Anda di halaman 1dari 14

JURNAL LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMEN

JUDUL PERCOBAAN : KARAKTERISTIK FREKUENSI TAPIS LOLOS


RENDAH DAN TINGGI

HARI / TANGGAL PERC. : JUM’AT, 10 DESEMBER 2021

NAMA : NURFADILLAH S AMIRULLAH

NIM : 60400119013

JURUSAN : FISIKA

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : MUHAMMAD IRHAS

LABORATORIUM INTRUMENTASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR


2021

KARAKTERISTIK FREKUENSI TAPIS LOLOS TINGGI DAN RENDAH


Nurfadillah S Amirullah1, Harifuddin2, Ida Masiani3, Lisdayanti4, Muhammad As’ad
Arifuddin5
12345
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
E-mail: dillaji42@gmail.com

ABSTRAK
Kata kunci: Rangkaian
RC, Tapis lolos rendah,
Tapis lolos tinggi

Telah dilakukan percobaan “karakteristik frekuensi fungsi


alih tegangan tapis lolos rendah dan tinggi” yang
bertujuan untuk memahami prinsip dasar tapis lolos rendah
dan tinggi dalam rangkaian RC, menghitung besar nilai
tinggi alih tegangan pada tapis lolos rendah dan tinggi,
serta untuk menggambar karakteristik bagan plot tanggapan
amplitudo tapis lolos rendah dan tinggi. Dengan
menggunakan beberapa alat dan komponen seperti
CRO, function generator 1 buah, papan rangkaian,
kabel penghubung, dan komponen kapasitor dan dan
resistor. Prosedur kerja yang dilakukan adalah dengan
mengukur tegangan inpur, output dan karakteristik
gelombang pada cahaya. Metode yang digunakan yaitu
dengan melakukan pengamatan secara langsung pada
rangkaian yang telah dirangkai yaitu rangkaian RC. Pada
tapis lolos rendah dan tinggi yang menggunakan frekuensi
10 Hz- 3000 Hz hasil data yang diperoleh yaitu nilai fungsi
tegangan yang semakin menurun seiring dengan
bertambahnya frekuensi yang digunakan pada tapis lolos
rendah, lain halnya dengan hasil yang diperoleh pada tapis
lolos tinggi, yaitu semakin besar frekuensi yang digunakan
maka nilai fungsi tegangannya akan semakin naik.
1. PENDAHULUAN
Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang
tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang Filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (Op-
amp,transistor). Dengan demikian Filter dapat dikelompokkan menjadi
Filter pasif dan Filter aktif. Rangkaian filter dibagi atas dua bagian besar
yaitu rangkaian filter lolos tendah dan rangkaian filter lolos tinggi pada
rangkaian Op-Amp. Pada dasarnya Filter dapat dikelompokkan
berdasarkan response (tanggapan) frekuensinya menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Filter lolos rendah atau Low Pass Filter (LPF)
2. Filter lolos tinggi atau Hing Pass Filter (HPF)
3. Filter lolos rentang atau Band Pass Filter (BPF)
4. Filter henti rentang atau Band Stop Filter / Norch Filter.
Untuk membuat filter sering kali dihindari penggunaan indicator, terutama karena
ukurannya yang besar. Sehingga umumnya filter pasif hanya memanfaatkan
komponen R dan C saja (Listriyanti, 2018).
Fungsi rangkaian filter untuk menyaring, menahan atau
melewatkan frekuensi tertentu. Rangkaian filter dapat dibuat dari
komponen pasif maupun aktif. Tapis lolos rendah atau low pass filter akan
melewatkan frekuensi rendah atau dengan kata lain low pass filter akan
memberikan tegangan keluaran yang konstan dari DC hingga frekuensi
cutoff. Filter lolos tinggi atau High Pass Filter adalah rangkaian filter
yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi tinggi. Kebalikan dari LPF,
yaitu melewatkan frekuensi diatas frekuensi cutoff (Giancoli, 2001).
Rangkaian Filter RC lolos rendah merupakan rangkaian elekronika yang
dapat meloloskan frekuensi sampai batas tertentu dan mengeblok frekuensi di
atasnya. Rangkaian Filter RC lolos rendah terdiri dari R dan C yang terusun seri
dan dihubungkan dengan sumber tegangan AC berbentuk kotak. Rangkaian ini
akan menjadi rangkaian tapis lolos rendah (LPF, low pass Filter) jika dioperasikan
pada kawasan frekuensi yang bertujuan untuk meloloskan sinyal tegangan V pada
frekuensi rendah.
Gambar 1: Rangkaian tapis lolos rendah
(Sumber: Ahmad, 20017)

