Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 5 : RESPONS FREKUENSI DAN RANGKAIAN RESONANSI

Zulfikar Nima Arifuzzaki (13218029)


Asisten: Flavio Lemuel (13216003)
Tanggal Percobaan: 21 Oktober 2019
EL2101 – Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak direpresentasikan dari rangkaian tersebut. Untuk


bentuk rangkaian yang digunakan pada percobaan
Pada laporan ini, dilakukan analisis mengenai respons
ini dapat dilihat pada gambar 13 dan 14.
frekuensi dan rangkaian resonansi. Pada percobaan pertama,
didapat bahwa rangkaian diferensiator dapat berfungsi sebagai
2. STUDI PUSTAKA
highpass filter, dan rangkaian integrator dapat berfungsi
sebagai lowpass filter. Pada percobaan rangkaian resonansi,
2.1 ALTERNATING CURRENT (AC)
didapat saat R, L dan C dipasang seri, tegangan output akan
bernilai maksimum. Sedangkan untk rangkaian lain yang Gelombang arus bolak-balik (alternating
dianalisis pada praktikum ini, nilai teganagn output akna current/AC) adalah arus listrik yang besar dan
minimum saat resonansi. Untuk percobaan terakhir, didapat arahnya berubah-ubah secara bolak-balik. [1]
kesimpulan bahwa rangkaian seri RLC dapat berfungsi Bentuk-bentuk gelombang AC antara lain
sebagai bandpass filter, sedangkan untuk rangkaian paralel sinusoidal, segiempat, segitiga, dll. Dalam
LC dapat berfungsi sebagai bandstop filter. Kesimpulan- kehidupan sehari-hari, bentuk gelombang yang
kesimpulan tersebut kami dapatkan dari data (dalam bentuk paling sering digunakan adalah bentuk sinusoidal
grafik dan tabel) yang telah kami analisis. karena dengan bentuk ini proses transfer energi
berlangsung secara efisien. Cepat-lambatnya
Kata kunci: respons frekuensi, resonansi, filter
waktu yang diperlukan untuk mencapai titik
terendah ke titik tertinggi (atau sebaliknya)
1. PENDAHULUAN
bergantung pada frekuensi gelombang AC tersebut.
Praktikum modul ini merupakan praktikum
Dalam percobaan di laboratorium, untuk
mengenai respons frekuensi dan rangkaian
menghasilkan gelombang AC digunakan generator
resonansi. Tujuan praktikum ini antara lain:
sinyal. Gambar 1 dibawah menunjukkan genertor
praktikan mengenal sifat rangkaian RLC; mengenal
sinyal.
resonansi seri, pralalel, dan seri parallel; dapat
membedakan sifat resonansi seri dan parallel; dan
mampu mengitung dan memperkirakan frekuensi
resonansi rangkaian RLC.
Percobaan pertama akan dianalisis mengenai
perilaku rangkaian diferensiator dan integrator
saat dipasang frekuensi yang bervariasi. Dengan
data yang diperoleh, akan ditentukan jenis filter
apa yang dibentuk dari rangkaian diferensiator dan Gambar 1 Generator sinyal [2]
integrator. Khusus pada rangkaian diferensiator,
digambar bode plot untuk memastikan hasil yang 2.2 RESPON FREKUENSI DAN
telah diperoleh. FUNGSI TRANSFER
Untuk percobaan 2 – 4, akan dianlisis fenomena- Respon frekuensi dari suatu rangkaian adalah
fenomena yang terjadi saat dipasang frekuensi perubahan perilaku rangkaian saat frekeunsi sinyal
resonansi pada rangkaian. Rangkaian-rangkaian berubah-ubah. [3] Dalam menentukan respon
yang akan dijadikan objek analisis adalah frekuensi dari rangkaian, digunakan fungsi
rangkaian RLC seri, RLC parallel, parallel L dengan transfer H(ω), atau biasa disebut fungsi network.
seri LC, dan rangkaian seri C dengan parallel C dan Dalam hal ini, kita mengubah-ubah nilai ω dari ω=0
L. sampai ω=∞. Pengertian fungsi transfer rangkaian
Untuk percobaan terakhir, akan dianalisis secara fisis adalah rasio fasor output Y(ω) dengan
mengenai rangkaian gabungan seri dan parallel X(ω) yang bergantung pada frekuensi rangkaian.
antara R, L dan C. Dengan rangkaian tersebut akan [3]
ditentukan bentuk filter apa yang

