Anda di halaman 1dari 12

MODUL IV

RANGKAIAN SERI DAN PARLEL RL,RC,RLC

M. Iqbal Firdaus (F1B117066)


Asisten : Putu Ngurah Gilang Bagaskara (F1B016077)
Tanggal Percobaan : 03 Juni 2020

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Percobaan ‘Rangkaian Seri dan Paralel RL,RC,RLC’ ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tegangan arus dan tahanan dalam rangkaian seri dan parallel RL,
RC serta RLC. Data yang diperoleh menunjukkan hubungan antara ketiga besaran
listrik yaitu arus, tegangan dan tahanan dimana arus berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik dengan tahanan, hal ini sesuai dengan hokum yang
mendasari percobaan ini yaitu hokum ohm, dimana V= I x R.
Kata kunci: RL,RC,RLC

1. PENDAHULUAN kapasitif, rekatansi induktif dan sudut


Pada percobaan rangkaian seri dan fase.
parallel RL, RC, RLC mempunyai 2 sub 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
yaitu rangkaian impedansi seri dan sesuai dengan teori atau persamaan
rangkaian impedansi paralel, dimana yang digunakan dalam praktikum.
setiap sub memiliki tujuan sebagai 1.4 Rangkaian Impeddansi Paralel
berikut : RL
1.1 Rangkaian Impedansi Seri RL 1. Untuk mengukur nilai arus pada
1 Untuk mengukur nilai tegangan pada resistor (𝐼𝑅 ), arus pada induktor (𝐼𝐿 ) &
resistor (𝑉𝑅 ), tegangan pada induktor arus total yang mengalir pada rangkaian
(𝑉𝐿 ) & arus total yang mengalir pada (𝐼𝑇 ).
rangkaian (𝐼𝑇 ). 2. Untuk mempelajari hubungan antara
2 Untuk mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, reaktansi
impedansi, resistansi, reaktansi induktif, dan sudut fase pada rangkaian
induktif, dan sudut fase. paralel.
3 Untuk membuktikan hasil pengukuran 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
sesuai dengan teori atau persamaan sesuai dengan teori atau persamaan
yang digunakan dalam praktikum. yang digunakan dalam praktikum.
1.2 Rangkaian Impedansi Seri RC 1.5 Rangkaian Impedansi Paralel
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada RC
resistor (𝑉𝑅 ), tegangan pada kapasitor 1. Untuk mengukur nilai arus pada
(𝑉𝐶 ) & arus total yang mengalir pada resistor (𝐼𝑅 ), arus pada kapasitor (𝐼𝐶 ) &
rangkaian (𝐼𝑇 ). arus total yang mengalir pada rangkaian
2. Untuk mempelajari hubungan antara (𝐼𝑇 ).
impedansi, resistansi, reaktansi 2. Untuk mempelajari hubungan antara
kapasitif, dan sudut fase. impedansi, resistansi, reaktansi
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran kapasitif, dan sudut fase pada rangkaian
sesuai dengan teori atau persamaan paralel.
yang digunakan dalam praktikum. 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
1.3 Rangkaian Impedansi Seri RLC sesuai dengan teori atau persamaan
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada yang digunakan dalam praktikum.
resistor (𝑉𝑅 ), tegangan pada kapasitor 1.6 Rangkaian Impedansi Paralel RLC
(𝑉𝐶 ), tegangan pada induktor (𝑉𝐿 ) & 1. Untuk mengukur nilai arus pada
arus total yang mengalir pada resistor (𝐼𝑅 ), arus pada kapasitor (𝐼𝐶 ),
rangkaian (𝐼𝑇 ). arus pada induktor (𝐼𝐿 ) & arus total
2. Untuk mempelajari hubungan antara yang mengalir pada rangkaian (𝐼𝑇 ).
impedansi, resistansi, reaktansi

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


2. Untuk mempelajari hubungan antara
impedansi, resistansi, reaktansi
kapasitif, rekatansi induktif dan sudut
fase pada rangkaian paralel.
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
sesuai dengan teori atau persamaan
yang digunakan dalam praktikum.
Gambar 2.3 Rangkaian impedansi seri RC
2. DASAR TEORI
2.1 Rangkaian Impedansi Seri Untuk rangkaian R-C seri seperti pada
Gambar 1.3., besarnya nilai impedansi total Z
RL
ditentukan oleh nilai komponen resistif dan
nilai reaktansi kapasitif, dimana nilai reaktansi
kapasitif tergantung daripada nilai kapasitansi
dan frekwensi.
Hubungan antara resistansi R, reaktansi
kapasitif XC, dan impedansi Z dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Z 2 = R 2 + XC
Gambar 2.1 Rangkaian 2

impedansi seri RL
Z = R 2 + XC2
Pada suatu rangkaian R-L seri seperti pada
Gambar 1.1., besarnya nilai impedansi total Z
ditentukan oleh nilai komponen resistif dan
nilai reaktansi induktif, dimana nilai reaktansi dimana nilai dari XC adalah
induktif tergantung daripada nilai induktansi 1
dan frekwensi. XC =
Hubungan antara resistansi R, 2fC
reaktansi induktif XL, dan impedansi Z dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Z 2 = R 2 + XL
2