pada frekuensi sangat rendah, reaktansi kapasitif dari kapasitor sangat tinggi,
atau dengan kata lain kapasitor bersifat terbuka sehingga Vi dapat lolos dengan
leluasa. (Ahmad, 2007).
Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan
kumparan secara seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor
secara paralel dengan sumber sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada
aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada
tweeter) sebelum masuk speaker bass atau subwoofer (frekuensi rendah).
Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan akan meredam
frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya
kapasitor yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan
frekuensi tinggi. Komponen rangkaian Low Pass Filter berupa komponen induktor
(L) dan kapasitor (C). Rangkaian ini juga berfungsi sebagai filter harmonisa pada
sistem distribusi yang menjaga agar gelombang tegangan atau arus tetap
sinusoidal (Widarto, 2012).
Filter high-pass atau sering disebut dengan tapis lolos tinngi adalah suatu
rangkaian yang akan melewatkan suatu isyarat berada diatas frekuensi cut-off (
ωc ¿ sampai frekuansi cut-off (ωc ¿ rangkaian tersebut dan akan menahan isyarat
yang berfrekuensi dibawah frekuensi cut-off (ωc ¿ rangkaian tersebut

Gambar 1: Rangkaian tapis lolos rendah


(Sumber: Septiawan, 2015)
Prinsip kerja dari filter High-pass adalah dengan memanfaatkan karakteristik
dasar komponen C dan R, dimana C akan mudah melewatkan sinyal AC sesuai
rengan reaktansi kapasitifnya dan komponen R yang lebih mudah melewatkan
sinyal dengan frekuensi-frekuensi yang rendah. Prinsip kerja rangkaian tapis lolos
tinggi (HPF) dengan RC dapat diuraikan sebagai berikut, apabila rangkaian tapis
lolos tinggi ini diberikan sinyal input dengan frekuensi diatas frekuansi cut-off (
ωc ¿ maka sinyal tersebut akan dilewatkan ke output rangkaian melalaui kompone
C pada saat sinyal input yang diberikan ke rangkaian tapis lolos tinggi filter
memiliki frekuensi dibawah frekuansi cut-off (ωc ¿ maka sinyal input tersebut
akan dilemahkan dengan cara dibuang ke ground melalui komponen R
(Septiawan, 2015)
Multimeter adalah sebuah instrument tunggal yang dilengkapi
dengan sebuah saklar posisi untuk menghubungkan rangkaian yang sesuai
ke gerak d’arsonval. Multimeter merupakan alat yang pada umumnya
digunakan untuk mengukur besaran besaran tegangan. Kuat arus, dan
hambatan. Spesifikasi pokok dalam memilih multimeter adalah kepekaan
atau sensitivitasnya. Kepekaan berkaitan dengan efek pembebanan pada
rangkaian yang di ukur. Multimeter dibedakan menjadi dua yaitu
multimeter digital dan analog. Dalam multimeter analog, pengukuran yang
akan menggerakkan coilmeter dengan resistor internal yang sesuai akan
dibawa ke sirkuit berdasarkan seleksi saklar pada jangkaauan. Multimeter
analog rentang terhadap kesalahan karena salam membaca pada pointer.
Frekuensi tertinggi pada multimeter analog menggunakan recifiter pada
kisaran AC adalah 2 kHz (Ramdhani, 2002).
Aplikasi penggunaan tapis lolos adalah pada pengaplikasian studio
yaitu pada peredam frekuensi tinggi (yang biasa digunakan ppada twiter)
sebelum masuk speaker beas atau sub woofes (frekuensi rendah). Contoh
