus korpuskul. Korpuskul-korpusul ini dikatakan dipancarkan oleh sesuatu sumber
cahaya, misalnya, matahari, atau nyala lilin lalu merambat keluar. Cahaya dapat
menembus bahan yang bening tetapi memantul dari permukaan yang tidak bening. Kalau
korpuskul itu memasuki mata, maka terangsanglah indera penglihatan kita. Mulai
pertengahan abad ke-17 itu, waktu para ahli optika masih berpegang pada teori
korpuskul, timbul pikiran baru yang mengatakan bahwa cahaya mungkin merupakan
suatu bentuk gerak gelombang. Pada tahun 1678, Christian Huygens membuktikan
bahwa hukum pemantulan dan hukum pembiasan cahaya dapat diterangkan atas dasar
teori gelombang, dan bahwa teori ini dapat pula memberikan penjelasan yang mudah
dimengerti mengenai pembiasan kembar.
Gelombang itu dapat dipantulkan, dibiaskan, difokuskan dengan lensa, dipolarisasi
dan sebagainya, seperti juga yang dapat dilakukan dengan gelombang cahaya. Pada
umumnya, sinar cahaya yang jatuh pada perbatasan antara dua media yang transparan
dan mempunyai cepat rambat yang berbeda akan terbagi menjadi dua bagian, sebagian
tidak masuk ke dalam medium kedua tetapi dikembalikan ke medium pertama, disebut
dipantulkan. Sedangkan sebagian lagi diteruskan ke dalam medium kedua dn arahnya
akan berubah, disebut dibiaskan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mampu mendeskripsikan konsep pemantulan dan pembiasan cahaya
1.2.2 Mampu menerapkan konsep pemantulan dan pembiasan cahaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemantulan
Cahayamerupakan
salahsatucontohgelombang
elektromagnetik,yanggelombangyang
tidakmemerlukanmediumsebagaimediaperambatannya.
Misalnya,padasiang
cahayadinamakansumber
cahaya.Adaduamacamsumbercahaya,yaitusumber cahayaalamidansumbercahayabuatan.
Sumbercahayaalamimerupakan
sumbercahayayang
menghasilkan
cahayasecaraalamiahdansetiapsaat,contohnyamataharidanbintang.
Sumbercahayabuatanmerupakansumbercahayayang
memancarkan
cahayakarenadibuatoleh
manusia,dantidaktersediasetiapsaat,contohnyalampusenter,lampuneon,danlilin.Sebagai
mana salahsatubentukgelombang,cahayamemilikisifat-sifatgelombang, diantaranyasifat
cahaya
yang
dapatdipantulkan.
Ketikacahayamengenaipermukaan
yangdatardanlicin,cahayaakandipantulkansecarateratur,ataudinamakanpemantulan
teratur
(Gambar1).Misalnya,ketikacahayamengenaisebuahcermin.Seseorang
dapatmelihat
bayangannyamelaluisebuahcerminkarenacahayadipantulkanolehcermintersebut.
Gambar 1.Pemantulanteratur
Pemantulanolehsebuahcermindatarmemilikisifatbayanganyangberukuran
samabesar
dengan
ukuranbendanya.Pemantulan
olehcermincekungmemilikisifatbayanganyangukurannya
lebihbesardaripadaukuranbendanya,
memilikisifat
sedangkanpemantulanolehcermincembung
bayanganyangukurannyalebihkecildaripadaukuranbendanya.Pemantulan
jugatidakselalumengenaipermukaanyang
licindandatar.Adakalanyacahaya
dipantulkanoleh
permukaanyangkasar,ataubiasanyadinamakanpemantulanbaur(Gambar2).