Z = R 2 + XL2
dimana nilai dari XL adalah
X L = 2fL
Gambar 2.4 Diagram impedansi hubungan R
dan XC
Pada Gambar 1.4. terlihat hubungan antara
R dan XC. Sumbu horizontal menunjukkan
sumbu nyata (real) untuk nilai dari sebuah
resistansi R dengan sudut 0o , sedangkan
sumbu vertikal menunjukkan sumbu khayal
(imajiner) untuk nilai dari sebuah reaktansi
kapasitif XC dengan sudut -90o dari sumbu
Gambar 2.1 diagram ipmedansi hubungan R nyata (Serway,R.A, 2010).
dengan XL 2.3 Rangkaian Impedansi Seri
Pada Gambar 2.1 terlihat hubungan RLC
antara R dan XL. Sumbu horizontal
menunjukkan sumbu nyata (real) untuk nilai
dari sebuah resistansi R dengan sudut 0o ,
sedangkan sumbu vertikal menunjukkan
sumbu khayal (imajiner) untuk nilai dari
sebuah reaktansi induktif XL dengan sudut 90o
dari sumbu nyata (Serway,R.A, 2010).
2.2 Rangkaian Impedansi Seri
RC Gambar 2.5 Rangkaian impedansi seri RLC

MODUL 4 Praktikum Rangkaian Listrik 2020


Pada rangkaian R-L-C seri arus Untuk nilai impedansi dari rangkaian R-C
bolak-balik, analisa rangkaian yang digunakan paralel :
sama dengan analisa pada rangkaian arus 1 1 1
= +
searah, tetapi perlu diperhatikan adanya Z R0 X C  − 90 
pengaruh fasor pada komponen reaktif (L atau Atau
C) (Serway,R.A, 2010). R0 . X C  − 90 
Maka nilai impedansi dari R-L-C seri adalah Z =
R0 + X C  − 90 
Z = R + j(XL - XC )
dengan magnitudo impedansi total dan sudut 2.6 Rangkaian Impedansi
fase : Paralel RLC
Z = R 2 + (X L - X C ) 2
 X - XC 
 = tgn -1  L 
 R 
2.4 Rangkaian Impedansi
Paralel RL
Gambar 2.8 Rangkaian impedansi
parallel RLC

Untuk impedansi total rangkaian R-


L-C paralel dapat diselesaikan dengan
menyelesaikan terlebih dahulu komponen
Gambar 2.6 Rangkaian impedansi parallel induktif dan kapasitif yang dimisalkan dengan
RL Z1(Serway,R.A, 2010).
X L 90 . X C  − 90 
Z1 =
Untuk menganalisa rangkaian paralel X L 90  + X C  − 90 
AC, perlu adanya pengetahuan mengenai
analisa rangkaian paralel pada DC. Pada Maka impedansi total rangkaian adalah
rangkaian paralel, tegangan yang jatuh pada R0 . Z1
Z =
masing-masing beban sama dengan tegangan R0 + Z1
sumber, sedangkan arus yang mengalir pada
masing-masing beban tergantung pada nilai
hambatannya. 3. METODOLOGI
Untuk komponen resistif, 3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
hambatannya harga resistansi, untuk
1. Sumber AC 220V
komponen induktif, hambatannya harga 2. Beban Konduktor
reaktansi induktif dan untuk komponen
3. Beban Resistor
kapasitif, hambatannya reaktansi kapasitif 4. Kabel Konektor
(Serway,R.A, 2010). 5. Digital Multimeter
Untuk nilai impedansi dari rangkaian
R-L paralel :
3.2 Percobaan I Rangkaian Impedansi
1 1 1
= + Seri RL, RC, RLC
Z R  0 X L 90  a. Rangkaian Impedansi Seri RL
Atau
R0 . X L 90 
Z =
R0 + X L 90 
2.5 Rangkaian Impedansi
Paralel RC

Gambar 3.1 Rangkaian RL Seri

Gambar 2.7 Rangkaian impedansi


parallel RC

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


- Langkah percobaan -Langkah percobaan
•Mempersiapkan peralatan yang akan •Mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan dalam percobaan ini sesuai digunakan dalam percobaan ini sesuai
I Gambar 1. I Gambar 3.
•Melakukan pengukuran tegangan resistor
(𝑉𝑅), tegangan induktor (𝑉𝐿) & arus total •Melakukan pengukuran tegangan resistor
(𝐼𝑇) sesuai dengan yang tertera pada Tabel (𝑉𝑅), tegangan kapasitor (𝑉𝐶), tegangan
II 1. pada induktor (𝑉𝐿), & arus total (𝐼𝑇)
II sesuai dengan yang tertera pada Tabel 5.
•Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi
pada Tabel 1.
III •Mencatat hasil pengukuran tiap
kombinasi pada Tabel 5.
•Merapikan peralatan yang sudah
III
digunakan.
IV
•Merapikan peralatan yang sudah
digunakan.
IV
b. Rangkaian Impedansi Seri RC
3.3 Percobaan II Rangkaian impedansi
parallel RL, RC, RLC
a. Rangkaian Impedansi Paralel
RL