aplikasi lauw pass filter pada sinyal digital adalah memperhalus gambar
dengan quession blor-rlight-pass filter. Tapis lolos tinggi memiliki banyak
pengaplikasian, diantaranya digunakan sebagai bagian dari crossover
audio untuk mengarahkan frekuensi tinngi ke tweeter sementara
perlemahan sinyal bass yang dapat menggaggu pembicara. Sedangkan
contoh pengaplikasian tapis rendah pada sinyal digital, yaitu memperhalus
gambar dengan gussian blos.
Osiloskop merupakan perangkat instrumentasi elektronika yang
digunakan untuk menampilkan grafik, yaitu menggambarkan grafik dari
suatu sinyal listrik Dalam kebanyakan aplikasi, grafik ini menunjukkan
bagaimana sinyal berubah terhadap waktu: sumbu vertikal (Y)
menyatakan tegangandan sumbu hrizontal (X) menyatakan waktu.
Intensitas atau kecerahan tampilan kadang-kadang disebut sumbu Z. Dari
grafik yang ditampilkan, diperoleh beberapa informasi tentang sinyal,
antara lain :
1. Nilai-nilai waktu dan tegangan dari sinyal.
2. Frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. “Bagain-bagian yang bergerak/berpindah” dari rangkaian yang
ditunjukkan oleh sinyal.
4. Adanya komponen rangkaian yang bermasalah yang merusak sinyal.
5. Besarnya arus searah (DC) atau arus bolakbalik (AC).
6. Besarnya sinyal noise yang dapat berubahterhadap waktu.
Osiloskop tampak seperti pesawat televisi kecil, tetapi memiliki kisi-kisi
(grid) pada layarnya dan lebih banyak kontrol dibanding televisi. Panel
depan biasanya memiliki bagian-bagian control Vertikal, Horizontal, dan
Trigger. Ada juga control tampilan dan konektor masukan. Gambar
berikut menunjukkan contoh salah satu osiloskop (Yani, 2016).

Gambar 3 : Contoh Osiloskop


(Sumber: Yani, 2016)

Berdasarkan uraian diatas maka yang meatarbelakangi


dilakukannya praktikum ini yaitu untuk memahami prinsip dasar tapis
lolos rendah dan tinggi dalam rangkaian RC, untuk menghitung besar nilai
fungsi alih tegangan pada tapis lolos rendah dan tinggi dan untuk
menggambar karakteristik bagan bode plot tanggapan amplitudo tapis
lolos rendah dan tinggi.

2. METODE PERCOBAAN
a. Alat dan Komponen
Alat yang digunakan pada karakteristik frekuensi tapis lolos tinggi
dan rendah yaitu CRO, function generator, multimeter, dan papan
rangkaian. Sedangkan komponen yang digunakan pada karakteristik
frekuensi tapis lolos tinggi dan rendah yaitu kabel penghubung, kapasitor
dan reisitor
b. Prosedur Kerja
1) Tapis lolos rendah
Pertama mencatat nilai kapasitor dan resistor, mengatur tegangan input,
membuat rangkaian tapis lolos rendah seperti gambar berikut:

Gambar 1: rangkaian tapis lolos rendah


Kemudian memutar tombol frekuensi pada function geberator pada
rangkaian, mencatat hasil pengamatan dan pengukuran pada tabel
pengamatan.
2) Tapis lolos tinggi
Pertama mencatat nilai kapasitor dan resistor, mengatur tegangan input,
membuat rangkaian tapis lolos rendah seperti gambar berikut:
Gambar 2: rangkaian tapis lolos tinggi
Kemudian memutar tombol frekuensi pada function geberator pada
rangkaian, mencatat hasil pengamatan dan pengukuran pada tabel
pengamatan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil pengukukan tapis lolos rendah