Walaupunpemantulanbaurtidakdikehendaki
ketikakitaberniatuntuk
melihatbayangan
sebuahruangan,
tetapiruang
meskipun
tersebut
lampupadaruangantersebuttidakdinyalakan,
cukupterangpadasiang
hari.Inidisebabkan
Gambar2.Pemantulanbaur
Selaindipantulkan, cahayadapatpulamengalamipembiasan.Pembiasan cahayamerupakan
peristiwapembelokan
memiliki
cahayaketikamerambatdarisuatumediumkemediumlainyang
indeksbiasyangberbeda.Pembiasan
kelajuangelombang
cahayaterjadikarenaadanyaperubahan
cahayaketikagelombang
cahayatersebutmerambatdiantaraduamediumberbeda.Gambar3menunjukkansalahsatu
contohpembiasancahaya.
2.1.1
Berkas Cahaya
Cahaya biasanya tampak sebagai sekelompok sinar-sinar cahaya atau
disebut juga berkas cahaya. Perhatikanlah cahaya matahari yang masuk melalui
celah kecil ke dalam ruangan gelap, atau jalannya sinar dan proyektor di bioskop
atau lampu sorot di panggung pertunjukan. Akan terlihat bahwa dalam zat antara
yang serba sama, cahaya merambat menurut garis lurus yang berupa sinar cahaya.
Jenis-Jenis Pemantulan
Pemantulan teratur
Berkas sinar-sinar sejajar dipantulkan sejajar juga.
Banyak sinar pantul yang mengenai mata pengamat sehingga benda tampat
bersinar terang.
Terjadi pada benda-benda yang permukaannya halus(rata), seperti kaca,
baja dan aluminium.
b)
2.1.3
sebagai berkut :
Sinar datang adalah sinar yang datang lurus pada permukaan benda.
Sinar pantul adalah sinar yang dipantulkan leh permukaan benda.
Garis normal adalah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda.
Sudut datang adalah sudut antara sinar datang dan garis normal.
Sudut pantul adalah sudut antara sinar pantul dan garis normal.
a. CERMIN DATAR
Pengertian bayangan nyata dan bayangan maya
- Bayangan nyata adalah bayangan yang terjadi karena perpotongan sinar-sinar
pantul. Bayangan nyata tidak bisa dilihat langsung oleh mata tetapi dapat
ditangkap oleh layar.
Dengan,
n=
360
m
1 + 1 = 11 + 1 = 2
so
si
f so
si
R
M= hi = si
ho
so
Gambar 11 Reflektor
c. Sebagai pengumpul cahaya pada teleskop atau mikroskop
Cahaya matahari yang datang pada cermin teleskop atau mikroskop
merupakan berkas sinar yang sejajar, sehingga cahaya akan dikumpulkan
pada titik fokus cermin.
Sinar datang sejajar sumbu utama, dipantulkan seolah-olah berasal dari fokus.
b.
Sinar datang seolah-olah menuju titik focus dipantulkan sejajar sumbu utama.
c.
10
Jika cahaya yang merambat pada suatu medium berpindah ke medium yang
lain, maka pada batas kedua medium tersebut akan terjadi pembiasan atau pembelokan
arah. Hal ini disebabkan karena kecepatan cahaya dalam kedua medium tersebut tidak
sama. Semakin besar kerapatan suatu medium, makin kecil kecepatan cahaya yang
melewatinya.
Jikasuatuberkascahayadatangdanmediumyanglebihrapat
kemediumyangkurangrapat,
makasinar
dibiaskanakanmenjauhigarisnormal.Pada
sedemikan rupa sehingga sudut bias
suatusuclutdatangtertentudapat
yang
dibuat
permukaanbatas).Besarsudutdatangdalamkeadaanmi
disebutsebagaisudutkritisatausudut batas dengan lambang k.Untuk nilai-nilai sudut
11
datang 1 yang
Cahaya datang yang berasal dari air (medium optik lebih rapat) menuju ke udara
(medium optik kurang rapat) dibiaskan menjauhi garis normal (berkas cahaya J).
Pada sudut datang tertentu, maka sudut biasnya akan 90O dan dalam hal ini berkas
bias akan berimpit dengan bidang batas (berkas K). Sudut datang dimana hal ini
terjadi dinamakan sudut kritis (sudut batas).