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1


𝑌(ω) 𝑍 𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑗(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)
𝐻(ω) =
𝑋(ω) Untuk
Kombinasi-kombinasi H(ω) dapat didapatkan
𝑋𝐿 = 𝑋𝐶,
sebagai berikut:
𝑉𝑜(ω)
didapat
• H(ω) = Voltage Gain =
𝑉𝑖(ω) 1
𝐼𝑜(ω)
𝜔𝐿 =
• H(ω) = Current Gain = 𝜔𝐶
𝐼𝑖(ω)
Sehingga frekuensi resonasi dari rangkaian RLC
𝑉𝑜(ω)
• H(ω) = Impedansi transfer = seri adalah
𝐼𝑖(ω)
𝐼𝑜(ω) 1
• H(ω) = Admitansi transfer = 𝑓=
𝑉𝑖(ω) 2√𝐿𝐶
Zero adalah akar-akar dari pembilang fungsi
transfer, sedangkan pole adalah akar-akar dari 2.4.2 RESONANSI PARALEL
penyebut fungsi transfer.

2.3 BODE PLOT


Seringkali dijumpai range frekuensi dari fungsi
transfer sangat lebar, sehinga tidak efektif apabila
digunakan plot secara linear untuk axis frekuensi.
Gambar 3 Rangkaian RLC paralel
Oleh karena itulah, digunakan semiplot
semilogaritmik, yaitu magnitude dalam decibels Dari rangkaian di atas, didapat admitansi total
disketsakan dengan nilai logaritma dari frekuensi. rangkaian adalah
Bode plot adalah plot semilog dari magnitude 𝑍𝑌 𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑗(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)
(dalam desibel) dan fasa (dalam derajat) dari fungsi
Untuk
transfer terhadap frekuensi. [3]
𝑋𝐿 = 𝑋𝐶,
2.4 RESONANSI
didapat
Dalam rangkaian RLC yang menggunakan input 1
gelombang AC impedansi dapat diperoleh dari 𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
𝑍 𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑗(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)
Sehingga frekuensi resonasi dari rangkaian RLC
Dapat dilihat bahwa impedansi dari induktor seri adalah
dengan kapasitor saling mengurangi. Untuk
1
𝑋𝐿 = 𝑋𝐶, 𝑓=
2√𝐿𝐶
rangkaian disebut sebagai rangkaian resonansi.
Rangkaian resonansi merupakan rangkaian yang
bersifat resistif sempurna. Jenis-jenis resonansi 3. METODOLOGI
bergantung pada macam hubungan L dan C
(seri/paralel). [4] Untuk melakukan pecobaan mengenai respons
frekuensi dan rangkaian resonansi, diperlukan
2.4.1 RESONANSI SERI beberapa alat dan bahan:
• Kit rangkaian RC dan RL
• Generator sinyal
• Osiloskop
• Multimeter
• Kit rangkaian RC dan RL
• Resistor : 1kΩ, 10kΩ, 100kΩ, 1MΩ. 47Ω
Gambar 2 Rangkaian RLC seri [3]
• Kapasitor : 0.1 µF, 0.01 µF, 0.001 µF, 470 pF
Dari gambar didapat impedansi total rangkaian
adalah • Induktor : 2.5 mH
• Kabel BNC – probe jepit
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
• Kabel 4mm – jepit buaya
• Breadboard Buat rangkaian seperti pada
Hitung konstanta waktu
gambar 5
• Kabel jumper
Berikut ini adalah beberapa subpercobaan yang
akan dilakukan:

3.1 PENGARUH FREKUENSI DIAMATI PADA Atur input gelombang


Ukur dan gambar gelombang
output masing-masing untuk
DOMAIN FREKUENSI segiempat 4Vpp pada
frekuensi 50 Hz
frekuensi input 50Hz, 500 Hz,
5kHz, dan 50kz
Pada percobaan ini, akan dilakukan percobaan
terhadap rangkaian diferensiator dan integrator.
Nilai C dan R yang dipakai berturut-turut 8.2nF
dan 10k. Bentuk rangkaian dapat dilihat pada
gambar 4 dan 5 dibawah. Amplitudo generator
Buat rangkaain seperti pada
sinyal yang dipakai adalah 4Vpp dengan frekuensi Catata hasil pada BCL
gambar 6
sebagai variabel bebas, yaitu dilakukan untuk nilai
f = 50 Hz, 500 Hz, 5 kHz, 50 kHz. Untuk mengamati
nilai output pada kedua rangkaian, digunakan
bentuk sinyal segi empat, sedangkan untuk
menggambar bodeplot pada rangkaian Ukur dan gambar gelombang
Atur input gelombang
diferensiator digunakan bentuk gelombang segiempat 4Vpp pada
output masing-masing untuk
frekuensi input 50Hz, 500 Hz,
sinusoidal. Dalam menggambar bode plot frekuensi 50 Hz
5kHz, dan 50kz
rangkaian diferensiator, nilai frekuensi yang
dipakai adalah 1/100 fo, 1/10 fo, fo, 10 fo, dan 100fo.

Rangkai kembali rangkaian Hitung konstanta waktu dan


seperti pada gambar 5 frekuensi cut-off nya

Gambar 4 Rangkaian integrator [4] Atur bentuk masukan Ukurlah Vo/Vi saat 𝑓 = {𝑓𝑜,
1 1
sinusoidal 𝑓𝑜, 100 𝑓𝑜, 10𝑓𝑜, 100 𝑓𝑜}
10

Hitung Vo/VI dalam dB Cata hasil pada BCL

Gambar 5 Rangkaian diferensiator [4]

Ukur beda fasa menggunakan Plot grafik menggunakan bode


metode lissajous plot

Diagram 1 Alur kerja percobaan pengaruh frekuensi diamati


pada domain frekuensi

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


3.2 RANGKAIAN SERI R, L, C
(RESONANSI SERI)
Pada percobaan ini akan diamati tegangan pada
resistor 47Ω. Bentuk rangkaian pada percobaan ini
dapat dilihat pada gambar 6 dibawah. Secara garis
besar, percobaan ini menentukan Vo maksimal dan
minimal; serta mengukur besar tegangan pada
induktor dan kapasitor pada frekuensi yang
menghasilkan Vo maksimal dan minimal tersebut.

Gambar 8 Rangkaian Paralel L dengan C [4]

3.4 RANGKAIAN PARALEL L DENGAN


SERI L DAN C

Pada percobaan ini akan diamati tegangan


pada resistor 47Ω. Bentuk rangkaian pada
percobaan ini dapat dilihat pada gambar 6
dibawah. Secara garis besar, percobaan ini
Gambar 6 Rangkaian Seri R, L, C [4] menentukan Vo maksimal dan minimal; serta
mengukur besar tegangan pada induktor dan
kapasitor pada frekuensi yang menghasilkan
Vo maksimal dan minimal tersebut.
Ubah frekuensi
generator sinyal
Buat rangkaian seperti
sehingga didapat nilai
pada gambar
tegangan Vo maksimal
dan atau minimum lokal

Pada frekuensi tersebut,


Analisis hasil pada
catat besar tegangan
laporan
induktor dan kapasitor

Gambar 9 Rangkaian paralel L dengan seri L dan C [4]

Gambar 7 Alur kerja untuk rangkaian seri RLC

3.3 RANGKAIAN PARALEL C, L


Ubah frekuensi
(RESONANSI PARALEL) generator sinyal
Buat rangkaian seperti
sehingga didapat nilai
pada gambar
Pada percobaan ini akan diamati tegangan tegangan Vo maksimal
pada resistor 47Ω. Bentuk rangkaian pada dan atau minimum lokal
percobaan ini dapat dilihat pada gambar 6
dibawah. Secara garis besar, percobaan ini
menentukan Vo maksimal dan minimal; serta
mengukur besar tegangan pada induktor dan Pada frekuensi tersebut,
Analisis hasil pada
kapasitor pada frekuensi yang menghasilkan catat besar tegangan
laporan
induktor dan kapasitor
Vo maksimal dan minimal tersebut.

