RANGKAIAN LISTRIK
Pada praktikum Pengantar Teknik Elektro ini kita akan menggunakan dua jenis software.
Penggunaan software tersebut adalah sebagai berikut:
1. Orcad PSpice
Software OrCad PSpice telah dikenalkan di mata kuliah Pengantar Teknik Elektro.
Kelebihan dari software ini bisa digunakan untuk melakukan simulasi rangkaian elektronik
dengan berbagi skenario baik di kawasan waktu maupun kawasan frekuensi.
2. Circuitlab.com
Circuitlab.com menyediakan layanan simulasi rangkaian berbasis web. Keuntungan dari
software ini tidak memerlukan instalasi di komputer. Prodi Teknik Elektro sudah berlangganan
sehingga mahasiswa bisa menggunakannya secara gratis.
1
b. Setelah menerima email, segera verifikasi.
c. Mahasiswa perlu melakukan verifikasi akun email uii di
https://www.circuitlab.com/accounts/eduverify/.
d. Login ke circuitlab.com dengan menggunakan akun yang sudah terdaftar. Mahasiswa
bisa membuat rangkaian dengan menekan tombol new circuit.
e. Pelajari dashboard dari papan simulasi. Di sebelah kiri terdapat komponen, sumber
tegangan dan lainnya. Di sebelah kanan merupakan papan simulasi. Di bagian kiri
bawah terdapat dua tombol penting yaitu build untuk memilih mode membuat
rangkaian listrik dan tombol simulate untuk memilih mode simulasi.
f. Rangkaian listrik bisa dibuat dengan metode drag & drop. Komponen elektronika
ditarik dari sisi kiri dan ditempatkan di sisi kanan. Gunakan wire untuk menyambung
komponen. Pastikan referensi tegangan 0V terhubung dengan ground. Bagian node
yang ingin diamati perlu ditambahkan komponen name node. Bagian inilah yang akan
ditampilkan tegangan atau arusnya ketika disimulasikan.
g. Simpan rangkaian dengan Ctrl+S atau File dan Save.
2
Gambar 3. Dashboard papan simulasi mode build
3
h. Hasil simulasi ditampilkan di window yang baru.
3. Pelaksanaan praktikum
1. Praktikan melakukan simulasi seperti yang dituliskan di Petunjuk Praktikum.
2. Praktikan mengumpulkan laporan sementara hasil simulasi ke asisten.
3. Apabila hasil simulasi tidak sesuai, maka praktikan perlu mengulang kembali simulasi.
4. Laporan sementara yang benar digunakan untuk menyusun laporan praktikum
5. Laporan praktikum dibuat mengikuti template yang telah disediakan.
6. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai tanggal yang telah ditentukan.
4
UNIT 1
1.1. Pendahuluan
2. Indikator kinerja
a. Mahasiswa mampu melakukan simulasi tanggapan transient orde satu.
b. Mahasiswa mampu membuat laporan analisis hasil simulasi tanggapan orde satu.
3. Material
Software simulasi & komputer
1.2. Teori singkat
Pada modul pertama kita akan mempelajari tanggapan untai RC dan RL. Rangkaian orde
satu adalah rangkaian yang hanya mempunyai satu elemen penyimpan energi (induktor saja
atau kapasitor saja) dan resistor (berapapun jumlahnya). Rangkaian 𝑅𝐿 dan 𝑅𝐶 ini disebut
rangkaian orde satu karena dikarakterisasi dengan persamaan differensial orde satu. Rangkaian
orde satu dengan berbagai konfigurasi dapat dianalisis dengan pendekatan teorema Thevenin
dan teorema Norton (Svoboda & Dorf, 2014). Teorema Thevenin digunakan untuk
menyederhanakan rangkaian 𝑅𝐶 dan teorema Norton untuk rangkaian 𝑅𝐿.
Dengan rangkaian ekivalen Thevenin, bagian rangkaian selain 𝐶 direpresentasikan dengan
sebuah sumber tegangan dan resistor seri. Dengan rangkaian ekivalen Norton, bagian rangkaian
selain 𝐿 direpresentasikan dengan sebuah sumber arus dan resistor paralel. Sebagaimana
diilustrasikan pada Gambar 1.1, dengan ekivalensi Thevenin dan Norton, rangkaian orde satu
dengan berbagai konfigurasi dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian 𝑅𝐶 seri atau
rangakain 𝑅𝐿 paralel.
5
Tanggapan yang diobservasi adalah tegangan kapasitor 𝑣(𝑡) untuk rangkaian 𝑅𝐶 dan arus
induktor 𝑖(𝑡) untuk rangkaian 𝑅𝐿. Dengan 𝑣(𝑡) atau 𝑖(𝑡), parameter lain di rangkaian dapat
dicari dengan mudah menggunakan berbagai teorema rangkaian yang ada.
Mengacu pada Gambar 1.1, analisis pada rangkaian 𝑅𝐶 menggunakan Hukum Kirchoff
tegangan menghasilkan persamaan differensial berikut,
𝑑𝑣(𝑡) 1 𝑉𝑂𝐶
+ 𝑣(𝑡) = (1.1)
𝑑𝑡 𝑅𝑡 𝐶 𝑅𝑡 𝐶
Elemen
Sumber dan VOC = sumber tegangan ekivalen Thevenin
Penyimpan
Resistor ISC = sumber arus ekivalen Norton
Energi
Rt = resistansi ekivalen Thevenin
= resistansi ekivalen Norton
Rt +
v(t) atau i(t)
VOC C ISC Rt L
-
Gambar 1.1. Representasi rangkaian orde satu dengan rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton
Sedangkan analisis pada rangkaian 𝑅𝐿 menggunakan Hukum Kirchoff arus pada node bagian
atas rangkaian menghasilkan persamaan differensial berikut,
𝑑𝑖(𝑡) 𝑅𝑡 𝑅𝑡 𝐼𝑆𝐶
+ 𝑖(𝑡) = (1.2)
𝑑𝑡 𝐿 𝐿
Kedua rangkaian tersebut mempunyai persamaan differensial dalam bentuk identik, yaitu
𝑑𝑥(𝑡) 1
+ 𝑥(𝑡) = 𝐾 (1.3)
𝑑𝑡 𝜏
dimana
𝜏 = 𝑅𝑡 𝐶 atau 𝐿/𝑅𝑡
Parameter 𝜏 disebut “konstanta waktu”, yang sangat menentukan seberapa cepat rangkaian
kembali ke kondisi tunak (steady state) setelah ada kejadian peralihan (transien).
Kejadian transien pada rangkaian orde satu dapat direalisasikan dengan operasi buka tutup
saklar yang dipasang pada rangkaian. Waktu dimana saklar dioperasikan dinotasikan sebagai
6
“𝑡 = 0” untuk mempermudah analisis. Perlu diingat kembali bahwa 𝐿 dan 𝐶 merupakan
elemen penyimpan energi, sehingga kondisi keduanya sebelum saklar dioperasikan, yaitu pada
𝑡 < 0, penting untuk diketahui untuk keperluan analisis transien.
Selain dengan operasi buka tutup saklar, kondisi transien pada rangkaian dapat pula
direalisasikan menggunakan input fungsi step 𝑢(𝑡) atau 𝑢(−𝑡). Fungsi step unit 𝑢(𝑡) dan
𝑢(−𝑡) ditunjukkan pada Gambar 1.2. Ekivalensi input step dengan buka tutup saklar pada
rangkaian orde satu ditunjukkan pada Gambar 1.3.
Mengingat sifat tegangan yang tidak bisa berubah secara mendadak di kapasitor dan arus
yang tidak bisa berubah secara mendadak di induktor, nilai 𝑣(𝑡) pada rangkaian 𝑅𝐶 dan 𝑖(𝑡)
pada rangkaian 𝑅𝐿 setelah 𝑡 = 0 juga tidak bisa seketika mencapai nilai tunak, melainkan akan
melewati fase transien terlebih dahulu. Nilai 𝑣(𝑡) pada rangkaian 𝑅𝐶 dan 𝑖(𝑡) pada rangkaian
𝑅𝐿 masing-masing diperoleh dengan menyelesaikan Persamaan (1.1) dan (1.2).
u(t) u(-t)
1 1
t t
0 0
Rt t=0 + Rt +
VOC C v(t) VOC u(-t) C v(t)
- -
t=0
i(t) i(t)
ISC Rt L ISC u(t) Rt L
Gambar 1.3. Ekivalensi buka tutup saklar dengan input step pada rangkaian orde satu
𝑡
− (1.4)
𝑣(𝑡) = 𝑉𝑂𝐶 + (𝑣(0) − 𝑉𝑂𝐶 )𝑒 𝑅𝑡 𝐶
7
dimana 𝑣(𝑡) adalah tanggapan lengkap rangkaian 𝑅𝐶, 𝑣(0) adalah tegangan awal kapasitor
sebelum saklar dioperasikan. 𝑣(𝑡) pada Persamaan (1.4) terdiri dari dua komponen, yaitu 𝑉𝑂𝐶
dan (𝑣(0) − 𝑉𝑂𝐶 )𝑒 −𝑡/(𝑅𝑡𝐶) , dimana bagian 𝑉𝑂𝐶 adalah “tanggapan paksa” rangkaian, dan
bagian (𝑣(0) − 𝑉𝑂𝐶 )𝑒 −𝑡/(𝑅𝑡𝐶) adalah “tanggapan alami” rangkaian.