Gambar 3.2 Rangkaian RC Seri

-Langkah percobaan
•Mempersiapkan peralatan yang akan Gambar 3.4 Rangkaian RL Paralel
digunakan dalam percobaan ini sesuai
I Gambar 2. -Langkah percobaan
•Melakukan pengukuran tegangan resistor
(𝑉𝑅), tegangan kapasitor (𝑉𝐶) & arus total •Mempersiapkan peralatan yang akan
II (𝐼𝑇) sesuai dengan yang tertera pada Tabel digunakan dalam percobaan ini sesuai
3. I Gambar 4.
•Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi
pada Tabel 3. •Melakukan pengukuran arus resistor (𝐼𝑅),
III arus induktor (𝐼𝐿) & arus total (𝐼𝑇) sesuai
II dengan yang tertera pada Tabel 7.
•Merapikan peralatan yang sudah digunakan.
IV •Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi
III pada Tabel 7.

•Merapikan peralatan yang sudah digunakan.


IV
c. Rangkaian Impedansi Seri RLC

b. Rangkaian Impedansi Paralel RC

Gambar 3. Rangkaian RLC Seri Gambar 2.5 Rangkaian RC Paralel

MODUL 4 Praktikum Rangkaian Listrik 2020


-Langkah percobaan Analisa Perhitungan
•Mempersiapkan peralatan yang akan Diketahui :
digunakan dalam percobaan ini sesuai R= 800 Ω
I Gambar 5. L= 0, 2 H
•Melakukan pengukuran arus resistor (𝐼𝑅), V= 220 V
arus kapasitor (𝐼𝐶) & arus total (𝐼𝑇) sesuai a. Menghitung nilai impedansi induktor
II dengan yang tertera pada Tabel 9.
XL = j𝜔L
•Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi = j2𝜋fL
III pada Tabel 9. = j2 X π X 50 X 0,2
= j62,8
= 62,8<90
•Merapikan peralatan yang sudah digunakan.
IV
b. Menghitung nilai impedansi total (Z)
Z= √R + XL
Z= √8002 + 62,82
c. Rangkaian Impedansi Parallel Z= 802,46 Ω
RLC
c. Menghitung arus total ( IT)
𝑉
IT = 𝑍
220
IT =
802,46
IT = 0,274 mA

d. Menghitung nilai tegangan resistor (VR)


Gambar 6. Rangkaian RLC Parel VR = IT x R
-Langkah percobaan VR = 0,274 x 800
•Mempersiapkan peralatan yang akan VR = 219,2 V
digunakan dalam percobaan ini sesuai
I Gambar 6. e. Menghitung nilai tegangan induktif (VL)
VL = IT x XL
•Melakukan pengukuran arus resistor (𝐼𝑅),
arus kapasitor (𝐼𝐶), arus pada induktor VL = 0,274 X 62,8
(𝐼𝐿), & arus total (𝐼𝑇) sesuai dengan yang VL = 17,20 V
II tertera pada Tabel 11.
f. Menghitung nilai fasor
•Mencatat hasil pengukuran tiap kombinasi 𝑋𝐿
pada Tabel 11.
𝜃 = tan-1 x 𝑅
III 62,8
= tan-1 x
800
= 4,48
•Merapikan peralatan yang sudah
digunakan.
IV g. Menghitung nilai %error:
𝐼 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑇 𝑢𝑘𝑢𝑟
➢ %error IT =| 𝑇 𝐼 | x 100%
𝑇 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,274−0,293
%error IT =| 0,274
| x 100%
4. HASIL DAN ANALISIS %error IT = 6,9 %
4.1 RANGKAIAN IMPEDANSI SERI RL,
RC, RLC 𝑉𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝑅 𝑢𝑘𝑢𝑟
➢ %error VR = | |
4.1.1 RANGKAIAN IMPEDANSI SERI 𝑉𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
RL 219,2−227,5
%error VR = | | x 100%
219,2
Tabel 4.1.1 Hasil percobaan rangkian
impedansi seri RL %error VR = 3,7 %
𝑉𝐿 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉𝐿 𝑢𝑘𝑢𝑟
R L Vs VR VL IT ➢ %error VL = | |
𝑉𝐿 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
(Ω) (H) (V) (V) (V) (mA)
800 0,2 220 227,5 25,31 0,293 17,20−25,31
1800 0,4 220 229,5 21,37 0,123 %error VL = | 17,20
| x 100%
2800 0,6 220 230 19,68 0,079 %error VL = 47 %
4000 0,8 220 231 18,37 0,056

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


dengan nilai tahanan dan reaktansi yang
Vs L semakin besar juga maka diperoleh nilai sudut
R (Ω) Z(Ω) XL (Ω) fasor yang kecil.
(V) (H)
800
220 0,2 802,46 62,8 4.1.2 RANGKAIAN IMPEDANSI SERI
1800 220 0,4 1804,37 125,6
RC
2800 220 0,6 2806,33 188,49 Tabel 4.1.1 Hasil percobaan rangkian
4000 220 0,8 4007,88 251,32 impedansi seri RC