Gambar 10 Alur kerja untuk rangkaian paralel L dengan seri


L dan C

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.5 RANGKAIAN SERI C DENGAN
PARALEL C DAN L

Pada percobaan ini akan diamati tegangan


pada resistor 47Ω. Bentuk rangkaian pada
percobaan ini dapat dilihat pada gambar 6
dibawah. Secara garis besar, percobaan ini
menentukan Vo maksimal dan minimal; serta
mengukur besar tegangan pada induktor dan
kapasitor pada frekuensi yang menghasilkan Gambar 13 Rangkaian 1 aplikasi rangkaian RLC sebagai
Vo maksimal dan minimal tersebut. filter [4]

Gambar 14 Rangkaian 2 aplikasi rangkaian RLC sebagai


filter [4]

Gambar 11 Rangkaian Seri C dengan Paralel C dan L [4] Cari frekuensi saat Vo
Susun rangkaian seperti pada minimum (fc) lalu cari Vo
gambar 13 untuk 𝑓 = {𝑓𝑜,
1 1
𝑓𝑜, 100 𝑓𝑜, 10 𝑓𝑜, 100 𝑓𝑜}
10

Ubah frekuensi
generator sinyal
Buat rangkaian seperti
sehingga didapat nilai Untuk mencari Vo max
pada gambar gunbakan frekuensi 50 Hz. Cari beda fasa antara Vin dan
tegangan Vo maksimal Kemudian cari titik-titik Vo pada titik-titik tersebut
dan atau minimum lokal frekuensi FL, dan FH

Pada frekuensi tersebut, Susun rangkaian seperti pada


Analisis hasil pada Catat hasil pada BCL
gambar 14
catat besar tegangan
laporan
induktor dan kapasitor

Cari frekuensi saat Vo Untuk mencari Vo max


minimum (fc) lalu cari Vo gunbakan frekuensi 50 Hz.
untuk 𝑓 = {𝑓𝑜, Kemudian cari titik-titik
Gambar 12 Rangkaian seri C dengan paralel C dan L 1
10
1
𝑓𝑜, 100 𝑓𝑜, 10 𝑓𝑜, 100 𝑓𝑜} frekuensi FL, dan FH

3.6 APLIKASI RANGKAIAN


RESONANSI DALAM FILTER
Pada percobaan ini, akan ditentukan jenis filter Cari beda fasa antara Vin dan
Catat hasil pada BCL
Vo pada titik-titik tersebut
yang direpresentasikan pada rangkaian seperti
pada gambar 13 dan 14. Untuk generator sinyal,
digunakan tegangan bernilai 1Vpp berbentuk Gambar 15 Alur kerja rangkaian resonansi dalam filter
sinusiodal. Sedangkan besar frekuensi yang
digunakan pada percobaan ini adalah f= 1/100 f0, 4. HASIL DAN ANALISIS
1/10 f0, f0, 10 f0, dan 100 f0. Berikut adalah hasil dan analisis dari percobaan
yang kami buat:

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


Tabel 1. Bentuk gelombang tegangan output pada rangkaian diferensiator dan integrator

