Anda di halaman 1dari 11

Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2021

Tanggal Pengumpulan :
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA SEMESTER 115

TAPIS LOLOS TINGGI

Nama : Febrian Zulmi


NRM : 1306620032
Dosen Pengampu : Dewi Muliyati, M.Si., M.Sc.

Asisten Laboratorium:
- Fiqri Aditya Riyanto (1306619007)
- Wildan Nurrahman(1306619044)
- Firman Prastiawan (1302619076)
- Febian Riza Rhamadhan (1306619032)
- Rendy Setiabudi (1302619070)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2021

TAPIS LOLOS TINGGI


A. TUJUAN

1. Mempelajari rangkaian tapis lolos tinggi


2. Membuat grafik tanggapan amplitude terhadap frekuensi
3. Membuat grafik tanggapan fasa terhadap frekuensi
4. Membuat grafik tanggapan fasa terhadap frekuensi
berfrekuensi tinggi saja
B. TEORI DASAR

Suatu gelombang sinusoida yang bentuk persamaannya:


𝑉𝑠(𝑡) = 𝑉𝑝 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡 + ∅0𝑠)
Dilewatkan pada rangkaian RC seri.

Hambatan R dan kapasitansi C membentuk pembagi tegangan kompleks

̅̅̅
𝑍2
𝑉̅𝑜 (𝜔) = 𝑉̅1 (𝜔)
̅̅̅
𝑍1 + ̅̅̅𝑍2

1
Dengan , ̅̅̅
𝑍1 =
𝑗𝑤𝑐
𝑑𝑎𝑛 ̅̅̅
𝑍2 = 𝑅

Perbandingan tegangan keluaran kompleks 𝑉̅𝑂(𝜔) dan tegangan masukan kompleks 𝑉̅𝑖(𝜔)
disebut fungsi alih

Dengan 𝜔𝑃 = 1/𝑅𝐶 disebut sebagai kutub.

Berdasarkan teori bilangan kompleks, besar fungsi alih kompleks,𝐺(𝜔), adalah


Grafik fungsi alih G(𝜔), disebut tanggapan amplitudo. Untuk rangkaian di atas, jika
dinyatakan dalam dB, fungsi alih,𝐺(𝜔), mempunyai nilai:

Untuk frekuensi yang jauh lebih kecil dari frekuensi kutub, (𝜔 ≪ 𝜔𝑃), maka tanggapan
amplitude tegangan adalah

𝐺(𝜔)(𝑑𝐵) ≅ 20 𝑙𝑜𝑔 𝜔𝑃 − 20 𝑙𝑜𝑔𝜔𝑃

Artinya, semakin kecil frekuensinya dari frekuensi kutub, semakin kecil tegangan
keluarannya.

Untukfrekuensi yang jauhlebihbesardarifrekuensikutub, maka:

𝐺(𝜔)(𝑑𝐵) = 0 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑉𝑂 (𝜔) = 𝑉𝑖 (𝜔)

Secara teori didapat bahwa pada frekuensi di bawah frekuensi kutub, terjadi
pelemahan tegangan, sedangkan pada frekuensi di atas frekuensi kutub tegangan
keluaran sama dengan tegangan masukan.

Selain merubah tegangan pada keluaran, frekuensi isyarat masukan juga merubah fasa
tegangan keluaran. Grafik yang menyatakan hubungan antara beda fasa ∆∅ = ∅𝑜 − ∅𝑖
antara isyarat keluaran dan isyarat masukan terhadap frekuensi disebut tanggapan fasa.
(Tim Dosen Elektronika. Paduan Praktikum Elektronika (Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta, 2012).

