RESPON FREKUENSI
Abstrak
Pada praktikum modul 5 tentang Respon Frekuensi, akan dilakukan 2 percobaan yaitu, kombinasi
seri rangkaian RLC dan kombinasi paralel rangkaian RLC. Kemudian percobaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui nilai tegangan pada masing-masing bebannya untuk yang dirangkai seri dan mengetahui nilai
arus pada masing-masing beban yang dirangkai parallel dan juga mengetahui bagaimana yang terjadi
apabila frekuensinya di ubah-ubah sesuai pentunjuk yang diberikan. Frekuensi resonansi yang dihasilkan
dari rangkaian RLC seri maupun parallel bergantung pada besarnya nilai inductor dan kapasitor
Kata kunci: Frekuensi Resonansi, Rangkaian RLC dan Beban (inductor dan kapasitor)
1. PENDAHULUAN
2. DASAR TEORI
Pada percobaan respon frekuensi
terdapat dua sub pembahasan yaitu 2.1 Respon Frekuensi
kombinasi seri rangkaian RLC dan
kombinasi paralel rangkaian RLC, Respon frekuensi merupakan hubungan atau
dimana setiap sub memiliki tujuan relasi frekuensi tak bebas pada kedua besaran
yaitu: magnitude dan phasa diantara input sinusoidal
steady state dan output sinusoidal steady state
1.1 Kombinasi Seri Rangkaian RLC
Gelombang AC merupakan sebuah gelombang
Tujuan: yang berbentuk sinusoidal. Pada rangkaian yang
1. Untuk dapat menentukan secara menggunakan sumber AC akan timbul respons
eksperimen Frekuensi Resonansi yang bergantung pada besarnya kapasitansi
sebuah rangkaian LC seri. dan/atau induktansi dalam rangkaian tersebut.
2. Untuk dapat membuktikan Resonansi
dari sebuah rangkaian LC seri dengan Resonansi adalah suatu kondisi di mana
Formula rangkaian dieksitasi dengan frekuensi naturalnya,
1 ini menyebabkan nilai |H(jω)| mencapai nilai
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶 minimum dan maksimum. Nilai |H(jω)| merupakan
respon frekuensi yang direpresentasikan sebagai
1.2 Kombinasi Paralel Rangkaian RLC perbandingan output respon Y(jω) terhadap input
sinusoidal X(jω) atau yang lebih dikenal dengan
Tujuan: fungsi transfer dan domain jω:
1. Untuk dapat menentukan frekuensi
Y(jω)
resonansi rangkaian RLC parallel secara |H(jω)| =
praktek. X(jω)
2. Untuk dapat mengukur nilai arus Frekuensi yang menyebabkan kondisi tersebut
percabangan dan impedasi dari frekuensi terjadi disebut dengan frekuensi resonansi (ω 0),
resonansi rangkaian RLC paralel. atau sering digunakan juga, f 0 / fr.
Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, Dalam rangkaian seri RLC impedansi total
impedansi yang dihasilkan seluruhnya komponen rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut:
riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari
komponen resistor murni (R). Dengan kata lain Ztot = R + j(XL- XC)
konsep resonansi adalah menghilangkan komponen
imajiner /reaktansi saling meniadakan. Dari hubungan ini akan terlihat bahwa
reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan saling
Bila terjadi resonansi, dimana frekuensi mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar,
resonansi = fr maka reaktansi = 0, :Z = R maka akan saling meniadakan, dan dikatakan
(impedansi mencapai harga minimum);I mencapai bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi.
maksimum. Bila tidak terjadi resonansi, maka Resonansinya adalah resonansi seri.
Reaktansi ≠ 0, Z >R; Bila f < fr (sebelah kiri harga
fr) reaktansi bersifat kapasitif dan arus mendahului Demikian pula halnya pada rangkaian paralel
tegangan. Bila f > fr (sebelah kanan fr) reaktansi RLC admitansi total rangkaian dapat dituliskan
bersifat induktif dan arus ketinggalan terhadap sebagai:
tegangan.
Ytot = G + j(BC- BXL)
Sementara itu untuk resonansi pada rangkaian
paralel, yang 0 adalah suseptansinya, bukan dimana G adalah konduktansi dan B adalah
reaktansinya yang menyebabkan ada tegangan suseptansi.
maksimum karena rangkaian RLC paralel yang
beresonansi akan bertindak seperti open circuit Dari hubungan ini juga akan terlihat bahwa
dengan nilai ω0 yang sama karena XL = XB. suseptansi kapasitif dan induktif akan selalu saling
mengurangi. Pada keadaan resonansi, kedua
Rangkaian RLC dapat terjadi ketika nilai suseptansi tersebut akan saling meniadakan.
induktansinya sama besar dengan nilai Resonansinya adalah resonansi paralel. (Ramdhani
kapasitansinya sehingga kedua nilai ini akan saling Mohamad.190)
menghilangkan dan menyebabkan rangkaian RLC
tersebut hanya memiliki sifat Resistif. Ketika XL = a. Rangkaian resonansi seri
XC,
1
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
1 - Gambar rangkaian
𝜔𝐿 =
𝜔𝐶
1
ω0≡ ω│resonansi =
𝜔𝐶
1
𝑓0 =
2 𝜋√𝐿𝐶
Disini ωO atau fO adalah frekuensi yang Gambar 1 Rangkaian Percobaan I
membuat rangkaian bersifat resistif dan terjadi arus
maksimum atau tegangan maksimum pada R. - Langkah percobaan
4.1.2 ANALISIS
V= 5 volt
R= 22Ω
L = 0,2H
C= 2 x 10-6 F
VC = 𝑗69,57 2
VC = 69,57 < 90°
0
• Tegangan Induktor & Kapasitor (VLC) 251.64 177.92 145.28
VLC = VL + 𝑉C Fr
VLC = 69,56 < 90° + 69,57 < 90°
VLC = 139,13 < 180°
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa
5. Menentukan nilai persentase error semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka
tegangan resistor konstan. Karena tegangan resistor
tidak terpengaruh dengan frekuensi resonansi.
VLC
VL
40
50
20
0 0
251.64 177.92 145.28 251.64 177.92 145.28
Fr Fr
40
R= 22 Ω
20 L = 0,2 H
0 C= 2 x 10-6 F
251.64 177.92 145.28
1. Menghitung nilai frekuensi resonansi
Fr 1
𝑓𝑅 =
2 𝜋√𝐿𝐶
1
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa 𝑓𝑅 =
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka 2 𝜋√0,2 . 2𝑥10−6
tegangan kapasitor akan semakin kecil. Hal ini
dikarenakan nilai XC sangat berpengaruh terhadap fR= 251,64 Hz
nilai frekuensi resonansi.
2. Step fR= 251.64 Hz
ukur Hitung
Tabel 4.4 Hasil perhitungan respon frekuensi ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 1,60 1.76
rangkaian seri RLC. ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 2,72 3.08
R L C fR Z total ƒR 22 0.2 2 251,64 3,16 4,84
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) (Ω) ƒR + 10 22
0.2 2 261,64 1,21 3,3
-
ƒR – 20 22 0.2 2 231,64 56,87∠-67,24
ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 1,29 1,98
ƒR – 10 22 0.2 2 241,64 33,80∠-49,40
ƒR 22 0.2 2 251,64 22 ∠-0,048
ƒR + 10 22
0.2 2 261,64 33,03∠48,23
-
ƒR 22 0.2 2 251,64 44,3 69.57 Tabel 4.4 sampai 4.10 menjelaskan bahwa nilai
ƒR + 10 22
0.2 2 261,64
Ztotal, Itotal, VL, VC, VLC, dan VR berturut-turut
- 26,7 45.62
mengalami perubahan yang teratur. Nilai fR= 251,64
ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 17,4 26.35 menjadi acuan untuk perubahan nilai lainnya. Step fR-
40 adalah nilai tertinggi, dan selanjutnya menurun
sampai di step-fR. Selanjutnya terjadi
penaikan/pertambahan nilai kembali sampai pada step
• Tegangan di Induktor & Kapasitor (VLC) fR+40.
VLC= I x (ZL + ZC) Persentase error VR yang diperoleh bersifat
1
= 0,22 x j(2𝜋.251,64.0,2)+( 2𝜋 .251,64 .2x10−6) fluktuatif. Hal ini terjadi karena selisih nilai VR hitung
= j139,14V dan VR ukur juga bersifat fluktuatif.
= 139,14∠90°V
Analisa Grafik
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya 1. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
disajikan dalam tabel berikut : Resistor (VR)
6 4.84
Tabel 4.9 Hasil perhitungan respon frekuensi
rangkaian seri RLC. 4 3.08 3.3
1.98
Vr
VLC 1.76
R L C fR (V)
Step
(Ω) (H) (μF) (Hz) 2
ukur Hitung
ƒR+ 20 22 0.2 2 271,64 3,31 57.08 Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari
titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai
tegangan resistor semakin menurun, sedangkan saat
6. Menghitung %error pada resistor nilai frekuensi resonansi meningkat melebihi nilai
VR hitung–VR ukur
frekuensi resonansi acuan maka didapat nilai
%error VR= | | x 100% tegangan resistor ikut menurun juga.
VR hitung
4.84 – 3,16 2. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
=| | x 100% Induktor (VL)
4,84
= 34.71% 80 69.56
60 49.31
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya 42.51
30.72
VL
40 26.35
20 4.2.1 HASIL DAN PERHITUNGAN
0 Tabel 4.11 Hasil pengukuran percobaan
231.64 241.64 251.64 261.64 271.64 pembuktian rumus frekuensi resonansi
rangkaian paralel RLC.
Fr
R L IR
C ƒ IL IC ILC IT
(Ω (H (A
( μF ) ( Hz) (A) (A) (A) (A)
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa ) ) )
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari 22 0.2 2 160 11 11.2 0.31 160
titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai 22 0.2 4 160 15.5 15.7 0.46 160
tegangan kapasitor semakin menurun, sedangkan 22 0.2 6 160 22.1 22.4 0.65 160
saat nilai frekuensi resonansi meningkat melebihi
nilai frekuensi resonansi acuan maka didapat nilai
tegangan kapasitor ikut menurun juga. Tabel 4.12 Hasil pengukuran percobaan respon
frekuensi rangkaian paralel RLC.
It
R L C ƒR IC IL IR ILC
Step (A
(Ω) (H) (μF) (Hz) (A) (A) (I) (A)
)
ƒR - 22
0.2 8 105,82 41.7 12 161 29.8 164
20
ƒR – 22
0.2 8 115,82 43.6 11.5 161 32.1 164
10
ƒR 22 0.2 8 125,82 45.3 11 161 34.3 165
ƒR + 22
0.2 8 135,82 47.3 10.6 161 36.6 165
10
ƒR + 22
0.2 8 145,82 49 10.2 161 38.8 165
20
4. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Tegangan
Induktor-Kapasitor (VLC) 4.2.2 ANALISIS
150 139.14
RL
50
Perhitungan menggunakan data hasil yang
0 pertama :
231.64 241.64 251.64 261.64 271.64 ojuoP
Fr Diketahui :
V =5V
L = 0,2 H
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa
C = 2 x 10-6 F
semakin menurunnya nilai frekuensi resonansi dari
1. Mencari nilai frekuensi resonansi
titik acuan yaitu 251.64 maka didapat nilai 1
tegangan induktor dan kapasitor semakin 𝑓𝑅 =
meningkat, sedangkan saat nilai frekuensi 2 𝜋√𝐿𝐶
IR = 0.1 0.05
𝑅
5 0.05
=
22 0
= 0,22 A
251.64 177.92 145.28
= 220mA
• Arus di induktor & kapasitor (ILC) Fr
ILC = IL - IC
Vr
0.02
Induktor (IL)
0.03 0.027 0
0.022 251.64 177.92 145.28
0.02 0.015 Fr
IR
0.01
2𝜋.125,82.8.10−6
)
0.01
= 22– 𝑗(158,110-158,117)
0 = 239,66∠ −41,27oΩ
251.64 177.92 145.28 Untuk perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
pada table berikut:
Fr
Tabel 4.14 Hasil perhitungan percobaan respon
Dari grafik di atas, dapat dianalisa bahwa frekuensi rangkaian paralel RLC.
semakin kecil frekuensi resonansi (Fr), maka arus
kapasitor semakin meningkat. Karena frekuensi Step
R L C fR Z total
(Ω) (H) (μF) (Hz) (Ω)
resonansi semakin kecil menyebabkan ZC semakin
kecil sehingga arus kapasitor meningkat.
ƒR - 20 22 0.2 8 105,82 59,25 ∠-68,20
ƒR – 10 22 0.2 8 115,82 34,22∠-50,001
ƒR 22 0.2 8 125,82 239,66∠ −41,27
ƒR + 10
• Arus di resistor (IR)
22 0.2 8 135,82 0,164 0,15∠-47,72
ƒR + 20 22 0.2 8 145,82 0,038 0,009∠ 90o kapasitif dan induktif, sesuai dengan persamaan :
𝐼𝐿𝐶 = 𝐼𝐿 + 𝐼𝐶
5. Menghitung % error pada resistor
𝐼𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 −𝐼𝑅 𝑢𝑘𝑢𝑟 Nilai arus resistor IR konstan. Hal ini
% error IR =
𝐼𝑅 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑥100% dikarenakan beban resistor tidak terpengaruh oleh
0,22 − 0,16 frekuensi yang ada.
=
0,22
𝑥100%
= 27,27 % Analisa Grafik
1. Frekuensi Resonansi (Fr) terhadap Arus
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya Resistor (IR)
disajikan dalam tabel berikut :
0.3
Tabel 4.20 Hasil perhitungan percobaan respon
0.2
frekuensi rangkaian paralel RLC. 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
IR
Error
Step
R L C fR
IR
0.1
(Ω) (H) (μF) (Hz)
(%)
rangkaian :
0.01
IL = V. XL
dimana, 0
105.82 115.82 125.82 135.82 145.82
XL=2𝜋.f.L Fr
0.005 0.005
0.01 1. Anonim.”Rangkaian Seri RLC dan Frekuensi
0 Resonansi”.www.edutafsi.com/2018/10/rangkai
105.82 115.82 125.82 135.82 145.82 an
Fr 2. Hyat, William, Rangkaian Listrik I, Erlangga,
Jakarta, 2010.
3. Ramdhani, Mohamad, 2016. Sinusoidal Sleady
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa State Analysis. (diakses tanggal 16 oktober
semakin meningkatnya nilai frekuensi resonansi 2018).
maka didapat nilai arus induktor dan kapasitor 4. Tim Lab Listrik Dasar, Penuntun Praktikum
semakin meningkat. Rangkaian Listrik, Lab Listrik Dasar FT
UNRAM, 2018.
5. KESIMPULAN