No F (Hz) Vout(Volt)
1. 10 1,33
2. 20 1,312
3. 30 1,310
4. 40 1,308
5. 50 1,302
6. 100 1,296
7. 200 1,293
8. 500 1,215
9. 1000 1,173
10. 3000 0,976

Tabel 2. Hasil pengukuran tapis lolos tinggi

No F (Hz) Vin(Volt)

1. 10 0,028

2. 20 0,032

3. 30 0,055

4. 40 0,086

5. 50 0,120

6. 100 0,184
7. 200 0,248

8. 500 1,038

9. 1000 1,743

10. 3000 5,10


Tabel 3. Analisis data tapis lolos rendah

No F (Hz) Vout(Volt) G(W) G(W)= Vout/Vin


1. 10 1,33 2 10,8
2. 20 1,312 6 10,6
3. 30 1,310 2,2 10,6
4. 40 1,308 0,1 10,6
5. 50 1,302 -1 10,6
6. 100 1,296 2 10,6
7. 200 1,293 6 10,6
8. 500 1,215 -1 10,6
9. 1000 1,173 2 10,6
10 3000 0,976 2 10,6

Tabel 4. Analisis data tapis lolos tinggi

No F (Hz) Vout(Volt) G(W) G(W)= Vout/Vin


1. 10 0,028 2 40,6
2. 20 0,032 3 40,12
3. 30 0,055 2 40,18
4. 40 0,086 1 40,18
5. 50 0,120 1,1 40,19
6. 100 0,184 2 40,22
7. 200 0,248 2 40,23
8. 500 1,038 2 40,20
9. 1000 1,743 2 40,24
10. 3000 5,10 2 40,25

b. Grafik
Grafik 1. Karakteristik bagan bode tapis lolos rendah
Karakteristik bagan bode tapis lolos rendah
1400
1200
f(x) = − 0.34 x + 1191.15
1000
800
G(W)

600
400
200
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
Frekuensi (Hz)

Grafik 2 Karakteristik bagan bode tapis lolos rendah G(W)= dB

Karakteristik bagan bode tapis lolos rendah (dB)


12

10
f(x) = − 1.08 x + 10.67
8
G(W)

0
0 2 4 6 8 10 12
Frekuensi (Hz)

Grafik 3. Karakteristik bagan bode tapis lolos tinggi


Karakteristik bagan bode tapis lolos tinggi
2000
1800
1600
1400
1200
G(W)

1000
800
600
400 f(x) = 0.11 x + 222.31
200
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
Frekuensi (Hz)

Grafik 4. Karakteristik bagan bode tapis lolos tinggi G(W)= dB

Karakteristik bagan bode tapis lolos rendah (dB)


120
100 f(x) = 7.38 x + 34.6
80
G(W)

60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12
Frekuensi (Hz)

Pembahasan
Filter adalah suatu rangkaian yang dipergunakan untuk membuang tegangan
output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang Filter dapat digunakan
komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (Op-amp,transistor). Dengan
demikian Filter dapat dikelompokkan menjadi Filter pasif dan Filter aktif.
Berdasarkan percobaan, pada tapis lolos rendah dan tinggi yang
menggunakan frekuensi 10 Hz- 3000 Hz maka didapatkan hasil nilai fungsi
tegangan yang semakin menurun seiring dengan bertambahnya frekuensi yang
digunakan pada tapis lolos rendah, lain halnya dengan hasil yang diperoleh pada
tapis lolos tinggi, yaitu semakin besar frekuensi yang digunakan maka nilai fungsi
tegangannya akan semakin naik.
Karakteristik bagan bode tegangan amplitudo lolos rendah diperoleh
hubungan berbanding terbalik antara frekuensi dengan fungsi alih tegangan yaitu
semakin besar frekuensi yang diberikan maka hasil nilai fungsi alih tegangannya
akan semakin menurun. Sedangkan karakteristik pada bagan bode tegangan
amplitudo tapis lolos tinggi diperoleh hubungan berbanding lurus antara frekuensi
dengan fungsi alih tegangan yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan maka
hasil nilai fungsi alih tegangannya juga akan semakin meningkat. Adapun
pengamatan pada osiloskop, semakin besar nilai frekuensi maka semakin rapat
pula gelombang yang dihasilkan.