R C Vs VR VC IT
VR VL
R (Ω) (μF) (V) (V) (V) (A)
(Ω) Hit ukur
%
hit Ukur
%
error error
800 800 2 220 102,6 200,2 0,125
219,2 3,7 17,20 47
227,5 25,31
1800 4 220 214,4 96,5 0,12
1800 219,6 229,5 4,5 15,32 21,37 39,4 2800 6 220 230,6 33,76 0,081
2800 218,4 230 5,3 14,7 19,68 33,8 4000 16 220 233,2 11,5 0,056
4000 216 231 6,9 13,57 18,37 35
Perhitungan
a. Menghitung nilai reaktansi kapasitif
IT Diketahui :
R (Ω) 𝜃
Hit ukur %error
0,274 6,9 R = 800 Ω
800 0,293 4,48 C= 2μF = 2x 10 -6
0,122 0,8 Vs= 220 V
1800 0,123 3,99
0,078 1,28 −𝑗
2800 0,079 3,85 Xc =
2𝜋𝑓𝑐
0,054 3,7 −𝑗
4000 0,056 3,59 Xc =
2.𝜋.50.2𝑥10−6
Xc = 𝑗1591,55
Xc = 1591,55<-90
Berdasarkan tabel diatas, pada saat
nilai induktor meningkat, maka nilai reaktansi b. Menghitung nilai impedansi
induktif juga meningkat atau berbanding lurus
Z = √𝑅2 + 𝑋𝑐 2
sesuai dengan persamaan XL =j𝜔L = 2𝜋fL.
Dikarenakan nilai reaktansi induktif Z = √8002 + 1591,552
meningkat atau semakin besar, maka nilai Z= 1781,3 Ω
impedansi yang di dapat juga meningkat atau
semakin besar, hal ini sesuai dengan c. Menghitung nilai arus total
𝑉𝑠
persamaan Z = √𝑅2 + 𝑋𝐿2 Sehingga nilai arus IT =
yang didapat kan semakin kecil, atau arus 𝑍
220
berbading terbalik dengan impedansi, sesuai IT =
1781,3
𝑉
dengan persamaan IT = 𝑍 .Dimana persentase
IT = 0,123 mA
error yang didapat terbilang kecil (<10%).
Pada saat nilai R atau tahanan semakin besar d. Menghitung nilai tegangan di resistor
maka nilai tegangan pada resistor akan VR = IT x R
semakin besar juga, hal ini sesuai dengan VR = 0.123 x 800
persamaan yang di gunakan VR = IT x R . VR = 98,4 v
namun hal sebaliknya terjadi pada tegangan
induktor, semakin besar nilai R maka
e. Menghitung nilai tegangan di
tegangan induktor semakin kecil. Dimana
kapasitor
persentase error yang didapat pada tegangan
Vc = IT x ( JXc)
resistor terbilang kecil pula yakni (<10%)
Vc = 0.123 x (1591,55)
namun pada tegangan induktor terbilang besar
Vc = 195,76 v
(>10%) dikarenakan VL hitung dan ukur
bersifat fluktuatif

MODUL 4 Praktikum Rangkaian Listrik 2020


dikarenakan nilai reaktansi induktif menurun
f. Menghitung nilai fasor atau semakin kecil, maka nilai impedansi yang
−𝑋𝑐
𝜃 = tan -1( ) di dapat meningkat atau semakin besar, hal ini
𝑅
−1591,55 sesuai dengan persamaan Z = √𝑅2 + 𝑋𝐶2
𝜃 = tan -1( )
800 sehingga nilai arus yang didapat kan semakin
𝜃 = - 63,31 kecil, atau arus berbading terbalik dengan
𝑉
impedansi, sesuai dengan persamaan IT = 𝑍
g. Menghitung presentase error
dimana persentase error yang didapat terbilang
𝐼𝑇 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔− 𝐼𝑇 𝑈𝑘𝑢𝑟
% error IT =| | 𝑥100% kecil (<10%) . Pada saat nilai R atau tahanan
𝐼𝑇 𝐻𝐼𝑇𝑈𝑁𝐺
0,123−0,125 semakin besar maka nilai tegangan pada
% error IT =| | 𝑥100% resistor akan semakin besar juga, hal ini sesuai
0,123
% error IT = 1,6% dengan persamaan yang di gunakan : VR = IT
X R namun hal sebaliknya terjadi pada
𝑉𝐶 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔− 𝑉𝐶 𝑈𝑘𝑢𝑟 tegangan induktor, semakin besar nilai R
% error VC =| | 𝑥100%
𝑉𝐶 𝐻𝐼𝑇𝑈𝑁𝐺 maka tegangan induktor semakin kecil.
195,76−200,2
% error VC =| | 𝑥100% Dimana persentase error yang didapat pada
195,76
% error VC = 2,2 % tegangan resistor terbilang kecil (<10%)
begitu juga pada tegangan kapasitor yang
𝑉𝑅 𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔− 𝑉𝑅 𝑈𝑘𝑢𝑟 tidak tergolong besar walaupun ada yang
% error VR =| | 𝑥100%
𝑉𝑅 𝐻𝐼𝑇𝑈𝑁𝐺 mencapai lebih dari 10 % meskipun bersifat
98,4−102,6
% error VR =| | 𝑥100% fluktuatif dikarenakan selisih antara arus total
98,4
% error VR = 4,2 % hitung dan ukur juga fluktuatif. Dengan nilai
tahanan yang semakin besar dan reaktansi
Untuk perhitungan data selanjutnya dapat semakin kecil maka diperoleh nilai sudut fasor
dilihat pada tabel : yang besar.
VS C
R (Ω) Z (Ω) XC (Ω) 4.1.3 PERCOBAAN RANGKAIAN
(V) (µF)
IMPEDANSI SERI RLC
800 220 2 1781,30 1591,55
1800 220 4 1968,05 795,77
R VS C L VR VC VL IT
2800 220 6 2849,81 530,51 (Ω) (V) (µF) (H) (V) (V) (V) (A)
4000 220 16 4004,94 198,9
800 220 2 0,2 105,6 206,6 10,87 0,127