Sudut kritis adalah sudut datang yang mempunyai sudut bias 90O atau yang
12
indeks bias lebih kecil dibanding udara dingin, karena udara panas kerapatannya
juga kecil. Ketika cahaya mengenai bidang batas antara kedua lapisan udara
dengan sudut datang melampaui sudut kritisnya, maka terjadilah pemantulan
sempurna dan bayangan angkasa nampak seperti genangan air di jalan atau di
padang pasir.
2. Intan tampak berkilauan
Berlian tampak berkilauan karena sinar yang masuk ke dalam berlian tersebut
ketika akan keluar sebagian besar terlebih dahulu mengalami beberapa kali
pemantulan sempurna oleh permukaan bagian dalam berlian. Pemantulan sempurna
terhadap cahaya yang akan keluar tersebut mudah terjadi karena intan memiliki
indeks bias 2,417 sehingga sudut kritisnya hanya 24 derajat.
3. Serat Optik
Serat optik, digunakan pada alat telekomunikasi atau bidang kedokteran.
Serat ini digunakan untuk mentransmisikan percakapan telefon, sinyal video, dan
data komputer. Serat optik terdiri dari inti yang terbuat dari gelas berindeks tinggi
yang dilapisi dengan lapisan tipis gelas berindeks bias rendah. Cahaya yang masuk
lewat salah satu ujung akan menumbuki bidang batas antara kedua lapisan gelas
dengan sudut datang lebih besar dari sudut kritisnya sehingga mengalami
pemantulan sempurna dari sisi yang satu ke sisi yang berseberangan secara
bergantian. Akibat pemantulan tersebut, cahaya menempuh jarak sepanjang serat
optik dan keluar pada ujung yang lain dengan intensitas yang tidak berkurang.
Serat optik banyak dimanfaatkan, diantaranya dalam teknologi telekomunikasi dan
bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran serat optik digunakan untuk
memeriksa organ-organ tubuh bagian dalam tanpa perlu membedahnya.
Fiber optik secara harafiah memiliki arti serat optik atau bisa juga disebut
serat kaca. Fiber optik memang berupa sebuah serat yang terbuat dari kaca, namun
jangan Anda samakan dengan kaca yang biasa Anda lihat. Serat kaca ini merupakan
serat yang dibuat secara khusus dengan proses yang cukup rumit yang kemudian
dapat digunakan untuk melewati data yang ingin Anda kirim atau terima.
Fiber Optik atau Serat optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis serta
berdiameter sangat kecil (mikron). Serat optik terbuat dari bahan dielektrik yang
berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat inilah energi cahaya yang
13
Core merupakan bagian inti dari serat optik, tempat cahaya dilewatkandimana
gelombang cahaya yang dikirimkan akan merambat. Core mempunyai indeks
bias lebih besar dari lapisan kedua. Core terbuat dari kaca (glass) yang
berdiameter antara 2 m 125 m, dalam hal ini tergantung dari jenis serat
optiknya.Dibagianinimengalirinformasiyang
akandisampaikandaripengirimke
penerima, bisa berupa data maupun suara dengan berbagai aplikasi dan konten
di dalamnya
Cladding mengelilingi inti yang berfungsi s e b a g a i
cermin
yaitu
2.1.5
14
listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim
(transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari
serat. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik
termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya
kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah
kembali menjadi gelombang suara.
Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat
dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic
pada setiap ujung serat optik.
Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi redaman
cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena itu
bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas
untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
2.2 Pembiasan
2.2.1
berlaku Hukum Snellius. Jika sinar jatuh pada keping sejajar dari bahan
transparan, misalnya gelas, maka setelah keluar dari keping jalan akan sejajar
dengan sinar datang tetapi bergeser pada jarak tertentu terhadap sinar datang :
(gambar 5.6 hal 272)
I.