4. PENUTUP
a. Kesimpulan
Prinsip kerja tapis lolos rendah yaitu meloloskan sinyal frekuensi
rendah dan meredam sinyal frekuensi tinggi sedangkan prinsip dasar tapis
lolos tinggi yaitu meloloskan sinyal frekuensi tinggi dan meredam sinyal
frekuensi rendah.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai fungsi alih tegangan pada
tapis lolos rendah yaitu:
G ( w ) =20 log w p +10 log( w2−w p2 ) (3)
Sedangkan rumus yang digunakam untuk menghitung nilai fungsi alih tegangan
pada tapis lolos tinggi yaitu:
G ( w ) =20 log w p +10 log( w2−w p2 ) (4)
Karakteristik bagan bode plot tanggapan amplitudo pada tapis lolos rendah
dan tapis lolos tinggi yaitu, memperoleh dua grafik pada tapis lolos rendah dan
tapis lolos tinggi, yang pertama hubungan antara frekuensi dan fungsi alih
tegangan (G(w)) dan yang kedua hubungan antara frekuensi dan G dB. Pada tapis
lolos rendah dan tinggi yang menggunakan frekuensi 10 Hz- 3000 Hz maka
didapatkan hasil nilai fungsi tegangan yang semakin menurun seiring dengan
bertambahnya frekuensi yang digunakan pada tapis lolos rendah, lain halnya
dengan hasil yang diperoleh pada tapis lolos tinggi, yaitu semakin besar frekuensi
yang digunakan maka nilai fungsi tegangannya akan semakin naik.
Karakteristik bagan bode tegangan amplitudo lolos rendah diperoleh
hubungan berbanding terbalik antara frekuensi dengan fungsi alih tegangan yaitu
semakin besar frekuensi yang diberikan maka hasil nilai fungsi alih tegangannya
akan semakin menurun. Sedangkan karakteristik pada bagan bode tegangan
amplitudo tapis lolos tinggi diperoleh hubungan berbanding lurus antara frekuensi
dengan fungsi alih tegangan yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan maka
hasil nilai fungsi alih tegangannya juga akan semakin meningkat.

b. Saran
Sebelum melakukan percobaan sebaiknya terlebih dahulu
mengecek alat-alat yang akan digunakan agar menghindari terjadinya
kesalahan pada saat pengukuran dilakukan.

c. Ucapan terimakasih
Ucapan terimakasih saya berikan kepada asisten dan laboring yang
selama ini telah memberi saya ilmu di laboratorium dan sabar memberi
arahan kepada saya dan teman-teman saya.

5. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jayadin. 2007. Elektronika dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Giancoli, C Dauglas. 2001. Fisika julid 1. Jakarta: Erlangga.
Listriyanti, Ratih. 2018. Dasar listrik dan Elektronika. Yogyakarta: Budi Utama.
Ramdhani, Mohammad. 2015. Rangkaian Listrik. Bandung: Jurusan Teknik
Elektro STTT Bandung.
Septiawan, Reza Rendiani. 2015. Elektronika Dasar. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Widarto, Wisnu. 2912. Penapisan Sinyal Suara Berderau Menggunakan Tapis
Adaptif Finite Impluse Response pada File External Wafe. Surakarta:
UNS. Jurnal ITSMART. Vol 1 No. 1 ISSN; 2301-7201.

Anda mungkin juga menyukai