IT 1800 220 4 0,4 218,9 95,90 20,15 0,119


R (Ω) 𝜃
Hit Ukur %error 2800 220 8 0,6 230,2 33,30 19,77 0,080

800 0,123 0,125 1,6 63,31 4000 220 16 0,8 231,1 11,43 18,43 0,056

0,111 0,120 8,1 a. Menghitung nilai reaktansi kapasitif (Xc) dan


1800 23,8
reaktansi induktif (Xl)
2800 0,077 0,081 5,1 10,72
Diketahui :
4000 0,054 0,056 3,7 2,84 R = 800 Ω
L = 0,2 H
C = 2 uF= 2x10-6 F
VR VC
R
(Ω) % %
Hit Ukur
error
Hit Ukur
error
Penyelesaian
800 98,4 102,6 2,2 195,76 200,2 4,2 Reaktansi kapasitif (Xc)
−𝑗
1800 199,8 214,4 7,3 88,33 96,5 9,2 Xc =
2𝜋𝑓𝑐
2800 215,6 230,6 6,9 40,85 33,76 17,35 -j
= 2πX50X2X10-6
4000 216 233,2 7,9 10,74 11,5 7
= 1591,55< -900

Berdasarkan tabel diatas, pada saat Reaktansi induktif (Xl)


nilai kapasitor meningkat, maka nilai reaktansi XL = j.2π.fL
kapasitif menurun atau berbanding terbalik = j.2π.50.0,2
−𝑗 = 62,8< 90
sesuai dengan persamaan Xc =
2𝜋𝑓𝑐

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


R C L XL
Z (Ω) XC (Ω)
b. .Menghitung nilai impedansi (Z) (Ω) (µF) (H) (Ω)

800 2 0,2 1725,4 1591,55 62,83


Z = √R2 + (XL -XC )2
Z = √8002 + (62,8 − 1591,55)2 1800 4 0,4 1920,7 795,77 125,66
Z = 1725,39
2800 8 0,8 2908,6 397,89 188,5
c. Menghitung nilai arus total (It)
𝑉𝑠
IT = 𝑍 4000 16 0,16 4000,3 198,94 251,3
220
IT =
1725,4
IT
IT = 0,127 mA 𝜃
R (Ω) Hit ukur %error
0,1275 0,3
800 0,127 62,37
d. Menghitung nilai tegangan resistor (Vr)
0,114 4,38
1800 0,119 20,43
VR = IT x R
0,077 3,89
= 0,127 x 800 2800 0,080 8,23
= 104 V 0,054 3,7
e. Menghitung nilai teganggan kapasitor (Vc) 4000 0,056 0,75

Vc = IC x Xc VR VC
= 0,127 x 1591,55 R
(Ω) % %
= 202,1 V hit Ukur hit Ukur
error error
800 101,6 105,6 3,9 202,1 206,6 2,2
f. Menghitung nilai tegangan inductor (Vl) 1800 205,2 218,9 6,6 90,7 95,90 5,7

VL = IT x XL 2800 215,6 230,2 6,7 30,63 33,30 8,7


= 0,127 x 62,8 4000 216 231,1 6,9 10,74 11,43 6,4
= 7,97 V
VL
g. Menghitung Fasor Hit Ukur % error
𝑋 −𝑋
𝜃 = tan -1( 𝐿 𝑅 𝐶 ) 7,97 10,87 36
= 62,370 14,3 20,15 40,9
14,51 19,77 27
h. Menghitung Persentase Error
13,57 18,43 35,8

% error IT = x 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat
= 0,3 % dianalisa bahwa semakin besar nilai R, L dan
C maka semakin besar nilai XC dan XL atau
berbanding lurus sesuai dengan persamaan
% error VR = x 100 −𝑗
Xc = 2𝜋𝑓𝑐 dan XL = j.2π.fL dengan
= 3,9 % bertambahnya atau semakin besar nilai XL dan
XC maka nilai impedansi yang didapat juga
% error VC = x 100% semakin besar. Pada saat nilai Z (impedansi)
semakin besar maka nilai I (arus total) yang
= 2,2 % didapat semakin kecil atau menurun sesuai
𝑉
dengan persamaan I = 𝑍 dimana persentase
% error VL = x 100% error yang didapat terbilang kecil (<10 %)..
Semakin besar nilai R maka nilai VR juga
= 36 % semakin besar atau berbanding lurus, sesuai
dengan persamaan VR = IT x R namun nilai
Perhitungan untuk data selanjutnya VC dan VL dipengaruhi oleh nilai XL dan XC,
dapat dilihat pada tabel berikut : semakin besal nilai XL dan XC maka nilai VC
dan VL juga semakin besar atau berbanding
lurus sesuai dengan persamaan Vc = IT x XC

