Anda di halaman 1dari 16

MODUL V

RESPON FREKUENSI

M. Iqbal Firdaus (F1B017066)


Asisten : Rahmat Jaelani (F1B016080)
Tanggal Percobaan :6 Juni 2020

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pada praktikum modul 5 tentang Respon Frekuensi, akan dilakukan 2 percobaan yaitu, kombinasi
seri rangkaian RLC dan kombinasi paralel rangkaian RLC. Kemudian percobaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui nilai tegangan pada masing-masing bebannya untuk yang dirangkai seri dan mengetahui nilai
arus pada masing-masing beban yang dirangkai parallel dan juga mengetahui bagaimana yang terjadi
apabila frekuensinya di ubah-ubah sesuai pentunjuk yang diberikan. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
dari rangkaian RLC seri maupun parallel bergantung pada besarnya nilai inductor dan kapasitor

Kata kunci: Frekuensi Resonansi, Rangkaian RLC dan Beban (inductor dan kapasitor)

1. PENDAHULUAN
2. DASAR TEORI
Pada percobaan respon frekuensi
terdapat dua sub pembahasan yaitu 2.1 Respon Frekuensi
kombinasi seri rangkaian RLC dan
kombinasi paralel rangkaian RLC, Respon frekuensi merupakan hubungan atau
dimana setiap sub memiliki tujuan relasi frekuensi tak bebas pada kedua besaran
yaitu: magnitude dan phasa diantara input sinusoidal
steady state dan output sinusoidal steady state
1.1 Kombinasi Seri Rangkaian RLC
Gelombang AC merupakan sebuah gelombang
Tujuan: yang berbentuk sinusoidal. Pada rangkaian yang
1. Untuk dapat menentukan secara menggunakan sumber AC akan timbul respons
eksperimen Frekuensi Resonansi yang bergantung pada besarnya kapasitansi
sebuah rangkaian LC seri. dan/atau induktansi dalam rangkaian tersebut.
2. Untuk dapat membuktikan Resonansi
dari sebuah rangkaian LC seri dengan Resonansi adalah suatu kondisi di mana
Formula rangkaian dieksitasi dengan frekuensi naturalnya,
1 ini menyebabkan nilai |H(jω)| mencapai nilai
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶 minimum dan maksimum. Nilai |H(jω)| merupakan
respon frekuensi yang direpresentasikan sebagai
1.2 Kombinasi Paralel Rangkaian RLC perbandingan output respon Y(jω) terhadap input
sinusoidal X(jω) atau yang lebih dikenal dengan
Tujuan: fungsi transfer dan domain jω:
1. Untuk dapat menentukan frekuensi
Y(jω)
resonansi rangkaian RLC parallel secara |H(jω)| =
praktek. X(jω)

2. Untuk dapat mengukur nilai arus Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut
percabangan dan impedasi dari frekuensi terjadi disebut dengan frekuensi resonansi (ω 0),
resonansi rangkaian RLC paralel. atau sering digunakan juga, f 0 / fr.

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


Suatu rangkaian dikatakan beresonansi ketika
tegangan terpasang V dan arus yang dihasilkan I
berada dalam kondisi satu fasa. Misalkan : Hal ini berlaku baik pada rangkaian resonansi
seri RLC maupun rangkaian resonansi paralel.
Hanya saja, pada resonansi seri RLC, rangkaian
mencapai titik maksimum saat fr-nya sedangkan
pada rangkaian resonansi paralel RLC, rangkaian
mencapai titik minimum saat fr-nya.

Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, Dalam rangkaian seri RLC impedansi total
impedansi yang dihasilkan seluruhnya komponen rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut:
riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari
komponen resistor murni (R). Dengan kata lain Ztot = R + j(XL- XC)
konsep resonansi adalah menghilangkan komponen
imajiner /reaktansi saling meniadakan. Dari hubungan ini akan terlihat bahwa
reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling
Bila terjadi resonansi, dimana frekuensi mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar,
resonansi = fr maka reaktansi = 0, :Z = R maka akan saling meniadakan, dan dikatakan
(impedansi mencapai harga minimum);I mencapai bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi.
maksimum. Bila tidak terjadi resonansi, maka Resonansinya adalah resonansi seri.
Reaktansi ≠ 0, Z >R; Bila f < fr (sebelah kiri harga
fr) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului Demikian pula halnya pada rangkaian paralel
tegangan. Bila f > fr (sebelah kanan fr) reaktansi RLC admitansi total rangkaian dapat dituliskan
bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap sebagai:
tegangan.
Ytot = G + j(BC- BXL)
Sementara itu untuk resonansi pada rangkaian
paralel, yang 0 adalah suseptansinya, bukan dimana G adalah konduktansi dan B adalah
reaktansinya yang menyebabkan ada tegangan suseptansi.
maksimum karena rangkaian RLC paralel yang
beresonansi akan bertindak seperti open circuit Dari hubungan ini juga akan terlihat bahwa
dengan nilai ω0 yang sama karena XL = XB. suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua
Rangkaian RLC dapat terjadi ketika nilai suseptansi tersebut akan saling meniadakan.
induktansinya sama besar dengan nilai Resonansinya adalah resonansi paralel. (Ramdhani
kapasitansinya sehingga kedua nilai ini akan saling Mohamad.190)
menghilangkan dan menyebabkan rangkaian RLC
tersebut hanya memiliki sifat Resistif. Ketika XL = a. Rangkaian resonansi seri
XC,
1
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶

saat terjadi resonansi (XL=XC) maka harga


impedansi rangkaian mencapai nilai minimum dan
besarnya samadengan nilai resistornya. saat
impedansi minimum inilah arus yang mengalir Gambar 2.1 Rangkaian Seri RLC.
mencapai maksimum. (Sumber: myrihtspot.com)

