Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ELEKTRONIKA ANALOG

(ABKC4304)

RANGKAIAN SETARA

Dosen Pembimbing:

Misbah, M.Pd.

Oleh:

Thalhah Alfayyedi

(1810121210018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2019
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini kita tidak terlepas dengan namanya dengan barang-barang
elektronika, seperti handphone, televisi, dan lain sebagainya. Dimana di dalam barang elektronik
tersebut terdapat atau terdiri dari susunan rangkaian elektonika, sehingga dapat berfungsi dengan
baik barang atau alat tersebut. Berbicara tentang rangkaian elektonika, tidak lepas kaitannya
dengan berbagai jenis rangkaian, dari yang kompleks sampai yang sederhana, adapun rangkaian
yang sederhana seperti rangkaian seri maupun paralel. Sedangkan pada rangkaian elektronika
yang kompleks merupakan rangkaian yang membutuhkan analisis dan penerapan beberapa teori
untuk bisa menyelesaikan pengukuran pada rangkaiannya. Sehingga ditemukan sebuah alternatif
yang mana ini meruoakan suatu penyederhanaan rangkaian yang kompleks menjadi lebih
sederhana, sehingga memudahkan kita untuk melakukan pengukuran tetapi dengan hasil yang
tetap sama dengan rangkaian aslinya, atau disebut juga dengan rangkaian setara.
A. Pengertian Rangkaian Setara

Rangkaian setara merupakan rangkaian yang memiliki nilai ekivalen dengan rangkaian
asli. Suatu rangkaian elektronika sederhana yang berperilaku sama seperti rangkaian yang
diselidiki. Dua buah rangkaian disusun secara paralel dapat digantikan dengan sebuah resistor,
yaitu:

𝑅3 = 𝑅1 𝑅2 /𝑅1 + 𝑅2 (1)

Pengertian hambatan setara tidak hanya digunakan untuk dua hambatan paralel saja, aka
tetapi untuk segala macam hubungan antara beberapa hambatan. Rangkaian setara dibagi
menjadi dua, yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Norton

 Theorema Thevenin
“Setiap rangkaian dengan ujung/gerbang tunggal dapat digantikan dengan sumber
tegangan tetap/suatu ggl dan suatu hambatan seri dengan ggl tersebut”
 Theorema Norton
“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dan hanya terdiri dari 1 buah sumber
arus yang dihubungkan secara paralel dengan sebuah tahanan ekuivalen pada kedua
terminal yang diamati (Misbah, 2015).

Rangkaian setara thevenin menggunakan sumber tegangan, tetapi sumber tegangan ideal dengan
tegangan keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil darinya. Sedangkan
rangkaian setara norton menggunakan sumber arus tetap, berapapun besar hambatan yang
dipasang pada keluaran. Teorema thevenin dan norton adalah teorema yang berguna untuk
mempermudah analisis rangkaian listrik terhadap suatu jaringan linier bilateral. Teorema ini
berguna untuk mencari besaran-besaran listrik seperti arus dan tegangan serta menyelidiki respon
suatu jaringan terhadap beban yang berubah-ubah.

B. Teorema Thevenin

Teorema thevenin adalah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik.
Teorema ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya, yaitu seorang insinyur berkebangsaan
Perancin, M. L. Thavenin. Teorema thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik
tertentu kecuali bebdan, dapat digantikan dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung
sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri,
sedemikian hingga antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah. Rangkaian
thevenin menggunakan sumber tegangan, tetapi suatu sumber ideal dengan tegangan keluaran
yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil darinya. Sedangkan rangkaian setara
Norton mnggunakan sumber arus tetap yang dapat menghasilkan arus tetap, berapapun besar
hambatan yang dipasang pada keluaran. Hambatan setara tidak hanya digunakan untuk dua
hambatan paralel saja, tetapi untuk segala macam hubungan antara beberapa hambatan (Sutrisno,
1986). Theorema Thevenin menyatakan bahwa dalam suatu rangkaian elektrik yang kompleks
dan banyak sumber, maka dapat disederhanakan menjadi rangkaian dengan satu sumber
tengangan dan satu resistansi seri dengan sumber tegangan tersebut.

Pada teorema thevenin berlaku bahwa:

Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari dari satu buah sumber
tegangan yang dihubungkan dengan sebuah tahanan ekivalen pada dua terminal yang diamati.

Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa tegangan yang dihubungkan seri dengan
resistansi ekivalennya.

Pada gambar di atas, dengan teorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkuit B
dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkuit B pada dua
terminal yang kita amati yaitu terminal a-b. Setelah kita dapatkan rangkaian substitusinya, maka
dengan menggunakan teorema superposisi didapatkan bahwa:
1. Ketika sumber tegangan V aktif/bekerja maka rangkaian pada sirkuit linier A tidak aktif
(semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga didapatkan nilai
resistansinya ekivalennya.