MODUL 4 Praktikum Rangkaian Listrik 2020


dan VL = IT x XL persentase error VL yang di g. Menghitung persesntase error
dapat terbilang cukup besar ( >10 %) karena • Arus total
selisih antara nilai VL hitung dan ukur juga
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
bersifat fluktuatif %error =| | 𝑋 100%
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,78−3,09
4.2 RANGKAIAN IMPEDANSI PARALEL %error =| | 𝑋 100%
3,78
RL, RC, RLC %error = 18,25
4.2.1 RANGKAIAN IMPEDANSI
PARALLEL RL • Arus resistor

Data Hasil Percobaan: %error =|


𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
| 𝑋 100%
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,28−0,33
R L Vs Ir IL IT %error =| 0.28 | 𝑋 100%
(Ω) (H) (V) (A) (A) (mA)
%error = 17,86
800 0,2 220 0,293 2,94 2,995
1800 0,4 220 0,129 1,40 1,42 • Arus inductor
2800 0,6 220 0,082 0,95 0,965
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
4000 0,8 220 0,057 0,713 0,724 %error =| | 𝑋 100%
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,5−3,01
%error =| | 𝑋 100%
3,5
Perhitungan dengan data 1 :
%error = 14
a. Menghitung reaktansi induktif
Perhitungan untuk data selanjutnya
XL = j2πfL
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
XL = j2πX50X0,2 L
XL = j62,8 R (Ω) VS (V) Z (Ω) XL(Ω)
(H)
XL = 62,8 <90 800 220 0,2 58,23 62,83
1800 220 0,4 117,46 125,66
b. Menghitung nili impedansi 2800 220 0,6 176,61 188,50
Z = R// XL 4000 220 0,8 236,47 251,33
800 𝑋 62,8
Z = 800+62,8
Z = 58,22 IT
𝜃
R (Ω) Hit ukur %error
3,77 20,5
c. Menghitung nilai arus total 800 2,99 4,49
𝑉
IT = 𝑍𝑆 1,87 24
220
1800 1,42 3,99
IT = 1,245 22
58,22
2800 0,965 3,85
IT = 3,77
0,93 22
4000 0,724 3,59
d. Menghitung nilai arus resistor
𝑉
IR = 𝑅 IR IL
220 R
IR = 800 (Ω) hit Ukur
%
hit Ukur
%
error error
IR = 0,28
800 0,28 0,29 4,6 3,5 2,94 16
e. Menghitung nilai arus inductor
𝑉 1800 0,12 0,129 7,5 1,75 1,40 20
IL =
𝑋𝐿 2800 0,08 0,082 5,1 1,17 0,95 18
220
IL = 4000 0,06 0,057 3,6 0,88 0,71 18,5
62,8
IL = 3,5
Berdasarkan tabel diatas dapat
f. Menghitung nilai fasor dianalisa semakin besar nilai R maka semakin
besar nilai XL yang didapatkn atau berbanding
𝑋
Θ =𝑡𝑎𝑛−1( 𝐿) lurus, hal ini sesuai dengan persamaan XL =
𝑅
62,8 j2πfl dikarenakan nilai XL yang semakin besar
Θ =𝑡𝑎𝑛−1( )
800 maka didapatkan nilai impedansi yang
Θ =4,49 semakin besar juga, sesuai dengan persamaan
Z = R// XL dengan semakin besarnya nilai

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


220
impedansi, maka nilai arus total yang IR = 800
didapatkan nilai arus total yang semakin kecil
IR = 0,28
atau berbanding terbalik, seusai dengan
𝑉
persamaan IT = 𝑍𝑆 persentase error yang e. Menghitung nilai arus inductor
𝑉
didapa relatif besar (>10%) hal ini IC = 𝑋
dikarenakan selisih antara arus total hitung 𝐶
220
dan ukur cukup signifikan. Sedangkan IR IC = 1591,55
tergantung pada nilai resistor, dimana semakin IC = 0,14
besar nilai R maka semakin kecil nilai arus
𝑉
yang didapat, sesuai persamaan IR = . Nilai f. Menghitung nilai fasor
𝑅
IL bergantung pada nilai XL, dimana semakin 𝑋
besar nilai XL semakin kecil arus yang didapat, Θ =𝑡𝑎𝑛−1( 𝑐 )
𝑅
𝑉 62,8
sesuai dengan persamaan IL = 𝑋 persentase Θ =𝑡𝑎𝑛−1( )
𝐿 800
error yang didapat relatif besar (>10%), hal ini Θ =63,31
dikarenakan selisih antara IL hitung dan ukur
cukup signifikan. dengan nilai tahanan yang g. Menghitung persesntase error
semakin besar dan reaktansi juga semakin • Arus total
besar maka diperoleh nilai sudut fasor yang
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
kecil. %error =| | 𝑋 100%
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,31−0,336
4.2.2 RANGKAIAN IMPEDANSI %error = | | 𝑋 100%
0,31
PARALLEL RC %error = 8,4 %
Data Hasil Percobaan
• Arus resistor
C
R Vs IR IC IT 𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
(µF
(Ω) (V) (mA) (mA) (mA) %error =| | 𝑋 100%
) 𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,28−0,293
800 2 220 0,293 0,145 0,336 %error = | | 𝑋 100%
0,28
1800 4 220 0,136 0,295 0,422 %error = 4,6 %