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


Resonansi Seri terjadi saat XL = XC, 3.2 Percobaan I Rangkaian Seri

1 - Gambar rangkaian
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
1
ω0≡ ω│resonansi =
𝜔𝐶
1
𝑓0 =
2 𝜋√𝐿𝐶
Disini ωO atau fO adalah frekuensi yang Gambar 1 Rangkaian Percobaan I
membuat rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum pada R. - Langkah percobaan

b. Rangkaian resonansi parallel


• Menyiapkan peralatan yang digunakan pada
percobaan ini sesuai dengan daftar alat yang
dibutuhkan.

• Menghubungkan Function Generator dengan


sumber tegangan AC 220 V.

• Menghubungkan Kabel Probe ke output


Gambar 2.2 Rangkaian Parallel RLC. Function Generator.
(Sumber: taspenku.com)

• Mengatur Function Generator sebagai berikut:


Saat BC = BL,, maka dapat dituliskan sebagai • Mengset Frequency Range dari Function
Generator ke 1K.
berikut: • Mengatur Frekuensi keluaran Function
Generator menjadi 1 KHz.
• Mengatur Tegangan keluaran Function
Generator menjadi 5 V (ukur menggunakan
multimeter untuk memastikan).

Disini ωO adalah frekuensi yang membuat


rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus •Menghubungkan beban dengan Function
generator sesuai dengan Gambar 1, dan
maksimum atau tegangan maksimum pada R. menyesuaikan dengan kombinasi beban
pertama pada Tabel 1.
3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen •Mengatur frekuensi Function Generator
1. Resistive Load ( LB 733 10 ) dengan mencari nilai tegangan VLC minimum
sesuai dengan beban pada Tabel 1 (gunakan
2. Inductive Load (LB 732 42) perhitungan ƒR sebagai acuan).
3. Capasitive Load (LB 733 11)
4. Function Generator (VC 7202 S)
5. Digital Multimeter (8S232 C)
6. Kabel Probe
7. Kabel Jumper Besar

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


3.3 Percobaan II Rangkaian Paralel
• Melakukan pengukuran tegangan pada tiap-
tiap beban sesuai Tabel 1 - Gambar rangkaian

• Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 1


R

• Mengulangi langkah 6-8 untuk kombinasi


beban selanjutnya sesuai tabel 1 - Langkah percobaan

•Menyiapkan peralatan yang digunakan pada


percobaan ini sesuai dengan daftar alat yang
• Mengeset frekuensi Function Generator
dibutuhkan.
pada frekuensi resonansi yang sesuai
dengan kombinasi beban pertama pada
Tabel 2
•Menghubungkan Function Generator dengan
sumber tegangan AC 220 V.

• Melakukan pengukuran tegangan pada tiap-


tiap beban sesuai Tabel 2 •Menghubungkan Kabel Probe ke output
Function Generator.

•Mengatur Function Generator sebagai berikut:


•Mengset Frequency Range dari Function
• Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 2 Generator ke 1K
•Mengatur Frekuensi keluaran Function
Generator menjadi 1 KHz
•Mengtur Tegangan keluaran Function
Generator menjadi 5 V (ukur menggunakan
multimeter untuk memastikan).
• Mengulangi langkah 11-12 untuk setiap
step perubahan frekuensi selanjutnya sesuai
dengan Tabel 2
•Menghubungkan beban dengan Function
generator sesuai dengan gambar2 di bawah ini.
Sesuaikan beban dengan Tabel 1.

•Mengatur frekuensi Function Generator dengan


mencari nilai arus ILC minimum sesuai dengan
kombinasi beban pertama pada Tabel 1
(gunakan perhitungan ƒR sebagai acuan).

•Lakukan pengukuran arussesuai tabel 1.

•Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


R C
(Ω) L ( VLC
(H ƒR VC VL VR
Step (V
μF ( Hz) (V) (V) (V)
) )
• Ulangi langkah 6-8 untuk kombinasi )
beban selanjutnya sesuai tabel 1.
ƒR – 22 0.2 2 231,64 25.2 21.3 1.60 3.17
20
ƒR – 22 0.2 2 241,64 39.7 37.9 2.72 2.14
10
ƒR 22 0.2 2 251,64 44.3 44.8 3.16 1.28
• Set frekuensi Function Generator pada ƒR + 22 0.2 2 261,64 26.7 28.9 1.21 2.91
frekuensi resonansi yang sesuai dengan 10
kombinasi beban pada Tabel 2. ƒ-R+ 22 0.2 2 271,64 17.4 20.3 1.29 3.31
20

