PERCOBAAN 1
ANALISA RESPON TRANSIEN DAN KESTABILAN
1.1 ANALISA RESPON TRANSIEN
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat menentukan respons transien dari sistem kendali.
2. Mahasiswa dapat menganalisis respons transien dari sistem kendali dan
mensimulasikanrespons transien dengan menggunakan laptop.
3. Mahasiswa dapat menentukan kesetabilan sistem dengan menggunakan
teknik pemetaan kutub (pole) dan kriteris kesetabilan Routh.
4. Mahasiswa dapat melakukan simulasi respons transien dengan
menggunakan laptop (Software MATLAB).
C. DASAR TEORI
C.1 ANALISIS RESPON TRANSIEN
Langkah pertama dalam menganalisis sistem control adalah dengan
menurunkan model matematik dari suatu sistem. Setelah model diperoleh,
maka dapat digunakan berbagai metode untuk menganalisis performa dari
sistem (system performance). Dalam prakteknya, sinyal masukan sistem
kendali umumnya tidak diketahui sebelumnya (bersifat random), sehingga
masukan sesaat sulit untuk dianalisis. Di dalam menganalisis maupun
merencanakan sistem kendali harus adasatu dasar perbandingan performansi
dari berbagai sistem kendali. Dasar ini dapatdisusun dengan menetapkan
sinyal uji tertentu dan membandingkan respon yangterjadi terhadap sinyal-
sinyal masukannya. Setelah sistem control didesain berdasarkan sinyal uji,
performansi dari sistem dalam memberikan respon terhadap masukan yang
sebenarnya biasanya memuaskan (sesuai dengan yang diharapkan). (Ogata,
1994)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
Gambar C.2. (a) Diagram Blok Sistem Orde Pertama, (b) Diagram Blok
Sederhana
Perhatikan bahwa semua sistem yang mempunyai fungsi alih yang sama
akan menunjukkan keluaran yang sama dalam memberikan respon masukan
yang sama. Untuk setiap sistem fisik yang diperoleh, secara matematis respon
dapat memberikan suatu interpretasi fisik.
Hubungan masukan dan keluaran dari sistem tersebut diberikan secara
matematik seperti persamaan berikut ini:
(1)
Ketika masukan tangga / unit step diberikan terhadap sistem, karena
transformasi Laplace dari fungsi unit step adalah 1/s, dengan mensubstitusi
X(s) = 1/s kedalam persamaan pertama, maka diperoleh:
(2)
Dengan melakukan transformasi Laplace balik pada persamaan kedua
tersebut, dapat diperoleh:
(3)
Persamaan tersebut menyatakan bahwa keluaran c(t) pada awalnya nol (0)
kemudian akhirnya menjadi satu (1). Sehingga dapat digambarkan kurva
respon berupa kurva eksponensial berikut: (Ogata, 1996)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
(4)
Dimana:
ωn = frekuensi alamiah (natural frequency (rad s-1)
ς = rasio redaman (damping ratio) Beberapa respon sistem terhadap faktor
redaman (ς) ketika diberi masukan unit step adalah: (Ogata, 2019)
1. Underdamped (0 <ς<1)maka pole-pole lup tertutup tersebut merupakan
konjugasi kompleks dan terletak disebelah kiri sumbu khayal bidang s.
Disebut sistem redaman kurang dengan respon transiennya berosilasi.
2. Critically damped(ς =1) disebut sistem dengan redaman kritis.
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
(5)
b. Rise Time (TR): Ukuran waktu yang di ukur mulai respon mulai t=
0 s/d respon memotong sumbu steady state yang pertama.
(6)
c. Settling Time (TS): Ukuran waktu yang menyatakan respon telah
masuk ± 5% atau ± 2% atau ± 0,5% dari respon steady state.
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
(7)
d. Delay Time (TD): Ukuran waktu yang menyatakan factor
keterlambatan respon output terhadap input, di ukur mulai t = 0 s/d
respon mencapai 50% dari respon steady state.
(8)
e. Overshoot (MP): Nilai relatif yang menyatakan perbandingan harga
maksimum respon yang melampaui harga steady state dibanding
dengan nilai steady state.