2800 8 220 0,082 0,597 0,612 • Arus kapasitor


4000 16 220 0,061 1,179 1,176 𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
%error =| | 𝑋 100%
𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
0,14−0,145
a. Menghitung reaktansi induktif %error = | | 𝑋 100%
1 0,14
XC = 𝑗2πfC %error = 3,5 %
1
XC =
𝑗2πX50X2X10−6
Perhitungan data berikutnya dapat
XC = j1591,55 dilihat pada tabel dibawah :
XC = 1591,55 < 90
VS C
b. Menghitung nilia impedansi R (Ω) Z (Ω) XC(Ω)
𝑅 𝑥 𝑋𝑐
(V) (µF)
Z= 800 220 2 714,78 1591,55
√𝑅2 𝑥 𝑋𝑐 2
800 𝑥 1591,55 1800 220 4 727,82 795,77
Z= 2800 220 8 393,93 397,89
√8002 + 1591,552
Z = 714,78 4000 220 16 198,69 198,94

c. Menghitung nilai arus total IT


𝜃
𝑉 R (Ω) Hit ukur %error
IT = 𝑍𝑆
0,31 8,4
220 800 0.33 63,31
IT =
714,78
0,30 3,3
IT = 0,31 1800 0,42 23,85
0,56 9,9
d. Menghitung nilai arus resistor 2800 0,61 8,09
𝑉
IR = 𝑅 1,11 5,4
4000 1,17 2,85

MODUL 4 Praktikum Rangkaian Listrik 2020


a. Nilai Reaktasi Induktif dan Kapasitif
ZL = jωL
IR IC = j2πf L
R
(Ω) % % = j2π50 (2x10-2)
hit Ukur hit Ukur
error error = 62,83 <900 Ω
800 0,28 0,29 4,6 0,14 0,145 3,5 1
ZC = jωc
1800 0,12 0,136 8,3 0,27 0,295 7,4
= 1591,549∠ -900 Ω
2800 0,08 0,082 2,5 0,55 0,59 7,27
4000 0,055 0,061 10,9 1,105 1,17 6,69 b. Menghitung Nilai Impedansi
𝑍𝐿𝑥𝑍𝐶
Zp = 𝑍𝐿+𝑍𝐶
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa
Zp = 60.443 Ω
bahwa semakin besar nilai C maka nilai XL 𝑅𝑥𝑍𝑝
semakin kecil atau berbanding terbalik, sesuai Z = 𝑅+𝑍𝑝
1
dengan persamaan XC = dengan semakin Z = 56,197Ω
𝑗2πfC
kecilnya nilai XC maka nilai impedansi yang
c. Menghitung Nilai Arus Total
didapatkan semakin kecil atau berbanding 𝑉𝑠
lurus. Pada saat nilai impedansi semakin kecil IT = 𝑍
maka nilai arus total yang didapat semakin =0.11A
besar atau berbanding terbalik, sesuai dengan =110mA
𝑉
persamaan IT = 𝑍𝑆 dimana didapatkan
d. Menghitung Nilai Arus Resistor (IR)
persentase error yang didapat bersifat 𝑍𝑝
fluktuatif dan relatif kecil (<10%). Pada saat IR = 𝑅+𝑍𝑝 x IT
nilai R semakin besar maka arus resistor = 3,914A
semakin kecil atau berbanding terbalik, sesuai
𝑉
dengan persamaan IR = 𝑅 sedangkan pada saat e. Menghitung Arus Kapasitor dan Induktor
nilai XC semakin kecil maka nilai arus yang
didapat semakin besar atau berbanding Kapasitor
Vs
terbalik, sesuai dengan persamaan IC = 𝑋
𝑉 Ic = Zc
𝐶
= 0,035
dimana persentase error yang didapatkan
terbilang kecil (<10%). Dengan nilai tahanan
Induktor
yang semakin besar dan kapasitansi juga
semakin kecil maka diperoleh nilai sudut fasor Vs
yang kecil. IL =
ZL

4.2.3 RANGKAIAN IMPEDANSI =0,894


PARALLEL RLC f. Menghitung Fasa dan Impedansi RLC
Data hasil percobaan : Paralel
𝐼𝑙−𝐼𝑐
𝜃 = tan-1( 𝐼𝑟 )
R (Ω) Vs (V) C (µF) L (H)
800 220 2 0,2 = 72,3080
1800 220 4 0,4
Untuk perhitungan lebih lanjut dapat
2800 220 8 0,6 dilihat pada table berikut:
4000 220 16 0.8 R C L XL
Z (Ω) XC (Ω)
(Ω) (µF) (H) (V)