15
tan i=
h
s
sehingga
hstani
tan r '=
Jadi
''
s =s
s
h
s' '
sehingga
''
hs tanr '
''
stani s tanr'
tan i
tanr '
s
cosr'
cosi
tidak konstan, bergantung pada besar i, berarti sinar bias tidak dapat
berpotongan di satu titik atau sinar tidak didivergensi dari sebuah titik. Jika sinar
yang dipakai adalah paraksial, yaitu sinar sinar dengan sudut jatuh yang kecil
sekali, maka
cosr'
cosi
Jadi s = s
n'
n
akan mendekati 1
Sekarang jika dipakai keping gelas yang sejajar, dapat ditentukan letak bayangan
untuk sinar sinar yang paraksial. Misal benda berada di S, maka S adalah
bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama, akan merupakan benda untuk
permukaan kedua yang bayangannya akan terletak di S.
16
'
s =s
n'
n
n'
n'
'
'
s =( s +t ) =s+t
n
n
Jadi bayangan akan bergeser SS
'
n
SS =( s+t )(s+t )
n
'
'
n
t(1 )
n
Jika n = 1, dan kita mengamati pada arah gerak lurus, maka benda tampak
1
t(1 )
n'
sinr '
AB/ AS ' AS
=n=
=
sin i
AB/ AS AS '
Jadi, n =
Jadi n =
AS
AS '
BS
BS '
kedalamansebenarnya
kedalamantidaksebenarnya(semu)
17
1
'
SS =SB(1 )
n
n1 sini1=nm sinr' m
Dengan :
i1 = sudut jatuh pada permukaan I
rm = sudut bias pada permukaan terakhir
n1 = indeks bias pada medium I (bukan lapisan I)
nm = indeks bias medium terakhir (bukan lapisan terakhir)
Sudut Kritis
Ada dua macam sudut kritis, yaitu a) sudut datang kritis, bila sudut bias 90 o , b)
sudut bias kritis, bila sudut datang 90o(gambar 5.11) Hal 276
Pada gambar 5.11a sinar datang dari medium optis lebih rapat (n) ke medim optis
kurang rapat (n), n > n. Sinar datang pada sudut i > ikr, maka tidak akan dibiaskan
lagi. Oleh karena itu terjadilah pemantulan sempurna.
'
maka
'
n
sin ikr =
n
Jika digunakan prinsip balik cahaya pada gambar 5.11a, yait sinar bias ketiga
menjadi sinar datang, maka sinar datang ketiga menjadi sinar bias. Hal tersebut
sama dengan yang terjadi pada 5.11b.
Perhatikan gambar 5.11b. tiga buah sinar datang dari media optis kurang rapat (n)
dengan berbagai sudut datang dibiaskan dengan tiga buah sudut bias yang berbeda.
18
nsin90=nsinr',kr ,
maka
90
'
n
'
sin r ' ,kr = (n.n )
n
n 1.00 3
s = s=
s= s
n
4/3
4
'
Oleh karena itu kedalaman hanya terlihat s hanyalah dari kedalaman yang
sebenarnya s. Fenomena yang sama menjelaskan sebuah dayung kelihatan patah
apabila sebagian daripadanya merentang di bawah permukaan air. Bagian yang
terendam kelihatan terangkat ke atas dari kedudukan yang sebenarnya. (gambar 13)
19
Gambar 18
a. Permukaan cembung C= Pusat Lengkung
b. Permukaan cekung V=Verteks
20
4. Sinar yang paraksial adalah sinar sinar yang dekat dengan sumbu utama.
Konversi Tanda Tanda
Konvensi (perjanjian) yang digunakan adalah sebagai berikut :
Syarat : sinar berjalan dari kiri ke kanan.
1. Jarak benda s > 0, bila benda berada di sebelah kiri verteks (benda real)
2. Jarak bayangan s > 0, bila bayangan berada di sebelah kanan verteks, berarti :
s > 0 karena refleksi, adalah bayangan virtual
s > 0 karena refraksi, adalah bayangan real
3. r > 0, jika C (pusat lengkung) berada di sebelah kanan verteks
4. Tinggi benda, y > 0 jika benda ke atas
5. Tinggi bayangan, y > 0, jika bayangan ke atas
y dan y berlainan tanda, berarti bayangan terbalik
Rumus Descartes Umum
Rumus Decartes berlaku untuk pantulan dan pembiasan. Untuk pembiasan
berlaku :
'
n n' n n
+ =
s s' r
n (n) nn
+
=
s s'
r
atau
1 1 2
=
s s' r
21
= benda titik
CA
= garis normal
= sudut jatuh
= sudut bias
VC
= sumbu utama
AB
= h, VP = s, VP = s
VC
1=
1=
1=
PCA
:
P'CA
+ i, maka i =
1
2
+ r, maka r =
= tan
= sin
r = tan r = sin r
22
- tan
- tan
n(
) atau :
h h
)
r s
n n
r s
n n'
+
s s'
= n
h h
)
r s'
n' n'
r s'
'
n n
r
atau
(terbukti)
P = benda
P = bayangan
C berada di belakang permukaan r > 0
Dari PAC :
i= 1+
23
- tan
) = n (tan
Dari PAC :
, maka
'
=r'+ 2
'
'
r = 2
'
'
2
tan tan
1+tan =n'
tan
n
h h
h h
n + = n' ( ' )
s r
r s
( )
'
'
n n n n
+ =
s r r s'
atau
atau
24
gunakan
'
n =n
, maka
1 1 2
=
s s' r
2.2.3
Akhirnya, kita lihat pembiasan pada suatu permukaan bola. Dalam gambar
dibawah ini (16),
16. Konstruksi untuk mencari kedudukan bayangan P dari sebuah benda titik P,
terbentuk oleh pembiasan pada permukaan bola.
25
terhadap
normal dan dibiaskan pada suatu sudut . Sinar sinar tersebut berpotongan di P
26
=+u
'
=u +'
= n sin
'
Juga tangen sudut sudut u, udan D ialah :
tan u=
h
s+ '
Konsep-konsep titik fokus dan jarak fokus dan dapat juga diterapkan kepada suatu
permukaan yang membiaskan. Permukaan semacam itu dicari untuk memperoleh dua titik
fokus. pertama ialah titik benda apabila bayagan berada di tak-hingga jauhnya. titik-titk
tersebut terletak diatas kedua belah permukaan yang berlawanan dan pada jarak yang
berbeda dari permukaan itu, sedemikian hingga satu permukaan tunggal yang membiaskan
akan memiliki dua jarak fokus. kedudukan titik-titik fokus dapat langsung dicari dari per
(39-14) dengan menuliskan s atau s sama dengan tak-berhingga.
Prinsip Fermat
Pierre de Fermat (1601-1665) mengembangkan sebuah prinsip umum yang dapat
digunakan untutk menentukan lintasan cahaya sewaktu merambat dari satu titik ke titik
lain. Prinsip Fermat menyatakan bahwa ketika sinar cahaya merambat antara dua titik,
lintasannya pastilah yang membutuhkan selang waktu terkecil. Akibat yang jelas dari
prinsip ini adalah bahwa lintasan-lintasan dari sinar cahaya yang merambat dalam medium
yang homogeny adalah garis lurus, karena suatu garis lurus adalah jarak terpendek antara
dua titik.
Prinsip Fermat dapat digunakan untuk menurunkan hukum pembiasan Snellius.
Misalkan berkas sinar merambat dari titik P di medium 1 ke titik Q di medium 2, dimana P
dan Q, masing-masing berada pada jarak-jarak yang tegak lurus a dan b, dari perbatasan.
Kelajuan cahaya adalah c/n1 di medium 1 dan c/n2 di medium 2.
3 Indeks Bias
Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua
medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan
27
laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (16291695) :
Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu
zat dinamakan indeks bias.