4.1.2 ANALISIS

• Melakukan pengukuran arus pada tiap-tiap A. Pembuktian Rumus Frekuensi Resonansi


beban sesuai Tabel 2.
Rangkaian Seri RLC

Kombinasi seri rangkaian seri RLC memiliki


nilai resistansi (R) dan nilai induktansi (L) tetap,
dan nilai kapasitansi (C) semakin meningkat.
• Mencatat hasil pengukuran pada Tabel 2. Maka nilai pada frekuensi resonansi (fR) yang
didapatkan akan semakin kecil. Hal ini sesuai
dengan persamaan :
1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
• Mengulangi langkah 10-12 untuk setiap
step perubahan frekuensi sesuai dengan
Tabel 2. Perhitungan menggunakan data pertama dari
hasil pengukuran:
Diketahui :

V= 5 volt
R= 22Ω
L = 0,2H
C= 2 x 10-6 F

4. HASIL DAN ANALISIS 1. Menentukan nilai frekuensi resonansi


pada rangkaian (𝑓𝑅 )
4.1 Kombinasi Seri Rangkaian RLC
Menghitung nilai resonansi
4.1.1 Hasil Dan Perhitungan menggunakan persamaan :
Tabel 4.1 Hasil pengukuran percobaan pembuktian 1
rumus frekuensi resonansi rangkaian seri 𝑓𝑅 =
RLC. 2 𝜋√𝐿𝐶
1
R L C ƒR VC VL VR VLC 𝑓𝑅 =
(Ω) (H) ( μF ) ( Hz) (V) (V) (V) (V) 2 𝜋√0,2 . 2 𝑥10−6
22 0.2 2 251,64 43 44.2 3.01 1.19
𝑓𝑅 = 251,64 𝐻𝑧
22 0.2 4 177,94 32.1 33.2 3.21 0.90
2. Menentukan nilai impedansi total pada
22 0.2 6 145,28 23.3 24.1 3.32 0.60
rangkaian (𝑍𝑡)
1
Tabel 4.2 Hasil pengukuran percobaan respon 𝑍𝑡 = 𝑅 + 𝑗 (𝝎𝐿 −
𝝎𝐶
)
frekuensi rangkaian seri RLC. 𝑍𝑡 = 𝑅 + 𝑗 (2 𝜋𝑓𝐿 −
1
)
2 𝜋𝑓𝐶

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


1 𝑉Rℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝑉R𝑈𝑘𝑢𝑟
𝑍𝑡 = 22 + 𝑗 (2𝜋251,64.0,2 − % error V= | | 𝑥 100%
2𝜋 𝑥 251,64 𝑥 2 𝑥 10−6
𝑉Rℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑍𝑡 = 22 + 𝑗 (316,220 − 316,235)
𝑍𝑡 = 22 −j (0,015)
4,84−3,01
𝑍𝑡 = 22 < −0,039 % error V= | | 𝑥 100%
4,84

3. Menentukan nilai arus total pada


% error V = 37,8 %
rangkaian (𝐼𝑡 )

𝑉 Hasil perhitungan data lainnya disajikan dalam


𝐼𝑡 =
𝑍𝑡 tabel berikut :
5
𝐼𝑡 = Tabel 4.3 Hasil perhitungan pembuktian rumus
22 < −0,039 frekuensi resonansi rangkaian RLC.

𝐼𝑡 = 0,22 < 0,039


Nilai
Besaran
4. Menentukan tegangan pada data 1 data 2 data 3
masing−masing komponen
(VR, VL, VC, VLC) R (Ohm) 22 22 22
L (Henry) 0,2 0,2 0,2
• Tegangan di resistor (VR) C (Farad) 2 x 10-6 4 x 10-6 6x 10-6

fR (Hz) 251,64 177,94 145,28


𝑉R = 𝐼𝑥𝑅
𝑉R = 0,22 𝑥 22 VL hit (volt) 69,56 49,1931 40,163

𝑉R = 4,84 𝑣 VLukur (volt) 44,2 33,2 24,1


VC hit (volt) 69,57 49,1935 40,167
• Tegangangan di Induktor (VL) VCukur (volt) 43 32,1 23,3
VRhit(volt) 4,84 4,84 4,84
𝑉𝐿 = 𝐼 𝑥 𝑍L VRukur (volt) 3,01 3,21 3,32
𝑉𝐿 = 𝐼𝑥 𝑗 2. π. f. L VLChit (volt) 139,13 98,38 80,33
𝑉𝐿 = 0,22 𝑥 𝑗 (316,220) VLC ukur (volt) 1,19 0,90 0,60
𝑉𝐿 = 𝑗69,56 % errorVR 37,8% 33,67% 31,4%
𝑉𝐿 = 69,56 < 90°
Analisa Grafik
• Tegangan diKapasitor (VC) 1. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
VC = 𝐼 𝑥 𝑍C Resistor (VR)
1
VC = 𝐼 𝑥 𝑗 6 4.84 4.84 4.84
2𝜋𝑓𝐶
4
VC = 0,22 𝑥 𝑗316,235
Vr

VC = 𝑗69,57 2
VC = 69,57 < 90°
0
• Tegangan Induktor & Kapasitor (VLC) 251.64 177.92 145.28
VLC = VL + 𝑉C Fr
VLC = 69,56 < 90° + 69,57 < 90°
VLC = 139,13 < 180°
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa
5. Menentukan nilai persentase error semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka
tegangan resistor konstan. Karena tegangan resistor
tidak terpengaruh dengan frekuensi resonansi.