Frekuensi Diferensiator Integrator


(Vr) (Vc)
50 Hz

500 Hz

5 kHz

50 kHz

Nilai R dan C yang dipakai pada rangkaian ini


4.1 PENGARUH FREKUENSI DIAMATI secara berurutan adalah 10kΩ dan 8.2nF. Dengan
PADA DOMAIN FREKUENSI nilai itu, didapat konstanta waktu
Pada percobaan ini, digunakan rangkaian yang
persis sama yaitu rangkaian RC seri, namun
 = 𝑅𝐶 = 8.2 10−5 𝑠 = 82 µ𝑠
dengan tegangan output yang berbeda. Untuk
rangkaian diferensiator diambil tegangan pada Nilai konstanta waktu tersebut bersesuaian dengan
resistor sebagai tegangan output, sedangkan pada nilia frekuensi resonansi :
rangkaian integrator digunakan tegangan 1 1
kapasitor sebagai tegangan output. 𝑓0 = =  1941 𝐻𝑧
2 2 8.2 10−5
Pada percobaan ini akan diamati bentuk
gelombang output pada kedua rangkaian saat

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


dipasang frekuensi tegangan input sebesar 50, cukupo ekstrem antara satu frekuensi dengan
500Hz, 5kHz, dan 50 kHz. frekuensi lainnya.
Dengan data di atas, dilihat bahwa tegangan
4.1.1 ANALISIS PADA RANGKAIAN
maksimum tertinggi dicapai saat frekuensi
DIFERENSIATOR
Tabel 1 Nilai tegangan maksimum pada masing-masing rangkaian cukup rendah. Niali V max berangsur
frekuensi turun apabila frekuensi rangkaian dinaikkan. Oleh
Frekuensi Vmax (V) karena itu, dapat disimpulkan bahwa rangkaian
integrator seperti pada gambar 4 dapat
50 Hz 2
500 Hz 2 digunaknnya sebagailowpass filter.
5 kHz 2.4
50 kHz 2.4 Hal ini telah kami verivikasi menggunakan
LTSPice yang hasilnya dapat dilihat pada gambar
Terlihat pada tabel bahwa nilai tegangan selalu dibawah.
naik seiring dengan naiknya frekuensi. Namun
naiknya tegangan inti tidak terlalu ekstrem. Hal ini
terjadi karena secara logaritmik, nilai frekuensi
yang dicoba memilii rentang nilai yang dekat.
Sehingga perubahan pada tegangan pada output
juga memiliki tidak terlalu besar. Selain itu, pada
rangkaian digunakan C pada orde nano, dan R
pada orde kilo. Perbandingan nilai R dan C tersebut
berakibat tegangan pada R tidak dapat terlalu besar,
karena semakin kecil nilai C, akan semakin besar
Gambar 17 Bode plot untuk rangkaian integrator
magnitude impedansi reaktifnya. Besarnya
impedansi pada C berakibat pada
terkumulasikannya tegangan rangkaian pada
kapasitor. Namun, dengan nilai yang didapat di 4.1.3 PENGGAMBARAN BODE PLOT
atas, dapat disimpulkan bahwa rangkaian RANGKAIAN DIFERENSIATOR
diferensiator merupakan salah satu bentuk Di atas telah disebutkan bahwa frekuensi resonansi
highpass filter. rangkaian ini adalah
Hal tersebut telah kami verivikasi dengan 1 1
mensimulasikannya pad LTSpice yang hasilnya 𝑓0 = =  1941 𝐻𝑧
2 2 8.2 10−5
ditampilkan pada gambar dibawah.
. Berdasar pada frekuensi tersebut, akan dilakukan
percobaan untuk frekuensi
1 1
𝑓={ 𝑓 𝑓 𝑓 10𝑓0, 100𝑓0, }
100 0, 10 0, 0,
Hasil percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah:
Tabel 3 Menentukan Vo/Vi untuk masing-masing
frekuensi
Frekuensi Vo (V) Vi V o/ V i V o/ V i
Gambar 16 Bode plot untuk rangkaian diferensiator (V) (dB)
1/100 fo 72.85 m 1.739 0.0419 -27.558
1/10 fo 235.866 m 1.739 0.1356 -17.353
4.1.2 ANALISIS PADA RANGKAIAN fo 1.315 1.739 0.7562 -2.4274
INTEGRATOR 10 fo 1.707 1.739 0.9816 -0.1613
Tabel 2 Nilai tegangan maksimum untuk masing-masing 100 fo 1.689 1.739 0.9713 -0.2534
frekuensi
Frekuensi Vmax (V) Dengan nilai tersebut, didapat bode plot seperti
pada gambar di bawah:
50 Hz 1.4
500 Hz 1.7
5 kHz 1
50 kHz 0.1