800 2 0,2 53,88 1591,55 62,83


Ir (mA) IC (mA) IL (mA) IT (A)
0,29 0,142 2,95 2,86 1800 4 0,4 101,14 795,77 125,66
0,129 0,29 1,403 1,142
2800 8 0,8 121,94 397,89 188,5
0,082 0,57 0,95 0,422
0,057 0,189 0,715 0,536 4000 16 0,16 107,97 198,94 251,3

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2020


IT sedangkan tegangan pada inductor
R (Ω) Hit ukur %error dipengaruhi oleh nilai nilai arus total dan
4,08 21,81 nilai reaktansi induktansi dimana pada
800 3,19
percobaan ini nilai arus total lebih
2,18 43,12 mempengaruhi nilai dari tegangan inductor
1800 1,24
begitu juga pada tegangan kapasitor, nilai
1,80 71,11
2800 0.52 dari resistansi kapasitansi mempengaruhi
2,04 72.06 nilai tegangan kapasitor. Arus total sendiri
4000 0,57 dipengaruhi oleh nilai impedansi dimana
semakin besar nilai immpedansi maka nilai
IR IC arus total akan semakin kecil..
R b. Hubungan antara impedansi dengan
(Ω) % %
hit Ukur Hit Ukur resistansi adalah berbanding lurus begitu
error error
800 0,28 0,33 17,8 0,31 0.022 29 juga dengan hubungan antara resistansi
1800 0,12 0.22 83,3 0,30 0,320 6,67 induktif dengan resistansi berbanding
2800 0,08 0.16 10 0,56 0,590 5,36
lurus, namun nilai dari besar sudut fase
berbanding terbalik dengan resistansi.
4000 0,06 0,14 133,3 1,11 1,202 8,29
c. Hasil dan anallisa pada percobaan ini
sesuai dengan teori atau persamaan yang
IL digunakan pada praktikum ini.
Hit Ukur % error
3,78 3,10 17,99 5.2 RANGKAIAN IMPEDANSI
1,87 1,47 9,1 PARALEL RL, RC, DAN RLC
a. Arus pada resistor dipengaruhi oleh nilai
1,25 0,99 20,8
resistansi, dimana semakin besar nilai
0,93 0,74 20,43 resistansi maka nilai arus akan semakin
kecil, Sedangkan pada arus kapasitor dan
Berdasarkan tabel diatas dapat inductor di pengaruhi oleh nilai XC dan XL,
dianalisa bahwa semakin besar nilai C maka semkain besar nilai Xc maka semakin kecil
nilai XC semakin kecil atau berbanding nilai Ic, begitu juga pada XL semakin besar
1
terbalik, sesuai dengan persamaan XC = 𝑗2πfC nilai XL maka semakin kecil nilai Ic aau
sedangkan pada saat nilai L semakin besar berbanding terbalik.
maka nilai XL juga semakin besar atau b. Hubungan antara impedansi dengan
berbanding lurus, sesuai persaman XL = j2πfL resistansi adalah berbanding terbalik,
dengan semakin kecilnya nilai XC dan begitu juga hubungan antara reaktansi
semakin besarnya nilai XL maka didapatkan kapasitif adalah berbanding terbalik.
nilai impedansi yang relatif meningkat c. Hasil dan anallisa pada percobaan ini
sehingga membuat nilai arus total semakin sesuai dengan teori atau persamaan yang
kecil, hal ini sesuai dengan persamaan IT = digunakan pada praktikum ini.
Vs/z . Semakin besar nilai R yang didapatkan,
DAFTAR PUSTAKA
semakin kecil nilai IR yang didapat hal ini
sesuai dengan persamaan I=V/R sedangkan Edminister, Joseph. 2006. Schaum’s
pada arus arus kapasitor dan inductor di Outlines: Rangkaian Listrik.Ed 4.
pengaruhi oleh nilai XC dan XL, semkain besar Jakarta:
nilai Xc maka semakin kecil nilai Ic, begitu Erlangga
juga pada XL semakin besar nilai XL maka Hyat, William. 2010. Rangkain Listrik I.
semakin kecil nilai Ic atau berbanding Jakarta: Erlangga
terbalik. Dimana nilai persentase error yang Ramdani, Mohamad. 2005. Rangkain Listrik
didapat terbilang besar (>10%) dan ada pula (Revisi). Bandung: Sekolah Tinggi
(<10%) dikarenakan selisih dari perhitungan Teknologi Telkom
dan pengukuran bersifat fluktuatif. Serway, R. A dan Jewwet, J. W. Jr. 2010.
Fisika Untuk Sains dan Teknik
5. KESIMPULAN Buku 2 Ed. 6. Jakarta: Salemba
5.1 Rangkaian impedansi seri RLC Teknika
a. Tegangan pada resistor dipengaruhi oleh Tim Lab Listrik Dasar. 2020. Penuntun
nilai tahanan resistor, dimana semakin Praktikum Rangkain Listrik.
besar nilai tahanan resistor maka semakin Mataram: Lab Listrik Dasar FT
besar juga nilai tegangan pada resistor, UNRAM

MODUL 4 Praktikum Rangkaian Listrik 2020

Anda mungkin juga menyukai