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


2. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
Induktor (VL) 4. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
Induktor-Kapasitor (VLC)
80 69.56 150 139.13
49.19 98.38
60 80.33
40.16 100

VLC
VL

40
50
20
0 0
251.64 177.92 145.28 251.64 177.92 145.28
Fr Fr

Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa semakin


Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa kecil frekuensi resonansi (Fr), maka tegangan
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka kapasitor akan semakin kecil. Hal ini dikarenakan
tegangan inductor akan semakin kecil. Di mana XL nilai tegangan inductor dan tegangan kapasitor
dari persamaan 𝑗2 𝜋𝑓𝐿 membuat semakin menurun menyebabkan tegangan inductor-
menurunnya frekuensi resonansi maka tegangan kapasitor juga menurun.
induktor ikut menurun.

B. RESPON FREKUENSI RANGKAIAN


3. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan SERI RLC
Kapasitor (VC)
80 69.57 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
data ketiga.
60 49.19
40.16 Diketahui :
V= 5 volt
VL

40
R= 22 Ω
20 L = 0,2 H
0 C= 2 x 10-6 F
251.64 177.92 145.28
1. Menghitung nilai frekuensi resonansi
Fr 1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
1
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa 𝑓𝑅 =
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka 2 𝜋√0,2 . 2𝑥10−6
tegangan kapasitor akan semakin kecil. Hal ini
dikarenakan nilai XC sangat berpengaruh terhadap fR= 251,64 Hz
nilai frekuensi resonansi.
2. Step fR= 251.64 Hz

3. Menentukan nilai impedansi total (Zt)


Zt = R + j(XL – XC)
1
Zt = R + j(𝜔L – )
𝜔𝐶
1
Zt = R + j(2𝜋fL – )
2𝜋.𝑓.𝐶
1
Zt = 22 + j(2𝜋.251,64.0,2– )
2𝜋 x 251,64 .2x10−6
Zt = 22 – j0,02Ω
Zt = 22 ∠-0,048 Ω

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


VR
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya R L C fR (Volt)
Step
disajikan dalam tabel berikut : (Ω) (H) (μF) (Hz)

ukur Hitung
Tabel 4.4 Hasil perhitungan respon frekuensi ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 1,60 1.76
rangkaian seri RLC. ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 2,72 3.08
R L C fR Z total ƒR 22 0.2 2 251,64 3,16 4,84
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) (Ω) ƒR + 10 22
0.2 2 261,64 1,21 3,3
-
ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 56,87∠-67,24
ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 1,29 1,98
ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 33,80∠-49,40
ƒR 22 0.2 2 251,64 22 ∠-0,048
ƒR + 10 22
0.2 2 261,64 33,03∠48,23
-

ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 53,16∠65,55


• Tegangangan di Induktor (VL)
VL = I x ZL
= 0,22 x j(2𝜋 . 251,64 . 0,2)
= j69,57 V
= 69,56∠90°V
4. Menentukan nilai arus total (It)
𝑉
It = Hasil perhitungan untuk data selanjutnya
Zt
5∠0° disajikan dalam tabel berikut :
It =
22 ∠−0.048°
It = 0,22 ∠ 0.048° A Tabel 4.7 Hasil perhitungan respon frekuensi
rangkaian seri RLC
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya VL
R L C fR (Volt)
disajikan dalam tabel berikut : Step
(Ω) (H) (μF) (Hz)
Ukur Hitung
Tabel 4.5 Hasil perhitungan respon frekuensi ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 21,3 23.28
rangkaian seri RLC.
ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 37,9 42.51
R L C fR Arus
Step 22 0.2 2 251,64
(Ω) (H) (μF) (Hz) (A) ƒR 44,8 69,56

ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 0,08 ƒR + 10 22


0.2 2 261,64 28,9 49.31
-
ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 0,14
ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 20,3 30.72
ƒR 22 0.2 2 251,64 0,22
ƒR + 10 22
0.2 2 261,64 0,15
-

ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 0,09 • Tegangan di Kapasitor (VC)


VC = I x ZC
1
5. Menentukan nilai tegangan pada masing- = 0,22 x j( −6 )
2𝜋 .251,64 .2x10
masing komponen (VR, VL, VC, VLC)
= j69,67
= 69,57∠ 90°V
• Tegangan di resistor (VR)
VR = I .R Hasil perhitungan untuk data selanjutnya
= 0,22 x 22 disajikan dalam tabel berikut :
= 4,84 V
Tabel 4.8 Hasil perhitungan respon frekuensi
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya
rangkaian seri RLC.
disajikan dalam tabel berikut :
VC
R L C fR (Volt)
Tabel 4.6 Hasil perhitungan respon frekuensi Step
(Ω) (H) (μF) (Hz)
rangkaian seri RLC. ukur Hitung

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 25,2 27.48

ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 39,7 46.1

ƒR 22 0.2 2 251,64 44,3 69.57 Tabel 4.4 sampai 4.10 menjelaskan bahwa nilai
ƒR + 10 22
0.2 2 261,64
Ztotal, Itotal, VL, VC, VLC, dan VR berturut-turut
- 26,7 45.62
mengalami perubahan yang teratur. Nilai fR= 251,64
ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 17,4 26.35 menjadi acuan untuk perubahan nilai lainnya. Step fR-
40 adalah nilai tertinggi, dan selanjutnya menurun
sampai di step-fR. Selanjutnya terjadi
penaikan/pertambahan nilai kembali sampai pada step
• Tegangan di Induktor & Kapasitor (VLC) fR+40.
VLC= I x (ZL + ZC) Persentase error VR yang diperoleh bersifat
1
= 0,22 x j(2𝜋.251,64.0,2)+( 2𝜋 .251,64 .2x10−6) fluktuatif. Hal ini terjadi karena selisih nilai VR hitung
= j139,14V dan VR ukur juga bersifat fluktuatif.
= 139,14∠90°V
Analisa Grafik
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya 1. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
disajikan dalam tabel berikut : Resistor (VR)
6 4.84
Tabel 4.9 Hasil perhitungan respon frekuensi
rangkaian seri RLC. 4 3.08 3.3
1.98
Vr
VLC 1.76
R L C fR (V)
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) 2
ukur Hitung

ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 3,17 50.77 0


ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 2,14 88.61 231.64 241.64 251.64 261.64 271.64
ƒR 22 0.2 2 251,64 1,28 139,14
Fr
ƒR + 10 22
0.2 2 261,64 2,91 94.94
-

ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 3,31 57.08 Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari
titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai
tegangan resistor semakin menurun, sedangkan saat
6. Menghitung %error pada resistor nilai frekuensi resonansi meningkat melebihi nilai
VR hitung–VR ukur
frekuensi resonansi acuan maka didapat nilai
%error VR= | | x 100% tegangan resistor ikut menurun juga.
VR hitung
4.84 – 3,16 2. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
=| | x 100% Induktor (VL)
4,84
= 34.71% 80 69.56

60 49.31
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya 42.51
30.72
VL

disajikan dalam tabel berikut : 40 23.28


20
Tabel 4.10 Hasil perhitungan respon frekuensi
rangkaian seri RLC. 0
231.64 241.64 251.64 261.64 271.64
R L C fR Error VR
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) (%) Fr
ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 9.09

ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 11.68


22 0.2 2 251,64
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
ƒR 34.71
ƒR + 10 22
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari
0.2 2 261,64 63.33 titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai
-

ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 34.84


tegangan induktor semakin menurun, sedangkan

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


saat nilai frekuensi resonansi meningkat melebihi resonansi meningkat melebihi nilai frekuensi
nilai frekuensi resonansi acuan maka didapat nilai resonansi acuan maka didapat nilai tegangan
tegangan induktor ikut menurun juga. induktor dan kapasitor ikut meningkat juga hal ini
dikarenakan beda selisih diantara tegangan
3. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan kapasitor dan tegangan induktor semakin sedikit
Kapasitor (VC) berbeda saat nilainya dibawah ataupun diatas
frekuensi resonansi acuan.
80 69.57

60 46.1 45.62 4.2 KOMBINASI PARALEL RANGKAIAN


27.48 RLC
VL

40 26.35
20 4.2.1 HASIL DAN PERHITUNGAN
0 Tabel 4.11 Hasil pengukuran percobaan
231.64 241.64 251.64 261.64 271.64 pembuktian rumus frekuensi resonansi
rangkaian paralel RLC.
Fr
R L IR
C ƒ IL IC ILC IT
(Ω (H (A
( μF ) ( Hz) (A) (A) (A) (A)
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa ) ) )
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari 22 0.2 2 160 11 11.2 0.31 160
titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai 22 0.2 4 160 15.5 15.7 0.46 160
tegangan kapasitor semakin menurun, sedangkan 22 0.2 6 160 22.1 22.4 0.65 160
saat nilai frekuensi resonansi meningkat melebihi
nilai frekuensi resonansi acuan maka didapat nilai
tegangan kapasitor ikut menurun juga. Tabel 4.12 Hasil pengukuran percobaan respon
frekuensi rangkaian paralel RLC.
It
R L C ƒR IC IL IR ILC
Step (A
(Ω) (H) (μF) (Hz) (A) (A) (I) (A)
)
ƒR - 22
0.2 8 105,82 41.7 12 161 29.8 164
20
ƒR – 22
0.2 8 115,82 43.6 11.5 161 32.1 164
10
ƒR 22 0.2 8 125,82 45.3 11 161 34.3 165
ƒR + 22
0.2 8 135,82 47.3 10.6 161 36.6 165
10
ƒR + 22
0.2 8 145,82 49 10.2 161 38.8 165
20
4. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
Induktor-Kapasitor (VLC) 4.2.2 ANALISIS
150 139.14

88.61 94.94 A. PEMBUKTIAN RUMUS FREKUENSI


100 RESONANSI RANGKAIAN PARALEL
50.77 57.08
VL

RL
50
Perhitungan menggunakan data hasil yang
0 pertama :
231.64 241.64 251.64 261.64 271.64 ojuoP
Fr Diketahui :
V =5V
L = 0,2 H
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
C = 2 x 10-6 F
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari
1. Mencari nilai frekuensi resonansi
titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai 1
tegangan induktor dan kapasitor semakin 𝑓𝑅 =
meningkat, sedangkan saat nilai frekuensi 2 𝜋√𝐿𝐶

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


1 = (0,0158117 ∠ -90o - 0,0158110 ∠
𝑓𝑅 = 90o)
2 𝜋√0,2 . 2𝑥10−6 = 0.031 ∠ -90o A
fR= 251,64 Hz 5. Menghitung % error pada resistor