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa


tegangan rangkaian terkumulasi pada kapasitor
karena magnitude impedansi kapasitor jauh lebih
besar daripada resistansi resistor. Hal ini berakibat
bahwa tegangan output yang didapat bernilai
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7
𝐿 𝐿
𝑍𝑟𝑒𝑠𝑜𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖 = 𝑅 + 𝑗 (√ − √ )
𝐶 𝐶

𝑍𝑟𝑒𝑠𝑜𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖 = 𝑅
Terlihat bahwa impedansi saat resonansi pada
rangkaian seri RLC adalah R, sehingga nilai
impedansi induktor dan kapasitor saling
meniadakan.
Sedangkan saat frekuensi selain frekuensi
resonansi, komponen induktor dan kapasitor
mempengaruhi nilai impedansi sehingga ada
komponen imajinatif dalam impedansi.
Gambar 18 Bode plot dengan sumbu vertikal sebagai beda Saat frekuensi resonansi juga, selisih antara
fasa tegangan induktor dan kapasitor nilainya
mendekati nol. Hal ini terjadi karena kedua
komponen memilihi impedansi komponen yang
sama secara magnitude, namun berlawanan
(induktor bernilai positif sedangkan kapasitor
bernilai negatif).

4.3 RANGKAIAN PARALEL C DAN L


Rangkaian paralel C dan L yang kami memiliki
frekuensi resonansi sebesar
1 1
𝑓0 = =  146825.4 𝐻𝑧
2√𝐿𝐶 2 √470 10−12 2.5 10−3

Tabel 5 Nilai tegangan untuk frekuensi yang dipilih


Gambar 19 Bode plot dengan sumbu vertikal sebagai Frekuen Vo (V) VAB VBO
magnitud dari fungsi transfer si (Hz) (induktor) (kapasitor)
(V) (V)
4.2 RANGKAIAN SERI R, L, C 1/10 fo 74.9 m 0.316 0.316
fo 1.850 m 0.38 0.38
(RESONANSI SERI) 10 fo 16.9m 137.2m 137.2m
Tabel 4 Nilai tegangan untuk frekuensi yang dipilih
Frekuen Vo (V) VAB VBO Terlihat dari tabel diatas bahwa tegangan output
si (Hz) (induktor) (kapasitor)
(V) (V) yang didapat bernilai minimum saat frekuensi
1/10 fo 0.704 m 7.413 m 0.391 m rangkaian berada pada nilai frekuensi resonansi.
fo 26.7 m 2.77 2.023 Hal ini terjadi karena saat resonansi:
10 fo 0 134.463 m 2.2 m
1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tegangan 𝜔0 =
output tertinggi saat frekuensi dipasang sama √𝐿𝐶
dengan frekuensi resonansi. Saat frekuensi 𝑍𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑋𝐿 //𝑋𝐶
dipasang 1/10 f0 dan 10 f0, tegangan output 𝐿/𝐶
nilainya mendekati nol. Hasil ini sesuai dengan =𝑅+
1
ekspektasi kami, karena saat rangkaian resonansi, 𝑗(𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶
seluruh impedansi nilainya real.
Substitusi nilai 𝜔0 di atas
1
𝜔0 = 𝐿/𝐶
√𝐿𝐶 𝑍𝑟𝑒𝑠𝑜𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖 = 𝑅 +
𝐿 𝐿
𝑍𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑋𝐿 + 𝑋𝐶 𝑗(√ − √ )
𝐶 𝐶
1 Karena penyebut bernilai 0, maka didapat impedansi
= 𝑅 + 𝑗(𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶 total saat resonansi
Maka didapat impedansi saat resonansi adalah 𝑍𝑟𝑒𝑠𝑜𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖  ∞

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8


Karena impedansi yang mendekati tak hingga Hal ini terjadi juga pada hasil pengukuran kami
inilah, tegangan output saat resonansi bernilai bahwa nilai minimum yang diperoleh juga saat
mendekati 0 (minimum). resonansi.
Pada data didapat nilai tegangan induktor dan Untuk memverivikasi analisis kami, kami lakukan
kapasitor selalu memiliki nilai yang sama karena simulasi menggunakan LTSPice dengan hasil
kedua komponen dipasang secara paralel. sebagai berikut:
Dari simulasi pada LTSPice juga didapat pada saat
resonansi, tegagan output turun tajam.

4.5 RANGAKAIN SERI C DENGAN


PARALEL C DAN L
Gambar 20 Simulasi menggunakan LTSpice
Dari bentuk rangkaian seri C dengan paralel L dan
4.4 RANGKAIAN PARALEL L DENGAN C yang ditunjukkan pada gambar 10 di atas,
SERI L DAN C didapat frekuensi resonansi rangkaian adalah

Dari bentuk rangkaian paralel L dengan seri L dan 1


𝜔0 =
C yang ditunjukkan pada gambar 9 di atas, akan √2𝐿𝐶
dicari frekuensi resonansi rangkaian:
𝑍𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + (𝑋𝐿 + 𝑋𝐶 )//𝑋𝐿 Tabel 7 Nilai tegangan saat didapat tegangan output
1 bernilai minimum dan maksimum
𝑗 (𝜔𝐿 −) 𝑗𝜔𝐿 Frekuensi Vo (V) VBo (V) VAo
=𝑅+ 𝜔𝐶 . (Hz) (V)
𝑗
𝑗𝜔𝐿 − + 𝑗𝜔𝐿
𝜔𝐶 Max 8.825m 1.241 0.822
f = 103821
𝐿
− (𝜔𝐿)2 Min 3.4m 33.962 m 0.34
=𝑅+ 𝐶 f = 146825
1
𝑗(2𝜔𝐿 − )
𝜔𝐶 Pada percobaan rangkaian ini, hal yang sama
Agar beresonansi, maka terjadi seperti pada percobaan sebelumnya.
Persamaan itu adalah ketika frekuensi yang
1
2𝜔𝐿 = berlaku pada rangkaian adalah frekuensi resonansi,
𝜔𝐶 makan tegangan output akan bernilai minimum.
Maka didapat
Gambar dibawah ini merupakan hasil simulasi
1 menggunakan LTSPice yang juga menunjukkan
𝜔0 =
√2𝐿𝐶 bahwa pada frekuensi resonansi, tegangan output
Dari persamaan diatas, didapat bahwa komponen bernilai minimum.
reaktif berada pada posisi penyebut. Maka, apabila
frekuensi yang diterapkan pada rangkaian adalah
frekuensi resonansi, maka
𝑍𝑟𝑒𝑠𝑜𝑛𝑎𝑛𝑠𝑖  ∞
Maka didapat saat resonansi, tegangan output akan
bernilai minimum.
Tabel 6 Nilai tegangan saat didapat tegangan output
minimum dan maksimum
Jenis Vo (V) VAB (V) VBO (V) Gambar 21 Simulasi LTSpice unutk percobaan rangkaian
Tegangan seri C dengan paralel C dan L

max 16.19 m 0.305 0.305


Min 7.16m 0.3 0.3
(f resonansi)

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9


4.6 APLIKASI RANGKAIAN
RESONANSI DALAM FILTER
Dengan rangkaian seperti pada gambar 13 di atas,
nilai frekuensi resonansi adalah
1 1
𝑓0 = =  14682.54 𝐻𝑧
2√𝐿𝐶 2 √(2.5 10−3 )(47 10−9 )
Maka, akan dicoba untuk mengubah nilai frekuensi
tegangan input untuk frekuensi Gambar 23 Bode plot hasil simulasi rangkaian 14 pada LT
Spice
1 1
𝑓={ 𝑓0, 𝑓0, 𝑓0, 10𝑓0, 100𝑓0, } Untuk rangkaian gambar 14 kami kekurangan
100 10
Tabel dibawah menunjukkan hasil percobaan waktu untuk mecobanya di laboratorium. Maka
berupa tegangan output (tegangan pada resistor) pada laporan ini akan kami simulasikan rangkaian
untuk rangkaian paralel RLC. tersebut pada LT Spice.

Tabel 8 Tegangan output (resistor) pada rangkaian paralel Hasil yang didapat dengan menggunakan LTSpice
RLC dapat dilihat pada gambar dibawah:
Frekuensi Vo (V)

1/100 fo 120.293 m
1/10 fo 121.749 m
fo 23.737 m
10 fo 183.367 m
100 fo 64.05 m

Dengan nilai-nilai pada tabel di atas, dapat dibuat


bode plot sebagai berikut

Gambar 24 Bode plot hasil simulasi LTSpice rangkaian 13

Terlihat pada bode plot dari LTSpice bahwa


rangkaian tersebut merupakan rangkaian
bandpass filter. Hal ini ditandai bahwa tegangan
maksimum tertinggi dicapai saat rangkaian bersifat
resistif sempurna (resonansi).

5. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum ini, didapat
kesimpulan:
Gambar 22 Bode plot tegangan output (resistor) untuk
rangkaian RLC paralel • Rangkaian integrator dapat berfungi
sebagai rangkaian lowpass filter
Terlihat bahwa pada rentang frekuensi fo < f < 10 fo
output yang didapat berupa filter bandstop. • Rangkaian diferensiator dapat berfungsi
Namun terjadi anomali saat dipasang frekuensi 100 sebagai rangkaian highpass filter
fo, yaitu tegangan turun kembali seiring naiknya
• Bentuk bode plot dari highpass filter
frekuensi > 10fo. Anomali ini juga terjadi pada
menggunakan rangkaian diferensiator
kelompok lain, hal ini terjadi mungkin karena
dapat dilihat pada gambar 18 dan 19
generator sinyal memiliki keterbatasan saat
mengeluarkan gelombang dengan frekuensi yang • Pada rangkaian RLC seri, tegangan output
tinggi. Hal tersebut kami simpulkan karena saat (yang diambil pada resistor) akan bernilai
kami memasukkan frekuensi dengan orde maksimum saat digunakan frekuensi
berderajat 6, generator sinyal error. resonansi
Hasil ini kami telah kami verivikasi menggunakan • Pada rangkaian RLC parallel, tegangan
LTSPice yang ditunjukkan pada gambar dibawah: output (yang diambil pada resistor) akan
bernilai minimum saat digunakan
frekuensi resonansi
• Pada rangkaian parallel L dengan seri L
dan C, tegangan output (yang diambil

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 10


pada resistor) akan bernilai minimum saat untuk kasus ini dapat dilihat pada gambar
digunakan frekuensi resonansi 23
• Pada rangkaian seri C dengan parallel C • Rangkaian RLC paralel, apabila digunakan
dan L, tegangan output (yang diambil pada tegangan resistor sebagai output, akan
resistor) akan bernilai minimum saat bersifat seperti bandstop filter. Bode plot
digunakan frekuensi resonansi untuk kasus ini dapat dilihat pada gambar
22
• Rangkaian RLC seri, apabila digunakan
tegangan resistor sebagai output, akan
bersifat seperti bandpass filter. Bode plot

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 11


DAFTAR PUSTAKA

[1] Wikipedia, “Wikipedia,” 9 Juni 2019. [Online]. Available: https://id.wikipedia.org/.


[Accessed 23 September 2019].
[2] T. Elektronika, “Teknik Elektroniks,” 2019. [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/. [Accessed 10 Oktober 2019].
[3] C. K. Alexander and M. N. Sadiku, Fundamentals of Electric Circuit, Cleveland:
McGrawHill, 2009.
[4] M. T. Hutabarat and M. A. Sulthoni, Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik, Bandung:
Institut Teknologi Bandung, 2019.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 12

Anda mungkin juga menyukai