2. Ketika sirkuit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short sircuit.

Dengan menggabungkan kedua keadaan tadi (teorema superposisi) maka didapatkan:


𝑖 = 𝑖1 + 𝑖𝑠𝑐
𝑉
𝑖 = − 𝑅 + 𝑖𝑠𝑐 (2)
𝑡ℎ

Pada saat terminal a-b di open circuit (OC), maka i yang mengalir samadengan nol (i =
0), sehingga:
𝑉
𝑖=− + 𝑖𝑠𝑐
𝑅𝑡ℎ
𝑉𝑜𝑐
0=− + 𝑖𝑠𝑐
𝑅𝑡ℎ
𝑉𝑜𝑐 = 𝑖𝑠𝑐 𝑅𝑡ℎ (3)
Dari persamaan (2) dan (3), didapatkan:
𝑉 𝑉 𝑅𝑡ℎ 1
𝑖=− + 𝑖𝑠𝑐 = − + 𝑖𝑠𝑐 = (−𝑉 + 𝑖𝑠𝑐 𝑅𝑡ℎ )
𝑅𝑡ℎ 𝑅𝑡ℎ 𝑅𝑡ℎ 𝑅𝑡ℎ
𝑖𝑅𝑡ℎ = −𝑉 + 𝑉𝑜𝑐
𝑉 = 𝑉𝑜𝑐 − 𝑖𝑅𝑡ℎ (4)

Perhatikan gambar di atas, diketahui Vo,b= tegangan keluaran terbuka, karena tidak diberi
beban.

𝑉 o,b = 𝜀 TH (5)

Apabila diberi beban, maka

𝜀 TH = IL (Ro + RL) (6)


Sehingga diperoleh persamaan

VO = 𝜀 TH − ILRO (7)

Tegangan thevenin merupakan tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan
beban terbuka. Hambatan thevenin merupakan hambatan yang diukur antar terminal saat seluruh
sumber dibuat nol dan hambatan beban terbuka. Hambatan thevenin didefnisikan sebagai
hambatan yang diukur antar-terminal saat seluruh sumber dibuat nol (dihubung singkat) dan
hambatan beban terbuka. Sehingga sebagai definisi dapat dituliskan:

Hambatan thevenin: 𝑅𝑡ℎ = 𝑅𝑜𝑐 (8)

Teorema thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam dunia elektronika. Teorema ini
tidak hanya menyederhanakan perhitungan, tetapi juga memungkinkan kita untuk menjelaskan
operasi rangkaian yang tidak mampu dijelaskan dengan menggunakan persamaan Kirchoff.

Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin :

1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b kemudian
hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk
sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti Theveninnya
𝑉𝑡ℎ
didapatkan dengan cara 𝑅𝑡ℎ = 𝐼𝑠𝑐

5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan dicari arus
yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan kembali
komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
C. Teorema Norton
` Teorema norton adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik.
Teori ini dinamakan sesuai dengan nama penemunya, yaitu seorang insinyur yang pernah bekerja
pada Bell telephone Laboratories, yang bernama E. L. Norton.

Pada teorema norton berlaku bahwa:

Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus
yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivalennya pada dua terminal yang diamati.

Tujuannya untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian


pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya.

𝑉
𝑖 = − 𝑅 + 𝑖𝑠𝑐 (9)
𝑁

Pada rangkaian setara Norton merpergunakan sumber arus tetap IN dan hambatan keluaran Ro yang
dipasang secara paralel dengan sumber arus tersebut, seperti gambar berikut.
Sehingga untuk kuat arus dan tegangannya dapat dituliskan berturut-turut:

𝜀
I = 𝑅 = IN (10)

𝜀 TH = INRO (11)

Arus Norton didefinikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat.
Karena itu arus Norton disebut juga arus hubung singkat, adapun hambatan Norton merupakan
hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat seluruh sumber diturunkan
menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sedangkan hambatan norton adalah hambatan
yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan
hambatan beban dibuka (dilepas). Sehingga sebagai definisi dapat dituliskan:

𝑅𝑁 = 𝑅𝑜𝑐 (12)

Karena hambata Thevenin dan Norton memiliki definisi yang sama, maka dapat dituliskan:

𝑅𝑁 = 𝑅𝑇𝐻 (13)

Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Norton:

1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-b kemudian
hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc = IN).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada
titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan
dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk
sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = RN = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti Nortonnya
𝑉𝑜𝑐
didapatkan dengan cara 𝑅𝑁 = 𝐼𝑁

5. Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan pada titik
tersebut (Vab = Voc).Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian
pasangkan
6. Kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
DAFTAR PUSTAKA

Martawijaya, M., & dkk. (2008). Dasar-Dasar Elektronika, Buku 1. Makassar: Badan Penerbit
UNM.

Misbah. (2015). Handout Elektronika Dasar. Banjarmasin: ULM.

Purnomo, Hery. (2017). Rangkaian Elektrik (Analisis Keadaan Mantab). Malang: UB.

Ramdhani, Mohamad. (2005). Rangkaian Listrik (Revisi). Bandung: STT Telkom.

Sutrisno. (1986). Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung: ITB.

Wahyudi. (2013). Elektronika Dasar 1. Mataram: FKIP Press.

Anda mungkin juga menyukai