TEORI TAMBAHAN

Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang dapat meloloskan gelombang pada rentang
frekuensi tertentu. Pada dasarnya terdapat dua jenis rangkaian tapis, yaitu tapis lolos
rendah (low-pass filter) dan tapis lolos tinggi (high-pass filter). Dua jenis tapis lainnya
(band-pass filter dan band-stop filter ) bisa dibuat dengan merangkaikan LPF dan HPF
secara seri dan paralel. (Septiawan Rendian Reza, ”Rangkaian Tapis”, Jurnal Elektronika,
Vol.1, No.1, 2015, hal: 3)
Filter high-pass atau sering juga disebut dengan filter lolos atas adalah suatu rangkaian
yang akan melewatkan suatu isyarat yang berada diatas frekuensi cut- off (ωc) sampai
frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut dan akan menahan isyarat yang berfrekuensi
dibawah frekuensi cut-off (ωc) rangkaian tersebut.( Wisnu Widiarto, “Penapisan Sinyal
Suara Berderau Menggunakan Tapis Adaptif Finite Impulse Response pada File External
Wav Informatika”, JURNAL ITSMART, Vol. 1, No. 1, Juni 2013 ISSN : 2301–7201)

Prinsip kerja dari filter high pass atau filter lolos atas adalah dengan memanfaatkan
karakteristik dasar komponen C dan R, dimana C akan mudah melewatkan sinyal AC
sesuai dengan nilai reaktansi kapasitifnya dan komponen R yang lebih mudah melewatkan
sinyal dengan frekuensi yang rendah. (Yasin Maulana Rahmat, dkk, “Rancang Bangun
Sistem Kontrol Berbasis Biopotensial Mata”, Jurnal Teras Fisika, Vol. 1, No. 1, 2018, hal:
9-22).

Prinsip kerja rangkaian filter lolos atas atau high pass filter (HPF) dengan RC dapat
diuraikan sebagai berikut, apabila rangkaian filter high pass ini diberikan sinyal input
dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (ωc) maka sinyal tersebut akan di lewatkan ke
output rangkaian melalui komponen C. Kemudian pada saat sinyal input yang diberikan
ke rangkaian filter lolos atas atau high pass filter memiliki frekuensi di bawah frekuensi
cut-off (ωc) maka sinyal input tersebut akan dilemahkan dengan cara dibuang ke ground

melalui komponen R. Svobada, J., Introduction to Electric Circuits 9Th Edition, (USA:
Wiley, 2018), hal: 169176.

Pada rangkaian tapis lolos tinggi terjadi bagi tegangan antara R dan C dan yang memasuki
penguat adalah tegangan dari kapasitor. Gain dari tegangan pada rangkaian high pass
filter adalah
Pada saat frekuensi tinggi, maka ω sangatlah besar sehingga j𝜔CR sangat kecil dari 1,
sehingga gain dari rangkaian akan mendekati 1. Sedangkan pada saat frekuensi rendah
maka gain akan mengecil. (Susilo, D., dkk, “Perancangan Sistem Modulator Binary
Phase Shift Keying”, Techné Jurnal Ilmiah Elektroteknika, Vol. 15, No. 1, April 2016,
hal: 77 – 89.)

Filter adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk menyaring sinyal frekuensi yang
masuk ke dalam suatu sistem sehingga dihasilkan respon frekuensi yang diinginkan dan dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan. Filter RC dibedakan menjadi empat salah satunya adalah high
pass filter (HPF) RC.

High Pass Filter (HPF) RC

High pass filter adalah suatu rangkaian yang akan melewatkan suatu isyarat yang berada
diatas frekuensi cut-off (Fc) sampai frekuensi cut-off (Fc) rangkaian tersebut dan akan menahan
isyarat yang berfrekuensi dibawah frekuensi cut-off (Fc) rangkaian tersebut. Rangkaian dari
high pass filter adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skema rangkaian filter RC HPF


Prinsip kerja dari high pass filter adalah dengan memanfaatkan karakteristik dasar
komponen C dan R, dimana kapasitor akan mudah melewatkan sinyal AC yang sesuai dengan
nilai reaktansi kapasitifnya dan komponen resistor yang lebih mudah melewatkan sinyal dengan
frekuensi rendah. Prinsip kerja utamanya sendiri adalah dengan cara saat sinyal input dengan
frekuensi diatas nilai frekuensi cut-off (Fc) maka sinyal tersebut akan dilewatkan ke output
rangkaian melalui komponen kapasitor. Kemuadian pada saat sinyal input yang diberikan
rangkaian gilter lolos atas atau high pass filter memiliki frekuensi dibawah frekuensi cut-off
(Fc) maka sinyal input tersebut akan dilemahkan melalui komponen resistor.