(9)
f. Time Peak (TP): Ukuran waktu diukur mulai t = 0 s/d respon
mencapai puncak yang pertama kali (paling besar).
(10)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membuka aplikasi Matlab dan membuka tool “Simulink library”, kemudian
mengklik menu “new model” pada Simulink library.
2. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar D.1. menggunakan SimPower
Blok Set dan blok Simulink. Blok SimPower Blok Set yang digunakan
adalah DC voltage Source, Series RLC brance (2), voltage measuremen
dan blok Power GUI sedangkan blok simulink yang digunakan adalah
Clock, Scope dan To Workspace (2).
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
Discrete
Ts ,= 0.0001
s.
powergui
+ v
t
Clock To Workspace
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
8. Menekan tab Simulation pada main menu Simulink lalu klick Model
Configuration Parameters dan isi kolom Stoptime dengan angka 10 dan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
1.2
1
Tegangan (V)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (Detik)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
E. DATA PERCOBAAN
NILAI KOMPONEN PENGUKURAN
NO. HASIL SINYAL
R (Ω) L (H) C (F) %OS Tp TS
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F. ANALISA DATA
F.1. ANALISA PERHITUNGAN
F.1.1. ANALISA PERHITUNGAN SINYAL 1, 2, 3
Diketahui : R = 10 Ω
L=5H
C = 0,024 F
Ditanya : G(s), ωn, δ, Tp, Ts, %OS, Error %OS, Error Tp, Error Ts?
Jawab :
1
) (
P(s) =
𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
𝐿 𝐿𝑥𝐶
1
( )
5 𝑥 0,024
P(s) = 10 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
5 5 𝑥 0,024
(8,333)
P(s) =
(𝑠2 + 2𝑠 + 8,333)
1
ωn2 =
𝐿. 𝐶
1
ωn =√
𝐿 . 𝐶
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
1
ωn =√
5 . 0,024
ωn =√8,333
ωn =2,887
𝑅
2 δωn=
𝐿
𝑅
δ=
2 𝑥 𝐿 𝑥ω𝑛
10
δ=
2 𝑥 5 𝑥 2,887
δ= 0,346
𝜋
Tp =
ω𝑑
𝜋
Tp =
ω𝑛 √1−(δ2 )
3,14
Tp =
2,887√1−(0,3462 )
3,14
Tp =
2,709
Tp = 1,159 detik
4
Ts =
δ 𝑥 ω𝑛
4
Ts =
0,346 𝑥 2,887
Ts = 4,004 detik
δ𝑥π
−( )
%OS = e √1−δ2 𝑥 100
0,346 𝑥 3,14
−( )
%OS =e √1−0,3462 𝑥 100
%OS = e(−1,158 ) 𝑥 100
%OS = 31,411 %
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
%OShitung −%OSukur
Error %OS = | |x 100
%OShitung
31,411−31,345
Error %OS = | |x 100
31,411
0,066
Error %OS = | | x 100
31,411
Error %OS = 0,210 %
Tphitung −Tpukur
Error Tp = | |x 100
Tphitung
1,159 −1,160
Error Tp = | |x 100
1,159
−0,001
Error Tp = | |x 100
1,159
Error Tp = 0,086 %
T𝑠hitung −T𝑠ukur
Error Ts = | |x 100
Tshitung
4,004 − 3,815
Error Ts = | |x 100
4,004
0,189
Error Ts = | |x 100
4,004
Error Ts = 4,720 %
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
Diketahui :R=1Ω
L = 25 H
C = 0,002 F
Ditanya : G(s), ωn, δ, Tp, Ts, %OS, Error %OS, Error Tp, Error Ts?
Jawab :
1
)(
P(s) =
𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
𝐿 𝐿𝑥𝐶
1
( )
25 𝑥 0,002
P(s) = 1 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
25 25 𝑥 0,002
(20)
P(s) =
(𝑠2 + 0,04𝑠 + 20)
1
ωn2 =
𝐿. 𝐶
1
ωn =√
𝐿 . 𝐶
1
ωn =√
25 . 0,002
ωn =√20
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
ωn =4,472
𝑅
2 δωn=
𝐿
𝑅
δ=
2 𝑥 𝐿 𝑥ω𝑛
1
δ=
2 𝑥 25 𝑥 4,472
δ= 0,004
𝜋
Tp =
ω𝑑
𝜋
Tp =
ω𝑛 √1−(δ2 )
3,14
Tp =
4,472√1−(0,004 2 )
3,14
Tp =
4,472
Tp = 0,702 detik
4
Ts =
δ 𝑥 ω𝑛
4
Ts =
0,004 𝑥 4,472
Ts = 223,614 detik
δ𝑥π
−( )
%OS = e √1−δ2 𝑥 100
0,004 𝑥 3,14
−( )
%OS =e √1−0,0042 𝑥 100
%OS = e(−0,013 ) 𝑥 100
%OS = 98,708 %
%OShitung −%OSukur
Error %OS = | |x 100
%OShitung
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
98,708−406,274
Error %OS = | |x 100
98,708
−307,566
Error %OS = | | x 100
31,411
Error %OS = 979,166 %
Tphitung −Tpukur
Error Tp = | |x 100
Tphitung
0,702 − 0,702
Error Tp = | |x 100
0,702
0
Error Tp = | |x 100
1,159
Error Tp = 0 %
T𝑠hitung −T𝑠ukur
Error Ts = | |x 100
Tshitung
223,614− 9,987
Error Ts = | |x 100
223,614
213,627
Error Ts = | |x 100
223,614
Error Ts = 95,534 %
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
Diketahui : R = 10 Ω
L=5H
C = 0,260 F
Ditanya : G(s), ωn, δ, Tp, Ts, %OS, Error %OS, Error Tp, Error Ts?
Jawab :
1
)(
P(s) =
𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
𝐿 𝐿𝑥𝐶
1
( )
5 𝑥 0,260
P(s) = 10 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
5 5 𝑥 0,260
(0,769)
G(s) =
(𝑠2 + 2𝑠 + 0,769)
1
ωn2 =
𝐿. 𝐶
1
ωn =√
𝐿 . 𝐶
1
ωn =√
5 . 0,260
ωn =√0,769
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
ωn =0,877
𝑅
2 δωn=
𝐿
𝑅
δ=
2 𝑥 𝐿 𝑥ω𝑛
10
δ=
2 𝑥 5 𝑥 0,877
δ= 1,140
𝜋
Tp =
ω𝑑
𝜋
Tp =
ω𝑛 √1−(δ2 )
3,14
Tp =
0,877√1−(1,1402 )
3,14
Tp =
0,480
Tp = 6.54 detik
4
Ts =
δ 𝑥 ω𝑛
4
Ts =
1,140 𝑥 0,877
Ts = 7.69 detik
δ𝑥π
−( )
%OS = e √1−δ2 𝑥 100
1,140 𝑥 3,14
−( )
%OS =e √1−1,1402 𝑥 100
3,580
−( )
%OS =e √−0,300 𝑥 100
%OS = 0 %(tidak terdefinisi dalam bilangan real, tidak terdefinisi
berarti tidak ada osilasi (sama dengan 0))
%OShitung −%OSukur
Error %OS = | |x 100
%OShitung
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
0−0
Error %OS = | |x 100
0
Error %OS = 0 %
Tphitung −Tpukur
Error Tp = | |x 100
Tphitung
6,542 − 10,000
Error Tp = | |x 100
6,541
−3,458
Error Tp = | |x 100
6,542
Error Tp = 52,858 %
T𝑠hitung −T𝑠ukur
Error Ts = | |x 100
Tshitung
4,001− 7,688
Error Ts = | |x 100
4,001
−3,687
Error Ts = | |x 100
4,001
Error Ts = 92,152 %
Untuk hasil perhitungan data selanjutnya, dapat dilihat pada tabel F.1 berikut.
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
PERSENTASE
NILAI KOMPONEN PERHITUNGAN PENGUKURAN
ERROR
NO.
R(Ω) L(H) C(F) %OS TP TS %OS TP TS %OS TP TS
Tabel F.1. Tabel Hasil Analisa Perhitungan Sinyal Dengan Respon Transien
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
G. KESIMPULAN
1. Berdasarkan data ke-1, ke-2, dan ke-3 yang didapatkan, sistem dengan faktor
redaman lebih dari 0 dan kurang dari 1 (0< δ < 1) dikategorikan sebagai
sistem dengan redaman kurang (Underdamped) dimana respon transiennya
berosilasi terlebih dahulu sebelum sistem tersebut dalam keadaan stabil
(Steady state).
2. Berdasarkan data ke-4, ke-5, dan ke-6 yang didapatkan, sistem dengan faktor
redaman sama dengan 0 (δ = 0), dikategorikan sebagai sistem tanpa redaman
(Undamped) dimana respon transiennya berosilasi secara terus menerus dan
tidak mengalami keadaan stabil (Steady state), tetapi dalam percobaan pada
sinyal 4, 5, dan 6 didapatkan faktor redaman mendekati 0 (δ ≠ 1) sehingga
sistem berosilasi dan mengalami kestabilan dalam waktu yang sangat lama.
3. Berdasarkan data ke-7, ke-8, ke-9, dan ke-10 yang didapatkan, sistem dengan
faktor redaman yang berkebihan dengan faktor redaman lebih dari 1 (δ >
1)dikategorikan sebagai sistem dengan redaman lebih(Overdamped) dimana
respon transiennya tidak berosilasi dan tanpa overshoot sehingga untuk
mencapai kestabilan membutuhkan waktu yang cukup lama.
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
C. DASAR TEORI
Karakteristik (perilaku dinamik) keluaran sistem kendali yang palingpenting
adalah kestabilan mutlak, yang menandai sistem tersebut stabil ataukahtidak
stabil. Sistem kendali berada dalam kesetimbangan atau keluaran berada dalam
keadaan yang tetap, jika tanpa adanya gangguan atau masukan baru.
Sistemkendali dengan parameter konstan akan berubah menjadi tidak stabil, bila
keluaran sistem berosilasi secara menerus atau membesar tanpa batas dari kondisi
setimbangnya manakala dikenai suatu gangguan. Dengan demikian
pemakaiananalisis persamaan diferensial linear menjadi tidak berlaku.
(Mustaqim, 2019)
Karakteristik selain kestabilan mutlak yang perlu diketahui yaitukestabilan
relatif dan kestabilan tunak (steadystate). Respon transien sistemkendali sering
menunjukkan osilasi teredam sebelum mencapai kondisi steadystate. Jika
keluaran steadystate sistem tidak sama dengan masukannya maka sistem tersebut
mempunyai kesalahan kondisi steady state. Kesalahan inilah yang merupakan
tolok ukur ketelitian suatu sistem. (Mustaqim, 2019)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
Suatu sistem dikatakan stabil bila sistem tersebut diberikan masukan terbatas
maka akan menghasilkan keluaran terbatas dengan berjalannya waktu. Dengan
demikian suatu sistem stabil menghendaki semua kutub (pole)loop tertutup
berada disebelah kiri sumbu khayal bidang s. Kesetabilan sistem dapat ditentukan
dengan mencari pole-pole loop tertutup yakni dengan cara menguraikan
polinomial A(s) (penyebut fungsi alih) atas faktor-faktornya. Untuk sistem yg
memiliki polinomial dengan derajat lebih besar dari dua, cara tersebut
memerlukan waktu yang lama sehingga dibutuhkan cara yang lebih cepat dan
sederhana. (Ogata, 2010)
KKR (Kategori Kestabilan Routh)adalah cara sederhana yang dengan mudah
dapat digunakan untuk menentukan suatu sistem stabil / tidak, tanpa harus
menguraikan polinomial atas faktor-faktornya. Informasi kesetabilan dapat
diperoleh secara langsung dari koefisien-koefisien persamaan karakteristik.
Berikut adalah prosedur dalam menggunakan KKR: (Ogata, 2010)
1. Tentukan fungsi alih dari suatu sistem:
C ( s) bm s m bm1s m1 .... b1s b0 B( s)
R( s) an s n an1s n1 .... a1s a0 A( s) (11)
2. Tulis polinomial dalam A(s) (peyebut dalam fungsi alih) sesuai dengan:
an s n an 1s n 1 .... a1s a0 0
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
3. Sistem dikatakan Tidak Stabil jika ada salah satu atau lebih dari
polinomial tersebut bernilai nol atau negatif (tetapi tidak semua) maka
akanterdapat satu atau lebih akar khayal atau yang mempunyai bagian
nyata positif atau koefisien tersebut mengalami perubahan tanda.
4. Sistem dikatakan Stabil jika semua koefisen berharga positif (atau negatif)
atau koefisien tersebut tidak mengalami perubahan tanda.
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menggunakan fungsi alih rangkaian RLC pada bagian 1 di atas untuk
membuat sistem fungsi alih loop tertutup dengan umpan balik satu (Unity
feedback).
2. Membuat fungsi alih tunggal Closed Loop system diatas dengan cara
menerapkan metode penyederhanaan diagram blok.
3. Mencari akar-akar fungsi alih yang disederhanakan dan menggambar posisi
setiap kutub dan nol pada bidang s.
4. Menentukan apakah sistem-sistem diatas stabil / tidak dan melakukan analisis
yang dianggap perlu.
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
R = 10 Ω; L = 5 H; C = 0,024 F
1
( )
G(s) =
𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
𝐿 𝐿𝑥𝐶
1
( )
5 𝑥 0,024
G(s) = 10 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
5 5 𝑥 0,024
(8,333)
G(s) =
(𝑠2 + 2𝑠 + 8,333)
FEEDBACK (H(S)= 1)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
R = 1 Ω; L = 25 H; C = 0,002 F
1
()
G(s) =
𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
𝐿 𝐿𝑥𝐶
1
( )
25 𝑥 0,002
G(s) = 1 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
25 25 𝑥 0,002
(20)
G(s) =
(𝑠2 + 0,04𝑠 + 20)
FEEDBACK (H(S)= 1)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
R = 10Ω; L = 5 H; C = 0,26 F
1
( )
G(s) =
𝐿𝑥𝐶
𝑅 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
𝐿 𝐿𝑥𝐶
1
( )
5 𝑥 0,260
G(s) = 10 1
(𝑠 2 + 𝑠 + )
5 5 𝑥 0,260
(0,769)
G(s) =
(𝑠2 + 2𝑠 + 0,769)
FEEDBACK (H(S)= 1)
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
S2 1 8,333 0
S1 2 0 0
− |1 8,333| − |1 0| − |1 0|
S0 2 0 = 𝟖, 𝟑𝟑𝟑 2 0 =0 2 0 =0
2 2 2
Tabel F.2. Tabel Kriteria Kestabilan RouthSinyal 1
S2 1 20 0
S1 0.4 0 0
1 20 1 0 1 0
−| | −| | −| |
S0 0,4 0 0,4 0 0,4 0
= 𝟐𝟎 =0 =0
0,4 0,4 0,4
Tabel F.3. Tabel Kriteria Kestabilan RouthSinyal 4
S2 1 0,769 0
S1 2 0 0
− |1 0,769| − |1 0| − |1 0|
S0 2 0 = 𝟎, 𝟕𝟔𝟗 2 0 =0 2 0 =0
2 2 2
Tabel F.2. Tabel Kriteria Kestabilan RouthSinyal 7
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
G. KESIMPULAN
Berdasarkan data pertama sampai data terakhir, analisa kestabilan yang
didapatkan bahwa untuk semua sinyal sistemnya merupakan sistem yang
stabil, hal ini dikarenakan dengan menggunakan Karakteristik Kestabilan
Routh (KKR) didapatkan suatu nilai yang pada kolom kedua nilai koefisien
tidak mengalami perubahan tanda. Dengan demikian semua sistem yang
ada merupakan sistem stabil dimana semua kutub (pole)loop tertutup
berada disebelah kiri sumbu khayal bidang s. sesuai dengan hasil percobaan
dengan fungsi alih
1
𝐿𝐶
𝑅 1
𝑆2 + 𝑆+
𝐿 𝐿𝐶
F1B017079
Analisa Respon Transien Dan Kestabilan
DAFTAR PUSTAKA
Mustaqim, Ilmawan. 2019. Diktat Dasar Sistem Kendali BAB V. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Khusnanto, Bambang. 1994. Analisis Respon Transien. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ogata, Katsuhiko. 1996. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan) Jilid I.
Jakarta: Erlangga.
Ogata, Katsuhiko. 2010. Modern Control Engineering Fifth Edition.
F1B017079