2. Mencari nilai impedansi total (Zt) 𝐼 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝐼𝑅 𝑢𝑘𝑢𝑟


% error =𝑅 𝑥100%
𝐼𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Zt = R + j(XL – XC)
1 220− 160
Zt = R + j(𝜔L – ) =
220
𝑥100%
𝜔𝐶
1 = 27.27 %
Zt = R + j(2𝜋fL – )
2𝜋.𝑓.𝐶
1 Tabel 4.13 Perbandingan hasil pengukuran dan
Zt = 22 + j(2𝜋.251,64.0,2– )
2𝜋 x 251,64 .2x10−6 perhitungan percobaan pembuktian rumus
Zt = 22 – j0,02Ω frekuensi resonansi rangkaian paralel RLC.
Zt = 22 ∠-0,048 Ω
IR IL IC ILC
3. Menentukan nilai arus total (It)
1 Hitun Uk Hitun Uk Hitun Uk
Y= Ukur
g ur g ur g ur
Hitung
𝑍 (A) (A)
1 (A) (A) (A) (A) (A) (A)
= 0,22∠ 0,0 0,015 0,0 0,015 0,0 0,031∠
22∠−0,048 0,16
0.048 11 ∠-90 11 ∠90 31 -90
= 0,045 ∠0,048 0,22∠ 0,0 0,022 0,0 0,022 0,0 0,020∠
0,16
5.208 15 ∠-90 15 ∠90 46 -90
Ir = V . Y 0,05 0,0 0,027 0,0 0,027 0,0 0,024∠
0,16
= 5 . 0,045 ∠0,048 ∠76.45 22 ∠-90o 22 ∠90 65 -90
= 0,22 ∠0,048
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada rangkaian
4. Menentukan nilai arus pada masing-masing paralel RLC dengan nilai resistor tetap, induk
komponen (IC, IL, IR, ILC) tetap, dan nilai kapasitor yang diberikan berubah,
• Arus di kapasitor (IC) maka akan mempengaruhi nilai frekuensi resonansi
IC = V . XC (fR) yang diperoleh. Semakin besar nilai kapasitor,
= 5 x j (2𝜋. 𝑓. 𝐶) nilai frekuensi resonansi (fR) akan bernilai semakin
= 5x j (2𝜋. 251,64 . 2𝑥10−6 ) kecil, hal ini sesuai dengan persamaan :
= 0,0158110 ∠ 90oA 1
𝑓𝑅 =
= 15 ∠ 90o mA 2 𝜋√𝐿𝐶
Nilai pesentase error terbilang kecil yaitu
• Arus di induktor (IL) memiliki nilai di bawah 50%. Hal ini disebabkan
IL = V. XL karena nilai pengukuran dan perhitungan memiliki
1
= 5 .-𝑗 (2𝜋.𝑓.𝐿) selisih yang kecil.
1
= 5.−𝑗 ( ) Analisa Grafik
2𝜋.251,64.0,2
= 0,0158117 ∠ -90 A o 1. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus
Resistor (IR)
= 15 ∠ -90o mA 0.25 0.22 0.22
0.2
• Arus di resistor (IR)
𝑉 0.15
IR

IR = 0.1 0.05
𝑅
5 0.05
=
22 0
= 0,22 A
251.64 177.92 145.28
= 220mA
• Arus di induktor & kapasitor (ILC) Fr
ILC = IL - IC

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


4. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa Induktor-Kapasitor (VLC)
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka arus
resistor konstan. Karena arus resistor tidak VR(Volt)
terpengaruh dengan frekuensi resonansi. 0.031
0.04 0.024
0.02
2. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus

Vr
0.02
Induktor (IL)
0.03 0.027 0
0.022 251.64 177.92 145.28
0.02 0.015 Fr
IR

0.01

0 Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa


251.64 177.92 145.28 semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka arus
inductor-kapasitor cenderung konstan.
Fr
B. PENGUKURAN PERCOBAAN RESPON
FREKUENSI PADA RANGKAIAN
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa PARALEL RLC
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka arus
induktor semakin meningkat. Karena frekuensi Perhitungan menggunakan data dari hasil
resonansi semakin kecil menyebabkan ZL semakin pengukuran pertama :
kecil sehingga arus inductor meningkat. Diketahui
Diketahui :
V =5V
L = 0,2 H
C = 8 x 10-6 F
1. Mencari nilai frekuensi resonansi
1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
1
=
2 𝜋√0,2.8. 10−6
3. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus = 125,82𝐻𝑧
Kapasitor (IC) 2. Mencari impedansi total (Zt)
0.03 0.027 1
0.022 Zt = 𝑅 + 𝑗 (𝜔𝐿 − 𝜔𝐶 )

0.02 0.015 = 22 + 𝑗 (2𝜋. 125,82.0,2 −


1
IC

2𝜋.125,82.8.10−6
)
0.01
= 22– 𝑗(158,110-158,117)
0 = 239,66∠ −41,27oΩ
251.64 177.92 145.28 Untuk perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
pada table berikut:
Fr
Tabel 4.14 Hasil perhitungan percobaan respon
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa frekuensi rangkaian paralel RLC.
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka arus
kapasitor semakin meningkat. Karena frekuensi Step
R L C fR Z total
(Ω) (H) (μF) (Hz) (Ω)
resonansi semakin kecil menyebabkan ZC semakin
kecil sehingga arus kapasitor meningkat.
ƒR - 20 22 0.2 8 105,82 59,25 ∠-68,20
ƒR – 10 22 0.2 8 115,82 34,22∠-50,001
ƒR 22 0.2 8 125,82 239,66∠ −41,27

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


ƒR + 10 22 0.2 8 135,82 32,70∠47,72
ƒR + 20 22 0.2 8 145,82 51,72∠64,82

• Arus di induktor (IL)


IL = V. XL
3. Menentukan nilai arus total (It) 1
1 = 6 x−𝑗 (2𝜋𝑓𝐿)
Y= 1
𝑍 = 6 x −𝑗 ( )
1 2𝜋.125,82.0,2
Y= = 0,031623 ∠ -90 A o
239,66∠ −41,27
Y = 0,00417∠ 41,27 = 31∠ - 90o mA

It = V x Y Hasil perhitungan untuk data selanjutnya


It = 5 x 0,00417 ∠41,27 disajikan dalam tabel berikut :
It = 0,020 ∠ 41,27

Tabel 4.17 Hasil perhitungan percobaan respon


Untuk perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
frekuensi rangkaian paralel RLC.
pada table berikut:
IL
R L C fR (mA)
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz)
Tabel 4.15 Hasil perhitungan percobaan respon ukur hitung
frekuensi rangkaian paralel RLC. 22 0,037∠-
ƒR - 20 0.2 8 105,82 0,012
90
I total 22 0,034∠-
ƒR – 10 0.2 8 115,82 0,0115
90
R L C fR (mA)
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) 22 0,031,∠-
ƒR 0.2 8 125,82 0,011
90
Ukur hitung 22 0,029∠-
ƒR + 10 0.2 8 135,82 0,0106
90
ƒR - 20 22 0.2 8 105,82 0,164 0,08∠68,20
22 0,027 ∠-
ƒR – 10 22 0.2 8 115,82 0,164 0,145∠50,001 ƒR + 20 0.2 8 145,82 0,0102
90
ƒR 22 0.2 8 125,82 0,164 0,020 ∠ 41,27

ƒR + 10
• Arus di resistor (IR)
22 0.2 8 135,82 0,164 0,15∠-47,72

ƒR + 20 22 0.2 8 145,82 0,164 0,095∠-64,82


𝑉
IR =
𝑅
4. Menentukan nilai arus pada masing-masing 5
komponen (IC, IL, IR, ILC) =
22
• Arus di kapasitor (IC) = 0,22 A
IC = V . XC = 220mA
= 5x j(2𝜋. 𝑓. 𝐶)
= 5 x j (2𝜋. 125,82 . 8𝑥10−6 ) Hasil perhitungan untuk data selanjutnya
= 0,031622 ∠90oA disajikan dalam tabel berikut :
= 31∠ 90omA
Tabel 4.18 Hasil perhitungan percobaan respon
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya disajikan frekuensi rangkaian paralel RLC.
dalam tabel berikut :
IR
Tabel 4.16 Hasil perhitungan percobaan respon Step
R L C fR (mA)
(Ω) (H) (μF) (Hz)
frekuensi rangkaian paralel RLC.
ukur hitung
IC
R L C fR (mA)
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) ƒR – 20 22 0.2 8 105,82 0,16 0,22
ukur hitung ƒR – 10 22 0.2 8 115,82 0,16 0,22
ƒR - 22 0,026∠90 ƒR 22 0.2 8 125,82 0,16 0,22
0.2 8 105,82 0,041
20
ƒR + 10 22 0.2 8 135,82 0,16 0.22
ƒR – 22 0,029∠90
0.2 8 115,82 0,043 ƒR + 20 22 0.2 8 145,82 0,16 0,22
10
ƒR 22 0.2 8 125,82 0,045 0,031∠90
ƒR +
10
22
0.2 8 135,82 0,047
0,034∠90
• Arus pada induktor & kapasitor (ILC)
ƒR + 22 0036 ∠90o ILC = IL - IC
0.2 8 145,82 0,049
20 = (0,031622 ∠90o– 0,031623 ∠ -90o)

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


= 0,028 ∠ -90oA induktif, sedangkan arus berbanding terbalik
dengan reaktansi induktif.
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya Nilai arus kapasitor (IC) semakin meningkat .
disajikan dalam tabel berikut : Hal ini dikarenakan nilai resistansi kapasitor
berbanding terbalik dengan arus dan berbanding
Tabel 4.19 Hasil perhitungan percobaan respon terbalik dengan frekuensi, sesuai dengan
frekuensi rangkaian paralel RLC. persamaan :
ILC IC = V .XC
(mA)
Step
R
(Ω)
L
(H)
C
(μF)
fR
(Hz)
dimana ,
1
ukur Hitung XC=
2𝜋.𝑓.0,2
ƒR - 20 22 0.2 8 105,82 0,029 0,011∠-90

ƒR – 10 22 0.2 8 115,82 0,032 0,005∠-90


Nilai arus ILC fluktuatif. Hal ini disebabkan
ƒR 22 0.2 8 125,82 0,034 0,028∠-90
karena nilai ILC merupakan penjumlahan dari arus
ƒR + 10 22 0.2 8 135,82 0,036 0,005∠90

ƒR + 20 22 0.2 8 145,82 0,038 0,009∠ 90o kapasitif dan induktif, sesuai dengan persamaan :
𝐼𝐿𝐶 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝐶
5. Menghitung % error pada resistor
𝐼𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 −𝐼𝑅 𝑢𝑘𝑢𝑟 Nilai arus resistor IR konstan. Hal ini
% error IR =
𝐼𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑥100% dikarenakan beban resistor tidak terpengaruh oleh
0,22 − 0,16 frekuensi yang ada.
=
0,22
𝑥100%
= 27,27 % Analisa Grafik
1. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya Resistor (IR)
disajikan dalam tabel berikut :
0.3
Tabel 4.20 Hasil perhitungan percobaan respon
0.2
frekuensi rangkaian paralel RLC. 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
IR

Error
Step
R L C fR
IR
0.1
(Ω) (H) (μF) (Hz)
(%)

ƒR - 20 22 0.2 8 105,82 27,27 0


ƒR – 10 22 0.2 8 115,82 27,27 125.28135.28145.28155.28165.28
ƒR 22 0.2 8 125,82 27,27 Fr
ƒR + 10 22 0.2 8 135,82 27,27
ƒR + 20 22 0.2 8 145,82 27,27 Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
dengan bertambahnya nilai frekuensi resonansi
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa membuat nilai Arus resistor tetap hal ini
meningkatnya nilai fR menyebabkan nilai dikarenakan arus resistor tidak berpengaruh
impedansi total semakin meningkat pula . Hal ini terhadap bertambahnya nilai frekuensi resonansi
disebabkan karena nilai frekuensi berbanding lurus
dengan impedansi total, sesuai dengan persamaan : 2. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus
Induktor (IL)
1
Zt = 𝑅 + 𝑗 (𝜔𝐿 − 𝜔𝐶 ) 0.04 0.037 0.034
0.031 0.029
Nilai arus total fluktuatif, dikarenakan 0.027
0.03
frekuensi tidak mempengaruhi arus total pada
0.02
IL

rangkaian :
0.01
IL = V. XL
dimana, 0
105.82 115.82 125.82 135.82 145.82
XL=2𝜋.f.L Fr

Persamaan diatas menunjukkan bahwa


frekuensi berbanding lurus dengan reaktansi

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
semakin bertambahnya nilai frekuensi resonansi 1. Kombinasi seri rangaian seri RLC.
didapat nilai arus induktor yang semakin menurun Pada kominasi seri rangkaian RLC dapat ditarik
hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya kesimpulan pada saat nilai kapasitansi berubah
nilai frekuensi resonansi membuat nilai XL yang semakin besar maka nilai dari frekuensi resonansi
semakin besar dan membuat arus semakin kecil. menurun sehingga mepengaruhi nilai tegangan
pada resistor, kapasitor maupun induktor.
3. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus
Kapasitor (IC) Nilai dari resonansi frekuensi disini dipengaruhi
40 36 oleh nilai kapasitansi dan induktansi, dikarenakan
pada percobaan kali ini menggunakan induktansi
30 Tetap maka hanya nilai kapasitansi yang sangat
20 Mempengaruhi , dimana semakin besar nilai
IC

Kapasitansi maka semakin kecil nilai pada


10 Frekuensi resonansi, hal ini sesuai persamaan:
0.026 0.029 0.031 0.034
0 1
𝑓𝑅 =
105.82 115.82 125.82 135.82 145.82 2 𝜋√𝐿𝐶
Fr
2. Kombinasi parallel rangkaian RLC
Pada kombinasi paralel rangkaian RLC dapat
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa disimpulkan pada saat nilai kapasitansi
semakin bertambahnya nilai frekuensi resonansi berubah semakin besar maka nilai dari
didapat nilai arus kapasitor yang semakin frekuensi resonansi semakin kecil atau
meningkat juga hal ini disebabkan karena semakin berbanding terbalik sesuai dengan persamaan:
bertambahnya nilai frekuensi resonansi membuat 1
nilai XC yang semakin kecil dan membuat arus 𝑓𝑅 =
semakin besar. 2 𝜋√𝐿𝐶

Nilai dari frekuensi resonansi mempengaruhi


nilai dari impedansi total dimana semakin
kecil nilai frekuensi resonansi maka ssemakin
kecil pula nilai impedansi total atau
berbanding lurus sesuai dengan persamaan :
1
Zt = 𝑅 + 𝑗 (𝜔𝐿 − 𝜔𝐶 )
4. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus
Induktor-Kapasitor (ILC) Sedangkan pada nilai arus total tersebut
bersifat fluktuatif jadi nilai frekuensi
VR(Volt) resonansi tidak mempengaruhi nilai arus
0.028
0.03
total.
0.02 0.011 0.009 DAFTAR PUSTAKA
Vr

0.005 0.005
0.01 1. Anonim.”Rangkaian Seri RLC dan Frekuensi
0 Resonansi”.www.edutafsi.com/2018/10/rangkai
105.82 115.82 125.82 135.82 145.82 an
Fr 2. Hyat, William, Rangkaian Listrik I, Erlangga,
Jakarta, 2010.
3. Ramdhani, Mohamad, 2016. Sinusoidal Sleady
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa State Analysis. (diakses tanggal 16 oktober
semakin meningkatnya nilai frekuensi resonansi 2018).
maka didapat nilai arus induktor dan kapasitor 4. Tim Lab Listrik Dasar, Penuntun Praktikum
semakin meningkat. Rangkaian Listrik, Lab Listrik Dasar FT
UNRAM, 2018.
5. KESIMPULAN

MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020


MODUL 5|Praktikum Rangkaian Listrik 2020

Anda mungkin juga menyukai