(Ahmad, Jayadin. 2007. Eldas. http://ftp.gunadarma.ac.id/handouts/S1-Sistem


Komputer/Pengetahuan Komponen/Pengetahuan Komponen)

Frekuensi resonansi dari filter high-pass mengikuti nilai time constant (τ) dari rangkaian
RC tersebut.
𝑇 = 𝑅. 𝐶 (1)
Sehingga frekuensi cut-off dari filter tersebut adalah :
1 1
𝑓𝑐 = 2𝜋𝑇 = 2𝜋𝑅𝐶 (2)

Grafik karakteristik dari high pass filter (HPF) atau filter lolos atas dengan komponen RC
dapat digambarkan dengan perbandingan antara tegangan output filter terhadap frekuensi yang
diberikan kepada rangkaian filter high pass (HPF) tersebut. Untuk lebih jelasnya grafik
karakteristik filter high pass (HPF) ditunjukan pada gambar berikut:

Grafik Karakteristik High Pass Filter (HPF) Dengan RC

Gambar 2.2 Grafik respon frekuensi

Pada dasarnya filter dapat dikelompokan menjadi empat berdasarkan response


(tanggapan) frekuensinya yaitu filterlolos rendah/low pass filter (LPF), filter lolos
tinggi/high pass filter (HPF), lolos rentang/band pass filter (BPF), filtertolak rentang/band
stopfilter (BSF) atau notch filter. (Elektronika Dasar. 2012 .High Pass Filter (HPF) RC.
http://elektronika-dasar.web.id/high-pass-filter-hpf-rc/)
Dengan memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan, diperoleh tegangan output-nya
R
adalah Vout= 1/JωC+R V𝑖𝑛. Untuk filter lolos tinggi: 1). Frekuensi tinggi (f˃˃) Gain = 1 G =

0 dB, 2). Frekuensi rendah (f˂˂) Gain = ωRC , atau G = -20 log ωRC, 3). Slopenya (untuk
f˂˂) adalah -6 dB/oktaf atau -20 dB/decade ( Wijaya, 2012).
Fungsi rangkaian filter untuk menyaring, menahan atau melewatkan frekuensi
tertentu. Rangkaian filter dapat dibuat dari komponen pasif maupun aktif. HPF (High Pass
Filter) atau filter lolos tinggi merupakan rangkaian filter yang berfungsi untuk melewatkan
frekuensi tinggi. Kebalikan dari LPF, yaitu melewatkan frekuensi diatas frekuensi cutoff
Gambar 7.1. Rangkaian Filter Lolos Tinggi

Gambar 7.2. Hubungan Vo dan frekuensi


(Ahmad, 2007).
Untuk filter lolos tinggi pada frekuensi rendah tegangan keluaran diperkecil,
sedangkan pada frekuensi tinggi tegangan keluaran sama besar dengan tegangan masukan.
Tegangan keluaran diambil pada R

Gambar 7.3. Rangkaian Sederhana Filter Lolos Tinggi


Z2 = R …………………………………………………………………….(1)
1
Z1 = 𝑗𝜔𝐶 …………………………………………………………………...(2)

(Hadita, Novitiyono Wisnu. 2014. Karakteristik Filter. Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Lampung).
C. ALAT DAN BAHAN

1. Resistor

2. Kapasitor

3. Papan rangkaian (Protoboard)

4. Osiloskop

5. Probe

6. AVO meter

7. Audio generator

8. Kabel merah, hitam, hijau

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyusun rangkaian R dan C yang seri seperti gambar berikut ini:

2. Menghitung frekuensi puncak dari rangkaian dengan menggunakan persamaan:

untuk R = 470 Ω dan C = 3,3 nF

3. Menggunakan sumber tegangan yang sinyalnya berbentuk gelombang sinusoida dan


mengambil sumber 6𝑉𝑃𝑃 dengan mengamati pada osciloscop.

