Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Sains Fisika (2021) Vol. : Hal.

X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

DIFRAKSI LASER
Miftahul Janna1, A.Andira Maharani2, Dewi Nurinsani Abbas3, dan
Hidayatullah4,
1
Jurusan Fisika, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
miftahuljanna1201@gmail.com

ABSTRACT: Experimental practicum has been carried out with the title "Laser Diffraction".
The purpose of this lab is to understand the concept of light diffraction on a grating, to
determine the wavelength of light based on its color source, and to observe diffraction events
on a diffraction grating. The tools and materials used in this lab are laser light sources,
diffraction gratings, precision rails, layers, rulers. Diffraction gratings are widely used to
measure the wavelength of light. Measurements are made by passing light on a diffraction
grating with a known distance between the lattice slits. The relationship between the distance
between the slits of the diffraction grating, the wavelength and the diffraction angle for
various orders. In the experiment, the results obtained from the calculation of the value of the
diffraction grating constant, the greater the distance from the grating to the screen, the greater
the value of the diffraction grating constant and vice versa, which is influenced by the
distance between the center light to the n-brightness.

ABSTRAK: Telah dilakukan praktikum eksperimen dengan judul “Difraksi Laser”. Tujuan
praktikum ini adalah untuk memahami konsep difraksi cahaya pada kisi, menentukan panjang
gelombang cahaya berdasarkan sumber warnanya, dan mengamati peristiwa difraksi pada kisi
difraksi. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sumber sinar laser, kisi
difraksi, rel presisi, lapisan, penggaris. Kisi-kisi difraksi banyak digunakan untuk mengukur
panjang gelombang cahaya. Pengukuran dilakukan dengan melewatkan cahaya pada kisi
difraksi dengan jarak yang diketahui antara celah kisi. Hubungan antara jarak celah kisi
difraksi, panjang gelombang dan sudut difraksi untuk berbagai orde. Pada percobaan
didapatkan hasil dari perhitungan nilai konstanta kisi difraksi, semakin besar jarak kisi ke
layar maka semakin besar nilai konstanta kisi difraksi dan sebaliknya yang dipengaruhi oleh
jarak antara pusat cahaya untuk n-kecerahan.

Kata Kunci: Cahaya, Difraksi, Kisi dan Laser

*corresponding author
email: miftahuljanna1201@gmail.com
DOI:

1
Miftahul Janna, dkk. JurnalSains Fisika (2021) Vol.: Hal.X-XX

PENDAHULUAN

Cahaya (dan semua bentuk radiasi elektromagnetik yang lain) adalah suatu
bentuk yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya. Pada
tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya
berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan
partikel. Salah satu karakteristik cahaya sebagai gelombang adalah cahaya dapat
dilenturkan. Panjang gelombang yang sama atau lebih besar daripada lebar suatu
celah akan menyebar ke semua arah ke depan setelah melewati celah. Hal inilah yang
disebut dengan difraksi cahaya (Khofifuddin, 2017)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pengaplikasian difraksi seperti, analisis
pembagian corak bentuk dari model biologi dan sel dengan analisis Fourier
pengukuran sebaran cahaya statis, aplikasi teori difraksi fraunhofer ke disain detector
yang bersifat spesifik, perhitungan resolusi pada teleskop, dan lain sebagainya
(Nirsal, 2012)
Berdasarkan uraian di atas hal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan
ini yaitu untuk memahami konsep difraksi cahaya pada kisi, untuk menentukan
panjang gelombang cahaya berdasarkan sumber warnanya dan untuk mengamati
peristiwa difraksi pada kisi difraksi.
Cahaya (dan semua bentuk radiasi elektromagnetik yang lain) adalah suatu
bentuk yang fundamental dan ilmu fisika masih berusaha untuk memahaminya. Pada
tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku yang tampaknya
berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui model-model gelombang dan
partikel (Frederick,dkk, 2006)
Para ahli telah lama mempelajari cahaya untuk mengetahui hakekatnya. Pada
mulanya, cahaya didefinisikan sebagai aliran partikel yang dipancarkan oleh benda
penghasil cahaya (sumber cahaya). Tetapi, penyelidikan lain menyatakan bahwa

2
cahaya adalah gelombang karena cahaya memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki
oleh gelombang. Pada akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa kedua teori di atas
yaitu bahwa cahaya adalah materi yang merambat dan cahaya adalah gelombang
adalah benar (Nirsal, 2012)
Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati
celah sempit artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebih besar
dibandingkan dengan lebar celah. Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ
pada suatu celah sempit d, dimana d < λ, maka cahaya tersebut mengalami difraksi
atau cahaya melentur itu dapat dapat terdeteksi adanya penyimpangan sinar sebesar θ
dari arah semula dan pada layar akan terlihat pola interferensi terang/maksimum
(Khofifuddin, 2017)
Dalam peristiwa difraksi dikenal suatu kisi difraksi yang terdiri atas sebaris
celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak. Kisi difraksi biasanya
digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya. Kisi difraksi merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang yang terdiri atas banyak
celah sempit dengan jarak sama pada permukaan datar (Sri Wahyuni, dkk, 2017)
Kisi difraksi banyak digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya.
Pengukuran dilakukan dengan melewatkan cahaya pada kisi difraksi yang sudah
diketahui jarak antar celah kisinya. Hubungan antara jarak antar celah kisi difraksi,
panjang gelombang dan sudut difraksi untuk berbagai orde. Hubungan ini berlaku
untuk sinar yang datang secara tegak lurus terhadap kisi difraksi atau sinar dengan
sudut datang sama dengan nol. Hal ini ditunjukkan dalam gambar yang menyertai
perumusannya, akan tetapi penjelasannya tidak dinyatakan secara tegas. Oleh karena
itu pengukuran-pengukuran yang berdasar pada hubungan tersebut, harus memenuhi
persyaratan sudut datang sama dengan nol (Santosa, 2012).
Gambar 1 : Sinar datang tegak lurus terhadap kisi difraksi

Dimana : θ merupakan sudut difraksi.

Untuk menetukan panjang gelombang suatu cahaya melalui kisi difraksi yaitu
sebagai berikut:

d sin   n (1)

Atau
dp

n l (2)

Keterangan : k = konstanta kisi


P = Jarak pola interferensi pada layar (n)
L = Jarak layar ke kisi (m)
n = orde kisi
λ = Panjang gelombang (m)

Laser adalah sebuah sumber cahaya yang koheren, hampir monokromatik dan
searah.Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulating Emission
of Radiation yang berarti cahaya diperkuat melalui proses emisi yang dipicu. Laser
terdiri dari beberapa jenis bergantung pada medium laser yang digunakan. Seperti zat
padat, cair, gas dan semikonduktor. Laser zat padat yang paling dikenal adalah laser
Ruby, laser Ti:S, dan laser Nd:YAG, sedangkan untuk laser gas adalah laser He- Ne
dan Laser CO2. Laser Dye dan laser dioda masingmasing adalah contoh laser zat cair
dan semikonduktor (Minarni, 2013).
Laser mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh sumber cahaya lain.
Sifat- sifat khas laser antara lain kesearahan, intensitas, monokromatis, dan koherensi.
Laser He-Ne merupakan jenis laser gas yang ditimbulkan oleh molekul dan atom
netral. Laser ini dapat berosilasi pada panjang gelombang 0,633 µm, 1,15 µm (laser
gas yang pertama kali berosilasi), dan 3,39 µm (Handayani, 2014).

METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hasi Rabu 01 Desember, jam 13.00 – 14.00
WITA, di Laboratorium Optik, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen ini
yaitu, sumber cahaya, kisi difraksi, jangka sorong, layar dan kertas grafik. Adapun
prosedur kerja pada percobaan ini adalah, pertama memasang laser pada rel presisi,
memasang kisi, mengatur jarak kisi dan layar, menyalakan laser dan mengamati pola
gelap terang, mencatat kedudukan pola gelap terang dan mencatat pengaruh jarak
dengan mengubah jarak kisi dengan layar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Difraksi Celah Tunggal Menggunakan b = 0,1 mm
Jarak terang pusat ke-m
y (cm) y rata-
L (cm) Orde ke n λ
rata
Kiri Kanan
45 1 0,3 0,3 0,3 0,007
2 0,5 0,5 0,5 0,006
3 0,7 0,7 0,7 0,005
4 0,8 0,8 0,8 0,0045
5 1 1 1 0,0044
1 0,25 0,25 0,25 0,0085
2 0,5 0,5 0,5 0,0083
30
3 0,65 0,65 0,65 0,0073
4 0,8 0,8 0,8 0,0067
1 0,8 0,8 0,8 0,053
2 0,6 0,6 0,6 0,026
15
3 0,5 0,5 0,5 0,011
4 0,3 0,3 0,3 0,005

Analisis data
1. Jarak antara kisi dengan layar (L) = 45 cm
 Untuk Orde 1
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,3
45 = 1.𝜆
0,007 = 𝜆
0,007
𝜆 = 1

𝜆 = 0,007
 Untuk Orde 2
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,5
45 = 2.𝜆
0,011 = 2. 𝜆
0,011
𝜆 = 2

𝜆 = 0,006
 Untuk Orde 3
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,7
45 = 3.𝜆
0,015 = 3. 𝜆
0,015
𝜆 = 3

𝜆 = 0,005
 Untuk Orde 4
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,8
45 = 3. 𝜆
0,018 = 3. 𝜆
0,018
𝜆 = 4

𝜆 = 0,0045
 Untuk Orde 5
𝑦
=𝑚.𝜆
𝐿
1
= 5. 𝜆
45

0,022 = 5. 𝜆
0,022
𝜆 = 5

𝜆 = 0,0044
2. Jarak antara kisi dengan layar (L) = 30 cm
 Untuk Orde 1
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,25
30 = 1.𝜆
0,0083 = 𝜆
0,0083
𝜆 = 1

𝜆 = 0,0083
 Untuk Orde 2
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,5
30 = 2.𝜆
0,017 = 2. 𝜆
0,017
𝜆 = 2

𝜆 = 0,0085
 Untuk Orde 3
𝑦
𝐿 = 𝑚 .𝜆
0,65
30 = 3.𝜆
0,022 = 3. 𝜆
0,022
𝜆 = 3

𝜆 = 0,0073
 Untuk Orde 4
𝑦
=𝑚.𝜆
𝐿
0,8
30 = 4.𝜆
0,027 = 4. 𝜆
0,027
𝜆 = 4

𝜆 = 0,0067
3. Jarak antara kisi dengan layar (L) = 15 cm
 Untuk Orde 1
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,8
15 = 1.𝜆
0,053
𝜆 = 1

𝜆 = 0,053
 Untuk Orde 2
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,6
15 = 2.𝜆
0,053 = 2. 𝜆
0,053
𝜆 = 2

𝜆 = 0,026
 Untuk Orde 3
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,5
15 = 3.𝜆
0,033 = 3. 𝜆
0,033
𝜆 = 3

𝜆 = 0,011
 Untuk Orde 4
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,3
15 = 4. 𝜆
0,02 = 4. 𝜆
0,033
𝜆 = 4

𝜆 = 0,005

Pembahasan
Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati
celah sempit artinya ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebih besar
dibandingkan dengan lebar celah. Jika suatu cahaya dengan panjang gelombang λ
pada suatu celah sempit d, dimana d < λ, maka cahaya tersebut mengalami difraksi
atau cahaya melentur itu dapat dapat terdeteksi adanya penyimpangan sinar sebesar θ
dari arah semula dan pada layar akan terlihat pola interferensi terang/maksimum.
Pada percobaan ini, menggunakan kisi 50 celah/ mm dengan lebar celah atau
0,1 mm. Hasil yang diperoleh pada percobaan pertama yakni jarak antara kisi ke layar
45 cm diperoleh orde sebanyak 5 dengan jarak yang berbeda – beda, dimana pada
orde pertama sampai orde kelima jarak orde yang berada pada kiri dan kanan titik
pusat adalah 0,3 cm, 0,5 cm, 0,7 cm, 0,8 cm dan 1 cm. Sehingga diperoleh
panjang
gelombang (λ) sebesar 0,007 cm, 0,006 cm, 0,005 cm, 0,0045 cm dan 0,0044 cm.
Pada percobaan kedua yakni jarak antara kisi ke layar 30 cm diperoleh orde sebanyak
4 dengan jarak yang berbeda – beda, dimana pada orde pertama sampai orde keempat
jarak orde yang berada pada kiri dan kanan titik pusat adalah 0,25 cm, 0,5 cm, 0,65
cm dan 0,8 cm. Sehingga diperoleh panjang gelombang (λ) sebesar 0,0083 cm,
0,0085 cm, 0,0073 cm dan 0,0067 cm. Pada percobaan ketiga yakni jarak antara kisi
ke layar 15
cm diperoleh orde sebanyak 4 dengan jarak yang berbeda – beda, dimana pada orde
pertama sampai orde keempat jarak orde yang berada pada kiri dan kanan titik pusat
adalah 0,8 cm, 0,6 cm, 0,5 cm dan 0,3 cm. Sehingga diperoleh panjang gelombang (λ)
sebesar 0,053 cm, 0,026 cm, 0,011 cm dan 0,005 cm.
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa semakin
jauh jarak antara titik pusat dengan setiap orde kiri dan kanan maka semakin kecil
panjang gelombang yang dihasilkan. Gejala difraksi pada celah banyak akan
menghasilkan interferensi maksimum dari celah apabila selisih lintasan antara cahaya
yang datang dari A dan B. difraksi pada kisi akan menghasilkan pola terang dan gelap
yang dipengaruhi oleh jarak antara kisi dan sumber cahaya.

SIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan ini adalah suatu cahaya dapat mengalami difraksi
dengan syarat cahaya tersebut melewati celah yang sempit, artinya ukuran panjang
gelombang yang melewati celah lebih besar dibandingkan dengan lebar celah.
panjang gelombang cahaya dengan warna dapat ditentukan dengan cara menetapkan
diameter celah dan jarak kisi dengan layar, kemudian mengukur jarak orde yang
berada pada kiri dan kanan titik pusat dimana panjang gelombang yang diperoleh
pada percobaan ini semakin besar jarak antara kisi ke layar dan jarak antara orde ke
titik pusat maka panjang gelombang yang dihasilkan akan semakin besar. Begitupun
sebaliknya semakin kecil jarak kisi ke layar dan jarak orde ke titik pusat maka
panjang gelombang yang dihasilkan akan semakin besar. Selain itu, pola difraksi
yang dihasilkan pada layar akan semakin gelap apabila jarak orde dengan titik pusat
semakin jauh. Adapun gejala difraksi pada kisi difraksi yaitu pada celah banyak akan
menghasilkan interferensi maksimum dari celah apabila selisih lintasan antara
cahaya yang datang
dari A dan B. difraksi pada kisi akan menghasilkan pola terang dan gelap yang
dipengaruhi oleh jarak antara kisi dan sumber cahaya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
mengajarkan teori serta eksperimen secara langsung pada praktikum ini dan telah
membimbing dalam melaksanakan praktikum, serta terima kasih kepada rekan tim
saya yang telah bekerja sama menyelesaikan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, dkk. 2015. Fotometi Pleiades Menggunakan Kameri DSLR. Bandung:
FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jakarta: Erlangga.
Kholifuddin, M Y. 2017. Sinar Laser Mainan Sebagai Alternatif Sumber Cahaya
Monokromatik Praktikum Kisi Difraksi Cahaya. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Cahaya. Vol.8 No.2. Hal 129-134.
Nirsal. 2012. “Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan Pada Cermin dan Lensa”.
Volume 2 Januari. Palopo: Universitas Cokrominoto.
Sri Wahyuni, Arum Prabawani. 2017. Kisi Difraksi dengan Menggunakan
Batang Talas (Colocasia Esculenta). Unnes Physics Journal. Vol. 6 No.1. Hal
74-77.
Sunarti dan Astutiningrum. 2011. Fisika Dasar II (Seri Optika). Surabaya :
UNIPRESS.
Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Zelviani, Sri. 2018. “Pengaruh Ketebalan Bahan Penghalang terhadap
Intensitas
Radiasi Relati”. Volume 12, Nomor 2, Juli-Desember 2015, Hal 203-209.
Makassar: Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi.
Penulis Pertama, dkk. / Jurnal Fisika dan Terapannya (2020) Vol. 7 (1): 1-10