Sedangkan nilai 𝑖(𝑡) dari penyelesaian Persamaan (1.2) adalah sebagai berikut.
𝑅𝑡 𝑡
𝑖(𝑡) = 𝐼𝑆𝐶 + (𝑖(0) − 𝐼𝑆𝐶 )𝑒 − 𝐿 (1.5)
dimana 𝑖(𝑡) adalah tanggapan lengkap rangkaian 𝑅𝐿, 𝑖(0) adalah arus awal induktor sebelum
saklar dioperasikan. Sebagaimana pada rangkaian 𝑅𝐶, 𝑖(𝑡) pada Persamaan (1.5) terdiri dari
dua komponen, yaitu 𝐼𝑆𝐶 dan (𝑖(0) − 𝐼𝑆𝐶 )𝑒 −(𝑅𝑡/𝐿)𝑡 , dimana bagian 𝐼𝑆𝐶 adalah “tanggapan
paksa” rangkaian, dan bagian (𝑖(0) − 𝐼𝑆𝐶 )𝑒 −(𝑅𝑡/𝐿)𝑡 adalah “tanggapan alami” rangkaian. Pada
rangkaian orde satu yang stabil, tanggapan alami akan menghilang seiring 𝑡 → ∞.
Perhatikan bahwa 𝑉𝑂𝐶 dan 𝐼𝑆𝐶 hanya merupakan tegangan ekivalen Thevenin dan arus
ekivalen Norton, bukan nilai sumber tegangan dan sumber arus yang sesungguhnya. 𝑉𝑂𝐶 dan
𝐼𝑆𝐶 hanya akan bernilai sama dengan sumber tegangan dan sumber arus yang sesungguhnya
apabila rangkaian asli yang diobservasi konfigurasinya sama persis dengan rangkaian di
Gambar 1.3.
Kurva tanggapan step rangkaian orde satu di Gambar 1.3 ditunjukkan pada Gambar 1.4.
Perhatikan konstanta waktu 𝜏 pada kurva di Gambar 1.4. Nilai 𝜏 sangat menentukan seberapa
cepat rangkaian menuju ke kondisi tunak. Semakin kecil 𝜏, semakin cepat rangkaian menuju
ke kondisi tunak.
v(t) atau i(t) v(t) atau i(t)
0 Waktu t 0 Waktu t
t t
(a) Input step u(t) (b) Input step u(-t)
Gambar 1.4. Kurva tanggapan step rangkaian orde satu di Gambar 1.3
Input step yang akan dipakai pada praktikum unit ini adalah input step yang mengakomodir
𝑢(𝑡) dan 𝑢(−𝑡) sekaligus. Bentuknya ditunjukkan pada Gambar 1.5. Persamaan matematis
untuk fungsi step di Gambar 1.5 adalah
8
𝑥(𝑡) = 𝑋0 [𝑢(𝑡 − 𝑡0 ) − 𝑢(𝑡 − 𝑡1 )] (1.6)
x(t)
X0
0 t
t0 t1
Apabila sinyal step di Gambar 1.5 diberikan ke rangkaian orde satu di Gambar 1.3, tanggapan
𝑣(𝑡) dan 𝑖(𝑡)-nya adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.6, dengan asumsi nilai
inisial 𝑣(0) = 0 dan 𝑖(0) = 0 pada saat 𝑡0 . Pada kondisi ini, sinyal 𝑥(𝑡) menggantikan 𝑉𝑂𝐶
pada rangkaian 𝑅𝐶 dan menggantikan 𝐼𝑆𝐶 pada rangkaian 𝑅𝐿 di Gambar 1.3. Perhatikan pola
tanggapan 𝑣(𝑡) dan 𝑖(𝑡).
0 t
t0 t1
Gambar 1.6. Tanggapan step rangkaian orde satu di Gambar 1.3 dengan tambahan ilustrasi input step
9
1.3. Petunjuk Praktikum
10
Gambar 1.8. Pengosongan muatan untai RC
11
Gambar 1.9. Percobaan 3 pengisian energi untai RL
12
Gambar 1.11. Percobaan 5 tanggapan dengan nilai awal
13
Gambar 1.12. Percobaan 6 perubahan bentuk gelombang
14
Gambar 1.13. Pengisian muatan untai RC
15