Secara matematis dapat dirumuskan :
N=
c
v
dimana :
- n = indeks bias
- c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 108 m/s)
- v = laju cahaya dalam zat
Pada dasarnya tidak ada rumus sistematis dari indeks bias tetapi rumus yang indeks
bias adalah
n=
c
v
besarnya adalah 3x 108 m/det, dan v adalah laju cahaya pada suatu zat yang
dipengaruhi oleh udara, yang besar nya sudah tentu lebih kecil dari pada kelajuan
cahaya pada ruang hampa. Maka jika diformulasikan
8
c 3x 10
n= =
=n>1
v 3 x10 8
Akan didapatkan hasil nilai indeks bias n= > 1. Itulah alasan nya kenapa nilai
indeks bias selalu lebih besar dari satu. Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1
(artinya, n < 1), dan nilainya untuk beberapa zat ditampilkan pada tabel dibawah
ini.
28
(sumber : www.wikipedia.org)
Tabel 1 indeks bias beberapa zat
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat gelombang akibat
melewati bidang batas dua medium yang berbeda. Cahaya sebagai gelombang
mengalami pembiasan ketika melewati bidang batas dua medium yang berbeda
misalnya ketika cahaya berasal dari udara menuju ke air maka arah siar akan
dibelokkan. Kali ini blogger akan membahas hukum pembiasan gelombang
cahaya.
Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik melewati sifat sama seperti
gelombang. Hukum pembiasan secara umum juga akan berlaku sama untuk
gelombang cahaya. Hukum utama pembiasan
Hukum I pembiasan dari Snellius :
sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
Sudut datang (i) adalah sudut yang dibentuk antara sinar datang dengan garis
normal dan sudut bias adalah sudut yang dibentuk antara sinar bias dengan garis
normal
1.
2.
sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat (n1> n2). Sinar akan
dibelokkan menjauhi garis normal.
Pembiasan Cahaya pada Prisma Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh
dua bidang datar. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang
kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis
normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis
normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu
dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui
garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu
dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan
mengalami pembelokan arah dari arah semula. Marilah kita mempelajari fenomena
yang terjadi jika seberkas cahaya melewati sebuah prisma seperti halnya terjadinya
sudut deviasi dan dispersi cahaya.
deviasi
adalah
perpanjangancahaya
sudut
datang
yang
dengan
dibentuk
oleh
perpanjangan
perpotongan
cahaya
bias
dari
yang
sinar datang dari medium kurang rapat (n1) menuju medium lebih rapat (n2) akan
dibiaskan mendekati garis normal, begitu juga sebaliknya.
(sumber : www.wikipedia.org)
Gambar 23. Refrakto
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada
permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat
kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus
benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan
garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang
digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk
mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart
(Anonim, 2010).
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Pemantulanolehsebuahcermindatarmemilikisifatbayanganyangberukuran
samabesar
dengan
ukuranbendanya.Pemantulan
olehcermincekungmemilikisifatbayanganyangukurannya
lebihbesardaripadaukuranbendanya,
sedangkanpemantulanolehcermincembung
memilikisifat bayanganyangukurannyalebihkecildaripadaukuranbendanya.
- Pembiasan
cahayamerupakan
peristiwapembelokan
cahayaketikamerambatdarisuatumediumkemediumlainyang
indeksbiasyangberbeda.Pembiasan
memiliki
cahayaterjadikarenaadanyaperubahan
32
kelajuangelombang
cahayaketikagelombang
cahayatersebutmerambatdiantaraduamediumberbeda.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/zhibuncyth/cahaya-15911379 (online : 03 maret 2013)
www.tofi.or.id (online : 03 maret 2013)
www.wikipedia.org. (online : 03 maret 2013)
Jewett, Serway. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik (penerjemah : Chriswan
Sungkono). Jakarta : Salemba Teknika.
Aby Sarojo, Ganijanti.2010.Gelombang dan Optika.Jakarta : Salemba Teknika
Xiyuan Chen, Chong Shen.2010.Jurnal : Study on temperature error processing
technique for fiber optic gyroscope
P. Juleang, R. Putthacharoen, S. Mitatha, P.P. Yupapin.2009. Jurnal : Highly secured
optical communication by optical key and identification address
33
34