4. Mengatur frekuensi masukkan 0,001 𝑓𝑃; 0,01 𝑓𝑃; 0,1 𝑓𝑃; 𝑓𝑃; 10 𝑓𝑃; 100 𝑓𝑃,
masingmasing mengukur tegangan keluaran pada resistor dengan menggunakan
Voltmeter dan menggambarkan pola gelombang tegangan keluaran yang teramati pada
osciloscop.
E. TUGAS PENDAHULUAN

1. Hitunglah 𝑓𝑃 untuk nilai R = 470 Ω dan C = 3,3 nF

Jawab:

1 1
𝑓𝑝 = = = 102666.45 𝐻𝑧
2𝜋𝑅𝐶 2.3,14 . 470 . 3,3.10−9

2. Buktikan persamaan 𝐺(𝜔)(𝑑𝐵) = 20𝑙𝑜𝑔 𝑓 − 10 𝑙𝑜𝑔 (𝑓 2 + 𝑓𝑝2 )

Jawab:

𝑉𝑜(𝑤)
𝐺(𝜔)(𝑑𝐵) = 20 log 𝑉
𝐼(𝑤)
𝜔𝑝
= 20 log
2
√𝜔 2 +𝜔𝑝

= 20𝑙𝑜𝑔 𝜔𝑃 – 20𝑙𝑜𝑔( 𝜔2 + 𝜔𝑃2 )1/2

1
= 20𝑙𝑜𝑔 𝜔𝑃 − 20 . 𝑙𝑜𝑔( 𝜔2 + 𝜔𝑃2 )
2

= 20𝑙𝑜𝑔 𝜔𝑃 – 10𝑙𝑜𝑔( 𝜔2 + 𝜔𝑃2 )

= 20log 𝜔𝑃 – 10log( 𝜔2 + 𝜔𝑃2 )

Diketahui : 𝜔 = 𝑓
1 1
𝜔𝑝 = = =𝑓
𝑅𝐶 𝜏
3. Buatlah grafik tanggapan amplitude terhadap frekuensi masukan

Jawab:

plot ternomalisasi antara faktor penguat tegangan


AV terhadap frekuensi f menghasilkan kurva
seperti pada gambar

4. Hitunglah tegangan keluaran untuk frekuensi input


0,001𝑓𝑃; 0,01𝑓𝑃; 0,1𝑓𝑃; 𝑓𝑃; 10𝑓𝑃; 100𝑓𝑃; untuk masukan sebesar 12 𝑉𝑃
f1 = 10-3fp f1 = 10-2fp f1 = 10-1fp

V0 = G(ω) Vi V0 = G(ω) Vi V0 = G(ω) Vi

𝑓𝑝
=
√10−6 𝑓𝑝2 +𝑓 2

= 11,999 V = 11,999 V
= 11,999 V

f1 = 1fp f1 = 10fp f1 = 100fp


V0 = G(ω) Vi V0 = G(ω) Vi V0 = G(ω) Vi

𝑓𝑝
=
√1𝑓𝑝2 +𝑓 2

= 11,999 V = 11,999 V
= 11,999 V
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Praktikum Elektronika. (2012). Modul 4: Tapis Lolos Tinggi. Jakarta: Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Septiawan Rendian Reza. (2015). Rangkaian Tapis. Jurnal Elektronika.

Yasin Maulana Rahmat, dkk. (2018). Rancang Bangun Sistem Kontrol Berbasis Biopotensial
Mata. Jurnal Teras Fisika.

Wisnu Widiarto. (2013). Penapisan Sinyal Suara Berderau Menggunakan Tapis Adaptif Finite
Impulse Response pada File External Wav Informatika. JURNAL ITSMART.

Susilo, D., dkk. (2016). Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying. Techné
Jurnal Ilmiah Elektroteknika.

Svobada, J. (2018). Introduction to Electric Circuits 9 Th Edition. USA: Wiley.

Ahmad, Jayadin. 2007. Eldas. http://ftp.gunadarma.ac.id/handouts/S1-Sistem


Komputer/Pengetahuan Komponen/Pengetahuan Komponen

Elektronika Dasar. 2012 .High Pass Filter (HPF) RC. http://elektronika-dasar.web.id/high-


pass-filter-hpf-rc/

Hadita, Novitiyono Wisnu. 2014. Karakteristik Filter. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Pratama, Muhammad Akbar, dkk. 2015. Rangkaian Filter RC. Laboratorium Elektronika Dan
Instrumentasi Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar

Wijaya, Sastra Kusuma. 2012. Diktat Elektronika I. Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai