Abstrak
Percobaan ‘Rangkaian Seri dan Paralel RL,RC,RLC’ ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tegangan arus dan tahanan dalam rangkaian seri dan parallel RL,
RC serta RLC. Data yang diperoleh menunjukkan hubungan antara ketiga besaran
listrik yaitu arus, tegangan dan tahanan dimana arus berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan, hal ini sesuai dengan hokum yang
mendasari percobaan ini yaitu hokum ohm, dimana V= I x R.
Kata kunci: RL,RC,RLC
impedansi seri RL
Z = R 2 + XC2
Pada suatu rangkaian R-L seri seperti pada
Gambar 1.1., besarnya nilai impedansi total Z
ditentukan oleh nilai komponen resistif dan
nilai reaktansi induktif, dimana nilai reaktansi dimana nilai dari XC adalah
induktif tergantung daripada nilai induktansi 1
dan frekwensi. XC =
Hubungan antara resistansi R, 2fC
reaktansi induktif XL, dan impedansi Z dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Z 2 = R 2 + XL
2
Z = R 2 + XL2
dimana nilai dari XL adalah
X L = 2fL
Gambar 2.4 Diagram impedansi hubungan R
dan XC
Pada Gambar 1.4. terlihat hubungan antara
R dan XC. Sumbu horizontal menunjukkan
sumbu nyata (real) untuk nilai dari sebuah
resistansi R dengan sudut 0o , sedangkan
sumbu vertikal menunjukkan sumbu khayal
(imajiner) untuk nilai dari sebuah reaktansi
kapasitif XC dengan sudut -90o dari sumbu
Gambar 2.1 diagram ipmedansi hubungan R nyata (Serway,R.A, 2010).
dengan XL 2.3 Rangkaian Impedansi Seri
Pada Gambar 2.1 terlihat hubungan RLC
antara R dan XL. Sumbu horizontal
menunjukkan sumbu nyata (real) untuk nilai
dari sebuah resistansi R dengan sudut 0o ,
sedangkan sumbu vertikal menunjukkan
sumbu khayal (imajiner) untuk nilai dari
sebuah reaktansi induktif XL dengan sudut 90o
dari sumbu nyata (Serway,R.A, 2010).
2.2 Rangkaian Impedansi Seri
RC Gambar 2.5 Rangkaian impedansi seri RLC
-Langkah percobaan
•Mempersiapkan peralatan yang akan Gambar 3.4 Rangkaian RL Paralel
digunakan dalam percobaan ini sesuai
I Gambar 2. -Langkah percobaan
•Melakukan pengukuran tegangan resistor
(𝑉𝑅), tegangan kapasitor (𝑉𝐶) & arus total •Mempersiapkan peralatan yang akan
II (𝐼𝑇) sesuai dengan yang tertera pada Tabel digunakan dalam percobaan ini sesuai
3. I Gambar 4.
•Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi
pada Tabel 3. •Melakukan pengukuran arus resistor (𝐼𝑅),
III arus induktor (𝐼𝐿) & arus total (𝐼𝑇) sesuai
II dengan yang tertera pada Tabel 7.
•Merapikan peralatan yang sudah digunakan.
IV •Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi
III pada Tabel 7.
R C Vs VR VC IT
VR VL
R (Ω) (μF) (V) (V) (V) (A)
(Ω) Hit ukur
%
hit Ukur
%
error error
800 800 2 220 102,6 200,2 0,125
219,2 3,7 17,20 47
227,5 25,31
1800 4 220 214,4 96,5 0,12
1800 219,6 229,5 4,5 15,32 21,37 39,4 2800 6 220 230,6 33,76 0,081
2800 218,4 230 5,3 14,7 19,68 33,8 4000 16 220 233,2 11,5 0,056
4000 216 231 6,9 13,57 18,37 35
Perhitungan
a. Menghitung nilai reaktansi kapasitif
IT Diketahui :
R (Ω) 𝜃
Hit ukur %error
0,274 6,9 R = 800 Ω
800 0,293 4,48 C= 2μF = 2x 10 -6
0,122 0,8 Vs= 220 V
1800 0,123 3,99
0,078 1,28 −𝑗
2800 0,079 3,85 Xc =
2𝜋𝑓𝑐
0,054 3,7 −𝑗
4000 0,056 3,59 Xc =
2.𝜋.50.2𝑥10−6
Xc = 𝑗1591,55
Xc = 1591,55<-90
Berdasarkan tabel diatas, pada saat
nilai induktor meningkat, maka nilai reaktansi b. Menghitung nilai impedansi
induktif juga meningkat atau berbanding lurus
Z = √𝑅2 + 𝑋𝑐 2
sesuai dengan persamaan XL =j𝜔L = 2𝜋fL.
Dikarenakan nilai reaktansi induktif Z = √8002 + 1591,552
meningkat atau semakin besar, maka nilai Z= 1781,3 Ω
impedansi yang di dapat juga meningkat atau
semakin besar, hal ini sesuai dengan c. Menghitung nilai arus total
𝑉𝑠
persamaan Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿2 Sehingga nilai arus IT =
yang didapat kan semakin kecil, atau arus 𝑍
220
berbading terbalik dengan impedansi, sesuai IT =
1781,3
𝑉
dengan persamaan IT = 𝑍 .Dimana persentase
IT = 0,123 mA
error yang didapat terbilang kecil (<10%).
Pada saat nilai R atau tahanan semakin besar d. Menghitung nilai tegangan di resistor
maka nilai tegangan pada resistor akan VR = IT x R
semakin besar juga, hal ini sesuai dengan VR = 0.123 x 800
persamaan yang di gunakan VR = IT x R . VR = 98,4 v
namun hal sebaliknya terjadi pada tegangan
induktor, semakin besar nilai R maka
e. Menghitung nilai tegangan di
tegangan induktor semakin kecil. Dimana
kapasitor
persentase error yang didapat pada tegangan
Vc = IT x ( JXc)
resistor terbilang kecil pula yakni (<10%)
Vc = 0.123 x (1591,55)
namun pada tegangan induktor terbilang besar
Vc = 195,76 v
(>10%) dikarenakan VL hitung dan ukur
bersifat fluktuatif
800 0,123 0,125 1,6 63,31 4000 220 16 0,8 231,1 11,43 18,43 0,056
Vc = IC x Xc VR VC
= 0,127 x 1591,55 R
(Ω) % %
= 202,1 V hit Ukur hit Ukur
error error
800 101,6 105,6 3,9 202,1 206,6 2,2
f. Menghitung nilai tegangan inductor (Vl) 1800 205,2 218,9 6,6 90,7 95,90 5,7
% error IT = x 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat
= 0,3 % dianalisa bahwa semakin besar nilai R, L dan
C maka semakin besar nilai XC dan XL atau
berbanding lurus sesuai dengan persamaan
% error VR = x 100 −𝑗
Xc = 2𝜋𝑓𝑐 dan XL = j.2π.fL dengan
= 3,9 % bertambahnya atau semakin besar nilai XL dan
XC maka nilai impedansi yang didapat juga
% error VC = x 100% semakin besar. Pada saat nilai Z (impedansi)
semakin besar maka nilai I (arus total) yang
= 2,2 % didapat semakin kecil atau menurun sesuai
𝑉
dengan persamaan I = 𝑍 dimana persentase
% error VL = x 100% error yang didapat terbilang kecil (<10 %)..
Semakin besar nilai R maka nilai VR juga
= 36 % semakin besar atau berbanding lurus, sesuai
dengan persamaan VR = IT x R namun nilai
Perhitungan untuk data selanjutnya VC dan VL dipengaruhi oleh nilai XL dan XC,
dapat dilihat pada tabel berikut : semakin besal nilai XL dan XC maka nilai VC
dan VL juga semakin besar atau berbanding
lurus sesuai dengan persamaan Vc = IT x XC