LAMPIRAN DATA

1. Jarak antara kisi dengan layar (L) = 45 cm


 Untuk Orde 1
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,3
45 = 1.𝜆

0,007
𝜆 = 1

𝜆 = 0,007
 Untuk Orde 2
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,5
45 = 2.𝜆
0,011 = 2. 𝜆
0,011
𝜆 = 2

𝜆 = 0,006
 Untuk Orde 3
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,7
45 = 3.𝜆
0,015 = 3. 𝜆
0,015
𝜆 = 3

𝜆 = 0,005
 Untuk Orde 4
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,8
45 = 3. 𝜆
0,018 = 3. 𝜆
0,018
𝜆 = 4
Miftahul Janna, dkk. Jurnal Sains Fisika (2021) Vol. : Hal. X-XX

𝜆 = 0,0045
 Untuk Orde 5
𝑦
=𝑚.𝜆
𝐿
1
= 5. 𝜆
45

0,022 = 5. 𝜆
0,022
𝜆 = 5

𝜆 = 0,0044
2. Jarak antara kisi dengan layar (L) = 30 cm
 Untuk Orde 1
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,25
30 = 1.𝜆
0,0083 = 𝜆
0,0083
𝜆 = 1

𝜆 = 0,0083
 Untuk Orde 2
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,5
30 = 2.𝜆
0,017 = 2. 𝜆
0,017
𝜆 = 2

𝜆 = 0,0085
 Untuk Orde 3
𝑦
𝐿 = 𝑚 .𝜆
0,65
30 = 3.𝜆

14
0,022 = 3. 𝜆
0,022
𝜆 = 3

𝜆 = 0,0073
 Untuk Orde 4
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,8
30 =4.𝜆
0,027 = 4. 𝜆
0,027
𝜆 = 4

𝜆 = 0,0067
3. Jarak antara kisi dengan layar (L) = 15 cm
 Untuk Orde 1
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,8
15 = 1.𝜆
0,053 = 𝜆
0,053
𝜆 = 1

𝜆 = 0,053
 Untuk Orde 2
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,6
15 = 2.𝜆
0,053 = 2. 𝜆
0,053
𝜆 = 2

𝜆 = 0,026
 Untuk Orde 3
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,5
15 = 3.𝜆
0,033 = 3. 𝜆
0,033
𝜆 = 3

𝜆 = 0,011
 Untuk Orde 4
𝑦
𝐿 = 𝑚.𝜆
0,3
15 = 4. 𝜆
0,02 = 4. 𝜆
0,033
𝜆 = 4

𝜆 = 0,005

Anda mungkin juga menyukai